Sei sulla pagina 1di 15

KATA PENGANTAR

Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karuniaNyalah seluruh proses penelitian sampai penulisan laporan berjudul
“Menumbuhkan Minat Belajar Siswa Kelas XI MIA-1 Pada Pelajaran Kimia” dapat terselesaikan.
Penelitian ini diajukan untuk kenaikan kelas dari kelas XI ke kelas XII
Penulis sangat menyadari dalam penulisan penelitian yang sederhana ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih atas bantuan yang telah
diberikan, khususnya penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Ibu HJ.Jurniah S.pd selaku guru pembimbing bidang study bahasa Indonesia SMA Negeri 1
Torgamba
2. Orang tua dan kakak tercinta atas doa dan dorongan yang diberikan sehingga penelitian ini dapat
terselesaikan
3. Seluruh rekan dan sahabat yang telah menjadi teman diskusi penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
Penulis menyadari dalam penyajian penelitian ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan penelitian ini untuk waktu yang akan datang.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih untuk semua
pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian ini dan memohon maaf atas segala
kekurangan yang ditemukan didalamnya. Semoga bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca
pada umumnya. Amin.

Cikampak, 18 Februari 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... ii

1. BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1


1.1 Latar belakang masalah .............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................................................... 1
1.3 Tujuan penelitian ........................................................................................................................ 1
1.4 Manfaat penelitian ...................................................................................................................... 2

2. BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................................3

2.1 Kajian Teori ............................................................................................................................... 3

2.1.1 Ilmu Kimia ........................................................................................................................ 3

2.1.2 Pembelajaran Kimia ........................................................................................................... 3

2.1.3 Media Pembelajaran........................................................................................................... 5

3. BAB III ANALISIS PENELITIAN ...........................................................................................6

3.1 Metode Penelitian ........................................................................................................................ 6

3.2 Waktu Dan Tempat Penelitian ..................................................................................................... 6

3.3 Subjektif Penelitian ..................................................................................................................... 6

3.4 Hasil Dan Pembahasan ............................................................................................................... 6

4. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................10

4.1 Kesimpulan ................................................................................................................................ 10

4.2 Saran .......................................................................................................................................... 10

5. Daftar Pustaka ...........................................................................................................................11

6. Lampiran-Lampiran .................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH


Ilmu kimia merupakan rumpun sain yang berperan sebagai pengetahuan dasar, yaitu mendasari
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Ilmu kimia adalah ilmu yang mencari jawab atas
pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam, khususnya berkaitan dengan komposisi,
struktur, dan sifat transformasi, dinamika, dan energtika zat. Ilmu kimia sering kali dikatakan sebagai
central sain karena pada disiplin Ilmu apapun selalu berkaitan dengan kimia. Seorang ahli yang
melalukan eksperimen tentang kimia dikatakan sebagai ilmuwan dimana ilmuwan tersebut melakukan
penelitian tentang perubahan materi dan perubahan yang menyertainya. Kebanyakan orang salah
paham dengan kimia, hal ini perlu diluruskan. Mereka menganggap bahwa kimia hanya ada dilabor,
kimia hanya ada pada makanan berbahaya. Padahal bahwa segala sesuatu dalam ini adalah kimia.
Minat belajar peserta didik terhadap kimia perlu ditumbuhkan agar kemampuan peserta didik
dalam mempelajari kimia dapat lebih meningkat. Faktor minat pada diri peserta didik akan melakukan
sesuatu hal mengenai aspek kejiwaan yang berhubungan dengan motivasi. Peserta didik akan
melakukan sesuatu erbuatan dengan baik berapapun beratnya apabila ia mempunyai minat yang tinggi.
Begitupun dalam belajar, minat memegang peranan cukup besar terhadap prestasi belajar karena minat
dapat membangkitkan motivasi dalam belajar.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah dapar dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa faktor penyebab rendahnya minat siswa dalam pembelajaran kimia?
2. Bagaimana cara menumbuhkan minat belajar kimia pada siswa kelas XI Mia-1 SMA NEGERI 1
Torgamba Tahun Pembelajaran 2017/2018

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, tujuan yang dicapai dalam penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui faktor penyebab rendahnya minat siswa dalam pembelajaran kimia
2. Untuk mengetahui cara mengatasi rendahnya minat belajar kimia siswa kelas XI Mia-1 SMA
NEGERI 1 Torgamba Tahun Pembelajaran 2017/2018

1
1.4 MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi siswa
Untuk membantu siswa dalam meningkatkan minat dan prestasi belajarnya untum memahami
konsep kimia.
2. Bagi guru
a. Sebagai masukan bagi guru untuk menentukn metode dalam mengajar yang dapat
menumbuhkan minat prestasi belajar siswa dalam
b. Memancing kreatifitas guru untuk mendesain media pembelajaran medode lain
3. Bagi sekolah
Hasil penelitian akan memberikan sumbangan yang berarti bagi sekolah, dalam memperbaiki
proses pembelajaran khususnya pembelajaran kimia.

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori


2.1.1 Ilmu kimia
Ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami
materi ini dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui
kimia kita mengenal susunan (komposisi) zan dan penggunaan bahan-bahan tak bernyawa, baik
alamiah maupun buatan, dam mengenal proses-proses penting dalam benda hidup, termasuk tubuh
kita sendiri. Perspektif kimiawi dunia disekitar kita mempesonakan. Perspektif ini dapat
dikembangkan lewat pengamatan dan eksperimen kita sendiri, yng dengan kuat didasarkan pada
keinginan manusiawi untuk memahami dan pencarian kita akan tatanan. (keenan, 1986:2)
Ilmu kimia mempunyai kedudukan yang sangat penting diantara ilmu-ilmu lain karena ilmu
kimia dapat menjelaskan secara mikro (molekuler) terhadap fenomena makro. Disamping itu, ilmu
kimia memberikan konstribusi yang penting dan berarti terhadap perkembangan ilmu-ilmu
terapan, seperti pertanian, kesehatan, dan perikanan serta teknologi
Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang
mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan
dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat. Oleh sebab itu,
mata pelajaran kimia di SMA mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi,
struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat yang melibatkan keterampilan dan
penalaran. Ilmu kimia merupakan produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, teori, prinsip,
hokum) temuan saintis dan proses (kerja ilmiah). Oleh sebab itu, dalam penilaian dan
pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai produk dan proses.

2.1.2 Pembelajaran Kimia


Pembelajaran tidak terlepas dari dua komponen pembelajaran yang saling berkaitan yaitu
proses belajar dan proses mengajar. Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan lingkungannya. Perubahan
tingkah laku yang dimaksud disini yaitu:
a. Perubahan secara sadar, artinya seseorang yang belajar akan merasakan telah terjadi suatu
perubahan dalam dirinya
b. Perunbahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional, artinya suatu perubahan yang terjadi
dalam diri seseorang akan menyebabkan perubahan berikutnya dan berguna bagi kehidupan atau
proses belajar berikutnya.
c. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, artinya semakin banyak usaha belajar itu
dilakukan maka makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh. Sedangkan aktif artinya
perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena usaha individu itu sendiri.
d. Perubahan yang terjadi bukan bersifat sementara, artinya tingkah laku yang terjadi setelah belajar
akan bersifat menetap.

3
e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, artinya perubahan tingkah laku itu terjadi karena
ada tujuan yang akan dicapai.
f. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku, artinya jika seseorang belajar sesuatu maka ia
akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan,
pengetahuan dan sebagainya.

Menurut Mulyasa (2007:100) pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara
siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perbedaan perilaku kea rah yang lebih baik. Dalam
pembelajaran akan terjadi suatu interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka pmencapai
tujuan, dimana guru memberikan informasi berupa pengetahuan kepada siswa sedangkan, siswa
mempunyai tujuan untuk memahami dan menguasai materi yang diajarkan oleh guru. Interaksi
antara guru dan siswa tersebut merupakan proses belajar mengajar.

Menurut Pemendiknas No.22 tahun 2006, mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan agar
siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta
mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
b. Memupuk sikap ilmiah yang jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan
orang lain.
c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah dengan merancang percobaan melalui
pemasangan instrument, pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil
percobaan secara lisan dan tertulis.
d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi
individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan
lingkungan demi kesejahteraan masyarakat.
e. Memahami konsep, prinsip, hukum dan teori kimia serta saling keterkaitan dan penerapannya
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari

Salah satu fungsi utama dalam pembelajaran kimia adalah memberikan pengalaman yang
merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar. Pembelajaran kimia yang baikadalah
embelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada siswa. Pengalaman belajar dapat
diberikan melalui aktivitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah media pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran kimia dapat dilaksanakan dalam bentuk guru sebagai fasilitator dan
siswa belajar mandiri. Bentuk pembelajaran seerti ini biasa disebut sebagai belajar mandiri
(independenr learning). Dalam beajar mandiri siwa menggunakan bahan belajar yang didesain
secara khusus. Materi pembelajaran dipelajari tanpa tergantung kepada kehadiran guru. Jenis
materi pembelajaran tersebut dapat berupa salah satu atau kombinasi program media, bahan cetak,
film, kaset audio, slide, computer dan lain sebagainya. Dalam bentuk kegiatan pembelajaran ini
peranan pengajar sebagai tutor dalam mengontrol kemajuan siswa dan membantu siswa dalam
memecahkan masalah harus dilakukan secara intensif dan individual.

2.1.3 Media Pembelajaran


Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin
medius, yang secara harifah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Oleh karena itu, media

4
dapat diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan ke penerima pesan.
Media sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan pengirim pesan
kepada penerima pesan, sehingga dapat merangsang pildran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa, sehingga proses belajar mengajar berlangsung efektif dan efisien
sesuai dengan yang diharapkan (sadiman,2001:6). Jadi menurut pengertian ini, guru, teman
sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seseorang siswa merupakan media.
Pengertian ini sejalan dengan batasan yang disampaikan oleh Gagne, yang menyatakan bahwa
media merupakan berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk
belajar.
Rahardjo (1991,28) menyatakn bahwa media dalam arti yang terbatas, yaitu sebagai alat alat
bantu pembelajaran. Hal ini berarti sebagai alat bantu yang digunakan guru untuk:
a. Memotivasi belajar siswa
b. Memperjelas informasi/ pesan pengajaran
c. Memberikan pada bagian-bagian yang penting
d. Member variasi pengajaran
e. Memperjelas struktur pengajaran.

Disini media memiliki fungsi yang jelas yaitu memperjelas, memudahkan dan membuat
menarik pesan kurikulum yang akan disampaikan oleh guru kepada siswa sehingga dapat
memotivasi belajarnya dan mengifisiensi proses belajar.

Proses belajar tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan eksternal. Faktor internal
seperti sikap, pandangan hidup, perasaan senang dan tidak senang, kebiasaan dan pengalaman
pada diri siswa. Bila siswa apatis, tidak senang, atau menganggap buang waktu maka sulit untuk
mengalami proses belajar. Faktor eksternalmerupakan rangsangan dari luar diri siswa melalui
indera yang dimilikinya, terutama pendengaran dan penglihatan. Media pembelajaran sebagai
faktor eksternal dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi belajar karena mempunyai
potensi atau kemampuan untuk merangsang terjadinya proses belajar.

5
BAB III
ANALISIS PENELITIAN

3.1 METODE PENELITIAN


Jenis Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif. Variabel yang
diukur adalah minat belajar kimia siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Torgamba Tahun Pembelajaran
2017/2018
.
3.2 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian dilakukan di SMA NEGERI 1 Torgamba Kabupaten Labuhanbatu Selatan pada bulan
februari 2018
.

3.3 SUBJEKTIF PENELITIAN

Populasi

Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas XI SMA NEGERI 1 Torgamba Tahun Pembelajaran
2017/2018 berjumlah 36 orang

-putra: 14 orang

-putri: 22 orang

Sampel

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 1 Torgamba Tahun
Pembelajaran 2017/2018 ditentukan sampel berjumlah 11 orang yang terdiri atas 6 orang laki-laki dan 5
orang perempuan

3.4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Torgamba keseluruhan
dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini:

Aspek Skor Perolehan %


Jumlah siswa 36
Skor terkecil 54
Skor terbesar 80
Rata-rata 70,15

6
Berdasarkan tabel 1 dapat diperoleh bahwa skor rata-rata yang diperoleh yaitu sebesar 70,15 termasuk
kriteria sedang dengan skor tertinggi adalah 80 termasuk dalam kriteria tinggi dan skor terendah 54
termasuk dalam kriteria sedang (Sudijono,2009). Berdasarkan data dari 36 responden, sebagian besar
diantaranya mengalami kesulitan belajar pada kategori sedang.

Hal ini menandakan bahwa siswa cukup mengalami kesulitan belajar dalam mata pelajaran kimia.
Kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang dialami siswa yang ditandai dengan adanya hambatan-
hambatan tertentu yang menyebabkan tidak tercapainya tujuan belajar (Darminto, 2006). Fenomena
kesulitan belajar seorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunnya kinerja akademik atau prestasi
belajarnya. Disamping itu, kesulitan belajar juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku
(misbehavior) siswa, seperti berteriak-teriak didalam kelas, mengusik teman, berkelahi, sering tidak masuk
sekolah, dan sering minggat atau bolos sekolah. Kesulitan ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
(1) Eksternal (luar), dalam hal ini yang meliputi factor lingkungan baik social ataupun alami serta factor
instrumental yang meliputsi kuikulum, program, sarana dan prasarana, dan guru. (2) Internal (dalam), yang
termasuk aspek ini meliputi fisiologis seperti kondisi fisiologis dan panca indera. Serta psikologis yang
meliputi minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan kognitif. Hal ini sesuai dengan Suryabrata
(1986) yang menyatakan bahwa factor yang mempengaruhi belajar bias berasal dari luar diri siswa
(ekstrinsik) dan dari dalam diri siswa (intrinsic). Kedua factor tersebur berinteraksi baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam mempengaruhi prestasi yang dicapai siswa.

Pada dasarnya setiap orang itu memiliki perbedaan dalam hal intelektual, kemampuan fisik, latar
belakang keluarga, kebiasaan atau pendekatan dalam belajar yang dapat mempengaruhi kemampuan mereka
dalam menerima pelajaran. Ada orang yang merasa bahwa belajar adalah hl yang mudah, ada yang biasa
saja bahkan ada yang merasa sulit. Hal itu dapat kita lihat dari nilai atau prestasi yang mereka peroleh.
Siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar akan memperoleh nilai yang kurang memuaskan
dibandingkan dengan siswa lainnya. (Syah,2005).

Untuk melihat factor penyebab terjadinya kesulitan belajar kimia, peneliti mengkaji dan menganalisis
factor penyebab kesulitan belajar dalam beberapa indicator, yaitu aspek jasmani, psikoloi, social, sarana
prasarana, metode belajar dan guru. Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa kelas XI MIA-1 SMA
NEGERI 1 Torgamba untuk tiap indicator dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

7
Tabel 2 Data Hasil Analisis Kesulitan Belajar Perindikator

NO Indikartor Skor Kriteria


(Rata-Rata)
1. Aspek Jasmani (Fisiologi) 74,5 Sedang
2. Psikologi 69,78 Sedang
3. Aspek social 68 Sedang
4. Sarana dan prasarana 58,75 Sedang
5. Metode belajar 77 Tinggi
6. Guru 77,17 Tinggi

Berdsarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa kesulitan belajar yang diengaruhi oleh aspek jasmani
diperoleh sebesar 74,5% (kriteria sedang), aspek psikologi sebesar 69,78% (kriteria sedang), aspek social
sebesar 68% (kriteria sedang), aspek sarana dan prasarana sebesae 58,75% (kriteria sedang), aspek metode
belajar sebesar 77% (kriteria tinggi), dan aspek guru sebesar 77,17% (kriteria tinggi).

Indicator jasmani diperoleh sebesar 74,5% dengan kriteria sedang (Sudjiono,2009). Kesulitan belajar
yang diengaruhi oleh faktor jasmani disebut juga dengan kesulitan belajar yang berhubungan dengan
perkembangan (Yulianto,2015). Kesulitan ini sering tamoak sebagai kesulitan belajar yang disebabkan oleh
tidak dikuasainya keterampilan prasyarat, yaitu keterampilan yang harus dikuasai terlebih dahulu sebelum
menguasai keterampilan berikutnya. Selain itu kesulitan belajar yang dipengaruhi oleh perkembangan
disebabkan oleh adanya gangguan motorik, bahasa, komunikasi, indera, dan lain-lain (Yulianto,2015).
(Menurut Abdurahman,2009 dan Yulianto, 2015) kesulitan belajar pada siswa disebabkan oleh adanya
faktor keturunan, faktor kelainan otak, nutrisi, maupun kesehatan siswa.

Penelitian yang dilakukan C.C Wrenn dan Reginald Bell (Bennett,1952) menyatakan bahwa faktor
yang menyebabkan kesulitan belajar adalah kesulitan mengatur waktu belajar (difficulty in budgeting time).
Ketidaktahanan mengenai standar tugas yang harus dipenuhi (unfamiliar standards of work), dan kebiasaan
membaca yang lambat (slow reading habits).

Adapun pada indicator aspek social diperoleh sebesar 68% dengan kriteria sedang (Sudijono,2009).
Aspek social merupakan keadaan sekitar siswa, baik lingkungan keluarga, lingkungan kelas, maupun
lingkungan sekolah. Aspek lingkunga ini sdikit banyak mempengaruhi keberhasilan belajar pada siswa.
Lingkungan social yang kondusif akan berefek positif terhadap kegiatan belajar demikian sebaliknya.
Lingkungan social yang kurang kondusif salah satunya akan mempengaruhi konsentrasi dan perhtian siswa
dalam belajar. Kurangnya konsentrasi seseorang dalam belajar dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
diantaranya: kurang minat terhadap pelajaran yang dihadapi, gangguan sekeliling, ada masalah yang
menjadi pikiran, kejenuhan akibat guru mengajar monoton, gangguan kesehatan, atau ada masalah dengan
guru, teman, keluarga (Salirawati,2002). Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anggraeni (2016)
bahwa faktor lingkungan masyarakat, secara statistic memiliki pengaruh cukup besar terhadap keberhasilan
belajar praktikum kimia dasar 66,15%

Adapun indicator aspek sarana dan prasarana mempengaruhi kesulitan belajar sebesar 58,75% dengan
kriteria sedang (Sudijono, 2009). Indicator ini merupakan indicator terendah. Sarana dan prasarana dapat

8
berupa buku-buku pelajaran, alat praktikum, alat tulis menulis, ruangan kelas, laboratorium, dan
sebagainya. Kesulitan untuk mendapatkan atau memiliki alat-alat pelajaran secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar siswa. Siswa akan cenderung berhasil apabila
dibantu oleh alat-alat pelajaran yang memadai dan sarana yang baik. Alat pelajaran tersebut akan
menunjang proses emahaman siswa. Misalnya, untuk menjelaskan konsep kimia yang bersifat abstrak yang
bersifat mikroskopik diperlukan adanya alat peraga dan ketersediaan laboratorium ang layak.

Selanjutnya indicator aspek metode belajar mempengaruhi kesulitan belajar siswa sebesar 77%
dengan kriteria tinggi (Sudijono, 2009). Metode belajar merupakan cara siswa dalam memahami suatu
konsep mata pelajaran. Metode belajar setiap anak pada dasarnya tidaklah sama. Beberapa siswa termasuk
dalam tipe audio, ada yang termasuk visual, ada nada juga anak yang tipe audio visual. Metode belajar ini
juga dipengaruhi oleh metode belajar yang digunakan oleh guru. Metode belajar yang digunakan guru
sangat berperan terhadap tercapai atau tidaknya tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Oleh karena itu
pemilihan metode mengajar harus disesuaikan dengan kondisi siswa, kondisi sekolah, dan kebutuhan
pelajaran. Hai ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Marsita, dkk (2009) yang menyimpulkan
bahwa salah satu faktor penyebab kesulian siswa dalam belajar antara lain ketidaksesuaian strategi belajar
yang digunakan.

Adapun indicator aspek guru mempengaruhi kesulitan belajar siswa sebesar 77,17% dengan kriteria
tinggi (Sudijono,2009). Indicator guru merupakan indicator tertinggi yang mempengaruhi siswa dalam
belajar. Bisa dilihat dari cara guru mengajar kepada siswa. Hal ini sangat menentukan dalam keberhasilan
belajar. Menurut Darminto (2006) faktor yang paling dominan yang mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran salah satunya adalah kualitas guru. Sikap dan kepribadian guru, dasar pengetahuan dalam
pendidikan, penguasaan teknik-teknik mengajar, dan kemampuan menyelami alam pikiran setiap individu
siswa merupakan hal yang sangat penting. Oleh karena itu, guru sebagai motivator, guru sebagai fasilitator,
guru sebagai innovator, dan guru sebagai konduktor masalah-masalah individu siswa, perlu menjadi acuan
selama proses pendidikan berlangsung (Arifin, 2004).

Setelah melihat secara rinci dari analisis, dari keenam indicator, empat diantaranya termasuk kedalam
kategori sedang yaitu indicator aspek jasmani (fisiologi), psikologi, aspek social, serta sarana dan prasarana.
Sedangkan terdapat dua indicator yang berada pada kategori tinggi yaitu indicator metode belajar dan guru.
Hal ini menunjukkan bahwa indicator guru dan metode belajar memiliki peran yang sangat besar dalan
keberhasilan belajar siswa kelas XI pada mata pelajaran kimia di SMA NEGERI 1 Torgamba Kabupaten
Labuhanbatu Selatan. Oleh sebab itu, untuk mengurangi tingkat kesulitan belajar siswa, faktor guru dan
metode belajar perlu ditingkatkan, misalnya dalam memilih dan menentukan perdekatan dan metode yang
sebaiknya disesuaikan dengan kemampuannya, kekhasan bahan pelajaran, keadaan sarana dan keadaan
siswa.

9
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian secara keseluruhan didapatkan skor rata-rata sebesar 70,15 yang
termasuk kedalam kategori sedang. Sedangkan rata-rata untuk tiap indikator yang terindentifikasi
menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran kimia diantaranya, faktor fisiologis
(jasmani/panca indera) sebesar 74,5% (Kategori tinggi), psikologi 69,78% (Kategori sedang), aspek social
68% (Kategori sedang), dan sarana prasarana 58,75% (Kategori sedang), metode belajar 77% (Kategori
tinggi), dan guru sebesar 77,17% (Kategori tinggi).

4.2 Saran

Dengan diadakannya hasil penelitian penulis menyarankan untuk tindak lanjut berikutnya antara lain;
guru lebih kreatif dalam memilih dan merancang strategi pembelajaran yang tepat aagar iswa dapat
terhindar dari kesulitan belajar, hendaknya guru mau mendengarkan dan memerhatikan keluhan dan
kesulitan yang dihadapi didalam atau diluar kelas, siswa hendaknya tetap rajin belajar meskipun mendapat
hambatan atau kurang mengerti dengan materi tersebut buatlah kelompok belajar terdiri dari 2 tau 3 orang
serta menciptakan kondisi belajar yang baik dan disiplin baik diddalam kelas maupun luar kelas. Untuk
penelitian selanjutnya diharapkan data menggunakan instrument lain yang dapat menjarin informasi terkait
kesulitan belajar kimia siswa.

10
DAFTAR PUSTAKA

________ (2006) Lampiran Permendiknas No.23 Yahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta:Depdiknas

Arifin, M. 2004. Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung,UPI.

Anggreini, 2016. Analisis Kesulitan Mahasiswa Dalam Perkuliahan Dan Praktikum Kimia Dasar Di Jurusan
Biologi FKIP UNISBA, Jurnal Konstruktivisme, 8 (1):2445-2355.

Bennet, M. E. 1952. Problems Of Self-Discovery And Self Direction. New York Megraw Hil.

Darminto. 2006. Pembelajaran Kimia Yang Berkualitas. Jurnal Kimia Dan Pendidikan Kimia “Chemica”,
Edisi Khusus 2 Oktober 2006, Universitas Negeri Makasar.

Marsita, R. A., S. Priatmoko, Dan E Kusuma, 2010. Analisis Kesulitan Beajar Kimia Siswa Sma Dalam
Memahami Materi Larutan Penyangga Dengan Menggunakan Two-Tier Multiplechoice Diagnostic
Instrument. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. 4 (1):512-520.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Professional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan.
Bandung: Rosdakarya

Sadiman, Arief. S. (2001). Media Pendidikan Jakarta: Rajawali

Salirawati. 2002. Strategi Siswa Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar. Makalah Disamaikan Pada Kegiatan
Orientasi Siswa Baru SLTP N 15 Yogyakarta. Tanggal 17 Juli 2002. Tidak Diterbitkan.

Suryabrata. 1986. Psikologi pendidikan. Jakarta. Rajawali.

Sudijono, A.. 2009. Pengantar Statistic Pendidikan. Jakarta. Rajawali Pers.

Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Syah, M. 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung. PT. Remaja Rosdakarya

Yulianto, 2015. Kesulitan Belajar Pesrta Didik Tinggal Kelas Disekolah Dasar. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Purwekerto

11
LAMPIRAN-LAMPIRAN

6.1 Siswa Mengantuk Saat Jam Pelajaran

6.2 Mengerjakan Tugas Yang Diberikan

12
6.3 Membuat Kelompok Belajar

6.4 Pengaruh Game Olnline Mengakibatkan Malas Belajar

13

Potrebbero piacerti anche