Sei sulla pagina 1di 11

GAMBARAN IMPLIMENTASI AKREDITASI PUSKESMAS DI

KABUPATEN/KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA


TAHUN 2016

Susilawati
susilawati_skm@yahoo.co.id

ABSTRACT

Public Health Centers known as Puskesmas are first-rate health facilities (FKTP)
that are responsible for public health in their work areas in one or more subdistrict areas.
In the Regulation of the Minister of Health No. 75 of 2014 on Public Health Center stated
that the Puskesmas is the Regional Technical Implementation Unit (UPTD) of Regency /
City Health Office. In the effort to improve the quality of Puskesmas service must be
accredited periodically at least 3 (three) years. (Permenkes 75 year 2014), and target of
health care performance indicator target of Ministry of Health RI that is number of sub-
districts having at least 1 Puskesmas certified Accreditation. To support the Accreditation
Implementation Process in Puskesmas related Stakeholder roles such as District /
Municipal Health Office, it is very important in the preparation stage of Puskesmas
Accreditation from the initial stage until post-survey mentoring. Some things that must
be prepared in the area of implementation of Puskesmas Accreditation are: Puskesmas
facilities and infrastructure, Budgeting of Regency / Municipal Budget or Non-Physical
DAK, SPO Preparation, Implementation Team of Puskesmas Accreditation and
Accreditation Accreditation Team of Regency / City. In addition, the Puskesmas through
the Implementing Team of Accreditation prepares the process of basic health services to
Puskesmas Management. From the Roadmap of the Regency / City which proposed the
Accreditation of Public Health Centers of 2016 amounting to 55 Puskesmas, which have
received Accreditation status in 2016 there are 20 Puskesmas that meet the criteria of
assessment and stages for the Accreditation Survey, which is still 28% newly accredited
from the amount 571 Puskesmas.

Key Word: Public health Center, acreditation

PENDAHULUAN pembangunan kesehatan berperan


Pembangunan kesehatan penting dalam meningkatkan mutu dan
merupakan bagian integral dan daya saing sumber daya manusia
terpenting dari pembangunan nasional, Indonesia.
tujuan diselenggarakannya Untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan adalah pembangunan kesehatan nasional
meningkatkan kesadaran, kemauan dan diselenggarakan berbagai upaya
kemampuan hidup sehat bagi setiap kesehatan secara menyeluruh,
orang agar terwujud derajat kesehatan berjenjang dan terpadu. Puskesmas
masyarakat yang optimal. Keberhasilan merupakan garda depan dalam

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 89


penyelenggaraan upaya kesehatan kesehatan tingkat selanjutnya jika
dasar. Dalam Peraturan Menteri membutuhkan. Humas Kesehatan (2016)
Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 menjelaskan sistem rujukan tersebut
tentang Pusat Kesehatan Masyarakat menyebabkan FKTP menjadi gerbang
dinyatakan bahwa Puskesmas berfungsi utama peserta BPJS Kesehatan dalam
menyelenggarakan Upaya Kesehatan mengakses pelayanan kesehatan. Keadaan
Masyarakat (UKM) dan Upaya tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi
Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat setiap FKTP untuk mempertahankan mutu
pertama dengan lebih mengutamakan pelayanan kesehatan. Menurut informasi
upaya promotif dan preventif untuk Hukormas BUK Kemenkes RI (2015)
mencapai derajat kesehatan masyarakat menetapkan bahwa indikator mutu
setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. pelayanan kesehatan yaitu Akreditasi.
Visi pembanguan kesehatan yang di Dalam Upaya peningkatan mutu pelayanan
selenggarakan oleh Puskesmas adalah Puskesmas wajib di akreditasi berkala
tercapainya Kecamatan Sehat menuju paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali. (
terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Permenkes 75 tahun 2014), dan sasaran
sehat adalah gambaran masyarakat masa target indikator kinerja pelayanan
depan yang ingin dicapai melalui kesehatan Kementerian Kesehatan RI yaitu
pembangunan kesehatan, yakni jumlah kecamatan yang memiliki minimal
masyarakat yang hidup dalam lingkungan 1 Puskesmas tersertifikasi Akreditasi.
dan prilaku yang sehat, memiliki Untuk mendukung Proses
kemampuan untuk menjangkau pelayanan pelaksanaan Akreditasi di Puskesmas
kesehatan yang bermutu secara adil dan peran Stakeholder terkait seperti Dinas
merata, serta memiliki derajat kesehatan Kesehatan Kabupaten/ Kota, sangat
yang setinggi-tingginya. penting sekali dalam hal tahapan persiapan
Di era JKN, pelayanan Akreditasi Puskesmas dari tahap awal
kesehatan dilakukan secara berjenjang sampai pendampingan pasca survei .
dimulai dari fasilitas Kesehatan Tingkat Beberapa hal yang harus di siapkan Daerah
Pertama (FKTP) sebagai Penyedia dalam hal pelaksanaan Akreditasi
Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat Puskesmas yaitu : Sarana dan prasarana
pertama yang akan melayani pasien BPJS Puskesmas, Penggangaran APBD
Kesehatan kemudian dirujuk ke fasilitas Kabupaten / Kota atau DAK Non Fisik,

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 90


Penyiapan SPO, Tim Pelaksana Akreditasi dan dapat dijadikan acuan Puskesmas
Puskesmas dan Tim Pendamping yang belum terakreditasi.
Akreditasi Kabupaten / Kota. Selain itu
Puskesmas melalui tim pelaksana II.PUSTAKA
Akreditasi mempersiapkan proses Puskesmas (Pusat Kesehatan
pelayanan kesehatan dasar sampai Masyarakat)
Manajemen Puskesmas. Pusat Kesehatan Masyarakat yang di
Sumber data dan informasi dari kenal dengan sebutan Puskesmas adalah
Dinas Kesehatan Tahun 2016 jumlah Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
Puskesmas di Provinsi Sumatera Utara (FKTP) yang beratnggung jawab atas
571 Puskesmas, Puskesmas Perawatan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
176 dan Puskesmas Non Perawatan 395 pada satu atau bagian wilayah kecamatan.
dari 33 Kabupaten / Kota. Target Dalam Peraturan Menteri Kesehatan
indikator Dinas Kesehatan Provinsi Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Sumatera dari Tahun 2015 – 2019 seluruh Kesehatan Masyarakat dinyatakan bahwa
Puskesmas di Sumatera Utara sudah Puskesmas merupakan Unit Pelaksanan
Terakreditasi. Dari Roadmap Kabupaten / Teknis Daerah (UPTD) dinas Kesehatan
Kota yang mengusulkan Akreditasi Kabupaten / Kota. Keberhasilan
Puskesmas Tahun 2016 berjumlah 55 Puskesmas dapat dilakukan oleh internal
Puskesmas, yang sudah mendapatkan organisasi Puskesmas itu sendiri, yaitu
status Akreditasi Tahun 2016 ada 20 dengan “ Penilaian Kinerja Puskesmas,”
Puskesmas yang memenuhi kriteria yang mencakup manajemen sumber daya
penilaian dan tahapan untuk di Survei termasuk alat, obat, keuangan dan tenaga,
Akreditasi, artinya masih 28 % yang baru serta didukung dengan manajemen sistem
terakreditasi dari total 571 Puskesmas. pencatatan dan pelaporan, disebut Sistem
Untuk mencapai target indikator Dinas Informasi Manajemen Puskesmas
kesehatan Provinsi Sumatera Utara masih (SIMPUS).
perlu dukungan dan koordinasi dari Puskesmas wajib di Akreditasi
semua pihak terkait. Dalam rangka upaya secara berkala paling sedikit 3 tahun sekali
peningkatan mutu maka penelitian ini (Permenkes no.75 tahun 2014 pasal 39),
bertujuan untuk mengetahui kesiapan demikian juga akreditasi merupakan
Puskesmas dalam menghadapi Akreditasi persyaratan kredensial sebagai fasilitas

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 91


pelayanan kesehatan tingkat pertama yang pendampingan Pra Akreditasi, Survei
bekerja sama dengan BPJS. sampai Pendampingan Pasca Akreditasi.
Pendekatan yang dipakai dalam akreditasi
adalah keselamatan dan hak pasien dan Akreditasi menurut Permenkes Nomor
keluarga, dengan tetap memperhatikan hak 46 Tahun 2015.
petugas. Prinsip ini ditegakkan untuk Akreditasi berdasarkan Permenkes
menjamin bahwa semua pasien nomor 46 tahun 2015 tentang Akreditasi
mendapatkan pelayanan dan informasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktek
yang sebaik-baiknya sesuai dengan Mandiri Dokter, dan Tempat Praktek Mandiri
kebutuhan dan kondisi pasien, tanpa Dokter Gigi yaitu pengakuan yang diberikan
memandang golongan sosial, ekonomi, oleh lembaga independen penyelenggaraan
pendidikan, jenis kelamin, ras, maupun Akreditasi yang di tetapkan oleh Menteri
suku. setelah memenuhi standar Akreditasi. Tujuan
Untuk meningkatkan mutu di Puskesmas utama Akreditasi adalah untuk pembinaan
Tim ManajemenPuskesmas harus mampu peningkatan mutu, kinerja melalui perbaikan
bekerja dengan baik dan profesional, di bawah yang berkesinambungan terhadap sistem
koordinasi dan supervisi kepala Puskesmas manajemen, sistem manajemen mutu dan
yang menjalankan fungsi kepemimpinanya sistem penyelenggaraan pelayanan klinis,
yang baik dan tepat sesuai situasi dan kondisi. serta penerapan manajemen risiko, dan bukan
Upaya kesehatan yang diberikan harus selalu sekedar penilaian untuk mendapatkan
memperhatikan kepentingan, kebutuhan dan sertifikat akreditasi. Berdasarkan beberapa
harapan masyarakat sebagai konsumen pustaka lainnya akreditasi merupakan
ekternal, kepentingan dan kepuasan dari kompetensi suatu lembaga dalam melakukan
seluruh staf Puskesmas sebagai konsumen kegiatan berupa pengakuan formal yang
internal, serta dukungan sarana dan prasarana diberikan oleh badan akreditasi terhadap
Puskesmas, karena pemerintah daerah kesesuaian tertentu. Akreditasi merupakan
kabupaten / kota sebagai pemilik/owner. kegiatan yang mengkaji semua hal sebagai
1. Untuk itu Kabupaten / Kota harus bagian dari proses. Hal yang dikaji berkaitan
mempersiapkan Puskesmas Menganalisis dengan struktur yang ada didalamnya
kebutuhan Pelayanan dan ketersediaan (Poerwarni dan Evie, 2006) Tujuannya untuk
Sumber daya Puskesmas (berdasarkan peningkatan standar yang berkelanjutan dan
Permenkes nomor 75 Tahun 2014) dan berkesinambungan (Accreditation

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 92


Commision for Health Care, 2016). Hasil Kabupaten / Kota mempersiapkan tahapan
penelitian Shaw et. al (2014) pada 73 rumah langkah Praakreditasi sampai
sakit di Eropa menunjukkan bahwa akreditasi pascaakreditasi Puskesmas dari
berpengaruh terhadap manajemen mutu dari pembentukan Tim Pendamping Kabupaten
pelayanan yang diberikan. Akreditasi sangat / Kota, Sarana dan Prasarana Puskesmas,
berkaitan utamanya dalam hal kepemimpinan Pengganggaran APBD Kabupaten/ Kota
klinis dan sistem keselamatan pasien. Secara dan SDM sesuai Kompetensinya.
ringkas, dapat disimpulkan akreditasi Pendampingan praakreditasi merupakan
merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan rangkaian kegiatan penyiapan Puskesmas
untuk mendapatkan pengakuan formal. agar memenuhi standar Akreditasi,
terhadap pencapaian suatu standar. sedangkan pendampingan pascaakreditasi
Pencapaian tersebut utamanya berupa merupakan kegiatan untuk memelihara
peningkatan mutu dan kinerja yang serta meningkatkan pencapaian standar
berkesinambungan. Akreditasi secara berkesinambungan
Permenkes Nomor 46 Tahun 2015 sampai dilakukan penilaian Akreditasi
adalah kebijakan yang menyusun standar berikutnya. Akreditasi digunakan sebagai
dan instrumen penilaian akreditasi intrumen evaluasi ekternal terhadap mutu
Puskesmas dalam menyediakan pelayanan dan keselamatan Pasien. Untuk
tingkat pertama kepada masyarakat. Pada peningkatan mutu berkesinambungan
pasal 3 dan 4 dijelaskan bahwa Puskesmas setelah pascaakreditasi, tim Pendamping
wajib terakreditasi yang dapat dilakukan bekerja atas perintah dan tanggung jawab
setiap 3 (tiga) tahun. Penetapan status kepada kepala Dinas Kesehatan
akreditasi merupakan hasil akhir survey Kabupaten/Kota.
akreditasi oleh surveyor dan keputusan
rapat lembaga independen penyelenggara Penjaminan Mutu (quality assurance)
akreditasi. Penetapan tersebut dibuktikan Penjaminan mutu (quality
dengan adanya sertifikat akreditasi. assurance) merupakan konsep yang
Status Akreditasi Puskesmas bertujuan mewujudkan terjaminnya mutu
terdiri dari (1) Tidak terakreditasi; (2) pelayanan kesehatan secara
Terakreditasi dasar; (3) Terakreditasi berkesinambungan berdasarkan standar
madya, (4) Terakreditasi Utama dan (5) yang telah ditetapkan. Pencapaiannya lebih
Terakreditasi paripurna. Dinas Kesehatan ditekankan pada proses pelayanan yang

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 93


sesuai dengan standar sehingga mencegah yaitu berpikir secara sistem, pendekatan
terjadinya pelayanan yang tidak memenuhi kerjasama tim, kepemimpinan serta
standar. Penjaminan mutu yang peningkatan mutu berkelanjutan. Bustami
berkesinambungan dapat terlaksana jika (2011) menjelaskan berdasarkan
diterapkan sistem mutu dalam pengelolaan pengalamannya ada 6 hal yang dapat
organisasi yang baik. Keadaan tersebut dicapai dalam penjaminan mutu
membuat organisasi akan berupaya untuk Pencapaian tersebut adalah: (1)
memberikan pelayanan bahkan melebihi pemeriksaan menjadi lebih teliti, (2)
standar. Keadaan tersebut karena berfokus penggunaan sarana dan alat menjadi lebih
pada kepuasan pelanggan internal dan baik, (3) pengobatan akan lebih tepat dan
eksternal (Bustami, 2011). Penjaminan hemat, (4) infomasi untuk pasien akan
mutu merupakan salah satu bentuk lebih memadai, (5) pelayanan yang
peningkatan kualitas pelayanan. Alat yang diberikan menjadi lebih ramah dan
digunakan dalam meningkatkan kualitas simpatik sehingga kepercayaan pasien
pelayanan tersebut terdiri atas berbagai meningkat, (6) hasil akan lebih efektif dan
macam tergantung pada organisasi efisien.
pelayanan tersebut. Alat peningkatan yang
digunakan antara lain akreditasi dan Sistem METODOLOGI PENELITIAN
Manajemen Mutu ISO 9000. Akreditasi Jenis penelitian ini adalah penelitian
sendiri merupakan alat yang menekankan kuantitatif. Penelitian ini merupakan
pada struktur (Maharani, 2009). Budaya penelitian deskriptif observasional dengan
safety juga menjadi aspek penting karena pendekatan kualitatif dengan tujuan untuk
menurut Budiharjo (2008) budaya ini memberikan gambaran secara menyeluruh,
menggambarkan pelayanan yang diberikan luas dan mendalam tentang kesiapan Dinas
dan merupakan salah satu upaya dalam Kesehatan Kabupaten / Kota dan
penjaminan mutu.Budaya ini bukan hanya pelaksanaan Akreditasi Puskesmas Tahun
sebatas slogan melainkan secara strategis 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan
dikaitkan dengan sistem sosialisasi, cara wawancara mendalam dan juga di
strategi SDM, teknologi, pelatihan- lengkapi dengan observasi. Selanjutnya,
pelatihan dan keteladanan. Cable (1998) data akan dianalisis untuk mempermudah
dalam Bustami (2011) mengungkapkan dalam melihat data secara lebih simultan.
kunci mengenai mutu pelayanan kesehatan Pengambilan data di Dinas Kesehatan

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 94


Kabupaten / Kota yang sudah terakreditasi eksternal yaitu peraturan perundangan dan
Puskesmas pada Februari-Maret 2017. beberapa pedoman (regulasi) eksternal yang
Instrumen yang digunakan adalah berlaku. Pengambilan data dengan
Permenkes No. 46 tahun 2015 sebagai wawancara dilaksanakan untuk mendukung
pedoman dengan observasi dan wawancara. dalam mengklarifikasi telusur terhadap
Observasi dilaksanakan dengan panduan dokumen yang tidak diketahui.Wawancara
assessment dan telusur dokumen. Dokumen dilakukan pada penanggung jawab
yang ditelusur sesuai dengan masing-masing Akreditasi Dinas Kesehatan di 12 Kabupaten
pedoman akreditasi. Dokumen yang / Kota yang di Survey Akreditasi Tahun
dimaksud secara garis besar dibagi atas dua 2016.
bagian yaitu dokumen internal dan eksternal.
Dokumen internal tersebut berupa
HASIL PENELITIAN DAN
kebijakan, pedoman, Standar Operasional PEMBAHASAN
Prosedur (SOP), sedangkan dokumen

Tabel 1 Usulan Rencana Survey Akreditasi Puskesmas Kab/ Kota


Tahun 2016
Kab/Kota Jumlah Anggaran
Puskesmas APBD APDN
Langkat 3 √
Labuhan batu Utara 1 √
Pematang Siantar 4 √
Medan 4 √
Samosir 3 √
Sibolga 3 √
Batubara 4 √
Dairi 4 √
Simalungun 9 √
Labuhan Batu 4 √
Padangsidimpuan 1 √
Asahan 4 √
Padang Lawas 4 √
Humbahas 2 √
Binjai 2 √
Tobasamosir 3 √
Jumlah 55
Sumber Data Roadmap Akreditasi Puskesmas Kabupaten / Kota Tahun 2016

Berdasarkan Tabel Data di atas Jumlah Puskesmas yang akan di usulkan dari Kabupaten
/ Kota untuk di Survey Akreditasi Tahun 2016 berjumlah 55 Puskesmas dan pengunaan

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 95


anggaran dalam pelaksanaan Akreditasi Puskesmas baik anggaran APBD maupun
anggaran APBN Tahun 2016.
Tabel 2 Daftar Status Akreditasi Puskesmas Kab/ Kota yang di survey Tahun 2016

Kab/Kota Jumlah Status Akreditasi Status Akreditasi


Puskesmas Dasar Madya Utama Paripurna
Langkat 1 √
Labuhan batu Utara 1 √
Pematang Siantar 2 √ √
Medan 2 √ √
Samosir 2 √ √
Sibolga 2 √ √
Batubara 2 √
Dairi - √ √
Simalungun -
Labuhan Batu 1 √ √
Padangsidimpuan 1 √
Asahan -
Padang Lawas 1 √
Humbahas 2 √
Binjai 2 √
Tobasamosir 1 √
Jumlah 20
Sumber Data Hasil Survey Akreditasi Puskesmas Kabupaten / Kota Tahun 2016

Untuk melaksanakan persiapan UKM dan Sistem Pelayanan UKP, (6)


Akreditasi Puskesmas harus melakukan Implementasi kegiatan sesuai dengan
tahapan yang harus dilakukan standar Akreditasi, (7) Penilaian Pra
Puskesmas sesuai Pedoman Permenkes Survey Akreditasi, (8) Pengajuan
no.46 Tahun 2015 yaitu : (1) Meminta Penilaian Akreditasi. Berdasarkan
pendampingan dari Kabupaten / Kota, Roadmap Akreditasi Tahun 2016 yang
(2) Melakukan lokakarya di Puskesmas, di usulkan oleh Dinas Kesehatan
(3) Pelatihan dan pemahaman standar Kabupaten / Kota , berjumlah 55
Akreditasi di Puskesmas, (4) Puskesmas siap untuk di Akreditasi
Pelaksanaan Self Assessment oleh staf namun setelah melalui tahapan
Puskesmas di dampingi oleh Tim akreditasi berdasarkan Permenkes No.46
Pendamping Kabupaten / Kota, (5) Tahun 2015, Puskesmas yang
Penyiapan dokumen yang mendapatkan status terakreditasi hanya
dipersyaratkan dan perbaikan sistem 20 Puskesmas dari 12 Kabupaten / Kota
manajemen , sistem penyelenggaran

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 96


yang mengusulkan untuk dilakukan aturan yang telah dibakukan sendiri tanpa
tahapan Akreditasi. menjadikan standar baku pelayanan
menjadi acuan.
PEMBAHASAN Upaya perubahan tersebut terkendala pada
Dalam upaya Pelaksanaan Akreditasi dan beberapa hal yang menjadi standar
peningkatan mutu layanan di Puskesmas, pelayanan. Diantara kendala tersebut
Dinas Kesehatan memiliki posisi strategis diatas adalah,
sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, 1) Komitmen kepala puskesmas terhadap
Dinas Kesehatan diharapkan dapat perubahan itu sendiri. Sebagaimana
memfasilitasi kebutuhan Puskesmas diketahui sebagian masyarakat di
dalam upayanya untuk meningkatkan Indonesia masih menganut filosofi
mutu layanan yang tidak mampu dipenuhi pemimpin sebagai panutan, dimana
oleh Puskesmas sendiri, seperti kebutuhan ketergantungan terhadap pemimpin sangat
tenaga, sarana fisik, alat, perbekalan tinggi. Apabila pemimpin mempunyai
kesehatan serta konsultasi. Setiap kegiatan komitmen untuk berubah kemungkinan
di Dinas Kesehatan diupayakan dalam bawahan berubah sangat besar.
rangka mendukung upaya yang dilakukan 2) Ketersediaan sumber daya manusia.
Puskesmas. Implementasi Akreditasi Sebagian puskesmas mempunyai kendala
Puskesmas di Kabupaten / Kota Provinsi dalam jumlah tenaga yang kompeten
Sumatera Utara dilaksanakan secara terhadap program kesehatan. Kendala
bertahap. Pada tahap awal Tahun 2016 tenaga ini sangat kecil bisa diatasi oleh
berdasarkan Roadmap dari Kabupaten / puskesmas, dimana peraturan tidak
Kota berjumlah 55 Puskesmas .Namun memungkinkan puskesmas untuk
dalam pelaksanaan Puskesmas yang menambah tenaga sendiri. Ketersediaan
terakreditasi dan mendapat sertifikat tenaga sangat tergantung dari tingkat yang
Akreditasi hanya 20 Puskesmas. Dalam lebih tinggi baik pemerintah kabupaten
mencapai Akreditasi perlu dilakukan maupun pemerintah pusat.
upaya pemetaan terhadap kemampuan 3) Beban kerja petugas puskesmas.
puskesmas dalam melakukan pelayanan Keterbatasan tenaga di puskesmas
yang sesuai standar tersebut. Puskesmas menyebabkan satu tenaga bisa memegang
dalam melaksanakan pelayanan sebagian beberapa program. Apabila mengacu pada
lebih mendasarkan pada kebiasaan atau standar akreditasi dimana satu program

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 97


mempunyai SOP dan 7) Perubahan pola fikir dari standar
pertanggungjawaban tersendiri, maka bisa pelayanan sebagai ajang penilaian kepada
dibayangkan satu orang petugas harus standar pelayanan sebagai system yang
membuat SOP dan pertanggungjawaban harus dipenuhi dalam melaksanakan
beberapa program. pelayanan yang terstandar. Pola fikir lama
4) Status hukum lahan yang di gunakan yang akan melengkapi indikator
puskesmas. Kendala yang dihadapi pelayanan maksimal ketika ada penilaian
terhadap status lahan puskesmas adalah puskesmas atau supervisi menjadikan
kepemilikan lahan yang masih diakui oleh puskemas hanya akan memenuhi standar
beberapa pihak. Kendala tersebut menjadi tersebut ketika akan ada kegiatan tersebut.
sulit apabila mengacu pada sebagai dasar Perbedaan akan terjadi apabila pelayanan
penilaian akreditasi puskesmas. Kasus terstandar merupakan system pelayanan
lahan juga sangat terkait dengan status yang harus terpenuhi, sehingga ada atau
hukum lahan sehingga memerlukan waktu tidak ada penilaian, pelayanan terstandar
yang lama dalam penyelesaiannya. tetap dilaksanakan.
5) Sarana dan prasarana puskesmas.
Kelengkapan sarana dan prasarana SIMPULAN
sebagai dasar untuk melakukan pelayanan Sebagai wujud tanggung jawab
yang terstandar belum sepenuhnya Dinas Kesehatan terhadap Pelaksanaan
tersedia. Penilaian akredasi akan Akreditasi dan upaya peningkatan mutu
mendasarkan pada sarana yang tersedia layanan Puskesmas, telah dibentuk Tim
dalam melakukan pelayanan. Mutu Kabupaten yang terutama memiliki
6) Pengadaan Anggaran Untuk Akreditasi kewajiban dalam hal bimbingan teknis dan
Puskesmas, Sebagian Dinas Kesehatan monitoring evaluasi. Tim Mutu
Kabupaten / Kota tidak mengusulkan atau Kabupaten/ Kota ini terdiri dari
menyiapkan anggaran untuk pelaksanaan kelompok-kelompok kerja yang
Akreditasi baik dari Anggaran APBD disesuaikan dengan kelompok-kelompok
maupun Anggaran APBN, Anggaran ini kerja yang ada di Puskesmas. Tim ini
sangat penting untuk mendukung kegiatan dibentuk dengan Surat Keputusan Kepala
proses Akreditasi dari mulai persiapan Dinas Kesehatan Kabupaten bahwa salah
Akreditasi sampai pelaksanaan Survey satu tugas Tim Mutu Kabupaten adalah
Akreditasi. membina pelaksanaan manajemen mutu

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 98


seluruh kegiatan di Dinas Kesehatan
Kabupaten / Kota serta melakukan
bimbingan teknis pelaksanaan kegiatan
pembinaan manajemen mutu di
Puskesmas. Selain itu Dinas Kesehatan
juga harus membantu memfasilitasi sarana
dan prasarana di Puskesmas, mau tidak
mau Dinas kesehatan harus melakukan
pembenahan internal dalam rangka
meningkatkan mutu layanannnya. Dinas
Kesehatan harus mampu menjadi contoh
dalam penerapan manajemen mutu
pelayanan, agar dalam melakukan
bimbingan teknis dapat lebih tepat sasaran
karena tahu betul kesulitan atau hambatan-
hambatan yang muncul dalam
pelaksanaaan manajemen mutu.
DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 01
Tahun 2012 tentang Sistem Rujukan
Pelayanan Kesehatan Perorangan.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46
Tahun 2015 tentang Akreditasi
Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat
Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat
Praktik Mandiri Dokter Gigi. PLK
Unair. (2015).
Laporan Kunjungan PLK Unair 2015.
Surabaya : Universitas Airlangga
Poewarni, S.K. and Sopacua, E.,
(2006).
Akreditasi Sebagai Upaya Peningkatan
Mutu Pelayanan Rumah Sakit.

Jurnal JUMANTIK Volume 2 nomor 2, 2017 | 99

Potrebbero piacerti anche