Sei sulla pagina 1di 9

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGERIS MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF.


Suatu Penelitian Tindakan pada siswa kelas III SD Negeri 2 Baruga Kendari, Sulawesi
Tenggara.
Yusniati Rambe
Rambe_yus@yahoo.com

Abstract

This research is aimed at increasing the student’s vocabulary mastery through cooperative learning
approach. The subyects were the third grade at the second semester student of Elementary School 2
Baruga Kendari Southeast Sulawesi, academic year 2013/2014.The data were collected through
observation, pre test, post test and teaching-learning proccess. Based on the result of the pre test, an
action program was designed.. The post test was a mean to evaluate the action conducted in one
semester.The instrument of this action research were the researcher, collaborator, the training and the
given test, were some aspect used to improved the student’s vocabulary ability in English, namely: the
aspect of understanding, pronounciation, and action The result of this research based on the value
compared from pest test and post test, showing the increasing of vocabulary mastering about 30% at
understanding, 30% pronounciation, and 70% action The action reseach was conducted in one semester
consisting of ten sessions of each cycle. The research went through two cycles including twenty times of
meeting or teaching and learning proses. Each cycles has its own focus of learning. The data analyzed
were qualitative data.The improvement of vocabulary ability could be observed trough the teaching-
learning procces and trough the result of the training as well as the tests.

Keywords:Vocabulary Mastery based on cooperative learning

44
Pendahuluan anak untuk meningkatkan kemampuan me-
Pembelajaran kooperatif dapat reka dalam memahami dan mengetahui
didefenisikan sebagai “kelompok belajar serta menggunakan bahasa Inggris sebagai
yang kecil yang bekerja bersama sebagai alat untuk berkomunikasi, dalam pemba-
satu team untuk memecahkan suatu masa- hasan berikutnya dapat di ketahui bagaima-
lah, melengkapi tugas, atau menyelesaikan na metode yang dipakai dapat memotivasi
suatu tujuan umum” (Artz & Newman, siswa/anak untuk belajar bahasa Inggris.
1990). Model pembelajaran kooperatif Berdasarkan hasil observasi dan dis-
membutuhkan kerjasama siswa dan ada sa- kusi awal dengan guru bahasa Inggris yang
ling ketergantungan yang positif dalam mengajar di kelas III SD Negeri 2 Baruga
mengerjakan tugas dan dalam hal memper- Kendari bahwa penguasaan materi bahasa
oleh penghargaan. Idenya adalah, bahwa Inggris khususnya tentang masalah kosa-
pelajaran dibuat dengan sedemikian rupa kata masih tergolong rendah. Rendahnya
sehingga siswa dapat bekerja sama agar kosakata bahasa Inggris murid dipengaruhi
supaya dapat mencapai tujuan pembelajar- oleh berbagai faktor, diantaranya adalah
an secara bersama. Ada beberapa variasi model pembelajaran yang digunakan oleh
model yang dikembangkan oleh para ahli guru. Penguasaan kosakata yang dimaksud-
pembelajaran kooperatif, termasuk: Robert kan disini adalah; kemampuan siswa/anak
Slavin, Roger Johnson dan David Johnson untuk memahami dan mengetahui makna
dan Spenser Kagan. Beberapa pendekatan kata baik secara lisan maupun tulisan dan
dalam pembelajaran kooperatif termasuk; dapat menggunakannya dalam bentuk atau
Circles of Learning, Student Team Achie- konteks kalimat. Dalam kaitannya dengan
vement Divisions (STAD), Jigsaw, Group upaya meningkatkan penguasaan kosa kata
Investigation dan Structure Approach yang bahasa Inggris murid serta kreativitas, ke-
menurut Johnson and Johnson bahwa se- mampuan dan kemandirian murid dalam
mua model pembelajaran kooperatif ini belajar, diperlukan suatu metode/teknik,
dapat dipakai oleh guru dalam kelas pem- dan strategi atau model pembelajaran yang
belajaran kooperatif. Pembelajaran koo- dapat memotivasi siswa/anak, serta me-
peratif adalah suatu proses kegiatan belajar mungkinkan murid diajak untuk aktif dalam
mengajar di mana dalam proses tersebut mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Salah
menggunakan kelompok kecil sehingga satu metode/teknik atau model pembelajar-
siswa dapat bekerja bersama-sama untuk an yang dapat diterapkan dalam pembe-
mencapai tujuan bersama-sama. Pembela- lajaran bahasa Inggris dan memungkinkan
jaran kooperatif membutuhkan persiapan terwujudnya kegiatan belajar mengajar se-
guru yang lebih dari pada pembelajaran perti yang dimaksud, yaitu model pem-
tradisional, dimana dalam kelas kooperatif belajaran kooperatif melalui pembelajaran
persiapan untuk kerja kelompok dan memo- berbasis kooperatif dengan penekanan pada
nitor selama proses pembelajaran berlang- keterampilan kooperatif dan penguasaan
sung membutuhkan keterampilan khusus. kosa kata bahasa Inggris, murid diharapkan
Sehubungan dengan itu pula dalam pembe- dapat mengembangkan kemampuan inte-
lajaran di sekolah, bahasa Inggris merupa- lektualnya dalam proses belajar bahasa
kan salah satu mata pelajaran yang masih Inggris, dengan indikator utama; bagaimana
dianggap sulit atau kurang diminati oleh bekerja dalam kelompok, membagi giliran
siswa untuk dipelajari. Sehingga dalam pro- dan berbagai tugas, mendorong partispasi,
ses pembelajaran bahasa Inggris diperlukan mendengarkan dengan aktif, bertanya, dan
suatu metode yang dapat memotivasi siswa/ memeriksa ketepatan pekerjaan.

45
Berdasarkan latar belakang masalah secara simultan sedang belajar dunia yang
tersebut diatas, maka terdapat masalah dikategorikan dan diuraikan oleh budaya
yang perlu dikaji dan diteliti. Pertanyaan dimana dia lahir. Selama dia belajar, dia
yang muncul apakah model pembelajaran hanya melakukan suatu hal yang bersifat
kooperatif ini dapat menjadi salah satu coba-coba. Dalam aktivitas dan kehidupan
alternatif yang tepat diterapkan untuk me- sehari-hari penguasaan kosa kata mempu-
ningkatkan penguasaan kosakata murid nyai peranan yang besar, karena buah
dalam upaya memecahkan masalah yang pikiran seseorang hanya dapat dengan jelas
dihadapi oleh guru dalam pembelajaran dimengerti oleh orang lain jika diungkap-
bahasa Inggris di kelas III SD Negeri 2 kan dengan menggunakan kosakata. Selan-
Baruga Kendari? Untuk menjawab per- jutnya Heinle and Heinle mengemukakan
tanyaan ini perlu dilakukan penelitian bahwa kapasitas bahasa seseorang merupa-
“Action Research”. Karena itu Action kan refleksi dari kemampuannya untuk
Research ini diberi judul:“Peningkatkan menggolongkan dan menunjukkan makna
Kemampuan Penguasaan Kosakata bahasa kata tertentu. Dengan demikian dapat dili-
Inggris, Melalui Model Pembelajaran Koo- hat betapa pentingnya penguasaan kosakata
peratif, pada murid kelas III SD Negeri 2 dalam kegiatan pembelajaran bahasa Ing-
Baruga Kendari”. Alasan lain yang mendo- gris. Karena tanpa penguasaan kosa kata
rong dilakukan penelitian dengan judul ini seseorang akan mengalami kesulitan dalam
yaitu: di sekolah tersebut tersedia sarana memahami makna suatu bacaan. Disini
dan prasarana penunjang kegiatan pembe- Heinle menjelaskan betapa keterampilan
lajaran bahasa Inggris seperti perpustakaan, berbahasa seseorang bergantung kepada
alat peraga/ berupa gambar-gambar, namun kualitas dan kuantitas kosakata yang dimi-
belum dimanfaatkan secara optimal dalam likinya, semakin kaya kosakata yang dimili-
kegiatan pembelajaran berbasis kooperatif. ki seseorang, maka semakin besar pula
Selain itu, dipilih kosakata karena guru kemungkinan seseorang terampil dalam
bahasa Inggris sering mengalami kesulitan berbahasa. Secara mencolok kegiatan se-
dalam mengajarkannya, karena menuntut orang anak/siswa setiap hari sebenarnya
adanya penguasaan keterampilan khusus berkisar kepada persoalan kosa kata. Sepan-
agar murid termotivasi dalam belajar kosa jang hari mereka harus mengikuti kegiatan
kata sesuai dengan kemampuan dan tuntut- pembelajaran di kelas, bertanya, membaca,
an dalam kurikulum dan yang memungkin- menulis serta bermain. Semua kegiatan
kan murid bekerja secara kooperatif (ke- tersebut hanya dapat dilakukan dengan
lompok). Kosakata seperti yang dikemuka- menggunakan kosakata.
kan oleh, Ronald Carter dan Michael Mc Secara teoretis, konsep dasar pem-
Carthy (1998:97) adalah: ” keseluruhan ka- belajaran kooperatif sejalan dengan pan-
ta yang digunakan oleh seseorang dalam dangan konstruktivisme mengenai belajar,
kegiatan komunikasi”. Sedangkan kosakata terutama teori yang dikemukakan oleh
yang dikemukakan oleh Hornby:”all the Robert J Trotter (1977;64) : “…Children
words known to a person or used in a could actively construct their knowiedge
particular book, things, subject, etc”. Ketika through social interaction and those capable
seorang bayi/balita belajar mengenal kata- men…” Dalam teori ini menje-laskan
kata, dia berusaha keras untuk mem- kepada kita bahwa murid atau siswa dapat
bedakan antar kelompok-kelompok feno- belajar melalui interaksi sosial (kooperatif)
mena tersebut. Akan tetapi, ketika dia dengan teman sebaya dan orang-orang
belajar kosa kata melalui bahasa ibunya, dia dewasa yang lebih mampu atau mempunyai

46
kemampuan yang lebih dari dirinya, pem- sopan/santun terhadap teman, tidak men-
belajaran kooperatif dapat pula dimaksud- dominasi orang lain, mengkritik ide teman,
kan sebagai suatu motif untuk bekerjasama meningglkan kesimpulan yang salah, berani
dalam kelompok, dimana setiap individu mempertahankan pikiran yang logis/benar,
atau anggota dihadapkan pada pilihan yang dan mampu mengemukakan ide yang ber-
harus diikuti apakah: bekerjasama, ber- argumentasi dengan baik, tidak hanya di-
kompetisi atau bekerja sendiri. asumsikan melainkan secara sengaja diajar-
Slavin, dkk (1990) mengemukakan bahwa kan kepada murid, tugas guru mengontrol
model pembelajaran kooperatif adalah sua- proses pembelajaran dan membantu murid
tu model pembelajaran yang menuntut ker- yang mengalami masalah pembelajaran.
jasama murid dan ada saling ketergantung- Metodologi Penelitian
an dalam membuat tugas yang diberikan Penelitian ini merupakan penelitian
dalam proses belajar mengajar, tujuan bela- tindakan (Action Research), Penelitian tin-
jar yang ditetapkan oleh guru dan pemer- dakan berarti mengujicobakan gagasan da-
olehan penghargaan. Dalam hal merancang lam praktek sebagai sarana perbaikan dan
pembuatan tugas dalam kelas, guru menga- peningkatan pengetahuan mengenai kuriku-
cu pada materi pembelajaran, keinginan (in- lum, metode pengajaran, dan proses belajar
terest) belajar murid, jenis kegiatan belajar mengajar yang hasilnya berupa perbaikan
yang harus dilakukan oleh murid, dan pro- terhadap apa yang terjadi dikelas. Peneliti
ses pembelajaran itu sendiri. Sedangkan mengujicobakan suatu gagasan yang dimi-
tujuan pembelajaran mengacu pada tujuan likinya dalam praktek yaitu dalam proses
belajar setiap individu, kompetitif dan tuju- belajar mengajar. Penelitian tindakan kelas
an kooperatif. merupakan pendekatan yang memperbaiki
David Nunan memberikan lima hal proses pendidikan melalui perubahan de-
yang mendasari model pembelajaran koo- ngan memberi dorongan pada guru untuk
peratif: 1) Murid belajar melalui kelompok- menyadari dan memahami kegiatan dalam
kelompok kecil dengan jumlah anggota 3-6 proses belajar mengajarnya, Berdasarkan
orang, dalam kemampuan akademik, etnis, kajian teori yang telah diuraikan diatas,
dan jenis kelamin yang heterogen. 2) Ada dapat dikemukakan hipotesis tindakan se-
saling ketergantungan positif dan interaksi bagai berikut: Proses pembelajaran bahasa
dalam pencapaian tujuan, penyelesaian Inggris yang menerapkan model pembe-
tugas-tugas, bahan dan sumber belajar serta lajaran kooperatif dapat menjadi salah satu
peran. 3) Ada interaksi tatap muka dengan alternatif untuk meningkatkan keterampilan
asumsi, murid akan lebih mudah belajar bila kooperatif dan penguasaan kosakata siswa
sesamanya saling bertatap muka dan ber- pada siswa kelas III SD Negeri 2 Baruga
interaksi, dalam suatu kelompok dapat di- Kendari.
ketahui siapa berhak “memberi” dan siapa Pembahasan
yang berkewajiban “memberi”. 4). Ada a- Pengamatan peneliti pada awal
kuntabilitas individual, artinya setiap orang kegiatan penelitian bahwa keadaan atau
dalam kelompok itu memiliki tanggung lingkungan sekolah yang berada pada pusat
jawab untuk berkontribusi terhadap nilai kota Kendari, menggambarkan situasi sosi-
kelompoknya (nilai kelompok ditentukan al siswa pada umumnya berasal dari keluar-
oleh nilai individual) untuk memperoleh ga kelas menengah (middle class), dengan
penghargaan. 5) Keterampilan menjalin latar belakang sosial atau berasal dari ke-
hubungan antar pribadi. Dalam hal ini, luarga dengan pekerjaan orangtua sebagai
unsur-unsur seperti tenggang rasa, sikap PNS: 25 orang atau : 62.5%, Wiraswasta: 7

47
orang atau: 17.5%, TNI :3 orang atau :7.5% harapkan adalah siswa kelas III SDN
dari 40 orang jumlah siswa, dan sisanya Baruga Kendari dapat meningkatkan pe-
berasal dari latar belakang keluarga kelas nguasaan kosakata bahasa Inggris melalui
bawah atau pedagang kecil: 5 orang atau: pembelajaran kooperatif. Adapun spiral pe-
12.5%. (lihat lampiran: Tabel keadaan nelitian tindakan ini merupakan dasar untuk
siswa SD Negri 2 Baruga kendari). perbaikan diri guru bahasa Inggris dalam
Meskipun dapat dipahami bahwa latar kegiatan belajar mengajar. Kemis dan Tag-
belakang ekonomi keluarga siswa tidak ada gar berpendapat bahwa kerangka spiral pe-
hubungannya dengan academic achieve- nelitian tindakan ini bersifat peningkatan.
ment siswa, namun faktor sosial juga mem- Penelitian tindakan spiral ini meliputi: 1).
punyai peran penting dalam pengembangan Observasi awal, 2) Perencanaan, 3) Tindak-
bahasa (penguasaan kosakata) yang menu- an. 4) Observasi dan Interpretasi. 5). Re-
rut Boyd R. Mc Candless and Robert J fleksi. Pengujian kosakata hasil belajar da-
Trotter (1977;102) dalam Social factors and pat dipilih dari kata-kata yang telah diajar-
Language: ”Middle class children tend to be kan, maupum dari buku-buku pelajaran ba-
more advanced in vocabulary development, hasa Inggris siswa kelas III SD. Instrumen
sentence structure, and pronounciation...” penguasaan kosakata yang digunakan da-
Pada pengamatan awal ini peneliti dan lam penelitian ini berbentuk tes lisan serta
kolaborator selain melihat proses belajar observasi. Dalam hal ini siswa (responden)
mengajar yang sedang berlangsung, juga diminta untuk menyebutkan kata dalam
mengambil data dari pemerolehan nilai bentuk kalimat sesuai dengan benda-benda
bahasa Inggris siswa kelas III pada semester atau gambar dari benda-benda yang ada
yang lalu atau ganjil, untuk melihat atau disekelilingnya, dengan baik. Metode
mengkaji kemampuan siswa dalam mema- penelitian yang digunakan adalah kualitatif
hami pelajaran bahasa Inggris pada semes- yang bersifat partisipatif dan kolaboratif.
ter yang lalu atau ganjil, seperti pada uraian Kualitatif karena menjelaskan peristiwa
berikut: Jumlah siswa yang mendapatkan yang dilakukan dalam penelitian ini sehing-
nilai: 80 adalah: 1 orang, atau 2.5 % 75 ga mendapat gambaran dan penjelasan yang
adalah: 10 orang, atau 25 %.-70 adalah: 15 lengkap dalam pelaksanaan penelitian tin-
orang, atau 37.5 % 65 adalah: 12 orang, atau dakan. Dalam melakukan penelitian tindak-
30 % – 60 adalah: 2 orang, atau 5 %. Nilai an ini dilakukan perencanaan penelitian
rata–rata kelas adalah: 69.5. Dengan rinci- dengan menggunakan dua siklus, dimana
an bahwa yang mendapat nilai diatas rata- masing-masing siklus mempunyai langkah-
rata kelas yaitu nilai:70, 75, 80 adalah: 26 langkah seperti:
orang atau: 65 % dan yang mendapatkan 1.Observasi Awal Penelitian tin-
nilai dibawah rata–rata kelas yaitu nilai: 60 dakan (action research) ini dilaksanakan
dan 65 adalah: 14 orang atau: 35 %, ni pada SD Negeri 2 Baruga Kendari, Sula-
menggambarkan keadaan atau kondisi ke- wesi Tenggara, pada semester genap kelas
las yang relatif homogen dalam pemahaman III, dan yang dikembangkan adalah ke-
bahwa, kondisi penguasaan atau pemaham- mampun penguasaan kosakata bahasa
an bahasa Inggris siswa di kelas III adalah Inggris siswa. Penelitian ini dilaksanakan
relatif sama. Penelitian tindakan ini dilak- selama 3 (tiga) bulan dan mengikuti jadwal
sanakan dalam dua siklus. Dua siklus terse- yang ada di sekolah. Pada tahapan penga-
but dapat mengalami perubahan rencana matan atau observasi awal ini, kegiatan
perbaikan sampai dengan hasil yang di- yang dilakukan adalah: 1) menentukan tem-
terapkan di dalam kelas. Hasil yang di- pat penelitian dan masalah yang akan dite-

48
liti. 2) mengurus perijinan. 3) menjajaki lajaran. Hasil identifikasi digunakan untuk
tempat penelitian. 4) mengumpulkan in- me-rencanakan pembelajaran siklus kedua.
formasi awal tentang kondisi pengajaran 4.Observasi dan Interpretasi, Ber-
bahasa Inggris kelas III SD di sekolah ter- dasarkan kemampuan awal yang dikum-
sebut. Pada pengamatan awal ini peneliti pulkan pada tahap praobservasi, diketahui
dan kolaborator selain melihat proses bela- bahwa masalah yang dihadapi siswa kelas
jar mengajar yang sedang berlangsung, juga III SD Negeri 2 Baruga Kendari Sulawesi
mengambil data dari pemerolehan nilai ba- Tenggara, adalah keterbatasan kemampuan
hasa Inggris siswa kelas III pada semester dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris.
yang lalu atau ganjil, Nilai rata – rata kelas Memahami kosakata bahasa Inggris yang
adalah: 69.5. Dengan rincian bahwa yang terintegrasi dengan bacaan (dalam hal ini
mendapat nilai diatas rata – rata kelas yaitu kosakata yang tertulis atau kalimat seder-
nilai:70, 75, 80 adalah: 26 orang atau: 65 % hana ) adalah suatu masalah, pemecahan-
dan yang mendapatkan nilai dibawah rata – nya adalah dengan menggunakan pendekat-
rata kelas yaitu nilai: 60 dan 65 adalah: 14 an kooperatif dimana dalam proses belajar
orang atau: 35 %, me-ngajar dilakukan dalam berkelompok.
2.Perencanaan, Kegiatan yang di- Selama observasi peneliti akan dibantu oleh
laksanakan dalam tahap perencanaan ini, kolaborator yang akan mencatat apa yang
terdiri dari kegiatan menentukan target dilihat, didengar dan diamati selama proses
kompetensi, mendesain pembelajaran, pengajaran berlangsung dalam bentuk ca-
mendesain alat tes dan membuat jadwal tatan lapangan.
pembelajaran:1) menentukan target kom- 5.Refleksi, Pada tahapan refleksi ini
petensi, stándar kompetensi, peningkatan kegiatan yang dilakukan adalah; 1) me-
penguasaan kosa kata yaitu: timbulnya dan nganalisis hasil tindakan seberapa jauh ting-
meningkatnya kemauan siswa, dengan kat perubahan perilaku siswa dari sebelum
kompetensi dasar dapat menyebutkan kosa dilakukan tindakan dan setelah dilakukan
kata bahasa Inggris dengan baik. 2) men- tindakan. 2).mengkaji keberhasilan dan ke-
desain pembelajaran pada siklus pertama gagalan sebagai persiapan tindakan. Data
dan siklus kedua. 3) mendesain alat tes, alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tes yang digunakan terdiri dari gambar- data–data yang diambil pada ketiga aspek
gambar dan atau benda-benda yang riil penelitian yaitu, aspek pemahaman (under-
sesuai dengan tema yang telah diaja-rkan. standing), aspek pengucapan (pronouncia-
4) menjadwalkan pembelajaran, pembela- tion) dan aspek pemakaian (action) yang da-
jaran siklus pertama dan siklus kedua. pat menggambarkan keberhasilan serta ke-
3.Pelaksanaan Tindakan Dalam pe- tidak berhasilan penelitian. Adapun pengo-
laksanaan tindakan penelitian ini dilakukan: lahan data dalam penelitian ini yaitu bersifat
1) Tes Pra tindakan (Pre Asessmen), sebe- Sumber data adalah siswa kelas III SD
lum pelaksanaan tindakan, siswa di tes yang Negeri 2 Baruga Kendari, sejumlah 20 o-
bertujuan untuk mengetahui kemampuan a- rang dari 40 orang siswa kelas III SD Negri
wal, yang hasilnya akan dibandingkan de- 2 Baruga Kendari yang diambil secara
ngan tes pada siklus pertama, dan hasil tes random.
siklus kedua. 2) Pelaksanaan tindakan pada Hasil Penelitian
siklus pertama dilaksanakan sebanyak e- Pengamatan oleh peneliti bahwa
nam kali pertemuan. 3) Tindak lanjut pem- siswa mudah termotivasi dan antusias
belajaran siklus pertama, yaitu mengiden- ketika guru menyajikan pelajaran dengan
tifikasi kekuatan proses, dan hasil pembe- berbagai teknik yang menarik seperti;

49
bernyanyi, menyusun kata/puzzle, bermain Sehingga dalam melaksanakan
kata, dan lain – lain, Siswa kelas III SD proses belajar mengajar dalam penelitian
Negeri 2 Baruga Kendari, berada pada ka- peningkatan penguasaan kosakata bahasa
tegori usia 8–10 tahun, jika dipersentasekan Inggris melalui model pembelajaran koo-
adalah: 8 Tahun = 13 orang, atau: 32.5 %. peratif ini pada umumnya menggunakan
9 Tahun= 19 orang, atau: 47.5 %. 10 teknik bermain, bernyanyi, puzzle/menyu-
Tahun= 8 orang, atau: 20 %. Dari 40 orang sun huruf, menggambar benda dan bekerja
jumlah siswa, adalah kategori usia dini sama dalam kelompok untuk membuat
dimana pada usia ini anak/siswa masih pengalaman nyata bagi siswa dalam belajar
dalam ruang lingkup bermain atau me- mengenal kosakata yang dapat membuat
miliki rasa keingin tahuannya sendiri. mereka terkesan dan selanjutnya merasa
senang untuk belajar.

Persentase peningkatan nilai


Aspek
Penilaian Pra Tes Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan
Pemahaman Nilai 1: 25% Nilai 1: 0% Nilai 1: 0%
Nilai 2:55% Nilai 2:40% Nilai 2: 0%
Nilai 3:20% Nilai 3:45% Nilai 3:10% 30%
Nilai 4: 0% Nilai 4:15% Nilai 4:60%
Nilai 5: 0% Nilai 5: 0% Nilai 5:30%
Pengucapan Nilai 1: 25% Nilai 1: 0% Nilai 1: 0%
Nilai 2: 45% Nilai 2: 50% Nilai 2: 0%
Nilai 3: 30% Nilai 3: 40% Nilai 3:35% 30%
Nilai 4: 0% Nilai 4: 10% Nilai 4:35%
Nilai 5: 0% Nilai 5: 0% Nilai 5:30%
Nilai 1: 25% Nilai 1: 0% Nilai 1: 0%
Pemakaian Nilai 2: 45% Nilai 2:35% Nilai 2: 0%
Nilai 3:30% Nilai 3:50% Nilai 3: 0% 70%
Nilai 4: 0% Nilai 4:15% Nilai 4:30%
Nilai 5: 0% Nilai 5: 0% Nilai 5:70%

Kesimpulan pemahaman (understanding), pengucapan


Hasil penelitian yang berdasarkan per- (pronounciation), dan aksi (action), serta
bandingan nilai pada pra tes dan pos tes, dilaksanakan dengan bermain dalam ke-
memperlihatkan adanya peningkatan pe- lompok dalam proses peningkatan pengua-
nguasaan kosakata sebesar: 30% pada aspek saan kosakata melalui model pembelajaran
pemahaman, 30% pada aspek pengucapan kooperatif, lalu dilanjutkan dengan menyu-
dan 70% pada aspek pemakaian. Pening- sun atau bermain dengan huruf–huruf yang
katan yang dicapai tersebut melalui kegiat- ada pada bentuk puzzle, sehingga siswa
an dalam pelaksanaan proses belajar meng- tanpa menyadari bahwa mereka bisa mema-
ajar melalui kooperatif learning. 2) .Proses hami arti dari apa yang mereka susun. 3) .E-
kegiatan belajar–mengajar yang diberikan valuasi yang dilaksanakan dengan menilai
adalah menggunakan aspek–aspek pening- berapa jumlah atau peningkatan penguasa-
katan kosakata yaitu, terdiri dari aspek an kosakata yang telah dikuasai oleh ma-

50
sing–masing siswa. 4) .Penelitian tindakan Boyd R Mc Candless and Robert J
ini menggunakan dua siklus dengan model Trotter:”Social Factors and Language”
Hopkins, masing–masing siklus memiliki dalam: Children Behaviour and
langkah–langkah sebagai berikut: 1) obser- Development .New Jersey, Reinhart
vasi awal, 2) perencanaan, 3) tindakan, 4) and Minston Inc,1977.
Carter, Ronald & Michael McCarthy,
observasi dan interpretasi, 5) refleksi. 6.) Vocabulary and Language Teaching.
Hasil penelitian tindakan peningkatan pe- London, Longman.1998
nguasaan kosakata bahasa Inggris melalui DITJEN DIKDASMEN: Bahasa Inggris
model pembelajaran kooperatif dapat di- Materi Penelitian Terintegrasi.Jakarta,
simpulkan bahwa adanya perubahan atau DEPDIKNAS. 2005.
peningkatan penguasaan jumlah kosakata Djoyosuroto, Kinayati, Prinsip-prinsip Dasar
bahasa Inggris Kelas III SD Negeri 2 Penelitian Bahasa dan Sastra,Jakarta:
Baruga Kendari mengandung arti bahwa Nuansa, 2004.
ada peningkatan dalam penguasaan kosa Dornyei, Zoltan,:”Psycolologikal Process in
kata Bahasa Inggris di kelas III SD Negeri Cooperative Languange Learning”
2 Baruga Kendari. Implikasi penelitian :Group Dynamics and Moivation, (The
Modern Languange Journal, Vol : 81 –
tindakan ini antara lain adanya semangat number 4),Hungary, Departement of
dan rasa riang gembira siswa ketika dilak- English Applied Linguistics
sanakan proses belajar–mengajar pening- Budapest.1997.
katan penguasaan jumlah kosakata bahasa Dornyei, Zoltan and Angi Malderez,The Role
Inggris melalui model pembelajaran koope- of Group Dynamics in Foreign
ratif, sehingga ada kesenangan siswa dalam Languange Learning Teaching,
belajar bahasa Inggris, khususnya dalam Cambrige Languange Teaching
meningkatkan penguasaan jumlah kosakata Labbrary, Cambrige University Press,
bahasa Inggris melalui model pembelajaran 1997.
kooperatif. Siswa dapat memahami dan me- Gay L.G ,Educational Research .(Late of
ngartikan aksi maupun gambar atau benda Florida University, 2000)
yang diberikan. Hal tersebut menunjukkan Hardjidjodipuro, D. Action Research Sintetik
juga bahwa pembelajaran koperatif me- Teoritic, Jakarta: IKIP Jakarta, 1997.
ningkatkan motivasi siswa dalam belajar Heinle & Heinle: Teaching and Learning
bahasa Inggris. Vocubulary, Victoria University of
Wellington, 1990.
DAFTAR PUSTAKA Hopkins, D. A Teacher`s Guide to Classroom
A. Kadir, “Penerapan Collaborative and Research, Bristol: Open University
Cooperative Type STAD”, Tesis,Bandung, Press, 1993.
2000. Hornby AS, Oxford Advanced Learner’s
ARTZ & Newman, dalam “Creating a Positive Dictionary of Current English,Oxford
Climate on Cooperative Learning”, University Press,1995
2006, www.indiana.edu/safeschy James, Spradley P, Participant Observation
A. Suhaenah S, ”Memperbaiki Praktek New York, Reinhart & Winston, 1980.
Pendidikan Melalui Penelitian Johnson & Johnson, Psychological Processes in
Tindakan”, makalah, Pelatihan Cooperative Language Learning
Metodologi PPS UNJ. P.2. dalam: The Modern Language Journal
Brown. H. Douglas, Principles of Languege Vol: 81/number 4, 1997.
Learning and Teaching.Prentice Hall Johnson & Johnson, Putnam, Mark Nechich,
Regents, San Fransisco State “Creating a Positive Elimate
University, 1993.

51
Cooperative Learning”, 2006,
(www.indiana.com/article)
Johnson R. and Johnson D., Learning Together
and Alone:” Cooperative, Competition
and Individualization”, New Jersey,
Prentice Hall, 1975. Johnson R. and
Johnson D., “Cooperative Learning
and Conflict Resolution”, 2006,
(www.elere.com/article)
Lee, Sandra, Sociolinguistic and Language
Teaching, Canbridge University Press,
1996.
Lie, Anita, Cooperative Learning:
“Mempraktekkan Cooperative
Learning di Ruang-ruang Kelas”, PT.
Gramedia, Jakarta, 2004.
Mc Donell, Wendy, Langauge and Cognitive
Group Work, England, Prentice Hall
Regents. 1992.
Mathews, P.H, Morphology and Introduction to
The Teory of Word – Structure,
Cambrige University Press, 1979.
Moleong.LJ,Metodologi Penelitian
Kualitatif,Bandung:Remaja
Rosdakarya,2001.
Nunan, David, Language Teaching
Methodology, A Text Book for
Teachers, Prentice Hall International
English, 1991.

52

Potrebbero piacerti anche