Sei sulla pagina 1di 6

Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

HUBUNGAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA TENAGA KESEHATAN


DI PUSKESMAS WARA SELATAN KOTA PALOPO

RELATIONSHIP OF LEADERSHIP STYLE ON THE PERFORMANCE OF HEALTH WORKERS


IN PUBLIC HEALTH CENTER WARA SELATAN PALOPO CITY

Jumhur Salam¹, Muhammad Ikhtiar1, Nurhayani2


¹Fakultas Kesehatan Masyarakat, UMI Makassar
2
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Unhas

ABSTRACT

The study aimed to determine between leadership style of problem solving and decision-
making with the performance of health centers Wara Selatan Palopo City in 2012. The study was
observational with a cross-sectional study. The total sample was 60 peoples. The study used a
questionnaire as an instrument of data collection. The analysis used chi-square test. The study
showed that in solving problems, 45 respondents (75.0%) chose participation in the leadership style.
In decision-making, there were 30 respondents (50.0%) chose consultative leadership style. Based
on the bivariate analysis showed that there was a relationship between leadership styles based on
solving a problem with the performance of health workers (X²hit (9.630) > X²tab (7,81) with medium
relationship (0,401). And there was a relationship between leadership styles based on decision
making with the performance of health workers (X²hit (8.658) > X²tab (7,81) with medium relationship
( 0,380). From these results, the suggestions are: there should be a link between leadership style of
the head of health centre Wara selatan i.e instruction, consultation, participation and delegation with
the performance of health workers i.e attendance, cooperation, quality of work, attitude, and
knowledge about work for solving daily problem. A head of health center should apply a more
flexible leadership style in accordance with the existing situation for the better performance of the
health workers

Keywords: Leadership Style, Performance, Health Workers

PENDAHULUAN Memberikan kepemimpinan merupakan


Dinamisasi peradaban membuat fungsi manajemen yang penting. Memimpin
permasalahan kesehatan yang dihadapi berarti menciptakan budaya dan nilai bersama,
masyarakat akan semakin kompleks. mengkomunikasikan tujuan kepada karyawan
Meningkatnya jumlah penduduk dan tingginya di seluruh organisasi, dan memberikan
prevalensi penyakit akan meningkatkan pula masukan kepada karyawan agar memiliki
permintaan terhadap pelayanan kesehatan. kinerja dengan tingkat yang lebih tinggi
Hal ini akan mengakibatkan kompetensi dan (Daft,2007)
profesionalisme kerja sangat dibutuhkan Gaya kepemimpinan menurut Hersey
dalam organisasi pelayanan kesehatan dan Blanchard dalam Muninjaya (2004)
(Mangkunegara, 2007) berdasarakan pemikiran bahwa tidak ada satu
Seorang pemimpin memiliki pun gaya kepemimpinan yang efektif untuk
karakteristik tertentu. Untuk mengerti ciri-ciri semua situasi. Kekuatan yang ada pada diri
kepemimpinan seseorang, harus dipahami pemimpin dan yang dimiliki oleh kelompok
bahwa kepemimpinan mempunyai tiga (hubungan interpersonal diantara keduanya),
komponen, yaitu pemimpin, pengikut, dan serta situasi lingkungan (orientasi tugas) akan
situasi. Oleh sebab itu, seseorang yang ikut menentukan gaya kepemimpinan
dikatakan sebagai pemimpin yang baik dalam seseorang jika ia berinteraksi dengan
satu situasi dan dengan pengikut tertentu, bawahannya. Gaya kepemimpinan menurut
belum tentu sebaik itu dalam situasi dan mereka, yaitu: instruksi, konsultasi, partisipasi,
pengikut yang lain (Ristiyanti, 2006). dan delegasi.
29
Correspondence : Jumhur Salam, FKM UMI Makassar, E_mail : jumhur_salam@yahoo.co.id
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

Kinerja menurut adalah hasil kerja HASIL


secara kualitas dan kuantitas yang dicapai Karakteristik Responden
oleh seseorang karyawan dalam Tabel 1 menunjukkan hasil analisis
melaksanakan tugasnya sesuai dengan data berdasarkan jenis kelamin, perempuan
tanggung jawab yang diberikan kepadanya. memiliki jumlah yang lebih banyak daripada
Aspek-aspek kinerja yang dinilai meliputi mutu laki-laki yaitu sebanyak 48 orang (80.0%) bila
pekerjaan, kejujuran, inisiatif, kehadiran, sikap, dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki
kerjasama, keandalan, pengetahuan tentang yang hanya 12 orang (20.0%). Jika dilihat
pekerjaan, tanggung jawab, dan pemanfaatan berdasarkan umur, maka golongan umur yang
waktu kerja (Mangkunegara, 2007). paling banyak yaitu umur umur 20 – 29 tahun
yaitu sebanyak 23 orang (38.3%). Jika dilihat
BAHAN DAN METODE berdasarkan pendidikan terakhir responden,
Desain Penelitian maka yang paling banyak adalah berlatar
Jenis penelitian yang digunakan adalah pendidikan S1 sebanyak 37 orang (61.6%) dan
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional yang paling sedikit adalah dengan latar
study (Sugiyono, 2010). Penelitian cross belakang pendidikan S2 yaitu sebanyak 1
sectional merupakan penelitian yang bertujuan orang (1.7%). Jika dilihat berdasarkan status
untuk mengetahui hubungan atau pengaruh kepegawaian, maka yang paling banyak
variabel independen terhadap dependen di adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu
mana pengukuran antara sebab dan efek sebanyak 44 orang (73.3%) bila dibandingkan
dalam waktu yang sama (Stang, 2005). Lokasi dengan honorer berjumlah 16 orang (26.7%).
dalam penelitian ini adalah Puskesmas Wara
Selatan yang berlokasi di Kecamatan Wara Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan
Selatan Kota Palopo Propinsi Sulawesi Karakteristik Responden
Selatan. Penelitian dilakukan pada tanggal 18 Karakteristik Jumlah %
sampai 27 Januari 2013. Umur
Metode Pengumpulan Data dan Variabel 20 - 29 tahun 23 38.3
Penelitian 30 - 39 tahun 19 31.7
40 - 49 tahun 18 30.0
Populasi dalam penelitian ini adalah
Jenis Kelamin
seluruh tenaga kesehatan yang bertugas di 1. Laki-laki 12 20.0
Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo pada 2. Perempuan 48 80.0
saat penelitian berlangsung, jumlah tenaga Pendidikan Terakhir
1. DIII 22 36.7
kesehatan yang ada sebanyak 60 orang.
2. S1 37 36.7
Sampel diambil dengan teknik exchaustive 3. S2 1 1.7
sampling, atau biasa disebut total sampling Status Kepegawaian
atau sampling jenuh yakni teknik penentuan 1. PNS 44 73.3
2. Honorer 16 26.7
sampel bila semua anggota populasi
Masa Kerja (Bulan)
digunakan sebagai sampel, sehingga jumlah ≤ 5 Tahun 26 43.4
sampel juga sebesar 60 orang. > 5 Tahun 34 56.6
Metode Analisis Data Sumber: Data Primer, 2012
Pengolahan data dilakukan dengan
menggunakan aplikasi SPSS for Windows. Deskripsi Variabel Penelitian
Data yang dianalisis disajikan dalam bentuk Gaya Kepemimpinan
tabel dan narasi untuk membahas hasil Tabel 2 menunjukkan bahwa persepsi
penelitian. tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Wara Selatan tentang gaya kepemimpinan
yang paling sering digunakan dalam hal
pemecahan masalah oleh kepala puskesmas
adalah gaya kepemimpinan partisipasi yaitu
30
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

sebanyak 45 orang (75.0%) sedangkan yang diterima atau dapat disimpulkan terdapat
paling sedikit digunakan adalah gaya hubungan antara gaya kepemimpinan
kepemimpinan konsultasi sebanyak 3 orang berdasarkan pemecahan masalah dengan
(5.0%). Persepsi tenaga kesehatan yang ada kinerja tenaga kesehatan. Berdasarkan nilai
di Puskesmas Wara Selatan tentang gaya koefisien Cramer’s di dapat (0,401)
kepemimpinan yang paling sering digunakan sedangkan berdasarkan hasil analisis bivariat,
dalam hal pengambilan keputusan oleh kepala nilai X²hit (8.658) > nilai X²tab (7,81), dengan
puskesmas adalah gaya kepemimpinan demikian Ho ditolak dan Ha diterima atau
instruksi yaitu sebanyak 30 orang (50.0%) dapat disimpulkan terdapat hubungan antara
sedangkan yang paling sedikit digunakan gaya kepemimpinan berdasarkan pengambilan
adalah gaya kepemimpinan partisipasi yaitu keputusan dengan disiplin kerja tenaga
sebanyak 2 orang (3.3%). kesehatan. Berdasarkan nilai koefisien
Cramer’s di dapat (0,380).
Tabel 2. Distribusi Gaya Kepemimpinan Hal ini menunjukkan kekuatan
Deskriftif Pemecahan Pengambilan hubungannya masuk dalam kategori hubungan
Variabel Masalah Keputusan sedang yaitu berada diantara nilai 0,26 – 0,50
Penelitian
No. dan menunjukkan terdapat hubungan antara
(Gaya
Jumlah Persen Jumlah Persen gaya kepemimpinan (instruksi, konsultasi,
Kepemimp
inan) partisipasi dan delegasi) dengan kinerja
1 Instruksi 6 10.0 30 50.0 (kehadiran, kerjasama, mutu pekerjaan, sikap,
2 Konsultasi 3 5.0 25 41.7 dan pengetahuna tentang pekerjaan).
3 Partisipasi 45 75.0 2 3.3
4 Delegasi 6 10.0 3 5.0
Sumber: Data Primer, 2012 Tabel 4. Hubungan Antara Variabel
Penelitian Dengan Kinerja Tenaga
Kinerja Tenaga Kesehatan Kesehatan
Kinerja
Tabel 3 untuk variabel kinerja tenaga Gaya Nilai X²
Kriteria Bur Cram
kesehatan di Puskesmas Wara Selatan pada Kepemim Baik
Objektif uk ers
pinan X²hit X²tab
umumnya dalam kategori baik yaitu sebanyak
45 orang (75.0%) sedangkan yang memiliki Instruksi 5 1
Pemeca
kinerja yang buruk yaitu 15 orang (25.0%). Konsultasi 0 3
han 9.630 7.81 0.401
Partisipasi 35 10
Masalah
Delegasi 5 1
Tabel 3. Distribusi Kinerja Tenaga Pengam Instruksi 26 4
Kesehatan bilan Konsultasi 14 11 0.380
8.658 7.81
Kinerja Jumlah Persen Keputus Partisipasi 2 0
an Delegasi 3 0
Baik 45 75.0 Sumber: Data Primer, 2012
Buruk 15 25.0
Jumlah 60 100
Sumber: Data Primer, 2012 PEMBAHASAN
Gaya Kepemimpinan Berdasarkan
Analisis Hubungan Antar Variabel Pemecahan Masalah
Untuk melihat hubungan antara Hasil analisis data menunjukkan gaya
variabel independen dengan variabel kepemimpinan yang diterapkan oleh kepala
dependen digunakan tabulasi silang puskesmas dalam menyelesaikan suatu
dilanjutkan dengan analisis chi square. masalah atas dasar penilaian tenaga
Hubungan gaya kepemimpinan terhadap kesehatan, yang paling banyak menyatakan
kinerja tenaga kesehatan. Tabel 4 gaya kepemimpinan partisipasi yaitu sebanyak
menunjukkan bahwa berdasarkan hasil 45 orang (75.0%), hal ini didukung oleh
analisis bivariat, nilai X²hit 9.630) > X²tab jawaban responden terhadap item pertanyaan
(7,81), dengan demikian Ho ditolak dan Ha gaya kepemimpinan berdasarkan pemecahan

31
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

masalah, dalam kemampuan kerja dan Dengan gaya konsultasi dalam


hubungan sosial kepala puskesmas lebih pengambilan keputusan, kepala puskesmas
sering saling tukar menukar ide/pendapat wara selatan mencoba menggali informasi
dalam hal pemecahan masalah. secara mendalam untuk memperoleh
Bila dilihat dari situasi dan jumlah penyebab masalah sehingga permasalahan
tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas dapat dituntaskan.
Wara Selatan, merupakan suatu hal yang
wajar jika gaya kepemimpinan partisipasi ini Kinerja
diterapakan. Dikarenakan puskesmas ini Hasil penelitian menunjukkan bahwa
memungkinkan untuk melakukan diskusi atau sebagian besar tenaga kesehatan memiliki
saling bertukar ide/pendapat baik itu antara kinerja pada kategori baik yaitu sebanyak 45
pimpinan dan bawahan maupun antara orang (75.0%) yang memberikan gambaran
bawahan dengan bawahan. Akan tetapi, bahwa tingkat kinerja tenaga kesehatan yang
sebaiknya kepala puskesmas di sini harus ada di Puskesmas Wara Selatan sudah baik.
menerapkan gaya kepemimpinan yang Hasil penelitian juga menunjukkan
fleksibel, karena tidak menutup kemungkinan bahwa masih terdapat tenaga kesehatan
dengan adanya kebebasan yang diberikan dengan kinerja pada kategori buruk yaitu
kepada bawahan akan mengakibatkan sebanyak 15 orang (25.0%). Angka ini dapat
bawahan menjadi seenaknya dalam bertindak dikatakan cukup signifikan dalam menghambat
dan mengeluarkan pendapat. Karena tidak proses kerja yang ada di Puskesmas Wara
ada gaya kepemimpinan yang terbaik, artinya Selatan tersebut. Hasil disebabkan oleh
pemimpin yang berhasil adalah pemimpin karena tenaga kesehatan yang bekerja di
yang mampu mengadaptasikan gaya agar Puskesmas Wara Selatan ada yang masih
sesuai dengan situasi yang dihadapi (Thoha, sering datang terlambat. Sebagai contohnya
2010). saja kepala puskesmasnya yang datang
terlambat. Ini menunjukkan bagaimana
Gaya Kepemimpinan Berdasarkan bawahnnya bisa disiplin kalau pimpinannya
Pengambilan Keputusan saja biasa terlambat.
Hasil penelitian juga menunjukkan, Disarankan kepada kepala puskesmas
gaya kepemimpinan kepala puskesmas dalam dan tenaga kesehatan, secara bersama-sama
mengambil keputusan lebih bersifat instruksi untuk lebih meningkatkan lagi kinerja dalam
yaitu sebanyak 30 orang (50.0%). Hasil ini melaksanakan pekerjaannya, agar tercipta
diperoleh dari analisis data dari setiap item suatu keadaan yang lebih efektif.
pertanyaan, di mana kepala puskesmas lebih
banyak melibatkan bawahan dalam hal Hubungan Gaya Kepemimpinan
pengambilan keputusan, dengan memberikan Berdasarkan Pemecahan Masalah Dengan
lebih banyak dukungan dan sedikit Kinerja
peangarahan. Di mana pimpinan secara aktif Berdasarkan hasil analisis bivariat,
mendengar apa yang dikatakan oleh didapatkan bahwa ada hubungan antara gaya
bawahannya. kepemimpinan berdasarkan pemecahan
Fokus pengambilan keputusan adalah masalah dengan kinerja tenaga kesehatan di
pada kemampuan menganalisis situasi dengan Puskesmas Wara Selatan. Dengan besar
memperoleh informasi seakurat mungkin hitungan 0,401(hubungan sedang). Hasil ini
sehingga permasalahan dapat dituntaskan. didukung oleh tingkat kinerja tenaga
Dalam pelaksanaannya, pengambilan kesehatan yang mempersepsikan gaya
keputusan dapat dilihat dari beberpa aspek, kepemimpinan kepala puskesmas sebagai
yaitu proses dan gaya pengambilan keputusan gaya konsultasi yang memiliki kinerja baik
(Rivai, 2010). lebih banyak yaitu 35 orang, sedangkan yang

32
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

mempersepsikan gaya kepemimpinan sebagai (61.6%) yang masih memerlukan dukungan


gaya partisipasi lebih sedikit memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan
buruk yaitu 10 orang. Demikian juga halnya pekerjaannya. Dengan keadaan seperti ini,
dengan yang mempersepsikan gaya mengakibatkan bawahan termotivasi untuk
kepemimpinan sebagai gaya instruksi lebih bertindak lebih baik dalam bekerja yang pada
banyak memiliki kinerja baik yaitu 5 orang dan akhirnya akan menyebabkan kinerja tenaga
untuk yang mempersepsikan gaya kesehatan menjadi baik.
kepemimpinan sebagai gaya delegasi memiliki Hasil penelitian ini didukung oleh hasil
kinerja buruk yaitu 1 orang. Dari hasil ini penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh La
menunjukkan adanya hubungan antara gaya Ada tentang hubungan gaya kepemimpinan
kepemimpinan (instruksi, konsultasi, partisipasi terhadap kinerja perawat di RSUD Raha
dan delegasi) dalam hal ini kepala puskesmas Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara
Wara Selatan dengan kinerja (kehadiran, di mana diperoleh hasil bahwa terdapat
kerjasama, mutu pekerjaan, sikap, dan hubungan antara gaya kepemimpinan
pengetahuan tentang pekerjaan) tenaga berdasarkan pemecahan masalah dengan
kesehatan dalam hal ini dokter, bidan, perawat kinerja perawat di RSUD Raha Kabupaten
dan lain-lain. Muna Porpinsi Sulawesi Tenggara dengan
Dari hasil tersebut memberikan nilai koefisien Cramer’s (0,329) dengan
gambaran, di mana sebagaian besar tenaga kategori hubungan sedang (La Ada, 2009).
kesehatan yang mempersepsikan gaya Selain itu, penelitian yang dilakukan Syawal
kepemimpinan kepala puskesmas dalam hal (2009) mengatakan bahwa terdapat hubungan
pemecahan masalah adalah gaya konsultasi antara gaya kepemimpinan berdasarkan
(terdapat komunikasi dua arah, pimpinan mau pemecahan masalah dengan kinerja tenaga
mendengar keluhan dan perasaan bawahan), kesehatan di Puskesmas Binamu Jeneponto
yang kinerja tenaga kesehatannya menjadi dengan nilai koefisien Cramer’s (0,321).
baik.
Perilaku pemimpin yang tinggi Hubungan Gaya Kepemimpinan
pengarahan dan tinggi dukungan dirujuk Berdasarkan Pengambilan Keputusan
sebagai konsultasi, karena dalam memakai Dengan Disiplin Kerja Tenaga Kesehatan
gaya ini, pemimpin masih banyak memberikan Berdasarkan hasil analisis bivariat,
pengarahan, hal ini diikuti dengan didapatkan bahwa ada hubungan antara gaya
meningkatkan komunikasi dua arah dan kepemimpinan berdasarkan pengambilan
perilaku mendukung, dengan berusaha keputusan dengan kinerja tenaga kesehatan di
mendengar perasaan pengikut tentang Puskesmas Wara Selatan dengan besar
keputusan yang dibuat, serta ide-ide dan hubungan 0,380 (hubungan sedang). Hal ini
saran-saran mereka. Meskipun dukungan didukung dengan persepsi gaya
ditingkatkan, pengendalian atas pengambilan kepemimpinan sebagai gaya instruksi yang
keputusan tetap pada pemimpin. memiliki kinerja yang baik dan buruk masing-
Dari hasil penelitian ini dapat dilihat masing sebanyak 26 orang dan 4 orang
bahwa, tenaga kesehatan yang diberi sedangkan untuk gaya kepemimpinan sebagai
dukungan yang tinggi dan terjadi komunikasi gaya partisipasi yang memiliki kinerja baik
dua arah antara pimpinan dan tenaga yaitu 2 orang. Dari hasil ini menunjukkan
kesehatan dalam pemecahan masalah, maka adanya hubungan antara gaya kepemimpinan
kinerja tenaga kesehatan akan lebih baik. Hal (instruksi, konsultasi, partisipasi dan delegasi)
ini sesuai dengan keadaan tenaga kesehatan dalam hal ini Kepala Puskesmas Wara Selatan
yang ada di Puskesmas Wara Selatan yang dengan kinerja (kehadiran, kerjasama, mutu
sebagian besar memiliki latar belakang pekerjaan, sikap, dan pengetahuna tentang
pendidikan yaitu S1 sebanyak 37 orang

33
Jurnal AKK, Vol 2 No 2, Mei 2013, hal 29-34

pekerjaan) tenaga kesehatan dalam hal ini pemecahan masalah dengan kinerja tenaga
dokter, bidan, perawat dan lain-lain. kesehatan di Puskesmas Wara Selatan Kota
Untuk memperoleh informasi yang Palopo dengan nilai koefisien Cramer’s(0,401)
diperlukan dalam proses pengambilan dengan kategori hubungan sedang.
keputusan, pemimpin dapat melakukan diskusi Berdasarkan hasil analisis bivariat terdapat
dengan bawahan sehingga permasalahan hubungan antara gaya kepemimpinan
yang ada di dalam puskesmas dan alternatif- berdasarkan pengambilan keputusan dengan
alternatif tindakan dapat diketahui. Gaya kinerja tenaga kesehatan di Puskesmas Wara
kepemimpinan yang diterapkan dalam Selatan Kota Palopo dengan nilai koefisien
pengambilan keputusan harus lebih fleksibel, Cramer’s (0,380) dengan kategori hubungan
karena keputusan yang tidak tepat akan sedang.
mengundang resiko. Resiko itu perlu
dipertimbangkan secara lebih dalam, terutama DAFTAR PUSTAKA
ketika pengambil keputusan akan menetapkan Daft. (2007). Management. Jakarta: Penerbit
keputusannya yang mempunyai kemungkinan Salemba Empat.
La Ada. (2009). Hubungan Gaya
yang harus dicapai pada masa yang akan
Kepemimpinan Terhadap Kinerja
datang. Perawat di RSUD Raha Kabupaten
Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Muna Provinsi Sultra. Skripsi. FKM
La Ada tentang hubungan gaya kepemimpinan Unhas Makassar.
terhadap kinerja perawat di RSUD Raha di Mangkunegara. (2007). Evaluasi Kinerja SDM.
Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Tenggara, Bandung: Refika Aditama.
diperoleh hasil terdapat hubungan antara gaya Muninjaya. (2004). Manajemen Kesehatan.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
kepemimpinan berdasarkan pengambilan
EGC.
keputusan dengan kinerja perawat di RSUD Ristiyanti. (2006). Kepemimpinan. Yogyakarta:
Raha Kabupaten Muna Propinsi Sulawesi Penerbit Andi
Tenggara dengan nilai koefisien Cramer’s Rivai. (2010). Kepemimpinan dan Prilaku
(0,446), kategori hubungan sedang. Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo
Sedangkan penelitian yang dilakukan Syawal Persada.
(2009) mengatakan bahwa terdapat hubungan Stang. (2005). Biostatistik Inferensial. Jurusan
Biostatistik FKM Unhas
antara gaya kepemimpinan berdasarkan
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian
pengambilan keputusan dengan kinerja tenaga Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
kesehatan di Puskesmas Binamu Jeneponto Bandung: Alfabeta.
dengan nilai koefisien Cramer’s (0,324). Hal ini Syawal. (2009). Hubungan Gaya
menunjukkan kekuatan hubungannya masuk Kepemimpinan Terhadap Disiplin Kerja
dalam kategori hubungan sedang. Tenaga Kesehatan Di Puskesmas
Binamu Kabupaten Jeneponto. Skripsi
FKM Unhas Makassar.
KESIMPULAN DAN SARAN Thoha. (2010). Kepemimpinan Dalam
Gaya kepemimpinan yang diterapkan Manajemen. Jakarta: Rajagrafindo
oleh kepala puskesmas Puskesmas Wara Persada.
Selatan Kota Palopo, berdasarkan pemecahan
masalah adalah gaya kepemimpinan
partisipasi. Gaya kepemimpinan yang
diterapkan oleh kepala puskesmas di
Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo,
berdasarkan pengambilan keputusan adalah
gaya kepemimpinan instruksi. Berdasarkan
hasil analisis bivariat, terdapat hubungan
antara gaya kepemimpinan berdasarkan

34

Potrebbero piacerti anche