Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
28 November 2017
After-lunch Talk, Kementerian ATR/BPN
TRANSIT
oriented
development
Roadmap Kebijakan TOD
di Indonesia
1
Definisi TOD
TRANSIT DEVELOPMENT
--- Integration of rail-based and road-
based public transportation system --- Mixed land use, high density
property development
--- Financially sustainable railway system
--- Sustainable urban form
--- Supportive technology policy and
--- Regional economic
standardization
development
5 D Principles
Diversity | Density | Design | Destination Accessibility | Distance to Transit
(Ewing & Cervero, 2010)
1. A strategic policy framework that asserts where centres need to occur and at what kind of density and mix
2. A strategic policy framework that links centres with a rapid transit base, almost invariably electric rail
3. A statutory planning base that requires development to occur at the nec essary density and design in each
centre, preferably facilitated by a specialized development agency
4. A public-pr ivate funding mechanism that enables the transit and the TOD to be built or refurbished through a
linkage between the transit and centres it will service.
3
TRANSIT Dalam TOD
Prasyarat transportasi massal dalam pengembangan kawasan TOD minimal memiliki 1 (satu) moda
transit jarak dekat dan 1 (satu) jarak jauh sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut ini:
PermenATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
4
Development Dalam TOD
As a financing source alternatives for urban mass transit system development, TOD and land value
capture generated from the property developed in a TOD, needs to be carefully planned to
achieve sustainable development economically, socially, and environmentally. The development
itself should cover three zones around a train station: core zone (0-400 m), sub-core (400-800 m), and
supporting zone (1500 – 5000 m, depending on the catchment area of a railway line)
5
Kriteria Teknis
TOD untuk mewujudkan struktur ruang, pola ruang, kriteria teknis pemanfaatan ruang,
strategi pembangunan dan perangkat penunjang pembangunan kawasan berorientasi
transit.
PermenATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
TOD Sub Kota-Sub Pusat TOD Lingkungan-Pusat Pelayanan
TIPOLOGI TOD TOD Kota-Pusat Pelayanan Kota
Pelayanan Kota Lingkungan
Kawasan dalam radius 400 meter - 800 meter dibatasi oleh batasan fisik (misalnya jalan, sungai dll) yang
Bentuk/Deliniasi kawasan menunjukkan satu kesatuan karakteristik.
Dalam kondisi tertentu, karena karakteristik lingkungan simpul transit, dapat berupa koridor.
• Pusat aktivitas ekonomi lokal
Pusat ekonomi khususnya untuk dan komunitas lokal
Pusat perekonomian fungsi primer
Karakter Pengembangan fungsi sekunder dan budaya • Dominan hunian dengan akses
dan budaya regional
regional. baik ke regional atau
subregional
Campuran dan Keragaman Pemanfaatan Ruang
Minimal aktivitas yang
18 Jam 16 Jam 14 Jam
signifikan di kawasan
20%-60%: 40%-80% 30%-60 %: 40%-70% 60%-80 %: 20%-40 %
% perumahan: % Non-
(hunian yang dikembangkan adalah (hunian yang dikembangkan adalah (hunian yang dikembangkan adalah
Perumahan
hunian berimbang) hunian berimbang) hunian berimbang)
PermenATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
TOD Sub Kota-Sub Pusat TOD Lingkungan-Pusat
TIPOLOGI TOD TOD Kota-Pusat Pelayanan Kota
Pelayanan Kota Pelayanan Lingkungan
Alokasi Ruang untuk Sistem Transit
PermenATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
Perangkat Penunjang TOD
PermenATR/KaBPN No. 16 Tahun 2017 tentang Pedoman Pengembangan Kawasan Berorientasi Transit
Strategi 3 Strategi 4
Strategi 1 Strategi 2
Dasar perundang-undangan atau kebijakan Mekanisme pembiayaan
Letak pusat dan jenis Keterhubungan yang mengharuskan atau menjamin publik-privat yang dapat
Strategi
kepadatan serta pusat dengan pembangunan terjadi pada kepadatan dan memungkinkan transit
campuran lokasi transit desain yang diperlukan. Difasilitasi oleh dan TOD dapat dibangun
kelembagaan khusus
1. PP 26/2008 tentang 1. Permen ATR 16/2017 1. Perpres 38/2005 tentang 1. Perpres 38/ 2015
Dokumen RTRWN dan PP tentang Pedoman Kerjasama Pemerintah dengan tentang Kerjasama
Kebijakan 13/2017 tentang Pengembangan Badan Usaha Pemerintah dengan
Perubahan PP Kawasan Berorientasi 2. UU 23/2007 tentang Badan Usaha
26/2008 Transit Perkeretaapian 2. Perpres 103/2015
2. Permen PU 20/2011 2. Permen PU 17/2009 3. PermenHub 43/2011 tentang tentang Badan
tentang Pedoman tentang Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian Pengelola
Penyusunan RDTR RTRW Kota 4. Permen ATR 16/2017 tentang Transportasi
3. Permen ATR 16/2017 3. Permen PU 3/2004 Pedoman Pengembangan Jabodetabek
tentang Pedoman tentang Pedoman, Kawasan Berorientasi Transit 3. PP 6/2017 tentang
Pengembangan Perencanaan, 5. UU 23/2014 tentang Perubahan Atas
Kawasan Berorientasi Penyediaan, dan Pemerintah Daerah Peraturan
Transit Pemanfaatan 6. Permen PPN 4/2015 tentang Pemerintah No.56
4. Permen PU 5/2008 Prasarana dan Sarana Tata Cara Pelaksanaan tahun 2009 tentang
tentang RTH Jaringan Pejalan Kaki Kerjasama Pemerintah dengan Penyelenggaraan
5. SNI 03-1733-2004 di Kawasan Perkotaan Badan Usaha Dalam Perkerataapian
tentang Prosedur 4. UU 23/2007 tentang Penyediaan Infrastruktur
Perencanaan Perkeretaapian 7. Perpres 103/2015 tentang
Permukiman 5. PermenHub 43/2011 Badan Pengelola Transportasi
Perkotaan tentang Rencana Jabodetabek
6. Permen PU 6/2007 Induk Perkeretaapian
tentang Pedoman 6. Pedoman RTNH
Umum RTBL
Temuan: Gap Kebijakan (1/2)
4 Strategi Perencanaan Kawasan TOD Kelemahan Kebijakan Terkait Strategi Perencanaan
Kawasan TOD
15
Transit Oriented Development and Land Value Caputre in Japan
By Takeo Murakami
Japan Ministry of Land, Infrastructure, Transport and Tourism (MLIT)
16
Akihabara Land
Special Assessment District, Readjustment Project,
New York, Amerika Serikat Jepang
• Pembuatan stasiun kereta api New Tujuan proyek adalah SKEMA PEMBIAYAAN :
York Avenue Station yang melayani untuk Total biaya sebesar 34,6
NoMa (North of Massachusetts). mengembangkan juta yen (346 juta USD)
• Pembangunan dilakukan untuk kembali area stasiun dibayar oleh subsidi
mengembangkan kembali NoMa Akihabara yang pada pemerintah pusat,
karena jaraknya yang dekat dengan awalnya dikelilingi anggaran pemerintah
pusat kota tetapi memiliki keadaan oleh banyak lahan Tokyo, dan penjualan
ekonomi yang stagnan dan lahan kosong (fungsinya lahan (2.3 juta yen)
yang kosong. untuk pasar sayuran
dan depot) menjadi
area padat dengan AKTOR :
guna lahan campur Pemilik lahan,
SKEMA PEMBIAYAAN :
(komersil, perumahan, Pemerintah pusat,
Ø Public-Private Partnership: pemilik
dan fasilitas budaya. Pemerintah (kota)
lahan, pemerintah kota dan pusat,
operator (masing-masing
membayar 1/3 bagian)
Ø Special District: area dimana pemilik
lahan atau bisnis harus membayar
sejumlah biaya ketika membangun
di wilayah dimana mereka
mendapatkan keuntungan
AKTOR :
- Pemilik lahan - Pemerintah lokal
- Pemerintah - Operator
pusat
17
Special Tax and Density Incentives: Corridor Wide Tax – Increment
The White Flint Sector Plan Financing: Atlanta BeltLine
Atlanta BeltLine
merupakan sebuah
proyek transportasi dan
peningkatan ekonomi
yang komprehensif.
Rencana ini akan
menyambungkan 45
lingkungan dalam kota
melalui 22 mile loop
multi-kereta, modern
SKEMA PEMBIAYAAN:
street car dan taman.
Ø Pajak properti di area
Atlanta BeltLine ini
perencanaan digunakan
menghubungkan 3 kota,
untuk membiayai
yaitu City of Atlanta,
peningkatan
Fulton County, dan
infrastruktur di area
Atlanta Public Schools.
The White Flint Sector tersebut.
SKEMA PEMBIAYAAN:
Plan berada di Ø Program insentif
Ø Tax Allocation Districts (TAD) Aktor: pemerintah dari
Montgomery County yang kepadatan diberlakukan mendapatkan dana dari
untuk memberikan ketiga kota yang dilalui
terletak di negara bagian pajak properti (tax
Maryland. The White Flint manfaat publik dan increment) dari
Sector Plan merupakan menangkap nilai yang
pembangunan yang terjadi
sebuah kebijakan untuk dihasilkan oleh upzoning
di district.
mengubah pola Ø The Atlanta Development
pembangunan auto- Aktor:
Authority mendanai capital
oriented suburban • Maryland-National
improvments dan
menjadi pusat perkotaan Capital Park and Planning
menggunakan tax increment
perumahan dan bisnis. Commission (M-NCPPC)
untuk membayar pokok dan
sebagai kepala sector
bunga obligas
plan process
18
TOD sebagai Mekanisme
Pembiayaan Transit
Berdasarkan kajian terhadap preseden-preseden kota-kota di dunia yang menerapkan TOD, berikut merupakan
perbedaan sistem perpajakan di Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia.
§ TOD sebagai instrumen untuk menata struktur perkotaan supaya lebih berkelanjutan, mendorong
penggunaan angkutan umum, dan membiayai penyediaan layanan angkutan umum. Keterkaitan
ketiga fungsi tersebut harus diperkuat melalui kebijakan.
§ Dari lessons learned TOD yang ada di beberapa negara di dunia, pembangunan TOD pada umumnya
merupakan gagasan/ rencana yang diprakarsai oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah. Namun, dalam implementasinya, dibutuhkan kerja sama dari pemerintah, swasta
dan masyarakat, dari segi pembiayaan maupun pengelolaannya.
§ Pembiayaan TOD di AS dan Jepang pada umumnya menggunakan sistem pajak (tax) yang dihasilkan
dari properti (property tax) atau special tax yang berasal dari kota yang terdapat rencana TOD dan
digunakan kembali untuk membiayai kawasan TOD tersebut.
§ Untuk TOD di Indonesia, mekanisme pengelolaan dan pembiayaan menggunakan pajak tersebut tidak dapat
sepenuhnya diterapkan karena adanya batasan pada sistem perpajakan Indonesia yang mengharuskan pajak
dikelola oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah (sesuai jenis pajaknya) dan dialokasikan berdasarkan
rancangan anggaran.
20
MRT Jakarta Tahap
TIMELINE •
2018 •
1 beroperasi;
Transisi RPJMN III 2025 Berakhirnya RTRW
Nasional 2008-2028
ke RPJMN IV
Asian Games;
2019 2028
Berakhirnya RPJP
beroperasinya LRT
Nasional 2005-2025
Palembang, Jakarta, dan
Jabodebek
21
puspita.dirgahayani@gmail.com
22
TERIMA KASIH