Sei sulla pagina 1di 33

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)


4.1.1 Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Analisa tingkat ketergantungan pasien dan kebutuhan tenaga perawat ruang Imam
Bonjol yang dilakukan mulai tanggal 02 – 07 Oktober 2017 dengan hasil sebagai berikut :
Table 4.1 Analisa Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat
Pada Tanggal 02-07 Oktober 2017 di Ruang Imam Bonjol RSUD
Kanjuruhan Kepanjen.
Jumlah Kebutuhan Tenaga
Hari / Tingkat
No
Tanggal Ketergantungan ∑Px Shift Pagi ∑Px Shift Sore
Minimal …. ….x0,17= …. … …x0,14=…

Senin Parsial …. …x0,27= ….. … …x0,15=…


1 02 Oktober
Total … ….x0,36= ….. … …x0,30= ..
2017
Jumlah … …. = …. … =

Minimal x0,17= x0,14=

Selasa Parsial x0,27= x0,15=


2 03 Oktober
Total x0,36= x0,30=
2017
Jumlah = =

Minimal x0,17= 0,85 x0,14= 0,56

Rabu Parsial x0,27=1,35 x0,15=0,75


3 04 Oktober
Total x0,36=0 x0,30= 0
2017
Jumlah 2,2 = 2 1,31 = 1

Minimal x0,17= x0,14=

Kamis Parsial x0,27= x0,15=


4 05 Oktober
Total x0,36= x0,30=
2017
Jumlah = =

Minimal x0,17= x0,14=

Jumat Parsial x0,27= x0,15=


5 06 Oktober
Total x0,36= x0,30=
2017
Jumlah = =

6 Sabtu Minimal x0,17= x0,14=

57
07 Oktober Parsial x0,27= x0,15=
2017
Total x0,36= x0,30=

Jumlah = =

Minimal x0,17= x0,14=

Senin Parsial x0,27= x0,15=


7 09 Oktober
Total x0,36= x0,30=
2017
Jumlah = =

Minimal x0,17= x0,14=

Selasa Parsial x0,27= x0,15=


8 10 Oktober
Total x0,36= x0,30=
2017
Jumlah = =

Rata-Rata= Rata-Rata=
Total =
=

4.1.2 Bed Occupacy Rate (BOR)


Bed Occupacy Rate (BOR)ruang Imam Bonjol pada tanggal 02-10 Oktober 2017 adalah
sebagai berikut:
Table 4.2 BOR (Bed Occupacy Rate) Pada Tanggal 02-10 Oktober 2017 di Ruang
Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen
N Hari / Bed Occupacy Rate (BOR) Ket.
Rata*
o Tanggal TT Pagi BOR Pagi TT Siang BOR Siang
Senin Bed /33x100%= % Bed /14x100%= %
1 02 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Selasa Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
2 03 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Rabu Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
3 04 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Kamis Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
4 05 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Jumat Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
5 06 Oktober %
2017 Kosong Kosong
6 Sabtu Bed /14x100%= % Bed /14x100%= % %

58
08 Oktober
Kosong Kosong
2017
Senin Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
7 09 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Selasa Bed /14x100%= % Bed /14x100%= %
8 10 Oktober %
2017 Kosong Kosong
Rata-Rata %

4.2 MATERIAL (SARANA DAN PRASARANA)


Berdasarkan hasil implementasi Mahasiswa Management Profesi Ners UMM
terkait dengan permasalahan tempat sampah medis didapatkan hasil bahwa :
Tabel 4. 3 Kajian Observasi Permasalahan Material (Sarana – Prasarana) Terkait dengan
Permasalahan Tempat Sampah Medis.
MASALAH OBSERVASI PENGKAJIAN OBSERVASI EVALUASI Ket
Kurangnya jumlah a. Terdapat 4 tempat sampah a. Koordinasi dengan Kepala Masih belum
tempat sampah non-medis, 1 tempat Ruangan terkait dengan terselesaikan.
medis di ruang sampah medis. Letak Pengadaan Tempat
Cempaka. sampah non medis terletak Sampah Medis.
pada sudut dekat ruang Didapatkan hasil bahwa
tunggu keluarga pasien Kepala Ruang telah
sebelah selatan, 1 tempat mengajukan Permintaan
sampah di depan ruang sampah medis tambahan
Cempaka, 1 tempat sampah tetapi masih dalam proses
di dekat ruang tunggu oleh RS.
sebelah utara, 1 tempat b. Melakukan modifikasi
sampah di ruang nurse dengan cara pemberian
station. label tempat sampah
b. Terdapat 1 tempat sampah medis dan non medis di
medis di ruang nurse ruang Imam Bonjol
station.
Berdasarkan hasil observasi diatas menunjukkan bahwa permasalahan tentang
jumlah tempat sampah medis masih belum terselesaikan dikarenakan tempah sampah
medis masih dalam proses pengadaan oleh RS.

4.3 METHOD (PELAYANAN)


4.3.1 Metode Asuhan Keperawatan Professional (MAKP)
1. Peran Kepala Ruangan
Dari kajian data observasi yang dilakukan pada tanggal 02-10 Oktober 2017
didapatkan hasil bahwa peran kepala ruangan adalah sebagai berikut :
Tabel 4.3 Kajian Data Observasi Tugas Kepala Ruangan dalam Metode Tim di
Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada Tanggal 02-10
Oktober 2017.
59
Tugas Kepala Ruangan Observasi
No Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Keterangan
Ya Tidak
dengan Metode TIM
1. Membagi staff kedalam beberapa tim sesuai

dengan kemampuan dan beban kerja
2. Membuat jadwal dinas pagi, sore, malam setiap

shift ada ketua timnya
3. Membagi pasien kepada masing-masing tim sesuai

dengan kemampuan dan beban kerja
4. Memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas

sesuai dengan ketua tim dan pelaksana.
5. Melakukan supervisi dan memberi motivasi
seluruh staf keperawatan untuk mencapai kinerja √
yang optimal
6. Melakukan upaya peningkatan mutu asuhan
keperawatan dengan melakukan evaluasi melalui √
angket setiap pasien pulang.
7. Melakukan pendelegasian tugas kepada ketua tim

saat berhalangan hadir
8. Berperan sebagai konsultan √
JUMLAH 8 8
PRESENTASE (%) 100% 100%

Berdasarkan dari data tabel observasi diatas menunjukkan bahwa tugas kepala
ruang dalam metode tim telah berjalan 100% atau tidak ada perubahan saat pengkajian
dan evaluasi kegiatan.
2. Peran Ketua Tim
Tabel 4.4 Kajian Data Observasi Tugas Ketua Tim dalam Metode Tim di
Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Malang pada Tanggal 02-10
Oktober 2017.
Tugas Ketua Tim yang Mendukung Observasi Evaluasi
No Pelaksanaan Sistem Pemberian Ket.
Ya Tidak Ya Tidak
Asuhan Keperawatan dg Metode Tim
1. Bertugas pada pagi, sore, dan malam hari √ √
2. Bersama pelaksana menerima operan
√ √
tugas jaga dari jaga sebelumnya.
3. Bersama pelaksana melakukan konfirmasi
/ supervisi tentang kondisi klien segera √ √
setelah operan

60
4. Bersama pelaksana melakukan doa
bersama sebagai awal dan akhir tugas, √ √
dilakukan setelah operan
5. Melakukan pre-conference dengan semua
pelaksana yang ada dalam grupnya setiap √ √
awal dinas pagi
6. Membagi klien/tugas pada anggota tim
√ √
sesuai kemampuan dan beban kerja
7. Melakukan pengkajian, menetapkan
masalah/diagnosa dan perencanaan
keperawatan semua pasien yang menjadi √ √
tanggungjawabnya dan ada bukti direkam
keperawatan.
8. Memonitor dan membimbing tugas
√ √
pelaksana
9. Membantu tugas anggota tim untuk
√ √
kelancaran pelaksanaan asuhan klien
10. Mengoreksi, merevisi dan melengkapi
catatan askep yang dilakukan oleh
√ √
anggota tim yang ada dibawah
tanggungjawabnya.
11. Melakukan evaluasi kajian data kepada
setiap klien sesuai dengan tujuan yang
√ √
ada dalam perencanaan askep direkam
keperawatan.
12. Melaksanakan post conference setiap
akhir dinas dan menerima laporan akhir
√ √
tugas jaga dari anggota tim untuk
persiapan operan tugas jaga berikutnya.
13. Mendampingi anggota tim dalam operan
tugas jaga kepada tim yang tugas √ √
berikutnya.
14. Memperkenalkan anggota tim yang ada
dalam satu grup/yang akan merawat √ √
selama klien dirawat pada klien
15. Mendelegasikan tugas kepada shift
√ √
selanjutnya.
16. Melaksanakan pendelegasian tugas PJ
√ √
ruang pagi hari bila tidak bertugas
17. Melaksanakan tugas lain sesuai dengan
√ √
uraian

61
JUMLAH 12 5 15 2 17
PRESENTASE (%) 71 % 29 % 88% 12% 100 %

Berdasarkan dari data tabel observasi saat pengkajian dan evaluasi kegiatan
diatas menunjukkan bahwa tugas ketua tim dalam metode tim telah mengalami
peningkatan dari sebelumnya 71 % ke 88 %, hal yang mengalami peningkatan adalah
pada tindakan pre conference, post conference yang dilakukan secara maksimal diikuti adanya
doa setelah timbang terima selesai.
3. Peran Anggota Tim
Tabel 4.5 Kajian Data Observasi Tugas Anggota Tim dalam Metode Tim di
Ruang Imam Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada Tanggal 02-
10 Oktober 2017.
Tugas Anggota Tim yang Mendukung Observasi Evaluasi
No Pelaksanaan Sistem Pemberian Ket.
Ya Tidak Ya Tidak
Asuhan Keperawatan dg Metode Tim
1. Melaksanakan operan tugas setiap awal
dan akhir jaga dari dan kepada kepala √ √
anggota yang jaga berikutnya.
2. Melakukan konfirmasi/supervisi tentang
√ √
kondisi pasien segera setelah operan
3. Melakukan doa pada awal dan akhir dinas √ √
4. Mengikuti pre conference yang diadakan
√ √
oleh ketua tim
5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada
pasien yang menjadi tanggungjawabnya √ √
dan ada dibukti rekam keperawatan
6. Melakukan monitoring respon pasien dan
√ √
ada bukti direkam keperawatan
7. Melakukan konsultasi tentang masalah
√ √
klien atau keluarga kepada ketua tim.
8. Membimbing dan melakukan pendidikan
kesehatan kepada pasien yang menjadi
√ √
tanggungjawabnya dan ada dibukti rekam
keperawatan
9. Menerima keluhan klien atau keluarga dan
√ √
berushaha mengatasinya
10. Melengkapi catatan askep pada semua
√ √
pasien yang menjadi tanggungjawabnya
11. Melakukan evaluasi askep setiap akhir √ √
tugas pada semua pasien yang menjadi
62
tanggungjawabnya dan ada dibukti rekam
keperawatan
12. Mengikuti post conference √ √
13. Bila ketua tim tidak ada, wajib
mengenalkan anggota tim yang ada dalam
√ √
1 grup yang akan memberikan askep pada
jaga berikutnya kepada klien atau keluarga
14. Berkoordinasi dengan ketua tim atau
dokter atau tim kesehatan lain apabila ada
masalah klien. √ √

15. Melaksanakan tugas lain sesuai uraian


√ √
tugas anggota tim
JUMLAH 13 2 14 1 15
PRESENTASE (%) 87 % 13 % 93% 7% 100 %

Berdasarkan dari data tabel observasi saat pengkajian dan evaluasi kegiatan diatas
menunjukkan bahwa tugas anggota tim dalam metode tim telah mengalami peningkatan
dari sebesar 87 % ke 93 %. Peningkatan tersebut dari adanya kegiatan berdoa setelah
dilaksanakan pre conference.
4.3.2 Timbang Terima
Dari kajian data observasi yang dilakukan sebanyak 2 kali di shift pagi dan sore
pada tanggal 02-10 Oktober 2017 didapatkan hasil bahwa:
Tabel 4.6 Kajian Data Observasi Timbang Terima di Ruang Imam Bonjol
RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada Tanggal 10-18 April 2017.
Pengkajian Evaluasi
No Pertanyaan Ket.
Ya Tidak Ya Tidak
Menyampaikan kondisi / keadaan umum
1. √ √
klien
Meningkatkan kemampuan komunikasi
2. √ √
antar perawat

Terjalinnya hubungan kerjasama yang


3. bertanggung jawab antar anggota tim √ √
perawat
Terlaksananya asuhan keperawatan
4. √ √
terhadap klien yang berkesinambungan
Operan dilakukan secara langsung
5. (dengan melihat kondisi) dan berkeliling √ √
ke semua pasien

63
Operan dilakukan tiap pergantian shift
6. √ √
atau jaga

Dipimpin oleh kepala ruangan atau ketua


7. √ √
tim
Dilakukan oleh 2 shift jaga (yang
8. √ √
mengoperkan dan menerima operan)
9. Buku laporan shift sebelumnya √ √
10. Membaca laporan shift sebelumnya √ √
Shift yang akan mengoperkan
11. menyiapkan hal-hal yang akan √ √
disampaikan
Shift yang akan menerima membawa
12. √ √
buku catatan operan atau harian
13. Kedua kelompok sudah siap √ √
Perawat datang 15 menit sebelum jadwal
14. √ √
dinas.
15. Perawat siap berkumpul di nurse station √ √
Perawat shift jaga sebelumnya
16. √ √
membacakan laporan pasien satu persatu
Mengetuk pintu atau dan mengucapkan
17. √ √
salam
Perawat shift jaga sebelunya
18. √ √
memperkenalkan perawat shift jaga baru
Kemudian menanyakan keluhan pasien
19 dan menyampaikan program perawatan √ √
yang akan dilakukan hari ini
Perawat keluar dari kamar pasien dan
20. √ √
mengucapkan salam
Kepala ruang atau ketua tim memberikan
21. salam dan menyampaikan akan segera √ √
dilakukan pre conference
Pertemuan diawali berdoa bersama yang
22. dipimpin oleh kepala ruang dan atau √ √
ketua tim
Perawat jaga sebelumnya menanyakan
kembali bila perawat jaga selanjutnya ada
23. √ √
informasi yang belum jelas yang perlu
ditanyakan
24. Perawat yang mengoperkan menyerahkan √ √

64
semua berkas catatan perawatan
Kegiatan dimulai dengan menyebut atau
mengidentifikasi secara satu persatu
(berurutan tempat tidur pasien atau
kamar) :
a. Identitias klien : nama, umur, alamat,
no RM.
25. b. Data (keluhan/subjektif/objektif) √ √
c. Jelaskan diagnosa medis
d. Jelaskan diagnosa keperawatan sesuai
data fokus
e. Intervensi kolaborasi dan dependen
f. Rencana umum dan persiapan yang
perlu dilakukan (persiapan operasi,
pemeriksaan penunjang)
Jelaskan tindakan keperawatan yang telah
26. √ √
dilakukan dan yang belum dilakukan
Jelaskan hasil tindakan :
27. Masalah teratasi, sebagian, belum atau √ √
muncul / masalah baru
Jelaskan secara singkat dan rencana kerja
28. dan tindak lanjut asuhan √ √
(mandiri/kolaborasi)
Memberikan kesempatan anggota shift
yang menerima operan untuk klarifikasi /
29. √ √
bertanya tentang hal-hal/ tindakan yang
kurang jelas
JUMLAH 24 5 28 1 29
PRESENTASE 83% 17% 97% 3% 100

Berdasarkan dari data tabel observasi saat pengkajian dan evaluasi kegiatan
diatas menunjukkan bahwa kegiatan timbang terima mengalami peningkatan dari yang
sebelumnya 83 % menjadi 97 %. Hasil observasi awal meskipun nilainya besar tetapi
catatan yang diberikan adalah kurang maksimal, tetapi setelah tindakan dilakukan terjadi
peningkatan dengan hasil maksimal. Hasil tersebut meningkat dikarenakan peningkatan
tugas dan peran dari masing-masing perawat akan pentingnya timbang terima.
4.3.3 Ronde Keperawatan
4.3.4 Table 4.8 Pelaksanaan dan Evaluasi Ronde Keperawatan oleh Tim Kepanitriaan
Klinik Manajemen Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang 2017.
Kegiatan Uraian Pelaksanaan Ronde
Ya Tidak

65
Persiapan Topik yang disajikan sudah tepat √
Sasaran klien sesuai rencana √
Dihadiri semua perawat √
Ketepatan penggunaan waktu √
Metode sesuai dengan rencana (nursing ronde) √
Pemanfaatan media secara tepat guna √
Total 83 %
Pelaksanaan Perawat bertanggung jawab mempersiapkan

ronde
Perawat penanggung jawab menjelaskan klien √
Ada diskusi antar anggota ronde tentang

temuan yang ada pada pasien
Menetapkan rencana yang perlu dilaksanakan

terkait dengan kondisi dan asuhan keperawatan
Melaksanakan tindakan sesuai dengan kondisi

pasien dan asuhan keperawatannya
Menetapkan tindak lanjut terkait kondisi pasien

dan asuhan keperawatannya
Mendokumentasikan hasil kegiatan ronde
keperawatan terkait dengan kondisi pasien dan √
asuhan keperawatan
Total 100 %
Post Melakukan evaluasi √
Melakukan rekomendasi intervensi keperawatan √
Menyimpulkan hasil ronde keperawatan √
Melakukan penutup √
Total 100 %

Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa pelaksanaan ronde keperawatan di ruang cempaka yang
dilakukan oleh Mahasiswa Management Profesi Ners UMM ditunjukan pelaksanaan pre sebesar
83%, intra 100%, dan post 100%. Sedangkan evaluasi hasil Ronde Keperawatan oleh Mahasiswa
Management Profesi Ners UMM masih kurang dikarenakan waktu yang terbatas, sehingga tim
management tidak bias mengevaluasi lebih lanjut kegiatan ronde keperawatan sehingga evaluasi
singkat dilakukan pada hari dimana implementasi dilakukan.

66
4.3.5 Penerimaan Pasien Baru
Tabel 4.7 Kajian Data Observasi Penerimaan Pasien Baru di Ruang Imam
Bonjol RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada Tanggal 02-10 Oktober 2017
Pengkajian Evaluasi
No Data yang dinilai Ket.
Ya Tidak Ya Tidak
1 Pada saat penerima pasien baru,
perawat menjelaskan tata tertib √ √
ruangan
2 Pada saat pasien baru datang, perawat
memberikan edukasi tentang √ √
pencegahan infeksi diruangan
3 Pada saat pasien baru datang, perawat
menerima dengan cepat melakukan √ √
assesment awal
4 Pada saat penerimaan pasien baru,
perawat mendokumentasikan,
√ √
pemasangan gelang sesuai dengan
prosedur yang ada
5 Pada saat yang menerima pasien baru
perawat menjelaskan jam berkunjung √ √
pasien
JUMLAH 3 2 5 0 5
PERSENTASE 60 % 40 % 100 % 0% 100 %
Berdasarkan dari data tabel observasi saat pengkajian dan evaluasi kegiatan
diatas menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dengan nilai sebelumnya adalah 60 %
menjadi 100 %. Peningkatan ini dikarenakan adanya protokol dalam penerimaan pasien
baru sehingga lebih terstruktur terutama pada pemberian KIE pada pasien dan keluarga
yang baru masuk RS.

4.4 MUTU (MUTU PELAYANAN)


4.4.1 Patient Safety (SKP)
Tabel 4.10 Kajian Observasi Permasalahan Patient Safety
Observasi Ket.
No Masalah
Pengkajian Evaluasi
1. Ketepatan Secara analisis, di ruang Pengadaan inovasi pemberian Masih
Identifikasi Imam Bonjol RSUD obat dengan menggunakan dalam
Pasien Kanjuruhan. Identifikasi kotak obat yang berisi nama, no proses.
pemberian obat dikatakan RM, tanggal lahir, dan jenis
masih belum maksimal kelamin untuk meminimalisir
dikarenakan pada saat kesalahan dalam pemberian
mempersiapkan obat, obat.
identifikasi hanya berupa
nomor bed dan nama pasien
tanpa disertai jenis obat
yang diberikan dan nomor
register.
67
Terkadang,beberapa
perawat hanya memberikan
identifikasi berupa nomor
bed saja.

2. Peningkatan Secara analisis, di ruang Pengadaan inovasi pemberian Masih


Keamanan Obat Imam Bonjol RSUD nama, no RM pada loker obat dalam
Yang Perlu Kajuruhan. penyimpanan dan pengadaan inovasi daftar proses
diwaspadai obat sudah tepat, termasuk obat-obatan yang termasuk
obat yang seharusnya kategori LASA dan High Alert
disimpan di dalam lemari es
atau dalam almari emergensi
terpisah dengan obat lainnya
dan diberi segel.
Pada loker obat hanya
tercantum nomor bed
pasien, tidak terdapat nama
pasien dan no RM pasien.
Daftar obat-obatan yang
termasuk kategori LASA
dan High Alert, belum
terdapat di ruangan,
khususnya di dekat loker
obat pasien.

68
3. Pencegahan Secara analisis di ruang  Adanya Media Promosi Telah
Pengendalian Cempaka RST dr.Soepraoen Kesehatan bagi Ruang terlaksana
Infeksi saat observasi promosi Perawatan Khususnya Ruang
kesehatan diruang seperti Isolasi Cempaka yang telah
poster, leaflet perlu tertempel di setiap ruang
ditingkatkan untuk pasien dan ruang tunggu
mengurangi resiko infeksi pasien meliputi adanya poster
pada pasien selain itu tidak (6 langkah cuci tangan dan 5
moment, etika batuk/bersin
dibatasinya jumlah
serta, TBC dan HIV-AIDS)
pengunjung saat
 Mengaplikasikan Lembar
berkunjung.
edukasi dalam catatan medis
pasien dan keluarga dengan
memberikan KIE dan
mempraktekkan secara
langsung tentang cuci tangan.,
etika batuk serta pemilahan
sampah medis dan non medis.
 Memberikan KIE pada
keluarga atau pengunjung
pasien untuk secara bergantian
dalam mengunjungi pasien.
Hasil yang didapatkan selama
3 hari melakukan monev
(monitoring dan evaluasi)
terhadap pembatasan
pengunjung adalah tidak
adanya perubahan jumlah
pembatasan pengunjung.
Berdasarkan hasil tabel diatas tentang permasalahan patient safety menunjukkan
bahwa :
a. Peningkatan keamanan obat dalam pemberian masih dalam proses pembuatan
produk.
b. Pencegahan pengendalian infeksi telah berjalan dengan hasil bahwa promosi
kesehatan dan proses KIE kepada pasien dan keluarga telah berjalan dan
mendapatkan hasil yang meningkat, sedangkan KIE tentang pengunjung
menghasilkan tidak adanya perubahan dalam jumlah pembatasan jam berkunjung
pasien
4.4.2 Angket Kepuasan
Berjalannya angket kepuasan sebagai SOP penilaian kepuasan pasien selama
dirawat di RS sebelum pulang.Instrumen kepuasan pasien berdasarkan angket kepuasan
yang terdapat di RS TK.II dr.Sepraoen Malang.
Tabel 4.11 Kajian Data Hasil Tingkat Kepuasan Pasien Menggunakan Angket Kepuasan
Pasien Sesuai dengan SOP RST Tk. II dr. Soepraoen Malang
No. Karakteristik SM KM M TM

69
1. Pelayan pengamanan kendaraan (Parkir)
a. Sikap petugas 50% 50%
b. Keamanan kendaraan selama parkir 50% 50%
c. Ketrampilan petugas dalam melayani parkir 50% 50%
d. Fasilitas di tempat parkir. 50% 50%
2. Pelayanan Keamanan/Provost
a. Sikap petugas keamanan 50% 50%
b. Kejelasan informasi terkait pengamanan 50% 50%
c. Kepedulian petugas dalam menyalani 60% 40%
3. Loket Pendaftaran
a. Keramahan petugas pendaftaran 50% 50%
b. Kecepatan pelayanan pendaftaran 40% 60%
c. Keterampilan petugas dalam melayani 50% 50%
4. Pelayanan Administrasi
a. Sikap petugas dalam melayani 50% 50%
b. Kejelasan dalam memberikan informasi 50% 50%
c. Kecepatan pelayanan pendaftaran 40% 60%
d. Prosedur pelayanan yang diberikan 50% 50%
e. Persyaratan yang harus dipenuhi 50% 50%
5. Ruang Perawatan
a. Fasilitas ruang/poliklinik 90% 10%
b. Kebersihan / kenyamanan ruang 90% 10%
c. Kejelasan petugas yang menyalani 50% 50%
d. Jadwal pelayanan 50% 50%
6. Pelayanan Gizi
a. Sikap petugas gizi 50% 50%
b. Cita rasa menu 60% 40%
c. Keterampilan petugas 50% 50%
d. Kebersihan 60% 40%
7. Pelayanan Dokter
a. Sikap 60% 40%
b. Kejelasan informasi 50% 50%
c. Kecepatan 50% 50%
d. Ketelatenan 60% 40%
e. Kedisiplinan 50% 50%
f. Tanggung jawab 40% 60%
g. Keadilan pelayanan 50% 50%
8. Pelayanan perawat
a. Sikap petugas 50% 50%
b. Kedisiplinan 60% 40%
c. Kecepatan 50% 50%
d. Keterampilan 40% 60%
e. Tanggung jawab 60% 40%
f. Kejelasan 50% 50%
9. Biaya
a. Kewajaran 50% 50%
b. Kepastian biaya 60% 40%
Total 53% 1% 46%
Keterangan :
SM = Sangat Memuaskan
M = Memuaskan
KM = Kurang Memuaskan

70
TM = Tidak Memuaskan
Dari tabel diatas dapat disimpulkan tingkat kepuasan pasien di ruang Cempaka
cukup baik, dari data instrumen kuesioner kepuasan pasien yang dilakukan mulai tanggal
10 April 2017 terhadap 8 responden, 53% pasien memilih sangat puas terhadap
pelayanan di RS.Soepraoen, 46% menjawab puas terhadap pelayanan dan 1% kurang
memuaskan.

4.5 ANALISA SWOT POST TINDAKAN


No Analisis SWOT Bobot Rating Bobot x Rating
1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruang 0,3 3 0,9
cempaka RS TK II dr. Soepraoen sudah
mencukupi meliputi dinas pagi, sore dan
malam.
2. Jenis ketenagaan keperawatan di ruangan :
 D3 = 12 orang 0,2 2 0,4
 S.Kep., Ners = 3 orang
3. Adanya sistem pengembangan staf berupa
pelatiahan yang meliputi SKP, BHD, Hand
Hygine, dan APAR.
4. Adanya pelatihan untuk menunjang kebutuhan 0,3 3 0,9
ruangan seperti pelatihan management
bangsal, high care unit, dan BLS/BTLS.

Total

0,2 3 0.6 S-W=


Weakness
2,8-
1. Beban kerja perawat di ruangan cukup tinggi. 2,0=
2. Pembagian tugas masih belum optimal. 0,8
1 2,8
Total

0,5 2 1,0
0,5 2 1,0

1 2,0

71
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Sebagian besar perawat mempunyai
kemauan untuk melanjutkan pendidikan ke
jenjang yang lebih tinggi.
2. Adanya kerjasama yang baik antara 0,2 3 0,6
mahasiswa praktikan dengan perawat.
3. Adanya pelatihan khusus tentang manajemen
keperawatan dari diklat.
4. Adanya kebijakan pemerintah tentang
profesionalisme perawat.
5. Adanya pekarya yang membantu pekerjaan 0,1 2 0,2
perawat di ruangan.

0,2 2 0,4
Total
Threathened
0,3 2 0,6
1. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat
untuk pelayanan yang lebih professional.
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan. 0,2 1 0,2 O-T=
3. Adanya pertanggung jawaban legalitas bagi
2,0-
pasien.
4. Adanya persaingan globalisasi akibat dari 1,8=
MEA 0,2
5. Kebijakan pemerintah tentang asuransi 1 2,0
kesehatan.

Total
0,1 1 0,1

0,1 1 0,1

0,3 2 0,6

0,2 2 0,4
0,3 2 0,6

1 1,8

72
2 M2 : MATERIAL (SARANA DAN
PRASARANA)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Mempunyai sarana dan prasarana untuk 0,2 3 0,6
pasien dan tenaga kesehatan
2. Mempunyai peralatan medis, tenun,
dokumen yang baik dan memenuhi standar 0,2 3 0,6
3. Terdapat Nurse station
4. Terdapat ruang penyimpanan alat
5. Kejelasan tanda arah jalur evakuasi yang
dapat dilihat pada ruangan tersebut 0,2 4 0,8
6. Terdapat pengaman pada kamar mandi
pasien 0,1 3 0,3
7. Terdapat alat pemadam api ringan (APAR) 0,1 2 0,2

Total
0,1 4 0,4
0,1 4 0,4
Weakness
1. Kurangnya bak sampah medis dan non
medis 1 3,3 S-W=
2. Pengadaan baterai untuk alat pulse oxymetri
yang selalu datang terlambat. 3,3-
3. Bel perawat tidak berfungsi 2,8=
0,5
Total
0,5 3 1,5

0,3 3 0,9

0,2 2 0,4

1 2,8
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya kesempatan menambah anggaran dana 0,4 3 1,2
pengadaan alat kesehatan dengan banyaknya
pasien yang keluar masuk
2. Adanya kesempatan untuk penggantian alat-
alat yang tidak layak pakai/rusak
0,6 3 1,8

73
Total

Threathened 1 3,0 O-T=


1. Adanya tuntutan yang tinggi dari masyarakat 3,0-
untuk kelengkapan sarana dan prasarana 2,5=
diruangan.
2. Adanya kebijakan RS terhadap ketersediaan 0,5
0,5 2 1,0
sarana dan prasarana tiap ruangan.
Total

0,5 3 1,5

1 2,5

3 M3 : METHOD (METODE)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
MAKP
Strength
1. Model asuhan keperawatan yang digunakan 0,4 4 1,6
yaitu metode tim dan modifikasi primer
2. Kepala ruang, kepala tim dan perawat
pelaksana mengetahui peran dan fungsi
0,2 3 0,6
masing-masing dalam menjalankan metode tim
3. Sebagian besar tugas kepala ruangan, ketua tim
dan anggota tim telah berjalan dengan baik
dimana hasil dari data observasi didapatkan
hasil >75% tugas telah berjalan.
4. Mempunyai SOP dalam melakukan tindakan 0,2 3 0,6
Total

Weakness
1. Pelaksanaan model MAKP Tim sudah 0,2 3 0,6 S-W=
dilakukan tetapi tidak berjalan dengan
maksimal. 1 3,4 3,4-3=
0,4
Total

1 3
3

74
1 3
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanyamahasiswa praktikan yang sedang 0,4 4 1,6
melakukanmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kebijakan Rumah Sakit tentang
pelaksanaan MAKP 0,3 3 0,9
3. Perlunya pelatihan dan pengembangan
perawat tentang manajemen keperawatan oleh
pihak RS.
0,3 2 0,6

Total

Threathened 1 3,1 O-T=

1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendap 3,1-
atkanpelayanan yang professional. 2,7=
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,3
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan.
3. Persaingan antar RS yang semakin ketat 0,5 3 1,5

Total
0,3 2 0,6

0,2 3 0,6

1 2,7

TIMBANG TERIMA
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang 0,1 3 0,6
terima setiap pagi
2. Ketua tim mengkoordinasikan anggotanya
dalam tindakan 0,1 2 0,2
3. Semua perawat tahu hal-hal yang perlu
dipersiapkan dalam timbang terima
4. Perawat menjelaskan keadaan umum pasien
secara jelas.
75
5. Dilakukan operan keliling bed pasien 0,1 3 0,3
6. Selalu ada klarifikasi, tanya jawab, dan
validasi terhadap timbang terima yang
dilakukan. 0,2 3 0,6 S –W
7. Adanya laporan jaga setiap shift
8. Adanya kegiatan berdoa dan pembacaan 3,2-3,0
SOP tindakan =
9. Melakukan tindakan timbang terima setiap 0,1 3 0,3
shift sesuai dengan SOP 0,2
0,1 3 0,3

Total

Weakness 0,1 3 0,3

1. Perawat jaga sebelumnya tidak 0,1 3 0,3


memperkenalkan perawat jaga shift yang
baru.
2. Perawat terkadang terlambat saat masuk jam 0,1 3 0,3
dinas sehingga timbang terima terlambat.
3. Perawat shift selanjutnya tidak membawa
buku catatan harian pada saat operan
berlangsung
4. Kurang maksimal pada operan sore-malam 1 3,2

Total

0,3 3 0,9

0,3 3 0,9

0,2 3 0,6

0,2 3 0,6

1 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang
76
praktikmanajemenkeperawatan. 0,5 4 2,0
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan 0,5 3 1,5

Total

1 3,5 O–T
Threathened
3,5-
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapat
3,3=
kanpelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang 0,2
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan
3. Adanya persaingan global (MEA) 0,4 3 1,2

Total 0,3 4 1,2

0,3 3 0,9

1 3,3

RONDE KEPERAWATAN
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Memiliki SOP di ruangan untuk ronde 0,2 3 0,6
keperawatan
2. Ronde Keperawatan secara tidak langsung
dilakukan pada saat dokter visite namun tidak
0,2 3 0,6
semaksimal ronde keperawatan yang sesuai
dengan SOP
3. Ronde keperawatan sesuai dengan SOP pernah
dilakukan diruangan cempaka dimana ruangan
ini merupakan ruangan infeksius.
4. Ronde dilakukan selama 2x dalam sebulan S–W
5. Adanya kasus yang memerlukan tindakan 0,2 2 0,4 3,1–3,0
ronde keperawatan =
0,1
Total

0,1 3 0,3

77
Weakness 0,3 4 1,2
1. Keterbatasan waktu untuk dilakukannya ronde
keperawatan.
2. Kurang minatnya dari SDM eksternal dalam
melakukan ronde keperawatan 1 2,8

Total

0,5 3 1,5

0,5 3 1,5

1 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 3 1,5
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat 0,5 3 1,5
ruangan

Total

1 3 O–T
Threathened 3-2,5=
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendapat 0,5
kanpelayanan yang professional.
2. Makin tingginya pengetahuan masyarakat 0,5 3 1,5
tentang kesadaran akan kesehatan.
Total
0,5 2 1,0

1 2,5

SENTRALISASI DAN PENGELOLAAN


OBAT
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength

78
1. Tersedianya sarana dan prasarana untuk 0,2 3 0,6
pengelolaan sentralisasi obat .
2. Adanya buku injeksi dan obat oral bekerja
sama dengan depo farmasi. 0,4 3 1,2
3. Perawat melaksanakan kegiatan sentralisasi
obat, berkolaborasi dengan depo farmasi
4. Pengelolaan obat telah berjalan maksimal.
0,2 3 0,6

Total S–W
0,2 3 0,6 3,0 –
2,4 =
Weakness
0,6
1. Pada saat pemberian obat, perawat tidak 1 3,0
menjelaskan macam obat, kegunaan obat,
jumlah obat, dan efek samping
2. Pelabelan identitas kotak obat pasien masih
terlihat tidak beraturan sehingga beresiko
kesalahan. 0,6 2 1,2

Total

0,4 3 1,2

1 2,4
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 3 1,5
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat 0,5 3 1,5
ruangan

Total

1 3 O–T
Threathened 3-3=
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendap 0
atkanpelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan 0,5 3 1,5

Total

79
0,5 3 1,5

1 3

PENERIMAAN PASIEN BARU


INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Pada saat pasien baru datang, perawat 0,3 4 1,2
menerima dengan cepat melakukan assesment
awal perawat
2. Pada saat penerimaan pasien baru, perawat
mendokumentasikan, pemasangan gelang
sesuai dengan prosedur yang ada 0,4 3 1,2
3. Memberikan KIE tentang peraturan dan tata
tertib keluarga saat di RS serta pencegahan S–W
infeksi
3,6 –
3,0=
Total 0,3 4 1,2
0,6

Weakness
1. Perawat sering mendelegasikan tugas
penerimaan pada mahasiswa tanpa 1 3 3,6
pendampingan
2. Perawat tidak memberitahukan tenaga medis
yang bertanggung jawab merawat (dokter)

Total 0,5 2 1,0

0,5 4 2,0

1 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang
80
praktikmanajemenkeperawatan. 0,5 4 2,0
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan 0,5 3 1,5

Total

1 3,5 O–T
Threathened
3,5-
1. Adanya keinginan pasien dan keluarga untuk
3,0=
bisa mendapatkan pelayanan secara maksimal
2. Adanya persaingan antar ruangan lain 0,5
0,5 3 1,5

Total
0,5 3 1,5

1 3,0

DISCHARGE PLANNING
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya SOP dischard planning di ruangan 0,4 4 1,6
untuk pasien pulang
2. Perawat memberikan surat kontrol, surat
pulang dan obat kepada pasien
0,4 4 1,6
3. Perawat menjelaskan rute untuk kontrol
dengan tenaga kesehatan yang
bertanggungjawab
0,2 3 0,6

Total
S–W

Weakness 1 3,6 3,6 –


3,0=
1. Terkait minat dan efisiensi waktu oleh perawat
dalam melakukan KIE 0,6
2. Tidak dilakukan edukasi kepada pasien dan
keluarga tentang diit, aktifitas dan istirahat, 0,5 3 1,5
prosedur minum obat yang benar, penanganan
dan pencegahan penyakit yang dialami, dan
perawatan diri
0,5 3 1,5

Total

81
1,0 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 4 2,0
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik 0,5 3 1,5
dengan perawat ruangan

Total

1 3,5 O–T
Threathened 3,5-
2,5=
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendap
atkanpelayanan yang professional. 1,0
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatan. 0,5 3 1,5

Total

0,5 2 1,0

1 2,5

SUPERVISI
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Supervisi dilakukan baik langsung maupun 0,3 3 0,9
tidak langsung oleh kepala ruangan
2. Adanya sistem monev jika supervisi dilakukan
tidak langsung baik berupa lisan maupun 0,3 3 0,9
tertulis
3. Supervisi mencakup aspek pelayanan
keperawatan, ketenagaan, dan peralatan
0,4 4 1,6

82
Total
S–W
Weakness 1 3,4 3,4 –
3,0=
1. Memberikan beban kerja baru bagi perawat
2. Pelayanan kurang maksimal jika perawat yang 0,4
didelegasikan dalam supervisi tidak langsung
sedang bekerja.
0,5 3 1,5

Total
0,5 3 1,5

1,0 3,0
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Adanya mahasiswa S1 Keperawatan yang 0,5 3 1,5
praktikmanajemenkeperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara
mahasiswa S1 Keperawatan yang praktik 0,5 3 1,5
dengan perawat ruangan

Total

1 3 O–T
Threathened 3-2,5=
1. Adanyatuntutandarimasyarakatuntukmendap 0,5
atkanpelayanan yang professional.
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan keperawatann 0,5 3 1,5

Total

0,5 2 1,0

1 2,5

DOKUMENTASI KEPERAWATAN

83
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Tersedianya sarana dan prasarana 0,3 4 1,2
dokumentasi untuk tenaga kesehatan.
2. Adanya sistem pendokumentasi S–W
menggunakan SOAP. 0,3 2 0,6 3,4 – 3
3. Adanya format asuhan keperawatan
=
0,4
Total 0,4 4 1,6

Weakness 1 3,4
1. Dari observasi rekam medik pasien, pengisian
dokumentasi kurang lengkap pada head to toe

Total 1,0 3 3

1 3
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity
1. Mahasiswa S1 Keperawatan praktik 0,5 4 2,0
management untuk mengembangkan sistem
dokumentasi keperawatan.
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa
0,5 3 1,5
S1 Keperawatan yang praktik dengan perawat
ruangan

Total
1 3,5 O–T
3,5-
Threathened 2,5=
1. Meningkatkan kesadaran pasien dan keluarga 1,0
akan tanggung jawab dan tanggung gugat
sebagai pemberi asuhan keperawatan
2. Persaingan antar Rumah Sakit dalam 0,5 3 1,5
memberikan pelayanan keperawatan

Total
0,5 2 1,0

84
1 2,5

4 M4 (MONEY)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength :
1. Pengadaan penambahan barang, fasilitas 0,2 3 0,6
kesehatan disesuaikan dengan kebutuhan dan
jumlah pasien
2. Banyaknya pasien BPJS di Ruangan Cempaka
sekitar 78,8 %
3. Pembagian insentif dibagi sama rata dengan 0,2 3 0,6
mneggunakan system 40 % dan 60 %
4. Adanya pengembangan SDM di ruang
Cempaka
0,3 4 1,2

Total
0,3 4 1,2

Weakness :
1. Jumlah pengadaan barang yang diajukan 1 3,6 S-W=
kadang tidak sesuai dengan jumlah yang 3,6-3=
diinginkan
2. Barang yang diajukan belum tentu langsung 0,6
diberikan
Total
0,5 3 1,5

0,5 3 1,5

1 3
EXTERNAL FAKTOR (EFAS)
Opportunity :
1. Banyaknya pasien yang datang dari daerah 0,5 2 1
rujukan puskesmas ataupun RS tipe C
2. Adanya kesempatan untuk mengembangkan
SDM 0,5 3 1,5

Total

85
1 2,5
Threathened : O-T=
1. Adanya tuntutan lebih tinggi dari masyarakat 2,5-2=
untuk mendapatkan pelayanan yang lebih baik
dengan jenis pembayaran apapun yang 0,5
dilakukan 1 2 2

Total

2 2

5 M5 (MUTU)
INTERNAL FAKTOR (IFAS)
Strength
1. Kejadian phlebitis selama 3 bulan terakhir 0,3 3 0,9
(Januari-Maret 2017) tidak ditemukan pasien
mengalami phlebitis dari total 306 pasien.
2. Kejadian tidak diinginkan (KTD) selama 3
bulan terakhir (Januari-Maret 2017) tidak
didapatkan pasien yang mengalami KTD dari 0,2 3 0,6
total 306 pasien.
3. Kejadian resiko jatuh selama 3 bulan terakhir
(Januari-Maret 2017) tidak didapatkan pasien
yang mengalami KNC dari total 306 pasien.
4. Adanya pemberitahuan melalui poster tentang
pembatasan pengunjung untuk anak dibawah
usia 12 tahun 0,2 3 0,6
5. Peraturan jam berkunjung yang telah ditaati
oleh pengunjung.
6. Adanya papan informasi tentang pemilahan
sampah medis maupun non medis
7. Keluarga mendapatkan pengetahuan tentang 0,2 2 0,4
cuci tangan dan etika batuk saat awal mula
masuk.

Total
1 2,5 S-W=
2,5-
Weakness 3,1=
1. Ketepatan didalam identifikasi pasien belum -0,6
dilaksanakan secara maksimal (perawat masih
menggunakan identifikasi identitas pasien 0,2 3 0,6
dengan menggunakan nomor kamar atau
lokasi)

86
2. Pemberian obat terkadang didelegasikan
kepada mahasiswa praktikan tanpa ada
pendampingan
3. Upaya pencegahan infeksi, terutama angka
kepatuhan 2 moment cuci tangan sebelum
tindakan masih rendah
4. Penggunaan APD (skoret) belum dijalankan
secara maksimal oleh semua perawat, hanya
beberapa saja yang menggunakannya
Total

3
0,1 0,4

4
0,1 0,4

0,1 4 0,3

1. 3 3,1

EXTERNAL FAKTOR (EFAS)


Opportunity
1. Adanya kerjasama yang baik antara perawat 0,4 4 1,6
dan mahasiswa
2. Adanya mahasiswa praktik manajemen profesi
NERS, dan mahasiswa praktikan lainnya
0,3 3 1,5
3. RS memfasilitasi semua kebutuhan ruangan

Total 0,2 2 0,4


O–T
Threathened 1 3,5 3,5-
3,0=
1. Adanya peningkatan standart masyarakat yang
harus dipenuhi 0,5
2. Persaingan RS dalam memberikan pelayanan
kesehatan
3. Adanya keinginan masyarakat dalam 0,5 3 1,5
peningkatan mutu pelayanan masyarakat

0,3 3 0,9
Total

87
0,2 3 0,6

1 3,0

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Material
Berdasarkan hasil yang didapatkan bahwa permasalahan dalam penyedian tempat
sampah medis khusus bagi pasien belum terlaksana dikarenakan surat pengajuan yang telah
diberikan sebelumnya oleh kepala ruangan masih dalam proses.
5.1.2 Method
1. Timbang Terima
Pelaksanaan timbang terima sebelum implementasi sebesar 83 % dimana cukup baik
meskipun kurang maksimal tetapi setelah implementasi meningkat sebesar 97% yang
telah dilaksanakan dengan baik dan maksimal
2. Ronde Keperawatan

88
Pelaksanaan ronde keperawatan telah dilakukan pada hari Rabu, 19 April 2017 dengan
melibatkan professional yang lain yaitu bidang Farmasi dan Ahli Gizi, pelaksanaan
tersebut sudah berlangsung baik dimana hasilnya pre 83%, intra 100 % serta post
100%. Dalam pelaksanaannya masih kurang maksimal sehingga perlu ditingkatkan lagi.
3. Penerimaan Pasien Baru
Penerimaan pasien baru telah dilakukan sesuai dengan SOP RS dimana sebelum
implementasi pelaksanaan tersebut 60% telah terlaksana dan kurang maksimal, tetapi
setelah implementasi menjadi 100 % yan telah dilaksanakan dengan baik dan maksimal.
5.1.3 Mutu
Berdasarkan hasil yang didapatkan, terjadi perubahan dalam pengetahuan pasien dalam
pencegahan infeksi dengan didukung oleh media promkes dan pemberian KIE, tetapi
kurang mendukung dalam pembatasan berkunjung pasien. Sedangkan angket kepuasan
pasien menunjukkan bahwa 53% pasien sangat memuaskan, 45% memuaskan, dan 1%
tidak memuaskan dalam pelayanan di rumah sakit.

5.2 Saran
- Diharapkan pelaksanaan timbang terima terus dilakukan setiap hari dan sesuai dengan
SOP yang ada meskipun tidak ada mahasiswa manajemen diruangan.
- Diharapkan pelaksanaan ronde keperawatan dapat dilaksanakan setiap bulan dengan
kasus beraneka ragam dengan profesi lain sehingga dapat menambah keilmuan bagi
seluruh perawat diruang cempaka.

89

Potrebbero piacerti anche