Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari budaya
2. Mengetahui definisi budaya organisasi
3. Menegtahui pengaruh budaya organisasi terhadap pembentukan manajemen kinerja
disuatu perusahaan
4. Mengetahui perusahaan dan pergeseran budaya pada masyarakat
5. Menegetahui sejarah globalisasi pembentukan budaya global
2
BAB II
PEMBAHASAN
Raga semua
yang terlihat
dapat diamati
Basic, Pendirian
mendasar, tak
mudah berubah
bagian diri (self-)
3
2.2 Definisi Budaya Organisasi
Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan
dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong
untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan, Jones (2001)
mendefinisikan kultur organisasi sebagai sekumpulan nilai dan norma hasil berbagai yang
mengendalikan interaksi anggota organisasi satu sama lain dan dengan orang di luar
organisasi.
Dan suatu organisasi pada dasarnya menjalani tahap demi tahap dari waktu ke
waktu, atau yang biasa disebut dengan siklus organisasi. Artinya suatu organisasi yag
tumbuh dan berkembang dia akan menjalani suatu proses kehidupan atau living organism.
Ini sebagaimana dikatakan oleh Taliziduhu Ndraha bahwa “Sebagai living organism yang
sudah ada suatu organisasi merupakan output proses panjang di masa lalu, sedangkan
sebagai produk proses organizing, organisasi adalah alat bantu atau input bagi usaha
mencapai tujuan”. Dan lebih jauh Taliziduhu Ndraha menegaskan,
Sebagai living organism ia melalui periode balita (fase infancy,fase survival yang
berakhir pada breakevent point, BEP), sebagai remaja ia bergaul, penuh gairah, pacaran
dan menikah (bermitra, be-rekan, be-kerjasama, membentuk group dengan organisasi
lain, merger), ber-anak cucu (membentuk cabang, mendirikan anak perusahaan), supaya
ia mampu menjalankan job ia harus belajar (training), diberi bimbingan dan penyuluhan
(konseling), bisa sakit (deteriorative), dibedah (di-reengineering), mungkin melakukan
kejahatan (melanggar peraturan), mengalami masa jaya atau kemapanan (establishment),
menolak perubahan, mengalami kejenuhan, dan cepat atau lambat, mati (dibubarkan,
ubah bentuk, dirombak besar-besaran) mengenaskan”.
4
Contoh jelas pengaruh budaya kuat yang dianut oleh suatu organisasi dan itu
mampu mendorong pembentukan manajemn kinerja di organisasi adalah salah satunya
pada perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh orang india. Masyarakat India sudah lama
dikenal bahwa hubungan kekerabatan mereka sesame anggota keluarga sangat kuat.
Sehingga kita sering menemui tentang family business di masyarakat India, artinya
mereka mandirikan dan melakukanperekturan tenaga kerja yang berasal dari garis
keturunan mereka sendiri khususnya para anggota keluarga. Dan tujuannya ada
bermacam-macam adalah :
1) Berbagai macam permasalahan bisnis dan konflik yang terrjadi di dalam perusahaan
akan dapat cepat diselesaikan. Karena para anggota keluarga akan saling
menghormati dan mematuhi setiap keputusan, apalagi jika keputusan tersebut
dipimpin dan dibuat oleh salah satu anggota keluarga tertua.
2) Konsep family business diharapkan mampu menjaga rahasia bisnis dengan baik.
3) Perolehan keuntungan dapat dipakai untuk menyejahterakan para anggota keluarga.
Karena ada pihak-pihak yang beranggapan bahwa jika ingin membantu maka bantulah
terlebih dahulu keluarga dekat, dan jika keluarga dekat telah terbantu maka bantulah
keluarga jauh. Dan sebaliknya keluarga yang telah dibantu itu pula yang akan
membantu kita jika berada dalam kesusahan di kemudian hari.
4) Para anggota keluarga dapat belajar bisnis dan khususnya dapat tertampung
pekerjaan. Bagaimanapun mencari dan mendapatkan pekerjaan yang layak bukan
urusan yang mudah, namun dengan adanya ketersediaan lapangan pekerjaan yang
memadai seseorang dapat dengan mudah mendapatkan pekerjaan disana.
5
kepada karyawannya. Karena jika suatu organisasi tidak konsisten menerapkan suatu
budaya kuat kepada para karyawannya maka budaya itu lambat laun akan hilang dan
akhirnya perusahaan itu menjadi lemah. Lemahnya perusahaan akan member pengaruh
pada penurunan kualitas manajemen kinerja perusahaan.
Namun jika pihak manajemen perusahaan berusaha mengubah budaya organisasi
yang dianggap tidak lagi layak untuk diterapkan, maka perlu dimengerti dan dipahami
apakah karyawan siap untuk pengubahan budaya organisasi tersebut atau sebaliknya
melakukan penolakan. Apalagi jika para karyawan menganggap pengubahan budaya
hanya akan memperumit keadaan atau tidak efektif menyelesaikan permasalahan yang
ada.
Contohnya dalam menerapkan budaya disiplin. Penerapan kedisiplinan pada
lingkungan kerja adalah sangat membantu dalam meningkatkan kualitas kinerja. Namun
jika konsep kedisiplinan yang diterapkan adalah terlalu berlebihan maka ini bukan hanya
berdampak positif tapi juga bisa berdampak tidak baik. Salah satunya karyawan menjadi
sangat kaku dalam bekerja teruatama namun mengambil tindakan-tindakan tertentu, yaitu
karyawan takut jika tindakan yang diambilnya tersebut malah akan dianggap melanggar
kedisiplinan.
Karena itu jika ingin dibuat perubahan budaya organisasi maka sebaiknya dilakukan
atas dasar konsep “representative dan aspiratif” serta ditindaklanjuti dengan sosialisasi.
Dengan tujuan agar pembuatan konsep pengubahan budaya organisasi tersebut dapat
berjalan dengan baik dan sukses.
Menurut Siehl bahwa para pegawai akan dapat lebih menerima perubahan budaya
jika :
1) Insiatif individual. Tingkat tanggung jawab, kebebasan, dan independensi yang
dipunyai individu.
2) Toleransi terhadap tindakan beresiko. Sejauh mana para pegawai dianjurkan untuk
bertindak agresif, inovatif, dan mengambil resiko.
3) Arah. Sejauhman organisasi tersebut menciptakan dengan jelas sasaran dan harapan
mengenal prestasi.
4) Integrasi. Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja
dengan cara yang terkoroordinasi.
5) Dukungan dari manajemen. Tingkat sejauh mana para manajer member komunikasi
yang jelas, bantuan,serta dukungan terhadap bawahan mereka.
6
6) Control. Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang di gunakan utuk
mengawasi dan mengendalikan perilaku pegawai.
7) Identitas. Tingkat sejauh mana para anggotamengidentifikasi dirinya secara
keseluruhan dengan organisasinya ketimbang dengan kelompok kerja tertentu atau
dengan bidang keahlian professional.
8) System imbalan. Tingkat sejauh mana alokasi tambahan (missal, kenaikan gaji,
promosi) didasarkan atas criteria potensi pegawai sebagai kebalikan dari
senioritas,sikap pilih kasih dan sebagainya.
9) Toleransi terhadap konflik. Tingkat sejauh mana para pegawai didorong untuk
mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.
10) Pola- pola komunikasi. Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh
hierarki kewenangan yang formal.
Dari pendapat diatas dapat kita pahami bahwa budaya organisasi merupakan hasil
dari proses pembentukan perilaku serta dipengaruhi oleh konsep dan model structural
yang diterapkan. Para karyawan juga dipengaruhi oleh sikap para pimpinannya,perilaku
seorang pemimpin mejadi contoh bagi para bawahannya, terutama kemampuan pemimpin
dalam membangun serta memperlihatkan sikap karakternya.
Sehingga jika kita mempertanyakan apakah dengan budaya organisasi yang
dibangun dan dikonsep dengan maksimal akan mampu member pengaruh pada
pembentukan suatu manajemen kinerja suatu perusahaan yang diinginkan. Maka
jawabannya adalah sangat jelas,karena jika di suatu organisasi menekankan budaya
kedisipilinan dan kerja keras yang tnggi maka setiap karyawan disana akan terbiasa untuk
bekerja keras. Dan begitu juga jika pihak manajer mengakomodasi setiap prestasi
karyawan dengan penghargaan dalam bentuk financial atau bonus, maka otomatis
karyawan akan bekerja secara lebih maksimal.
Contohnya masyarakat Jepang dikenal sangat ulet dalam bekerja dan mereka
memiliki sikap pantang menyerah dalam berusaha. Sikap dan budaya ini terpatri saat
mereka bekerja pada saat mereka bekerja diberbagi perusahaan, ini terlihat bagaimana
etos kerja orang Jepang mempengaruhi berbagai pihak pebisnis dalam membangun sikap
kerja keras. Dan salah satu budaya Jepang adalah menghargai tamu, sehingga setiap tamu
yang datang ke kantor mereka pasti dilayani dengan ramah, bahkan pada saat pulang
mereka mengantar hingga kedepan pintu. Konsep budaya keramahan ini juga ditekankan
7
oleh para pebisnis Jepang pada saat mereka membuka kantor cabang (brand office) di
berbagai Negara, termasuk di Negara Indonesia.
Begitu pula dalam budaya masyarakan Cina yang percaya pada feeng shu.
Kepercayaan pada feeng shui menyebabkan setiap keputusan,pengaturan tata letak meja,
kursi, pimtu, lemari dan format penyusunan kantor merujuk pda konsep feeng shui. Ini
lebih jaug memperngaruhi mnajemen kinerja diperusahaan Cina
11
2.5. Sejarah Globalisasi Sebagai Awal Pembentukan Budaya Global
Lahirnya istilah globalisasi sebenarnya merupakan bentuk penyempurnaan dari
perdagangan yang berlangsung tanpa ada batas lagi ini, atau lebih dalam adalah bentuk
pencairan dari rasa ego manusia untuk menikmati kehidupan duniawi ini dengan lebih
lebar. Mungkin sejarah telah mencatat bahwa perjalanan Vasco da Gama membuktikan
bagaimana perjalanan saat mulai meninggalkan Tanujung Harapan, ekspedisi berlayar ke
India dan sampai di Kalikut dimana pada tempat tersebut Vasco da Gama menemukan
banyak sekali rempah-rempah yang sangat menguntungkan untuk dijual di pasaran
Eropa. Yang selanjutnya dimulailah pengankutan rempah-rempah tersebut melalui
pelabuhan Alexandria menuju Venezia. Maka tidak heran jika kaum anti globalisasi
mengatakan bahwa globalisasi merupakan kata lain penjajahan Negara maju pada
Negara berkembang atau terbelakang dengan model dan wajah baru jika kita bandingkan
dengan masa eksploitasi Negara Asia dan Afrika oleh bangsa kulit putih (barat) pada era
dibawah tahun 1940-an.
Harus diakui bahwa masyarakat dunia internasional untuk saat ini sudah mulai
merasa menikmati efek dari globalisasi, walaupun sikap protes terjadi, dan tentunta sikap
protes itu haru dilihat dan persepesinya masing-masing. Dimana globalisasi dilihat
sebagai bentuk pencarian masyarakat dunia yang bergerak ke seluruh kemajuan dengan
pergerakan tanpa batas (borderless world).
Seperti yang dijelaskan oleh Giddens (2001) dalam ekonomi elektronik global,
manajer keuangan dalam ribuan investor individual dapat memindahkan modalnya
miliyaran dolar dari belahan dunia yang satu kebelahan dunia yang lain hanya dengan
meng ’klik’ sebuah mouse pada computer.
Banyak pihak yang menganggap bahwa era sekarang adalah era liberalisasi
perdagangan dunia. Hamper semua Negara di seluruh dunia telah terlihat dalam
libelarisasi pasar, mungkin hanya beberapa Negara saja yang belum seutuhnya memiliki
keterlibatan penuh. Dan yang harus dipahami konsep libelarisasi perdagangan ini telah
mengubah pemahaman dan analisis tentang konsep internasional trade, khususnya
konsep ekspor dan impor. Dapat diprediksi bahwa pada tahun 2020 nanti tahun dimana
semua Negara di dunia sudah harus menerapkan keijakan tarif impor dan subsidi ekspor
nol derajat dari globalisasi ekonomi akan jauh lebih tinggi daripada saat ini.
Dalam era globalisasi ini teori dan konsep dari Michael Porter dapat dianggap
sebagai teori yang paling realistisuntuk diterapkan oleh berbagai perusahaan, yaitu
mengembangkan nilai kompetitif yang unggul dipasar internasional.
12
KASUS
Saat ini Negara berkembang dan tidak terkecuali Indonesia menjadi salah satu
pasar yang menggiurkan masuknya produk yang berasal dari Negara maju. Berbagau
produk tersebut ternyata memiliki tingkat penjualan yang tinggi, ini disebabkan
konsumen atau masyarakat Indonesia begitu antusias menyenangi produk dari luar
tersebut.
Kodisi ini lebih jauh telah merobah tatanan berfikir masyarakat dari konsumtif
pada produk local ke produk iberkelas internasional. Alasannya sederhana karena produk
internasional khususnya dari Negara maju lebih berkualitas dan berkelas.
Memang harus diakui masuknya produk fast food telah menyebabakan lidah
masyarakat Indonesia yang dahulunya makan kacang rebus,ketela rebus,kerak telor dan
lain sebabgainya mulai tersingkirkan. Seiring dengan promosi yang besar besaran
dilakukan oleh Negara maju yang notabane mereka memiliki sumber dana yang cukup
besar dan mencukupi untuk melakukan itu.
Pengaruh budaya luar juga semakin terlihat jika ada sebagian anak-anak generasi
sekarang yang tidak lagi patuh dengan nasehat orang tua atau tidak begitu menghargai
orang tua sepeti yang diajarkan oleh orang-orang terdahulu. Ini menunjukkan sopan
santun yang kurang dan budaya malu yang semakin terkikis, kasus aborsi, anak bayi
yang di buang dan berbagai kasus pergaulan bebas telah sering kita dengar dewasa
ini,telah mampu memberikan bukti-bukti otentik akan semua ini.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Budaya adalah hasil karya cipta manusia yang dihasilkan dan telah dipakai sebagai
bahagian dari tata kehidupan sehari-hari. Suatu budaya yang dipakai dan diterapkan
dalam kehidupan selama periode waktu yang lama akan mempengaruhi pola
pembentukan dari suatu masyarakat, seperti kebiasaan rajin bekerja, dan kebiasaan ini
berpengaruh secara jangka panjang yaitu pada semangat rajin bekerja yang terus terjadi
hingga di usia senja, begitu pula sebaliknya rajin bekerja jika sudah terbiasa malas dan
tidak suka bekerja maka itu juga akan terbawa hingga pada saat menjadi kakek-nenek.
Budaya organisasi adalah suatu kebiasaan yang telah berlangsung lama dan
dipakai serta diterapkan dalam kehidupan aktivitas kerja sebagai salah satu pendorong
untuk meningkatkan kualitas kerja para karyawan dan manajer perusahaan, Jones (2001)
mendefinisikan kultur organisasi sebagai sekumpulan nilai dan norma hasil berbagai yang
mengendalikan interaksi anggota organisasi satu sama lain dan dengan orang di luar
organisasi.
Pengaruh budaya dalam mendorong pembentukan manajemen kinerja terasa
sangat sering didiskusikan terutama oleh para manajer di berbagai perusahaan. Dari
berbagai literature yang diperoleh dijelaskan bahwa disebutkan jika suatu organisasi
menerapkan budaya kuat maka itu akan mendorong terjadinya peningkatan keefektifan
pada organisasi tersebut
3.2 Saran
Makalah ini masih banyak kekurangan maka penyusun mengharapkan mohon kritik
dan saran bagi bapak/ibu dosen untuk melengkapi makalah ini.
14