Sei sulla pagina 1di 154

Jurnal Bawaslu

ISSN 2443-2539
Simanjuntak, N.Y.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 305-321

PEMANTAUAN DALAM PROSES PENYELENGGARAAN PEMILU

Novembri Yusuf Simanjuntak


Magister Ilmu Politik Konsentrasi Tata Kelola Pemilu Universitas Airlangga,
zoentaksvembri@yahoo.co.id

ABSTRACT

Qualified elections will be realized if the process is maintained, monitored and monitored
so as not to be cheated. Electoral monitoring is one form of community participation.
In the 1999 elections, monitoring was aimed at resisting the rise of New Order regime
power. Furthermore, it provides inputs in the drafting of election management rules,
voter data collection, inclusive elections to the publication of election results. After the
1999 election, monitoring activities and the number of election volunteers tended to
decline. Lack of knowledge of the importance of public scrutiny, the distance between
the stages and the range of monitors, information disclosure about elections, funding,
information technology innovation in monitoring and intimidation is a challenge of
election monitoring. Bawaslu cooperation with election monitors to optimize the
role of oversight, provision of funds from the APBN to accredited election monitors
in the form of block grants, and incorporating election monitoring into chapters of
public participation in election law is needed to encourage community participation
in electoral monitoring. This article aims to describe election monitoring as well as
elaborate the challenges of election monitoring in the process of holding elections in
Indonesia. This article uses qualitative methods with descriptive analytical techniques.
Techniques of collecting data through literature study with a search of written sources.
The main sources are literature, scientific journals and reports containing election
monitoring results. Data analysis was done by using qualitative method.

Keywords
Community Participation, Monitoring, Election Observer, Election Monitoring.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 305

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 305 12/6/17 2:36 PM


ABSTRAK

Pemilu berkualitas akan terwujud jika prosesnya dijaga, dipantau, dan diawasi
agar tidak dicurangi. Pemantauan pemilu merupakan salah satu bentuk partisipasi
masyarakat. Pada pemilu 1999, pemantauan lebih ditujukan untuk melawan bangkitnya
kekuasaan rezim Orde Baru. Selanjutnya berkembang memberi masukan dalam
pembuatan rancangan peraturan penyelenggaraan pemilu, pendataan pemilih, pemilu
inklusif hingga publikasi hasil pemilu. Setelah pemilu 1999, aktivitas pemantauan dan
jumlah relawan pemilu cenderung menurun. Minimnya pengetahuan atas pentingnya
pengawasan publik, jarak antara tahapan dengan jangkauan pemantau, keterbukaan
informasi tentang kepemiluan, pendanaan, inovasi teknologi informasi dalam
pengawasan, dan intimidasi merupakan tantangan pemantauan pemilu. Kerjasama
Bawaslu dengan pemantau pemilu untuk mengoptimalkan peran pengawasan,
penyediaan dana dari APBN kepada pemantau pemilu yang terakreditasi dalam
bentuk block grant, dan memasukkan pemantauan pemilu ke dalam bab partisipasi
masyarakat dalam UU Pemilu diperlukan untuk mendorong partisipasi masyarakat
dalam pemantauan pemilu. Artikel ini bertujuan menggambarkan pemantauan pemilu
serta memaparkan tantangan pemantauan pemilu dalam proses penyelenggaraan
pemilu di Indonesia. Artikel ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif
analitis. Teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dengan penelusuran terhadap
sumber-sumber tertulis. Sumber pokok adalah literatur, jurnal ilmiah serta laporan
yang memuat konten hasil pemantauan pemilu. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif.

Kata Kunci
Partisipasi Masyarakat, Pengawasan, Pemantau Pemilu, Pemantauan Pemilu.

1. Pendahuluan dan sistem politik demokrasi yang hendak


You can have election without diwujudkan. Kedua, payung hukum
demoracy, but you can not have seluruh tahapan proses penyelenggaraan
democray without election (Surbakti, pemilu harus menjamin kepastian hukum
2016). Kalimat tersebut menunjukkan yang dirumuskan berdasarkan asas pemilu
betapa pemilu sangat penting bagi negara yang demokratis. Ketiga, kompetisi peserta
yang menjalankan sistem demokrasi. pemilu yang bebas dan adil. Keempat,
Proses penyelenggaraan pemilu akan penyelenggara pemilu yang profesional
berjalan secara demokratis apabila dan independen dalam melaksanakan
memenuhi sejumlah indikator (Surbakti & tugas dan wewenangnya. Kelima, proses
Supriyanto, 2013). Pertama, sistem pemilu pemungutan dan penghitungan suara
sesuai dengan karakteristik masyarakat yang dilaksanakan dengan langsung,

306 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 306 12/6/17 2:36 PM


umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Tidak jarang pengawas pemilu seringkali
Keenam, sistem penegakan hukum pemilu mengalami kesulitan untuk mengawasi
yang dilakukan secara adil dan tepat pemilu hingga tingkat TPS (Junaidi, 2013).
waktu. Ketujuh, partisipasi masyarakat Sardini (2011) mengatakan bahwa
dalam proses penyelenggaraan pemilu. pengawasan tidak dapat diidentikkan
Sebagai salah satu bentuk partisipasi dengan pengawas pemilu yang resmi
masyarakat, pemantauan pemilu dibentuk oleh Negara. Peran yang sama
merupakan hal penting dalam proses juga bisa diisi oleh lembaga atau pihak
penyelenggaraan pemilu. Rakyat tidak partikelir lain yang ada di masyarakat.
hanya sekedar berhak menggunakan hak Apa yang dilakukan pengawas pemilu
pilihnya, tetapi juga berhak mendambakan sebetulnya tidak jauh berbeda dengan
proses dan hasil pemilu yang baik. Untuk apa yang dilakukan pemantau pemilu atau
itu perlu dibuka seluas-luasnya ruang bagi pengamat pemilu. Mereka sama-sama
publik untuk memantau jalannya proses mengkritik, mengimbau, dan memprotes,
tahapan pemilu, dari awal hingga akhir. apabila terdapat penyimpangan dari
Di Indonesia, pengawasan terhadap undang-undang.
proses pemilu dilembagakan dengan Pemantauan pemilu telah menjadi
adanya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). agenda internasional. Untuk mendorong
Disamping itu, terdapat juga pengawasan penerapan demokrasi, 14 perwakilan
yang dilakukan oleh masyarakat terhadap negara membentuk organisasi
proses penyelenggaraan pemilu yang intrapemerintah yang dinamakan The
disebut dengan kegiatan pemantauan International Institution for Democracy
pemilu. and Electoral Assistance (The International
Didik Supriyanto dan Topo Santoso IDEA). Tujuan dari organisasi ini adalah
(2004) menyebutkan bahwa pemantau sebagai sarana bertukar pengetahuan,
dan pengawas pemilu sama-sama ide, dan pengalaman di antara para
diperlukan untuk terselenggaranya akademisi, pembuat kebijakan, dan
pemilu yang jujur dan adil. Perbedaan di semua praktisi yang terlibat dalam
antara keduanya antara lain, pemantau seluruh aspek tata kelola pemerintahan
pemilu hanya memantau pelanggaran, yang demokratis.
sementara pengawas pemilu memiliki Di Indonesia, pemantau pemilu telah
peran yang lebih luas, yaitu menyelesaikan menjadi bagian dari struktur resmi dalam
pelanggaran dan sengketa pemilu. Selain sebuah sistem pemilu (IDLO, 2009). Latar
itu pemantauan sebagian besar hanya belakang dilakukannya pemantauan adalah
terlibat pada hari pemungutan suara, untuk meminimalisir kecurangan pemilu
sementara pengawasan terlibat untuk agar transisi demokrasi berjalan aman,
seluruh tahapan pemilu (Surbakti & damai, sesuai dengan prinsip pemilu free
Supriyanto, 2013). and fair. Komite Independen Pemantau
Berdasarkan pengalaman pada Pemilu Pemilu mengakui salah satu keinginan
2004, kerjasama di antara pemantau dan besar untuk ikut terlibat aktif dalam
pengawas ini diperlukan karena personel mengawal pemilu 1997 untuk memastikan
yang dimiliki oleh pengawas pemilu rezim orde baru tidak berkuasa kembali
terbatas hingga di tingkat kecamatan. (Agustyati, Junaidi & Ibrohim, 2015).

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 307

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 307 12/6/17 2:36 PM


Keruntuhan Orde Baru memicu pemilu sejak Orde Baru hingga reformasi
banyak partisipasi masyarakat untuk serta tantangan pemantau pemilu
melakukan pemantauan pemilu karena dalam proses penyelenggaran pemilu.
besarnya harapan publik akan lahirnya Keterbatasan dalam artikel ini adalah
rezim reformasi yang menjanjikan ketidakmampuan penulis menggambarkan
perbaikan. Setelah Pemilu 1999, menuju seluruh organisasi pemantau yang terlibat
Pemilu 2004, aktivitas pemantauan pemilu dalam pemantauan pemilu sejak pemilu
mulai terasa menurun padahal demokrasi 1999 hingga Pemilu 2014. Dalam hal
elektoral di Indonesia sesungguhnya ini penulis mengakui bahwa masih
tengah memerlukan pengawasan yang banyak organisasi pemantau pemilu
seksama karena sedang memasuki tahap yang memiliki kontribusi besar dalam
konsolidasi (Surbakti & Supriyanto, 2013). pemantauan pemilu di Indonesia.
Oleh karena itu, penting untuk melihat
bagaimana partisipasi pemantau pemilu 3. Perspektif Teori
di Indonesia dalam mendorong peralihan 3.1. Partisipasi Politik
kekuasaan berjalan dengan baik melalui
Partisipasi merupakan salah satu
penyelenggaraan pemilu yang jujur dan
aspek penting dalam perkembangan
adil.
demokrasi. Asumsi yang mendasari
Berdasarkan latar belakang diatas,
demokrasi adalah bahwa setiap orang
permasalahan dalam artikel ini adalah
mengetahui diri dan dunianya secara
pertama, bagaimana gambaran pemantauan
lebih baik daripada orang lain termasuk
dalam proses penyelenggaraan pemilu di
para ahli elit politik yang membuat
Indonesia?. Kedua, apakah yang menjadi
keputusan (Ardial, 2010).
tantangan dalam pemantauan pemilu?
Milbrath dan Goel membedakan
Tujuan artikel ini adalah untuk
partisipasi menjadi beberapa kategori
melihat pentingnya pemantauan dengan
(dalam Budiardjo, 2008). Pertama, apatis,
menggambarkan pemantauan dan
artinya orang yang tidak berpartisipasi
tantangan pemantau pemilu dalam proses
dan menarik diri dari proses politik.
penyelenggaraan pemilu sebagai upaya
Kedua, spektator, artinya orang yang
untuk menjamin pemilu berjalan sesuai
setidak-tidaknya pernah ikut memilih
dengan asas pemilu.
dalam pemilu. Ketiga, gladiator, artinya
mereka yang secara aktif ikut terlibat
2. Metode Penelitian dalam proses politik, yaitu komunikator,
Artikel ini menggunakan metode spesialis mengadakan kontak tatap muka,
kualitatif dengan teknik deskriptif analitis. aktivis partai, pekerja kampanye, dan
Adapun teknik pengumpulan datanya aktivis masyarakat.
melalui studi pustaka dengan penelusuran Partisipasi politik menurut Rosseau
terhadap sumber-sumber tertulis. Sumber yaitu, pertama, para pengamat yang
pokok adalah buku-buku literatur, tulisan memperhatikan politik tidak hanya
ilmiah serta laporan yang memuat konten selama pemilu, melainkan diantara
hasil pemantauan. pemilu yang satu dengan pemilu yang
Fokus artikel ini adalah melihat lain. Kedua, partisipasi aktif adalah
bagaimana gambaran pemantauan khalayak yang bukan saja mengamati,

308 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 308 12/6/17 2:36 PM


tetapi giat melakukan komunikasi dengan adil, dan demokratis. Partisipasi politik
para pemimpin politik atau politikus, baik tidak sekadar persoalan dari sisi pemilih
di pemerintahan maupun di parlemen menggunakan hak pilihnya saat pemilu
atau di luar parlemen. di bilik suara, tetapi juga bagaimana
Faktor yang mempengaruhi tinggi publik berperan dalam menciptakan
rendahnya partisipasi politik seseorang proses pemilu yang kredibel dan bersih
yaitu, pertama, kesadaran politik dan melalui keterlibatan dalam pengawasan
kepercayaan kepada pemerintah. Kedua, pemilu sebagai bagian kontrol terhadap
menyangkut pengetahuan seseorang penyelenggaraan pemilu itu sendiri.
t e n t a n g l i n g k u n ga n m a s y a ra k a t
dan politik, dan menyangkut minat 3.2. Teori Pengawasan
perhatian seseorang terhadap lingkungan Pengawasan menurut George R.
masyarakat dan politik dia hidup. Terry yang dikutip Muchsan SH (1992)
Surbakti (2006) menyebut faktor lain adalah “Control is to determine what
yang mempengaruhi, yaitu: status sosial, is accomplished evaluate it, and apply
status ekonomi, afiliasi politik orangtua corrective measure, if needed to result
dan pengalaman berorganisasi. in keeping with the plan”. Dalam
Partisipasi pemilih dalam pemilu pengertiannya, pengawasan menitik
menjadi penting karena akan berdampak beratkan pada tindakan evaluasi serta
secara politis terhadap legitimasi sebuah koreksi terhadap hasil yang dicapai,
pemerintahan yang dihasilkan. Legitimasi dengan maksud agar hasil tersebut sesuai
adalah syarat mutlak yang secara politik dengan rencana.
turut menentukan kuat atau lemahnya Sementara itu Newman berpendapat
sebuah pemerintahan. bahwa “control is assurance that the
Tabel 1. Partisipasi Pemilih dari Pemilu perfomance conform to plan”. Ini berarti
1999-Pemilu 2014 bahwa titik berat pengawasan adalah
suatu usaha untuk menjamin agar
Pemilih
Pemilu Partisipasi % pelaksanaan suatu tugas dapat sesuai
Terdaftar
1999 117.815.953 109.495.047 97.7 dengan rencana. Sementara itu Siagian
2004 148.000.369 124.420.339 84.06 (1989) mengambarkan pengawasan
2004 sebagai berikut: “Proses pengamatan
153.320.544 122.293.844 79.76
(Pilpres 1) daripada pelaksanaan seluruh kegiatan
2004 organisasi untuk menjamin agar pekerjaan
150.644.184 116.662.705 77.44
(Pilpres 2)
2009 171.265.442 121.588.366 70.99
yang sedang dilaksanakan berjalan sesuai
2009 dengan rencana yang telah ditentukan.”
176.411.434 127.179.375 72.09
(Pilpres) Donnelly (1996) mengelompokkan
2014 185.826.024 124.972.491 75.11 pengawasan menjadi tiga tipe yaitu,
2014 pertama, pengawasan pendahuluan
190.307.134 133.574.227 70
(Pilpres)
(preliminary control). Kedua, pengawasan
Sumber: diolah dari KPU pada saat kerja berlangsung (cocurrent
control). Ketiga, pengawasan feed back
Peran publik menjadi bagian penting
(feed back control). Musfialdy (2012)
dari proses penyelenggaraan pemilu untuk
dengan mengutip Siagian menyampaikan
memastikan pemilu dilakukan secara jujur,

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 309

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 309 12/6/17 2:36 PM


lima pertanyaan yang perlu dipahami umumnya kegiatan itu dapat dilakukan
dalam pengawasan. Pertama, siapa yang kapan saja, dari mana saja dan oleh
melakukan, melakukan apa?. Kedua, siapa kelompok masyarakat apa saja. Pemilu
yang bertanggung jawab, kepada siapa?. 1955 sampai dengan pemilu 1997,
Ketiga, siapa yang berinteraksi, dengan kegiatan pemantauan ini tidak atau belum
siap a?. Keempat, pola komunikasi dilembagakan dan juga tidak diatur di
yang bagaimana yang berlaku di dalam dalam UU pemilu.
organisasi?. Kelima, jaringan informasi apa
yang tersedia dan dapat dimanfaatkan 3.4. Pemantau Pemilu
oleh para anggota organisasi yang Dalam UU Nomor 7 tahun 2017
bersangkutan?. tentang Pemilihan Umum, yang dimaksud
Secara umum, pengawasan dapat dengan pemantau adalah meliputi
diartikan sebagai suatu kegiatan untuk organisasi kemasyarakatan berbadan
mengetahui apakah kegiatan dilaksanakan hukum yayasan atau berbadan hukum
sesuai dengan yang diinginkan berdasarkan perkumpulan yang terdaftar pada
norma, nilai dan aturan yang ada. pemerintah atau pemerintah daerah,
Pengawasan pemilu diadakan agar lembaga pemantau pemilihan dari
kedaulatan rakyat yang diwujudkan dalam luar negeri, lembaga pemilihan luar
hak pilih warga negara bisa tersalurkan negeri dan perwakilan negara sahabat
dengan sebenarnya, tanpa manipulasi di Indonesia. Dalam hal ini, institusi
dan kecurangan. tersebut harus memenuhi syarat yaitu
S a nto s o ( 2 0 0 4 ) b e r p e n d a p at bersifat independen, mempunyai sumber
bahwa pengawasan pemilu semestinya dana yang jelas dan teregistrasi dan
melibatkan banyak pihak secara luas, memperoleh izin dari Bawaslu, Bawaslu
mulai dari tokoh masyarakat, budayawan/ Provinsi, atau Bawaslu Kabupaten/
seniman/artis, dan kalangan media Kota sesuai dengan cakupan wilayah
massa. Hal ini dikarenakan pemantauan pemantauannya. Jika sebelumnya
dan pengawasan pemilu punya tugas yang akreditasi pemantau dikeluarkan oleh
sama beratnya, yakni penyelenggaraan KPU, saat ini melalui UU No. 7 tahun
pemilu yang jujur dan adil. Pengawasan 2017 akreditasi dikeluarkan oleh Bawaslu.
dalam pemilu dilakukan dalam seluruh KPU RI (2004) memberi defenisi
tahapan, baik perencanaan, persiapan, pemantau pemilu, yaitu individu (anggota
pelaksanaan, dan evaluasi. Semuanya masyarakat bebas atau anggota organisasi
merupakan bagian penting yang tidak pemantauan) yang secara sukarela
terpisahkan untuk memastikan terciptanya bersedia untuk melakukan pengamatan
pemilu yang fair. secara netral serta mengumpulkan data
dan informasi mengenai pelaksanaan
3.3. Pemantauan Pemilihan Umum pemilu dengan tujuan untuk memastikan
Pemantauan pada hakekatnya bahwa semua peraturan perundang-
bermakna penglihatan atau melihat undangan dan ketetapan-ketetapan
atau menengok sebagaimana yang dapat dipatuhi sehingga tercipta suasana
kita lihat. (KPU RI, 2010). Dihubungkan pemilihan yang bebas, bersih dan adil.
dengan pelaksanaan pemilu, maka pada

310 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 310 12/6/17 2:36 PM


3.5. Hak dan Kewajiban Pemantau serta tenaga pendukung administratif
Pemantau pemilu mempunyai hak kepada Bawaslu sesuai dengan wilayah
mendapat perlindungan hukum dan pemantauan, menghormati kedudukan,
keamanan dari Pemerintah Indonesia, tugas, dan wewenang penyelenggara
mengamati dan mengumpulkan informasi pemilu, menghormati adat istiadat dan
proses penyelenggaraan pemilu, memantau budaya setempat, bersikap netral dan
proses pemungutan dan penghitungan objektif dalam melaksanakan pemantauan,
suara dari luar TPS, mendapatkan akses menjamin akurasi data dan informasi
informasi yang tersedia dari Bawaslu, hasil pemantauan yang dilakukan dengan
dan menggunakan perlengkapan untuk mengklarifikasikan kepada Bawaslu, dan
mendokumentasikan kegiatan pemantauan melaporkan hasil akhir pemantauan
sepanjang berkaitan dengan pelaksaanaan pelaksanaan pemilu kepada Bawaslu
pemilu. sesuai tingkatannya.
Sementara kewajiban pemantau
pemilu adalah mematuhi ketentuan 3.6. Ruang Lingkup Pemantauan Pemilu
peraturan perundang-undangan dan Pemantauan pemilu tidak hanya
menghormati kedaulatan Negara Kesatuan dilakukan pada hari pemungutan suara.
Republik Indonesia, mematuhi kode etik Berbagai tahapan pemilu baik sebelum
pemantau pemilu yang diterbitkan oleh maupun sesudah hari pemungutan suara
Bawaslu, melaporkan diri, mengurus proses juga sangat perlu untuk dipantau karena
akreditasi dan tanda pengenal ke Bawaslu berbagai pelanggaran sangat mungkin
sesuai dengan wilayah kerja pemantauan, terjadi. Perlu dilakukan pemantauan
menggunakan tanda pengenal selama yang lebih komprehensif meliputi
menjalankan pemantauan, menanggung semua tahapan pemilu. Setidaknya
semua biaya pelaksanaan kegiatan data pelanggaran di pemilu legislatif
pemantauan, melaporkan jumlah dan 2014 berikut ini memperkuat dugaan
keberadaan personel pemantau pemilu pelanggaran tersebut:

Tabel 2. Pelanggaran Administrasi Non-Tahapan Pemilu


Temuan Laporan Diteruskan Ditindak lanjuti Tidak
Diterima Diterima ke KPU KPU Ditindak lanjuti KPU
2 4 6 6 0
Sumber: Husein, 2014.
Tabel. 3. Pelanggaran Administrasi Pemilu Dalam Tahapan Pemilu
Temuan Laporan Diteruskan Ditindak Tidak Ditindak
Tahapan
Diterima Diterima ke KPU lanjuti KPU lanjuti KPU
Pemutakhiran 911 74 985 919 66
Daftar Pemilih
Pencalonan 257 200 457 416 41
Kampanye 3384 338 3722 3242 480
Masa Tenang 43 19 62 55 7
Pemungutan Suara 172 173 345 301 44
Rekapitulasi 67 301 368 314 54
Total 4843 1105 5912 5192 692
Sumber: Husein, 2014.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 311

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 311 12/6/17 2:36 PM


Tabel. 4. Pelanggaran Kode Etik
Ditindak lanjuti Tidak Ditindak lanjuti
Temuan Laporan
Pengawas Pemilu Pengawas Pemilu
48 25 57 16
Sumber: Husein, 2014.

3.7. Kode Etik Pemantau Undang-Undang No. 3 Tahun 1999


Dalam melaksanakan tugas, yang menjadi landasan pelaksanaan
pemantau pemilu terikat kepada kode pemilu 1999 telah mengakui keberadaan
etik, yaitu non partisan dan netral, pemantau dalam pelaksanaan pemilu di
tanpa kekerasan, mematuhi peraturan Indonesia, disamping adanya PANWASLU
perundang-undangan, sukarela, integritas, yang sudah lebih independen. Sejak itulah
kejujuran, obyektif, kooperatif, transparan, hingga Pemilu 2014, pemantau diterima
dan kemandirian. eksistensinya untuk ikut memantau
pemilu di Indonesia. Jumlah pemantau
4. Hasil dan Pembahasan yang mendapat akreditasi KPU yaitu 25
4.1. Pemantauan Pemilu di Indonesia lembaga pada pemilu 2004, 19 lembaga
pada pemilu 2009 dan pemilu 2014.
Sepanjang pemilu Orde Baru yakni
dari 1971 hingga 1997, pemerintah yang
4.1.1. Komite Independen Pemantau
berkuasa ‘mengharamkan’ kehadiran
Pemilu (KIPP)
pemantau independen. Dalam pemilu
1997, meskipun tidak diakomodir dalam Gagasan untuk menghadirkan
UU, telah hadir pemantau independen p e m a nta u m u n c u l s e j a k p e m i l u
pertama yakni Komite Independen 1997. Karena ada yang mulai berani
Pemantau Pemilu/KIPP (Santoso, 2004). mempertanyakan keabsahan pelaksanaan
Saat itu pemerintah mengecam pemilu di Indonesia. Untuk mendorong
kelahiran pemantau independen ini, diselenggarakannya pemilu yang bersih,
mengingat sudah ada organ pemilu yang jujur, dan adil, para aktivis, jurnalis,
disebut Panitia Pengawas Pelaksanaan akademisi, intelektual, dan juga pengacara
Pemilu (PANWASLAK) yang berada membentuk KIPP.
di dalam struktur Panitia Pelaksana Meskipun KIPP sudah bersusah
Pemilu dari pusat hingga daerah dan payah mengumpulkan relawan di seluruh
beranggotakan unsur kejaksaan, birokrasi Indonesia, tidak mudah bagi mereka
serta wakil peserta pemilu. Banyak untuk melakukan pemantauan pemilu.
pihak yang meragukan independensi Pelatihan pemantau yang dilakukan
dan kredibilitas lembaga ini mengingat di berbagai daerah ketika itu kerap
pengaruh yang sangat besar dari dibubarkan atau setidaknya diintimidasi.
pemerintah terhadap semua lembaga KIPP menjadi monumen perlawanan
pemilu yang ada. Kehadiran KIPP pada aktivis atas pelaksanaan pemilu 1997
pemilu 1997 merupakan angin baru yang dianggap tidak jujur dan adil.
untuk memantau pelaksanaan pemilu KIPP dibentuk terinspirasi dari
agar berlangsung secara free dan fair. keberhasilan NAMFREL di Filipina. Karena

312 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 312 12/6/17 2:36 PM


kondisi politik Indonesia dengan Manila dan membuat modul untuk pemantauan
yang hampir sama pada saat itu, KIPP pemilu. Dampak dari adanya KIPP pada
belajar banyak dari NAMFREL. Pasca saat itu adalah mendorong warga negara
terbentuk, KIPP mengundang perwakilan untuk berpartisipasi dalam ruang publik
dari NAMFREL untuk berbagi pengetahuan yang terbatasi selama pemerintahan
dan pengalaman mengenai pemantauan Soeharto.
pemilu. Namun perwakilan dari NAMFREL
batal datang ke Indonesia dengan alasan 4.1.2. University Network for Free
hilangnya paspor. Timbul spekulasi yang Election (UNFREL)
mengatakan bahwa ini merupakan bagian Pemilu 1999 merupakan pemilu
dari rekayasa yang dilakukan pemerintah pertama setelah Orde Baru yang dilakukan
(Agustyati, Junaidi & Ibrohim, 2015). dengan terbuka dan memberikan
Dalam melaksanakan aktivitasnya, kesempatan kepada partai politik agar
sejumlah rintangan dihadapi oleh KIPP. dapat menjadi peserta pemilu. Selain itu,
Aktivitas perekrutan dan pelatihan keterlibatan masyarakat untuk menjadi
relawan di daerah dihentikan oleh pengawas pun juga semakin terbuka.
pemerintah. Bahkan dampak tragedi Pada tanggal 5 Oktober 1998
27 Juli 1996 membuat aktivitas KIPP perwakilan dari 14 universitas dari seluruh
ditutup oleh pemerintah karena dianggap penjuru Indonesia membentuk UNFREL
oposisi. Untuk menghindari jangkauan dan menjadi payung organisasi bagi
pemerintah, KIPP menyelenggarakan jaringan universitas untuk memantau
rapat besar dan pelatihan anggotanya pemilu. Relawan yang terkumpul sebanyak
di Bangkok (Bjornlud, 2004). Saat itu 100.000 orang. UNFREL memantau seluruh
metode pemantauan yang dilakukan tahapan pemilu dan mengikuti setiap
tidak berdasarkan prinsip pemantauan perkembangan mengenai pemilu yang
internasional, tetapi lebih mencatat terjadi. Jaringan UNFREL tersebar di 22
pelanggaran yang dilakukan oleh Golkar, dari 27 provinsi yang ada pada saat itu.
ABRI, dan birokrasi. Menurut Hadar Gumay, terdapat
Relawan KIPP berasal dari 17 provinsi desakan dari partai politik yang
dan 60 kabupaten/kota. Rekomendasi kalah dalam pemilu 1999 terhadap
KIPP saat itu adalah bahwa Pemilu 1997 penyelenggara pemilu untuk tidak
dilakukan dengan tidak sesuai prinsip mengesahkan hasil pemilu. Namun
pemilu yang jujur dan adil. Dari hasil UNFREL dan jaringannya mendorong
pemantauannya, KIPP mencatat terdapat agar Presiden Habibie mengesahkan hasil
lebih dari 10.000 pelanggaran pemilu yang pemilu karena dikhawatirkan akan terjadi
dilakukan oleh Golkar, ABRI, dan birokrasi kekacauan jika hasil pemilu tidak disahkan
untuk mendukung agar Soeharto berkuasa (Agustyati, Junaidi & Ibrohim, 2015).
kembali (Agustyati, Junaidi & Ibrohim, 2015).
KIPP bekerjasama dengan NDI, yang 4.1.3. Forum Rektor
memberikan bantuan keuangan, pelatihan
Berdirinya Forum Rektor untuk
relawan, memfasilitasi konsultasi dengan
Demokrasi merupakan dampak dari
para pakar, studi banding dengan negara
inisiatif jaringan dosen dan mahasiswa
yang berhasil melakukan pemantauan
seluruh Indonesia untuk berpartisipasi

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 313

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 313 12/6/17 2:36 PM


mengawasi pemilu. Diawali dengan 4.1.4. Centre for Electoral Reform (CETRO)
konferensi yang diikuti oleh 174 rektor CETRO merupakan organisasi
universitas yang tersebar di seluruh pemantau yang merupakan reinkarnasi
Indonesia, Forum Rektor didirikan pada dari UNFREL yang membubarkan diri
7 November 1998 berdasarkan gagasan setelah Pemilu 1999. Pengelolaan
Rektor Universitas Trisakti dan Institut jaringan yang luas dan laporan keuangan
Teknologi Bandung. merupakan faktor pembubaran UNFREL.
Hampir sama dengan UNFREL, Salah satu pengaruh CETRO dalam
bentuk kegiatan Forum Rektor adalah reformasi pemilu dan konstitusi adalah
mengumpulkan jaringan mahasiswa dan mendorong pemilihan presiden secara
universitas untuk memantau pemilu. langsung dan mengusung konstitusi
Karena keterbatasan komunikasi, baru. Selain itu CETRO bekerjasama
pemantauan yang dilakukan oleh Forum dengan organisasi penyandang disabilitas
Rektor dan UNFREL terlihat berjalan dalam mengadvokasikan pemilu akses
sendiri-sendiri. Di sejumlah daerah juga sehingga pemilih dengan disabilitas
terdapat pemantauan berbasis mahasiswa, memiliki kesempatan yang sama dalam
namun tidak terintegrasi dengan lembaga memberikan suaranya dalam pemilu.
pemantau yang ada di pusat.
Menurut Luky Djani, masalah utama 4.1.5. Jaringan Pendidikan Pemilih untuk
yang dihadapi pada saat itu adalah tidak Rakyat (JPPR)
adanya pemetaan lokasi pemantauan. Berdiri pada tahun 1998, JPPR
Setiap organisasi memiliki pemantau awalnya merupakan bagian dari 31
akan tetapi mereka tidak tahu di mana jaringan lembaga/organisasi keagamaan.
pemantau tersebut akan ditempatkan. JPPR diinisiasi oleh aktivis Pergerakan
Akibatnya, ada TPS yang dipantau Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang
oleh banyak pemantau sementara ada fokus kepada pendidikan pemilih. Khusus
TPS tidak ada pemantau sama sekali untuk pemantauan, PMII membentuk
(Agustyati, Junaidi & Ibrohim, 2015). Jaringan Masyarakat Pemantau Pemilu
Forum Rektor melibatkan lebih dari Indonesia (JAMPPI). JPPR banyak dibantu
200.000 mahasiswa yang menjadi relawan oleh The Asia Foundation (TAF) termasuk
untuk melakukan proses pemantauan. dukungan pendanaan. JPPR mulai aktif
Selain menjalankan program pendidikan menjadi pemantau pemilu pada Pemilu
pemilih, sifat pemantauan Forum Rektor 2004.
adalah jangka waktu lama (long-term Saat itu JPPR bekerja secara berjenjang
monitoring). Tabulasi hasil pemilu dengan dari tingkat nasional hingga tingkat
cara paralel (Parallel Vote Tabulation desa dengan jumlah sekitar 144.000
(PVT)) merupakan salah satu hasil pemantau yang berasal dari kader-kader
kerja Forum Rektor yang patut untuk 31 lembaga tersebut. Pelatihan relawan
diapresiasi. Tabulasi yang valid membuat difokuskan pada pemantauan politik
para pemantau, baik dari dalam maupun uang, kampanye, dan pemantauan pasca
luar negeri, dapat mengakses hasil pemilu hari pemungutan suara.
secara cepat.

314 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 314 12/6/17 2:36 PM


4.1.6. Pusat Pemilihan Umum Akses partisipasi penyandang disabilitas pada
Penyandang Cacat (PPUA Penca) pemilu di Indonesia. Selain itu kegiatan
PPUA Penca merupakan koalisi PPUA Penca juga membuka kesempatan dan
berbagai organisasi disabilitas tingkat kesetaraan perlakuan dalam pemenuhan
Nasional yang mewakili masyarakat hak politik penyandang disabilitas.
penyandang disabilitas. Bertujuan untuk Menjelang Pemilu 2014, PPUA Penca
mewujudkan aspirasi hak-hak politik telah berdiri di 25 provinsi di Indonesia
penyandang disabilitas dalam pemilu agar dengan melakukan kegiatan sosialisasi dan
lebih terjamin dan terlindungi atas dasar pendidikan pemilih disabilitas.
kesetaraan dan kesamaan hak dalam
menyalurkan hak dipilih dan hak untuk 4.1.7. Perkumpulan untuk Pemilu dan
memilih secara mandiri, langsung, umum, Demokrasi (Perludem)
bebas, rahasia, jujur, adil, aksesibel, dan Untuk membangun dan memperbaiki
nondiskriminasi. sistem pemilu yang fair, penyelenggara
Sebelum tahun 2004, pemilu pemilu dituntut memahami filosofi
berlangsung tidak adil dan diskriminatif pemilu, memiliki pengetahuan dan
bagi kelompok pemilih disabilitas. Pemilih keterampilan teknis penyelenggaraan
tuna netra didampingi oleh panitia pemilu, serta konsisten menjalankan
pemilihan, bukan orang yang ditentukan peraturan pemilu. Perludem terdiri dari
oleh pemilih itu sendiri dan tidak mantan anggota Panitia Pengawas Pemilu
ada sanksi hukum bagi terlaksananya 2004. Nilai-nilai moral pengawas pemilu
asas rahasia. Pemilih dengan kursi yang tertanam selama menjalankan
roda sama sekali tidak dapat secara tugas-tugas pengawasan pemilu, serta
langsung mempergunakan hak suaranya pengetahuan dan keterampilan tentang
karena tidak tersedia bilik suara yang pelaksanaan dan pengawasan pemilu,
aksesibel bagi mereka. Bahkan kebijakan merupakan modal bagi Perludem untuk
yang berkaitan dengan pemenuhan memaksimalkan partisipasinya. Tiga
hak berpolitik, membatasi hak-hak kegiatan utama yang dilakukan oleh
penyandang disabilitas untuk dipilih. Perludem dalam mengawal demokrasi
Pada tang gal 24 April 2002, dan pemilu yang berintegritas, yaitu
dibentuklah PPUA Penca yang bertujuan pengkajian, pelatihan, dan pemantauan.
mengadvokasi hak-hak politik penyandang
cacat dalam Pemilu 2004, khususnya 4.1.8. Mata Massa
bagi penyediaan sarana dan prasarana AJI Jakarta bersama iLab dan Perludem
yang aksesibel bagi pemilih disabilitas. pada tahun 2014 mengembangkan sebuah
Semenjak PPUA Penca diaktifkan, pemilu aplikasi yang bernama MataMassa.
banyak perubahan signifikan. TPS sudah MataMassa memiliki arti mata masyarakat
banyak yang rata, tidak berselokan, yang memantau atau memata-matai
bukan di rumput atau batu, juga tidak suatu proses dan memiliki dampak
bertangga, tamplate Braille sudah pada masyarakat sendiri. Latar belakang
diterapkan (ppuapenca.org). munculnya Matamassa yaitu, pertama,
Dampak aktivitas PPUA Penca adalah proses pelaksanaan pemilu 2014 yang
peningkatan kesadaran hak politik dan sangat kompetitif, sehingga penting untuk

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 315

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 315 12/6/17 2:36 PM


diawasi publik. Kedua, pengawasan pemilu perolehan suara di setiap TPS dengan
dengan teknologi informasi diperkirakan cara yang lebih mudah tanpa harus
dapat meningkatkan partisipasi publik mengunduh form C1 satu per satu yang
yang pada akhirnya diharapkan akan ada di website KPU.
meningkatkan kualitas hasil pemilu (Idris Kawalpemilu menuntaskan
& Suwandi, 2014). penghitungan suara pilpres 2014 dalam
AJI Jakarta dan iLab membuat waktu bertepatan dengan pengumuman
MoU dengan KPU dan Bawaslu untuk KPU pada 22 Juli 2014. Hasil hitungan
mendukung program pemantauan Kawalpemilu sama dengan rekapitulasi
MataMassa (Agustyati, Junaidi & Ibrohim, resmi KPU. Walaupun bukan hasil resmi
2015) yang berisi, pertama, KPU akan dari KPU, hasil kerja dari Kawalpemilu ini
menerima hasil pemantauan pemilu dapat dijadikan sebagai data pembanding
dari AJI Jakarta secara berkala dan ketika pada tingkat rekapitulasi terdapat
menindaklanjuti temuan/laporan yang hasil yang berbeda dengan form C1.
ada sesuai dengan kemampuan dan
kapasitas KPU. Kedua, AJI Jakarta dapat 4.2. Tantangan Pemantauan Pemilu
memakai fasilitas media center di KPU 4.2.1. Penurunan angka partisipasi
jika diperlukan. Ketiga, KPU bersedia p e m i l i h d a l a m m e l a ku ka n
menghadiri acara konferensi pers dan pemantauan pemilu.
laporan hasil pemantauan di dalam forum JPPR dan KIPP sebagai prototype
publik. Keempat, KPU bersedia untuk pemantau pemilu di Indonesia
bertemu membicarakan perkembangan menunjukkan penurunan angka pemantau
pemantauan dan tindaklanjutnya. pemilu dari tahun ke tahun.

4.1.9. Kawalpemilu Tabel 5. Jumlah Pemantau JPPR


Kawalpemilu melakukan pemantauan Tahun Pemilu Jumlah Pemantau
1999 220.000
pada saat pilpres 2014. Pemantauan ini 2004 140.000
tidak terlepas dari keterbukaan KPU dalam Pilkada 80.000
mengunggah data hasil perhitungan suara April 2009 3.000
per TPS (form C1) di website KPU, sehingga Juli 2009 10.500
2010 (10 pilkada) 1.200
publik dapat mengetahui perolehan suara
2011 (3 pilkada) 150
masing-masing kandidat di seluruh TPS. 2012 (3 pilkada) 1.500
Pada tanggal 13 Juli 2014, sistem 2013 (1 pilkada) 600
Kawalpemilu mulai dibuka untuk Sumber: Pusat Data JPPR
relawan dengan sistem urun daya.
Mengajak masyarakat berpartisipasi Tabel 6. Jumlah Pemantau KIPP Jakarta
untuk memasukkan hasil penghitungan Tahun pemilu Pemantau
1999 13.260
di TPS yang sudah dipublikasikan oleh
2004 145
KPU. Kawalpemilu mengunduh semua
Pilkada Jakarta 2007 272
form C1 yang ada di website KPU,
April 2009 250an
mendokumentasikan dan mengunggahnya
Pilkada Jakarta 2012 (Putaran 1) 300
di website Kawalpemilu. Manfaatnya
Pilkada Jakarta 2012 (Putaran 2) 250
adalah publik dapat mengetahui hasil
Sumber: Pusat Data KIPP

316 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 316 12/6/17 2:36 PM


Dari tabel 5 dan 6, dapat dilihat TPS yang sangat dekat dengan akses
bahwa terjadi penurunan angka pemantau pemukiman, membuat masyarakat dapat
yang signifikan. Pemilu 1999 merupakan menjangkau, mengawasi secara masif
pemilu yang paling banyak aktivitas TPS sehingga jarang terjadi kecurangan.
pemantauannya. Namun, setelah Pemilu Proses rekapitulasi di tingkat selanjutnya
1999, publik melihat harapan yang yang jauh dari TPS membuat akses
mereka punya tidak terealisasi dengan terhadap pengawasan menjadi berkurang.
sepenuhnya. Maka gejala pelemahan Padahal perjalanan suara setelah
semangat publik untuk mengawasi dihitung di TPS merupakan titik penting
pemilu mulai muncul pada Pemilu 2004 yang tidak boleh luput dari pengawasan
(Ramadhanil, Junaidi & Ibrohim, 2015). dan pemantauan publik dengan potensi
kecurangan tidak bisa terelakkan. Saat
4.2.2. Minimnya pengetahuan pemilih pemilihan legislatif 2014, permohonan
atas pentingnya pengawasan yang diajukan oleh peserta pemilu
publik ke MK, perjalanan suara yang paling
Hal ini bukan hanya karena minimnya banyak dipersoalkan adalah ketika suara
sosialisasi dari penyelenggara pemilu direkapitulasi pada KPU Kabupaten/Kota
tapi juga karena bentuk sosialisasinya dan PPK (Junaidi, Arifin & Ramadhanil,
yang hanya menampilkan tanggal dari 2014).
hari pencoblosan. Akibatnya masyarakat
menganggap pemilu hanya memberikan 4.2.4. Keterbukaan informasi tentang
suara pada hari yang sudah ditentukan. kepemiluan
Padahal banyak tahapan lain yang Proses pemilu sejatinya adalah sarana
m e m b u t u h ka n p e n ga wa s a n d a r i untuk melibatkan publik secara langsung
masyarakat. di dalam proses transisi kekuasaan. Hal
Sosialisasi oleh partai politik tentang ini juga merupakan tindak lanjut dari
pemilu juga minim. Hanya sebatas prinsip kedaulatan berada di tangan
membujuk agar pemilih memilih partai rakyat di dalam penyelenggaraan negara
atau calon yang diajukan bukan mengawal (Khairul Fahmi, 2011). Salah satu cara
proses pemilu yang sedang berjalan dan untuk mendekatkan setiap proses pemilu
membutuhkan pengawasan publik. Selain dengan pemilih adalah dengan membuka
penyelenggara dan partai politik, pemilih informasi terkait penyelenggaraan dan
yang terlihat acuh dalam setiap proses pelaksanaan pemilu secara luas. Sebelum
pemilu juga menjadi tantangan dalam pemilu 2014, keterbukaan informasi
pemantauan pemilu. terkait dengan pemilu belum berjalan.
Belum ada informasi terkait dengan
4.2.3. Jarak antara tahapan dengan kepemiluan yang disampaikan kepada
jangkauan pemantau publik, apalagi mengajak publik untuk
Proses penghitungan di TPS yang berpartisipasi memberikan masukan
semula dekat dengan masyarakat, semakin terhadap pelaksanaan pemilu.
berjarak ketika proses berlanjut di kantor Pada pemilu 2014, KPU menyediakan
kelurahan, kecamatan, kabupaten/ SIDALIH, mempublikasikan CV bakal calon
kota, provinsi, dan KPU pusat. Jarak anggota legislatif, DCS anggota legislatif,

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 317

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 317 12/6/17 2:36 PM


dan publikasi terhadap form C1 pada 4.2.6. Inovasi teknologi informasi dalam
Pilpres. Namun, publikasi form C1 belum pengawasan
dilaksanakan untuk pemilu legislatif oleh Jumlah pemantau pemilu yang
KPU. Selain itu, form C1 yang di-upload di terus mengalami penurunan merupakan
web KPU, belum bisa dilegalisasi menjadi tantangan berat. Untuk mendekatkan
bahan bukti terhadap keberatan resmi publik dengan aktivitas pemantauan
dalam sidang perselisihan hasil pemilu pemilu perlu menciptakan praktik
di MK. Inisiatif dalam hal keterbukaan pemantauan pemilu yang sederhana
p e r l u d i j a ga d a n d i ke m b a n g ka n d a n m e m u d a h ka n ya i t u d e n ga n
serta disatupadukan dengan inisitiaf memanfaatkan teknologi informasi. JPPR
masyarakat sipil, sebagaimana dilakukan melaksanakan pelatihan pemantauan
oleh Kawalpemilu ketika melakukan dengan memanfaatkan media sosial
dokumentasi seluruh C1 dalam pilpres 2014. youtube. Trainer pelatihan melakukan
perekaman, kemudian para pemantau
4.2.5. Pendanaan pemantauan pemilu pemilu mempelajari sendiri rekaman
Awalnya aktivitas pemantauan tersebut. Modul pemantauan pun
pemilu adalah sukarela, sebuah gerakan disiapkan melalui elektronik, dan
sosial yang tidak memikirkan untung kemudian dikirimkan melalui email. Untuk
dan rugi dalam melaksanakannya. pelaporan pemantauan pemilu dilakukan
Saat ini, agak mustahil jika aktivitas dengan cara melaporkan via media sosial
pemantauan pemilu dilakukan tanpa seperti twitter, facebook, dan skype.
ada dukungan pendanaan. Aktivitas Matamassa menggunakan konsep
pemantauan pemilu sangat berkaitan pengawasan publik dengan dukungan
dengan dana. Jumlah pemantau yang TI. Membuka berbagai kanal pelaporan
menurun dari pemilu ke pemilu sangat pelanggaran pemilu mulai dari SMS,
dipengaruhi oleh pendanaan. Pada email, web, dan aplikasi melalui IOS dan
Pemilu 2004, JPPR dibiayai oleh The Asia Android. Hal ini merupakan salah satu
Foundation sementara Pemilu 2009 tidak jawaban dan media yang memudahkan
lagi. Implikasinya adalah berkurangnya atas buntu dan sepinya aktivitas
jumlah pemantau. Walaupun dengan pemantauan pemilu.
keterbatasan dana, JPPR kemudian
melakukan pemantauan mandiri dalam 4.2.7. Intimidasi
Pilkada 2013 dan Pemilu 2014. Merasa Pada masa Orde Baru bentuk intimidasi
kerepotan untuk mengelola jaringan sangat terbuka karena pemerintah sangat
karena ketersediaan dana, membuat represif dengan kelompok yang dianggap
UNFREL membubarkan diri setelah Pemilu kritis atau oposisi dengan pemerintah.
1999 yang kemudian membentuk CETRO. Aktivitas rekrutmen dan pelatihan
Minimnya dana pemantauan ini membuat kepada relawan dihentikan oleh aparat
eksistensi pemantauan cenderung di sejumlah daerah. Akibatnya rekrutmen
terpusat, padahal sesungguhnya input dan pelatihan relawan dilakukan secara
pemantauan dari daerah ke pusat itu sembunyi-sembunyi, bahkan dilakukan di
penting. luar negeri untuk menghindari jangkauan
aparat.

318 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 318 12/6/17 2:36 PM


Intimidasi juga masih ditemui pada dalam pembuatan rancangan peraturan
pemilu-pemilu setelah rezim Orde Baru, penyelanggaraan pemilu, pendataan
dengan modus dan aktor yang berbeda. pemilih, pemilu inklusif hingga publikasi
Dalam pemilu 2014 misalnya, paralegal hasil pemilu. Pasca pemilu 1999 hingga
pemilu mendampingi pelaporan terkait pemilu 2014, aktivitas pemantauan
politik uang. Masyarakat yang melaporkan pemilu cenderung menurun yang
dugaan politik uang harus menghadapi diikuti dengan menurunnya jumlah
aparat desa seperti ketua RT dan tokoh relawan pemantau pemilu. Minimnya
masyarakat. Hal ini karena politik uang pada pengetahuan tentang pengawasan publik,
umumnya dilakukan dengan melibatkan jarak antara tahapan dengan jangkauan
tokoh-tokoh wilayah sebagai broker politik. pemantau, keterbukaan informasi
Namun, bentuk intimidasinya tidak seperti tentang kepemiluan, pendanaan, inovasi
masa Orde Baru. Mereka dikucilkan dari teknologi informasi dalam pengawasan,
pergaulan warga, tidak diberikan fasilitas dan intimidasi merupakan beberapa
bantuan dan lainnya (Agustyati, Junaidi & tantangan pemantauan pemilu.
Ibrohim, 2015). Inovasi terus menerus tumbuh dalam
Partisipasi masyarakat melalui format pemantauan pemilu. MataMassa
pemantau pemilu memberikan dan Kawalpemilu menggambarkan masih
dampak hasil terhadap demokrasi di adanya semangat masyarakat untuk
Indonesia. Pertama, semakin terbukanya berpartisipasi dalam menjaga proses dan
penyelenggara pemilu. Kedua, pemilu hasil pemilu yang bersih, jujur, dan adil.
yang semakin inklusif. Ketiga, semakin
banyak masyarakat yang berpartisipasi 5.1. Saran dan rekomendasi
dalam pemantauan pemilu. Pertama, kerjasama Bawaslu dengan
pemantau pemilu untuk mengoptimalkan
5. Simpulan peran pengawasan guna mendorong
Pemilihan umum tidak saja dimaknai terwujudnya pemilu yang berkualitas.
sebagai ajang perebutan kekuasaan Untuk itu dibutuhkan basis legal
semata. Namun juga sebagai tempat bagi beserta pedoman teknis yang detail
rakyat untuk menunjukkan partisipasi menyangkut peran lembaga pemantau
politiknya. Pemilu berkualitas dapat dalam membantu melakukan fungsi-
terwujud jika prosesnya dijaga, dipantau, fungsi pengawasan pemilu. Kedua,
dan diawasi agar tidak dicurangi. untuk mendorong partisipasi masyarakat
Pemantauan pemilu merupakan salah dalam memantau proses pemilu, negara
satu bentuk partisipasi masyarakat. (APBN) perlu menyediakan dana yang
Proses pemantauan dilaksanakan dari dapat diakses oleh pemantau pemilu
awal hingga akhir yaitu penetapan hasil yang telah mendapat akreditasi dalam
pemilu. bentuk block grant. Ketiga, dalam UU
Pada pemilu 1999, pemantauan lebih Pemilu, pemantauan pemilu sebaiknya
ditujukan untuk melawan bangkitnya dimasukkan sebagai bentuk partisipasi
kekuasaan rezim Orde Baru. Selanjutnya masyarakat bukan dalam bab sendiri yaitu
pemantauan pemilu berkembang, pemantauan pemilu.
seperti terlibat memberi masukan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 319

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 319 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Agustyati, Khoirunnisa., Junaidi, Veri., & Ibrohim. (2015). Potret Partisipasi Organisasi
Masyarakat Sipil Dalam Pemantauan Pemilu 1999 – 2014. Jakarta: Kemitraan
bagi Pembaruan Tata Pemerintahan di Indonesia atas kerjasama dengan
Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem).
Ardial. (2010). Komunikasi Politik. Jakarta: Indeks.
Bjornlund, Eric C. (2004). Beyond Free and Fair Monitoring Elections and Building
Democracy. John Hopkins University Press.
Budiardjo, Miriam. (2008). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Donelly., Gibson., & Ivansevich. (1996). Managemen edisi 9 Jilid I. Alih Bahasa Zuhad
Ichyaudin, Jakarta: Erlangga.
Fahmi, Khairul. (2011). Pemilu dan Kedaulatan Rakyat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Husein, Harun. (2014). Pemilu Indonesia, Fakta, Angka, Analisis, dan Studi Banding.
Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi.
Idris, Umar., & Suwandi, Ahmad. (2014). MataMassa dan Pemantauan Pemilu 2014
dalam Mendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pemilu. Jakarta: Perkumpulan
untuk Pemilu dan Demokrasi.
Junaidi, Veri. (2013). Pelibatan dan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu.
Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi.
Junaidi, Veri., Arifin, Firmansyah., & Ramadhanil, Fadli. (2014). Evaluasi Penegakan
Hukum Pemilu. Jakarta: Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. (2004). Buku Panduan Pemantau Pemilu.
Jakarta.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia. (2010). Pemilih Untuk Pemula. Jakarta.
Muchsan, SH. (1992). Sistem Pengawasan terhadap Aparat Pemerintah dan peradilan
Tata Usaha Negara di Indonesia. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta.
Ramadhanil, Fadli., Junaidi, Veri., & Ibrohim. (2015). Desain Partisipasi Masyarakat
Dalam Pemantauan Pemilu. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan Tata
Pemerintahan di Indonesia atas kerjasama dengan Perkumpulan untuk Pemilu
dan Demokrasi (Perludem).
Santoso, Topo., & Supriyanto, Didik. (2004). Mengawasi Pemilu Mengawal Demokrasi.
Jakarta: Murai Kencana-PT Raja Gravindo Persada.
Sardini, Nur Hidayat. (2011). Restorasi Penyelenggaraan Pemilu di Indonesia. Yogyakarta:
Fajar Media Press.
Siagian, S.P. (1989). Pokok-Pokok Pembangunan Masyarakat Desa. Yogyakarta: Citra
bakti Aditya Media.
Surbakti, Ramlan. (2006). Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Surbakti, Ramlan. (2016). Pidato Inagurasi Anggota Baru Akademi Ilmu Pengetahuan
Indonesia (AIPI). Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Airlangga.

320 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 320 12/6/17 2:36 PM


Surbakti, Ramlan., & Supriyanto, Didik. (2013). Partisipasi Warga Masyarakat Dalam
Proses Penyelenggaran Pemilihan Umum. Jakarta: Kemitraan bagi Pembaruan
Tata Pemerintahan.
Musfialdy. (2012). Mekanisme Pengawasan Pemilu Di Indonesia. Jurnal Sosial Budaya,
9(1), 41-58.
Santoso, Topo. (2004). Proses Pemilu di Indonesia dari Sudut Pandang Pemantau
Asing. Jurnal Hukum Internasional, I(4), 801-812.
Legalitas Hukum Untuk Pemantau Pemilu 2009. Retrieved from http://www.idlo.int/
English/External/IPacehnews.asp.
http://ppuapenca.org/ariani-soekanwo-suara-keras-hak-politik-disabilitas.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 321

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 321 12/6/17 2:36 PM


322 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 322 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Pratiwi, O.C.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 323-333

MENJAGA KUALITAS PEMILU YANG DEMOKRATIS

Oktafiani Catur Pratiwi


FISIP Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia

ABSTRACT

The election is a mechanisme to elect a leader and politician. It were believed as a


legal mechaism to rulling ellite. The election is the one of indicator democratic or not
for its country. This paper aims to elaborate how to maintain the quality of democracy
on local election. This research is qualitative research with library research. the result
of research shows that the first; the problems of local election are normative problem,
prosedural problem, sosioligical problem and problem politics. Second; the quality of
electoral democracy could be preserve by enforcing the electoral law and electoral
process to produce democratic government. The conclusion of this paper that the
implementation of the local election has found some problems so that to maintain
the quality of election should enforcement the rule of law and guard every step it
can work on its regulation.

Keywords:
Local Election, Institution Of Election, Democracy, Incumbent, Integrity

ABSTRAK

Pemilu merupakan mekanisme memilih pemimpin dan wakil rakyat yang masih
dipercaya sebagai mekanisme yang paling legal untuk melakukan rulling elite. Pemilu
menjadi salah satu tolak ukur demokratis atau tidaknya suatu negara. Tulisan ini
bertujuan untuk mengelaborasi lebih lanjut tentang menjaga kualitas demokrasi
dalam pemilihan kepala daerah langsung. Metode penelitian menggunakan studi
pustaka. Temuan yang diperoleh dalam tulisan ini adalah; pertama, problem yang
muncul dalam pemilukada meliputi problem normatif, problem prosedural, problem
sosiologis dan problem politis. Kedua, menjaga kualitas pemilukada dapat dilakukan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 323

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 323 12/6/17 2:36 PM


dengan menegakkan aturan pemilu, menjaga proses pemilu yang demokratis sehingga
menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Kesimpulan dari tulisan ini adalah
pelaksanaan pemilukada masih ditemukan beberapa problem sehingga untuk menjaga
kualitas pemilu harus menghilangkan problem-problem ini melalui penegakkan aturan
pemilukada dan mengawal setiap tahapan pemilu agar berjalan sesuai aturan yang
sudah ditetapkan.

Kata kunci:
Pilkada, Penyelenggara Pemilu, Demokrasi, petahana, Integritas

1. Pendahuluan Darussalam, Bangka Belitung, DKI Jakarta,


Salah satu wujud dari kedaulatan Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat dan
rakyat adalah penyelenggaraan pemilihan Papua Barat, 76 kabupaten dan 18
umum yang dilakukan secara periodik kota memberikan pelajaran penting
yang memungkinkan semua peserta bagi bekerjanya demokrasi di aras lokal
pemilu bersaing secara fair dan kompetitif. khusunya persoalan pendidikan politik.
Pemilu menjadi salah satu penanda dalam Pendidikan politik penting dalam proses
suatu sistem demokrasi selain partai demokrasi. Hal ini penting karena mampu
politik. Pemilu sebagai sarana pelaksanaan mendongkrak partisipasi masyarakat
kedaulatan rakyat bukan berarti segala- dalam proses politik. Pendidikan
galanya tentang demokrasi, melainkan politik diharapkan dapat meningkatkan
sebagai sarana pengimplementasian asas partisipasi dalam kehidupan berbangsa
dan sendi-sendi demokrasi. Pemilu bisa dan bernegara.
dijadikan sebagai sarana untuk menakar Berpijak pada pelaksanaan pemilukada
kadar demokrasi suatu sistem politik. serentak yang telah dilaksanakan
Pemilu secara filosofis merupakan pada awal tahun 2017 bahwa secara
sarana untuk mewujudkan pemerintahan umum pemilihan kepala daerah secara
yang bersih dan berkualitas. Nyatanya, langsung telah berhasil dilaksanakan
pemilu belum mampu memberikan oleh penyelenggara pemilu dengan
jaminan menghasilkan pemerintahan yang berbagai capaian-capainnya. Di sisi lain,
lebih baik karena ada beberapa rintangan pemilukada telah melahirkan persoalan
atau problem dalam menghasilkan pemilu yang meninggalkan catatan buruk bagi
yang demokratis baik pemilu presiden, pelaksanaan pemilukada. Persoalan
pemilu legislatif maupun pemilihan konflik pasca pemilukada, money politics,
kepala daerah secara langsung. black campaign serta kualitas kandidat
Dalam konteks Indonesia, pemilihan yang masih jauh dari harapan.
kepala daerah secara langsung yang Semangat dari pemilukada antara lain
dilaksanakan secara serentak pada memberikan pendidikan politik bagi rakyat
tanggal 15 Februari 2017 diikuti oleh di tingkat lokal serta sebagai mekanisme
101 daerah yang meliputi 7 daerah menghasilkan tatanan pemerintahan lokal
propinsi yaitu Propinsi Nangroe Aceh yang baik (local good governance), idealnya

324 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 324 12/6/17 2:36 PM


dijadikan patokan bagi penyelenggara minimalis-prosedural). Demokrasi
pemilu, kandidat, masyarakat, partai politik prosedural merupakan pemahaman
bahkan lembaga swadaya masyarakat demokrasi secara empiris yaitu perwujudan
untuk bekerja dan mengawal pemilihan demokrasi dalam kehidupan politik praktis.
kepala daerah agar demokrasi di tingkat Sedangkan demokrasi formal (perwakilan
lokal baik secara prosedural maupun dan electoral) adalah model utama yang
substansi tetap terjaga. dikembangkan oleh tradisi liberal, bahkan
Tulisan ini akan mengelaborasi sebagai model yang dipraktikkan secara
lebih lanjut tentang menjaga kualitas empirik di seluruh dunia.
demokrasi terutama dalam pemilihan Ketika orang berbicara demokrasi
umum kepala daerah yang akan diuraikan maka yang pertama kali dilihat adalah
dalam beberapa sub bab yaitu teori pemilihan dan parlemen. Demokrasi
tentang pilkada dan demokrasi, problem- e l e k to ra l a d a l a h s e b u a h s i ste m
problem pemilukada, menjaga kualitas konstitusional sipil dimana jabatan-
demokrasi dalam pemilukada. jabatan legislatif dan kepala eksekutif
diisi lewat pemilu multi-partai kompetitif
2. Metode Penelitian yang regular dengan hak pilih universal.
Metode yang digunakan dalam Menurut Joseph Schumpetar, demokrasi
penelitian ini adalah metode penelitian adalah sebuah ‘metode politik’ atau
kualitatif dengan jenis studi pustaka. ‘metode demokratis’. Demokrasi sebagai
Studi pustaka dalam pandangan Sugiyono sebuah metode politik dimaknai sebagai
merupakan kajian teoritis, referensi serta sebuah mekanisme kompetitif untuk
literatur ilmiah lainnya yang berkaitan memilih pemimpin. Atau sebuah prosedur
dengan budaya, nilai dan norma yang kelembagaan untuk mencapai keputusan
berkembang pada situasi sosial yang politik-legislatif dan administratif-dengan
diteliti (Sugiyono, 2012). Data diperolah cara memberi kekuasaan pada individu-
dari buku-buku ilmiah, jurnal ilmiah, individu tertentu untuk membuat
peraturan-peraturan, serta sumber- keputusan lewat perjuangan kompetitif
sumber tertulis baik tercetak maupun dalam rangka memperoleh suara rakyat
elektronik lain. Data yang digunakan dalam (people’s vote). Dalam konteks ini warga
adalah data tentang pemilukada serentak negara diberi pilihan di antara beberapa
2017, data tentang temuan pelaksanaan pemimpin politik yang berkompetisi untuk
pemilukada serentak 2017. Validitas data merebut suara mereka (Sutoro Eko, 2006).
dilakukan melalui triangulasi sumber. Pandangan Schumpetar tidak jauh
berbeda dengan Robert Dahl (1973).
Dahl mengatakan sebuah pemerintahan
3. Perspektif Teori
dikatakan demokratis bila bisa memenuhi
Konsep dan model demokrasi dikaji dua dimensi yaitu (1) seberapa tinggi
dan dimaknai dengan dua perspektif yang tingkat kontestasi, kompetisi atau
berbeda yakni tradisi republikenisme oposisi yang dimungkinkan; dan (2)
(klasik-normatif-substantif) dan tradisi seberapa besar warga negara yang
liberal (modern-empirik-prosedural). memperoleh kesempatan berpartisipasi
Studi demokrasi mutakhir lebih banyak dalam kompetisi politik itu (Mas’oed, 16-
merujuk pada tradisi liberal yang (empirik- 17). Dua dimensi ini bisa dibaca bahwa
Mewujudkan Pemilu Berintegritas 325

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 325 12/6/17 2:36 PM


pada dimensi kontestasi, kompetisi dan untuk memutus mata rantai oligarki
oposisi bergerak pada aras elit sementara partai yang harus diakui cenderung
perolehan kesempatan berpartisipasi mewarnai kehidupan partai-partai di
berada di aras masyarakat. DPRD. Kepentingan partai-partai bahkan
Para pemikir liberal seperti David kepentingan segelintir elit partai acapkali
Held, Guy Peters, Juan Linz, Martin dimanipulasi sebagai kepentingan kolektif
Lipset, Huntington termasuk Goran Hyden masyarakat. Kedua; pemilihan secara
melihat pemilukada sebagai berikut: langsung bagi kepala daerah diperlukan
pertama, pemilukada sebagai ruang bagi untuk meningkatkan kualitas akuntabilitas
developing democracy (Diamond, 2003). para elit politik lokal, termasuk kepala-
Pembangunan demokrasi mencakup kepala daerah. Mekanisme pemilihan
penguatan masyarakat politik, penguatan kepala daerah yang berlaku dewasa ini
masyarakat ekonomi serta penguatan cenderung menciptakan ketergantungan
masyarakat budaya. Kedua, pemilukada berlebihan kepala daerah terhadap
dilihat sebagai arena untuk menciptakan DPRD. Ketiga; pemilihan langsung kepala
local good governance (Hyden, 1992). daerah diperlukan untuk menciptakan
Penciptaan tatanan pemerintahan lokal stabilitas politik dan pemerintahan
yang baik yang mencakup tiga dimensi dari di tingkat lokal. Keempat; pemilihan
governance yaitu dimensi aktor, struktur langsung kepala daerah akan memperkuat
dan dimensi empiris. Dalam dimensi aktor, dan meningkatkan kualitas seleksi
pilkada menekankan tentang pentingnya kepemimpinan nasional karena makin
kekuasaan, kewenangan dan resiprotas terbuka peluang bagi munculnya
antara rakyat dengan pemimpin serta pemimpin-pemimpin nasional yang
pergantian kekuasaan. berasal dari daerah. Kecenderungan tidak
Ketiga, pemilukada dilihat sebagai sehat yang berlangsung selama ini adalah
proses demokratisasi dan penyebaran para elit nasional hanya berasal dari dan
gagasan demokrasi liberal. Proses beredar di Jakarta saja. Kelima; pemilihan
demokratisasi mencakup aspek penguatan secara langsung jelas meningkatkan
peran serta masyarakat sipil dalam politik, keterwakilan (representativeness) karena
keterlibatan swasta, pembangunan masyarakat dapat menentukan siapa yang
ekonomi, pendidikan dan kesehatan, akan menjadi pemimpinnya di tingkat
penguatan public goods, sikap dan lokal (Haris, 2003).
tindakan politik. Keempat, pemilukada Pemilihan langsung merupakan
dilihat sebagai upaya melakukan bagian dari substansi tuntutan demokrasi,
pendalaman demokrasi yang bertujuan dan penolakan terhadap kekuasaan yang
untuk meminimalkan terjadinya praktik berwatak oligarkhis. Penyelenggaraan
klientilisme dalam pemerintahan dan pemerintahan yang berwatak oligarkhi
patronase dalam politik. atau dalam konteks ini sama dengan
Pilihan pemilihan kepala daerah elitis hanya menciptakan instabilitas
secara langsung didasari atas beberapa berkelanjutan (sustainable instability).
argumen. Menurut Haris sedikitnya ada Mengapa? Ada tiga syarat minimal bagi
lima argumen pendukung, pertama; demokrasi dalam pilkada. Pertama, setiap
pemilihan secara langsung diperlukan individu dalam masyarakat (orang dewasa

326 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 326 12/6/17 2:36 PM


usia pemilih) harus diberi hak yang demokrasi. Hak-hak individu warga negara
sama untuk menentukan pemimpinnya. (citizen) dalam konteks ini benar-benar bisa
Ini berangkat dari persamaan hak suara terealisir. Kedua; mengefektifkan pelayanan
dalam demokrasi itu sendiri yang lokusnya masyarakat. Ketika segala kebijakan
pada individu-individu yang bebas dan diambil pada tingkat lokal (daerah otonom)
otonom. Ketika individu diwakilkan oleh dengan sendirinya memotong rantai
orang lain dalam memilih pemimpinnya, birokrasi yang menjadi penghambat utama
maka sebenarnya kondisi itu bukanlah dalam pengelolaan pemerintahan yang
demokrasi. Kedua, pemimpin yang sentralistik, maka kebutuhan, aspirasi dan
terpilih haruslah merupakan kehendak kepentingan masyarakat pun bisa segera
publik. Disini terkandung makna bahwa dijawab oleh pemerintah lokal. Pada saat
pemimpin haruslah merupakan putusan yang sama, masyarakat dalam keseharian
kolektif berbasis pada hak individu bisa secara efektif melakukan kontrol
yang sama, sehingga memiliki legitimasi terhadap proses-proses pengambilan dan
sosial yang kuat. Legitimasi sosial yang implementasi kebijakan yang semuanya
kuat baru bisa muncul apabila seorang akan selalu terkait dengan nilai demokrasi
pemimpin, termasuk berbagai kebijakan dan kebijakan yang berorientasi pada
publik lainnya yang hendak diambil dan masyarakat lokal. Ketiga; mempertahankan
dilakukan, berdasarkan pilihan mayoritas eksistensi ke-Indonesiaan berdasarkan
publik ini bersifat dinamis, karena pilihan kepuasaan masyarakat lokal. Ketika
anggota-anggota masyarakat itu bisa kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan
berubah-ubah dari waktu ke waktu ke daerah, diharapkan masyarakat lokal
sebagai konsekuensi dari penilaian publik akan mendapatkan pelayanan prima. (Ibid,
terhadap kepemimpinan figur yang 27-28).
terpilih. Ketiga, terjaminnya kerahasiaan
hak pemilih. Syarat ini berangkat dari 4. Hasil dan Pembahasan: Problem-
independensi moral dari setiap individu Problem Pemilukada
dalam masyarakat untuk menentukan Sejumlah problem yang menyertai
nasibnya sendiri, tanpa dipaksa oleh pelaksanaan pemilukada meliputi
pihak lain. Dalam konteks masyarakat problem normatif, problem prosedural,
pluralis di Indonesia dimana biasanya problem sosiologis dan problem politis
pilihan individu lebih diarahkan oleh (Sahdan, 2008). Problem normatif
para elit yang menjadi patron pada basis- bersumber dari regulasi pemilukada
basis komunitas tertentu bisa dikatakan yaitu UU No. 10 tahun 2016 tentang
sebagai bagian dari pelanggaran nilai-nilai Perubahan Kedua atas Undang-Undang
demokrasi (Ibid, 25-26). Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan
Dalam konteks demokrasi di tingkat Pemerintah Pengganti Undang-Undang
lokal, pemilihan kepala daerah langsung Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan
mengandung makna strategis, pertama; Gubernur, Bupati, Walikota menjadi
perluasan arena demokrasi. Asumsi ini Undang-Undang.
didasarkan pada harapan bahwa proses Beberapa hal yang disinyalir justru
pengambilan kebijakan semakin efektif. akan menimbulkan permasalahan
Begitu juga pelaksanaan konsep dan nilai diantaranya Pasal 41 misalnya, persyaratan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 327

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 327 12/6/17 2:36 PM


calon perseorangan berdasarkan jumlah tahap persiapan: minimnya pemantau
pemilih. Ketentuan ini membuka pemilukada, mepetnya pembentukan
peluang jumlah pasangan calon dari panwas, PPK, PPS, KPPS. Kedua, tahap
jalur independen meningkat.  Ketentuan penetapan daftar pemilih antara lain
ini juga akan menurunkan jumlah akurasi data pemilih, pemutakhiran data
KTP yang dikumpulkan melalui jalur pemilih. Ketiga, tahap pendaftaran dan
perseorangan. Pasal 74 yang meningkatkan penetapan calon meliputi: perbedaan
batas maksimum sumbangan pasangan calon oleh partai, penolakan
perseorangan dari Rp 50 juta ke Rp 75 calon tertentu oleh massa, intimidasi
juta dan badan hukum dari 500 juta terhadap KPUD, partai yang mencalonkan
ke 750 juta. Ketentuan ini bukan jalan tidak meluluskan calonnya. Keempat,
keluar untuk menciptakan keadilan antar tahap kampanye, meliputi curi start
pasangan calon.  Ketentuan ini dianggap kampanye yang biasanya dilakukan oleh
akan membuka peluang bagi para hampir semua calon kepala daerah bahkan
penyumbang pihak lain untuk melakukan jauh hari sebelum penetapan pasangan
politik transaksional kepada pasangan calon kepala daerah. Politik uang yang
calon. Pasal 40, terkait persyaratan dari masih sangat masif terjadi hampir di
unsur partai poltik yang mempunyai kursi seluruh daerah dan dilakukan oleh hampir
di DPRD dinilai membuat minim lahirnya seluruh calon kepala daerah. Sampai hari
calon dari parpol karena parpol akan ini, persoalan politik uang masih sulit
cenderung melakukan koalisi yang akan ditegakkan bahkan oleh penyelenggara
mengurangi aspek representasi pemilih pemilu (panwas). Selain politik uang,
di daerah. Namun demikian pasal 73 pengerahan massa dalam massa kampanye
tentang sanksi administrasi politik uang masih menjadi pemandangan biasa,
berupa pembatalan sebagai pasangan persoalan transparansi dana kampanye,
calon akan berdampak signifikan dengan sentimen etnis serta perusakan atribut
memunculkan kehatian-hatian dari kampanye. Kelima, pencoblosan. Problem
pasangan calon untuk melakukan politik yang muncul dalam tahapan ini adalah
transaksional. Meskipun demikian, perlu adanya pemilih ganda, politik uang. Keenam,
ada mekanisme prosedural yang jelas penghitungan suara dan penetapan hasil
bagaimana proses penegakan sanksi dimana pihak yang kalah sulit untuk
administrasi ini dilakukan oleh Bawaslu menandatangani BAP, terjadinya aksi massa
sehingga kepastian hukum terwujud yang tidak menerima kekalahan calonnya
(Maskyurudin, 2016). serta gugatan kecurangan seperti yang
Problem prosedural terkait tahapan- terjadi di Papua Barat. Pemilukada yang
tahapan dalam pemilukada mulai dari telah dilaksanakan di Kabupaten Puncak
tahap persiapan, penetapan daftar Jaya pada pemilukada serentak bulan
pemilih, pendaftaran dan penetapan Februari harus dilakukan pemilu ulang
c a l o n , ka m p a ny e , p e n c o b l o s a n , di 6 distrik sebagai putusan Mahkamah
penghitungan suara dan penetapan hasil Konstitusi atas sengketa hasil pemilukada.
sampai dengan pelantikan calon terpilih. Tahap terakhir adalah pelantikan calon
Beberapa problem yang ditemukan dalam terpilih. Kecenderungan yang umum
tahapan pemilukada meliputi: pertama, terjadinya adalah penundaan pelantikan.

328 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 328 12/6/17 2:36 PM


Tiga calon kepala daerah di propinsi Problem sosiologis yang muncul pada
Papua Barat yaitu Kabupaten Sorong, pemilukada DKI Jakarta memberikan
Kabuaten Maybrat dan Kota Sorong gambaran bahwa agama menjadi salah
ditunda pelantikannya hingga 22 Agustus satu faktor penting dalam menentukan
2017. Penundaan tersebut berdasarkan pilihan politik. Gambaran kesuksesan
Surat Klarifikasi yang bersifat amat segera program kerja calon petahana tidak
dari Mendagri RI No. 121.11/2931/SJ banyak berarti bagi calon pemilih ketika
yang ditujukan kepada Gubernur Seluruh isu agama dijadikan isu yang sangat
Indonesia tentang jadwal pelantikan kepala penting untuk menjatuhkan lawan politik
daerah terpilih hasil pemilukada serentak yang lainnya. Efek pemilukada begitu luas
tahun 2017 yang masa jabatannya berakhir terutama masyarakat yang terfragmentasi
pada bulan Juni 2017 maka akan dilantik bahkan menjadi pencetus konflik antar
pada 22 Agustus 2017. keluarga dan kelompok karena perbedaan
Problem sosiologis. Pendekatan pilihan politik.
sosiologis oleh Flananga dijelaskan tentang Problem politis terkait dengan
karakteristik sosial dan pengelompokan- persoalan partisipasi politik dan politik
pengelompokan sosial mempunyai uang jika melihat data yang dirilis oleh
pengaruh yang cukup signifikan dalam KPU bahwa tingkat partisipasi pemilih
menentukan perilaku memilih seseorang. pada pemilukada serentak Februari 2017
Karakteristik sosial (seperti pekerjaan, relatif tinggi. KPU mentargetkan tingkat
pendidikan, dsb) dan karekteristik partisipasi pemilih dalam pemilukada
atau latar belakang sosiologis (seperti serentak gelombang kedua sebesar 77,5
agama, wilayah, jenis kelamin,umur persen. Di DKI Jakarta tingkat partisipasi
dsb) merupakan faktor penting dalam pemilih mencapai 77,1 persen. Rata-rata
menentukan pilihan politik. tingkat partisipasi pemilih mencapai
Pendek kata, pengelompokan 70 persen. Secara prosedural tingginya
sosial seperti umur (tua- muda); jenis tingkat partisipasi pemilih bisa jadikan
kelamin (laki-perempuan); agama dan ukuran tingkat legitimasi kepala daerah
semacamnya dianggap mempunyai terpilih. Namun secara substantif harus
peranan yang cukup menentukan dalam diteliti lebih jauh apakah tingginya tingkat
membentuk pengelompokan sosial partisipasi pemilih dalam pemilukada
baik secara formal seperti keanggotaan serentak atas inisiatif sendiri (partisipasi
seseorang dalam organisasi- organisasi otonom) ataukah karena persoalan
keagamaan, organisasi-organisasi partisipasi yang dimobilisasi. Harapannya
frofesi; maupun pengelompokan bahwa partisipasi yang muncul dari
informal seperti keluarga, pertemanan, para pemilih adalah partisipasi yang
ataupun kelompok-kelompok   kecil otonom atas kesadaran untuk ikut serta
lainnya merupakan sesuatu yang sangat membentuk pemerintahan lokal yang baik
vital dalam memahami perilaku politik dan akuntabel.
seseorang, karena kelompok-kelompok Persoalan selanjutnya adalah politik
inilah yang mempunyai peranan besar uang. Bawaslu menemukan 600 dugaan
dalam membentuk sikap, persepsi dan politik uang pada pemilukada gelombang
orientasi seseorang (Asfar, 2006). dua tahun 2017 yang dilakukan oleh

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 329

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 329 12/6/17 2:36 PM


relawan pasangan calon dan perseorangan. pemilukada ini memiliki peran penting
Dua hari terakhir masa tenang banyak dalam menjaga pemilu. KPU memiliki
dimanfaatkan oleh para relawan untuk tugas dalam hal penyelenggaraan
menebar uang maupun memberikan pemilihan baik terutama terkait persoalan
dalam bentuk barang/ sembako kepada teknis maupun administratif mulai dari
calon pemilih. tahapan persiapan hingga tahapan
penetapan hasil pemilu. Sedangkan
Menjaga Kualitas Pemilukada panitia pengawas pemilu memiliki peran
Problem-problem yang ditemukan penting penindakan terhadap pelanggaran
dalam pemilihan kepala daerah secara pemilu dan memastikan bahwa setiap
langsung tentunya tidak dibiarkan berlarut- tahapan pemilu berjalan secara jujur, adil
larut terjadi. Hal ini bisa mengurangi dan demokratis. Seleksi atas keanggotaan
kualitas dari pemilukada itu sendiri. kedua lembaga ini dilakukan secara
Terutama secara substantif. Meskipun kita bertahap dan ketat harapannya anggota
percaya bahwa praktik berdemokrasi di yang terpilih nantinya adalah figur-figur
Indonesia sudah sangat demokratis dengan yang memiliki kapasitas memadai sebagai
ukuran demokrasi prosedural. Setidaknya anggota KPU maupun Panwas baik dari
ada tiga indikator pemilihan kepala sisi akademis maupun sisi teknis yang
daerah bisa dianggap berkualitas dalam diharapkan jauh dari persoalan politis
mendorong demokratisasi di tingkat lokal untuk menjaga netralitas sebagai anggota
yaitu dari persoalan aturan pemilukada, penyelanggara pemilu. Sehingga anggota
proses pemilukada dan pemerintahan KPU dan Panwas mampu melaksanakan
hasil pemilu. Dengan demikian, menjaga tugasnya dengan baik dan independen
kualitas pemilukada yang demokratis dari pengaruh dan kepentingan apapun.
dilakukan dengan menegakan regulasi/ Penindakan terhadap pelaku politik
aturan pemilu serta menjaga proses uang yang dapat dikenakan sangsi pidana.
pemilu sesuai tahapan-tahap pemilu Aturan ini harapannya mampu mengurangi
dan memastikan setiap tahapan pemilu fenomena politik uang dalam pemilukada
dilakukan secara demokratis. yang diang gap merusak kualitas
Regulasi/aturan pemilukada di demokrasi. Upaya untuk meminimalisir
Indonesia diatur melalui UU Nomor terjadinya politik uang sudah sering
10 tahun 2016. Penegakan aturan dilakukan oleh penyelenggara pemilu.
pemilukada baik oleh penyelenggara Pemerintah telah mengatur tentang
pemilu maupun peserta pemilu harus besaran sumbangan dana kampanye dari
ditaati untuk memberikan kepastian perseorangan maupun dari badan hukum
h u ku m p e l a ks a n a a n p e m i l u ka d a swasta. Sayangnya, tindakan yang kurang
dan tertib sosial. Dalam aturan ini tegas dan tebang pilih seringkali tidak
beberapa poin penting mengatur tentang membuat efek jera bagi para pelakunya.
penyelenggara pemilu dan larangan Oleh karena itu, peran panwas memiliki
politik uang. Pemilihan kepala daerah peran yang sangat penting terutama
dilaksanakan oleh penyelenggara pemilu terhadap pencegahan dan penindakan
yaitu komisi pemilihan umum dan panitia terjadinya politik uang.
pengawas pemilu. Dua penyelenggara

330 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 330 12/6/17 2:36 PM


Pemilukada yang memiliki semangat hak pilih dan merupakan warga setempat
pendemokratisasian di tingkat lokal yang dibuktikan dengan kepemilikan KTP
sejatinya memberi kesempatan kepada melalui pemutakhiran data pemilih. Tahap
s e m u a wa rga m a sya ra kat u nt u k krusial kedua adalah tahapan pendaftaran
berpartisipasi seluas-luasnya. Sayangnya, dan penetapan calon menjadi tahap
beberapa kelompok masyarakat terutama awal menguji integritas penyelenggara
kelompok elit justru memanfaatkan pemilu. KPU harus memiliki integritas
moment pemilihan kepala daerah untuk untuk bersikap adil dan jujur dalam
memperbesar kekuasaan mereka terutama menentukan calon yang lolos seleksi
kekuasaan di daerah. Beberapa kasus atau tidak. tahap krusial ketiga adalah
munculnya dinasti politik seperti di Banten tahapan kampanye. Pada masa kampanye,
dan Indramayu menjadi contohnya celah KPU harus memberikan ruang yang adil
regulasi yang kemudian dimanfaatkan bagi seluruh peserta untuk melakukan
untuk memperkuat posisi elit. Upaya untuk kampanye, memastikan dana kampanye
mencegah munculnya dinasti politik sudah yang transparan, mencegah terjadinya
dilakukan oleh pemerintah melalui RUU pengerahan massa, politik uang dan
Pemilukada namun selalu mental ditangan sentimen berbau SARA. Penyelenggara
DPR karena dianggap menghalangi hak pemilihan harus memastikan bahwa tidak
seseorang untuk berpolitik. ada pemilih ganda, kartu pemilih palsu,
Proses pemilukada menjadi indikator mencegah pemilih yang tidak memiliki
kedua untuk melihat kualitas pemilukada. hak suara melakukan pemungutan suara,
Proses pemilihan kepala daerah meliputi mencegah politik uang dan memastikan
tahapan persiapan, penetapan daftar distribusi logistik sudah sampai ke tiap TPS
pemilih, pendaftaran dan penetapan calon, sebelum hari H pelaksanaan pemungutan
kampanye, pencoblosan, penghitungan suara. Tahap krusial lainnya adalah
suara dan penetapan hasil serta pelantikan penghitungan suara dan penetapan hasil.
calon terpilih. Kualitas pemilukada akan Petugas pemungutan suara harus memiliki
terjaga apabila dalam setiap tahapan integritas untuk menjadi penyelenggara
pemilukada dapat berjalan dengan baik. pemungutan suara yang jujur dan adil.
Oleh karena itu, KPU harus memastikan Beberapa temuan atas kasus suara yang
bahwa setiap proses berjalan sesuai rusak karena dicoblos dua kali merupakan
dengan aturan yang ada demi terjaganya Kecurangan-kecurangan yang sering
kualitas pemilukada karena setiap tahapan dikeluhkan oleh pasangan calon kepala
dalam proses pemilihan merupakan daerah juga berpihaknya penyelenggara
tahapan yang penting. Begitu pula dengan pemilu terhadap salah satu pasangan
panitia pengawas pemilu yang sudah calon kepala daerah.
harus bekerja terutama mulai tahapan Penegakan aturan/regulasi pemilu
penetapan daftar pemilih. Namun ada dan pelaksanaan tahapan-tahapan pemilu
beberapa titik krusial dalam pemilu yang yang akuntabel, kompetitif diharapkan
merupakan titik rawan dalam tahapan akan menghasilkan pemerintahan yang
pemilihan yaitu tahapan penetapan daftar berkualitas seperti yang ditegaskan
pemilih. KPU harus memastikan bahwa Dahl bahwa sebuah pemerintahan
semua warga masyarakat yang memiliki dikatakan demokratis bila bisa memenuhi

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 331

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 331 12/6/17 2:36 PM


dua dimensi yaitu (1) seberapa tinggi masih sangat rendah meskipun undang-
tingkat kontestasi, kompetisi atau oposisi undangnya sudah mengamanatkan bahwa
yang dimungkinkan; dan (2) seberapa representasi keterwakilan perempuan
besar warga negara yang memperoleh dalam ruang politik adalah 30 persen.
kesempatan berpartisipasi dalam Di sisi lain, perempuan yang ingin
kompetisi politik itu. Pemerintahan bisa terlibat dalam berkompetisi di level
dikatakan demokratis apabila dihasilkan pemilihan legislatif maupun eksekutif
dari kontestasi dan kompetisi yang sangat masih mendapat hambatan seperti
jujur, adil, kompetitif yang menghasilkan kultur kuatnya anggapan bahwa jabatan
tingkat legitimasi yang tinggi yang diukur politik merupakan ranah bagi laki-laki.
salah satunya dari tingkat partisipasi. Namun demikian, secara prosedural,
Jika kita melihat pada kasus di tingkat partisipasi pemilih rata-rata
beberapa daerah yang telah melaksanakan sudah mencapai angka 70 persen. Bisa
pemilukada, semakin banyak pasangan dikatakan pemerintahan yang dihasilkan
calon yang mengikuti pemilukada akan memiliki tingkat legitimasi yang baik.
meningkatkan kontestasi, kompetisi Legitimasi yang cukup tinggi idealnya akan
diantara pasangan calon. Bahkan bisa memudahkan pemerintahan hasil pemilu
terjadi apa yang disebut oposisi. Pasangan melaksanakan pemerintahan terutama
calon kepala daerah lebih dari dua dalam melaksanakan program-program
pasangan calon memungkinkan terjadinya kerjanya dan mudah untuk melibatkan
pemilukada dua putaran karena tingkat masyarakat dalam setiap proses
keketatan perolehan suara. Putaran pembangunan dan proses kebijakan.
pertama menjadi saringan awal bagi
pasangan calon kepala daerah untuk 5. Simpulan
menunjukan kualitas terutama secara B e l a j a r d a r i p e nye l e n g ga ra n
personal dan program kerjanya. Pasangan pemilihan kepala daerah serentak yang
yang kalah bisa menjadi oposisi untuk telah diselenggarakan 15 Februari 2017
mengawasi jalannya pemerintahan tetapi lalu, pemilukada memiliki makna dalam
tidak dalam konteks dendam untuk ikut menciptakan tata pemerintahan
menjatuhkan lawan politiknya. yang baik dan mendorong bekerjanya
Dimensi kedua untuk melihat kualitas demokrasi lokal. Pemilukada serentak
pemilu adalah tentang partisipasi. Di secara umum secara prosedural sudah
Pemilukada serentak gelombang kedua, dikatakan berhasil dengan relatif tingginya
pemilukada masih menjadi ruang kompetisi tingkat partisipasi pemilih, namun
bagi kaum laki-laki. Dari 101 daerah yang beberapa problem yang ditemukan dalam
menggelar pemilukada, hanya ada 43 proses pemilukada secara umum dapat
perempuan yang maju sebagai calon mengurangi kualitas demokrasi secara
pemimpin. Dari 43 orang perempuan substantif. Dengan demikian, sangat
ini, 24 orang diantaranya akan menjadi penting melakukan beberapa upaya untuk
calon kepala daerah. Sedangkan 19 orang menjaga kualitas pemilihan khususnya
perempuan lainnya akan menjadi wakil penegakan aturan dan mengawal setiap
kepala daerah. Jika dilihat dari persoalan tahapan pemilu agar berjalan sesuai
partisipasi, partisipasi politik perempuan dengan aturan yang ada.

332 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 332 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Asfar, Muhammad. (2006). Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004 . Surabaya, Ind:
Pustaka Eureka.
Dahl, Robert. (2001). Perihal Demokrasi. Jakarta, Ind: Yayasan Obor Indonesia.
Eko, Sutoro. (2006). Pendalaman Demokrasi Lokal Melalui Masyarakat Sipil (Disertasi).
Yogyakarta, Ind: PS Ilmu Politik-UGM.
Gaffar, Afan. (1999). Politik Indonesia:Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta, Ind:
Pustaka Pelajar.
Haris, Syamsuddin. (2003). Mencari Model Pemilihan Langsung Kepala Daerah Bagi
Indonesia, dalam Agung Djojosoekarto & Rudi Hauter (ed). (2003). Pemilihan
Langsung Kepala Daerah: Transformasi Menuju Demokrasi Lokal, Kerjasama
ADEKSI dan Konrad. Jakarta, Ind: Konrad.
J. Linz, Juan & Alfred Stefan. (2001). Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat.
Bandung, Ind: Mizan.
JPPN. (2016, Juni 04). Ini Kelemahan-Kelemahan UU Pilkada yang Baru. Di
akses dari http://kesbangpol.kemendagri.go.id/index.php/subblog/
read/2016/5740/Ini-Kelemahan-kelemahan-UU-Pilkada-yang-Baru/2312
Mas’oed, Muhtar. (2003). Negara, Kapital & Demokrasi. Yogyakarta, Ind: Pustaka
Pelajar.
Putra, Mairizal Lutfy. (2017, Februari 14). Bawaslu Temukan 600 Dugaan Politik
Uang pada Pilkada 2017. Diakses dari http//nasional.kompas.com/
read/2017/02/14/19334401/bawaslu.temukan.600.dugaan.politik.uang.
pada.pilkada.2017
Rose, Oki. (2017, Juli 04). 3 Kepala Daerah di Papua Barat Dilantik 22 Agustus
2017. Diakses dari https://kabarpapua.co/3-kepala-daerah-di-papua-barat-
dilantik-22-agustus-2017/
Sahdan, Gregorius, dkk. (editor). (2008). Politik Pilkada: Tantangan Merawat
Demokrasi. Yogyakarta, Ind: Kanisius.
Sorensen, George. (2003). Demokrasi dan Demokratisasi. Jogyakarta, Ind: CCSS dan
Pustaka Pelajar.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Ind: Alfabeta.
Yanuar, Rizal. (2017, Juni 03). Pilkada Serentak 2017 Sebuah Momen Bagi
Pendidikan Politik Masyarakat. Diakses dari https://www.tilasnews.com/
pilkada-serentak-2017-sebuah-momen-bagi-pendidikan-politik-masyarakat/

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 333

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 333 12/6/17 2:36 PM


334 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 334 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Sadewo, R.A.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 335-350

DINAMIKA PEMILIHAN KEPALA DAERAH DI INDONESIA :


(PROSES INTERNALISASI REKRUITMEN CALON KEPALA DAERAH
TINGKAT KABUPATEN/KOTA DAN PROPINSI PADA PARTAI POLITIK)
R. Alief Sudewo
Bawaslu RI, email : aliefdewo@gmail.com

ABSTRACT

This paper would like to discuss the role of political parties in presenting candidates for
regional heads at the level of the governor, district, and municipality, particularly in light
of the extent of the internalization of recruitment process in political parties. The district
head recruitment is an important factor and one of the entrances to be a district head
candidate. In this case, political parties should perform their functions well (in the means
of communication, socialization, and political recruitment), but in reality the political
parties often criticized publicly and far from the expectations of society.

Keywords:
Democracy, Recruitment Political Party, Direct elections

ABSTRAK

Tulisan ini ingin membahas dan melihat peran partai politik dalam menghadirkan
calon kepala daerah pada tingkat Propinsi, Kabupaten dan Kotamadya, khususnya
dalam melihat sejauhmana proses internalisasi rekruitmen Kepala Daerah pada tingkat
Kabupaten/Kotamadya dan Propinsi pada partai politik berjalan demokratis. Rekruitmen
kepala daerah, adalah salah satu faktor penting atau salah satu pintu masuk calon kepala
daerah, karena sejatinya Partai Politik harus menjalankan fungsi – fungsinya secara baik
(sarana Komunikasi, sosialisasi, rekruitmen politik), namun pada realitasnya partai
politik tersebut kerap menuai kritik publik dan jauh dari harapan Masyarakat.

Kata Kunci:
Demokrasi, Pilkada Langsung, Rekruitmen Partai Politik.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 335

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 335 12/6/17 2:36 PM


1. Pendahuluan bahwa, rekruitmen, sebagai salah satu
Pemilihan kepala daerah (pilkada) berfungsinya partai politik telah bergeser
adalah merupakan metamorfosa orientasinya. Salah satu indikator tersebut
d e m o k ra s i , p ro s e s ya n g te n ga h adalah berdasarkan dari penelitian dari
berlangsung menggambarkan Saiful Mujani research and consulting,
demokratisasi telah berjalan secara menjelaskan bahwa dari pilkada serentak
ajeg di daerah. Pemilihan kepala daerah 2015 sampai dengan Pilkada 2017 ini
(Pilkada) tersebut adalah dengan fungsi rekrutmen politik oleh partai politik
didahuluinya pada keberhasilan pemilihan (parpol) masih belum menunjukkan
Presiden langsung (Pilpres) Tahun 2004. perbaikan (baca : fungsi rekruitmen partai
Pemilihan kepala daerah langsung juga politik masih lemah), berdasarkan hasil
memiliki akuntabiltas lebih tinggi kepada penelitian yaitu jumlah calon tunggal
rakyat. yang meningkat 200% (dari tiga daerah
Partai politik adalah merupakan pada 2015 menjadi sembilan daerah
entitas penting dalam menjalankan pada 2017), fungsi rekrutmen itu dapat
proses demokrasi. Proses rekruitmen dikatakan mengalami penurunan. (Hanan,
yang dilakukan oleh partai politik sebagai D, Telaah Pilkada serentak,2017)
prasyarat pengajuan calon kepala daerah Calon tunggal umumnya ditandai
tingkat kabupaten/kota dan gubernur dengan munculnya calon yang sangat
Pilkada langsung di Indonesia, sesuai dominan dari segi popularitas dan
dengan ketentuan pada Undang – Undang e l e k ta b i l i ta s , ke m u d i a n h a m p i r
Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 semua partai politik berkerumun
Tentang Perubahan atas UU No 1 Tahun mencalonkannya. atau, seorang petahana
2015 tentang penetapan Peraturan (bisa kepala daerah, bisa juga wakil kepala
Pemerintah Pengganti UU No 1 Tahun daerah) mampu membangun dukungan
2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dari sebagian besar partai politik yang
dan Walikota menjadi UU, pada pasal 1 ada di DPRD meski belum tentu yang
ayat 3 dan 4 . bersangkutan sangat dominan dari segi
Pada realitas dan prakteknya, partai popularitas dan elektabilitas. Calon
politik menuai kritikan dari masyarakat tunggal yang didukung sebagian besar
luas, diantaranya pengusungan calon partai politik mengakibatkan tertutupnya
kepala daerah yang terkesan “elitis”, jalan bagi calon lain, yang mungkin saja
proses rekruitmen yang dilakukan tidak potensial, untuk maju melalui jalur partai
secara terbuka dan adanya preogratif politik.
dari ketua umum partai politik untuk Studi lain yang mengangkat tentang
menentukan pemilihan kepala daerah, rekruitmen partai politik adalah tulisan
abainya partai politik terhadap kritik Andryan yang berjudul Reformulasi
publik dalam persoalan yang menyangkut Fungsi Rekruitmen Partai Politik melalui
politik kekerabatan dan korupsi di daerah. Prinsip Demokrasi di Indonesia, melalui
Latar belakang penulisan tentang tulisannya Andryan menjelaskan Proses
internalisasi rekruitmen calon kepala rekrutmen partai politik yang dilakukan
daerah yang dilakukan oleh partai masih belum berjalan secara terbuka,
politik didasari, salah satu parameternya transparan, dan demokratis yang

336 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 336 12/6/17 2:36 PM


berakibat pemilihan kandidat menjadi menciptakan kesempatan bagi partai
tidak obyektif Padahal, dengan adanya politik untuk turut ambil bagian dalam
seleksi kandidat sebagai salah satu fungsi pembangunan daerah (Agustino L, 2014,
khas partai politik dalam demokrasi. hal 135).
Saat ini, setiap partai politik di Indonesia Studi-studi sebelumnya telah
memiliki model yang berbeda-beda mengutarakan bahwa rekruitmen
dalam melakukan proses rekrutmen partai politik yang dilakukan masih
politik. Untuk dapat melahirkan kandidat belum menunjukkan prinsip – prinsip
di internal Parpol yang berkualitas, berdemokrasi (baca; keterbukaan,
berdedikasi, memiliki kredibilitas yang transparan dan partisipatif) serta tidak
tinggi, serta mendapat dukungan dari mengindahkan nilai – niai demokrasi
masyarakat pada jabatan jabatan politik ( s a r a n a Ko m u n i ka s i , s o s i a l i s a s i ,
yang bersifat strategis, maka harus rekruitmen politik} dalam seleksi
dilakukan reformulasi dalam proses internal yang dilakukan oleh partai
rekrutmen politik, yaitu pada tingkat lokal politik, sehingga perlu reformulasi
adalah dengan adanya partisipasi anggota dalam rekruitmen partai politik dalam
partai dalam seleksi kandidat untuk seleksi calon kepala daerah, karena
pelaksanaan Pilkada. Adapun reformulasi salah ciri yang melekat pada sistem
yang ideal untuk proses rekrutmen demokrasi suksesi kekuasaan yang
politik secara demokratis dan merupakan diselenggarakan secara terbuka dan
satu bentuk demokratisasi partai politik partisipatif (Suswantoro G, , 2016, hal
secara internal pada tingkat lokal adalah 171)
dengan adanya partisipasi anggota partai Berpijak pada dari pemikiran tersebut
dalam seleksi kandidat untuk pelaksanaan diatas, tulisan ini akan menyoroti,
Pilkada. (Andryan, 2016). menggambarkan dan menganalisis
Dalam konteks empiris tersebut tentang Pilkada Langsung, partai politik
diatas, penulis ingin mengkaji dalam dalam Proses rekruitmen serta akan
penulisan kali ini dalam perspektif proses melihat sejauh mana proses partai politik
internalisasi oleh partai politik untuk menerapkan nilai – nilai demokrasinya,
calon kepala daerah yang dilakukan oleh karena sejatinya pembaharuan partai
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan politik adalah merupakan internalisasi
(PDI-P) dan Partai Gerakan Indonesia Raya dari manefestasi kepentingan untuk
(Partai Gerindra), kedua partai tersebut rakyat yang akan berdampak pada
dipilih dalam tinjauan analisis, bahwa bangunan berdemokrasi yang semakin
kedua partai politik tersebut lahir dari kokoh dalam suatu Negara.
fase yang berbeda, yaitu era orde baru
dan era reformasi, atmosfer mekanisme 2. Metode Penelitian
internalisasi rekruitmen partai politik Metode yang digunakan dalam
dalam pemilihan kepala daerah akan penelitian kali ini menggunakan
d i a n a l i s i s d e n ga n m e n g g u n a ka n metode penelitian kualitatif dengan
perspektif teori rekruitmen partai melalui pendekatan fenomenologi.
politik dan demokrasi. sehingga dengan Fenomelogi merupakan penilitian yang
demikian Pilkada langsung juga dapat mengkhususkan pada fenomena dan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 337

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 337 12/6/17 2:36 PM


realitas yang tampak untuk mengkaji penelitian ini akan menganalisa pada
penjelasannya di dalamnya, terkait Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
dengan penulisan kali ini tentang (PDI-P) dan Partai Gerindra, kedua partai
fenomena dinamika Pilkada dalam proses tersebut dikaji dalam perspektif sejauh
recruitmen oleh partai politik. mana internalisasi rekruitmen partai
Metode penelitian kualitatif dengan politik dalam pemilihan pilkada langsung
menggunakan pendekatan fenomenologi dilakukan, serta apakah telah melakukan
bertujuan untuk menemukan makna prinsip dan nilai – nilai berdemokrasi.
dari hal – hal mendasar dan esensial
dari fenomena, realitas yang dialami 3. Perspektif Teori
oleh objek penelitian (baca : Proses Teori yang akan digunakan penulis,
rekruitmen oleh partai politik untuk dalam penelitian kali ini didasari
pilkada Gubernur, Walikota dan Bupati) dari teori rekruitmen partai politik
Jenis Penelitian yang digunakan yang dikemukakan oleh Gabriel A.
adalah Penelitian ini tergolong sebagai Almond, Ramlan Surbakti, Koirudin,
penelitian kualitatif yang bersifat Miriam Budiardjo Prihatmoko J dan
normative dan merupakan penelitian Althof. Penulis akan menganalisa dari
yang bertujuan untuk merekonstruksi teori dimaksud diatas dengan proses
ulang serta menggambarkan fenomena internalisasi rekruitmen pada partai
yang terjadi secara kualitatif sehingga politik untuk pemilihan kepala daerah
data yang diperlukan dalam penelitian pada tingkat Propinsi dan Kabupaten/
ini hanya terbatas pada data sekunder, Kota. Menjelaskan konsepsi rekruitmen
khususnya mengenai proses internalisasi yang dikaitkan dalam proses rekruitmen
rekruitmen partai politik (Parpol) dalam dalam Pilkada tersebut serta bagaimana
pencalonan kepala daerah tingkat pola – pola dan mekanisme yang
Gubernur, Walikotamadya dan Bupati dijalankan olek partai politik.
pada perspektif demokratisasi. Rekruitmen politik didefinisakan
Penelitian ini juga didasarkan deskripsi oleh Koirudin sebagai suatu proses
kualitatif yang mendasarkan kepada yang berhubungan dengan individu –
data-data yang akan dikumpulkan melalui individu atau kelompok individu yang
metode studi kepustakaan yang pada dilantik dalam peran – peran politik
bagian akhir, data-data yang sudah diolah aktif, juga rekruitmen memiliki fungsi
akan dianalisis dengan metode analisis memelihara sistem sekaligus sebagai
naratif kualitatif. Analisis itu berupa taraf saluran bagi terjadinya perubahan
sinkronisasi dan Obyek penelitiannya (Koirudin, 2004, hal 101). Rekruitmen
adalah pada partai politik yang akan partai politik adalah suatu proses seleksi
merekrut calon – calon kepala daerah atau rekruitmen anggota – anggota
pada tingkat Propinsi, kabupaten dan kelompok untuk mewakili kelompoknya
Kotamadya. dalam jabatan – jabatan administrasi
Berkaitan dengan penelitian ini, maupun politik (Koirudin, 2004, hal 99).
penulis akan menjelaskan bagaimana Dalam konteks pemilihan kepala daerah
pola internalisasi rekruitmen yang (pilkada) berdasarkan Undang – Undang
dilakukan oleh partai politik, dalam locus tentang Pilkada no 10 Tahun 2016 Pasal

338 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 338 12/6/17 2:36 PM


40 ayai 1 menyebutkan bahwa Partai kalangan partai politik mereka sendiri,
politik atau gabungan partai politik dapat apabila hal ini dibiarkan akan mencederai
mendaftarkan pasangan calon jika telah proses berdemokrasi berbangsa dan
memenuhi persyaratan perolehan paling bernegara, karena hal atau masalah yang
sedikit 20 % (dua puluh persen) dari fundamental dalam sistem demokrasi,
jumlah kursi Dewan Perwakilan Rakyat seharusnya adanya keterlibtan rakyat
Daerah atau 25 % (dua puluh lima persen dalam semua cara keputusan politik
dari akumalasi perolehan suara sah baik secara langsung maupun melalui
dalam pemilihan daerah di daerah yang perwakilan (Tower Sargent, 1978, hal
bersangkutan. Menurut Ramlan Surbakti 33). Sebaliknya sistem desentralistik
fungsi rekruitmen politik sangat penting yang dilakukan oleh partai politik untuk
bagi kelangsungan sistem politik, sebab mencalokan kepala daerah, bisa dilihat
tanpa elit (parpol) mampu melaksankan sebagai asas persamaan hak untuk
peranannya, kelangsungan hidup sistem memberikan kesempatan memilih putra
politik akan terancam (Surbakti, 1992, hal derah atau tokok dari partai politik yang
118). diusungnya, alasan dari partai politik di
Pola Rekruitmen partai politik, tingkat pusat yang menyatakan bahwa
ada dua pola sistem yaitu pertama ; DPP tidak dapat mengontrol proses
inklusif (terbuka) bagi siapapun dapat pelaksanaan dalam merekrut calon
mencalonkan melalui partai politik kepala daerah adalah tidak bisa dijadikan
dengan memenenuhi syarat ringan alasan serta merta, meskipun hal tersebut
(eligible). Disini tidak ada keharusan kembali pada mekanisme legalitas yang
untuk menjadi anggota partai politik ada dalam aturan partai internal masing
terkait, ataupun memiliki kesamaan - masing (baca : AD/ART Parpol).
ideology, yang kedua : adalah eksklusif Dilain pihak, partai politik dalam
(tertutup), dimana pada pola ini terdapat melakukan rekruitmen pasangan calon
sejumlah syarat yang membatasi hak di pemilukada, cenderung melihat dari
pemilih untuk ikut serta dalam seleksi calon kandidat dari sisi elektabilitas
kandiddat. (Althoff, 2007, hal 247). yang juga termasuk pada rekam jejak
Semakin inklusif (terbuka) proses seleksi dan popularitas, ini sangat menentukan
kandidat proses seleksi maka semakin dapat diterimanya seseorang calon oleh
demokratis seleksinya, sebaliknya masyarakat. Elektabilitas dan ini bisa
semakin eksklusif (tertutup) seleksi menjangkau lintas kelompok, etnis,
kandidiat semakin tidak demokratis agama dan seterusnya , karena hal – hal
seleksinya, karena tidak transparan dan yang bersifat konsep dan ideologis telah
hanya internal elit saja sebagai penyeleksi diabaikan melalui kompromi kedua,
ataupun penentu kandidat. pada syarat biaya, bahwa pertimbangan
Realitas kontekstual kini yang terjadi penentu dalam proses perekrutan
di Indonesia, adanya kecenderungan pola kandidat dari orang luar adalah segi dari
Sistem sentralistik yang dilakukan oleh segi biaya. Hal ini karena keikutsertaan
partai politik dalam melakukan proses dalam pilkada membutuhkan biaya tidak
rekruitmen calon kepala daerah, relatife sedikit, kebutuhan dana menjadi inheren
telah menimbulkan konflik horizontal di dalam pilkada .(Mahadi, 2011, Vol 2 no1)

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 339

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 339 12/6/17 2:36 PM


Persoalan lain yang mengemuka pemilih, pendaftaran calon, penempatan
dalam rekruitmen partai politik dalam calon, kampanye, pemungutan dan
pilkada juga mudah mengakomodasi penghitungan suara, dan penetapan calon
politik kekerabatan, bahwa untuk terpilih. (Prihajtmoko, 2005, hal 200-203),
memenangi political offices, selain sehingga sirkulasi roda pemerintahan
menyandarkan pada tokoh tokoh pesohor dapat berjalan. Sementara menurut
atau yang memiliki uang besar parpol, (Almond, 1956) rekruitmen partai politik
juga semakin tergiring untuk mendukung merupakan fungsi penyeleksian rakyat
kandidat – kandidiat yang diajukan oleh untuk kegiatan politik dan jabatan
para petahana (incumbent) yang masih pemerintahan  (Kepala daerah) dan
memiliki banyak sumber daya politik dan partisipasi rakyat akan berjalan melalui
otoritas formal atau yang sudah tidak wadah representasi partai politik.
mungkin lagi maju berkompetisi karena Perspektif teori kedua yang akan
aturan pembatasan masa jabatan. Dalam dibedah adalah teori demokrasi, yang
hai ini maka ikatan kekerabatan dengan dikemukakan oleh Robert A Dahl dan
para petahana atau tokoh sentral parpol Samuel P. Huntington. Tranparansi atau
jelas saja nepotisme dan favoritisme keterbukaan dalam proses seleksi dalam
semakin menonjol. Inilah yang membuat rekruitmen pada partai politik akan
partai politik tidak bergeming atas memberikan pendidikan politik kepada
berbagai kritik public, ketika misalnya, di masyarakat karena tolak ukur yang
Kediri mendorong istri pertama dan istri tepat untuk mengukur dan mengkaji
muda bertarung dalam pilkada .(Harjanto, tingginya tingkat perkembangan partai
2011, hal 138 -159). politik bukanlah dari sudut sejauh mana
Miriam Budiardjo mengatakan partai politik dapat melaksanakan fungsi
rekruitmen partai politik sebagai sarana tertentu, melainkan justru sampai dimana
untuk mengajak orang yang berbakat ia dapat menyusaikan diri terhadap
(kompeten) untuk turut aktif dalam perubahan fungsi dari partai politik
kegiatan politik, sehingga dengan (Huntington, 2003, hal 19).
demikian akan meningkatkan dan Dalam perspektif demokrasi, proses
memperluas partispasi politik (Budiardjo, yang dijalankan dalam melakukan
1992, hal 164) rekruitmen partai politik, harus
Dalam konteks Pemilihan Kepala mengedepankan nilai – nilai demokrasi
Daerah, rekrutmen politik yaitu agar terhindar dari kepenetingan –
penyeleksian rakyat terhadap tokoh- kepentingan tertentu, karena pada
tokoh yang mencalonkan  diri sebagai hakekatnya konsekuensi menjalankan
kepala daerah baik Gubernur/wakil internalisasi demokrasi dapat berakibat,
gubernur, bupati/wakil bupati atau menghindari tirani, hak asasi, kebebasan
walikota/wakil walikota. Actor utama umum, menentukan nasib sendiri,
sistem pemilihan kepala daerah  adalah otonomi moral, perkembangan manusia,
rakyat, parpol dan calon kepala daerah. menjaga kepentingan pribadi dan
Ketiga aktor tersebut terlibat  langsung persamaan dan partisipasi politik (Dahl,
dalam kegiatan pemilihan kepala daerah. 2001, hal 63).
Kegiatan tersebut antara lain: pendaftaran

340 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 340 12/6/17 2:36 PM


Proses penerapan demokrasi, tidak kita, hal ini merupakan manefestasi
semata – mata secara tekstual namun amanat reformasi, bahwa rakyat
secara kontekstual juga agar terhindar harus lebih berdaulat untuk memilih
dari praktek oligargi pada sebuah partai pemimpinnya, baik di tingkat nasional
politik ketika menjalankan proses (baca : Pemilihan Presiden) maupun
rekruitmen partai politik, dalam konteks pemilihan kepala daerah di tingkat daerah
pelembagaan partai politik dalam frame (Gubernur, Bupati dan Walikotamadya).
berdemokrasi akan berjalan, apabila Dalam aspek yuridis legalitas,
telah terinternalisasi dalam bentuk, para Pemilihan kepala daerah (tingkat propinsi,
pejabat yang dipilih, pemilihan umum Kabupaten dan Kotamadya) diatur
yang luber jurdil, kebebasan berpendapat, dalam undang – undang Nomor 8 Tahun
sumber informasi alternative, otonomi 20015 yang merupakan revisi dari UU
asosiasional dan hak kewarganegaraan nomor 1 Tahun 2015. Dalam undang
(Dahl, 2001, hal 118). – undang No 8 Tahun 2015 disebutkan
Demokrasi dalam penerapan Pemilihan Gubernur, Bupati dan walikota,,
rekruitmen Partai politik dalam pemilihan dilaksankan dalam 5 tahun sekali secara
kepala daerah harus terintrodusir dalam serentak di seluruh wilayah Indonesia,
setiap prosesnya, karena demokrasi akan Pemilihan diselenggarakan melalui dua
menghasilkan akibat; menghindari tirani, tahapan yaitu tahapan persiapan dan
hak asasi, kebebasan umum, menentukan tahapan penyelenggaraan dalam pasal 5
nasib sendiri (independen), otonomi ayat (1).
moral, perkembangan manusia (dinamis), Pilkada langsung yang penyeleng-
selalu menjaga kepentingan pribadi yang ga ra a n nya d i mu l a i ta h u n 2005,
utama dan persamaan politik (Dahl, 2001, sebelumnya menggunakan UU No. 32
hal 63). Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Dalam catatan Perkumpulan untuk Pemilu
4. Pembahasan dan Demokrasi (Perludem), dasar hukum
4.1. Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) penyelenggaraan pilkada periode 2005-
Langsung. 2008 menggunakan undang-undang
tersebut yang kemudian mengalami
Pilkada merupakan bentuk
dua kali perubahan: pertama, melalui
implementasi demokrasi yang mutlak
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005
dilaksanakan untuk mewujudkan
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
pemerintahan yang berdasarkan
Pengganti Undang-Undang Nomor 3
asas demokrasi dengan menjunjung
Tahun 2005 tentang Perubahan Atas
tinggi hukum dan nilai-nilai demokrasi
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
yang ada. Disisi lain Pilkada adalah
tentang Pemerintahan Daerah, menjadi
merupakan manefestasi kedaulatan
Undang-Undang (UU No 8/2005); dan,
rakyat didalam memilih pemimpinnya
kedua, melalui Undang-Undang Nomor 12
baik di tingkat Gubernur, Kabupaten dan
Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Walikotamadya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
Pilkada langsung juga adalah
tentang Pemerintahan Daerah.
merupakan terinternalisasinya nilai – nilai
demokrasi yang telah berjalan di Negara

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 341

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 341 12/6/17 2:36 PM


Sejalan dengan Pemilu Presiden mengawasi pemilu di Indonesia adalah
yang pertama pada tahun 2004 dan merupakan katalisator demokrasi, sebagai
berlakunya Undang-Undang Nomor sebuah institusi strategis sangatlah
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan penting mengingat dengan adanya
Daerah, kepala daerah dipilih secara dua lembaga tersebut akan membuat
langsung oleh rakyat melalui Pemilihan dan memastikan pemilu di Indonesia
Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah berjalan sesuai dengan koridor yang telah
atau disingkat Pilkada. Sejak berlakunya ditetapkan, mengingat melalui organisasi
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007 pelaksana dan pengawas pemilu yang
tentang Penyelenggara Pemilihan Umum, relatife independen serta bebas dari
pilkada dimasukkan dalam rezim pemilu, intervensi birokrasi akan menguatkan
sehingga secara resmi bernama Pemilihan Demokrasi . (Haris, 2002, hal 34)
umum Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dalam dalam undang – undang
Daerah atau disingkat Pemilukada. Nomor 8 Tahun 20015 yang merupakan
Pemilihan umum kepala daerah pertama revisi dari UU nomor 1 Tahun 2015.
yang diselenggarakan berdasarkan Dalam undang – undang No 8 Tahun 2015
undang-undang ini adalah Pilkada disebutkan Pemilihan Gubernur, Bupati
DKI Jakarta 2007. Pada tahun 2011, dan walikota, Pasal 40 ayat (1),(2) dan (3) .
terbit undang-undang baru mengenai Partai Politik dapat mencalonkan pasangan
penyelenggara pemilihan umum yaitu calonnya dalam pemilihan kepala daerah
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011. sebagai calon Gubernur, Bupati maupun
Di dalam undang-undang ini, istilah yang kotamadya. Untuk mengakomodir
digunakan adalah Pemilihan Gubernur, hadirnya calon perseorangan atau calon
Pemilihan Bupati, dan Pemilihan independen yang bukan berasal dari partai
Walikota. Dalam hal pelaksanaan pilkada politik, juga termaktub dalam pasal 41 ayat
di Indonesia berdasarkan UU Nomor (1).(2,) dan (3).
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Calon perseorangan atau calon
Daerah sebagaimana telah diubah dengan i n d e p e n d e n a d a l a h m e r u p a ka n
UU Nomor 12 Tahun 2008, pelaksanaan alternatife, sebagai salah satu saluran
pilkada dapat diikuti oleh kandidat calon langsung kehendak rakyat untuk
yang diusung dari partai politik dan calon mencalonkan diri dalam pemilihan
perseorangan (independen). kepala daerah baik di tingkat propinsi,
Proses pemilihan kepala daerah kabupaten maupun kotamadya. Dalam
(pilkada) sebagai tonggak demokratisasi pilkada langsung serentak yang dilakukan
di daerah, adalah merupakan konsekuensi pada bulan desember 2015, mengutip
logis dari adanya tuntutan – tuntutan pernyataan dari penelitian Skala Survey
masyarakat yang bergerak menuju arah Indonesia (SSI) dalam pilkada serentak
perubahan yang modern, konsolidasi tersebut dari 35 % (tiga puluh lima)
demokrasi yang telah tertanam secara wilayah yang memiliki calon independen
baik di dalam proses demokrasi yang hanya 14. 4 % (empat belas koma
sudah berjalan. empat) yang berhasil menang . Secara
KPU dan Bawaslu RI adalah kuantitas memang relative tidak signifikan
merupakan institusi yang mengatur dan dilihat dari segi output kemenangan dari

342 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 342 12/6/17 2:36 PM


pasangan calon independen tersebut, runtuhnya rezim Orde Baru. Gerakan
namaun dari segi penguatan demokrasi tersebut mengkoreksi beberapa hal
hal tersebut adalah merupakan salah satu yang tidak baik, seperti salah satunya
alternative calon yang akan dipilih oleh tersumbatnya saluran berdemokrasi
publik selain melalui jalur partai politik. dengan memandulkan peran partai politik
Jalur Partai Politik ataupun melalui pada saat itu, sehingga era tersebut lebih
jalur perseorangan, telah diakomodir oleh mengarah kepada despotisme . Parpol
Negara melaui peraturan perundang – di Indonesia baru mulai terlembagakan
undangan yang mengikat. Dalam konteks kembali di era reformasi, setelah selama
tersebut telah menciptakan kanal – kanal 30 tahun di bawah rezim Orde Baru.
demokrasi, sehingga dengan demikian Sebagai salah satu pintu masuk untuk
akan tercipta alternatif pilihan bagi jabatan publik seperti kepala daerah,
masyarakat yang akan menjalankan partai politik dituntut untuk melakukan
partisipasinya dalam pemilihan umum, fungsinya dengan baik. Partai Politik yang
baik dalam bentuk memilih calon kepala berkualitas adalah partai politik yang
daerah maupun mencalonkan diri dalam dikelola secara modern berdasarkan pada
bentuk calon perseorangan atau calon rekruitmen di tubuh internal partai yang
independen. dijalankan dengan baik.
Pemilihan Umum Kepala Daerah Dengan kata lain, partai politik
(Pemilukada) juga merupakan adanya modern memiliki aturan main yang jelas
upaya keterlibatan masyarakat untuk dan tertuang dalam anggaran dasar
memilih calon pemimpinnya secara dan anggaran rumah tangga partai
langsung, hal ini merupakan langkah atau dalam aturan-aturan lain yang
maju dan demokratis, apabila kita berlaku dalam partai tersebut dalam
menengok kebelakang ketika era Orde menentukan calon-calon pengisi jabatan
Baru, pemilihan kepala daerah baik di politik. Fungsi rekruitmen politik secara
tingkat propinsi, kabupaten maupun umum menghendaki adanya proses
kotamadya, tidak dilaksankan pemilihan seleksi internal, pelatihan, ujian calon dan
langsung, melainkan melalui mekanisme pengkaderan, tetapi adakalanya partai
pemilihan yang dilakukan oleh anggota politik juga merekrut anggotanya secara
DPRD baik di tingkat Propinsi, Kabupaten luar biasa yang ditujukan bagi orang-orang
maupun Kotamadya. dengan kualifikasi khusus. Rekruitmen luar
biasa ditujukan kepada pakar atau kepada
4.2. Proses Internalisasi Rekruitmen orang-orang yang dinilai memiliki jasa
Calon Kepala Daerah pada Partai yang besar bagi partai politik. Rekruitmen
Politik politik yang merekrut profesional/ahli
Mencermati perkembangan partai di bidang tertentu diharapkan mampu
politik dewasa ini di Indonesia, adalah memberikan pengaruh positif terhadap
merupakan embrio dari semangat elektabilitas partai tersebut maupun
reformasi yang di inisiasi pertama kali terhadap calon yang diusung oleh partai
oleh gerakan Mahasiswa pada tahun tersebut. Berkualitas atau tidaknya kader/
1998, yang berujung pada mundurnya calon kandidat yang diusung oleh partai
Presiden Soeharto (1967 – 1998) dan tergantung pada pola rekruitmen yang

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 343

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 343 12/6/17 2:36 PM


tercantum pada aturan main partai politik Partai Demokrasi Indnesia Perjuangan
tersebut. disingkat PDIP. Alasan mengangkat
Fungsi utama partai politik adalah PDIP, adalah karena salah satu indikator
untuk menyerap dan menyalurkan pentingnya yaitu relatif berhasil dan
aspirasi dan kepentingan rakyat, diterimanya oleh publik calon kepala
melakukan pendidikan politik kepada daerah (Pilkada) yang diusungnya,
masyarakat tentang hak dan kewajiban yaitu salah satunya sosok Joko Widodo,
warga Negara dalam kehidupan menarik untuk dicermati untuk menyoroti
bernegara, melakukan rekruitmen PDIP, sebagai case, dalam melihat proses
politik secara demokratis sesuai dengan internalisasi yang dijalankankan dalam
peraturan perundangan yang berlaku merekrut calon kepala daerah (Pilkada) di
untuk mengisi jabatan – jabatan publik Indonesia.
di semua tingkatan pemerintahan, Proses pengusungan yang dilakukan
menformulasi dan menetapkan kebijakan dimulai oleh PDIP dimulai dari calon
umum melalui institusi legislative kepala daerah sebagai Walikotamadya
dan eksekutif di semua tingkatan Solo, tahun 2005, diteruskan dengan
pemerintahan, melakukan pengawasan pencalonan sebagai calon Gubernur DKI
atas pelaksanaan kebijakan public melalui Jakarta, pada Pilkada Tahun 2012, hingga
para kadernya yang ada di lembaga kini menjadi Presiden Republik Indonesia
eksekutif maupun legislative, menjadi yang ke – 7 yang diusung oleh PDIP, pada
penengah anatar kepetingan atau aspirasi Pilpres tahun 2014.
rakyat dengan pemerintah beserta PDIP adalah sebuah partai politik
kebijakan – kebijakannya. yang lahir pada tanggal 10 Januari 1973,
Sementara Prof Miriam Budiardjo, sebelum tahun 1996, ketika terjadi
menyebutkan Fungsi partai politik. peristawa 27 Juli 1996 (kudatuli) bernama
pertama, partai politik sebagai sarana Partai Demokrasi Indonesia, memasuki era
komunikasi politik, kedua ; partai reformasi resmi berganti nama menjadai
politik sebagai sarana sarana sosialisasi PDI-Perjuangan disingkat PDIP. Pada
politik, ketiga ; partai politik sebagai tahun Pemilukada langsung kotamadya
sarana rekruitmen politik, keempat ; Solo tahun 2005, PDIP mengakomodir
partai politik sebagai sarana pengatur pencalonan yang bukan kader partai,
konflik , (Budiardjo, 1992, hal 163) dari yaitu Joko Widodo yang mencalonkan
fungsi tersebut penulis ingin melihat dirinya bersama wakilnya F.X. Hadi
proses internalisasi yang dilakukan oleh Rudyatmo. Pada pilkada kota Solo pada
partai politik dalam mengusung atau tahun 2005, Jokowi diusung oleh Partai
mencalonkan calon kepala daerah mulai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P)
dari tingkat Gubernur, Kabupaten dan dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) untuk
Walikotamadya. maju sebagai calon wali kota Surakarta.
Ia berhasil memenangkan pemilihan
• Studi kasus : Partai Demokrasi tersebut dengan persentase suara sebesar
Indonesia – Perjuangan (PDI-P). 36,62%. Sementara wakilnya yaitu F.X Hadi
Proses rekruitemen yang dilakukan Rudyatmo adalah merupakan kader partai
oleh partai politik yang dilakukan oleh politik dari PDIP.

344 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 344 12/6/17 2:36 PM


Fungsi partai politik yang dijalankan Widodo-Jusuf Kalla meraih suara sebanyak
oleh PDIP, ditelaah dalam perspektif 53, 15 % .
demokrasi yang dikatakan oleh Robert A. Dalam hal ini penulis ingin menyoroti
Dahl, Hak Kewarganegaraan yang inklusif proses internalisasi rekruitmen yang
(terbuka), yang artinya hak – hak tersebut dilakukan oleh PDIP, bahwa apa yang
meliputi hak untuk untuk mencalonkan dilakukan oleh PDIP, telah melakukan
diri dalam pemilihan (Dahl. 2001, hal 119 proses rekruitmen politik yang linear
-120). Sementara Demokrasi bagi adanya dengan aspirasi publik, sebab ukuran
kompetisi, kontestasi dan kebebasan kekohan partai politik dapat dapat
politik. (Lijphat, 1999, hal 48)) dilihat dari kemampuannya untuk
Pencalonan yang dilakukan oleh PDIP, mempertahankan pendiriannya atau
untuk mengusung Joko Widodo, bukan para pemimpin kharismatis yang
tanpa cela, ketika Joko Widodo kembali pertama kalinya membawanya ke puncak
dicalonkan untuk periode kedua tahun kekuasaan . Proses internalisasi yang
2010, dengan prosentase kemenangan dijalankan oleh PDIP sangat cerdik
sebesar 90 % , namun baru genap dua “membaca selera pasar” sehingga kader
tahun tepatnya tahun 2012, bersedia yang dicalonkannya dapat berhasil meraih
dicalonkan kembali untuk menjadi calon puncak kekuasaan.
Gubernur DKI Jakarta, sikap tersebut
secara implisit menyiratkan tidak adanya • Studi Kasus ; Partai Gerindra.
konsistensi menjaga amanah yang Partai Gerakan Indonesia Raya,
diberikan oleh masyarakat Solo yang disingkat Partai Gerindra, adalah merupaka
memilihnya. Meskipun secara eksplisit partai yang relative baru, didirikan dan
adalah merupakan hak preogratif sesorang didekrasikan Pada Tanggal 6 Februari
sebagai warga Negara untuk maju dan 2008. Partai Gerindra, meskipun partai
bersedia dicalonkan untuk maju dalam politik yang relative baru, akan tetapi
Pilkada DKI Jakarta. Pada Tahun 2012, Joko mampu beradaptasi secara cepat dalam
Widodo bersama dengan Basuki Tjahaja kontelasi perpolitikan di Indonesia. Salah
Purnama (Ahok) diusung oleh partai politik satu parameter yang akan diangkat adalah
PDIP dan Partai Gerindra, dan berhasilkan Partai Gerindra, dalam melakukan proses
mengalahkan pasangan petahana Fauzi internalisasi rekruitmen partai politik
Bowo dan Nachrowi Ramli, pada putaran dalam mengusung calon kepala daerah,
kedua sebesar 53, 82 %. adanya calon – calon yang relatif mampu
Masa jabatan sebagai pasangan dterima public pasangan calonnya.
Gubernur DKI Jakarta yang diemban Salah satu calon diusung adalah,
Jokowi-Ahok, selama 5 (lima) tidak Joko Widodo dan Basuki Tjahaja
dijalankan secara penuh masa akhir Purnama (Ahok) dalam pencalonan
jabatan, tepat pada tanggal 19 Mei pilkada langsung di DKI Jakarta. Serta
2014, Joko Widodo bersama Jusuf Kalla, pasangan calon Walikotamadya dan Wakil
mendeklarasikan sebagai Calon Presiden Walikotamadya Kotamadya Bandung,
dan wakil Presiden pada Pilpres 2014. Pada Ridwan Kamil dan Oded M. Daniel.
tanggal 22 Juli 2014, KPU mengumunkan Ridwan Kamil dicalonkan atau diusulkan
hasil Pemilu Pilres, yaitu pasangan Joko oleh Partai Gerindra, sedangkan Oded

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 345

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 345 12/6/17 2:36 PM


M. Daniel dicalonkan oleh PKS sebagi rumah tangga partai yang menunjukkan
kadernnya. keseriusan Partai Politik dalam merekruit
Ridwan Kamil berangkat dari kader yang berkualitas. Secara Social
kalangan akademisi dan arsitek, Background (latar belakang sosial), Partai
sementara Oded M. Daniel adalah Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera
merupakan kader dari PKS, proses yang telah dapat menyajikan kandidat yang
dilakukan oleh Partai Gerindra, adalah memiliki latar belakang keluarga yang
sangat menarik untuk dikupas, karena harmonis dan rekam jejak yang baik serta
proses pencalonannya Berdasarkan memiliki prestasi-prestasi di bidang sosial
hasil wawancara di lapangan, usulan yang dapat dibuktikan dan dirasakan oleh
Ridwan Kamil sebagai calon walikota masyarakat. Pemilihan Pemilukada Kota
sesungguhnya tidak mengikuti Bandung dilaksanakan pada tangga 23 Juni
mekanisme atau proses seleksi yang biasa 2013, dalam Pemilukada kali ini pasangan
dilakukan Partai Gerindra. Mekanisme Ridwan Kamil- Oded M. denial, berhasil
atau proses seleksi di Partai Gerindra dimenangkan dengan prosesntase sebesar
biasanya diawali dari usulan Pengurus 45, 24 % yang berhasil mengalahkan 7
Anak Cabang yang kemudian disepakati pasangan calon lainnya pilkada di kota
di tingkat Dewan Pimpinan Cabang Kota bandung, yang terdiri dari 4 pasangan
Bandung kemudian secara berjenjang calon perseorangan .
diusulkan kepada Dewan Pimpinan Proses rekruitmen yang dilakukan
Daerah. Dewan Pimpinan Daerah oleh Partai Gerindra, sejalan dengan
menyampaikan usulan tersebut kepada berjalannya fungsi partai politik, seperti
Dewan Pimpinan Pusat, untuk kemudian ssebagai sarana sosialisasi, komunikasi
disampaikan kepada Dewan Pembina dan menjalankan rekruitmen politik.
sebagai pemutus akhir dalam mengusung Hal ini mendasari bahwa dalam kreteria
calon kepala daerah . pokok demokrasi menurut Juan J. Linz,
Keputusan akhir yang memunculkan mengatakan bahwa individu – individu
nama Ridwan Kamil, dilakukan melalui dalam suatu masyarakat bebas harus
proses bottom-up, proses dari Dewan bebas pula untuk mengungkapkan apa pun
Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra kepentingan – kepentingan dan nilai – nilai
Bandung, diteruskan kepada DPW yang mereka miliki, dan untuk berusaha
Propinsi Jawa Barat Partai Gerindra di jalur politik untuk mencapainya serta
kemudian dibahas dan diteruskan dan dukungan dalam pemilihan dari sesama
dibahas oleh pengurus DPP Partai warga negara . (Linz, 2001, hal 27) Proses
Gerindra dan dewan Pembina, yang pada pemilihan yang linear dengan aspirasi
akhirnya disepakati melalui repat dewan public, tentunya harus melalui proses
penasehat dan DPP, yaitu mengusung internalisasi dari bawah (baca : Pengurus di
Ridwan Kamil-Oded M. Daniel. Yang tingkat daerah yang lebih memahami dan
menarik disini pengusulan calon di inisiasi mengerti daerahnya).
oleh DPC Partai Gerindra Kota Bandung . Penetuan kedua partai politik tersebut
Proses rekruitmen yang dilakukan diatas, sengaja ditampilkan penulis,
oleh kedua partai tersebut tercantum tentang partai politik yang linear dengan
dalam Anggaran dasar dan anggaran aspirasi publik, sebagai perspektif upaya

346 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 346 12/6/17 2:36 PM


merefleksikan, bahwa apabila partai politik masyarakat untuk diperjuangkan dalam
dalam menjalankan proses internalisasi jalur legislatife maupun eksekutif.
rekruitmen tidak sejalan dengan aspirasi Sejumlah agenda pembauran partai
public, maka akan ditinggalkan masyarakat politik diantaranya, pertama, proses
dan konstituennya. Sebagai upaya penjaringan atau proses internalisasi
pelembagaan partai politik yang kokoh, rekruitmen partai politik, selama ini
mekanisme internalisasi rekruitmen partai cenderung elitis, prosesnya lebih banyak
politik harus dilakukan dengan mendengar, ditentukan oleh mereka yang memiliki
melihat dan mengaplikasikan keiginan posisi pimpinan partai, akibatnya hanya
public, karena sejatinya, Vox Ppopuli Vox mereka yang memiliki akses kepada
Dei (suara Rakyat adalah suara Tuhan). pimpinanlah yang berpeluang bisa
dicalonkan. Kedua, seringkali partai politik
5. Simpulan tidak memberikan kesempatan kepada
Partai Politik adalah salah satu kadernya untuk maju dalam pilkada
instrument penting dalam menerapkan langsung, hal ini disebabkan miskinnya
nilai – nilai demokrasi. Karena partai kader yang ada atau sistem kaderisasi
politik memainkan peran yang signifikan tidak berjalan secara signifikan.
dalam upaya menghasilkan calon – calon Sejumlah pembauran partai politik
pemimpin daerah yang beritegritas dan selanjutnya adalah, ketiga, adalah dalam
bisa mengemban amanah rakyat melaui proses internalisasi rekruitmen partai
pilkada langsung. Dalam rangka itu proses politik sering memunculkan adanya
yang dilakukan oleh partai politik untuk dugaan “mahar politik” diberikan calon
menghasilkan calon pemimpin daerah kepada partai politik. Hal ini seyogyanya
sangat menentukan, apakah dilakukan dapat diatasi, apabila partai politik dapat
dengan baik atau sebaliknya. mempunyai manajemen pengaturan
Proses Internalisasi rekruitmen uang secara independen dan modern,
Partai Politik dalam mengusung calon yang secara sederhana dapat dilakukan
Pemilukada pada tingkat Gubernur, dengan memaksimalkan uang iuran
Kabupaten, Kota, harus senantiasa anggota. Namun sangat jarang partai
dilakukan upaya mendorong perbaikan politik melakukan hal tersebut secara
kualitas pilkada secara terus menerus. serius, padahal dilihat dari sumber daya
Baik pada tingkat internal partai politik, manusianya mempunyai potensi untuk
maupun eksternal partai politik, seperti digerakkan. Keempat, Partai Politik masih
peran aktif masyarakat dalam mendorong rentan untuk mengakomodasi politik
upaya pembauran partai politik. kekerabatan pada pilkada langsung.
Peran serta aktif masyarakat Terkait hal tersebut, perlu kiranya
diperlukan sebagai upaya menjaga partai politik memperkuat pengetatan
konsistensi partai politik agar tetap mekanisme rekruitmen calon pilkada.
mengedepankan fungsi – fungsi partai Partai politik diharapkan sebagai
politik agar tetap berjalan sesuai dengan “rumah kaca” masyarakat, agar dapat
fungsinya, sebagai sarana komunikasi, memerankan sebagai mata dan telinga
sosialisasi dan rekruitmen politik, masyarakat, selama ini partai politik
sekaligus mengakomodir kepentingan berada dalam ruang tertutup yang

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 347

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 347 12/6/17 2:36 PM


kedap akan suara kritis public, padahal penjaringan eksternal partai, sebagai
penyerapan suara publik adalah bentuk mengakomodir aspirasi dan
merupakan salah satu bentuk berjalannya kepentingan masyarakat.
fungsi dan peran partai politik sehingga • Perlu diperkuat pelembagaan partai
dengan demikian masyarakat akan politik dalam aspek penguatan
merasakan manfaatnya akan kehadiran sistem kaderisasi yang sistimatis,
partai politik ditengah – tengah agar menghasilkan kader – kader
masyarakat. yang berkualitas, berintigritas dan
Saran : kompeten sebagai manefestasi
• Proses Internalisasi Rekruitmen sumbangan partai politik untuk
Partai Politik, perlu dibuat format peningkatan kualitas demokrasi pada
untuk menginisiasi keterlibatan partai politik.
masyarakat untuk maju sebagai • Perlunya regulasi yang mengatur
calon kepala daerah melalui sistem Politik uang (mahar politik) yang
atau skema konvensi atau sistem dilakukan oleh partai politik, untuk
calon kepala daerah.

348 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 348 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Almond, Gabriel., (1956)., “Comparative Political System”., Journal of Politic XVIII August
1965.
Althoff, P dan Rush, M, (2007). “Pengantar Sosiologi Politik”, Alih Bahasa oleh Kartini
Kartono, Jakarta : PT Raja Grafindo.
Agustino L, (2014), “Politik Lokal dan Otonomi Daerah”, Bandung, : Alfabeta
Prof. Budiardjo, Miriam.,(1992) “Dasar – Dasar Ilmu Politik” .Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama,
Dahl, Robert A., (2001) “Perihal Demokrasi Menjelajah Teori dan Praktek Demokrasi
secara singkat”, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.
Faturohman,. (2002) Wawan Faturahman. “Pengantar Imu Politik”, Malang : UMM Press.
Huntington, Samuel P. Huntington., (2003) “Tertib Politik Di Tengah pergeseran
Kepentingan Massa”. Jakarta : PT Raja Grafindo Utama.
Haris, Syamsuddin.. “Pemilu 1999 dan format Baru Politik Indonesia” (2002) (Jurnal
Laboraturium Ilmu Politik UI): Jakarta. Lab Politik UI.
Harjanto, Nico.,(2011), “Politik Kekerabatan dan Institusionalisasi Partai Politik di
Indonesia” Jakarta :CSIS, Volume 40, No.2.
Koirudin . Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta.: Pustaka Pelajar.
2004.
Koirudin, (2004) “Profil Pemilu 2004 Evaluasi Pelaksananaan, Hasil dan perubahan peta
politik nasional pasca pemilu Legsilatif 2004”, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
Lijphat, Arend., (1999), “Pattern of democracy Government Form and Performance” In
Thirty-Six Contries, New Haven and London : Yale University Press.
Linz, Juan J. Linz et al., (2004) “Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat, belajar dari
kekeliruan Negara – Negara lain”, Bandung : Mizan Media Utama, Bandung.
Mahadi, Helmi. (2011), “Pragmatisme Politik: Studi Kasus Proses Rekrutmen Politik PDIP
Pada Pilkada Sleman”, Jurnal Studi Pemerintahan, Volume 2, Nomor 1.
Nyarwi, Ahmad,. (2007) “Siasat Partai Politik dan Strategi Pencalonan”, Jakarta : Kajian
Bulanan Lingkaran Survei Indonesia (LSI),Edisi 03.
Pamungkas, Sigit Pamungkas.(2012), Partai Politik : Teori dan Praktek di Indonesia,
Yogyakarta. Institute For Democracy and Welfarism.
Prihatmoko, J., (2005)., ”Pemilihan Kepala Daerah Langsung”, Semarang, Pustaka Pelajar.
Sargent, Lyman Tower Sargent. (1978), “Contemporary Political Ideologies : A
Comparative analysis”, Georgetown – Ontario : The Dorsey Press.
Suswantoro, Gunawan., (2016)., “Mengawal Demokrasi di Balik Tata Kelola Bawaslu &
DKPP” Jakarta, Penerbit Erlangga.
Surbakti, Ramlan.,(1992) “Memahami Partai Politik”., Jakarta, Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan atas UU
No 1 Tahun 2015 tentang penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti UU No 1
Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 349

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 349 12/6/17 2:36 PM


Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan kedua
atas Undang –
Undang Nomor 1 TAHUN 2015 Tentang Penetapan Pemerintah Pemerintah Pengganti
Undang – Undang No 1 TAHUN 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan
Walikota menjadi Undang – Undang.
Undang – Undang No 2 Tahun 2011 Tentang perubahan atas UU No 2 Tahun 2008
Tentang Partai Politik,
Andryan, (2017, November, 16) Reformulasi fungsi partai politik melalui prinsip
demokrasi di Indonesia.
http://andryan.id/wp/2016/07/14/reformulasi-fungsi-rekrutmen-partai-politik-
melalui-prinsip-demokrasi-di-indonesia/
Hanan, D, (2017, Februari, 21) Telaah Pilkada serentak 2017
http://www.saifulmujani.com/blogs/telaah-pilkada-serentak-2017.
Haniy, S, U, . (2017, Oktober, 31). Kontroversi calon independen. Diakses dari
http://www.rappler.com/indonesia/126197-kontroversi-calon-independen-
pilkada,
Yudono, D. (2017. Oktober. 31), Sepak terjang Jokowi, diakses dari
http://www.kompasiana.com/dionyudono/sepak-terjangjokowi_54f9500aa33
3112b058b4b61,
JPNN, (2017, November, 1) 318 Daerah terjerat kasus korupsi, diakses dari
http://www.jpnn.com/read/2014/02/15/216728/318-Kepala-Daerah-Terjerat-
Korupsi-, Wikepedia, (2017, November, 1) Joko Widodo, diakses dari
https://id.wikipedia.org/wiki/Joko_Widodo#cite_note-pilkadasolo2-29,
Wikepedia, (2017, November 1) Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2012,
Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Gubernur_DKI_
Jakarta_2012,
Wikepedia, (2017, November, 1) Joko Widodo Pilkada Solo, Diakses https://id.wikipedia.
org/wiki/Joko_Widodo#cite_note-pilkadasolo2-29,
Wikepedia, (2017, November, 1) Pemilu Presiden Indonesia 2014, Diakses
dari https://id.wikipedia.org /wiki/Pemilihan_umum_Presiden_
Indonesia_2014#Penghitungan_dan_hasil,
Prihathursetyo, M, N (2017, November, 1) Rekruitmen Parpol Partai Gerindra, Diakses
dari http://athur73.blogspot.co.id/2015/02/rekruitmen-politik-partai-gerindra-
dan.html Wikepedia, (2017, November, 1) Pilkada Walkot Kota Bandung,
Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Pemilihan_umum_Wali_Kota_
Bandung_2013,

350 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 350 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Saragih, A.&Ginting, B.C.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 351-362

PROYEKSI MEWUJUDKAN PEMILU BERINTEGRITAS LEWAT


NETRALITAS APARATUR SIPIL NEGARA DI PILKADA SERENTAK 2018
Anwar Saragih
Dosen Ilmu Politik Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
(FISIP USU), Medan, Indonesia, email : anwarsaragih6161@gmail.com

Barry Calvin Ginting


Mahasiswa Magister Ilmu Politik Universitas Indonesia, Depok, Indonesia,
email: barrycalvin03@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini membahas proyeksi dalam mewujudkan pemilu berintegritas lewat
netralitas Aparatur Sipil Negara di Pilkada Serentak 2018. Permasalahan netralitas
Aparatur Sipil Negara di lingkungan birokrasi masih menjadi permasalahan klasik
yang terjadi hingga hari ini. Berbagai modus penyalahgunaan wewenang ketika
pilkada berlangsung, dimana ASN terlibat dalam tim sukses calon petahana dan ASN
bagian dari pemenangan partai politik ketika berlangsung pilkada. Kondisi seperti ini
tentu mecederai integiritas pemilu itu sendiri. Sebab, undang-undang nomor 5 tahun
2014 telah mengamatkan agar ASN profesional terhadap kinerjanya dan mewajibkan
tunduk hanya pada kegiatan birokrasi yang sistematis, terstuktur, pengelolaan APBD
dan eksekusi kebijakan publik.Penelitian ini berfokus tentang bagaimana mewujudkan
birokrasi yang netral demi mewujudkan pemilu yang berintegritas terutama menjelang
pilkada serentak di tahun 2018. Metodologi penelitian adalah kualitatif dengan analisis
deskriptif, data Primer yang digunakan berasal dari wawancara. Data sekunder yang
digunakan diperoleh dari buku, jurnal, berita online, dan dokumen lainnya terkait
birokrasi, pemilu yang berintegritas dan kebijakan penyempurnaan undang-undang
dalam mngatasi ketidaknetralan ASN. Temuan dari penelitian ini memaparkan
proses ketidaknetralan ASN ketika pilkada berlangsung, modus ambisi jabatan ASN
menduduki posisi-posisi strategis birokrasi pasca pilkada dan rekomendasi metode
baru dalam mengantisipasi ASN berpolitik. Kesimpulan dari penelitian ini perlunya
melibatkan semua unsur khususnya masyarakat dalam mengawasi ASN berpolitik dan
regulasi baru dalam mendukung reformasi birokrasi. Harapannya agar ASN bersih dari
kepentingan politik ketika pilkada hingga terwujud pemilu yang lebih berintegritas.
Kata Kunci :
pemilu berintegritas, netralitas aparatur sipil negara, pilkada serentak.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 351

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 351 12/6/17 2:36 PM


1. Pendahuluan politik masing-masing calon kandidat
Salah satu tuntutan reformasi 1998 kepala daerah, terutama untuk para
adalah pelaksanaan otonomi daerah. calon Petahana (incumbent). Posisi
Tercatat ada 6 tuntutan Reformasi 1998 strategis di lingkungan birokrasi yang
yaitu Pertama, Adili Soeharto dan kroni- memang memiliki keunggulan dalam
kroninya. Kedua, Amandemen UUD 1945. memobilisasi massa dan memanfaatkan
Ketiga, Penghapusan dwifungsi ABRI. setiap fasilitas. Khususnya keterlibatan
Keempat, Otonomi daerah yang seluas- Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
luasnya. Kelima, Supremasi hukum dan dalam mendukung seorang pasangan
Keenam, Pemerintahan yang bersih dari calon kepala daerah.
Korupsi Kolusi dan Nepotisme (KKN). Hal tersebut pula terjadi di Pilkada
(Laode, 2014 : hlm 4) serentak tahun 2015 dan 2017. Pada
Desentralisasi kemudian dianggap Pilkada Serentak tanggal 9 Desember
menjadi salah satu solusi dalam 2015 yang lalu ada 269 daerah yang
menyelesaikan permasalahan yang ada melaksanakan Pemilihan Kepala Daerah
di daerah. Tujuannya mengurangi beban dengan rincian 9 provinsi, 224 kabupaten
pemerintah pusat dalam menangani 36 kota (liputan 6 tanggal 17/4/2015.
urusan domestik sehingga lebih fokus Dari 269 daerah tersebut ada 82,5%
dalam merespon berbagai kecenderungan petahana yang kembali bertarung, dan
g l o b a l d a n b e r ko n s e nt ra s i p a d a 63,2% dari jumlah petahana tersebut
perumusan kebijakan makro nasional terpilih kembali. Sementara, pada pilkada
yang lebih strategis. Desentralisasi juga serentak 2017 yang di gelar di 101
bertujuan agar pemerintah daerah daerah dengan rincian 7 provinsi, 18
mengalami proses pemberdayaan yang kota dan 76 kabupaten melibatkan
signifikan dan bertanggung jawab, 310 pasangan calon (Detik 25/1/2017),
dengan tidak lagi dibawah dominasi ada 65 petahana kepala daerah dan
pemerintah pusat. Pemerintah pusat 20 petahana wakil kepala daerah yang
hanya berperan melakukan supervisi, bertarung, selanjutnya yang terpilih
memantau, mengawasi dan mengevaluasi kembali sebanyak 48 orang atau 56,47%.1
pelaksanaan otonomi daerah. (Erwin, Majunya Petahana dalam pilkada
2005:hlm 6) memiliki beberapa keuntungan politik
Demokratisasi politik di ranah dari posisinya sebagai pejabat publik
lokal tersebut kemudian membuat disamping peluangnya lebih besar
persaingan memperebutkan kekuasaan terpilih kembali. Secara rasional calon
politik menjadi semakin kuat. Mobilisasi petahana memiliki keunggulan dalam
jaringan kekerabatan, etnis, keagamaan beberapa aspek seperti popularitas
hingga birokrasi melalui Aparatur Sipil dan fasilitas yang memudahkannya
Negara (ASN) kemudian diciptakan untuk dalam hal elektabilitas, popularitas
memenangkan persaingan politik tersebut dan kapabilitas yang memperbesar
dengan pemanfaatan jaringan ASN itu
sendiri.
Mesin-mesin politik bergerak secara
progresif untuk menembuskan ambisi
1 Data diolah dari berbagai sumber

352 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 352 12/6/17 2:36 PM


peluangnya untuk kembali terpilih. yaitu Umar Zaini Hasibuan-Oki Doni
Selama satu periode kepemimpinan Siregar melawan kotak kosong terdapat
baik itu gubernur/wakil, walikota/wakil 43 laporan Panwas terkait mobilisasi
dan bupati/wakil merupakan investasi pemilih oleh lurah dan camat. Kemudian,
politik untuk membangun jaringan politik ada juga pemberian bingkisan bagi para
dilingkungan birokrasi ASN. pemilih setelah keluar dari bilik suara.
Intervensi jabatan terjadi di tingkatan (Data laporan panwas Kota tebing Tinggi)
birokrasi Satuan Kerja Perangkat Daerah Fenomena ASN ikut dalam politik
(SKPD) seperti Sekretariat Daerah, Dinas- praktis secara etika tentu bertentangan
dinas, Badan-badan, Inspektorat Daerah, dengan undang-undang. Sebab, menurut
Kecamatan-kecamatan dan Kelurahan. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
Pemanfaatan jabatan struktural di Tentang Aparatur Sipil Negara Pasal 9
birokrasi dan fasilitas publik untuk ayat 1 menyebutkan “Aparatur Sipil (ASN)
kepentingan dalam pilkada memberi harus bebas dari pengaruh dan intervensi
ruang bagi SKPD untuk melakukan semua golongan dan partai politik”.
intervensi dalam hal penyalahgunaan Artinya Posisi Aparatur Sipil Negara (ASN)
wewenang. ketika berlangsung Pilkada harus netral
Pada Pilkada serentak 23 kabupaten/ dan profesional.
kota yang diselenggarakan di Sumatera Penyalagunaan wewenang yang
Utara pada 2015 yang lalu, hampir dilakukan oleh ASN terjadi atas pengaruh
seluruh Petahana meng gerakkan dan instruksi calon petahana. Kondisi
ASN dalam politik praktis. Setidaknya tertekan dialami oleh para ASN sehingga
Bawaslu Sumut menemukan indikasi melaksanakan apa yang di intruksikan
penyalahgunaan wewenang oleh ASN oleh atasan, sebab secara struktur di
terbesar ada di Kota Gunung Sitoli dengan birokrasi SKPD memiliki hierarki dari
23 kasus dengan motif ditemukan banyak atas ke bawah. Motifnya adalah apabila
spanduk dari petahana yang terindikasi ASN tersebut ingin memperoleh promosi
memakai dana APBD (Tribunnews. jabatan dengan cepat dan praktis atau
com 3/8/2015), Kabupaten Samosir ingin menduduki jabatan di SKPD maka
dengan 14 kasus dengan pembagian mereka harus loyal dan tunduk kepada
sembako berisikan uang Rp.50.000,00- calon petahana.
kepada masyarakat yang digerakkan Pemilihan umum kepala daerah
oleh camat. Di Kabupaten Simalungun, (pilkada) merupakan amanat reformasi
Bupati JR Saragih mengumpulkan 21 yang harus dijalankan secara berintegritas.
camat di sebuah tempat jelang pilkada, Keterlibatan Aparatur Sipil Negara (ASN)
di Kabupaten Toba Samosir terdapat 5 dalam politik praktis dengan berbagai
kasus dengan motif pengumpulan Camat modus tentu akan mencederai integritas
dalam pemenangan. demokrasi yang mungkin tejadi di
Sementara pada pilkada tahun 2017 Pilkada tahun 2018 mendatang layaknya
yang diselenggarakan di 2 kabupaten/ fenomena yang terjadi di pilkada serentak
kota di Sumatera Utara yang lalu yaitu tahun 2015 dan 2017 yang lalu.
Kota Tebing Tinggi, dimana hanya ada Tulisan yang berjudul “Proyeksi
satu pasangan calon yang bertarung Mewujudkan Pemilu Berintegritas Lewat

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 353

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 353 12/6/17 2:36 PM


Netralitas Aparatur Sipil Negara di Pilkada Weber melihat bahwa pejabat
Serentak 2018” ini akan mengkaji dan merupakan tipe tipe sosial yang urgent.
memproyeksikan bagaimana mewujudkan Peranan ini memiliki ciri-ciri yang
pilkada yang lebih berintegritas lewat membedakan dari peranan sosial lainnya.
netralisasi Aparatur Sipil Negara (ASN). Selanjutnya Weber memprakarsai studi
sosiologis kontemporer tentang birokrasi
2. Metodologi Penelitian dan menekankan bahwa esensi dasar dari
Tulisan ini merupakan penelitian birokrasi adalah untuk pencapaian rasional
kualitatif dengan tipe penelitian deskriptif, dari tujuan organisasi. Weber menamai
data Primer yang digunakan berasal temuannya sebagai tipe ideal birokrasi.
dari wawancara 3 informan kunci yaitu Yang dimaksud dengan tipe ideal adalah
satu anggota KPU Sumatera Utara, satu usaha yang dipilih oleh sebuah organisasi
anggota Bawaslu Sumatera Utara, dan satu (Mili & Nasrullah, 2014).
akademisi dari departemen Ilmu Politik Weber menjelaskan tentang tiga jenis
FISIP Universitas Sumatera Utara (USU). wewenang dan tujuan birokrasi untuk
Data sekunder yang digunakan mencari tahu mengapa dalam susunan
diperoleh dari buku-buku, jurnal hierarkis atau organisasi antara individu
intenasional/nasional, dan dokumen menerima instruksi dari atasannya (Khan,
lainnya terkait Birokrasi Aparatur Sipil 2013). Weber kemudian membagi otoritas
Negara (ASN), Penyalahgunaan wewenang dalam birokrasi menjadi 3 bagian yaitu :
ASN dan Modus ASN terjun dalam politik 1. Otoritas tradisional: legitimasi
Praktis. Penghimpunan data penelitian dibentuk secara tradisional dengan
juga dilakukan melalui proses penelaahan otoritas diwariskan dan didasarkan
terhadap hasil wawancara, jurnal dan pada tergantung bawahannya.
dokumen-dokumen ataupun laporan 2. Kewenangan Legal-Legal: Jenis
yang berkaitan dengan fokus penelitian. kewenangan birokratik, didasarkan
Penulis kemudian mengalisis fenomena pada prosedur normatif untuk
kasus secara induktif. pekerjaan, rantai perintah dll.
3. Otoritas karismatik: dibangun
3. Perspektif Teori berdasarkan patronase (Lægaard &
Bindslev, 2006).
3.1. Konsep Birokrasi
Selanjutnya karakteristik Birokrasi Weber
Studi mengenai birokrasi berangkat menjelaskan karakteristik birokrasi yang
dari gagasan Max Weber (1864-1920) dirangkum oleh Naidu (1996) seperti yang
mengenai tipe ideal birokrasi yang dijelaskan oleh Weber:
bekerja dengan cara-cara rasional. Weber 1. Struktur birokrasi terstruktur secara
membedakan model birokrasi kedalam hierarkis. Artinya, setiap struktur
dua kategori (1) Birokrasi Nasional dan di bagian bawah berada dalam
(2) Birokrasi Primordial. Sementara itu pengawasan dan pengendalian yang
bagian terpenting dalam birokrasi adalah lebih besar dari atasan.
pejabat yang memiliki otoritas untuk 2. Setiap struktur memiliki batasan
memberikan perintah dan memanfaatkan tindakan yang jelas dalam logika yang
ketaatan atas perintah tersebut. sah.

354 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 354 12/6/17 2:36 PM


3. Birokrat dipilih berdasarkan sumber Schattschneider 1975; Simon 1965).
kualifikasi yang ketat sesuai dengan Patrimonialisme dalam birokrasi
sertifikat atau ujian kompetitif. di Indonesia pernah dikaji oleh
4. Birokrat dipilih, tidak dipilih, atas berbagai Indonesianis seperti Donald
sumber kesepakatan terbuka. K. Emmerson (1983) yang menjelaskan
5. Para birokrat menerima remunerasi kasus patrimonalisme birokrasi di
tetap dengan uang yang memungkin- Indonesia, para bidang penguasaan
kan untuk diberi peringkat dalam dan penyelenggaraan pemerintahan
hirarki organisasi. kerajaan terletak pada kekuatan dan
6. Pekerjaan adalah satu dan hanya, kemantapan birokrasi. Patrimonalisme
atau setidaknya tugas utama para merujuk pada sentralisasi kekuasaan yang
birokrat. berpusat pada penguasa perseorangan
7. Ada struktur kemajuan karir dimana tertentu (kingship rulerships) yang
promosi dipusatkan pada prestasi dan mengakumulasikan kekuasaan, beberapa
/ atau promosi senioritas bergantung hal, diantaranya adalah adanya hubungan
pada keputusan atasan. antara client-hamba dengan patron-
8. Birokrat tidak menentukan struktur tuan yang diibaratkan sebagai suatu
dan sumber-sumber administrasi. hubungan pertukaran sedangkan yang
9. Para birokrat adalah masalah disiplin lain yang vertikal, dimana perubahan
tegas dan teratur dan mengatur mengidentifikasikan kepentingannya.
perilaku kantor. Penguasa membagikan sumber
10. Para staf badan birokrasi tidak daya kekuasaannya kepada pihak
dibatasi secara individual dan tunduk yang dapat dipercaya dan memiliki
pada wewenang hanya sehubungan pengaruh besar di masyarakat untuk
dengan impersonal mereka. menjaga keberlangsungan dan stabilitas
kekuasaannya. (Jati, 2012)
Model birokrasi Weberian memberikan
Kemudian penelitian yang dilakukan
gambaran tentang organisasi formal
oleh Santoso (1997) menunjukkan bahwa
sebagai elemen stabil dalam politik secara
semasa Orde Baru berkuasa dikenal
luas (Olsen. 2010).
istilah ABRI, Birokrat dan Golkar (ABG)
M o d e l te rs e b u t m e ny i rat ka n
sebagai patrimonialisme kekuasaan
bahwa pegawai negeri dapat bertindak
Presiden Soeharto dalam menjaga
berdasarkan peran yang dibentuk oleh
stabilitas pemerintahan Orde Baru.
organisasi negara Pendekatan organisasi
ABRI digunakan untuk mendisiplinkan
menunjukkan bahwa penyediaan
dan mengatur masyarakat, Birokrat
organisasi memiliki implikasi tertentu
digunakan untuk mengendalikan
bagaimana dalam bertindak. Pendekatan
administrasi pemerintahan, dan Golkar
ini berangkat dari asumsi bahwa struktur
untuk menyeragamkan pilihan politis
organisasi formal memobilisasi kebijakan,
masyarakat untuk mendukung Presiden
karena organisasi formal menyediakan
Soeharto. Dibandingkan dengan ABRI,
jalan kognitif dan normatif yang
relasi Golkar dan Birokat memang
menyederhanakan dan membimbing
sangatlah kuat untuk menunjukkan
pengambil keputusan mencari masalah,
patrimoni kekuasaan tersebut karena
solusi, dan konsekuensi (Ellis 2011;

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 355

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 355 12/6/17 2:36 PM


sinergi keduanya memiliki pengaruh kuat 8. Pemilu harus mencerminkan ekspresi
dan signifikan hingga pelosok masyarakat. bebas kehendak rakyat. (Fukuoka,
(Santoso, 1997) 2014 : hlm 210-239).

Lebih lanjut, pemahaman pemilu


3.2. Konsep Pemilu Berintegritas
yang berintegritas harus terwakili dengan
Demokrasi mempercayai bahwa
indikator jujur, adil, bebas, umum dan
pemilihan umum (pemilu) memainkan
rahasia untuk menghasilkan keterwakilan
peranan vital untuk menentukan masa
substansi yang mengarah pada sebuah
depan bangsa. Sebagaimana transisi
pemahaman bahwa jumlah penduduk
demokrasi, pemilu dalam proses
Indonesia yang jumlahnya lebih kurang
konsolidasi demokrasi membutuhkan pra-
250 juta orang harus diwakili secara utuh
kondisi yang spesifik. Pemilu merupakan
oleh 560 anggota dewan di parlemen
sebuah kondisi yang dianggap paling
baik minoritas-mayoritas, agama, suku,
ideal dari sebuah negara yang dicita-
etnis, budaya, gender dan strata sosial.
citakan oleh banyak kalangan dalam
Sejalan dengan ideologi, platform dan
berdemokrasi. Tetapi upaya menuju
brand partai politik yang bertarung di
demokrasi yang ideal merupakan sebuah
Pemilihan Umum (Higashikata, 2014 :
proses yang tidak mudah. Proses menuju
hlm 45-64)
demokrasi seperti ini disebut sebagai
pemilu berintegritas. (Norris, 2016 : hlm
4. Hasil dan pembahasan
1-25)
Hak dalam pemilihan yang demokratis 4.1. Ketidaknetralan Aparatur Sipil
diakui dalam perjanjian internasional Negara (ASN) di Pilkada
yang mengumpulkan indikator yang Persoalan ketidaknetralan ASN
komprehensif dan sistematis. Landasan dalam pilkada menjadi persoalan yang
ini berbentuk perjanjian tentang prinsip- terus terjadi hingga hari ini, bahkan
prinsip yang mengatur pelaksanaan kecenderungannya semakin hari semakin
p e m i l i h a n d i teta p ka n d i b a nya k meningkat dan sulit untuk dihindari. Meski
kesepakatan mendasar, terutama pasal terdapat sejumlah aturan yang mengatur
25 dari U.N. International Kovenan Hak tentang netralitas ASN itu sendiri, akan
Sipil dan Politik (ICCPR tahun 1966) yaitu; tetapi belum cukup efektif mencegah
1. Pemilu berlangsung secara berkala. ketidaknetralan ASN. Namun, secara
2. Hak pilih universal yang mencakup empirik pula terdapat kelemahan sistem
semua sektor masyarakat. dan kultur birokrasi yang memungkinkan
3. Hak pilih yang setara, dengan para ASN ikut larut dalam kegiatan
gagasan one man, one vote (satu dukung-mendukung calon terutama
orang, satu suara) petahana dalam pilkada.
4. Hak untuk mendapatkan hak di bilik Ambisi promosi jabatan, alasan
suara. senioritas di lingkungan birokrasi dan
5. Hak semua pemilih yang berhak kedekatan secara personal antara ASN
dipilih; dengan calon petahana membuat pesoalan
6. Pemungutan suara secara rahasia; ini masih terjadi hingga hari ini. Lebih
7. Pemilihan bebas dan adil. lagi, dengan ciri birokrasi di Indonesia

356 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 356 12/6/17 2:36 PM


dengan sentralitas yang kuat, menilai yang memanfaatkan program pemerintah
tinggi keseragaman dalam birokrasi dan kota Tebing Tinggi yang difasilitasi
pendelegasian wewenang yang kabur oleh SKPD seperti Kepala Dinas dan
dan kesulitan dalam menyusun uraian Camat dengan bentuk pemasangan
tugas dan analisis jabatan. Disini alasan baliho, spanduk dan banner memakai
utama mengapa ASN mudah diperintah dana APBD. Para SKPD tersebut juga
oleh atasan untuk terlibat dalam politik menghadiri proses deklarasi, pendaftaran,
praktis ketika pilkada. serta terlihat saat iring-iringan kampanye
M e n u r u t D o s e n I l m u Po l i t i k calon petahana Kota tebing Tinggi.
Universitas Sumatera Utara, Tonny Anggota KPU Sumatera Utara, Nazir
P.Situmorang, “Hubungan ASN di Salim Manik menambahkan bahwa pada
lingkungan sudah memiliki hubungan Pilkada tahun 2015 yang lalu terdapat
emosional dan struktural yang cukup 10 ASN yang diberi sanksi dari puluhan
lama. Pengangkatan pejabat eselon kasus yang diproses karena terbukti
di lingkungan pemerintahan daerah terlibat dalam politik praktis dimana 2
selalu dikaitkan dengan jasa atasan. diantaranya merupakan ASN di lingkungan
Sehingga, ketika atasannya yang kepegawaian di provinsi Sumatera Utara.
dalam hal ini petahana akan bertarung (wawancara 30/10/2017).
mempertahankan jabatan politiknya. ASN Keterlibatan pejabat struktural
tidak punya pilihan kecuali mengikuti dilingkungan ASN di Sumatera Utara pada
perintah atasannya (wawancara, tahun 2015 dan 2017 yang lalu berjenjang
29/10/2017) mulai dari kepala dinas sampai kelurahan
Tidak hanya itu, keterlibatan ASN karena adanya tekanan politik yang lebih
dalam politik sudah ada sebelum calon tinggi.
petahana mendaftarkan diri ke KPUD, Mulai dari tekanan mutasi hingga
bahkan 1-2 tahun sebelum pemilihan pencopotan (non-job) jabatan. ASN yang
dengan berbagai program dan pembagian merasa tertekan akan terpaksa ikut
sembako ke calon pemilih. Selanjutnya aturan main dari atasannya. Akibatnya
SKPD kabupaten hingga kecamatan terjadi dilema di lingkungan hierarki
bergerak ketingkat paling bawah hingga ASN itu sendiri karena apabila tidak
menyentuh masyarakat, sifatnya sudah mengindahkan perintah atasan maka
terstruktur dan masiv terjadi. Hal ini pula ASN tersebut dianggap tak loyal. Namun
yang terjadi jelang pilkada di Kabupaten apabila mereka mengikuti perintah atasan
Samosir tahun 2015 yang lalu. maka perbuatan tersebut melanggar
ASN melalui Camat membagikan undang-undang.
sembako berisikan beras dan minyak
goreng beserta uang Rp.50.000,00- dalam 4.2. Perlunya Reformasi Birokrasi ASN
kantong plastik yang berisikan stiker calon Terkait Promosi Jabatan
bupati. Kondisi serupa juga terjadi, jelang Setidaknya selama atau sesudah
Pilkada di Kota Tebing Tinggi, Sumatera pilkada, ASN mengelompokkan diri
Utara yang hanya memiliki calon tunggal. menjadi tiga kelompok besar. Pertama,
Panwaslu menerima 43 laporan kelompok birokrat yang secara tegas
terkait penyalagunaan wewenang ASN menempatkan diri pada kelompok

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 357

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 357 12/6/17 2:36 PM


salah satu kandidat keplaa daerah. semua elemen birokrasi, kepemimpinan
Kelompok ASN seperti ini cenderung daerah dan elemen pengawasan dalam
bersikap berlebihan dalam memberikan pilkada memiliki kepentingan yang
dukungannya. sangat kuat. Dalam budaya birokrasi
Mereka menggunakan kekuasaan di yang menganut paham patronase,
birokrasi untuk memata-matai, menindak ASN menggantungkan harapan kepada
dan mengorbankan karir yang bukan petahana agar karir birokrasinya dapat
kelompoknya. Apalagi jika ASN tersebut terselamatkan bahkan mendapatkan
menduduki jabatan sebagai ketua dan lonjakan yang lebih cepat.
anggota Baperjakat atau sebagai ketua Kondisi ini pula yang membuat
dan anggota Desk Pilkada di kabupaten/ ASN terlibat langsung dalam kegiatan
kota. Mereka berusaha menanam jasa politik praktis. Misalnya pada tanggal
kepada kandidat yang akan didukungnya 27 september 2017 yang lalu beberapa
dengan harapan kepentingan ekonomi, Kepala dinas (Kadis) di lingkungan
pengamananan jabatan dan harapan akan Pemerintah Provinsi Riau mengikuti
jabatan yang lebih baik ketika kandidat Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang
yang didukungnya berhasil. diselenggarakan DPD Golkar dalam rangka
Kedua, ASN yang berada dalam kondisi pemenangan Pilgub Riau 2018. Secara
bimbang. Mereka ini biasanya menjadi tugas, pokok dan fungsi kehadiran para
kutu loncat dan mudah beradaptasi kadis tersebut tidak punya relevansi yang
dengan berbagai lingkungan dan lincah jelas. Sebab, sebagai ASN mereka dituntut
memanfaatkan momentum penting untuk netral dalam setiap kegiatan
dalam mendekatis setiap calon. Ketiga, pemilihan umum maupun pemilihan
adalah ASN yang tetap memepertahankan kepala daerah. (detik.com, 28/9/2017).
keberadaanya sebagai birokrasi murni Namun, karena sistem kepegawaian
dan tetap menjaga netralitasnya sebagai yang rapuh dalam promosi jabatan
birokrat, memahami eksistensinya pada kepegawaian, ASN yang berusaha netral
lembaga yang harus menjaga jarak tidak mendapatkan perlindungan hukum
yang sama dengan semua kepentingan maupun pembelaan ketika karirnya di
masyarakat. (Saragih, 2016 : hlm 128-143) habisi oleh kekuatan politik sehingga
Promosi jabatan menjadi alasan harus mempertaruhkan integritasnya
utama para ASN dilingkungan birokrat sebagai pejabat birokrasi.
tergiur untuk terlibat dalam politik Pilkada sering bukan hanya tentang
praktis. Sebab, secara rasional terlibat siapa yang akan menjadi gubernur,
dalam politik praktis bagi para ASN bupati atau walikota namun juga
memudahkan langkah mengisi jabatan- tentang pertarungan antar ASN yang
jabatan startegis dilingkungan SKPD akan mempertaruhkan karier antar ASN
seperti Sekretaris Daerah (Sekda), Kepala yang terkooptasi. Pertarungan itu bukan
Dinas (Kadis), Camat, Lurah hingga tanpa resiko dan ASN sendiri sudah
kepala-kepala sekolah negeri dilingkungan menyadari tentang resiko itu. Menang
provinsi, kabupaten maupun kota. adalah peningkatan karier sementara kalah
Secara sistematis ASN diarahkan berarti kehilangan karier selama 5 tahun.
untuk mengambil sikap berpihak karena

358 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 358 12/6/17 2:36 PM


4.3. Kolaborasi Pemangku Kepentingan bila terlibat dalam kegiatan politik praktis
dan Rekomendasi Penguatan ASN bisa di pecat”. (wawancara dengan
Undang-undang nomor 5 tahun Nazir Salim Manik, 28/10/2017)
2014 telah mengamatkan agar ASN Wa l a u p u n ko l a b o r a s i a n t a r
tidak terlibat dalam kegiatan politik stakeholder (pemangku kepentingan)
praktis, baik itu menjadi anggota partai dalam pengawasan terhadap ASN agar
politik atau menjadi bagian dari tim tidak berpolitik merupakan permasalahan
pemenangan kepala daerah saat pemilu yang rumit namun dengan adanya
atau pilkada berlangsung. Selama ini regulasi yang mengatur agar ASN bersikap
secara regulasi, pengawasan dititik profesional terhadap kinerjanya dan wajib
beratkan kepada Badan pangawas Pemilu tunduk hanya pada kegiatan birokrasi
atau Bawaslu dalam mengontrol setiap yang sistematis, terstuktur, pengelolaan
kegiatan pelanggaran pilkada. Namun, APBD dan eksekusi kebijakan publik maka
jika hanya membiarkan kontrol terhadap ASN terbebas dari politik praktis.
ASN agar tidak terlibat dalam politik Selanjutnya, rekomendasi lain agar
praktis hanya berada di pundak Bawaslu pilkada serentak 2018 lebih berintegritas
tentu tidak akan efektif. Pemerintah adalah mendesain ulang model birokrasi
melalui DPR harus membentuk sebuah political apointe di pemerintah daerah
kelembagaan sifatnya kolaboratif dalam provinsi dan kabupaten/kota dan
mengakomodir semua kepentingan mengubah pembinaan karir ASN pusat
terkait kesuksesan pilkada serentak tahun dan daerah berdasarkan pangkat/
2018 yang berintegritas dan bermartabat. golongan. ASN daerah yang memiliki
Melalui para pemangku kepentingan golongan IVA keatas misalnya sebaiknya
seperti partai politik, tim sukses, KPUD, kewenangannya dipindahkan ke pusat
Bawaslu, Media, NGO, akademisi dan karena golongan ini yang rentan terhadap
masyarakat. politisasi terhadap birokrasi ASN.
Partisipasi politik masyarakat dalam Tidak hanya itu, langkah lainnya
mengawasi setiap ASN ketika pilkada adalah perlunya memperbaiki sistem
berlangsung juga sangat diperlukan. perekrutan di tingkatan ASN dengan
Masyarakat dalam fungsi pengawasan ini menempatkan kapasitas, integritas dan
bagian terpenting untuk memperhatikan kapasitas dalam memperjelas posisi
setiap ASN yang terlibat dalam politik ASN di birokrasi. Solusinya adalah
praktis. Agar ASN yang terlibat dalam dengan menetapkan sistem reward dan
politik praktis ini dapat ditindak dan punishment serta kenaikan pangkat dan
diberikan sanksi yang tegas. promosi di lingkungan birokrasi.
Para stakeholders perlu dilibatkan
dalam beberapa agenda pengawasan 5. Kesimpulan
agar ASN jangan terlibat dalam pilkada. Perdebatan mengenai netralitas
Dimana tugas stakeholder itu, terutama ASN pada saat pilkada merupakan
masyarakat memberikan pelaporan permasalahan utama yang hadir sejak
yang rutin tentang kondisi di lapangan diselenggarakannya pilkada langsung
baik sebelum pilkada ataupun masa pertama pada tahun 2005 yang lalu.
kampanye. Sebab, sanksinya sudah tegas Namun, agar pemilu berintegritas

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 359

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 359 12/6/17 2:36 PM


terwujud, ASN harus lepas dari kegiatan prinsip-prinsip netralitas untuk melayani
politik praktis karena birokrasi merupakan masyarakat dan melibatkan berbagai
acuan yang ideal dalam mewujudkan pemangku kepentingan (stakeholders).
administrasi negara yang adil, stabil, H a ra p a n n y a p a ra p e m a n g k u
efektif, efisien dan bersih yang bebas dari kepentingan seperti pemerintah, KPU,
kepentingan politik praktis. Bawaslu, partai politik, akademisi,
Artinya Netralitas ASN dalam Pilkada LSM dan masyarakat dapat bersama-
merupakan sesuatu yang sangat penting sama mengawasi ASN ketika pilkada
untuk memperkuat dan mematangkan berlangsung. Sehingga saat ini kita
demokrasi di daerah. Undang-Undang memerlukan sebuah kebijakan dalam
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun lindungan satu payung hukum sebagai
2014 Tentang Aparatur Sipil Negara jelas penyempurnaan Undang-undang nomor
menginstruksikan kepada seluruh ASN 5 tahun 2014 tentang ASN.
untuk bersikap netral ketika pemilihan Tujuannya adalah memastikan agar
umum berlangsung baik itu pemilihan pilkada bebas dari keterlibatan politik
legislatif, pemilihan presiden dan praktis. Harapannya, penyempunaan ini
pemilihan kepala daerah. semakin menguatkan posisi administrasi
Namun, regulasi tanpa di dukung birokrasi agar tetap netral demi
implementasi merupakan sesuatu yang terwujudnya penyelenggaraan pemilu
masih abstrak. Netralitas Aparatur Sipil yang substansi dan berintegritas di
Negara (ASN) seharusnya bekerja pada pilkada serentak tahun 2018 nanti.

360 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 360 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Fligstein, N. (2001). Organizations: Theoretical Debates and the Scope of Organizational


Theory, Department of Sociology. University of California, Berkeley.
Khan, M. M. (2013). Bureaucracy: A Reformist Perspective. Dhaka: BRAC University
Press.
Manan, Bagir, (2004), Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Yogyakarta : FH UII Press.
Masiud, Mohtar dan Collin MacAndrews, (2008), Perbandingan Sistem Politik,
Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Rasyid, Ryaas, (2005), Desentralisasi dan Otonomi Daerah, Jakarta: LIPI Press.
Santoso, (1997), Birokrasi Pemerintah Orde Baru: Perspektif Kultural dan Struktural,
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Olsen, J.P. (2010) Governing Through Institutional Building. Oxford: Oxford University
Press.
Ellis, D.C. (2011), The organizational turn in international organization theory,”
Theorizing International.https://pdfs.semanticscholar.org /ccea/
c9c1a0fde750300f49a564759ae28d390733.pdf
Fukuoka , Yuki and Chanintira Thalang, (2014), The Legislative and Presidential Elections
in Indonesia in 2014, Electoral Studies 36.
Ferdous, Jannatul, (2016), Organization Theories: From Classical Perspective,
International Journal of Business, Economics and Law, Vol. 9, Issue 2 (Apr.)
ISSN 2289-1552.
Higashikata, Takayuki and Koichi Kwamura, 2015, Voting behavior in Indonesia from
1999 to 2014 Religious Cleavage or Economic Performance ?, Ide Discussion
paper 152, hal.45-64.
Laode, Ida, (2014), Election And Political Evil Ambition In Indonesia’s Reformasi Era,
International Journal of Politics and Good Governance Volume 5, No. 5.4
Quarter IV 2014, hal. 4
Jati, Wasisto Raharjo, (2012), Kultur Birokrasi Patrimonialisme Dalam Pemerintah
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Jurusan Politik Dan Pemerintahan, Fisipol
Ugm Jurnal Borneo Administrator | Volume 8 | No. 2 | 2012
Mili, B. R. & Nasrullah, A. M. (2014). Fundamentals of Public Administration. Dhaka:
Bangladesh Institute of Islamic Thought.
Norris, Pippa, (2016) Electoral Integrity in East Asia, Taiwan Journal of Democracy,
Volume 12,No.1:1-25.http://www.tfd.org.tw/export/sites/tfd/files/publication/
journal/001-025Electoral-Integrity-in-East-Asia.pdfOrganizations.
Saragih, Anwar, (2016), Penyalahgunaan Wewenang Aparatur Sipil Negara pada
Pilkada Serentak 2015 di Sumatera Utara, Jurnal Bawaslu Volume II Edisi I
tahun 2016 ISSN hal 128-143.
KPU Resmikan Pelaksanaan Pilkada Serentak 2015 http://news.liputan6.com/
read/2215484/kpu-resmikan-pelaksanaan-pilkada-serentak-2015 diakses
tanggal 6 November 2017 pukul 13.00 wib.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 361

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 361 12/6/17 2:36 PM


Pilkada Serentak 2017 dan Permasalahan Aktualnya https://news.detik.com/
kolom/d-3404925/pilkada-serentak-2017-dan-permasalahan-aktualnya diakses
tanggal 6 November 2017 pukul 13.00 wib.
Bawaslu Sumut: Ada Indikasi Calon Petahana Mobilisasi PNS Senin, 3 Agustus 2015
16:40 WIB http://www.tribunnews.com/nasional/2015/08/03/bawaslu-sumut-
ada-indikasi-calon-petahana-mobilisasi-pns diunduh tanggal 16 november
2017, pukul 23.05 wib.
Kadis di Riau Ikut Rapat Golkar, KemenPAN: PNS Dilarang Berpolitik https://news.detik.
com/berita/3661591/kadis-di-riau-ikut-rapat-golkar-kemenpan-pns-dilarang-
berpolitik diunduh tanggal 18 november 2017 pukul 23.00 wib.
Data dari KPUD Sumatera Utara
Data dari Bawaslu Sumatera Utara

362 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 362 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Hasanah,K.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 363-374

EVALUASI PEMUNGUTAN SUARA DI TPS


MENUJU PILKADA DKI JAKARTA BERINTEGRITAS
(Studi Observasi Analitik Perencanaan, Daftar Pemilih, Kampanye,
Penghitungan Suara pada TPS 042 Semanan, Kalideres, Jakarta Barat dalam
Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran I)

Khuswatun Hasanah
Universitas Indonesia, Depok, Indonesia, khuswatununj@gmail.com

ABSTRACT

The election of regional heads in Jakarta Capital City in the first round was won by the
pair of Ahok-Djarot and Anies Sandi as well as confirmed both as the candidate pair of
election of DKI Jakarta 2017 for round II. Going to Pilkada with integrity, Chairman of
Bawaslu RI, Prof. Dr. Muhammad, S.IP., M.Si stated the four elements of the realization
of elections with integrity that is the existence of clear regulation, competent election
participants, neutral bureaucracy, and organizers with integrity. This research using field
study method, by observation, and studying the books or literature. The documents are
then analyzed by descriptive-analytical technique. Besides analyzing the data that depart
from the principles or principles of the implementation of elections with integrity, then
drawn on a specific conclusion. This research result is that voting in TPS 042 has not fully
existed in the qualification of Pilkada with integrity, but there was an effort towards
Pilkada with integrity. Clear regulations, election campaign participants, professional
bureaucracy in the Election Voting Committee KPPS need to be upheld, and the
implementation of integrity greatly affects the quality of voting results in elections 2017.

Keywords:
Regional Heads Election, KPPS, Integrity Election

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 363

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 363 12/6/17 2:36 PM


1. Pendahuluan Pilkada DKI Jakarta dalam rangka
Komisi Pemilihan Umum Daerah Pemilihan Gubernur sebagai Kepala
(KPUD) adalah KPU Provinsi dan KPU Daerah DKI Jakarta periode 2017-2022
kabupaten/kota sebagaimana dimaksud digelar pada 15 Februari 2017 lalu
dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun menghasilkan perolehan suara terbesar
2003 yang diberi wewenang khusus oleh pada pasangan calon Ir. Basuki Tjahaja
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Purnama, M.M dan Drs. H. Djarot
untuk menyelenggarakan pemilihan Saiful Hidayat, M.Si dengan presentase
di Provinsi dan/atau Kabupaten/Kota kemenangan 42,96% dari jumlah suara.
(Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Kemudian disusul oleh pasangan calon
Tahun 2005). Penyelenggaraan pilkada Anies Baswedan, Ph.D dan Sandiaga
sesuai dengan amanat Pasal 4 UU No 6 Salahuddin Uno dengan raupan suara
Tahun 2005 merupakan wewenang KPUD 39,97% dari total 100% suara. Kedua
yang mana penyelenggaraan pemilihan pasangan calon ini akhirnya ditetapkan
Gubernur dan Wakil Gubernur, KPUD sebagai peserta pasangan calon dalam
Provinsi menetapkan KPUD kabupaten/ Pilkada DKI Jakarta 2017 putaran II.
kota sebagai bagian pelaksana tahapan Pilkada putaran I yang telah
penyelenggaraan pemilihan. berlangsung tersebut bukan tanpa
Pemilihan sebagaimana tersebut hambatan dan persoalan dalam
d i l a ks a n a ka n s e ca ra d e m o k rat i s berbagai aspek. Penelitian observatik ini
berdasarkan asas langsung, umum, menuliskan mengenai evaluasi praktik
bebas, rahasia, jujur, dan adil dan penyelenggaraan Pilkada di sebuah TPS
KPUD bertanggung jawab kepada di Jakarta Barat. Sebab, Jakarta Barat
DPRD. Penyelenggaraan pilkada yang menjadi kotamadya dengan presentase
diselenggarakan oleh KPUD juga adalah jumlah pemilu atau tingkat partisipasi
wujud dari penerapan dari fungsi terendah di DKI Jakarta. Jika melihat
pemerintahan di mana KPUD merupakan secara berturut-turut, partisipasi tertinggi
salah satu lembaga negara yang diberikan terdapat pada wilayah Kepulauan Seribu
amanat oleh undang-undang untuk dengan tingkat partisipasi 81,4%, disusul
melayani hak pilih masyarakat dalam Jakarta Timur 79,3%, kemudian Jakarta
rangka menentukan jalannya roda Utara 78,2%, Jakarta Pusat 76,5%, Jakarta
pemerintahan. Selatan 75,6% dan terakhir adalah Jakarta

Gambar 1. Hasil Perhitungan Suara Putaran I Pilkada DKI Jakarta 2017


Sumber: KPU, 2017

364 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 364 12/6/17 2:36 PM


Barat dengan presentase pemilih hanya “Bagaimanakah evaluasi terkait tata
sekitar 75,2% (KPU, 2017) kelola dan perencanaan di TPS menuju
Hasil demikian, menjadi evaluasi bagi Pilkada DKI Jakarta yang berintegritas
KPU Jakarta Barat untuk mendalami apa (Studi Observasi Analitik pada TPS 042
saja kekurangan dalam penyelenggaraan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat dalam
Pemilu di Jakarta Barat serta mengevaluasi Pilkada DKI Jakarta 2017 Putaran I)?”
dalam rangka peningkatan kualitas tata
kelola penyelenggaraan praktik Pemilu 1.1 Pertanyaan Penelitian
untuk Pilkada DKI Jakarta putaran kedua Berdasarkan latar belakang dan
pada April 2017. Dalam kesempatan perumusan masalah tersebut, pertanyaan
Evaluasi dan Rapat Koordinasi pelaksanaan penelitian yang dijawab melalui proses
Pemilihan Kepala Daerah Gubernur penelitian yakni ingin menjelaskan
dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Tahun bagaimanakah tata kelola manajemen
2017 Putaran Pertama dan Persiapan logistik pada TPS 042 dengan latar
Pelaksanaan Putaran Kedua, M. Aminsyah, belakang penduduk bersuku Betawi
SE., MM sebagai seketaris KPU Jakarta yang pada kepanitiaan KPPS, 5 orang
Barat mengatakan bahwa terdapat 8 dari total 7 orang panitia KPPS adalah
kecamatan di Jakarta Barat yang telah saudara kandung yang juga terkumpul
selesai melaksanaan pelaksanaan Pilkada pada kepengurusan RT di RT 002/06
putaran I dengan sukses. Selain itu, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat.
sebagai bahan evaluasi yakni terkait tata Ditambah pengawas TPS utusan Bawaslu
kelola manajemen logistik, berkaitan juga merupakan salah satu sanak
dengan perencanaan, daftar pemilih, saudara dari panitia KPPS tersebut. Pada
kampanye, tungra dan lain-lain secara penelitian observasi analitik ini, berisi
teknis maupun non teknis dalam tinjauan laporan evaluasi pelaksanaan
pelaksanaan tahapan pemilukada ini. pemungutan suara di TPS ini. Dengan
Meskipun dikatakan sukses, jika begitu, pertanyaan penelitian yang
dilakukan penelitian dan observasi secara digunakan yakni:
detail di lapangan ketika penyelenggaraan 1. Bagaimanakah latar belakang
Pilkada putaran I berlangsung, maka panitia KPPS memengaruhi jalannya
ditemui hal-hal yang penting untuk segera pemungutan suara di TPS 042
dievaluasi menyusul pelaksanaan Pilkada Semanan, Kalideres, Jakarta Barat?
2017 putaran kedua. Hal-hal demikian, 2. Bagaimanakah evaluasi tata kelola
salah satunya yang diangkat yakni tentang dalam hal perencanaan, daftar
pelaksanaan atau penyelenggaraan pemilih, kampanye, penghitungan
Pilkada di TPS 042 Semanan sebagai suara (tungra) dan lain-lain secara
salah satu TPS di lingkungan masyarakat teknis maupun non teknis di TPS 042?
campuran dominan suku asli Betawi dan
tambahan masyarakat pendatang dalam 2. Metode Penelitian
hal praktik penyelenggaraan pemilu.
Adapun penelitian ini dihimpun
Laporan observasi tersebut kemudian
melalui bibliografi dan studi lapangan,
disusun menjadi sebuah tulisan observasi
dengan cara observasi, serta mempelajari
analitik dengan masalah pertanyaan
buku-buku, dokumen-dokumen.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 365

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 365 12/6/17 2:36 PM


Dan selanjutnya dianalisis dengan harus dibumbui dengan kebebasan
teknik deskriptif-analitis, yaitu suatu berpendapat yang lebih terbuka.
metode yang dipergunakan dengan Pelaksanaan Pilkada adalah bagian
jalan memberikan gambaran terhadap dari langkah mewujudkan demokrasi
masalah yang dibahas dengan menyusun secara menyeluruh. Pelaksanaan Pilkada
fakta-fakta sedemikian rupa sehingga yang digelar secara langsung adalah
membentuk konfigurasi masalah yang salah satu perwujudan komitmen
dapat dipahami dengan jelas. Dalam negara demokrasi sebagaimana yang
hal ini menggambarkan pemungutan telah digariskan dalam konstitusi.
suara dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 Membangun sistem pemilu dibutuhkan
di TPS 042 Semanan, Kalideres, Jakarta nilai etika. Dengan berbagai teori yang
Barat. Dalam hal menarik kesimpulan kita miliki dan pengalaman perpolitikan di
melalui pola nalar deduktif verifikatif, Indonesia selama ini dapat kita gunakan
yaitu bermaksud menganalisis data untuk membangun demokrasi dengan
yang berangkat dari kaidah-kaidah atau menggunakan prinsip nilai yang kita yakini
prinsip-prinsip konsep penyelenggaraan bersama. Kekuasaan tanpa etika akan
pemilu yang kemudian ditarik pada menjadi lemah karena tidak ada legitimasi,
sebuah kesimpulan yang bersifat khusus, maka kekuasaan harus dengan etika
yaitu analisis penyelenggaraan pemilu supaya bisa dikontrol (Mar’iyah, 2012, 64).
kepala daerah yang baik dan berintegritas
terhadap pemungutan suara Pilkada 3.1 U n s u r Te r w u j u d ny a P e m i l u
putaran pertama di TPS 042 Semanan, Berintegritas
Kalideres, Jakarta Barat. Ketua Bawaslu RI, Muhammad (2017)
dalam diskusi “Memaknai Demokrasi
3. Perspektif Teori Pemilu Berintegritas” menjelaskan
Keyakinan akan pemilu sebagai bahwa terdapat setidaknya 4 unsur
instrumen terpenting bagi demokratisasi yang menunjang terwujudnya pemilu
memperoleh legitimasi yang kuat dari berintegritas, yakni.
Samuel P. Huntington dalam buku The
Third Wave of Demoratization in The Late 1) Regulasi yang Jelas
Twentieth Century (1993). Diperlukan regulasi yang jelas dan
Huntington mendefinisikan demokrasi tegas sehingga proses pelaksanaan pemilu
dengan merujuk pada pendapat Joseph berjalan tanpa ada keraguan dan akan
Schumpeter yakni bahwa demokrasi memperkecil perbedaan pemahaman
secara prosedural dengan pemilu regulasi yang ada. Selama ini masih
sebagai esensi demokrasi. Akan tetapi, banyak hal-hal yang masih kabur di mata
Huntington segera menambahkan bahwa masyarakat misalnya antara sosialisasi dan
sistem demokrasi tak cukup hanya dengan kampanye. Kalau dilihat dari tahapannya
pemilu tapi juga dilengkapi dengan belum memasuki tahapan kampanye,
kebebasan berpendapat, berkumpul, tetapi dilihat dari materinya realitanya
dan pers. Proses penyelenggaraan bukan lagi sosialisasi, karena sudah
pemilu yang sudah dilandasakan mengarah pada ajakan dan mempengaruhi
asas-asas pemilihan yang ada masih untuk memilih kepada satu pasangan calon

366 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 366 12/6/17 2:36 PM


tertentu. Regulasi-regulasi yang masih RI sampai KPU Kabupaten/ Kota bahkan
kabur ini menjadi salah satu penyebab tingkat KPPS. Melihat asas Penyelenggara
munculnya berbagai masalah dalam Pemilu yang tertuang dalam UU No.15
praktik penyelenggaraan Pemilu. Tahun 2011 pasal 2, tentunya sudah
sangat bagus namun ternyata masih ada
2) Peserta Pemilu yang Kompeten juga Penyelenggara Pemilu yang terpaksa
Pada umumnya peserta pemilu itu diberhentikan dengan tidak hormat
tujuannya adalah kemenangan, sehingga oleh Dewan Kehormatan Penyelenggara
kurang memperhatikan regulasi yang Pemilu (DKPP) karena melanggar kode
ada bahkan ada unsur kesengajaan etik. Tindakan DKPP ini merupakan
untuk melanggar regulasi yang ada salah satu cara untuk mewujudkan
demi tercapai tujuannya. Selain itu, Penyelenggara Pemilu yang berintegritas.
perlu juga adanya peserta pemilu yang
memahami aturan terkait pelaksanaan 3.2 Fa k to r ya n g M e m p e n ga r u h i
pemungutan suara agar tidak hanya dapat Penyelenggaraan Pilkada
mengkampanyekan dirinya tetapi juga Pemilu merupakan sarana
memberikan pendidikan bagi pemilih. pengamalan demokrasi. Dapat dikatakan
Memang ini dilematis bagi peserta tidak ada demokrasi tanpa pemilu.
pemilu, karena ini salah satu cara politis Walaupun begitu, pemilu bukanlah
yang memang susah untuk dihindarkan, tujuan. Pemilu hanya sebagai sarana
kecuali kesemuanya sudah benar-benar untuk memilih anggota parlemen dan
sadar aturan, namun yang ada adalah pemimpin eksekutif di pusat dan daerah.
saling mencurigakan. Adapun tujuan kita berbangsa dan
bernegara adalah antara lain untuk
3) Birokrasi yang Netral memajukan kesejahteraan umum
Kenetralan birokrasi ini sangat dan mencerdaskan kehidupan bangsa
diperlukan, karena banyak kasus gugatan sebagaimana tertuang dalam pembukaan
yang diakibatkan karena ketidak-netralan UUD 1945.
birokrasi. Khususnya dalam pemilukada Pemilihan Kepala Daerah secara
yang ada pesertanya ada incumbent-nya. langsung adalah instrument untuk
Banyak langkah dan cara yang dilakukan meningkatkan participatory democracy
untuk membuat birokrasi terpaksa dan memenuhi semua unsur yang
harus mendukungnya untuk meraih diharapkan. Meskipun demikian,
kemenangan, sehingga birokrasi yang di negara-negara lain, keberhasilan
seharusnya netral secara terselubung pilkada langsung tidak berdiri sendiri. Ia
menjadi team sukses dari incumbent ditentukan kematangan partai dan aktor
tersebut. Hal ini jelas merupakan politik, budaya politik di masyarakat,
kendala dalam mewujudkan pemilu yang dan kesiapan dukungan administrasi
berintegritas. penyelenggaraan pilkada. Kondisi politik
lokal yang amat heterogen, kesadaran
4) Penyelenggara yang Berintegritas dan pengetahuan politik masyarakat
yang rendah, buruknya sistem pencatatan
Penyelenggara yang berintegritas
kependudukan, dan penyelenggaraan
ini sudah diupayakan, baik tingkat KPU

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 367

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 367 12/6/17 2:36 PM


pemilihan (electoral governance) sering Dalam hal lain, pengawas TPS
menyebabkan kegagalan tujuan pilkada yang diutus oleh Bawaslu juga ternyata
langsung (Hadiawan, 2009, 637) merupakan orang dalam kampung
tersebut dan juga merupakan bagian
4. Hasil dan Pembahasan dari keluarga panitia KPPS. Hal demikian
4.1 Perencanaan Penyelenggaraan tidak sedikit mengundang kesenjangan
Pemungutan Suara Pilkada di TPS 042 sosial serta rasa ketidakpercayaan warga.
Terlebih lagi, warga yang sangat menaruh
Sebagai pintu pertama terwujudnya
sentimen kepada warga asli betawi
pemungutan suara yang transparan
sempat menyalahkan panitia KPPS karena
dan dapat diakses oleh siapapun,
namanya tidak terdaftar dan tidak
Tempat Pemungutan Suara menjadi
mendapatkan undangan pemilih berupa
sangat penting untuk diawasi dan
surat C6. Beberapa warga yang tinggal
dievaluasi dalam hal penyelenggaraan
dalam lingkupan TPS 042 justru banyak
pemungutan hingga penghitungan suara.
yang mendapatkan undangan untuk
Penyelenggaraan pemungutan suara di
memilih di TPS lain dan pada siang hari
TPS 042 dapat dikatkan berjalan lancar.
menjelang ditutupnya TPS, pemilih
Persiapan dilaksanakan 1 hari menjelang
bertanya-tanya ke manakah mereka harus
diselenggarakannya proses pemungutan
menggunakan hak suaranya. Antusias
suaran di TPS. Meskipun begitu, yang
masyarakat yang besar dalam Pilkada
disayangkan adalah panitia KPPS yang
putaran pertama kemarin seharusnya
terdiri dari 7 orang, 5 orang di antaranya
diapresiasi dengan adanya kemudahan
adalah saling bersaudara, selain itu juga
akses untuk menggunakan hak suaranya,
sangat lekat karena kelimanya adalah asli
namun pemilih nyatanya harus bersusah-
dari Betawi dan bukan pendatang yang
payah dahulu untuk menggunakan hak
juga tergabung dalam kepengurusan RT
pilihnya secara legal.
002/06 Semanan.
Tidak ada keterlambatan dari panitia
Perlu dikritisi bahwa sebaiknya KPPS
KPPS, hanya saja, terjadi benturan antara
penyelenggaraan pemungutan suara tidak
hak dan kewajiban dari pengawas TPS
hanya melibatkan pengurus RT tetapi juga
yang diutus oleh Bawaslu. Wawancara
membuka peluang kepada warga lain
penulis dengan para informan dapat
agar kegiatan tersebut dapat terjamin
memberikan gambaran dan jawaban
transparansi dan akuntabilitasnya.
terhadap apa yang sebenarnya terjadi
ketika ketua KPPS dan petugas pengawas
TPS utusan Bawaslu bersiteru tentang
siapa yang paling berkuasa atas TPS
tersebut terkait aturan-aturan.
“Saya sebagai ketua KPPS di TPS ini
tidak mau diintimidasi soal aturan
TPS. Nanti dikhawatirkan mengganggu
jalannya pemilihan hari ini.” (Nurdin –
Gambar 2. Kondisi TPS 042 saat istirahat Ketua KPPS, Ketua RT 002/06, 2017)
Sumber: Dok. Pribadi

368 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 368 12/6/17 2:36 PM


Hal demikian diutarakan ketika 4.2 Daftar Pemilih di TPS 042
pengawas TPS ingin meminta rekapitulasi Dalam evaluasi Komite Pemilih
pada sertifikat hasil pemungutan suara Indonesia (Tepi), disebutkan bahwa pada
(C1). Berkali-kali petugas pengawas April-Juni 2010 tercatat ada 91 pemilukada
TPS terkesan tidak sabar dan banyak yang sebagian besar menunai masalah jika
mengatur ketua KPPS di TPS 042, namun dibanding tahun-tahun lainnya misalkan
ketua KPPS merasa tidak ingin diintimidasi 2005. Dari sisi penyelenggaraan, kinerja
oleh keputusan pengawas TPS. Karena KPU Daerah ternyata belum ada perbaikan
adanya kedekatan hubungan keluarga signifikan pada tahun 2005. Buktinya
antara ketua KPPS dan pengawas TPS masih banyaknya kasus DPT bermasalah
utusan bawaslu, seringpula birokrasi dan kecurigaan penyimpangan dana
yang terjadi cenderung memanfaatkan penyelenggaraan.
kedekatan famili. Padahal dalam teori Dalam penyelenggaraan Pilkada 2017
birokrasi yang ideal menurut Weber di TPS 042 Semanan, Kalideres, Jakarta
adalah birokrasi yang baik hendaknya Barat, terdapat 458 pemilih yang terdaftar,
bersifat impersonal (Blau dan Meyer, sementara 18 orang tidak mendapat
2000, 98). Pejabat yang ideal menjalankan undangan C6 untuk memilih dan harus
kantornya berdasarkan impersonalitas menunggu hingga pukul 12.00 WIB untuk
formalistik, pegawai harus membuang bisa mempergunakan hak suaranya
perasaan kuat tentang bawahannya dengan menggunakan KTP elektronik dan
agar tidak mempengaruhi keputusan- Kartu Keluarga (KK). Selain itu terdapat 3
keputusan pekerjaannya. Pegawai orang nama yang tidak terdaftar namanya
harusnya menjaga jarak impersonal agar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
menghasilkan perlakuan-perlakuan yang
sejajar bagi semua klien dan bawahannya. “Baru pertama kali mau milih, tapi
Begitupun dalam hubungannya enggak ada di DPT. Padaha Ibu Bapak
KPPS dan pengawas TPS yang harusnya ada namanya di DPT. Jadi harus
mengedepankan sikap-sikap profesional nunggu dulu. Mana rumahnya jauh
agar meminimalisasi pelanggaran- tidak lagi di sekitar sini. (tempat
pelanggaran yang terjadi pada proses tinggal pemilih jauh dari lokasi TPS,
pemungutan suara di TPS. Sehingga untuk sudah pindah).”
menyelenggarakan dan mewujudkan (Dita – Pemilih Pemula, 2017)
Pilkada yang berintegritas dibutuhkan
“ Tidak ada dapat undangan,
pemilihan yang berbirokrasi netral. Unsur
sekeluarga kami tidak dapat undangan,
regulasi yang jelas juga perlu ditekankan
padahal ketua RT-nya tahu rumah
dalam Pilkada ini, sehingga antara KPPS
kami, meskipun sudah pindah.”
dan pengawas TPS utusan Bawaslu tidak
(Titi – Keluarga tanpa undangan C6,
lagi bersikeras dan mempertanyakan
2017)
siapakah yang paling memiliki otoritas
dalam kepanitiaan KPPS dalam sebuah TPS.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 369

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 369 12/6/17 2:36 PM


Tabel 1. Daftar Nama Pemilih TPS 042 Nurdin, ketua KPPS TPS 042
yang Tidak Mendapatkan Undangan C6 mengutarakan bahwa pemilih terdaftar
No. Nama Pemilih Tanpa Undangan C6 pada DPT yang tidak memilih diketahui
1 Duma Edtiana 10 Asmaiyah memiliki beberapa alasan di antaranya
2 Rikki Mulatua 11 Rahmat Hidayat sudah berpindah alamat dan jauh bahkan
3 Uci Simatupang 12 Maria Ulfah
sudah pulang ke kampung halaman dan
13 Teguh Harnowo atau berpindah domisili
4 Olom Siregar
KTP sehingga tidak memungkinkan
5 Torang Hiro 14 Rusmini
untuk melakukan pencoblosan atau
6 Natal Frengki 15 Titi Rahmawati
pemilihan di TPS 042. Sementara itu,
7 Edi Susanto 16 Shinta Mustikawati
dia mengemukakan bahwa alasan tidak
8 Rasnetin 17 Siti Rohana disampaikan undangan C6 kepada
9 Sumini 18 Purwanto 18 orang pemilih yakni karena tidak
Sumber: Dokumen Pribadi
terjangkau olehnya. Dalam kasus
Tabel 2. Daftar Nama Pemilih Tidak ini, pemilih yang tidak mendapatkan
Terdaftar Dalam DPT undangan C6 tetap mendatangi TPS
No. Nama Pemilih Tanpa Terdaftar di DPT yang kemungkinan besar mendaftarkan
1 Dita Meidiarti namanya dalam DPT. Beberapa orang
2 Rosintan Hutagaol pemilih yang diwawancarai mengatakan
3 Sunardi bahwa memilih sudah menjadi hak dan
Sumber: Dokumen Pribadi kewajiban serta sangat memotivasi untuk
peka terhadap lingkungan sosial politik.
Sementara itu, dari total 485 pemilih
yang memiliki hak pemilih, hanya “Percuma dong enggak milih, kalau
terdapat 287 yang menggunakan hak nanti terpilih gubernurnya tidak bisa
pilihnya. Itupun ditambah dengan pemilih protes. Ya, jangan cuek-cuek sekali sama
yang tidak terdaftar dalam DPT Putaran lingkungan, kan sudah dikasih hari libur
I pada TPS 042. Jika diprosentasekan sama kerjaan.” (Shinta (23), karyawan,
hanya 59, 17% yang berpartisipasi dalam tidak mendapat undangan C6, 2017)
pemungutan suara di putaran I pada TPS “Pengen pilih lah, makanya datang
042 Semanan. Hal ini yang kemudian walaupun sempet kecewa enggak
berkontribusi pada minimnya partisipasi terdaftar. Pertama kali milih juga sih.
pemilih dalam Pilkada DKI Jakarta putaran Saya pilih Anies. Ikut andil untuk Jakarta
I di Kota Jakarta Barat (merupakan tingkat yang lebih baik.” (Dita (18), mahasiswa,
partisipasi terendah di DKI Jakarta). tidak terdaftar dalam DPT, 2016)

Gambar 3. Rekapitulasi Wilayah Jakarta Barat


Sumber: KPU, 2017

370 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 370 12/6/17 2:36 PM


Hal tersebut membuktikan bahwa 4.3 Kampanye Pasangan Calon
kesadaran pemilih pemula terhadap Wilayah RT 002/06 menjadi sasaran
kewajiban dan hak politiknya dalam empuk bagi basis Agus-Sylvi atau
menggunakan hak pilih pada Pilkada 2017 pasangan calon nomor 1. Kelurahan
cukup menjadi motivasi dan faktor pemilih Semanan dikenal sebagai basis kuat untuk
untuk turut andil dalam pemilihan. Selain Agus, khususnya pada masyarakat Forum
itu, pemilih tersebut menaruh harapan Komunikasi Anak Betawi (FORKABI)
yang besar untuk Jakarta yang lebih yang memiliki massa kuat di wilayah
baik sehingga menjadi alasan lain untuk Kecamatan Kalideres. Hal tersebut
mau menerima kekurangan persiapan diperkuat dengan apresiasi yang diberikan
panitia penyelenggara Pilkada DKI Jakarta. oleh Agus Yudhoyono pada Forkabi
Sehubungan dengan problematika Daftar karena telah berkomitmen mendukung
Pemilih Tetap (DPT) dan persebaran pemilihan gubernur DKI Jakarta. Ini diakui
undangan bagi pemilih dengan surat C6 oleh Agus saat menghadiri peringatan
yang mencuat pada pelaksanaan Pemilu Maulid Nabi yang digelar oleh Forkabi di
2017 ini menjadi salah contoh adanya Mampang Jakarta Selatan pada 22 Januari
ketidakberesan di hulu, sebagai pemicu 2017 silam. Agus juga mengatakan bahwa
carut-marutnya pemilih menyebabkan silaturahmi dengan Forkabi memberi
Pemilu yang diselenggarakan tidak masukan bahwa masih banyak warga
maksimal. Hal demikian memerlukan Betawi yang tinggal di luar Jabodetabek.
perhatian khusus sehingga di dalam Hal demikian secara tidak langsung
penyelenggaraan Pemilu ke depan memberikan efek kampanye yang
tidak ada hak rakyat yang terabaikan. mengena bagi masyarakat Forkabi.
Pengabaian hak rakyat dengan tidak Begitupun basis massa dukungan
masuk dalam DPT dan tidak mendapatkan pada Agus di Semanan sangat besar.
undangan C6 tersebut menjadi ironi, Pada masa kampanye, Agus sempat
ketika harusnya rakyat yang memberikan menyelenggarakan kegiatan temu
suaranya tetapi ternyata tidak dapat masyarakat. Hal yang disayangkan
tersalurkan sebagaimana mestinya. adalah bahwa konten pelaksanaan
Kekecewan, apalagi bagi pemilih pemula kampanye cenderung tidak mendidik
yang tidak mendapatkan hak memilihnya dari perspektif pendidikan politik
dalam partisipasi politik elektoral pertama dan memberi pengetahuan yang baik
kalinya cenderung sangat berpotensi sekitar proses penyelenggaraan Pilkada.
m e n g u ra n g i m o t i va s i nya d a l a m Kegiatan yang justru dilakukan oleh
memercayai penyelenggaraan Pilkada dan Agus adalah menggelar panggung
motivasinya untuk berpartisipasi dalam berisikan pertunjukkan musik yang
Pilkada. Berbagai penilaian dialamatkan bahkan tidak lebih mendidik dari sekedar
pada penyelenggara, mengingat bahwa hiburan belaka. Hal ini perlu dicermati
sistem kinerjanya telah dibuat sedemikian pula, bahwa setiap pasangan calon
rupa sehingga idealnya tidak ada rakyat dalam masa kampanyenya memang
yang terlewatkan di dalam merefl eksikan dibebaskan untuk melakukan kegiatan
hak pilihnya di dalam pesta demokrasi lima apapun asal tidak melanggar, namun
tahunan tersebut. perlu menjadi masukkan juga bahwa

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 371

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 371 12/6/17 2:36 PM


hendaknya kampanye dilakukan dengan “Wah, isi warga Semanan kafir semua
cara mendidik. nih semoga tidak dilaknat Allah.” (Luky,
Faktor figur yang cukup terkenal Warga RT 002/06 Semanan, 2017)
dan diharap mampu memberikan
Ungkapan-ungkapan demikian
elektabilitas keterpilihan yang tinggi
sekaligus menandakan kekecewaan
bagi Agus disambut oleh masyarakat
karena hasil yang diperoleh tidak sesuai
luas di lingkungan pemilihan TPS 042,
dengan prediksi bahkan keinginan warga.
jika keadaan ini dimanfaatkan dengan
Meskipun begitu, dapat disimpulkan
baik, faktor adanya figur dan pendidikan
bahwa warga lebih banyak memilih
pemilih yang baik diprediksi mampu
secara rasional (rational choice) sehingga
meningkatkan elektabilitas pasangan
tidak begitu mempermasalahkan latar
calon Agus-Sylvi. Terlebih lagi, faktor
belakang individu dari pasangan calon,
adanya basis dukungan yang kuat untuk
dan lebih banyak mempertimbangkan
Agus telah diprediksi dan disambut oleh
kualitas, visi dan misi yang dipersepsikan
warga RT 002/06 sebagai peluang besar
paling baik oleh pemilih. Dengan apapun
kemenangan Agus.
yang terjadi pada hasil pemungutan suara
di putaran I, warga cenderung memiliki
4.4 Perhitungan Suara (Tungra)
harapan untuk dapat memenangkan
Perhitungan suara (tungra) pada pasangan calon bergama muslim pada
TPS 042 Semanan terhitung cepat, hal Pilkada putaran II DKI Jakarta April 2017.
demikian dibuktikan bahwa TPS 042 Satu hal terpenting dalam pemungutan
menjadi urutan ketiga dalam penyerahan suara yakni adanya warga yang turut
sertifikat hasil pemungutan suara serta di menyaksikan tungra. Saksi, dalam
kelurahan Semanan. Dalam penghitungan hal ini lebih banyak mengikuti hasil
suara, sebelumnya telah diprediksi bahwa penghitungan suara dari panitia KPPS di
pasangan Agus-Sylvi akan menang di TPS TPS 042, cenderung tidak kritis sehingga
042 sebagai salah satu TPS dengan basis jarang sekali terdapat gesekan. Hal
dukungan yang besar bagi pasangan calon demikian juga perlu dicermati agar saksi
nomor 1 tersebut. Ternyata, fakta hasil
tungra menyatakan lain. Perolehan suara
terbesar justru diraup oleh pasangan
nomor 2 Basuki-Djarot dengan perolehan
suara 128 atau menang 44%. Anies-Sandi
dengan perolehan suara 93 atau 32% dan
terakhir justru diduduki oleh Agus-Sylvi
dengan perolehan suara 66 atau 22,9%.
Hal kemudian bahkan tidak diduga
bagi panitia KPPS ketika diwawancarai.

“Warga RT 002 pada kenapa sih? Kok Gambar 4. Antrean Penyerahan Hasil
hasilnya?” (Suryani, Sekretaris TPS 042, Tungra ke Kelurahan
Sumber: Dokumen Pribadi
2017)

372 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 372 12/6/17 2:36 PM


diperlukan kritis dan tidak hanya mau kepengurusan di lingkungan administratif
menerima honor saksi saja namun juga wilayah TPS. Begitupun dengan tim
lebih memperhatikan sehingga dapat pengawas TPS utusan Bawaslu. Teknis-
menjadi agen yang mengawal pilkada teknis ini perlu diperhatikan demi
lebih transparan, jujur, dan adil. menciptakan pemilu yang berintegritas.
Tata kelola pelaksanaan pemungutan
5. Simpulan suara juga perlu diperhatikan sebab
Dalam Pelaksanaan pemungutan banyaknya masyarakat yang memiliki
suara pada TPS 042, terdapat beberapa hak pilih namun tidak mendapatkan
kekurangan yang perlu diperbaiki, undangan pemilih akan menjadi
s e ka l i g u s ke l e b i h a n ya n g p e r l u persoalan, khususnya bagi pemilih
diapresiasi. Pilkada sebagai salah satu pemula. Hal ini penting diperhatikan
cara untuk meningkatkan partisipasi untuk menjaga integritas panitia
politik masyarakat sangat membutuhkan penyelenggara pemilu, sesuai dengan
kematangan partai dan aktor politik, ide pemilu yang berintegritas menurut
budaya politik di masyarakat, dan Ketua Bawaslu RI, Muhammad. Maraknya
kesiapan dukungan adm inistras i kampanye pasangan calon-pun perlu
penyelenggaraan pilkada. mendapatkan evaluasi dalam rangka
TPS 042 sebagai salah satu sampel mewujudkan peserta pemilu yang mampu
dari perlunya evaluasi dalam pelaksanaan memberikan pendidikan politik bagi calon
pemungutan suara khususnya dalam pemillihnya.
P i l ka d a m e n j a d i p e nt i n g u nt u k Hal-hal tersebut merupakan evaluasi
diperhatikan. Dalam penyelenggaraan di lapangan, sehingga bersama-sama
pemungutan suara, latar belakang panitia dapat menyeleng garakan pemilu
menjadi penting untuk menjaga stabilitas dengan integritas tinggi, mulai dari
keberlangsungan pemungutan suara. hulu hingga hilir; dari mulai regulasi
Dalam hal ini, perlu diperhatikan terkait hingga penyelenggara. TPS sebagai unit
panitia KPPS yang cenderung menerapkan paling kecil dalam penyelenggaraan
kedekatan famili dan kedekatan etnis pemilu merupakan gerbang pertama
yang masih jauh dari prinsip birokrasi menuju terwujudnya pemilu yang
yang baik sebagai salah satu indikator berintegritas sehingga perlu mendapat
pemilu beritegriitas, di mana dalam evaluasi. Keberhasilan Pemilu atau
evaluasinya, masalah profesionalitas Pilkada tidak dapat berdiri sendiri, tapi
atasan dan bawahan masih terjadi. ditentukan kematangan partai dan aktor
Fenomena ini perlu diperhatikan sebab politik, budaya politik di masyarakat,
sebaiknya tim KPPS, sekalipun berasal dari dan kesiapan dukungan administrasi
warga setempat TPS, harus merupakan penyelenggaraan pilkada.
tim independen yang tidak terikat

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 373

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 373 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Blau, Peter M & Marshall W Meyer. (2000). Birokrasi Dalam Masyarakat Modern.
Jakarta: PT Prestasi Pustakarya Jakarta.
Hadiawan, Agus. 2009. Evaluasi Pemilihan Kepala Daerah Langsung Di Propinsi Lampung
(Studi Di Kabupaten Lampung Selatan, Kota Metro Dan Kota Bandarlampung),
Jurnal Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, 3(7)
Mar’iyah, Chusnul. 2012. Menggugat Politik Dinastidalam Pemerintahan Indonesia,
Jurnal Ilmu Pemerintahan, 36
Muhammad (Ketua Bawaslu RI) pada diskusi “Memaknai Demokrasi Pemilu
Berintegritas” dan bedah buku “Selebritisasi Pemilu”  di Pena Room Graha
Pena Surabaya, dalam http://www.kpud-nganjukkab.go.id/empat-unsur-utama-
terwujudnya-pemilu-berintegritas.html, diakses tanggal 24 Maret 2017
Budiardjo, Miriam. (1982). Partisipasi dan Partai Politik. Jakarta: PT Gramedia Jakarta
Feith, Herbert dan Lance Castles. (1988). Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965. Jakarta:
Pustaka LP3ES
Wawancara dengan Nurdin, Ketua KPPS sekaligus Ketua RT di TPS 042 Semanan,
Kalideres, Jakarta Barat, 15 Februari 2017
Wawancara dengan Dita, Pemilih Pemula tidak terdaftar di TPS 042 Semanan, Kalideres,
Jakarta Barat, 15 Februari 2017
Wawancara dengan Titi, Pemilih tanpa undangan C6 di TPS 042 Semanan, Kalideres,
Jakarta Barat, 15 Februari 2017
Wawancara dengan Shinta, Pemilih tanpa undangan di TPS 042 Semanan, Kalideres,
Jakarta Barat, 15 Februari 2017
Dialog dengan Suryani, Panitia KPPS sekaligus pengurus RT di TPS 042 Semanan,
Kalideres, Jakarta Barat, 15 Februari 2017

374 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 374 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Manullang, E.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 375-391

PARAMETER PEMILU DEMOKRATIK DALAM PILKADA DKI


JAKARTA 2017
(Tinjauan Aspek Persaingan yang Bebas dan Adil)

Erifan Manullang
Mahasiswa Magister Tata Kelola Pemilu Universitas Airlangga
KPU Kabupaten Karo, Sumatera Utara,
Email (erifanmanullang@yahoo.com, emanullang@gmail.com)

ABSTRACT

Undoubtedly, since the beginning of the elections of DKI Jakarta, various parties have
exploited sensitive issues as a campaign tool to get votes from the public. As a result,
there is a free and unfair competition for all candidates who fight. This study aims to
explain whether the implementation of the second round election of DKI Jakarta has
fulfilled democratic election parameters element in terms of free and fair competition
aspect. This study uses descriptive research method with qualitative approach. The
data used in this study, namely primary data and secondary data and similar research
results before. From the findings in terms of free and fair competition aspect, the
second round of election of DKI Jakarta election has not fully fulfilled the democratic
election parameters element. This is reinforced by the fact that there are a number
of issues that become reports and findings of alleged rejection of the campaign, the
installation of banners that are considered provocative and not according to the rules,
alleged use of state facilities, alleged money politics, campaigns outside the schedule
and the use of issues tribe, religion, race, and intergroup in campaigns (SARA).

Keywords
Pilkada DKI Jakarta, Parameter Pemilu Demokratik, Persaingan yang Bebas dan Adil,
SARA

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 375

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 375 12/6/17 2:36 PM


ABSTRAK

Tidak diragukan lagi, sejak awal pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta, berbagai pihak
telah memanfaatkan isu-isu sensitif sebagai alat kampanye untuk mendapatkan suara
dari masyarakat. Hal ini berakibat pada terjadinya persaingan yang tidak bebas dan
tidak adil bagi semua pasangan calon yang bertarung. Studi ini bertujuan untuk
menjelaskan apakah pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran kedua telah memenuhi
unsur parameter pemilu demokratik yang ditinjau dari aspek persaingan yang bebas
dan adil. Studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu data primer dan data
sekunder serta hasil penelitian sejenis sebelumnya. Dari hasil temuan, ditinjau dari
aspek persaingan yang bebas dan adil, pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta putaran
kedua belum sepenuhnya memenuhi unsur parameter pemilu demokratik. Hal ini
diperkuat dengan fakta bahwa terdapat sejumlah permasalahan yang menjadi laporan
dan temuan yaitu dugaan penolakan kampanye, pemasangan spanduk yang dinilai
provokatif dan tidak sesuai aturan, dugaan penggunaan fasilitas negara, dugaan
politik uang, kampanye diluar jadwal dan penggunaan isu suku, agama, ras, dan
antargolongan dalam kampanye (SARA).

Kata Kunci
Pilkada DKI Jakarta, Parameter Pemilu Demokratik, Persaingan yang Bebas dan Adil,
SARA

1. Pendahuluan Peneliti berasumsi bahwa besarnya


Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 lalu perhatian publik terhadap Pilkada
belum dapat mencerminkan persaingan DKI Jakarta mengindikasikan bahwa
yang bebas dan adil. Pelanggaran dan banyak pihak yang yang mempunyai
malapraktik pemilu dapat dilacak dari kepentingan dan berbagi berperan untuk
laporan, temuan, dan berbagai aktivitas di memenangkan salah satu pasangan calon.
masyarakat yang menunjukkan tindakan Aktor-aktor politik nasional mengerahkan
kekerasan non fisik. Pilkada DKI Jakarta seluruh kekuatan untuk memenangkan
tidak hanya menyedot perhatian warga kursi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI
Jakarta yang mempunyai hak pilih, Jakarta. Sejak putaran pertama berbagai
namun juga menjadi perhatian nasional cara dilakukan oleh tim kampanye,
dan bahkan dunia Internasional. Media simpatisan maupun relawan pasangan
beramai-ramai memberitakan Pilkada calon untuk mendapatkan dukungan dari
DKI Jakarta sehingga membentuk opini masyarakat atau meminta untuk tidak
publik yang terpolarisasi. Pilkada DKI mendukung salah satu pasangan calon,
Jakarta merupakan peristiwa penting bagi termasuk penggunaan isu suku, agama,
kehidupan berdemokrasi di Indonesia. ras, dan antargolongan (SARA).

376 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 376 12/6/17 2:36 PM


Sebenarnya isu SARA sudah digunakan kelompok yang paling hebat sedang yang
pada Pilkada DKI Jakarta sebelumnya tahun lain subordinat. Temuan ini diperkuat
2012. Berdasarkan hasil studi Ricardo Merlyna Lim (2017) yang menganalisis
(2014) sebaimana dikutip Sumardiana kasus Pemilihan Gubernur dan Wakil
(2016) bahwa Isu SARA yang merupakan Gubernur DKI Jakarta 2017 mengarah
bagian dari black campaign telah terjadi pada sektarianisme dan rasisme. Isu-isu
dalam beberapa pilkada yang telah tersebut digunakan selama kampanye
berlangsung contohnya dapat dilihat dan berkontribusi pada meningkatnya
di pemilukada DKI Jakarta. Moto yang polarisasi di antara kesukuan dan
digunakan tim Fauzi Bowo mengemukakan primordialisme di Indonesia.
“Orang Cerdas pilih yang jelas!” yang dapat Sumardiana (2016) mengidentifikasi
dikaitkan dengan agama yang dianut oleh isu SARA dalam Pilkada yang berdampak
Joko Widodo yang dianggap oleh mereka secara langsung pada pelaksanaan
“tidak jelas”. Permasalahan agama menjadi demokrasi menjadi tidak sehat. Masyarakat
kampanye vokal yang dikemukakan secara terpantik untuk memperjuangkan
terang-terangan, sebagai bentuk dari calon dengan pertimbangan karena
kompetisi yang semakin tajam. Tidak memiliki kesamaan bukan pada visi
hanya untuk menyatakan bahwa Basuki dan misi membangunnya, selain itu Isu
Tjahaja Purnama adalah seorang yang SARA menimbulkan perpecahan pada
berasal dari etnis Cina dan memeluk masyarakat. Fenomena penggunaan isu-
agama Kristen, isu bahwa ibu Joko Widodo isu yang sensitif dalam Pilkada DKI Jakarta
adalah seorang non-muslim, dinyatakan serta dan hasil studi sebelumnya menjadi
sebagai kampanye negatif. menarik untuk dikaji apakah rangkaian
Peristiwa tersebut berulang pada proses penyelenggaraan Pilkada DKI
Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017 ini. Jakarta telah memenuhi aspek parameter
Mengutip Bbc.com (2017), Populi pemilu yang demokratik.
Center melakukan survei setelah Pilkada Menurut Surbakti (2017), untuk
DKI Jakarta putaran pertama. Hasil konteks Indonesia setidaknya terdapat ada
menunjukkan bahwa isu SARA yang 8 (delapan) parameter pemilu demokratik,
digunakan dalam Pilkada DKI Jakarta antara yakni: pertama, adanya hukum pemilu
lain munculnya himbauan untuk tidak yang berisi penjabaran pemilu yang
memilih calon non-Muslim dan masalah demokratis dan mengandung kepastian
tidak mensalatkan jenazah (pendukung hukum. Kedua, kesetaraan antar warga
pasangan calon non-Muslim). Pasangan Negara. Ketiga, persaingan yang bebas dan
calon non-Muslim yang dimaksud adalah adil. Keempat, partisipasi pemilih dalam
Ahok-Djarot. Ketika isu-isu SARA semakin pemilu, kelima penyelenggara pemilu:
menguat dan politik identitas menguat, mandiri, kompeten, berintegritas, efesien
maka ada yang merasa terintimidasi. dan kepemimpinan yang efektif. Keenam,
Ada pihak yang kebebasan pendapatnya proses pemungutan dan penghitungan
menjadi terhalang, menjadi takut ketika suara berdasarkan asas pemilu demokratik
mengemukakan pendapat. Isu SARA dan dan prinsip pemilu yang berintegritas.
politik identitas sengaja dibuat secara Ketujuh, keadilan pemilu dan kedelapan
politik dan meniscayakan bahwa suatu prinsip nir (non) kekerasan.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 377

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 377 12/6/17 2:36 PM


Prinsip-prinsip pemilu demokratik Jakarta dan hasil rekaman wawancara
berlaku juga pada pilkada karena secara reporter radio dengan penyelenggara
esensi pilkada dapat dikategorikan sebagai Pilkada baik Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
pemilu di tingkat lokal sebagaimana maupun pihak keamanan.
Pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Tehnik yang digunakan untuk
tingkat nasional. pengumpulan data adalah melalui
Pada kesempatan ini peneliti akan penelitian ke Bawaslu Provinsi DKI
menitikberatkan studi pada salah satu Jakarta, melakukan observasi ke beberapa
aspek dari parameter pemilu demokratik TPS. Peneliti kemudian melakukan studi
yaitu persaingan yang bebas dan adil. dokumentasi untuk mengetahui dokumen-
Adapun alasan untuk menitikberatkan dokumen, kumpulan peraturan-peraturan
pada aspek tersebut adalah karena aspek yang tersedia untuk menunjang penelitian
tersebut yang paling banyak mendapatkan dan mengakses berbagai berita di media
sorotan publik dan ada sejumlah dugaan online yang terkait dengan Pilkada DKI
pelanggaran berupa laporan dan temuan Jakarta.
yang terkait dengan aspek tersebut. Data yang diperoleh kemudian
divalidasi dengan cara menggabuangkan
2. Metode Penelitian data primer dan data sekunder. Langkah
Jenis penelitian yang digunakan selanjutnya adalah menganalisa data
dalam penelitian ini adalah penelitian yang telah digabung , melakukan
deskriptif yang menggunakan pendekatan pembahasan, menarik suatu pernyataan
kualitatif. Menurut Nawawi (2003), dan menyimpulkan hasil penelitian dari
metode penelitian deskriptif mempunyai data yang ditemukan.
dua ciri pokok, pertama memusatkan Dalam studi ini peneliti juga menelaah
perhatian pada masalah-masalah yang hasil penelitian yang relevan sebelumnya
ada pada saat penelitian dilakukan (saat untuk mengetahui bangunan keilmuan
sekarang) atau masalah yang bersifat yang sudah diletakkan oleh peneliti
aktual. Kedua, menggambarkan fakta- sebelumnya. Hal ini penting karena
fakta tentang masalah yang diselidiki penelitian yang akan dilakukan diharapkan
sebagaimana adanya diiringi dengan akan memberikan sesuatu yang baru.
interpretasi rasional. Dengan kata lain, dengan menelaah
Terdapat dua jenis data yang penelitian terdahulu, seseorang akan
digunakan dalam penelitian ini, yaitu dengan mudah melokalisasi kontribusi
data primer dan data sekunder. Data yang akan dibuat.
primer terdiri dari hasil wawancara
dengan Bawaslu Provinsi DKI Jakarta, 3. Perspektif Teori
press rilis hasil evaluasi pengawasan, Pilkada Pilkada secara esensi dapat
hasil wawancara dengan warga disekitar dikategorikan sebagai pemilihan umum
TPS dan laporan rekapitulasi penanganan di tingkat lokal (daerah). Hal ini dapat
dugaan pelanggaran Pemilihan Gubernur dilihat dari berbagai kesamaan dalam
dan Wakil Gubernur DKI Jakarta 2017. asas-asas yang digunakan, penyelenggara
Data sekunder terdiri dari berbagai yang melaksanakan (KPU dan Bawaslu),
Keputusan dipublikasikan oleh KPU DKI program maupun kegiatan dalam tahapan,

378 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 378 12/6/17 2:36 PM


langkah-langkah dalam pemutahiran demokratis dengan berasaskan langsung,
data pemilih dan banyak hal lainnya. umum, bebas, rahasia, jujur, adil dan
Pilkada dalam konteks ini adalah pemilu diselenggarakan secara periodik. Yang
lokal yang dilaksanakan untuk memilih menjadi pertanyaan, apakah yang menjadi
pemerintah daerah sebagaimana layaknya parameter pemilu/ pilkada demokratik
memilih Presiden dan Wakil Presiden tersebut?
di tingkat nasional. Dengan demikian, Terdapat beberapa pandangan
prinsip-prinsip pemilu demokratik juga yang menguraikan tentang asas-asas
berlaku untuk pilkada. pemilu demokratik. Pertama, masyarakat
Pemerintah daerah yang terpilih Internasional selama ini sering menyebut
b e rd a s a r ka n p e m i l u d e m o k rat i k pemilu demokratik itu setidaknya
adalah pemerintah yang dibentuk dan memenuhi prinsip free and fair election.
diselenggarakan berdasarkan kehendak Namun Sarah Birch (2011) berpendapat
rakyat. Kehendak rakyat itu dilaksanakan lain bahwa konsep pemilu yang free and
melalui pilkada yang harus dilaksanakan fair election yang selama ini dikenal umum
secara periodik tetapi juga diselenggarakan mempunyai kelemahan dalam konsesus
berdasarkan asas umum dan setara untuk rincian tentang praktik administrasi
(universal dan equal suffrage). pemilu yang baik, namun masih terjadi
Menurut Surbakti (2017), pemilu yang praktik yang buruk. Kedua, kelompok
demokratis akan melahirkan pemerintahan pemilu berintegritas (electoral integrity
yang berlegitimasi, dan pemerintahan group) menyatakan bahwa parameter
yang berlegitimasi akan menghasilkan pemilu demokratik itu memenuhi unsur
pemerintahan yang efektif dan responsif. electoral justice yang dituangkan dalam
Dengan demikian, Pemerintahan Daerah The Accra Guiding Principles. Nilai-nilai
(Gubernur dan Wakil Gubernur) yang yang terkandung dalam electoral justice,
terpilih dapat bekerja dengan baik yaitu: integritas, partisipasi, kerangka
menjalankan program yang tertuang hukum yang pasti, tidak memihak dan
dalam visi-misinya. adil, profesional, bebas, transparan, tepat
Dalam UUD 1945 telah mengatur waktu, tanpa kekerasan, berkesinambungan
secara khusus mengenai pemilihan dan dapat diterima.
umum. Dalam pasal 22 E ayat 1 bahwa: Ketiga, Komisi Global mengeluarkan
“Pemilihan umum dilaksanakan secara dokumen berjudul Deepining Democracy:
langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, A Strategy for Improving the Integrity of
dan adil setiap lima tahun sekali”. Election Worldwide menawarkan kriteria
Sedangkan untuk pelaksanaan pemilihan tambahan yang menyatakan bahwa untuk
kepala daerah diatur dalam pasal 18 mencapai demokrasi yang lebih mendalam
ayat 4 yakni “Gubernur, Bupati, dan maka pemilu itu harus berintegritas
Walikota masing-masing sebagai kepala (Electoral Integrity). Keempat, Pippa Norris
pemerintah daerah provinsi, kabupaten, melalui The Electoral Integrity Project (EIP)
dan kota dipilih secara demokratis”. menawarkan kriteria pemilu demokratik
Berdasarkan kedua pasal di atas, dengan menyimpulkan pendapat para
maka suatu keharusan bahwa pemilu ahli dengan publikasi Measuring Electoral
maupun pilkada dilaksankan secara Integrity around the World.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 379

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 379 12/6/17 2:36 PM


Surbakti (2017) telah menelaah yang mengatur pemilu seperti UUD, UU
keseluruhan dokumen tersebut dan dan Peraturan KPU, prinsip dan norma
menawarkan 8 (delapan) parameter demokrasi dan nilai universal pemilu,
pemilu demokratik seperti yang telah bebas dan adil berdasarkan pendekatan
diuraikan pada bagian pendahuluan. internasional (pendekatan best practices)
Untuk membatasi masalah penelitian dan norma good governance (prinsip-
dan kedalaman dalam pembahasan, prinsip pemilu yang berkeadailan).
maka peneliti pada kesempatan ini hanya (Surbakti: 2014).
berfokus pada aspek persaingan yang Kekerasan pemilu adalah setiap
bebas dan adil (free and fair contestaion). tidakan yang mencederai atau melakukan
Surbakti (2014) menyatakan bahwa ancaman untuk mencederai seseorang
salah satu aspek pemilu yang harus atau barang yang berkaitan dengan
mendapat perhatian adalah banyaknya keseluruhan proses pemilu, atau tindakan
pelanggaran pemilu atau malapratik atau yang mencederai atau melakukan
electoral malpractice, baik pada pemilu ancaman proses pemilu itu sendiri
legislatif, pemilu presiden dan pemilu selama berlangsung proses pemilu. IFES
kepala daerah atau pilkada. Sementara menyebutkan empat unsur kekerasan
itu, Pipa Noris (2012) berpendapat, pemilu; (1) tindakan mencederai; (2)
tingginya malapraktik pemilu dapat ancaman mencederai; (3) orang atau
mengakibatkan turunnya legitimasi barang terkait dengan proses pemilu (4)
negara baik di mata nasional maupun di tindakan tersebut terjadi selama proses
mata internasional. Malapraktik pemilu pemilu berlangsung. Sedangkan jenis
memengaruhi kepercayaan publik tidak kekerasan pemilu ada dua yaitu kekerasan
hanya terhadap sistem pemilu namun fisik dan kekerasan non fisik berupa
juga demokrasi dan legitimasi pemerintah ancaman, intimidasi, serta harassment
yang berkuasa, mengurangi partisipasi (tindakan yang mengganggu yang bersifat
politik dan menghasilkan protes dan agresif). (Surbakti: 2014).
kekerasan politik. Sementara Sarah Penyalahgunaan uang dalam pemilu
Brich (2012) mengungkapkan bahwa dapat dipilah menjadi dua kategori.
malapraktik pemilu sangat efektif dalam Pertama, penyalahgunaan dana publik
menurunkan angka partisipasi dan untuk kepentingan kampanye oleh
kepercayaan publik terhadap sistem petahana, seperti pemberian bantuan
pemilu. Hal ini diperkuat oleh Surbakti keuangan atau material lainnya yang
dkk (2014) yang menyimpulkan bahwa diberikan menjelang pemilu. Kedua, jual-
terdapat tiga jenis malapraktik pemilu beli suara yang terjadi dalam berbagai
yaitu irregularitas dan pelanggaran bentuk yang melibatkan sejumlah pihak:
prosedur, kekerasan (fisik dan non fisik), calon, pemilih dan petugas. Transaksi ini
serta penyalahgunaan uang dan asset/ dapat dapat dibedakan menjadi empat
aparatur negara. pola: (1) transaksi langsung antara calon
Irregularitas dan pelanggaran dengan pemilih; (2) transaksi antara calon
prosedur adalah penyimpangan terhadap atau yang mewakili calon dengan tokoh
tiga norma yang menjadi parameter masyarakat atau yang mengatasnamakan
pelanggaran pemilu yaitu kerangka hukum pemilih; (3) transaksi antara calon dengan

380 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 380 12/6/17 2:36 PM


calon lain dari satu partai atau partai lain untuk mendapatkan suara dari pemilih
dan petugas pemilu dan (4) transaksi bukan dengan cara intimidasi, ancaman
antara calon dengan petugas pemilu. kekerasan, jual beli suara melainkan
(Surbakti: 2014). dengan dialogik dan cara yang dibenarkan
secara hukum. Kampanye tidak dilakukan
4. Hasil dan Pembahasan dengan menjelekkan pasangan calon lain
B e rd a s a r ka n Ke p u t u s a n K P U karena suku bangsa, daerah, ras, jenis
Provinsi DKI Jakarta Nomor: 55/Kpts/ kelamin dan agama.
KPU-Prov-010/TAHUN 2016 dan Nomor: Sebagai penyelenggara pilkada, KPU
57/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016, Provinsi DKI Jakarta telah memperlakukan
terdapat 3 (tiga) pasangan calon yang semua pasangan calon secara adil
ditetapkan pada pemilihan Gubernur dan setara. KPU Provinsi DKI Jakarta
dan Wakil Gubernur periode 2017-2022. telah memberikan kesempatan yang
Adapun ketiga pasangan tersebut yaitu sama kepada seluruh pasangan calon
Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni melakukan kampanye untuk meyakinkan
dengan nomor urut 1 (biasa disebut Agus- pemilih di seluruh wilayah DKI Jakarta.
Silvi), Basuki Tjahaja Purnama-Djarot KPU Provinsi DKI Jakarta juga menerapkan
Saiful Hidayat dengan nomor urut 2 asas keterbukaan dalam semua proses
(biasa sdisebut Ahok-Djarot) dan Anies tahapan dan memberikan akses informasi
Baswedan-Sandiaga Uno dengan nomor yang sama kepada semua pasangan calon.
urut 3 (biasa disebut Anis-Sandi). Persaingan yang bebas dan adil
Hasil Pilkada DKI Jakarta putaran dalam proses penyelenggaraan pemilu
pertama menunjukkan bahwa tidak maupun pilkada sudah dapat dijamin.
ada satupun pasangan calon yang Hal ini sudah ditegaskan dalam asas-
memperoleh suara lebih dari 50%. asas penyelenggaraan pemilu yang telah
Berdasarkan ketentuan pasal 36 PKPU dimuat dalam pasal-pasal peraturan
No 6 Tahun 2016 maka dalam hal tidak perundang-undangan pemilu maupun
terdapat pasangan calon Gubernur dan pilkada. Akan tetapi persaingan yang
Wakil Gubernur yang memperoleh suara bebas dan adil atar peserta pemilu atau
lebih dari 50%, diadakan putaran kedua pasangan calon kepala daerah masih
yang diikuti oleh pasangan calon yang menjadi masalah.
memperoleh suara terbanyak pertama Hal ini dapat dilihat dari berbagai
dan kedua pada putaran pertama. aktivitas yang mengarah pada tindakan
Pilkada putaran kedua diikuti oleh Basuki diskriminasi kepada salah satu pasangan
Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat calon, baik dilakukan oleh tim kampanye,
dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno yang relawan maupun simpatisan.
dilaksanakan pada tanggal 19 April 2017. Banyak pihak menyebutkan bahwa
Untuk melihat apakah suatu Pilkada DKI sejak awal telah dipolitisasi
penyelenggaraan pemilihan itu telah dengan isu-isu yang sensitif seperti
memenuhi aspek persaingan yang Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan
bebas dan adil dapat ditinjau dari (SARA). Hal ini diperburuk dengan
beberapa indikator, yaitu: Pertama, pidato Ahok sebagai petahana saat
cara yang ditempuh pasangan calon melakukan kunjungan kerja di Pulau

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 381

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 381 12/6/17 2:36 PM


Pramuka, Kepulauan Seribu tanggal persidangan Ahok. Kelima, menjelang
27 September 2016 yang dianggap rekapitulasi penetapan hasil putaran
menghina agama Islam. Berbagai pertama (26/11) asksi kembali dilakukan
kalangan sudah menentang Ahok sejak pada tanggal 21 Februari 2017 atau sering
awal memanfaatkan momen ini untuk disebut Aksi #212 Jilid II atau Aksi Bela
menjatuhkan Ahok karena menyinggung Islam V. Keenam, Aksi pada 31 Maret
penggunaan surat Al Maidah 51. 2017, Aksi Bela Islam VI atau aksi #313.
Setelah rekaman pidato Ahok yang Kegiatan itu untuk meminta Presiden
telah diedit menjadi viral, berbagai Joko Widodo memberhentikan Ahok
rangkaian peristiwa terjadi setelah itu. dari jabatannya sebagai Gubernur DKI
Pada tanggal 10 Oktober 2016 Ahok Jakarta. Terakhit keujuh aksi dilakukan
meminta maaf kepada umat Islam terkait pada tanggal 5 Mei 2017 atau sering
ucapannya soal surat Al Maidah ayat 51. disbut aksi 55. Aksi ini dilakukan setelah
Dengan menelusuri berbagai sumber, rekapitulasi penghitungan suara putaran
setidaknya ada tujuh rangkaian aksi kedua dan mengawal persidangan untuk
demonstrasi sejak pidato permintaan pembacaan vonis kepada Ahok tanggal 9
maaf Ahok sampai vonis yang dijatuhkan. Mei.
Tema besar dari aksi ini adalah menolak Studi yang dilakukan Lim (2017)
Ahok. Pertama, pada tanggal 14 Oktober mengungkapkan bahwa rangkaian
2016 adalah unjuk rasa pertama. Aksi demonstrasi ini juga berlangsung di
ini dikenal dengan aksi Aksi Bela Islam media sosial. Aksi 414 dan 212 dibahas,
atau aksi #1410. Aksi ini menuntut dikomentari, didukung, dipuji, ditentang,
agar penyelidikan atas kasus penistaan dan ditertawai, baik sebelum, selama,
terhadap Alquran yang merujuk pada dan setelah kejadian itu. Menggunakan
surah al-Maidah ayat 51. Aksi ini dilakukan hashtag seperti #411, # aksi411, #212,
pada saat masa pendaftaran pasangan #aksi212, #aksibelaIslam, #aksibelaQuran,
calon ke KPU DKI. Kedua, pada tanggal 4 # a k s i d a m a i , # ta n g ka p A h o k , d a n
November unjuk dengan Aksi Bela Islam #PenjarakanAhok, pendukung dan
II atau aksi #411. Aksi ini dilakukan setelah peserta demonstrasi memposting teks,
KPU DKI Jakarta menetapkan pasangan meme, foto, dan video di media sosial.
Ahok-Djarot sebagai peserta pilkada. Pendukung Ahok juga menggunakan
Ketiga, aksi yang paling besar terjadi pada media sosial untuk mengklaim mereka
taggal 2 Desember atau yang lebih dikenal adalah kelompok nasionalis dan menuduh
dengan Aksi Bela Islam III atau aksi #212. para pemrotes hanya sebagai pembenci,
Lim (2017) mengatakan bahwa aksi #212 bertindak rasis, tidak sesuai dengan NKRI,
terakhir ini adalah mungkin demonstrasi tidak Indonesia, radikal, fundamentalis,
massal terbesar dalam sejarah Indonesia. tidak toleran, dan bahkan teroris.
Keempat, demonstasi diadakan R a n g ka i a n p e r i st i wa a ks i i n i
menjelang hari pemungutan suara 15 telah membentuk polarisasi diantara
Ferbuari 2017, tepatnya pada 11 Februari. masyarakat. Tentu yang dirugikan dalam
Aksi ini dikenal dengan aksi #112 atau hal ini adalah pasangan Ahok-Djarot yang
Aksi Bela Islam IV. Tema besar Aksi Bela nota bene adalah pasangan calon yang
Islam IV ini untuk mengawal jalannya non-Muslim. Sebaliknya yang diuntungkan

382 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 382 12/6/17 2:36 PM


adalah pasangan Agus-Silvi dan Anis Sandi. terhadap pemilih atau masyarakat
Beberapa melihatnya sebagai pesaingan selama periode pilkada pada putaran
antara kaum nasionalis dan Islam. kedua. Bentuk dari intimidasi tersebut
Yang lain mengatakan bahwa Pilkada dilancarkan melalui tulisan di spanduk
DKI termasuk perang antara pemilih yang secara tidak langsung menghalangi
rasional dan pemilih sektarian rasis. Lim masyarakat untuk memilih calon pasangan
(2017) menyatakan dengan tegas bahwa tertentu.
sektarianisme dan rasisme memainkan Salah satu spanduk yang diturunkan
peran penting dalam pemilihan dan adalah seperti gambar dibawah:
munculnya politik polarisasi di Indonesia
Beberapa pihak menggunakan media
sosial untuk penyebaran banyaknya
berita palsu, serta pesan sektarian, rasis,
anti-Kristen, dan anti-Cina yang telah
mendorong gerakan anti-Ahok sampai
pada pilkada putaran kedua.
Pada putaran kedua, politisasi agama
pun semakin kuat karena hanya tinggal
dua pasangan calon yang tersisa. Salah
satu upaya yang dilakukan oleh kedua
pasangan calon untuk mendapatkan
Gambar 1. Spanduk provokatif yang
suara dari pemilih yang difasilitasi oleh
diturunkan oleh Bawaslu yang bekerja
KPU adalah penajaman visi-misi yang
sama dengan Pemerintah Daerah
disiarkan langsung oleh berbagai stasiun
Sumber: CNN Indonesia, 2017
TV Nasional.
Hal lain yang dilakukan oleh kedua
Menurut peneliti, banyaknya
pasangan calon yaitu kampanye melalui
spanduk yang diturunkan menandakan
alat peraga kampanye (apk) seperti
masih kurangnya pemahaman dari
spanduk, baliho, umbul-umbul maupun
tim kampanye, simpatisan maupun
iklan di media elektronik. Menejelang
relawan dari pasangan calon tentang
masa tenang, Bawaslu Provinsi DKI
lokasi-lokasi mana saja yang dapat
Jakarta yang berkoordinasi dengan
dipasang alat peraga kampanye. Hal ini
Pemerintah Daerah telah menurunkan
diperburuk dengan konten spanduk yang
2.879 apk; yang diturunkan yang terdiri
dipasang dikategorikan sebagai spanduk
dari 1.361 apk pasangan calon nomor
provokatif yang mencoba mengangkat
utut 2 dan 1.518 apk pasangan calon
isu SARA dalam mencari dukungan dari
nomor 3. Selain itu Bawaslu DKI dan
pemilih. Bawaslu Provinsi DKI Jakarta
Pemerintah juga menurunkan spanduk
yang diberi kewenangan penuh untuk
yang isi spanduk provokatif dan spanduk
mengawasi seluruh tahapan dalam
yang tidak sesuai aturan.
pilkda seharusnya diharapkan lebih
Berdasarkan berita CNN Indonesia
melakukan tindakan pencegahan dari
(April 2017), KPU Provinsi DKI Jakarta
pada tindakan penindakan. Tindakan
mencatat sejumlah kasus intimidasi
pencegahan akan dapat menguragi

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 383

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 383 12/6/17 2:36 PM


berbagai dugaan pelanggaran yang dapat
memengaruhi kualitas demokrasi dalam
sebuah pemilihan.

Chart 1: jumlah Spanduk yang


diturunkan berdasarkan jenisnya
2000 1882
1500
1000 776
500 Gambar 2. Sejumlah pria yang
0 diamankan yang diduga membuat
Spanduk Provokatif
keributan di TPS 13 dan 14 Kelurahan
Spanduk tidak sesuai aturan Kamal Jakarta Barat, 2017.
Sumber: Dokumentasi Pribadi
Sumber: Press Rilis Bawaslu DKI Jakarta,
17 April 2017
Reporter Jumadi di Jakarta Barat bahwa
Kasus intimidasi lainnya juga terjadi personil TNI dan Brimob didatangkan ke
di Jakrta Barat. Berdasarkan pantauan Kelurahan Kamal Kalideres Jakarta Barat
peneliti yang melihat langsung kejadian pasca terjadinya kericuhan di TPS 14.
di TPS 13 dan TPS 14 di Kelurahan Kericuhan itu sendiri diketahui dipicu ada
Kamal, Jakarta Barat. Sejumlah Polisi beberapa orang datang memprovokasi
mengamankan sejumlah pria yang diduga warga.
melakukan provokasi di TPS yang ada Hal tersebut diperkuat dengan
di Kamal. Mereka sempat terlibat ribut hasil wawancara Reporter Elsintha
dengan warga sekitar. Berdasarkan dengan Dandim 0503 Jakarta Barat
informasi yang didapatkan dari warga Letkol Inf. Wahyu Yudayana yang. Wahyu
setempat, ada sekelompok orang menjelaskan bahwa pasukan TNI yang
yang untuk mempersulit warga untuk didatangkan ke Kamal untuk membantu
mencoblos. Mereka bertanya dengan jalannya pilkada. TNI datang memperkuat
nada tinggi dan sedikit mengancam. pasukan Polri yang kebetulan sedang
Padahal sebelum mereka datang tidak melaksanakan patroli dengan Kepolisian
ada persoalan di TPS tersebut. Hal itu rutenya melewati Kelurahan Kamal untuk
kemudian memicu keributan. Kejadian meyakinkan wilayah ini tetap aman.
selanjutnya berada di TPS 13 yang Dugaan terjadinya tindakan intimidasi
lokasinya berdekatan dengan Kantor juga terjadi beberapa tempat. Berdasarkan
Kelurahan Kamal. Ada upaya dari hasil pantauan dari Tim Perguruan Tinggi
kelompok tertentu untuk memprovokasi yang bekerjasama dengan Bawaslu
warga. Provinsi DKI Jakarta bahwa di Kel. Cipinang
Terkait dengan hal tersebut, peneliti TPS 43 dan 44 bahwa banyak warga yang
juga melakukan rekaman terhadap siaran memakai baju kotak-kotak di pintu masuk
Radio Elsintha tanggal 19 April 2017 TPS dan ada juga yang memakai motor
pukul 13.30. Berdasarkan hasil laporan yang mencoba untuk mengintimidasi

384 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 384 12/6/17 2:36 PM


warga dan juga terdapat ada pendukung melalui sosialiasi, spanduk, leaf let dan
yang memakai baju jawara melakukan stiker. Sentra Gakkumdu meminta kepada
keamanan sehingga berpotensi memicu pasangan calon, tim kampanye, relawan
perselisihan. Warga yang memakai dan simpatisan masing-masing pasangan
baju kotak-kotak yang dimaksud adalah calon untuk tidak melakukan money
simpatisan pendukung Ahok-Djarot politic dalam bentuk apapun karena hal
sedangkan baju Jawara merupakan tersebut dilarang dengan ancaman pidana
pendukung Anis-Sandi. Temuan lain yang sesuai dengan Undang-undang No 10
didapat adalah di Kecamatan Pancoran Tahun 2016 pasal 187 A ayat (1) yang
Kelurahan Rajawali TPS 27 dan 28, di berbunyi:
lokasi TPS di pintu masuk diduga ada
pengerahan dari simpatisan kedua “Setiap orang yang dengan
pasangan calon dan terjadi perdebatan sengaja melakukan perbuatan
antar kedua belah pihak sehingga pihak melawan hukum menjanjikan atau
keamanan melerainya kemudian dan memberikan uang atau materi
meminta orang-orang tersebut untuk lainnya sebagai imbalan kepada
menjahui TPS radius 200 meter Warga Negara Indonesia baik secara
Berdasarkan fakta-fakta yang telah langsung ataupun tidak langsung
diungkap di atas, peneliti beranggapan untuk memengaruhi pemilih agar
bahwa pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta tidak menggunakan hak pilih,
masih menunjukkan adanya tindakan menggunakan hak pilih dengan
kekerasan non fisik, baik melalui kegiatan cara tertentu sehingga suara menjadi
kampanye oleh simpatisan, relawan tidak sah, memilih calon tertentu
maupun aktifitas masyarakat lainnya yang atau tidak memilih calon tertentu
dapat dikategorikan sebagai malapraktik sebagaimana dimaksud pada pasal
pemilu. 73 ayat (4) dipidana dengan pidana
Pelaksanan Pilkada DKI Jakarta penjara paling singkat 36 dengan
putaran kedua juga tidak terlepas dari pidana penjara paling singkat 36
dugaan politik uang (money politic). Hal (tiga puluh enam) bulan dan paling
ini dapat dilihat dari adanya pengaduan lama 72 (tujuh puluh dua) bulan dan
masyarakat. Bawaslu DKI Provinsi Jakarta denda paling sedikit Rp. 200.000.000
menerima 7 kasus dugaan money politic (dua ratus juta rupiah) dan paling
yang laporannya masuk dari Bawaslu banyak Rp. 1.000.000.000. (Satu
Provinsi DKI Jakarta sebanyak 4 kasus, milyar rupiah)”
Panwaslih Kota Jakarta Barat sebanyak 1
kasus dan Jakarta Utara sebanyak 2 kasus. Menurut peneliti, pasal ini telah
Untuk meminimalkan dugaan money jelas mengatur bagi “setiap orang”
politic, Sentra Gakkumdu Provinsi DKI yang melakukan money polict dapat
Jakarta (terdiri dari unsur Bawaslu, dipidanakan. Tidak terikat hanya pada
Kepolisian dan Kejaksaan) telah tim kampanye, namun berlaku untuk
memberikan peringatan kepada warga setiap orang. Dengan masih adanya
terkait sanksi atas pemberi dan penerima laporan dugaan money politic, ini
uang dalam pilkada. Hal itu disampaikan menandakan bahwa walaupun sudah

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 385

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 385 12/6/17 2:36 PM


adanya larangan, sanksi dan himbauan Tabel 1. Jadwal Kampanye pasangan
untuk tidak melakukan money politic, calon putaran pertama
namun masih ada upaya yang diduga No Urut
memengaruhi pilihan pemilih untuk Pasangan Waktu Pelaksanaan
calon
memilih calon tertentu atau tidak memilih
calon tertentu yang dilakukan oleh tim 1 Sabtu, 21 Januari 2017
kampanye, relawan mapun simpatisan. 3 Minggu, 29 Januari 2017
M o n e y p o l i t i c m e ny e b a b ka n
kontestasi pilkada akan berbiaya tinggi. 2 Minggu, 29 Januari 2017
Pasangan calon yang menggunaan 2 Sabtu, 4 Februari 2017
money politic dalam pilkda akan merusak 3 Minggu, 5 Februari 2017
bangunan demokrasi, bahkan berpotensi
1 Sabtu, 11 Februari 2017
besar menyebabkan korupsi politik yang
pada akhirnya merugikan rakyat. Sumber: Lampiran SK No 15/Kpts/KPU-
Indikator kedua untuk mengukur Prov-010/2017.
persaingan yang bebas dan adil adalah,
peserta pemilihan memiliki kebebasan dan Menurut UU No 10 Tahun 2016,
kesempatan yang sama untuk meyakinkan kampanye putaran kedua tak banyak
pemilih diseluruh wilayah. Sebagai berbeda dari putaran pertama. Mengutip
penyelenggara, KPU dan Bawaslu Provinsi berita Megapolitan.Kompas.com (2017)
DKI Jakarta telah melaksanakan tugas Ketua KPU DKI Jakarta, Sumarno,
dan fungsi penyelenggara sebagaimana mengatakan bahwa penyelenggaraan
dalam peraturan undang-undang. KPU kampanye di putaran kedua harus
DKI Jakarta membuat regulasi tentang sesuai dengan UU No 10 Tahun 2016.
kebebasan dan kesempatan yang sama Hanya ada dua jenis kampanye yang
bagi pasangan calon untuk meyakinkan tidak diperbolehkan oleh KPU Provinsi
pemilih untuk mendapatkan dukungan DKI Jakarta pada putaran kedua yakni
melalui kampanye. Sedangkan Bawaslu rapat umum atau kampanye akbar dan
DKI melakukan pengawasan yang pemasangan alat peraga. Selain dari dua
sama pada terhadap aktivitas kampaye kegiatan yang dilarang tersebut, kegiatan
pasangan calon. kampanye dalam bentuk lain masih dapat
Berdasarkan Surat Keputusan KPU dilakukan. KPU Provinsi DKI Jakarta juga
Provinsi DKI Jakarta Nomor 15/Kpts/KPU- akan memfasilitasi dan menyosialisasikan
Prov-010/2017 tentang Jadwal Kampanye kepada masyarakat terkait iklan media
Rapat Umum Dalam Pemilihan Gubernur oleh pasangan calon. Jika ada perubahan
dan Wakil Gubernur adapun jadwal bahan kampaye dari pasangan calon KPU
kampanye pasangan calon pada putaran Provinsi DKI Jakarta yang akan minta
pertama adalah sebagai berikut: bahannya untuk diperbarui.
Untuk mengatasi pelanggaran
terhadap aktivits kampanye, Bawaslu
Provinsi DKI Jakarta dalam setiap
kesempatan berulang kali meminta kepada
pasangan calon, tim kampanye, relawan

386 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 386 12/6/17 2:36 PM


dan simpatisan masing-masing pasangan Provinsi DKI Jakarta, pada putaran
calon tidak melakukan kampanye dalam kedua terdapat beberapa jenis dugaan
bentuk apapun atau bentuk lainnya pelanggaran yang berkaitan dengan
selama masa tenang sesuai dengan aktivitas kampanye untuk menciptakan
Undang-undang Nomor 1 Tahun 2015 persaingan yang bebas dan adil.
Pasal 187 ayat (1) yang berbunyi:
Chart 2: Dugaan Pelanggaran Kampanye
“Setiap Orang yang dengan sengaja pada putaran kedua berkaitan dengan
melakukan kampanye di luar jadwal aspek pesaingan yang bebas dan adil
Sumber: Press Rilis Bawaslu DKI Jakarta,
waktu yang telah ditentukan oleh
17 April 2017
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/
10
Kota untuk masing-masing calon, 8
6
dipidana dengan pidana penjara 4
10
7
5 4 5
paling singkat 15 (lima belas) hari 2 2 2 1 1 2 2
0
atau paling lama 3 (tiga) bulan

Te amp A
ah h

pa aign

ar ah
la ..
...

liti ...

lit al
Ko N

k
Eti
an
.

k C SAR
rit ili

AS
w
Pe uan

ita kan

Po ara

d
be em

d
kU

Di Iba

de
as
Ne Ja
eg
dan/ atau denda paling sedikit Rp. P

no

sN

t
Pe ata

tra
lu
m
D

ac
m

sil
100.000 (seratus ribu rupiah), atau

Bl
Fa
paling banyak Rp. 1.000.000 (satu Dugaan pelanggaran terhadap data
juta rupiah)”. pemilih terjadi di Jakarta Utara. Dugaan
terhadap pelanggaran pemberitahuan
Bawaslu juga menegaskan tim kampanye terdapat 10 laporan masyarakat
kampanye, serta relawan dan simpatisan yang terdiri dari 1 laporan di Jakarta Pusat,
masing-masing pasangan calon agar tidak 8 laporan di Jakarta Barat dan 1 laporan
melakukan kekerasan, ancaman, serta di Jakarta Selatan. Dugaan pelanggaran
menghalang-halangi seseorang yang kampanye berupa penolakan kampanye
menggunakan hak pilihnya, hal ini sesuai terhadap pasangan calon. Ada 2 laporan
dengan UU No 10 Tahun 2016 pasal 182 terhadap dugaan pelanggaran ini. Satu
A yang berbunyi: laporan terdapat di Jakarta Barat berupa
penolakan kampanye pasangan nomor
“Setiap orang yang dengan urut 2 (Ahok-Jarot) di Rawa Belong dan
sengaja melakukan perbuatan Kedoya, Jakarta Barat saat Djarot datang
melawan hukum menggunakan ke Kembangan, Jakarta Barat. Laporan
kekerasan, ancaman kekerasan, kedua terjadi di penjaringan Jakarta
dan menghalang-halangi seseorang Utara yang melakukan penolakan pada
yang akan melakukan haknya untuk kampanye nomor urut 2. Dugaan terkait
memilih, dipidana dengan pidana dengan kampanye diluar jadwal sebanyak
penjara paling singkat 24 (dua puluh 1 laporan yang terjadi di Jakarta Utara.
empat) bulan dan paling lama 72 Keempat, kampanye di tempat Ibadah,
(tujuh puluh dua) bulan dan denda terdapat 5 laporan.
paling sedikit Rp. 24.000.000 (dua Menurut peneliti, adanya dugaan
puluh empat juta rupiah) dan paling pelanggaran kampanye ini menandakan
banyak Rp.72.000.000 (tujuh puluh bahwa tim kampanye, relawan maupun
dua juta rupiah)”. simpatisan dari pasangan calon masih

Berdasarkan laporan dari Bawaslu
Mewujudkan Pemilu Berintegritas 387

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 387 12/6/17 2:36 PM


menempuh segala cara; baik yang benar tersebut, tidak ada informasi yang
maupun yang salah untuk memengaruhi menyebut bahwa Veronica Tan akan hadir.
pemilih menentukan pilihannya. Hal Menurut peneliti, bahwa dugaan
ini ditambah dengan pemahaman pelanggaran ini dapat disebut sebagai
tentang aturan main kampanye belum penggunaan fasilitas negara karena
diketahui sepenuhnya diketahui. Sehingga kegiatan Posyandu selama ini merupakan
dalam pelaksaaanya ada upaya untuk program pemerintah daerah dan
menghalang-halangi pasangan calon pelaksanaannya difasilitasi oleh negara.
lain untuk melaksanakan kampanye Kehadiran partai pengusung petahana
dan kampanye di rumah ibadah dan untuk memberikan bantuan patut diduga
kampanye berunsur SARA mempunyai motif lain. Jika bukan karena
Ketiga, petahana tidak menggunakan dalam masa tahapan pilkada, mungkin
jabatan publik (kewenangan, anggaran, sumbangan tersebut tidak dapat dikaitkan
fasilitas dan jam dinas untuk kepentingan dengan kampanye tersembunyi, namun
kampanye pilkada). Untuk mencegah pemberian sumbangan dilakukan pada
penyalahgunaan jabatan publik pada saat tahapan putaran kedua.
putaran kedua, KPU Provinsi DKI Jakarta Keempat, ketentuan dana kampanye
kembali menegaskan, calon Gubernur menjamin transparansi dan akuntabilitas
dan Wakil Gubernur petahana wajib penerimaan dan pengeluaran ditegakkan
cuti diputaran kedua. KPU mendasarkan secara konsisten. Terkait dengan
frasa kata ‘kampanye’ dalam pasal aktivitas dana kampanye telah diatur
70 ayat 3 huruf (a) UU 10/2016 serta oleh KPU Provinsi DKI Jakarta melalui
pasal 88 PKPU 9/2016 dimana calon Surat Keputusan Nomor: 59/Kpts/Kpu-
petahana menyerahkan surat izin Prov-010/Tahun 2016 tentang Pedoman
cuti kampanye kepada penyelenggara Teknis Dana Kampanye Peserta Pemilihan
pemilu selama masa kampanye. Namun Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah
berdasarkan laporan Bawaslu Provinsi Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017.
DKI Jakarta bahwa terdapat 1 kasus KPU Provinsi DKI Jakarta menunjuk
dugaan pelanggaran fasilitas negara di tiga Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk
Jakarta Timur. Kasus ini terkait dengan melakukan pemeriksaan LPPDK hingga 28
ada dugaan pelanggaran penggunaan Februari 2017. Berdasarkan salinan surat
fasilitas negara, dengan hadirnya Veronica pengumuman pengadaan KPU DKI Nomor
Tan, istri calon petahanan Gubernur 625/PPK-PL/KPU-DKI/II/2017. Masing-
DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama masing KAP ini ditugaskan memeriksa
(Ahok) di kegiatan Posyandu RW 04 LPPDK masing-masing pasangan calon.
Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Kewajiban semua pasangan calon untuk
Makasar, Jakarta Timur. Pada awalnya melaporakan dana kampanye, diaudit
ada informasi kalau Partai Nasdem dan diumumkan di publik sebagai bentuk
(salah satu partai pengusung pasangan tanggung jawab partai/ pasangan calon
petahana) memberikan sumbangan untuk kepada publik. Seluruh pasangan calon
Posyandu, kemudian diterima salah satu melaporkan dana kampenye sesuai
kader Posyandu. Dugaan menguat karena dengan jadwal yang telah ditetapkan
karena sebelum pemberian sumbangan oleh KPU Provinsi DKI Jakarta. Setelah

388 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 388 12/6/17 2:36 PM


audit selesai dilakukan KPU DKI Jakarta persaingan yang bebas dan adil. Sejumlah
mengumumkannya di website. dugaan pelanggaran berupa laporan
Kelima, ketentuan yang mengatur dan temuan dan berbagai aktivitas
pemasangan iklan kampanye pemilu di di masyarakat mencerminkan adanya
media masa menjamin kesempatan yang tindakan kekerasan non fisik yang dapat
sama begi setiap peserta pemilu. Untuk dikategorikan sebagai malapraktik pemilu.
regulasi pemasangan iklan dan materi Tindakan yang paling menonjol adalah
iklan, KPU Provinsi DKI Jakarta telah politisasi isu-isu yang sensitif seperti suku,
mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: agama, ras dan antar golongan (SARA)
58/Kpts/Kpu-Prov-010/Tahun 2016 tentang dalam pemilu. Bila ditinjau dari proses
Pedoman Teknis Pelaksanaan Kampanye penyelenggaraan pilkada, penyelenggara
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur telah menjamin prinsip persaingan yang
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017. bebas dan adil bagi semua pasangan calon,
Dalam ketentuan tersebut kampanye yang namun persaingan yang bebas dan adil
difasilitasi oleh KPU Provinsi DKI Jakarta antar pasangan calon dalam praktiknya
dilaksanakan dengan metode debat masih mendapat banyak catatan.
publik atau debat terbuka antar pasangan Pada kesempatan ini peneliti
calon, penyebaran bahan kampanye memberikan rekomendasi kepada
kepada umum, pemasangan alat peraga stakeh o l d er p emi l u b ai k b ai k
kampanye dan iklan di media massa p e nye l e n g ga ra ( K P U ) , p a n ga wa s
cetak dan/atau media massa elektronik. (Bawaslu), Kepolisian dan Kejaksaaan
Namun kegiatan kampanye yang dilakukan agar dapat mengambil kebijakan khusus
oleh partai politik dan tim kampanye sebagai langkah penanganan serius
pasangan calon melalui penyebaran terhadap politisasi isu-isu yang sensitif
bahan kampanye dan pemasangan alat seperti suku, agama, ras dan antar
peraga sulit untuk dikontrol. Hal ini dapat golongan (SARA) dalam pemilu maupun
dilihat ada sebanyak 2.658 spanduk yang pilkada. Penggunaan isu-isu sensitif ini
diturunkan. Yang terdiri dari berupa dapat mengancam jaminan persaingan
spanduk yang profokatif sebanyak 776 yang bebas dan adil bagi seluruh peserta
buah dan spanduk yang tidak sesuai pemilu. Langkah ini dapat dilakukan
aturan sebanyak 1.882. Terkait dengan dengan memaksimalkan peran Sentra
kampanye di media massa, KPU Provinsi Penegakan Hukum Terpadu (Sentra
DKI Jakarta telah memfasilitasi debat Gakkumdu) yang telah dibentuk disetiap
publik/debat terbuka kepada pasangan Kantor Bawaslu. Peningkatan peran dari
calon Gubernur dan Wakil Gubernur. Pada Sentra Gakkumdu ini harus diikuti dengan
putaran pertama dilaksanakan sebanyak peningkatan sumber daya disemua sektor.
3 tahap. Sedangkan pada putaran kedua Pemerintah sebagai pihak yang berhak
hanya dilakukan penajaman visi misi mengusulkan Undang-undang harus
sebanyak satu kali. membuat formulasi kebijakan hukum
pidana dengan menjadikan isu SARA
5. Simpulan sebagai delik khusus pada pelaksanaan
Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta pilkada.
belum sepenuhnya mencerminkan prinsip

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 389

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 389 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Birch, Sarah. (2011). Electoral Malpractice, New York, NY: Oxford University Press.
Electoral Integrity Group (2011). Towards An International Statement of The Principles
of Electoral Justice (The Accra Guiding Principles), Accra, Ghana.
Hadari, Nawawi. (2003). Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-39372353
https://kpujakarta.go.id/
Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor: 15/Kpts/KPU-Prov-010/2017 tentang
Jadwal Kampanye Rapat Umum dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017
Keputusan KPU Provinsi DKI Jakarta Nomor: 55/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016
tentang Penetapan Pasangan Calon dalam Pemilihan Gubernur Dan Wakil
Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017
Keputusan Nomor: 57/Kpts/KPU-Prov-010/TAHUN 2016 tentang Penetapan Nomor
Urut Pasangan Calon Dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017
Lestari, Sri (2017, Maret 24). Isu SARA meningkat di Pilkada DKI Jakarta, salah siapa?
Diakses dari:
Lim, Marlyna (2017). Freedom to hate: social media, algorithmic enclaves, and the
rise of tribal nationalism in Indonesia, Critical Asian Studies (June 2017),
http://dx.doi.org/10.1080/14672715.2017.1341188
Muthmainah, Dinda Audriene. (2017, April 1). Kasus Intimidasi Pemilih Warnai
Putaran Dua Pilkada DKI diakses dari: https://www.cnnindonesia.com/
kursipanasdki1/20170401151254-516-204253/kasus-intimidasi-pemilih-warnai-
putaran-dua-pilkada-dki/
Nailufar, Nibras Nada (2017, Maret 4). Kampanye Pilkada DKI Putaran Kedua
dari 7 Maret - 15 April 2017. Diakses dari: http://megapolitan.kompas.
com/read/2017/03/04/13031061/kampanye.pilkada.dki.putaran.kedua.
dari.7.maret.-.15.april.2017/
Noris, Pipa. (2014). Making Democratic Governance Work: The Impac of Regime of
Prosperity, Walfare and Peace, New York: Cambridge University Press.
Sumardiana, Benny. (2009). Formulasi Kebijakan Penanganan Tindak Pidana Berbasis
Isu Saradalam Pemilihan Umum.  Pandecta, Volume 11. Nomor 1. June 2016,
hlm. 80-95 http://dx.doi.org/10.15294/pandecta.v11i1.5254
Surat Keputusan Nomor: 58/Kpts/Kpu-Prov-010/Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis
Pelaksanaan Kampanye Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah
Khusus Ibukota Jakarta Tahun 2017
Surbakti, Ramlan & Karim, Abdul Gaffar. (2014). Integritas Pemilu 2014; Kajian
Pelanggaran, Kekerasan, dan Penyelahgunaan Uang pada Pemilu 2014. Jakarta,
Kemitraan Bagi Pembaruan Tata Pemerintah.

390 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 390 12/6/17 2:36 PM


Undang-undang Dasar 1945
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
dan Walikota menjadi Undang-Undang
www.pilkada2017.kpu.go.id

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 391

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 391 12/6/17 2:36 PM


392 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 392 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Arifudin.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 393-407

PEMILIHAN KEPALA DAERAH


SEBAGAI WUJUD IMPLEMENTASI KEDAULATAN RAKYAT
(Studi Kasus Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta Tahun 2017)

Arifudin
Pengajar pada Fakultas Hukum Universitas Islam As-Syafi’iyah

ABSTRACT

Local election is one of way to realize the local people sovereignty. By their voting
right, they will choose and decide the leader with free and fair election. DKI Jakarta
is one of area in Indonesia which hold local election in 2017 for choosing governor
and vice governor period of 2017-2022. But, there are several forms of violations
and acts of interference of the authorities in the process of local election in DKI
Jakarta. The interference of the ruler gave rise to the stigma in the community that
the local election of DKI Jakarta is no longer the pure vote by the people. Therefore,
research question of this paper are : How about local election of DKI Jakarta? is
that representate people or ruler sovereignity?. Using method of literature study, the
result of this research is local election of DKI Jakarta is a representative of people
souveregnty althought there is stigma that the local election has intervented by ruler
or regime, but people power have defeat it.

Keywords:
Local election, right to vote, intervence of the authorities, souveregnty

ABSTRAK

Pemilhan kepala daerah (Pilkada) merupakan salah satu cara utuk merealisasikan
kedaulatan rakyat di ranah local.Melalui hak pilihnya, mereka akan memilih dan
menentukan pemimpin dengan sistem pemilu yang bebas, jujur dan adil. DKI Jakarta
adalah salah satu area di Indonesia yang menggelar pemilihan
Gubernur dan Wakil Gubernur pada tahun 2017, untuk memilih Gubernur dan Wakil

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 393

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 393 12/6/17 2:36 PM


Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.Tetapi, terdapat beberapa eksalasi kekerasan
dan anggapan akan adanya intervensi dari penguasa. Adanya stigma tersebut,
menjadikan anggapan bahwa Pilkada DKI bukanlah murni atas hasil kedaulatan
rakyat. Oleh karena itu, pertanyaan penelitian dalam penelitian ini ialah Bagaimana
pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta?apakah merupakan perwujudan atas kedaulatan
rakyat?. Dengan menggunakan literature studi, hasil dari penelitian ini ialah Pilkada
DKI Jakarta adalah sebuah representative atas kedaulatan rakyat meskipun terdapat
stigma bahwa pilkada tersebut terdapat sebuah intervensi dari rezim, namun kekuatan
rakyat telah mengalahkan itu.

Kata kunci
Pilkada, hak pilih, intervensi, kedaulatan

1. Pendahuluan penguasa. Penguasa dalam hal ini adalah


Kedaulatan rakyat merupakan seorang atau kelompok yang memiliki
kekuatan rakyat yang juga sebagai kemampuan mengendalikan pemilihan.
representasi dari kehendaknya. Kedaulatan Indonesia sebagai negara penganut
rakyat merupakan bentuk pemerintahan paham demokrasi konstitusional modern
dimana keputusan-keputusan pemerintah sesungguhnya tidak memberikan ruang
yang penting atau arah kebijakan bagi penguasa untuk melakukan praktik
di balik keputusan secara langsung monopoli pemilihan. Sebab di negara
didasarkan pada keputusan mayoritas kepulauan ini telah mengkonstruksikan
yang diberikan secara bebas dari rakyat kebebasan dan menjamin keamanan
dewasa (Nakamura dan Samallowood: warga negara untuk bebas memilih
1980). Keputusan mayoritas ini bermakna sebagai representasi dari kedaulatan
bahwa tiap-tiap individu memiliki hak rakyat. Kebebasan untuk memilih tersebut
untuk menentukan secara bebas pada dijamin oleh konstitusi sebagaimana
pemerintahannya dalam bentuk hak dimaksud dalam Pasal 27 ayat (1)
pilih pada pelaksanaan pemilihan (Dieter UUD 1945. Atas dasar itu, maka tiap-
Nohlen: 1995). tiap penyelenggaraan pemilihan, baik
Hak memberikan suara atau hak pemilihan umum (Pemilu), negara
pilih (right to vote) merupakan salah berkewajiban untuk memberikan
satu prasyarat fundamental bagi negara kebebasan dan keamanan untuk memilih
yang menganut demokrasi konstitusional warga negara.
modern (Dieter Nohlen: 1995). Oleh Selain dari pelaksanaan Pemilu,
karena itu, apabila masing-masing pelaksanaan pemilihan kepala daerah
individu dalam pelaksanaan pemilihan (Pilkada) juga tidak kalah pentingnya.
tidak diberikan kebebasan untuk memilih, Karena dalam Pilkada, rakyat di daerah
maka dapat dipastikan pemilihan tersebut akan memilih pemimpin yang akan
bukan atas daulat rakyat melainkan menerima sebagian dari amanah
konstitusi yang strategis, baik Gubernur

394 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 394 12/6/17 2:36 PM


dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil lokal, namun juga pada tingkat nasional
Bupati, maupun Walikota dan Wakil dan internasional. Bersamaan dengan
Walikota. Karena itu, jaminan kebebasan perhatian tersebut, pelaksanaan Pilkada
dan keamanan dalam menggunakan DKI juga banyak mengalami berbagai
hak pilih menjadi syarat mutlak dalam permasalahan. Permasalahan tersebut
pelaksanaannya. meliputi pelanggaran-pelanggaran dalam
Pada tahun 2017 ini, Pilkada digelar tahapan Pilkada, baik dalam masa tenang,
secara serentak di 101 daerah. Pemilihan masa kampanye, maupun pada masa
tersebut terdiri dari 7 pemilihan Gubernur pencoblosan, serta munculnya isu-isu
dan Wakil Gubernur untuk tingkat SARA.
Provinsi, 76 pemilihan Bupati dan Wakil Berbagai persoalan yang muncul
Bupati untuk tingkat Kabupaten, dan 18 tersebut menimbulkan asumsi di
pemilihan Walikota dan Wakil Walikota masyarakat bahwa dalam kontestasi
untuk tingkat Kota. Dari 101 pemilihan pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur
yang digelar tersebut, salah satu DKI Jakarta tahun 2017 ada campur
diantaranya adalah pemilihan Gubernur tangan dari penguasa. Sehingga proses
dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. pemilihan tersebut dianggap tidak lagi
Pilkada DKI Jakarta yang dilaksanakan murni atas kehendak rakyat. Padahal
untuk memilih Gubernur dan Wakil sesungguhnya penyelenggaraan Pilkada
Gubernur DKI Jakarta untuk periode dimaksudkan untuk memilih pemimpin
tahun 2017-2021 (Pilkada DKI) juga yang sesuai dengan kehendak rakyat.
dilaksanakan sebagai bentuk dari Oleh karena itu, asumsi yang menciderai
kedaulatan rakyat lingkup daerah provinsi. demokrasi di masyarakat ini perlu dicari
Dalam pelaksanaan pilkada tersebut kebenarannya, agar tidak menjadi sesuatu
diikuti oleh 3 (tiga) peserta pasangan yang justru merusak nilai-nilai demokrasi.
calon yang terdiri dari latar belakang dan Dalam pelaksanaan Pilkada dan
pandangan politik yang berbeda, yaitu: a) pelaksanaan pemilihan pada umumnya,
Agus Hari Murti Yudhoyono dan Sylviana hal yang penting untuk dipenuhi adalah
Murni sebagai pasangan calon nomor hak pilih warga negara. Karena, hak pilih
urut 1; b) Basuki Tjahja Purnama dan merupakan perwujudan kehendak rakyat
DJarot Siaful Hidayat sebagai pasangan yang dimiliki oleh tiap-tiap individu.
calon nomor urut 2; dan c) Anies Rasyid Selain daripaada itu, ada beberapa
Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno kriteria lain yang mencerminkan suatu
sebagai pasangan calon nomor urut 3. pemilihan dikehendaki oleh rakyat, yaitu:
Pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta penyelenggaraan secara periodik (regular
terbilang cukup ramai dan menyedot election); kebebasan untuk mengusulkan
p e r h at i a n d a r i b e r b a ga i l a p i s a n calon  (freedom to put forth candidate);
masyarakat. Kondisi ini merupakan pilihan yang bermakna  (meaningful
sesuatu hal wajar, mengingat Jakarta choices); hak pilih umum bagi kaum
merupakan daerah yang berstatus sebagai dewasa  (universal adult suffrage);
daerah khusus sebagai ibu kota negara. kesetaraan bobot suara (equal weighting
Oleh karena itu, pelaksanaan Pilkada DKI votes); kebebasan untuk memilih  (free
tidak hanya menjadi perhatian bagi warga registration of choice;. dan kejujuran

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 395

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 395 12/6/17 2:36 PM


dalam perhitungan suara dan pelaporan referensi yang relevan dengan objek
hasil  (accurate counting of choices and penelitian yang didapatkan dari peraturan
reporting of results). Dengan demikian, perundang-undangan, buku, artikel,
dalam tulisan ini, penulis akan meneliti ensiklopedia, maupun media online.
lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pilkada Data yang diperoleh dari penelitian
DKI Jakarta Tahun 2017 untuk diketahui kepustakaan selanjutnya dianalisis secara
secara jelas mengenai pelaksanaan dan kualitatif yang hasilnya akan disajikan
hasil dari pemilihan tersebut apakah dalam bentuk paparan deskriptif untuk
pemilihan tersebut merupakan kehendak mendapatkan kesimpulan.
rakyat atau justru kehendak penguasa.
1. Pertanyaan Penelitian 3. Perspektif Teori
Dari uraian pada latar belakang di 3.1 Pemilihan Kepala Daerah wujud
atas, maka permasalahannya dapat pelaksanaan demokrasi
dirumuskan sebagai berikut: Pemilihan Kepala Daerah pada
a. Bagaimana pelaksanaan Pilkada DKI prinsipnya diatur dalam ketentuan Pasal
Jakarta tahun 2017? 18 ayat (4) UUD 1945. Walaupun istilah
b. Apakah pelaksanaan Pilkada DKI kepala daerah di dalam Pasal 18 ayat
Jakarta tahun 2017 merupakan wujud (4) UUD 1945 dikenal dengan istilah
kedaulatan rakyat atau penguasa? kepala pemerintahan daerah, namun
demikian, istilah Kepala Pemerintah
2. Metode Penelitian Daerah ini dapat dipahami sebagai kepala
Metode penelitian yang digunakan Daerah (Chief of executive) (Zainal Arifin
adalah tipe penelitian yuridis normatif Hoesein: 2014). Pemilihan kepala daerah
dengan menggunakan pendekatan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 18
perundang-undangan (statute approach), ayat (4) UUD 1945 prinsipnya terletak
pendekatan kasus (case approach), pada penggalan kalimat ”dipilih secara
dan pendekatan historis serta sosiologi demokratis”. Penggalan atas kalimat
hukum, sehingga pada penelitian ini tidak ”dipilih secara demokratis” ini bermakna
terbatas pada penelitian atas hukum yang bahwa pemilihan kepala daerah dapat
bersifat normatif, tetapi juga menelusuri dilakukan secara langsung atau tidak
penerapan hukum dalam praktik (law langsung. Pemilihan kepala daerah yang
enforcement) yang menggunakan dilaksanakan secara langsung bermakna
penafsiran, analogi, maupun tekanan- bahwa warga negara memilih Gubernur
tekanan sosial politik. Sedangkan, jenis beserta wakilnya, Bupati/Walikota
data yang digunakan pada penelitian ini beserta wakilnya secara langsung.
adalah data sekunder yang terdiri dari Sedangkan pemilihan kepala daerah
bahan hukum primer, bahan hukum yang dilaksanakan secara tidak langsung
sekunder, dan bahan hukum tersier yang langsung bermakna bahwa pemilihan
sesuai dengan objek yang diteliti. Gubernur beserta wakilnya, Bupati/
Untuk mendapatkan data sekunder Walikota beserta wakilnya ditentukan
akan dilakukan melalui studi kepustakaan melalui Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(library research) dengan menggunakan (DPRD).
studi dokumenter terhadap referensi- Pengaturan mengenai pemilihan

396 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 396 12/6/17 2:36 PM


kepala daerah dipilih secara demokratis kemanannya oleh negara, sehingga dapat
kemudian dilanjutkan pengaturannya memilih sesuai kehendak hati nurani. Asas
oleh UU No. 1/2015. Di dalam Pasal 2, rahasia adalah pemilih dijamin bahwa
UU No 1 Tahun 2015 menyatakan bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh
Gubernur/wakil Gubernur, Bupati/wakil pihak manapun. Pemilih memberikan
Bupati, atau Walikota/Wakil Walikota suaranya pada surat suara dengan tidak
dipilih secara berpasangan melalui dapat diketahui oleh orang lain. Asas
pemilihan secara demokratis berdasarkan Jujur adalah penyelenggara pemilu,
asas Langsung, Umum, Bebas, Rahasia, aparat pemerintah, peserta pemilu,
Jujur, dan Adil (asas luber juldil). pengawas pemilu, pementau pemilu,
Adapun penjabaran mengenai asas pemilih serta semua pihak yang terkait
luber jurdil adalah sebagai berikut: harus bersikap dan bertindak jujur sesuai
asas langsung diartikan bahwa rakyat dengan peraturan perundang-undangan.
sebagai pemilih mempunyai hak untuk Sedangkan asas adil adalah setiap pemilih
memberikan suaranya secara langsung dan peserta Pemilu mendapat perlakuan
sesuai dengan kehendak hati nuraninya yang sama serta bebas dari kecurangan
tanpa perantara. Namun dalam hal pihak manapun (Bawaslu RI: 2009).
pemilihan kepala daerah, asas langsung Dalam pelaksanaan pemilihan kepala
ini tidak sepenuhnya dapat diterapkan. daerah, terdapat beberapa prinsip lainnya
Karena ada beberapa daerah yang yang juga patut untuk dilaksanakan.
sifatnya istimewa dan khusus, seperti Prinsip tersebut pada dasarnya telah
Daerah Istimewa Yogyakarta yang mana diatur dalam Pasal 3 Undang-Undang
gubernurnya tidak dipilih secara langsung Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan
melainkan secara turun temurun, Provinsi Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Papua yang beberapa kabupatennya Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang
menggunakan sistem noken, juga Pemilihan Gubernur, Bupati, Dan Walikota
termasuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Menjadi Undang-Undang. Adapun prinsip
dimana walikota dan bupatinya tidak yang dimaksud adalah sebagai betikut:
dipilih secara langsung oleh warga DKI a. Pemilihan dilaksanakan setiap 5
Jakarta. Kategorisasi ”istimewa” atau (lima) tahun sekali secara serentak
”khusus” secara normatif diatur secara di seluruh wilayah Negara Kesatuan
khusus dalam Pasal 18B ayat (1) UUD Republik Indonesia.
Negara RI Tahun 1945.
b. Calon Gubernur, Calon Bupati, dan
Selanjutnya mengenai pengertian dari
Calon Walikota yang dapat mengikuti
asas umum adalah adanya kesempatan
Pemilihan harus mengikuti proses Uji
yang berlaku menyeluruh bagi semua
Publik.
warga negara tanpa diskriminasi.
Kemudian asas bebas dalam Pemilu Prinsip pemilihan kepala daerah
diartikan sebagai setiap warga negara dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali
yang berhak memilih bebas menentukan secara serentak memiliki makna bahwa
pilihannya tanpa penekanan dan paksaan pelaksanaan pemilihan dilakukan dalam
dari siapapun. Di dalam melaksanakan waktu yang sama. Sehingga dalam
haknya, setiap warga negara dijamin pemungutan suara, Gubernur, Bupati, dan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 397

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 397 12/6/17 2:36 PM


Walikota yang masa jabatannya berakhir negara. Maksudnya adalah individu ikut
pada tahun 2015 dilaksanakan di hari berpartisipasi secara langsung atau tidak
dan bulan yang sama pada tahun 2015. langsung dalam penyusunan tatanan
Sedangkan Pemungutan suara serentak hukum yang disitu ”kehendak negara”
dalam Pemilihan Gubernur, Bupati, dan diungkapkan. (Hans Kelsen: 2013) Hak
Walikota yang masa jabatannya berakhir politik sebagai hak pribadi dari tiap
pada tahun 2016, tahun 2017 dan tahun individu dijamin oleh hukum internasional
2018 dilaksanakan di hari dan bulan yang maupun hukum dasar yang mengklaim
sama pada tahun 2018, dengan masa sebagai negara demokrasi.
jabatan Gubernur, Bupati, dan Walikota Hak politik merupakan bagian
sampai dengan tahun 2020. penting dalam prinsip-prinsip demokrasi.
Sedangkan mengenai prinsip calon Prinsip demokrasi menjamin peran serta
kepala daerah harus mengikuti uji masyarakat dalam proses pengambilan
publik adalah pengujian kompetensi keputusan, sehingga setiap peraturan
dan integritas yang dilaksanakan secara perundang-undangan yang diterapkan dan
terbuka oleh panitia yang bersifat mandiri ditegakkan benar-benar mencerminkan
dibentuk oleh Komisi Pemilihan Umum perasaan keadilan masyarakat. Hukum
Provinsi atau Komisi Pemilihan Umum dan peraturan perundang-undangan
Kabupaten/Kota. Uji publik ini dilakukan yang berlaku tidak boleh ditetapkan dan
oleh akademisi, tokoh masyarakat, dan diterapkan secara sepihak oleh dan atau
Komisioner KPU Provinsi dan/atau KPU hanya untuk kepentingan penguasa. Hal ini
Kabupaten/Kota dengan tujuan agar bertentangan dengan prinsip demokrasi.
tercipta kualitas Gubernur, Bupati, dan Hukum tidak dimaksudkan untuk hanya
Walikota yang memiliki kompetensi, menjamin kepentingan beberapa orang
integritas, dan kapabilitas serta memenuhi yang berkuasa, melainkan menjamin
unsur akseptabilitas. kepentingan keadilan bagi semua
orang. Dengan demikian negara hukum
3.2 Hak Pilih sebagai bentuk kedaulatan yang dikembangkan bukan absolute
rakyat rechtsstaat, melainkan democratische
Pemilih merupakan individu- rechtsstaat (Jimly Asshiddiqie: 2005).
individu tertentu para pemberi suara. Tidak hanya sebagai bagian utama
Pemilih juga dapat diartikan sebagai dari prinsip-prinsip demokrasi, hak
organ bagian dari lembaga pemilih. politik juga sebagai hak manusia yang
Pandangan Hans Kelsen, mengenai hak asasi dalam peranannya untuk turutserta
pilih sebagai hak individu untuk turut terlibat dalam penyelenggaraan negara,
serta dalam prosedur pemilihan dengan s e b a ga i m a n a p e n d a p at nya J i m l y
jalan memberikan suaranya. Hak pilih Asshiddiqie dalam tulisannya yang
juga dapat dikategorikan sebagai hak berjudul Demokrasi dan Hak Asasi
politik warga Negara. Hak politik biasanya Manusia yang mengelompokan hak
didefinisikan sebagai hak turut serta dalam memilih sebagai kelompok hak politik
pembentukan kehendak Negara. Hak (Jimly Asshiddiqie: 2005).
politik juga dimaknai sebagai wewenang Hak memilih sebagai hak asasi
untuk mempengaruhi penyusunan tujuan juga diakui keberadaannya oleh dunia

398 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 398 12/6/17 2:36 PM


internasional. Melalui International jumlah DPT DKI Jakarta pada Pemilu 2014
Covenant On Civil And Political Rights yang berjumlah 7 juta jiwa. Penambahan
(ICCPR 1966), hak memilih dinyatakan jumlah pemilih diperkirakan terjadi karena
sebagai hak asasi manusia yang harus tingginya angka kedatangan penduduk
dijamin perlindungan dan kebebasan ke ibu kota. Selain itu, saat ini banyak
dalam pengggunaannya. Di dalam ICCPR penduduk yang baru berusia 17 tahun dan
1966 mengatur mengenai hak politik mendapatkan hak bersuara pada Pemilu
dalam memilih untuk berperan serta (www.cnnindonesia.com: 2017).
dalam Pemilu. terdapat di Pasal 25 Tingginya warga yang terakomodir
ICCPR 1966 yang menyebutkan bahwa: dalam DPT tersebut berarti bahwa hak
“Setiap warga negara harus mempunyai memilih warga DKI telah diakomodir
hak dan kesempatan yang sama untuk dengan baik oleh penyeleng gara
tanpa pembedaan apapun seperti yang pemilihan. Selain itu, Dari data tersebut
disebutkan dalam Pasal 2 ICCPR dan menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan
tanpa pembatasan yang tidak wajar baik Pilkada DKI, partisipasi warga Jakarta
untuk berpartisipasi dalam menjalankan dalam menggunakan hak politiknya,
segala urusan umum baik secara langsung yakni hak memilih telah mengalami
maupun melalui wakil-wakil yang dipilih lonjakan yang lebih tinggi dibandingkan
secara bebas, selanjutnya untuk memilih dengan penyelenggaraan pemilihan yang
dan dipilih pada pemilihan berkala dilakukan sebelumnya.
yang bebas dan dengan hak pilih yang
sama dan universal serta diadakan 3.2 Pilkada yang Demokratis
melalui pengeluaran suara tertulis dan Pilkada yang demokratis
rahasia yang menjamin para pemilih menunjukkan adanya kehendak rakyat
untuk menyatakan kehendak mereka yang tersalurkan sebagaimana mestinya.
dengan bebas, dan untuk mendapatkan Karena, hak pilih menjadi instrumen
pelayanan umum di negaranya sendiri penting sebagai bentuk dari kehendak
pada umumnya atas dasar persamaan. rakyat. Akan tetapi, untuk memastikan
Atas dasar ketentuan tersebut, maka Pilkada yang demokratis tersebut tidak
dapat terlihat jelas bahwa hak memilih cukup hanya memperhitungkan hak pilih
merupakan instrumen yang sangat sebagai instrumen satu-satunya yang
penting dalam penyelenggaraan negara, menggambarkan pemilihan tersebut
karena hak memilih merupakan kehendak sebagai pemilihan yang sesuai kehendak
rakyat yang nyata. rakyat. Menurut Austin Ranney, ada
Saat ini, dalam penyelenggaraan beberapa unsur yang patut dipenuhi
Pilkada DKI tahun 2017 ini, terdapat lebih untuk menggambarkan pemilihan
dari 7,4 juta warga DKI yang memiliki yang dikehendaki oleh rakyat. Ranney
hak memilih diprediksi masuk ke dalam berpendapat bahwa ada beberapa kriteria
Daftar Pemilih Tetap (DPT). Validitas angka yang menunjukkan pemilihan yang
jumlah pemilih tersebut berdasarkan pada demokratis, yaitu sebagai berikut (Rusli
data Daftar Penduduk Potensial Pemilih Karim: 2006):
Pemilu (DP4) milik KPU Pusat. Jumlah a. Adanya hak pilih umum (universal
7,4 juta jiwa itu lebih besar dibandingkan adult suffrage)

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 399

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 399 12/6/17 2:36 PM


b. Kesetaraan bobot suara (equal ada juga aturan lainnya yang dibuat
weighting votes) untuk pelaksanaan pemiihan pada daerah
c. Pilihan yang bermakna (meaningful khusus seperti Jakarta, yaitu Peraturan
choices) Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun
d. Kebebasan untuk mengusulkan calon 2016 tentang Pemilihan Gubernur dan
(freedom to put forth candidate) Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
e. Kejujuran dalam perhitungan suara dan/atau Wali Kota dan Wakil Wali Kota
dan pelaporan hasil (accurate di Aceh, Jakarta, Papua, dan Papua Barat.
counting of choices and reporting Bursa pemilihan Gubernur dan
of results) Wakilnya ini diikuti oleh 3 (tiga) pasangan
f. Penyelenggaraan secara periodik calon yang masing-masing telah lolos
(regular election) seleksi sebagai pasangan calon. Adapun 3
(tiga) pasangan calon tersebut adalah: a)
Pe n d a p a t m e n g e n a i k r i t e r i a Agus Hari Murti Yudhoyono dan Sylviana
pemilihan yang sesuai dengan kehendak Murni sebagai pasangan calon nomor
rakyat (demokratis) ini memang sudah urut 1; b) Basuki Tjahja Purnama dan
semsetinya menjadi acuan dalam setiap DJarot Siaful Hidayat sebagai pasangan
penyelenggaraan pemiihan, karena calon nomor urut 2; dan c) Anies Rasyid
dengan adanya unsur-unsur tersebut, Baswedan dan Sandiaga Uno Murni
maka dapat dipastikan akan menghasilkan sebagai pasangan calon nomor urut 3.
pemimpin yang benar-benar dikehendaki Dari ketiga pasangan calon tersebut telah
oleh rakyat. Begitu juga dalam pemilihan dilakukan pemilihan yang dilaksanakan
kepala daerah, unsur-unsur tersebut juga pada tanggal 15 Februari 2017.
menjadi kewajiban untuk direalisasikan Dalam pelaksanaannya, Pilkada
agar penyelenggaraan pemilihannya DKI Jakarta telah banyak muncul
dapat terlaksana sesuai dengan kehendak berbagai persoalan, seperti pelanggaran
rakyat. Pilkada, baik pada masa kampanye,
masa tenatng, maupun pada masa
4. Hasil dan Pembahasan pencoblosan. Persoalan lainnya juga
1.1 Pelaksanaan Pilkada ada dalam bentuk pelanggaran yang
mengakibatkan pemungutan suara ulang,
Pilkada DKI Jakarta yang dilaksanakan
dan berbagai kasus para calon yang
untuk memilih Gubernur dan Wakil
menjeratnya. Gambaran terhdap berbagai
Gubernur pada periode tahun 2017-
persoalan dalam pelaksanaan pemilihan
2021 merupakan pelaksanaan pemilihan
tersebut adalah sebagai berikut:
kepala daerah yang dilakukan secara
serentak bersamaan dengan 100 daerah a. Pelanggaran Pilkada
lainnya. Pada tahapan pemilihan tersebut, Selama proses Pilkada DKI yang
pelaksanaan Pilkada DKI mengacu pada dilaksanakan pada putaran pertama,
Peraturan KPU Nomor 3 Tahun 2016 terdapat 161 dugaan pelanggaran yang
tentang Tahapan, Program, dan Jadwal dilaporkan kepada Bawaslu DKI Jakarta.
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Akan tetapi, dari 161 dugaan pelanggaran
Bupati dan Wakil Bupati, dan Walikota dan tersebut, hanya satu pelanggaran yang
Wakil Walikota. Selain aturan tersebut, diproses hukum. Sementara, selebihnya

400 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 400 12/6/17 2:36 PM


masih dilakukan proses pemeriksaan, baik yang diduga dilakukan oleh tim dari
yang berupa pelanggaran administratif pasangan calon nomor urut 2 Ahok-
hingga pelanggaran kode etik (news. Djarot. Sedangkan, spanduk kampanye
okezone.com: 2017). Gambaran dari hitam banyak dilakukan pihak lain untuk
bentuk pelanggaran yang muncul pada menyerang Ahok-Djarot.
putaran pertama yaitu: pasangan Agus- Dari berbagai pelanggaran yang
Sylvi diduga melakukan pelanggaran terjadi pada Pilkada DKI di atas dapat
kampanye karena melibatkan relawan yang terlihat bahwa tidak ada pelanggaran
belum terdaftar, tidak ada izin kampanye, yang berdampak atau mengakibatkan
keterlibatan anak di bawah umur, dan terhalangnya warga negara untuk
pemasangan alat peraga kampanye (APK) menggunakan hak pilih warga. Karena
yang tidak sesuai dengan ketentuan. dari berbagai pelanggaran tersebut ada
Sementara pelanggaran kampanye yang yang hanya bersifat dugaan namun tidak
diduga dilakukan pasangan Ahok-Djarot terbukti, dan pelanggaran yang terbukti
berupa penggunaan fasilitas negara, namun tidak mempengaruhi partisipasi
relawan belum terdaftar, dan kegiatan masyarakat. Selain itu, bentuk-bentuk
yang tidak memiliki izin kampanye. persoalan tersebut terbilang sebagai
Sedangkan pelanggaran kampanye yang pelanggaran yang tidak masuk dalam
dilakukan pasangan Anies-Sandiaga kategori pelanggaran yang terstruktur
adalah dugaan politik uang, keterlibatan sistematis, dan massif. Oleh karena itu,
anak-anak, penggunaan tempat ibadah, maka pelaksanaan Pilkada DKI masih
dan tidak ada izin kampanye. Apabila terlaksana dengan memenuhi prinsip
melihat dari gambaran tersebut, maka langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dapat dikatakan bahwa setiap calon dan adil.
maupun tim pemenangan pasangan calon
telah diduga melakukan pelanggaran. b. Pemungutan Suara Ulang
Berbagai dugaan pelanggaran yang Pelanggaran yang terjadi dalam
terjadi tidak terhenti pada putaran pelaksanaan Pilkada DKI, diantaranya
pertama saja, namun pada putaran ada beberapa yang mengakibatkan
kedua, berbagai pelanggaran tetap teradi. pemungutan suara ulang (PSU) (www.
Pada putaran kedua, Bawaslu DKI telah bawaslu.go.id:2017). Bentuk pelanggaran
memproses 41 dugaan pelanggaran yang yang mengakibatkan PSU adalah adanya
terdiri dari 21 laporan dan 20 temuan. dua orang pemilih menggunakan formulir
Dari 41 dugaan pelanggaran, 17 kasus C6 milik orang lain saat pelaksanaan
dinyatakan bukan pelanggaran, 18 kasus pemilihan di dua TPS yakni TPS 001
diteruskan ke KPU DKI Jakarta, dua kasus Gambir dan TPS 019 Pondok Kelapa.
diteruskan kepada aparat kepolisian, satu Tindakan dilakukannya PSU tersebut
kasus diteruskan ke DKPP, dan tiga kasus dilakukan karena telah memunculkan
diteruskan ke instansi lain. Sebanyak 9 dugaan-dugaan adanya kecurangan
(Sembilan) kasus telah diproses di Sentra dalam proses pencoblosan. Sehingga
Gakkumdu (www.bawaslu.go.id:2017). dilakukannya PSU pada wilayah-wilayah
Bentuk pelanggaran pada putaran tersebut merupakan tindakan yang tepat
kedua, ini berupa pembagian sembako untuk menghilangkan berbagai dugaan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 401

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 401 12/6/17 2:36 PM


yang menciderai kepercayaan masyarakat tanah yang terletak di Tangerang. Dengan
dalam Pilkada. berbagai kasus yang menjerat pasangan
calon tersebut dalam proses pelaksanaan
c. Kasus calon kepala daerah Pilkada sama sekali tidak menghentikan
Para calon yang ada dalam bursa atau bahkan menghambat, karena kasus
Pilkada DKI 2017 hampir semuanya hukum yang menjerat para calon tersebut
terlilit kasus. Untuk bentuk kasus yang telah diproses dan disesuaikan agar
menjeratnya terbilang beragam, seperti tidak mengganggu jalannya pelaksanaan
dugaan korupsi, penistaan agama, Pilkada.
dan lain sebagainya. Berikut adalah Dari berbagai kasus yang menimpa
bentuk kasus yang menjerat para calon calon Gubernur DKI Jakarta Tahun 2017
Pilkada DKI: pada calon Nomor urut 1, tersebut pada faktanya tidak ada yang
Agus-Sylvi, calon wakil gubernur atas mempengaruhi secara langsung maupun
nama Sylviana Murni. Pihak kepolisian tidak langsung terhadap pastisipasi
memeriksa Sylviana Murni  sebagai saksi masyarakat untuk memilih. Sehingga
dalam kasus dugaan korupsi pembangunan penyelenggaraan Pikada tetap berjaan
Masjid Al Fauz di Wali Kota Jakarta Pusat sebagaimana mestinya, dan tidak
(Jakpus) yang diperkirakan terjadi pada mempengaruhi keabsahan perolehan
tahun 2010-2011. Penyidik memerlukan suara pada masing-masing calon.
keterangan dari calon Wakil Gubernur
Nomor urut 1 karena ia menjabat sebagai 1.2 Pilkada DKI Jakarta 2017 wujud
Walikota Jakarta Pusat (2010-2014) ketika kedaulatan rakyat atau intervensi
dilaksanakannya proyek pembangunan penguasa?
masjid tersebut. Dalam suatu negara demokrasi
Sedangkan untuk Pasangan calon seperti Indonesia, kehendak rakyat adaah
nomor urut 2, Ahok-Djarot, calon suatu syarat mutak dalam memilih dan
Gubernur DKI terlilit kasus dugaan menentukan pemimpin, tidak terkecuali
penistaan agama. Ahok diduga melakukan dalam memilih Gubernur dan Wakil
penistaan agama Islam karena menyitir Gubernur DKI Jakarta tahun 2017 ini.
Surat Al Maidah ayat 51 ketika melakukan Untuk menilai Pilkada DKI adalah kehendak
dialog dengan warga di Kepulauan Seribu, rakyat atau penguasa (pemerintah),
pada 27 September 2016. Selain itu, maka pemilihan tersebut dapat dinilai
Ahok juga pernah didera dengan perkara dari pendapat Austin Ranney mengenai
RS Sumber Waras dan suap reklamasi. pemilihan yang demokratis. Menurut
Kemudian pada pasangan calon nomor Austin Ranney, pemilihan yang demokratis
urut 3, Anies-Sandi, calon gubernur apabila memenuhi kriteria sebgai berikut:
dan wakil gubernurnya sama-sama a. Penyelenggaraan secara periodik 
terkena kasus. Anies diduga melakukan (regular election);
penyimpangan dana frankurt book fair b. Kebebasan untuk mengusulkan
2015, sedangkan wakilnya, Sandiaga calon  (freedom to put forth
Uno terlilit kasus pencemaran nama baik candidate);
sekitar 4 tahun silam terhadap kounitas c. Pilihan yang bermakna  (meaningful
lari yang ia pimpin dan penggelapan choices);

402 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 402 12/6/17 2:36 PM


d. H a k p i l i h u m u m b a g i ka u m Pelaksanaan Pilkada DKI juga
dewasa  (universal adult suffrage); diadakan debat calon kepala daerah
e. Kesetaraan bobot suara  (equal yang diikuti oleh seluruh calon dan
weighting votes); disiarkan secara langsung melalui media
f. Kebebasan untuk memilih  (free televisi. Dengan adanya debat calon yang
registration of choice;. dan diselenggarakan oleh KPU DKI Jakarta,
g. Kejujuran dalam perhitungan suara maka masyarakat akan mengetahui visi
dan pelaporan hasil  (accurate dan misi para calon lebih mendalam dan
counting of choices and reporting juga hendak mengetahui seberapa dalam
of results). pemahaman dan pengetahuan para calon
terhadap persoalan dan mampu untuk
Apabila pemilihan kepala daerah DKI memberikan solusi yang tepat pada
memenuhi kriteria di atas, maka dapat persoalan-persoalan yang melanda.
disimpulkan bahwa pemilihan tersebut Partisipasi masyarakat dalam
merupakan pemilihan yang dikehendaki pelaksanaan Pilkada DKI juga memiliki
oeh rakyat, sedangkan pemilihan yang tingkatan yang cukup tinggi, dimana
tidak memenuhi kriteria tersebut, maka pada putaran pertama tercatat partisipasi
dapat dipastikan pemilihan tersebut pemilih sebesar 77,1 persen. Namun
bukan atas kehendak rakyat. Pemiihan secara faktual, partispasi masyarakat di
yang bukan dikehendaki rakyat adalah beberapa TPS masih ada yang belum
pemilihan yang tendensius dikehendaki terakomodir. Oleh karena itu, pada
oleh penguasa. putaran kedua, agar pemilih yang
Dalam pelaksanaan Pilkada DKI yang memenuhi syarat terakomodir seutuhnya,
dilaksanakan sebanyak 2 (dua) putaran KPU DKI membuka posko pendaftaran,
tersebut diaksanakan dengan mengacu membuka nomor hotline laporan, dan
pada tahapan dan jadwal yang teah juga memberikan nomor yang dapat
ditentukan oeh KPU melalui Peraturan dikontak melalui aplikasi WhatsApp (WA),
KPU Nomor 3 Tahun 2016 tentang dan memasukkan pemilih tambahan
Tahapan, Program, dan Jadwal Pemilihan yang pada Pilgub DKI putaran pertama
Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati lalu tidak dapat menyampaikan haknya
dan Wakil Bupati, dan Walikota dan Wakil untuk mencoblos. Daftar nama pemilih
Walikota. Dalam kontestasi pemilihan ini berasal dari rekomendasi yang
tersebut diikuti oleh calon yang berasal dikeluarkan Bawaslu DKI. Hal ini untuk
dari berbagai suku, agama, dan pandangan melayani pemilih potensial dan juga
politik yang berbeda-beda. Selain itu, calon pemilih masuk usia 17 tahun. Sehingga
yang mengikuti pemilihan juga didasarkan dalam Pilkada putaran kedua, hampir
pada proses pencalonan yang terbuka tidak ada permasalahan mengenai DPT.
dengan mengikuti berbagai seleksi tanpa Dari total pemilih sebesar 7.257.649,
ada perbedaan perlakuan kepada kandidat sebesar 5.661.655 telah menggunakan
calon. Sehingga para kandidat calon hak pilihnya. Tetapi, dari penggunaan
yang telah lolos seleksi memiliki standar hak pilih tersebut, terdapat masalah
pencalonan yang telah disepakati dalam kecil yang mempengaruhi tersendatnya
peraturan perundang-undangan. hak pemilih yaitu pelanggaran dua orang

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 403

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 403 12/6/17 2:36 PM


pemilih menggunakan formulir C6 milik Penyelenggaraan Pemilihan Umum. Hal ini
orang lain saat pelaksanaan pemilihan, dapat dilihat dari perkara maupun putusan
namun sudah diselesaikan dengan cara DKPP yang tidak menunjukkan adanya
yang melakukan pemungutan suara gelagat pelanggaran yang dilakukan oleh
ulang (PSU) di dua TPS yang bermasalah penyelenggara pemilihan di DKI tersebut.
tersebut, yakni TPS 001 Gambir dan Oleh karena itu, dari keterangan dia atas,
TPS 019 Pondok Kelapa. Setiap hak maka Pilkada DKI Jakarta Tahun 2017
pilih yang digunakan oleh tiap-tiap dilaksanakan secara periodic, yakni tiap
indovidu memiliki bobot dan nilai yang 5 tahun sekali secara serentak; adanya
sama, sehingga tidak ada pembedaan kebebasan mengusulkan pasangan calon
dalam hal persoalan bobot suara. dengan calon yang terdiri dari a) Agus
Sedangkan, pada pemilihan putaran Hari Murti Yudhoyono dan Sylviana
kedua, warga yang menggunakan hak Murni sebagai pasangan calon nomor
pilihnya dan suaranya dinyatakan sah urut 1; b) Basuki Tjahja Purnama dan
sebesar 5.591.353 suara. DJarot Siaful Hidayat sebagai pasangan
Pemiihan Pilkada DKI di tahun 2017 calon nomor urut 2; dan c) Anies Rasyid
juga dilaksanakan dengan aman dan Baswedan dan Sandiaga Salahudin Uno,
nyaman, termasuk pada proses rekapitulasi sedangkan untuk putaran kedua, hanya
perolehan suara di tingkat provinsi. Tidak pasangan calon nomor urut 2 dan nomor
ada tindakan yang mengganggu pemilih urut 3 yang mengikutinya. Dari masing-
yang menggunakan hak pilihnya, baik masing pasangan calon tersebut juga
dalam bentuk intimidasi, penghalangan, sebagai pasangan calon yang memiliki
ancaman, dan tindakan lainnya yang latar belakang dan pandangan politik
mengancam terganggunya warga dalam yang varian sehingga masyarakat dapat
menyalurkan hak suaranya ke bilik suara. menentukan pilihan sesuai dengan
Dari hasil perolehan suara tersebut juga keinginannya.
dijaga ketat oleh pihak kepolisian dan Dalam Pilkada DKI hak pilih warga
diawasi secara seksama oleh masing- negara juga telah terakomodir dengan
masing saksi maupun petugas yang baik dan tanpa membeda-bedakan bobot
ditugaskan oleh tim pemenangan untuk suara masing-masing bobot suara setiap
mengawasi perolehan suara tersebut. warga juga diberikan jaminan kebebasan
Selain itu, proses penghitungannya untuk memilih dengan adanya aparat
juga dilakukan secara online, sehingga pengamanan yang mengamankan proses
kesempatan untuk perbuatan curang Pilkada, serta rekapitulasi penghitungan
dalam penghitungan suara sangat tidak dari TPS hingga tingkat provinsi dilakukan
dimungkinkan. pengawasan yang ketat, sehingga
Selain itu, KPU DKI Jakarta sebagai penghitungan suara dipastikan dilakukan
penyelenggara pemilihan juga bersikap secara jujur dan adil. Dengan demikian,
independen dan imparsial sebagaimana Pilkada DKI tahun 2017 adalah Pilkada
ditentukan dalam Pasal 22E UUD 1945 yang dilaksanakan atas kehendak rakyat.
maupun dalam ketentuan Undang- Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa
Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang dalam pelaksanaan Pilkada DKI baik

404 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 404 12/6/17 2:36 PM


pada putaran pertama maupun kedua, 5. Kesimpulan
fenomena munculnya politik identitas Dari serangkaian uraian dan analisis
juga turut mewarnai pelaksanaan Pilkada. di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
Berbagai macam isu berbau SARA dijadikan pelaksanaan Pilkada DKI Tahun 2017
tagline kampanye pendukung pasangan merupakan kontestasi pemilihan yang
calon, baik secara langsung maupun menarik partisipasi masyarakat yang
tidak langsung. Berbagai ujaran kebencian tinggi untuk menggunakan hak pilihnya.
selalu menghiasi berbagai media sosial, Dari 7.257.649 warga yang memiliki
bahkan pelakunya tidak hanya berasal dari hak pilih, sebesar 5.661.655 telah
DKI Jakarta. Selain itu, usai pencoblosan, menggunakan hak pilihnya secara sah
tepatnya ketika penghitungan suara, aksi dalam pemilihan tersebut. Adapun
saling “sindir” antar pendukungpun tidak perihal adanya berbagai pelanggaran
dapat terelakkan. Seperti yang terjadi yang terjadi dan tindakan intervensi dari
di TPS 06 Pegangsaan misalnya, ketika penguasa (pemerintah), hal tersebut tidak
PPS menyebut no urut 1, warga diam, mempengaruhi penyaluran hak pilih warga
PPS menyebut no urut 2, sontak warga Jakarta dalam menggunakan hak pilihnya.
yang menyaksikan penghitungan suara Disamping itu, penyelenggaraan Pilkada
berteriak “Huuuuuuu” dan ketika PPS DKI juga terlaksana dengan mematuhi
menyebut no urut 3, warga berteriak koridor-koridor dalam penyelenggaraan
“Allahuakbar”. pemilihan yang demokratis. Oleh sebab
itu, maka Pilkada DKI Tahun 2017
merupakan penyelenggaraan pemilihan
yang dikehendaki oleh rakyat, dalam hal
ini adalah warga DKI Jakarta.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 405

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 405 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Alvarez MichEL, Thad Hall, & Susan Hyde, (2008) Election Fraud: Detecting and
Preventing Electoral Manipulation, Washington, D.C. Brookings Institution Press:
Badan Pengawas Pemilu Republik Indonesia, Pedoman Pengawasan Pemilu 2009.
Sekretariat Jenderal Bawaslu RI:Jakarta. 2009.
Data diakses dari laman http://news.okezone.com diunduh pada Minggu, 4 November
2017 pukul 20.00 WIB
Data diakses dari laman http://www.bawaslu.go.id diunduh pada Minggu, 4 November
2017 pukul 20.00 WIB
Data diakses dari laman http://www.cnnindonesia.com, diunduh pada Minggu, 4
November 2017 pukul 20.00 WIB
Data diakses dari laman https://kpujakarta.go.id diunduh pada Minggu, 4 November
2017 pukul 20.00 WIB
Hoesein, Zainal Arifin, (2015) Hukum dan Dinamika Sosial, Jakarta: CV. Ramzy Putra
Pratama.
Jimly Asshiddiqie, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Makalah. 19 Desember 2005.
Karim, Rusli (2006), Pemilu Demokratis Kompetitif, Yogyakarta: Tiara Wacana.
Kelsen, Hans, (2013) Teori Hukum dan Negara, Jakarta: Nusa Media, Cetakan VIII.
__________, 2013, Teori Hukum Murni. Bandung : Nusa Media
Nakamura dan Samallowood, (1980) The Polities of Policy Implementation, New York
: st. Martin’s Press.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tahapan, Program,
dan Jadwal Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati,
dan Walikota dan Wakil Walikota.
Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur
dan Wakil Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, dan/atau Wali Kota dan Wakil
Wali Kota di Aceh, Jakarta, Papua, dan Papua Barat.
Seymour Martin Lipset (ed.), The Encyclopedia of Democracy, Volume IV, Congressional
Quarterly Inc:Washington D.C. 1995.
Surbakti, Ramlandan Kris Nugroho, (2015) Studi tentang Desain Kelembagaan Pemilu
yang Efektif. Jakarta:Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan.
Suseno, Franz Magnis, (1999) Etika Politik: Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan
Modern, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Iindonesia Tahun 1945
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,
Bupati, Dan Walikota Menjadi Undang-Undang,.

406 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 406 12/6/17 2:36 PM


Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
Dan Walikota Menjadi Undang-Undang.
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati,
Dan Walikota Menjadi Undang-Undang.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 407

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 407 12/6/17 2:36 PM


408 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 408 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Ifah, N.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 409-420

UPAYA PENCEGAHAN POLITIK UANG DEMI


MEWUJUDKAN PEMILU YANG BERINTEGRITAS

Noor Ifah
Universitas Airlangga Surabaya, Indonesia, noorifa2303@gmail.com

ABSTRACT

The number of cases of money politics from elections to elections in Indonesia continues
to grow. Not only massive, money politics has also been very open. Society considers
the practice of money politics as something natural and eagerly awaited in every
election event. This has serious implications for the quality and integrity of elections,
since one of the aspects of electoral integrity is when the voting and counting process
is accurate, free from mistakes and manipulation. Prevention of money politics can
be done by improving voter education, strengthening the role of Bawaslu and Sentra
Gakkumdu, as well as simplify the process of reporting money politics by extending
the reporting period and eliminating the terms Structured, Massive and Systematic.
The type of research in this article uses qualitative methods based on literature study
related to money politics in elections. The data examined in this article is a case of
money politics in the local elections (Pilkada) 2015 and 2017.

Keywords
money politics, local election, election, electoral integrity.

ABSTRAK

Jumlah kasus politik uang dari pemilu ke pemilu di Indonesia terus bertambah. Tak
hanya masif, politik uang juga sudah sangat terbuka. Masyarakat menganggap
praktek politik uang sebagai sesuatu yang wajar dan ditunggu-tunggu dalam setiap
perhelatan Pemilu. Praktek politik uang yang terus meningkat ini berimplikasi serius
pada kualitas dan integritas Pemilu, mengingat salah satu aspek Pemilu yang

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 409

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 409 12/6/17 2:36 PM


berintegritas adalah apabila proses pemungutan dan penghitungan suara dilakukan
secara akurat, bebas dari kesalahan dan manipulasi. Upaya pencegahan politik uang
dapat dilakukan dengan meningkatkan pendidikan pemilih, penguatan peran Bawaslu
dan Sentra Gakkumdu, serta mempermudah proses pelaporan politik uang dengan
memperpanjang masa berlaku pelaporan dan menghapus syarat Terstruktur, Masif
dan Sistematis. Jenis penelitian dalam artikel ini menggunakan metode kualitatif
berdasarkan studi pustaka yang berkaitan dengan tindak pidana politik uang dalam
Pemilu. Data yang diteliti dalam artikel ini adalah kasus politik uang dalam Pilkada
Serentak Tahun 2015 dan 2017.

Kata kunci
politik uang, pilkada, pemilu, integritas Pemilu.

1. Pendahuluan istiah electoral malpractice. Salah satu


1.1 Latar Belakang bentuk pelanggaran Pemilu yang seringkali
muncul dalam setiap perhelatan Pemilu
Perkembangan dari proses demokrasi
adalah praktek Politik Uang.
di berbagai belahan dunia dari waktu ke
Praktik politik uang dalam pemilu,
waktu menunjukkan bahwa pemilu yang
meskipun hal itu adalah sebuah
bebas, transparan dan adil merupakan
pelanggaran, sudah bukan sesuatu yang
fondasi bagi penguatan demokrasi yang
rahasia lagi. Politik uang terjadi sejak
sehat. Berbagai tantangan bermunculan
tahapan pencalonan, pemungutan suara,
dalam mewujudkannya. Menurut salah
hingga tahapan rekapitulasi suara. Tak
satu publikasi International Institute for
hanya masif, politik uang juga sudah
Democracy and Electoral Assistance (IDEA)
sangat terbuka. Pemilih terang-terangan
dalam buku yang berjudul Improving
meminta uang kepada calon, bahkan
Electoral Practices : Case Studies and
ada yang sampai memasang spanduk
Practical Approaches, untuk memenuhi
bertuliskan “Menerima Serangan Fajar”.
kebutuhan akan penguatan demokrasi
(Kompas, 2016).
ini, proses pemilu harus didasari
Politik uang ini berpengaruh pada
oleh dua standar dasar : kredibilitas
hasil akhir Pemilu, yang pada dasarnya
dan integritas. Baik kredibilitas dari
menentukan kualitas dan integritas
penyelenggara Pemilu maupun integritas
hasil Pemilu itu sendiri. Jika politik uang 
dari keseluruhan proses penyelenggaraan
terus terjadi, dapat dipastikan bahwa
Pemilu itu sendiri. (International IDEA,
rakyatlah yang akan merasakan dampak
2014)
buruknya. Demokrasi hanya akan menjadi
Dalam mewujudkan Pemilu yang
lahan bagi kaum medioker, yaitu mereka
berintegritas, proses penyelenggaraan
yang tidak memiliki prestasi memadai,
Pemilu harus bebas dari berbagai macam
untuk meraih kekuasaan. Bahkan sangat
pelanggaran Pemilu atau malpraktik
mungkin demokrasi akan dimanfaatkan
pemilu atau yang disebut juga dengan

410 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 410 12/6/17 2:36 PM


oleh mereka yang memiliki hasrat untuk Pemilu di Indonesia selama ini serta
menguasai harta kekayaan Negara berusaha merumuskan suatu langkah-
dengan menghalalkan berbagai cara, langkah atau upaya yang perlu dilakukan
termasuk dengan melakukan kecurangan, untuk dapat mencegah praktek politik
manipulasi dan jual-beli suara. uang di kemudian hari. Berdasarkan
Lebih lanjut, apabila praktek politik tujuan tersebut, maka relevan jika
uang banyak terjadi, maka legitimasi peneitian dalam artikel ini menggunakan
proses penyelenggaraan Pemilu patut pendekatan kualitatif.
dipertanyakan. Penyelenggaraan Pemilu D a ta ya n g d i g u n a ka n d a l a m
yang diwarnai maraknya politik uang penulisan artikel ini adalah dengan
akan mengancam integritas Pemilu meneliti data sekunder, yakni data yang
dan mencederai asas-asas Pemilu yang diperoleh melalui studi pustaka berupa
demokratis. Untuk itu, langkah-langkah dokumentasi, buku-buku terkait integritas
yang tepat bagi pencegahan terjadinya Pemilu, peraturan perundang-undangan,
Politik Uang dalam Pemilu sangatlah hasil penelitian dari lembaga survey,
penting untuk dirumuskan. pemberitaan surat kabar dan media
online, serta dokumen lainnya yang
1.2 Permasalahan berhubungan dengan politik uang dalam
Ada beberapa permasalahan yang Pemilu di Indonesia. Teknik pengumpulan
hendak dijawab dalam artikel ini, yakni : data dilakukan dengan mengumpulkan
1. Apa saja bentuk atau pola-pola dan menganalisa data terkait temuan atau
praktek politik uang di Indonesia? laporan atas praktek politik uang yang
2. B a ga i m a n a p e n a n ga n a n ata u terjadi dalam Pemilu 2014 serta Pilkada
penindakan atas terjadinya politik 2015 dan 2017.
uang dalam Pemilu di Indonesia?
3. Apa upaya yang efektif dalam 3. Perspektif Teori
mencegah praktek politik uang dalam 3.1 Integritas Pemilu (Electoral Integrity)
Pemilu? Konsep yang paling komprehensif
untuk mendefinisikan Electoral Integrity
2. Metode Penelitian (Integritas Pemilu) hingga saat ini masih
Dalam menyusun artikel ini, penulis terus diperdebatkan oleh banyak ahli
menggunakan jenis penelitian kualitatif politik. Salah satu konsep yang sangat
dengan metode deskriptif. Penelitian berpengaruh adalah konsep yang
ini berusaha memecahkan masalah ditawarkan oleh Global Commission on
dengan menggambarkan problematika Election, Democracy and Security dalam
yang terjadi. Hal ini didasarkan pada Deepening Democracy: A Strategy for
pertimbangan bahwa peneliti ingin Improving the Integrity of Elections
memahami, mengkaji secara mendalam Worldwide (September 2012), di mana
serta memaparkannya dalam tulisan Integritas Pemilu diartikan sebagai “an
ini mengenai bagaimana bentuk atau election that is based on the democratic
pola-pola politik uang, penanganan atau principles of universal suffrage and political
penindakan atas politik uang dalam equality as reflected in international
standards and agreements, and is

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 411

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 411 12/6/17 2:36 PM


professional, impartial, and transparent (2013) integritas pemilu tidak bisa
in its preparation and administration muncul begitu saja. Mekanisme untuk
throughout the electoral cycle”. mendorong dan menjaga integritas dalam
Sementara itu, menurut Prof. Ramlan setiap aspek proses pemilihan harus terus
Surbakti dalam publikasi Kemitraan dilakukan di dalam badan resmi yang
berjudul “Menjaga Integritas Pemungutan mengatur atau menyelenggarakan Pemilu.
dan Penghitungan Suara”, integritas Mekanisme ini memungkinkan untuk
pemungutan dan penghitungan suara memantau tindakan administrasi pemilu;
pada khususnya dan integritas pemilu pada memastikan pengawasan proses pemilu
umumnya, sangat penting diwujudkan oleh sektor atau lembaga pemerintah
karena akan menjamin legitimasi dan lainnya, masyarakat sipil, dan media; dan
penerimaan atas proses penyelenggaraan menyelesaikan sengketa atas pelanggaran,
dan hasil pemilu. (Kemitraan, 2011) baik secara administratif maupun secara
Lebih lanjut Surbakti menyebutkan, hukum. (ACE Network, 2013).
Pemilu dapat dikategorikan berintegritas
apabila proses pemungutan dan 3.2 Penyalahgunaan Uang dalam Pemilu
penghitungan suara memenuhi unsur- Praktek dari Politik Uang   dalam
unsur sebagai berikut : 1) diselenggarakan pemilu sangat beragam. Di antara bentuk-
berdasarkan asas-asas pemilu yang bentuk kegiatan yang dianggap politik
demokratik, yaitu langsung, umum, uang antara lain: a) distribusi sumbangan
bebas, rahasia, jujur dan adil, transparan, baik berupa barang atau uang kepada
dan akuntabel. 2) dilakukan secara akurat, para kader partai, penggembira, golongan
bebas dari kesalahan dan manipulasi, atau kelompok tertentu, b) pemberian
sehingga hasil pemilu yang ditetapkan sumbangan dari konglomerat atau
dan diumumkan oleh KPU sama dengan pengusaha bagi kepentingan partai politik
suara yang diberikan oleh para pemilih. 3) tertentu, dengan konsesi-konsesi yang 
dilaksanakan oleh penyelenggara pemilu ilegal, c)penyalahgunaan wewenang dan
(KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/ fasilitas negara untuk kepentingan dan
Kota) dan Panitia Pelaksana Pemilihan atau mengundang simpati bagi partai
(KPPS, PPS, dan PPK) berdasarkan Undang- politik tertentu, misalnya penyalahgunaan
Undang Pemilu, Peraturan KPU, Tahapan, dana JPS atau penyalahgunaan kredit
Program dan Waktu Penyelenggaraan murah KUT dan lain-lain.(Antulian, Rifa’i.
Pemilu, serta Kode Etik Penyelenggara DR. S.H, M.Hum, 2004).
Pemilu. 4) diawasi oleh peserta pemilu, Menurut Ramlan Surbakti (2014),
lembaga pemantau pemilu, dan pemilih, secara umum penyalahgunaan uang
serta media massa. Dan 5) ditegakkan dalam Pemilu dapat dipilah menjadi
secara konsisten, imparsial, dan tepat dua kategori. Pertama, penyalahgunaan
waktu (timely) oleh berbagai institusi dana publik untuk kepentingan kampanye
penegak peraturan pemilu. (Kemitraan, oleh petahana (incumbent), seperti
2011). penyediaan modal bagi kelompok usaha,
Dalam salah satu publikasi ACE hibah bagi sejumlah madrasah, dan lain
Electoral Knowledge Network, berjudul sebagainya, yang diberikan menjelang
ACE Encyclopaedia : Electoral Integrity Pemilu. Di sini perlu dibedakan antara

412 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 412 12/6/17 2:36 PM


kebijakan publik yang berupa distribusi yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk
dan alokasi sumber daya kepada setiap mendukung peserta Pemilu tertentu dan
warga negara, dengan kebijakan publik atau menentang peserta Pemilu yang lain
yang mengalokasikan sejumlah sumber tetapi tidak direstui dan atau dibiayai oleh
daya kepada kelompok pemilih tertentu peserta Pemilu yang didukung karena
menjelang Pemilu. Setidak-tidaknya bertindak atas prakarsa dan upaya sendiri.
terdapat dua penyalahgunaan dalam Penerimaan dan pengeluaran dana
kategori pertama ini, yakni, menggunakan kampanye pihak ketiga sperti ini juga
dana publik untuk kepentingan pribadi tidak dilaporkan kepada KPU. (Kemitraan,
melakukan kampanye Pemilu (korupsi), 2014)
dan menggunakan uang atau materi
lainnya untuk mempengaruhi pemilih 4. Hasil dan Pembahasan
tidak secara individual melainkan Politik uang masih menjadi masalah
kelompok pemilih tertentu secara umum. dalam penyelenggaraan Pemilu.  Politik
Kedua, jual-beli suara (vote buying) uang  kerap dijadikan metode untuk
yang terjadi dalam berbagai bentuk menggapai kekuasaan dalam kontestasi
yang melibatkan sejumlah pihak : calon, politik. Para calon beranggapan bahwa
pemilih dan petugas. Transaksi ini dapat untuk dapat memenangkan suara dalam
dibedakan menjadi empat pola : (1) Pemilu mereka harus mempunyai modal
transaksi langsung antara calon dengan yang besar yang digunakan untuk membeli
pemiih, (2) transaksi antara calon atau suara rakyat.
yang mewakili calon dengan tokoh Dalam bab pembahasan ini akan
masyarakat atau yang mengatasnamakan disajikan pembahasan mengenai
pemilih, (3) transaksi antara calon dengan penyalahgunaan uang dalam Pemilu, di
calon lain dari satu partai atau partai lain mana dalam tulisan ini, data kasus-kasus
dan petugas Pemilu, dan (4) transaksi politik uang yang disajikan merupakan
antara calon dengan petugas Pemilu. kasus politik uang yang terjadi pada saat
Selain bentuk-bentuk Politik Uang di Pilkada Serentak Tahun 2015 dan Pilkada
atas, juga ada bentuk penyalahgunaan Serentak Tahun 2017, meskipun dalam
uang dan kekuasaan lain yang bisa kenyataannya sebenarnya kasus-kasus
dikategorikan dalam Politik Uang, yakni politik uang juga terjadi di semua Pemilu
tindakan kampanye oleh pihak ketiga yang selain Pilkada, baik itu pada Pemilu
bersifat partisan dan melanggar hukum, legislative (Pemilihan Anggota DPR, DPD,
sebagai berikut : pertama, kampanye DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/
yang dilakukan oleh pihak ketiga untuk Kota) maupun Pemilu Presiden dan
mendukung peserta Pemilu tertentu Wakil Presiden. Sebagian besar kasus
dan atau menentang peserta Pemilu politik uang yang ditemukan merupakan
yang lain, yang direstui dan atau dibiayai jenis vote-buying (jual beli suara)
oeh peserta Pemilu yang didukung yang dilakukan oleh para pelaku yang
tetapi tidak melaporkan penerimaan merupakan tim kampanye, perangkat
dan pengeluaran dana kampanye yang desa, serta petugas di TPS. Selanjutnya
dilakukan sebagai bagian dari peserta pada bagian kedua pembahasan akan
Pemilu tersebut. Kedua, kampanye dipaparkan bagaimana penanganan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 413

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 413 12/6/17 2:36 PM


yang dilakukan terhadap politik uang Kanan (Lampung). Selain itu, terjadi juga
dan kendala-kendala yang muncul dalam pembagian uang sebesar Rp 100-200
menangani politik uang selama ini. ribu di Bone Bolango, Gorontalo, serta
pembagian uang sebesar lima puluh ribu
4.1 Temuan-temuan Kasus Money di Kecamatan Negeri Katon, Kecamatan
Politics Way Lima, dan Kecamatan Way Ratai
Berdasarkan press rilis Bawaslu yang terletak di Pesawaran, Lampung.
(sindonews.com, 2017), Bawaslu Bahkan, terjadi pula pembagian uang
menemukan 600 dugaan politik uang sebesar lima puluh ribu rupiah yang
pada Pilkada Serentak 2017. Temuan disertai pembagian C6 (undangan bagi
tersebut terjadi di 101 daerah yang pemilih) sebanyak 4 lembar di Gresik,
menggelar Pilkada. Dugaan politik uang Jawa Timur, dan juga pembagian C6
tersebut dilakukan oleh relawan pasangan yang diselipi sejumlah uang yang berkisar
calon dan perseorangan yang dilakukan antara lima belas ribu rupiah sampai
saat masa tenang yang berlangsung dengan dua puluh ribu rupiah di Boyolali,
selama tiga hari pada tanggal 12-14 Jawa Tengah. (sindonews.com, 2017)
Februari 2017. Bentuk politik uang yang Praktek politik uang dalam Pilkada
diungkap sendiri bervariasi. Ada yang Serentak Tahun 2015 juga tidak hanya
diberikan secara langsung dalam bentuk dilakukan dalam bentuk pembagian
uang, namun ada juga yang dibagikan uang saja. Di Muaro, Jambi, dan Kuantan
dalam bentuk barang, seperti gula pasir, Senggigi, Riau, ditemukan adanya
beras atau sembako. pembagian sembako oleh salah satu
Jika dibandingkan dengan laporan pasangan calon. Terdapat pula pembagian
kasus politik uang yang terjadi pada sarung yang dilakukan oleh salah satu
Pilkada Tahun 2015, angka tersebut pasangan calon di Surabaya (Jawa Timur)
mengalami kenaikan yang cukup serta Bangka Tengah dan Bangka Barat
signifikan. Pada Pilkada Serentak Tahun (Bangka Belitung). Selain itu, Bawaslu
2015 lalu, misalnya, Bawaslu menemukan juga menemukan adanya pembagian kaos
praktik politik uang sebanyak 92 kasus, dan kalender oleh salah satu pasangan
yang tersebar di 21 kabupaten pada 10 calon di Bengkayang, Kalimantan Barat.
provinsi saat masa kampanye. Bawaslu Bawaslu juga menemukan sebanyak 1.621
juga mencatat setidaknya ada 311 lembar kupon undian berhadiah mobil
kasus praktik politik uang pada masa yang diduga dibagikan oleh salah satu
tenang, di 25 kabupaten/kota pada 16 pasangan calon kepada pemilih di Sleman,
provinsi. Praktik serupa juga terjadi Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain itu,
saat hari pemilihan berlangsung, di di Lampung Timur, Lampung, Bawaslu
mana terdapat sebanyak 90 kasus, menemukan adanya pemberian bingkisan
yang tersebar di 22 kabupaten pada 12 oleh KPPS yang diduga mendukung
provinsi, seperti di Kaur (Bengkulu), Gowa salah satu pasangan calon. Berdasarkan
(Sulawesi Selatan), Rokan Hulu (Riau), pantauan Bawaslu, terdapat pula adanya
Kepulauan Konawe dan Muna (Sulawesi dugaan praktek politik uang, yakni di
Tenggara), Semarang (Jawa Tengah), serta Kabupaten Ternate (Maluku Utara),
Lampung Selatan, Pesawaran, dan Way Kabupaten Gorontalo (Gorontalo), dan

414 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 414 12/6/17 2:36 PM


juga Kabupaten Pohuwato (Gorontalo). kepolisian, hanya 3 perkara yang diproses
(sindonews.com, 2017) sebagai pidana umum (Kompas,com, 2016)
Sementara itu, dalam Pilkada Tahun Jika dianalisis secara mendalam,
2017, juga marak terjadi kasus politik uang. terdapat beberapa faktor mengapa
Di Pilkada DKI Jakarta, misalnya, Bawaslu banyak kasus politik uang yang seakan
DKI Jakarta melalui Ketuanya, Mimah “menguap” begitu saja atau lolos dari
Susanti saat konferensi pers tanggal jerat hukum. Pertama, masyarakat
18 April 2017, mengemukakan temuan menganggap politik uang sebagai sesuatu
sembako yang akan didistribusikan ke yang wajar dan bahkan ditunggu-tunggu
warga DKI Jakarta. Di Menteng pembagian dalam setiap perhelatan Pemilu. Hasil
kopi.  Di Klender Duren Sawit viral di survei dari sejumlah lembaga survey
medsos bagi-bagi sembako. Di Jakarta bahkan menunjukkan, mayoritas publik
utara, ada di Warakas sampai di Rusun mengaku bersedia menerima pemberian
Marunda. Dugaan politik uang juga terjadi uang dari para caleg, pasangan calon atau
di Pulau Seribu. Ada laporan soal adanya partai politik. Berdasarkan data survei
pengiriman sapi ke beberapa pulau yang yang diperoleh dalam salah satu penelitian
ada di Kepulauan Seribu. Sementara itu, yang dilakukan oleh Founding Father
di Pulau Tidung ada 150 paket sembako, House (FHH) Indonesia menunjukkan
57 paket di Pulau Kelapa dan temuan bahwa 71 persen masyarakat menerima
23 ekor sapi yang sudah terdistribusi uang atau barang yang diberikan dari
di 4 pulau. Pembagian dilakukan oleh calon kepala daerah, tim sukses atau
tim sukses dengan melibatkan RT/RW. relawan. Sementara, 29 masyarakat
(kumparan.com, 2017) memilih untuk menolak. Angka tersebut
Dengan tren peningkatan jumlah terbilang cukup besar, karena lebih dari
praktek politik uang di Pilkada 2015 dan setengah masyarakat dapat dianggap
Pilkada 2017 ini, bukan tidak mungkin jika turut menyukseskan praktik politik uang.
pada Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 nanti Dari 71 persen itu, 80 persen masyarakat
politik uang juga akan makin bertambah memilih untuk diberikan uang ketimbang
banyak. barang seperti kebutuhan bahan pokok.
Karena sebagian besar masyarakat
4.2 Penanganan Terhadap Politik Uang Indonesia berada pada tingkat ekonomi
dan Kendala yang Dihadapi menengah ke bawah. (Sindonews.com,
Berbagai bentuk pelanggaran politik 14 Februari 2017).
uang sebagaimana telah diuraikan dalam Hampir senada dengan hasil survey
subbab sebelumnya di atas, secara FFH, hasil survey dari lembaga survei
normatif seharusnya dapat ditangani Indikator yang dilakukan pada Pemilu
berdasarkan peraturan perundangan yang 2014 mencatat sebanyak 41,5 persen
ada. Akan tetapi tidak sedikit kasus-kasus pemilih di Indonesia menganggap politik
yang terjadi itu tidak tersentuh hukum. uang sebagai hal yang wajar. Data
Dalam Pilkada Tahun 2015, misalnya, tak tersebut juga mengungkapkan tidak ada
ada satupun calon yang tersangkut kasus perbedaan gender laki-perempuan, desa-
politik uang dikenai sanksi pembatalan. kota, semua sama sikapnya dalam menilai
Dari puluhan kasus yang dilanjutkan ke politik uang. (kumparan.com, 2017)

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 415

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 415 12/6/17 2:36 PM


Sedangkan survey Indikator pada Bawaslu/Panwaslu cenderung bertindak
bulan Mei 2017 di wilayah Jawa Timur, apabila ada laporan dari pemilih atau
menemukan bahwa toleransi masyarakat masyarakat, pemantau atau peserta
Jawa Timur atas praktek politik uang Pemilu daripada bertindak aktif dengan
cukup tinggi, yakni sebesar 41 persen. mendatangi lokasi kejadian begitu ada
Di sisi lain, meskipun sebanyak 59 pemberitaan. Akibatnya, banyak kasus
persen tidak menganggap wajar adanya politik uang yang tidak tertangani
fenomena politik uang, namun hanya 6 dengan cepat. Meski hal ini tidak dapat
persen saja yang akan menolak uang dari digeneralisir, mengingat ada pula sejumlah
pemberian calon tersebut. (tribunnews. kasus politik uang yang tertangani karena
com, 2017) peran aktif pengawas. Hal ini bisa jadi
Hasil survey yang menunjukkan dikarenakan terbatasnya jumlah Sumber
kecenderungan masyarakat untuk Daya Manusia dalam Bawaslu. Apalagi
mentolerir praktek politik uang tersebut jika dibandingkan dengan rasio jumlah
tentu saja sangat memprihatinkan. Hal kasus-kasus penyalahgunaan uang dan
ini juga menunjukkan bahwa pendidikan kekuasaan yang muncul dan harus
pemillih perlu lebih ditingkatkan, ditangani dengan cepat. Selain itu, para
terutama dengan mensosialisasikan petugas pengawas secara umum juga
kepada masyarakat mengenai bahaya dari tidak memiliki kemampuan investigasi
politik uang. Bagaimanapun juga, efek yang memadai, kurang pengetahuan dan
dari politik uang sangatlah merugikan ketrampilan dalam merespon kasus-kasus
karena praktik ini sama saja dengan poltik uang yang dilaporkan masyarakat.
tidak menghargai pemilih, dan dapat Upaya pemerintah untuk mengantisipasi
dipastikan, kelak jika para calon yang kelemahan ini dengan membentuk
dipilih dari hasil poltik uang tersebut Sentra Gakkumdu sebenarnya patut
akan cenderung tidak bertanggungjawab diapresiasi. Sentra Gakkumdu adalah
karena merasa sudah terlegitimasi dengan wadah bersama 3 unsur antara pengawas
membeli suara secara tunai dari para pemilu, kepolisian, dan kejaksaan untuk
pemilihnya. menangani tindak pidana pemilu. Sentra
Kedua, tidak ada keberanian dari Gakkumdu yang akan mengolah laporan
masyarakat atau pihak yang menemukan masyarakat yang mengandung Tindak
kasus politik uang untuk menjadi saksi Pidana Pemilu. Fungsi Sentra Gakkumdu
ketika diproses secara hukum. Mereka yang utama adalah melakukan gelar
enggan melaporkan karena tidak ada perkara untuk menemu-kenali unsur-
jaminan perlindungan. Mereka lebih unsur tindak pidana pemilu dan bukti-
memilih menghindari resiko dibanding bukti yang harus dikumpulkan. Selain itu
harus repot menghadapi akibat yang fungsi sentra gakkumdu untuk membantu
mungkin timbul dari melaporkan ke pihak pengawas pemilu dalam membuat kajian
berwenang. tindak pidana pemilu. Namun demikian,
Ketiga, pendekatan dan cara selama ini Sentra Gakkumdu dalam
pengawasan yang dilakukan Bawaslu penyelesaian perkara pemilu/pilkada
maupun Panwaslu banyak dinilai kurang dinilai masih tidak efektif, karena unsur
proaktif atas kasus-kasus yang terjadi. Bawaslu, kejaksaan dan kepolisian di

416 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 416 12/6/17 2:36 PM


Sentra Gakkumdu seringkali berbeda Selain itu, perubahan yang sangat
pendapat dalam menentukan delik/ progresif adalah keberadaan Sentra
jenis pelanggaran. Selain itu, dari sisi Gakkumdu menjadi satu atap dengan
pengaturan larangan, Undang-Undang pengawas pemilu, disertai dengan
Pilkada Nomor 8 Tahun 2015 memang penguatan kewenangan Bawaslu untuk
mengatur larangan calon dan/atau tim memutus kasus pelanggaran Pemilu.
kampanye untuk memberikan uang Di Pasal 93, selain bertugas mengawasi
atau materi lain untuk mempengaruhi semua tahapan pemilu dan mencegah
pemilih. Namun, aturan itu tak disertai terjadinya praktik politik uang, Bawaslu
penjelasan soal pembuktian, pengadilan juga bertugas mengawasi netralitas
yang bertugas memproses, dan kerangka Aparatur Sipil Negara (ASN), netralitas
waktu penyelesaian perkara. Kita bisa anggota Tentara Nasional Indonesia
berharap hal ini akan berubah seiring (TNI) dan netralitas anggota Kepolisian
dengan ditetapkannya UU Pilkada terbaru Republik Indonesia (Polri), mengawasi
Nomor 10 Tahun 2016 dan UU Nomor 7 pelaksanaan putusan Dewan Kehormatan
Tahun 2017 tentang Pemilu. Penyelenggara Pemilu (DKPP), pengadilan,
Perubahan penting di dalam UU keputusan Komisi Pemilihan Umum
Pilkada yang terbaru (UU Nomor 10 Tahun (KPU), dan keputusan pejabat yang
2016) dan Undang-Undang Nomor 7 berwenang atas pelanggaran netralitas
Tahun 2017 tentang Pemilu adalah sudah ASN, anggota TNI, dan anggota Polri,
diaturnya politik uang sebagai tindak serta menyampaikan dugaan pelanggaran
pidana Pemilu dan sanksi pidana penjara kode etik penyelenggara pemilu kepada
dan denda bagi politik uang. Pasal-pasal DKPP. Kemudian, di Pasal 95 disebutkan
tersebut, antara lain : Pasal 515 (denda wewenang Bawaslu. Tak hanya memeriksa
dan pidana penjara bagi siapa saja yang dan mengkaji, Bawaslu juga berhak
menjanjikan atau memberikan uang atau memutus pelanggaran administrasi,
materi lainnya kepada pemilih), Pasal 519 pelanggaran politik uang, dan penyelesaian
(denda dan pidana penjara bagi siapa saja sengketa pemilu. Bawaslu bahkan berhak
yang menjanjikan atau memberikan uang memberikan rekomendasi kepada instansi
atau materi lainnya untuk memperoleh yang bersangkutan mengenai hasil
dukungan pencalonan DPD), Pasal 523 pengawasan terhadap netralitas ASN,
(denda dan pidana penjara bagi siapa anggota TNI, dan anggota Polri.
saja yang menjanjikan atau memberikan Keempat, Problem banyaknya kasus
uang atau materi lainnya sebagai imbalan politik uang yang tidak bisa ditindaklanjuti
kepada peserta kampanye Pemilu dan karena rumusan delik dan limitasi waktu
kepada pemilih), serta Pasal 548 (denda bisa ditindaklanjutinya secara pidana
dan pidana penjara bagi siapa saja yang sebelum ditentukan sebagai kadaluarsa.
menggunakan anggaran pemerintah, Dalam Undang-Undang-Undang Nomor
pemerintah daerah, BUMN, BUMD, 8 Tahun 2015 maupun Undang-Undang
pemerintah desa atau sebutan lain Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan
dan badan usaha milik desa untuk Gubernur, Bupati dan Wali Kota disebutkan
disumbangkan atau diberikan kepada bahwa kasus pidana pemilu sudah
pelaksana kampanye). harus dilaporkan paling lama tujuh hari

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 417

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 417 12/6/17 2:36 PM


setelah temuan. Hasil penyidikan disertai pasal 135A ayat (1) menerjemahkan
berkas perkara harus diserahkan kepada “terstruktur” sebagai kecurangan yang
penuntut umum paling lama 14 hari kerja dilakukan aparat struktural, baik aparat
terhitung sejak laporan diterima. Batasan pemerintah maupun penyelenggara
waktu itu jelas menyulitkan Bawaslu pemilihan secara kolektif atau bersama-
untuk mengumpulkan alat bukti yang sama. “Sistematis” adalah pelanggaran
selanjutnya diserahkan kepada kepolisian yang direncanakan secara matang,
sebagai bahan penyidikan. tersusun, bahkan sangat rapi. Dan
D i t i n g ka t ke p o l i s i a n w a k t u “masif” adalah dampak pelanggaran
penyidikan itu juga menjadi kendala yang sangat luas pengaruhnya terhadap
untuk menuntaskan penyidikan sehingga hasil pemilihan bukan hanya sebagian-
aturan itu paling banyak dijadikan alasan sebagian.
penghentian penanganan kasus pidana. Jika merujuk definisi pelanggaran
Dengan batas waktu yang singkat tindak terstruktur, sistematis, dan masif itu
lanjut indikasi pidana pemilu, sulit bisa disimpulkan sepanjang politik uang
dilakukan secara optimal. Di sisi lain, tidak dilakukan aparat struktural, tidak
tantangan lain yang dihadapi Bawaslu direncanakan matang, atau tidak luas
dalam mengusut pidana pemilu seperti pengaruhnya, calon yang melakukan
politik uang adalah waktu laporan politik uang tidak bisa dibatalkan
yang dibatasi 60 hari sebelum waktu kepesertaannya. Alias ada ruang toleransi,
pencoblosan, sebagaimana yang diatur bahkan bisa disebut legalisasi politik uang
dalam Peraturan Bawaslu Nomor 13 sepanjang tidak terstruktur, sistematis,
Tahun 2016. Padahal seperti yang selama dan masif. Hal ini, tentu saja pada
ini kita yakini, “serangan fajar” seringkali akhirnya menumbuhkan ambiguitas serta
muncul menjelang masa pencoblosan. makin menumpulkan upaya pencegahan
Kelima, Syarat penindakan politik uang dan penegakan hukum atas tindak
juga harus dilakukan secara terstruktur, pidana politik uang dalam Pemilu itu
sistematis dan massif (TSM). UU Nomor sendiri. Selain itu, pembuktian menjadi
10 Tahun 2016 memang mengatur sanksi lebih rumit karena penindakannya harus
administrasi pembatalan pasangan calon melibatkan aparat penyelenggara negara.
bagi yang terbukti melakukan politik
uang (menjanjikan dan/atau memberikan 5. Simpulan
uang atau materi lainnya) untuk Politik uang merupakan pemberian
memengaruhi penyelenggara pemilihan uang atau barang supaya di saat pemilu
dan/atau pemilih. Namun, ketentuan seseorang menggunakan hak pilihnya
itu mengandung pemberatan syarat dengan cara tertentu. Praktek politik uang
sebab sanksi administrasi pembatalan merupakan salah satu bentuk pelanggaran
pasangan calon hanya bisa dilakukan Pemilu yang dapat mengancam kualitas
atas pelanggaran politik uang yang dan integritas dari Pemilu itu sendiri,
terjadi secara terstruktur, sistematis, karena hasil Pemilu yang diwarnai politik
dan masif (vide  pasal 135A ayat (1)). uang bukanlah Pemilu yang jujur dan
Frasa “dan” menunjukkan sifat kumulatif adil, melainkan hasil manipulasi yang
dalam pelanggaran dimaksud. Penjelasan mencederai asas-asas demokratis dan

418 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 418 12/6/17 2:36 PM


tidak sesuai dengan kedaulatan rakyat. Ketiga, penyelenggara Pemilu harus
Tidak dapat dipungkiri, politik uang pro-aktif dalam menyikapi atau merespon
dilakukan hampir di setiap daerah di laporan kasus-kasus politik uang. Dalam
Indonesia. Pemberitaan tentang politik hal ini, peran Sentra Gakkumdu yang
uang tak pernah berhenti seakan sudah kini melekat pada Bawaslu juga harus
menjadi tradisi di kalangan masyarakat ditingkatkan, terutama dalam menyamakan
dan dianggap sebagai hal yang wajar pemahaman dan pola penanganan politik
bahkan ditunggu-tunggu dalam setiap uang sebagai salah satu tindak pidana
Pemilu. pemilu, sehingga diharapkan dengan
Berdasarkan pola-pola praktik politik penegakan hukum yang tegas, akan berefek
uang dalam Pemilu dan penanganannya pada penurunan praktek politik uang.
di Indonesia yang selama ini masih Keempat, terkait limitasi masa
lemah, ada beberapa rekomendasi yang daluarsa pelaporan politik uang, harus
dapat diajukan agar praktek politik uang diperpanjang sampai dengan hari H
dapat dicegah : Pertama, perlu adanya pemungutan suara, di mana sebelumnya
peningkatan pendidikan pemilih agar para sesuai Perbawaslu Nomor 13 Tahun 2016
pemilih dalam Pemilu memiliki kesadaran diatur batas waktu pelaporan adalah
kritis supaya tidak mudah disuap dengan 60 hari sebelum pemungutan suara,
pemberian “uang, barang, materi apapun mengingat bahwa politik uang justru
atau hal-hal sejenis” yang dimaksudkan sering terjadi menjelang maupun saat
untuk membeli suara pemilih, baik pada hari H pemungutan suara.
masa kampanye, hari tenang, bahkan Kelima, syarat dapat ditindaknya
pada saat hari pencoblosan. politik uang berupa terpenuhinya
Kedua, pemilih harus didorong unsur TMS (Terstruktur, Masif dan
agar menjadi pemilih yang berani, kritis Sistematis) menurut hemat penulis
dan aktif, dengan ikut serta mengawasi perlu dipertimbangkan kembali oleh
jalannya Pemilu. Hal ini didukung dengan para pembuat kebijakan negeri ini.
era keterbukaan saat ini, di mana Mengingat, akan sangat sulit upaya
peran media sosial sangat luar biasa. pembuktian agar suatu kasus politik uang
Pemilih harus didorong untuk berani dapat dikategorikan sekaligus ke dalam 3
melaporkan jika ada pelanggaran Pemilu. unsur tersebut. Hal ini juga akan makin
Pemilih dapat memantau dan mengawasi menambah daftar panjang kasus-kasus
jalannya Pemilu melalui update kabar poltik uang yang tidak tertangani atau
seputar Pemilu dan menginformasikan tidak tersentuh hukum.
berbagai temuan pelanggaran Pemilu
secara langsung kepada pihak-pihak yang
berwenang melalui media sosial.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 419

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 419 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

ACE Electoral Knowledge Network, (2013), The ACE Encyclopaedia : Electoral Integrity,
ACE Electoral Knowledge Network.
International Institute for Democracy and Electoral Assistance (2014), Improving
Electoral Practices : Case Studies and Practical Approaches, Stockholm:
International IDEA.
Partnership for Governance Reform (Kemitraan), (2014), “Integritas Pemilu 2014 :
Kajian Pelanggaran, Kekerasan, dan Penyalahgunaan Uang pada Pemilu 2014”,
Kemitraan, Jakarta.
Partnership for Governance Reform (Kemitraan), (2011), “Seri Demokrasi Buku 13 :
Menjaga Integritas Pemungutan dan Penghitungan Suara”, Kemitraan, Jakarta.
Rifa’I, Antulian. DR. S.H, M.Hum, (2004), “Politik Uang Jalan Pemilihan Kepala Daerah”,
Jakarta: Ghalia Indonesia.
The Report of the Global Commissions on Elections, Democracy and Security, (2012),
Deepening Democracy : A Strategy for Improving the Integrity of Elections
Worldwide.
Gatra, Sandro (2016, Maret, 3). Mahar Politik, Serangan Fajar dan Suap. Kompas.
Diakses dari http://nasional.kompas.com
Hermansyah, Heriyanto (2016, Juni 19). Kemesraan Sentra Gakkumdu. Kompas.
Diakses dari http://www.kompasiana.com
Hersubeno, Arief, (2017, April, 17). Uang dan Politik dalam Pilkada DKI 2017.
Kumparan. Diakses dari https://kumparan.com
Harunsyah, Moch, (2017, April, 19). Modus Politik Uang di DKI, Bagikan Kopi
Sampai Kirim Sapi. Liputan 6. Diakses dari http://pilkada.liputan6.com
Ramdhani, Dian (2017, Februari 14), Bawaslu Temukan 600 Kasus Poltik Uang
Selama Masa Pilkada 2017. Sindonews. Diakses dari https://nasional.
sindonews.com
Ramdhani, Dian (2017, Februari 17). Pilkada Serentak 2017, Politik Uang Diprediksi
Kian Marak. Sindonews. Diakses dari https://metro.sindonews.com
Sawitri, Angelina Anjar (2015, Desember, 9). Pilkada Serentak, Politik Uang
Ditemukan di 27 Daerah. Tempo. Diakses dari https://tempo.co
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2015 Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan
Walikota.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Peraturan Bawaslu Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penanganan
Pelanggaran Administrasi terkait Larangan Memberikan dan/Atau
Menjanjikan Uang Atau Materi Lainnya Yang Dilakukan Secara Terstruktur,
Sistematis dan Masif Dalam Pemilihan Gubernur dan Walikota.

420 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 420 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Dinati, F.H.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 421-435

MASYARAKAT DAN MALPRAKTEK PEMILU

Febriyani Hilda Dinati


Mahasiswa Magister Tata Kelola Pemilu Univeritas Airlangga,
hilda0402_oke@yahoo.com

ABSTRACT

Throughout the election, there are always problems in the process, whether it is
malpractice, and other actions that threaten the general public in voting. The public is
not fully informed about the election activities and their impact. Election malpractice
reduces democratic election values. This study intends to explain how big the mistakes
and frauds that exist during the election and how the role of society to handle
malpractice election. This research uses descriptive analytic method with qualitative
approach. The data used in this research are primary data and secondary data. The
study found two types of malpractice: first, the public was less aware of the types of
election fraud. Both in terms of alleged money politics, campaigns outside the schedule,
the installation of banners that are considered negative and provocative. Secondly, the
community still does not know that it has entered the voter list, so there are voters who
do not exercise the right to vote, there are voters who exercise the right of others, and
most voters do not know the choice will increase the percentage of voter participation.

Keywords:
community roles, malpractice elections, malpractice management

ABSTRAK

Sepanjang pelaksanaan pemilu selalu ada permasalahan di dalam prosesnya, baik


yang melakukan tindakan malpraktek pemilu, maupun tindakan lain yang mengancam
masyarakat umum dalam memberikan suaranya. Masyarakat belum sepenuhnya
mengetahui tentang kegiatan pemilu dan dampaknya. Malpraktek pemilu mengurangi
nilai pemilu yang demokratis. Penelitian ini bermaksud menjelaskan seberapa besar
kesalahan dan kecurangan yang ada pada saat pemilu berlangsung dan bagaimana

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 421

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 421 12/6/17 2:36 PM


peran masyarakat untuk menangani malpraktek pemilu. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini menemukan dua
jenis malpraktek: pertama, masyarakat tidak begitu mengetahui adanya jenis-jenis
kecurangan pemilu. Baik dari segi dugaan politik uang, kampanye diluar jadwal,
pemasangan spanduk yang dinilai negatif dan provokatif. Kedua, masyarakat masih
belum mengetahui telah masuk kedalam daftar pemilih, sehingga ada pemilih yang
tidak menggunakan hak pilih, ada pemilih yang menggunakan hak pilih orang lain, dan
sebagian besar pemilih tidak mengetahui pilihannya akan meningkatkan persentase
partisipasi pemilih.

Kata kunci:
peran masyarakat, malpraktek pemilu, penanganan malpraktek

1. Pendahuluan Dalam setiap pelaksanaan pemilu, baik


Pemilihan Umum (Pemilu) serentak Pemilu Legislatif, Pemilu Presiden dan
2019 tinggal menghitung waktu, KPU Wakil Presiden, Pemilu Kepala Daerah dan
sebagai penyelenggara pemilu telah Wakil Kepala Daerah, tidak terlepas dari
menentukan tanggal pelaksanaan berbagai bentuk pelanggaran. Pelanggaran
pemilihan yang jatuh pada Rabu, 17 dalam pemilu disebut malpraktek pemilu.
April 2019. Pemilu serentak ini akan Adanya malpraktek menjadi kendala
sangat menyita perhatian karena, bukan dalam seluruh tahapan pemilu, baik
hanya memilih anggota dewan yang sebelum pemilu berlangsung, maupun saat
akan duduk di dalam parlemen tapi juga pelaksanaan pemilu.
memilih Presiden dan Wakil Presiden Lembaga Independen yang telah
yang menjalankan kewenangannya dibuat pemerintah yakni Komisi Pemilihan
selama 5 tahun. Umum (KPU), BAWASLU dan DKPP. Tiga
Pemilihan umum salah satu fungsinya lembaga tersebut penting untuk bersikap
adalah sarana konversi suara rakyat netral dalam penyelenggaraan Pemilu.
dan perwujudan kedaulatan rakyat Dalam Pasal 1 Ayat 7 UU No 7 Tahun 2017
untuk menghasilkan pemerintahan yang berbunyi bahwa “Penyelenggara Pemilu
berdasarkan Pancasila dan Undang- adalah lembaga yang menyelenggarakan
Undang Dasar 1945. Didalam Undang- pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan
Undang Dasar 1945 dalam Pasal 1 ayat Umum, Badan Pengawas Pemilu, dan
(2) menyatakan bahwa “kedaulatan Dewan Kehormatan Penyelenggara
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi
menurut Undang-Undang Dasar”. penyelenggara pemilu, untuk memilih
Pemilihan umum serentak nanti Anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
menarik perhatian masyarakat, dan Anggota Dewan Perwakilan Daerah,
kemungkinan besar akan ada peningkatan Presiden dan Wakil Presiden dan Untuk
partisipasi masyarakat yang signifikan. memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah secara langsung oleh rakyat.”
422 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 422 12/6/17 2:36 PM


Dari pasal tersebut jelas menyatakan tidak terbukti pelanggarannya; (ii)
bahwa pelaksanaan dan penyelenggaraan Sementara ada 53 kasus terbukti
pemilu tidak hanya menjadi tanggung pelanggarannya, dengan rincian
jawab KPU semata. Bawaslu yang 36 kasus diselesaikan ditingkat
berperan dalam pengawasan juga wajib Panwaslu, 4 kasus di tingkat
bertanggung jawab dalam seluruh daerah terkait kode etik, 13 kasus
tahapan pemilu. Dengan jargon baru diselesaikan di tingkat Bawaslu
KPU yang saat ini berjudul “Melayani”, Provinsi. Adapun jenisnya, sebagian
dan Bawaslu dengan judul Mengawasi, besar berkaitan dengan administrasi
memiliki semangat akan kesuksesan antara lain (DPT, Pemasangan
penyelenggaraan pemilu serentak APK, dan PNS yang terlibat dalam
kedepan. kampanye paslon). Pelanggaran Kode
KPU dan BAWASLU berperan dalam etik juga terjadi di KPU Sidoarjo,
penanganan malpraktek pemilu. Dilihat KPU Kota Blitar, Panwaslu Lamongan
dari berbagai pelanggaran/malpraktek (https://www.merdeka.com, 17
dapat dijabarkan sebagai berikut : November 2017).
1. Kasus di Provinsi Aceh tahun 2014 4. Di Provinsi Jawa Barat terdapat 37
ada 409 kasus. Ada 220 kasus pidana kasus pelanggaran saat Pemilukada
pemilu yang meliputi: 7 kasus di serentak 2017 dan terjadi pada
pengadilan, 2 kasus telah SP3, 18 3 Kab/Kota: Kota Tasikmalaya
kasus di Kepolisian, dan 193 kasus 10 pelanggaran, Kota Bekasi 17
terhenti di Panwaslu. Namun untuk pelanggaran, dan Kota Cimahi ada
193 kasus ini, setelah diperiksa 10 pelanggaran. Jenis pelanggaran
bukan termasuk dalam kasus pidana yang terjadi di Provinsi Jawa Barat,
pemilu. Selain kasus pidana pemilu, dari 37 kasus, antara lain adalah 28
di Aceh juga terdapat 23 kasus pelanggaran pidana, 7 pelanggaran
pelanggaran kode etik. (http;//Banda administrasi, 2 pelanggaran kode
Aceh Post.com, 13 mei 2014). etik. Pelanggaran pidana, seluruhnya
2. Kasus di Provinsi Bali juga terjadi saat tidak dapat buktikan, karena
pemilukada serentak berlangsung, banyak yang tidak terbukti. Bentuk-
antara lain: (i) pemakaian atribut bentuk pelanggaran lainnya yakni,
Paslon (pasangan calon) yang adanya pemilih palsu (Ghost Voter).
dilakukan oleh aparat birokrasi; Pemilih palsu terjadi saat pemilihan
(ii) Banyaknya kampanye sebelum berlangsung tahun 2015. Pemilih
waktunya. Ini mengindikasikan palsu terjadi di daerah Kabupaten
bahwa malpraktek di Bali sebagaian Muna, Sulawesi. Menurut UU No.12
besar di selesaikan di tingkat Bawaslu Tahun 2008, pasal 115 pemilih ganda
Provinsi. (http://balitribunenews.com atau orang yang menggunakan
8 Agustus 2017) identitas palsu terancam hukuman
3. Di Provinsi Jawa Timur, malpraktek pidana penjara. (http://www.
terjadi saat Pilkada serentak 2015. antarajabar.com, jumat 17 Februari
Ada 117 pelanggaran, antara lain: (i) 2017 ).
sebanyak 64 kasus dihentikan karena

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 423

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 423 12/6/17 2:36 PM


2. Metode Penelitian Pemilu demokratik adalah pemilu
Jenis penelitian yang digunakan yang dibentuk dan diselenggarakan
dalam penelitian ini adalah penelitian berdasarkan ketentuan dan kehendak
d e s k r i p t i f, y a n g m e n g g u n a k a n ra k ya t . Ke h e n d a k ra k ya t h a r u s
pendekatan kualitatif observasi. Menurut dilaksanakan secara periodik dan juga
Nawawi (2003), metode penelitian diselenggarakan berdasarkan asas
deskriptif mempunyai dua ciri pokok, umum dan setara (universal dan equal
pertama memusatkan perhatian pada suffrage). Menurut Ramlan Surbakti
masalah-masalah yang ada pada saat (2017) pemilu (Pilkada) yang demokratis
penelitian dilakukan sampai dengan (saat akan melahirkan pemerintahan yang
sekarang) atau masalah yang bersifat berlegitimasi, dan berkekuatan hukum
aktual. Kedua, menggambarkan fakta- serta pemerintahan yang berlegitimasi
fakta tentang masalah yang diselidiki akan menghasilkan pemerintahan yang
sebagaimana adanya diiringi dengan efektif, mampu menjalankan kebutuhan
interpretasi rasional yang ada. masyarakatnya.
Terdapat 2 (dua) jenis data yang Terdapat beberapa asas-asas pemilu
digunakan dalam penelitian ini, yaitu demokratik. Yang menjadi acuan dalam
data primer dan data sekunder. Data pelaksanaan pemilu yakni Pertama, pemilu
primer terdiri dari hasil wawancara demokratik memenuhi prinsip free and
dengan KPPS, pemilih, Anggota KPU yang fair election. Kedua, pemilu berintegritas
berkaitan dengan malpraktek Pemilu (electoral integrity) menyatakan bahwa
serta wawancara mendalam dengan Tim parameter pemilu demokratik itu harus
sukses sebagai pelaku malpraktek pemilu. memenuhi unsur Electoral Justice
Data sekunder terdiri dari beberapa (ketentuan hukum). Artinya, pemilu
data penunjang lainnya seperti daftar itu memenuhi unsur-unsur integritas,
pelanggaran dan jenis-jenis pelanggaran partisipasi, kerangka hukum yang pasti,
yang terjadi. Peneliti mewawancarai tidak memihak dan adil, profesional,
petugas Kelompok Penyelenggara bebas, transparan, tepat waktu, tanpa
Pemungutan Suara (KPPS) Selain itu, kekerasan, berkesinambungan dan
kajian dokumen, peraturan pemilu juga dapat diterima. Ketiga, prinsip pemilu
digunakan dalam penelitian ini. selanjutnya pemilu harus berintegritas
(Electoral Integrity).
3. Perspektif Teori Surbakti (2017) menawarkan 8
(delapan) parameter pemilu demokratik,
Dalam asas-asas yang digunakan,
yaitu:
penyelenggara pemilu (KPU dan Bawaslu),
1. Hukum Pemilu dan Kepastian Hukum,
bahwa adanya program maupun kegiatan
Hukum menjadi indikator pelaksanaan
dalam tahapan pemilu harus memiliki
pemilu yang demokratis, dimana,
ketentuan-ketentuan hukum serta
seluruh prosedur pelaksanaan pemilu
perspektif kepemiluan. Dengan demikian,
harus sesuai dengan hukum dan
prinsip-prinsip pemilu demokratik juga
ada Kepastian hukumnya, aspek
berlaku untuk seluruh kegiatan pemilu,
pemilu diatur secara lengkap
baik pemilu nasional maupun pemilu
(tanpa kekosongan hukum), semua
daerah.

424 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 424 12/6/17 2:36 PM


ketentuan Konsisten satu dengan yang 4. Kompetisi antar partai atau calon
lain (tanpa adanya pertentangan), berlangsung bebas dan adil (Free
semua ketentuan dirumuskan secara and Fair Contestation) Persaingan
jelas dengan tunggal arti (tanpa antarpartai dan calon tersebut
adanya multitafsir), dan ketentuan berlangsung dalam kesetaraan.
hukum harus dapat dilaksanakan 5. Penyelenggaraan Pemilu yang
dalam prakteknya. tidak hanya profesional tetapai
2. Pengaturan seluruh tahapan proses bertindak Independen dan Imparsial
penyelenggaraan Pemilu yang tidak dalam melaksanakan tugasnya dan
saja menjamin kepastian hukum kewenangannya.
tetapi juga berdasarkan asas-asas 6. P r o s e s P e m u n g u t a n s u a r a ,
pemilu yang demokratis, yakni tabulasi dan pengumuman hasil
langsung, umum, bebas, rahasia, penghitungan suara dilakukan
jujur dan adil, transparan, akuntabel, secara langsung, umum, bebas,
dan berintegritas. rahasia, jujur dan adil, transparan
3. Kesetaraan antar warga negara, dan akuntabel.
Indikator untuk melihat kesetaraan 7. Sistem penegakan hukum yang
warga negara ini dalam tiga bagian, mengatur pemilu (electoral dispute
yakni : (i) Daftar Pemilih Tetap yang resolution) dilkasanakan secara adil
mencakup derajat tinggi dalam dan tepat waktu.
hal cakupan, yaitu jumlah warga 8. Partisipasi masyarakat dalam proses
negara berhak memilih yang telah penyelenggaraan Pemilu.
terdaftar dalam DPT (Daftar Pemilih
Tetap). (ii) Kemutakhiran yaitu 4. Hasil dan Pembahasan
Jumlah warga negara yang ada pada Keberhasilan pemilu dapat dilihat
hari pemungutan suara berhak dari peran masyarakat. Artinya,
memilih, dan terdaftar dalam DPT, masyarakat menjadi salah satu parameter
jumlah warga negara yang tidak keberhasilan pelaksanaan pemilu. Tingkat
diperbolehkan memilih dan harus partisipasi mempengaruhi suara pemilih
dikeluarkan dalam DPT seperti TNI/ dan menentukan kemenangan salah satu
POLRI, serta meninggal dunia. (iii) paslon.
Akurasi Data yaitu jumlah warga Pemilih memiliki hak suara tentu
Negara yang tidak berhak memilih dan hak ini digunakan secara baik dan
dan sudah dikeluarkan dalam DPT, benar serta bertanggungjawab. Surbakti
dan jumlah pemilih yang namanya menegaskan pentingnya menegakkan
serta identitasnya telah ditulis sesuai prinsip satu orang, satu suara, dan
dengan seharusnya, serta prinsip bernilai setara (One Person, One Vote
kesetaraan: yang disebut OPOVOV and One Value/OPOVOV). Pendapat
(one person, one vote, one value) ini memberi titik tekan tentang adanya
juga harus terjamin, dimana dalam kesetaraan pada proses pemungutan dan
proses pemungutan suara setiap penghitungan suara dimana satu suara
suara Sah dihitung, dan dihitung dinilai sama dan suara sah dihitung secara
setara. setara.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 425

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 425 12/6/17 2:36 PM


Pemilu dinyatakan sebagai pemilu masih abstrak, dimana nilai kejujuran
yang demokratik jika dijalankan dengan menjadi sebuah kunci keberhasilan
bebas dan adil. Sesuai dengan asas pemilu dan legitimasi pemilu. Asas jujur
pemilu tolak ukur pemilu demokratik menjadi penting karena dengan nilai
memiliki asas: langsung, umum, bebas, jujur akan menghasilkan Integritas dalam
rahasia, jujur, adil, rahasia, dan yang pemilu. Bagian-bagian dari Integritas
terakhir adalah periodik. Makna dari asas- pemilu, yakni: Jujur, akurat, adanya
asas tersebut yakni; akuntabilitas, transparan.
Pertama, asas langsung berarti, Kelima, asas rahasia, adalah asas
pemilih yang memiliki hak suaranya, dimana setiap pilihan yang dipilih menjadi
dapat secara langsung menyuarakan sebuah kerahasiaan yang harus dijaga
suaranya sebagai pemilih. Dan hak dalam proses pemilu. Dengan istilah yang
memilih tersebut dijamin oleh Undang- biasa disebut “Don’t Ask and Don’t Tell”,
Undang. menyatakan bahwa setiap pilihan tidak
Kedua, asas umum, menjadi asas perlu ditanya dan tidak perlu dijelaskan,
pemilu yang demokratis, hal ini didasarkan karena pilihan suara sifatnya rahasia, agar
pada ketentuan yang telah disepakati publik tidak tahu akan pilihan kita.
secara International, melalui Declaration Keenam, asas adil, pada asas pemilu
Of Human Right, dimana dalam deklarasi ini, rasa adil merupakan sebuah tindakan
tersebut bahwa ketentuan memilih yang dilakukan kepada pemilih, dan
bersifat Universal Suffarge, memilih tidak peserta pemilu, oleh penyelenggara
boleh tebang pilih karena seluruh warga selama proses pelaksanaan pemilu
negara yang memiliki hak pilih, apapun dijalankan. Realitas pelaksanaan Pemilu
jenis kelaminnya, apapun suku bangsanya masih menunjukkan kesalahan-kesalahan
dan pendidikannya, tetap memiliki hak yang disengaja masyarakat, baik yang
pilihnya. dilakukan oleh penyelenggara pemilu
Ketiga, asas bebas, asas ini sering maupun peserta pemilu serta pemilih itu
sekali menjadi pertanyaan bahwa sendiri. Contoh masih adanya jual beli
“bebas” seperti apa maksud dalam asas suara (vote buying). Membeli dan menjual
tersebut, pengertiannya bahwa pemilih berakibat hilangnya rasa adil dalam
yang memiliki hak dalam menentukan pemilu. Asas adil menjadi pokok yang
pilihannya, dapat memberikan suaranya harus dapat dilaksanakan semua pihak.
pada pemilu tanpa adanya tekanan Ketujuh, asas periodik menjadi asas
maupun paksaan dari pihak manapun. pemilu terakhir karena pemilu memang
Namun dalam faktanya ternyata masih harus dilaksanakan setiap 5 tahun sekali,
ada pemilih yang dengan sukarela tujuannya adalah untuk mengevaluasi
menjual suaranya kepada pihak tertentu, kinerja wakil rakyat yang telah dipilih
yang berakibat tidak ada lagi kebebasan periode lalu dan memilih kembali untuk
bersuara karena suaranya tersebut dapat pemerintah, apakah pemerintah yang
dibeli dan terjadi jual beli suara (vote lalu masih layak untuk menjalankan roda
buying). pemerintahan.
Keempat, asas jujur, asas ini menjadi Partisipasi pemilih selalu menjadi
unik karena membahas sesuatu yang tolak ukur kesuksesan pemilu, dengan

426 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 426 12/6/17 2:36 PM


berbagai macam presentase yang ini sangat bertentangan dengan Asas
bervariasi. Jika melihat kebelakang saat Luber dan Jurdil (Langsung, Umum,
Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Bebas, Rahasia, Jujur dan Adil).
2017 lalu, yang cukup menyita perhatian 4. Adanya, lembaga pemantau pemilu
publik, presentase pemilih tidak lebih yang terlibat dalam proses pemilu,
dari 75%, yang artinya tingkat partisipasi sesuai dengan UU No. 7 Tahun 2017,
pemilih juga belum begitu signifikan. Pemantau Pemilu diselenggarakan
Dari bentuk partisipasi memilih warga dan didaftarkan pada Bawaslu.
negara kurang lebih terdapat sembilan (9) Sesuai pasal 351 ayat 6 UU No.
bentuk partisipasi antara lain yakni : 7 Tahun 2017 yang menyatakan
1. Adanya keterlibatan partai politik bahwa “Pemantau Pemungutan
sebagai peseta pemilu yang dalam suara dilaksanakan oleh Pemantau
hal proses seleksi calon anggota Pemilu yang telah diakreditasi oleh
DPR dan DPRD, dalam memberikan Bawaslu, Bawaslu Provinsi, dan
masukkan untuk perumusan visi, Bawaslu Kabupaten/Kota”
misi dan program partai politik yang 5. Banyak dari masyarakat yang
akan dilaksanakan dalam pemilu. mengetahui adanya pelanggaran-
Artinya partai politik juga berperan p e l a n g ga ra n p e m i l u , n a m u n
dalam penyampaian visi, misi parti sebagian besar masyarakat tidak
sampai ketingkat bawah. Namun mau melaporkan bentuk pelanggaran
ternyata sedikit sekali partai politik tersebut. Keterlibatan pemilih dalam
yang melakukan tindakan ini sampai melaporkan dugaan pelanggaran
keakar rumput. pemilu, tentunya harus diberikan
2. Adanya keterlibatan penggiat apresiasi serta dukungan bahwa
Pemilu (yang berasal dari Lembaga tindakan pemilih dalam melaporkan
Swadaya Masyarakat) untuk dapat pelanggaran pemilu dapat dilindungi
menyelenggarakan program oleh hukum. Undang-Undang
p e n d i d i ka n m e m i l i h ( v o t e r s pemilu telah mengatur tentang
education). pemilih dan menentukan pihak yang
3. Mendukung secara aktif kepada dapat melaporkan adanya dugaan
peserta pemilu, dapat menjadi pelanggaran pemilu antara lain:
peserta kampanye yang aktif serta pemilih yang terdaftar, pemantau
baik, yang artinya peserta pemilu pemilu dan peserta pemilu. Adanya
dalam hal ini partai politik tentu berbagai dugaan pelanggaran dapat
harus mengedepankan kejujuran dan dilaporkan kepada bawaslu (badan
tanggung jawab serta menawarkan pengawas pemilu/ jajaran ditingkat
visi, misi yang sesuai dengan bawah bawaslu, antara lain Bawaslu
kebutuhan masyarakat. Dapat dilihat Kabupaten dan Panwaslu Kecamatan.
belakangan ini, masyarakat sudah 6. Partisipasi selanjutnya adalah pemilih
hampir kehilangan kepercayaan datang ke TPS ikut memilih atau
terhadap partai politik. Partai politik memberikan suaranya pada hari
tidak melakukan tindakan jual beli H (hari pemungutan suara). Jika
suara (vote buying). Karena tindakan dilihat dari data Sidalih (sistem data

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 427

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 427 12/6/17 2:36 PM


pemilih) untuk jumlah pemilih yang terkait daftar pemilih belum diketahui
telah terdaftar secara berkelanjutan, oleh masyarakat sehingga masyarakat
hingga saat ini sebanyak kurang lebih tidak memberikan hak pilihnya. Implikasi
279 juta jiwa. dari hal ini masyarakat menjadi pasif dan
7. Selanjutnya untuk mengetahui berdiam diri sehingga adanya kecurangan
bentuk partisipasi yakni dengan pemilu tidak diketahui masyarakat.
adanya keterlibatan dalam lembaga- Penelitian ini juga dapat menunjukkan
lembaga survei yang dimana lembaga bahwa ada juga vote buying (jual beli
tersebut melaksanakan survei suara). Pembelian suara dilakukan
tentang peserta pemilu, Pemilih, oleh tim sukses peserta pemilu, dan
Penyelenggara Pemilu, dan Pemantau penjualan suara dilakukan oleh pemilih
Pemilu serta menyebarkan informasi suara. Pemilih tidak mengetahui hal
hasil kepada khalayak umum. Dari tersebut dan ini merupakan bagian dari
lembaga tersebut antara lain yakni : pelanggaran/malpraktek pemilu. Vote
a. Exit Poll sebagai lembaga yang buying tidak terjadi jika pemilih menolak
mensurvei yang mensurvei untuk menjual suaranya.
pemilih secara acak di berbagai Pemilih sebagai pemilik hak suara
TPS. mutlak memiliki tanggung jawab atas apa
b. Barometer Indonesia sebagai yang akan disuarakan. Tentunya bahwa
lembaga survey hitung cepat. setiap pemilih yang terdaftar di negara ini
c. Kompas Polling sebagai lembaga harus, dapat menelusuri seluruh proses
survey hitung cepat dan acak dalam tahapan pelaksanaan pemilu
di TPS saat Pilkada serentak dimana antara lain yakni :
Gubernur dan Wakil Gubernur 1. Membiasakan dirinya dengan
DKI Jakarta 2017. kandidat, dan mengetahui latar
8. Keterlibatan media dalam politik, belakang (track record) atau perjalanan
dimana media secara aktif dalam karier kandidat, serta isu-isu yang
proses peliputan kegiatan pemilu, sedang ada pada kandidat tersebut.
dan atau menyebarkan informasi 2. Tidak berpindah alamat, saat
yang berkaitan dengan pemilu. pendaftaran pemilih, jika pindah
9. M e n g e n a i p a r t i s i p a s i d a p a t sebaiknya mengurus administrasi
dilakukan dengan cara mengikuti yang memang telah menjadi
proses penghitungan suara yang prosedur pada dinas kependudukan
dilaksanakan di TPS, dan setelah itu dan catatan sipil, agar data dicabut.
menyebarkan informasi hasil dari TPS. 3. Mengetahui lokasi TPS dan waktu
Hal ini juga dapat menjadi kontrol dimulainya pemungutan suara.
pemilih terhadap pilihannya di TPS. Mengetahui letak TPS menjadi
Masyarakat dikatakan memiliki p e n t i n g g u n a , m e m u d a h ka n
kesadaran atas haknya sebagai pemilih, pemberian hak suara. Dan agar tetap
jika penyelenggara menyajikan informasi mendapatkan suara suara sesuai
terkait kepemiluan dan aturan-aturan dengan tempat dimana ditempatkan.
yang ada dan yang harus dilaksanakan. 4. Membawa identitas pribadi pada
Akan tetapi, ketersediaan informasi saat menuju ke TPS.

428 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 428 12/6/17 2:36 PM


5. Membiasakan diri dengan barang- pihak tertentu. Sebagai contoh
barang dan peralatan yang ada alamat pemilih yang tidak tepat, dan
ditempat pemungutan suara. nama pemilih yang tercantum pada
6. Memberikan hak suara pada surat DPT bukan orang yang sebenarnya.
suara dengan benar, yakni dengan Hal ini dibuktikan dari hasil
mencoblos pada tanda gambar, wawancara dengan petugas KPPS
nama pasangan calon (pilkada) atau yang berada pada salah satu TPS.
(pilpres), atau nama calon anggota Pe r j a l a n a n p e m i l u s e r e n t a k
legislatif. akan mempengaruhi seluruh elemen
Kecurangan pemilu terjadi karena masyarakat, baik dari segi perilaku
masih minimnya pengetahuan pemilih memilih warga, yang juga dapat berubah
tentang kepemiluan. Dalam hal ini dan akan sulit diprediksi, dimana, saat
meliputi: tahapan pemilu, pencalonan, pemilihan umum serentak nanti. Pemilih
masa kampanye dan tindakan-tindakan bisa memilih 5 (lima) pilihan yang
yang memang masuk dalam kategori mal- berbeda sebagai contoh prediksi:
praktek pemilu. 1. Pemilih memilih angora DPR RI dari
Apabila ada keberatan dari masyarakat partai A, DPD dari partai B, DPRD
atas hasil pemilu, maka perlu diteliti Provinsi karena temannya sendiri dari
kembali apakah ada keterkaitan adanya partai C, dan DPRD Kab/Kota Karena
kecurangan yang dilakukan penyelanggara saudaranya dari Partai D, namun untuk
pemilu. Hasil penelitian juga harus Presiden dan Wakil Presiden dari yang
melampirkan dan memiliki bukti-bukti diusung oleh partai B,D,E. 5 pilihan
kecurangan yang dilakukan dalam pemilu dan 5 surat suara yang berbeda akan
meliputi antara lain: sangat banyak variasi memilihnya.
a. Adanya terlibatnya penyelenggara 2. Selanjutnya pemilih dapat saja
pemilu dalam tindakan pencurian memilih Presiden dan Wakil Presiden
suara. Hal ini biasa dilakukan oleh yang diusung partai A,B, C, namun
penyelenggara ditingkat bawah, pilihan DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD
sehingga perlu adanya kontrol dalam Kab/Kota dari partai yang sama sekali
pengawasan suara saat penghitungan tidak memilih atau tidak mencalonkan
suara berlangsung. pasangan calon yang dipilih.
b. Adanya tindakan atas seluruh surat 3. Namun jika pemilih benar-benar
suara yang disimpan pada sebuah telah memiliki ID-Party maka, akan
tempat yang aman, dan wajib dijaga dihasilkan Pemilih yang memilih
oleh aparat keamanan. Presiden dan Wakil Presiden dari
c. Adanya data pemilih yang terdaftar partai A dilanjutkan dengan calon
namun ternyata tidak sesuai dengan anggota DPR dari Partai A, DPD,
identitasnya setelah dilakukan DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota.
konfirmasi dan pencocokan data, Pemilih konsisten atas apa yang
hal ini berakibat adanya data pemilih dipilih berdasarkan partai yang
palsu. Dan ada kemungkinan bahwa mengusung visi-misi yang sesuai hati
data ini dapat digunakan oleh pihak- nurani pemilih.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 429

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 429 12/6/17 2:36 PM


Permasalahan DPT Ragam Malpraktek Pemilu
Permasalahan DPT tidak Pemilu serentak memiliki potensi
pernah habis, untuk dibahas dan kecurangan yang jauh lebih besar dari
dipermasalahkan, namun kita ketahui Pilkada serentak. Karena saat menjelang
bersama, bahwa DPT Pemilu mulai pencoblosan berlangsung, maupun
mengalami penyempurnaan seiring sebelum pencoblosan dan harus dicegah
berjalannya waktu. Pada Tahun 2014 saat adalah saat proses rekapitulasi suara yang
pemilu anggota legislatif dan pemilihan ada di TPS. Dilihat dari tindak pelanggaran
presiden dan wakil presiden, data pemilih kecurangan berupa pelibatan perangkat
telah menggunakan data pemilih dengan pemerintahan desa dalam statusnya
barbasis online dan data diakses melalui sebagai aparatur sipil negara (ASN) yang
sistem yang bernama Sidalih. Dari sistem masuk dalam struktur penyelenggaran
data pemilih ini dapat diketahui dengan Pemilu di tingkat KPPS dan PPS. Ini
pasti, pemilih telah terdaftar dalam DPT m e r u p a k a n b e n t u k ke c u ra n g a n
maupun tidak, begitu pula tentang data terstruktur, sistematis, dan massif.
pemilih ganda. Berikut ini potensi kecurangan dalam
Daftar Pemilih Tetap (DPT), pada proses penyelenggaraan pilkada maupun
tahun 2015 dari 41 Juta lebih pemilih, ada pemilu yang telah berlangsung dari
sekitar 5 Juta warga di 101 Daerah yang pemilu ke pemilu antara lain yakni :
belum memiliki e-KTP. Untuk informasi, 1. Politik uang, varian kecurangan ini
pada tahun 2015 e-KTP menjadi syarat hampir selalu ada dalam pemilu,
bagi seseorang untuk dapat memberikan bagaimana tidak karena politik
hak suaranya. Untuk tahun 2018 nanti uang selalu menjadi sarana, untuk
penentuan DPT berdasarkan domisili mempengaruhi seseorang dalam
mulai ditetapkan pada bulan Maret menyuarakan suaranya. Dalam Hal
dan untuk DPT tahun 2019 mengikuti ini, tentu saja pemilih yang tidak
DPT ditahun sebelumnya. (Kompas, 15 cerdas dan mau terhadap tindakan
Februari 2017). politik uang, akan berpihak pada
Pada kesempatan yang sama, pemberi uang atau pelaku politik
Komisioner KPU Hadar Nafis Gumay uang tersebut. Keputusan yang
menegaskan bahwa pihaknya akan segera diambil oleh pemilih tidak lagi
merespon permasalahan DPT. Hadar berdasarkan baik tidaknya calon
Nafis Gumay juga mengatakan, setiap yang akan dipilih melainkan, pemilih
orang yang belum terdaftar dalam DPT akan berpihak pada calon yang telah
tidak akan kehilangan hak pilihnya. Orang memberikan uang tersebut. Istilah
tersebut bisa mendatangi TPS tempat politik uang atau money politic
dia tinggal sesuai KTP, satu jam sebelum menunjuk pada penggunaan uang
waktu pemilihan ditutup. “Jadi yang untuk mempengaruhi keputusan
belum terdaftar tetap bisa memilih di TPS- politik dalam pemilu ataupun dalam
nya masing-masing dengan membawa hal lain yang berhubungan dengan
e-KTP atau surat keterangan,” ujar Hadar keputusan-keputusan penting
(Kompas, 15 Februari 2017). lainnya.

430 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 430 12/6/17 2:36 PM


2. Malpraktek selanjutnya adalah ada. Data ganda juga dapat diketahui
penggelembungan jumlah pemilih dalam Sistem Data Pemilih atau
yang tercantum dalam DPT (daftar Sidalih, karena pada sistem ini, dapat
pemilih tetap), dimana Mal-Praktek mendeteksi pemilih yang sebagai
ini, dapat dilakukan oleh pihak contoh: (i) Kota A dan Kota B: nama
penyelenggara yang sengaja ingin sama, tempat tanggal lahir sama,
mengelembungkan suara. Kekacauan jenis kelamin sama, alamat berbeda,
Daftar Pemilih Tetap (DPT) semakin model seperti ini dapat dipastikan
mengkhawatirkan banyak pihak. data pemilih ganda beda daerah,
Jumlah Pemilih yang tercantum maka tindakan yang harus dilakukan
dalam DPT sangat potensial oleh penyelengara adalah mendata
digelembungkan oleh pihak-pihak keberadaan orang tersebut, apabila
tertentu dalam Pilkada serentak ada didaerah/Kota A maka harus
maupun Pemilu Serentak 2019 dihapus di Kota B, begitu sebaliknya.;
mendatang. Namun, perlu diketahui (ii). Varian ganda selanjutnya adalah
bahwa DPT dihasilkan dari Proses nama sama, tempat lahir sama, jenis
pemutakhiran data, yang dimana kelamin sama, alamat sama, maka
data tersebut berasal dari DP4 hal ini tentu ganda. Terdapat banyak
(Daftar Penduduk Pemilih Potensial), varian ganda lainnya yang dapat
yang kemudian diolah menjadi dideteksi melalui Sidalih. Data yang
DPS (Daftar Pemilih Sementara) diberikan Kemendagri seharusnya
selanjutnya data DPS dimutakhirkan adalah data yang bersih. Ini untuk
kembali melalui Sidalih, data mana memudahkan pendataan pemilih.
yang layak ditetapkan sebagai DPT. 4. Adanya Kampanye mendahului
Pada Sidalih diketahui, pemilih jadwal, dapat dikatakan sebagai salah
mana yang datanya ganda, belum satu varian dari malpraktek pemilu.
cukup umur saat hari H pemilu, Pelaksanaan kampanye sebelum
dan pemilih yang sudah tidak ada waktunya maupun kampanye yang
(meninggal), dan pindah memilih tidak berimbang sering terjadi dengan
maka harus dihapus dalam DPS dan sengaja, dimedia elektronik. Seperti
tidak ditetapkan dalam DPT. diketahui, saat ini begitu banyak
3. Adanya Indentitas ganda, identitas kampanye yang ditayangkan dimedia
ganda terjadi karena kesalahan pada elektronik. Biaya kampanye yang akan
saat perekaman data perubahan dikeluarkan tentunya sangat besar,
identitas menjadi KTP elektronik mulai dari biaya kendaraan untuk
(e-KTP). Menurut data yang diberikan kandidat, pembuatan poster, brosur,
oleh Kemendagri bahwa data DP4, sampai pada pembuatan biaya-biaya
bahwa sebagaian besar data yang kampanye lainnya di media lain.
ada di DP4 masih belum sempurna 5. Sebagaimana paparan yang telah
atau masih terdapat data yang ditulis sebelumnya bahwa, berbagai
memiliki kependudukan ganda. macam tindakan dan kecurangan
Disdukcapil juga tidak berani untuk akan selalu muncul dalam tahapan
menghapus begitu saja data yang dan pelaksanaan pemilu, tentu hal ini

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 431

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 431 12/6/17 2:36 PM


perlu ditangani secara bersama-sama. Hyde (2008) dalam kajiannya
Masyarakat sebagai jembatan dalam mengidentifikasi kecurangan pemilu,
penjagaan demokrasi, harus dapat meliputi: (i) Adanya manipulasi pemilih
mengetahui dan menghindari adanya (manipulasi demografi, penghilangan hak
kecurangan-kecurangan yang ada saat pilih, memecah dukungan oposisi); (ii)
pelaksanaan pemilu berlangsung. intimidasi; (iii) jual beli suara terhadap
Bawaslu berupaya penuh untuk pemilih dari peserta pemilu; (iv)
menjaga kedaulatan demokrasi yang penyalahgunaan informasi; (v) manipulasi
ada, agar proses dan pelaksanaan pemilu kertas suara; (vi) coblos ganda; (vii)
dapat berlangsung dengan baik dan manipulasi dalam rekapitulasi; (viii)
demokratis. Jika peran masyarakat dan Penggunaan pemilih palsu; (ix) merusak
Bawaslu dapat terjaga tentunya akan kertas suara; (x) pembajakan sistem
menghasilkan pemilu yang berkualitas teknologi informasi dalam pemungutan
dan demokratis. Menurut Susan Hyde, suara; (xi) pembajakan pelarangan hak
dkk (2008) dalam bukunya Election Fraud pilih; (xii) manipulasi hasil rekapitulasi
bahwa harus ada Detecting and Deterring suara.
Electoral Manipulation (mendeteksi dan Masyarakat dapat mendeteksi dan
menghindari manipulasi pemilihan). menghindari kecurangan-kecurangan
Dimana persoalan utama dalam pemilu pemilu. Hal ini dapat ditangani dengan
adalah bagaimana mengenali dan beberapa tindakan dari peran masyarakat:
mencegah terjadinya indikasi-indikasi 1. Masyarakat sebagai bagian dari
Election Fraud (kecurangan pemilu), komunitas sosial tentunya harus
election manipulation (manipulasi mampu mengetahui adanya kegiatan
pemilu), atau pencurian suara diam-diam, pemilu yang akan dilangsungkan,
vote rigging (terstruktur) dimana suatu baik Pemilu Legislatif, Pemilu
kecurangan pemilu yang terjadi karena Presiden dan Wakil Presiden,
intervensi atau campur tangan secara Pemilukada (Pemilihan Umum Kepala
illegal terhadap proses penyelenggaraan Daerah dan Wakil Kepala Daerah),
pemilu. Pemilihan Gubernur dan Wakil
Tindakan kecurangan biasanya muncul Gubernur.
dan berdampak pada penghitungan 2. Pemilih wajib mengetahui dimana
suara yang dapat mempengaruhi hasil TPS mana, harus memberikan hak
pemilu yang berlangsung, baik dalam suaranya, dengan cara mengecek di
meningkatkan hasil suara pemilih, dalam data website Sidalih (www.
mengurangi suara pemilih, merubah kpu.go.id) atar Sidalih Kabupaten
pilihan meski dalam satu partai pilihan. tempat asal, atau datang ke
Meski dari beberapa kajian bahwa kelurahan untuk melihat dalam S-DPT
electoral fraud juga sebagai bagian (salinan DPT).
dari tindakan ilegal yang melanggar 3. Setelah mengetahui tempat TPS,
hukum, kecurangan pemilu yang tidak pastikan anda mendapatkan surat
mencerminkan semangat demokrasi pemberitahuan memilih (C6), yang
dalam aturan kepemiluan, bertentangan sampai saat ini masih dibagikan oleh
dengan prinsip demokrasi. PPS.

432 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 432 12/6/17 2:36 PM


4. Pemilih datanglah ke TPS, untuk 9. P e m i l i hdapat ikut proses
memberikan suaranya di tanggal pemungutan suara dengan cara
yang telah ditentukan. TPS dibuka mengamati dan mendeteksi hasil
mulai jam 07.00 berakhir sampai suara yang masuk, data dilakukan
dengan pukul 13.00. dengan merekap secara manual,
5. Pemilih datang memantau jalannya dan mencatat secara pribadi apa
pemilu, sampai dengan pemungutan yang telah terjadi di TPS selama
suara berakhir. Dan apabila pemilih pemungutan suara berlangsung.
bersedia maka setelah pemungutan Apabila ada kejanggalan dan
suara ditutup dilanjutkan dengan kec u ra n ga n Pem i l i h d a p at
penghitungan suara. melaporkan pada panwaslu terdekat.
6. Proses Penghitungan Suara di-
lanjutkan dengan, membuka kotak 5. Simpulan
suara satu persatu, sebagai contoh Pe l a n g g a ra n p e m i l u t e r j a d i
kotak suara yang pertama dibuka karena terbatasnya pengetahuan
adalah kotak suara DPR RI. Setelah pemilih. Keterbatasan pengetahuan
dibuka dan dilihat, surat suara dihitung ini menjadi penyebab adanya mal-
kembali, apakah telah sesuai dengan praktek pemilu, dan menjadikan pemilu
jumlah pemilih yang datang. Prinsipnya tidak berintegritas. Pemilu yang tidak
adalah pemilih yang menggunakan berintegritas acap dimanfaatkan oleh
hak suara adalah sejumlah surat partai politik peserta pemilu maupun oleh
suara yang ada dalam kotak. apabila calon anggota legislatif untuk melakukan
tidak sama maka, dikhawatirkan kecurangan.
terjadi penggelembungan suara atau Untuk mewujudkan pemilu yang
pencurian suara. berintegritas perlu sosialisasi terkait
7. Sebagai pemilih yang cerdas, ragam mal-praktek pemilu. Program ini
dan tetap pada komitmen atas dapat disampaikan kepada masyarakat
pilihannya, dapat memberikan hak luas, agar masyarakat mengetahui,
suara dengan bebas, dan tidak di mendeteksi dan mencegah serta
Intervensi oleh pihak manapun, menanggani malpraktek sebelum
pemilih harus konsisten terhadap pelanggaran berdampak luas dan terjadi
pilihannya, jika pemilih menjual makin jauh ditengah-tengah masyarakat.
suaranya maka dapat dikategorikan Hasil dari proses pemilu juga dapat
sebagai tindakan jual beli suara. terlegitimasi dengan baik dan dapat
8. Setelah pemungutan suara usai, dipercaya oleh khalayak umum.
p e nye l eng gara d i ti ngkat TPS Pada kesempatan ini peneliti
melakukan rekapitulasi suara. memberikan rekomendasi: pertama
Rekapitulasi ini, menjadi tonggak agar penyelenggara pemilu baik KPU
utama dalam penentuan hasil suara dan Bawaslu tetap menjaga integritas
di KPPS, merekap seluruh hasil yang dalam menjalankan tugasnya. KPU dan
telah masuk. dalam hal ini seluruh Bawaslu dapat bersinergi, bekerja sama
anggota KPPS bertanggung jawab dalam seluruh proses pelaksanaan
dalam rekapitulasi suara tersebut. dan penanganan malpraktek pemilu,

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 433

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 433 12/6/17 2:36 PM


baik sebelum pelaksanaan pemilu dan sosialisasi atas proses pemilihan yang
berlangsung, saat pelaksanaan pemilu berjalan. Peran aktif masyarakat untuk
dan saat pemutakhiran suara (termasuk mencegah pelanggaran-pelanggaran
penghitungan suara) sampai dengan serta malpraktek pemilu, tentu akan
suara hasil pemilu disahkan. menghasilkan pemilu yang demokratis.
Jika terjadi perselisihan antar saksi Masyarakat yang tanggap dan aktif
pasangan calon berbagai pihak seperti terhadap pelaksanaan pemilu, tentunya
saksi pasangan calon, partai politik dan harus mengetahui ragam pelanggaran dan
simpatisan yang merasa dirugikan dalam mencegah agar tidak terjadi pelanggaran
proses pemungutan dan penghitungan yang dapat menggangu pelaksanaan
suara dapat memberikan keberatan pemilu, baik pelanggaran yang terstruktur,
kepada pengawas pemilu, dengan bukti- sistematis, dan massif (TSM). Masyarakat
bukti yang kuat dan benar. berperan dalam penjagaan suara yang
Masyarakat seyogianya dapat ada di TPS hingga penentuan perolehan
mengetahui dan mengerti proses yang kursi yang ada, hal ini akan sangat efektif
ada selama tahapan pemilu, publikasi untuk dalam seluruh proses pemilihan.

434 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 434 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

Assiddiqie, Jimly. (2013 ). Menegakkan Etika Penyelenggara Pemilu, Jakarta: Raja


Grafindo Persada.
Birch, Sarah (2011 ). Electoral Malpractice: Oxford: Oxford University Press.
Surbakti, Raman dkk. (2008). Perekayasaan Sistem Pemilu untuk Tata Politik Demokratis,
Jakarta: Kemitraan Indonesia
Surbakti, Ramlan dkk (2017). Kuliah Inagurasi “Tata Kelola Pemilu Sebagai Subkajian
Pemilu Terapan” pada Universitas Airlangga, Surabaya.
Surbakti, Ramlan dkk. (2011). Penanganan Pelanggaran Pemilu, Jakarta: Kemitraan
Indonesia.
Susan, D Hyde dkk.( 2008 ). Election Fraud : Detecting & Deterring Electoral
Manipulation, Brookings Institution Press.
Helena Catt, Helena, Andrew Ellis, Michael Maley, Alan Wall, and Peter Wolf. (2014).
Electoral Management Design, Swedia: International IDEA.
Nawawi, Hadari. (2003) Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisnis Yang
Kompetitif. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
https://kpujakarta.go.id
https://kpu.go.id
http://balitribunenews.com
https://merdeka.com
http://www.antarajabar.com,
www.bandaacehpost.com
www.kompas.com

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 435

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 435 12/6/17 2:36 PM


436 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 436 12/6/17 2:36 PM


Jurnal Bawaslu
ISSN 2443-2539
Nugroho, K.
Vol.3 No. 3 2017, Hal. 437-452

INTEGRITAS PENYELENGGARA PEMILU:


REFLEKSI PILKADA SERENTAK 2015 DI JATIM

Kris Nugroho
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia
bknug_65@yahoo.com

ABSTRACT

This article uncover the electoral management body or EMB in the shaping of electoral
integrity. EMB works on the basis of election norms that implemented as a electoral
law. To build electoral integrity, electoral norms should live in mind of the EMB
members and they use them as ethic anchor in every electoral cycle. But if the EMB
tends to violation of electoral norms, these case will be ruin electoral integrity. Based
on the simultaneous of the local election in East Java, I found that partisanhip or
partiality by EMB members could delegitimize electoral integrity. Using quantitatives
data and resumes of the limited group discussion, I found that local political interest
in the field could be obstacles for empowering of EMB’s integiry in the future.

Keywords
EMB, election, electoral integrity

ABSTRAK

Artikel ini mengkaji bahwa masalah integritas penyelenggara pemilu menjadi halangan
bagi perwujudan integritas pemilu. Norma-norma atau ketentuan-ketentuan pemilu
yang dituangkan dalam undang-undang pemilu tidak cukup kuat untuk menghasilkan
penyelenggara pemilu yang memiliki integritas dalam rangka melaksankan tugas
dan kewenangannya. Dalam realitas di pilkada serentak 2015 di Jawa Timur, para
penyelenggara pemilu terlibat dalam kasus-kasus pelanggaran terhadap norma-
norma pemilu. Termuan menunjukkan bahwa pelanggaran pemilu oleh penyelenggara
pemilu tersebut mengerucut pada tiga pola pelanggaran. Pertama, bersikap partisan

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 437

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 437 12/6/17 2:36 PM


atau memihak kepada calon pasangan kepala daerah tertentu. Kedua, membuat
kebijakan yang merugikan dan menimbulkan ketidaksetaraan politik bagi pasangan
calon kepala daerah. Ketiga, bertindak tidak profesional dan tidak cermat dalam
melakukan tugasnya sehingga menimbulkan ketidakpastian hukum. Kasus pelanggaran
pemilu oleh penyelenggara pemilu ini menggambarkan bahwa masalah integritas
penyelenggara pemilu masih rendah.

Kata Kunci
penyelenggara pemilu, integritas pemilu, pemilihan umum

1. Pendahuluan proporsional, profesional, akuntabel,


Kuantitas penyelenggaraan pemilihan efektif dan efisien. Pasal 3 di atas menjadi
umum (pemilu) tidak dengan sendirinya norma etik yang mengikat penyelenggara
menghasilkan penyelenggara pemilu yang pemilu (KPU dan jajarannya, Bawaslu
bebas dari kasus pelanggaran-pelanggaran dan jajarannya), untuk konsisten dan
pemilu baik yang dilakukan penyelenggara integritas tinggi menerapkan norma-
atau peserta pemilu. Pelanggaran pemilu norma pemilu demokratik di atas sebagai
dapat dibagi menjadi dua, pelanggaran landasan penyelenggaraan tahapan-
administratif pemilu (election malpractice) tahapan pemilu.
dan pelanggaran kejahatan pemilu (election Pengalaman pemilu (legislatif) 1999,
fraud). Kedua bentuk pelanggaran pemilu 2004, 2009, 2014, pemilu presiden dan
ini menjadi ancaman penyelenggaraan wakil presiden dan pemilu kepala daerah
sekaligus bertentangan dengan norma- (gubernur, wakil gubernur, bupati dan
norma pemilu demokratik ( Alvares; Hall, wakil bupati, walikota dan wakil wali
2008: 2). kota) belum cukup kuat dijadikan mile
Dalam konteks Indonesia, norma- stone pemilu demokratik karena masih
norma pemilu universal dapat dilihat dibayangi beberapa kasus malpraktek
dari frase pasal 2 UU Nomor 8 Tahun pemilu. Untuk menjadi mile stone
2012 tentang Pemilu DPR, DPD dan DPRD pemilu demokratik, peserta pemilu dan
yaitu prinsip “langsung, umum, bebas, penyelenggara pemilu harus bersih dari
rahasia, jujur dan adil”. Prinsip pemilu praktek pelanggaran pemilu. Dalam
demokratik juga mengikat penyelenggara argumen ini, penyelenggara pemilu yang
pemilu (KPU dan Bawaslu) agar menjamin bersih dari praktek pelanggaran pemilu
pelaksanaan pemilu dilakukan secara adalah perwujudan dari penyelenggaraan
demokratik tanpa syarat. Dalam pasal pemilu demokratik. Sebelas nilai-nilai
3 UU No 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, tersebut menjadi patokan penyelenggara
disebutkan bahwa penyelenggara wajib pemilu dalam rangka menghasilkan
melaksanakan 11 prinsip etik sebagai proses pemilu yang demokratik dan
penyelenggara pemilu yaitu mandiri, jujur, berintegritas.
adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, Makna pemilu demokratik

438 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 438 12/6/17 2:36 PM


dapat dijabarkan ke dalam tahapan langsung dalam tahapan-tahapan pemilu.
penyelenggaraan pemilu yang menjunjung Sedangkan peserta pemilu adalah parpol
asas OPOVOV dalam bilik suara. Sedangkan dan calon yang berperan penting dalam
makna integritas penyelenggara pemilu menghasilkan integritas pemilu. Mengacu
dapat diartikan sebagai komitmen pada pengalaman, kasus-kasus gangguan
nilai penyelenggaraan pemilu untuk integritas pemilu acapkali melibatkan
menjalankan tugas dan kewenangannya penyelenggara pemilu, peserta pemilu,
dalam menyeleng garakan pemilu maupun masyarakat.
sesuai dengan norma-norma pemilu Dalam penyelenggaraan pemilu
demokratik. Argumen ini mengandung legislatif (2014) dan pilkada serentak
dua hal. Pertama, tugas dan kewenangan (2015 dan 2017), masalah integritas
penyelenggara pemilu berpedoman pada penyelenggara pemilu masih belum
undang-undang pemilu dan membuat maksimal diwujudkan sebagaimana
kebijakan-kebijakan teknis dan operasional dapat dilihat dari kasus-kasus hukum/
pemilu sesuai undang-undang pemilu. pidana (misal penyelenggara diduga
Kedua, penyelenggara pemilu terikat pada menerima gratifikasi), perdata (membuat
norma-norma dan etika pemilu untuk keputusan yang di luar kewenangan)
menghasilkan proses dan hasil pemilu atau etik (misal penyelenggara tidak
yang jujur, adil, transparan, independen, netral/tidak mandiri). Beberapa kasus
profesional dan bebas dari paksaan dan menunjukkan bahwa penyelenggara
tekanan. Kedua hal ini merupakan variabel pemilu bertindak tidak sesuai norma-
penting bagi pembentuk integritas pemilu norma pemilu (undang-undang pemilu).
penyelenggara pemilu. Misalnya, kasus ini dapat dilihat dari data
Jika penyelenggara pemilu melakukan DKPP yang mencatat ada 247 kasus aduan
semua tahapan pemilu sesuai norma- pelanggaran pilkada serentak nasional
norma pemilu yang dituangkan dalam yang dilakukan penyelenggara. Dari 247
undang-undang pemilu dan pihak peserta kasus, Sumut ada 45 kasus, Jatim 28
pemilu memiliki keinginan yang sama, Sumbar dan Papua 13 kasus. Sedangkan
maka akan menghasilkan pemilu yang pada periode pilkada serentak 2017,
berintegritas. Namun jika penyelenggara DKPP mencatat ada 46 kasus pelanggaran
pemilu dan peserta pemilu bersekongkol yang dilakukan oleh penyelenggara di
untuk melakukan kecurangan pemilu Papua, Aceh 49 kasus, Sulteng 42 kasus,
(election fraud) maka proses dan hasil Maluku 21 kasus dan Jatim 2 kasus. Jika
pemilu akan cacat, tidak dapat dipercaya, flashback pemilu legistatif 2014 di Jatim,
tidak sesuai norma-norma pemilu pelanggaran paling serius yang dilakukan
demokratik. penyelenggara adalah keterlibatan 13
Masalah integritas pemilu mengacu anggota PPK di Kab. Pasuruan dalam
pada dua pihak yaitu penyelenggara kasus politik uang. Sebagai sangsinya,
pemilu dan peserta pemilu. Sesuai UU DKPP memberhentikan 13 penyelenggara
No. 15 tahun 2011 tentang penyelenggara tersebut. Kejadian lain, menjelang pilkada
pemilu, KPU dan Bawaslu adalah 2015, seorang anggota Panwas Kab.
penyelenggara pemilu yang secara Lamongan diberhentikan DKPP karena
teknis, kebijakan dan pengawasan terlibat terbukti menjadi simpatisan partai politik.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 439

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 439 12/6/17 2:36 PM


Demikian pula DKPP memberhentikan 2 terkait pilkada serentak tahun 2015
anggota KPU Situbondo karena memihak dan tahun 2017 di Jawa Timur. Data
salah satu calon bupati pada kampanye tersebut bersifat kuantitatif maupun
pilkada 2015. kualitatif berupa laporan pelanggaran
Pelanggaran terhadap prinsip pemilu, kajian hasil diskusi/wawancara
integritas yang dilakukan oleh terbatas penulis dengan penyelenggara
penyelenggara pemilu di atas terjadi pemilu dan observasi lapangan terkait
secara nasional. Hal ini diperkuat oleh pelanggaran pemilu yang melibatkan
jumlah aduan masuk ke DKPP dimana unsur penyelenggara. Dari data yang ada,
456 kasus melibatkan penyelenggara penulis melakukan klasifikasi pelanggaran
pemilu sepanjang 2015 (DKPP, 2016: 69). pemilu atas dasar aktor pelaku dan pola
Data DKPP tersebut menunjukkan bahwa pelanggaran pemilu. Hal ini dilakukan
penyelenggara pemilu rentan diadukan untuk mempertajam konsep siapa aktor
peserta pemilu dan masyarakat terkait pelanggaran pemilu, apakah warga
praktek politik uang, tidak independen, masyarakat biasa, peserta pemilu ataukah
bertindak diluar wewenangnya atau tidak penyelenggara pemilu. Prosedur ini
menindaklanjuti rekomendasi Panwaslih. dilakukan untuk menghasilkan data
Dari jumlah tersebut, 213 teradu ditujukan yang memenuhi aspek validitas yang
pada KPU Kabupaten/Kota. Jumlah teradu selanjutnya memperkuat bangunan
terbanyak adalah Kalimantan Barat yaitu analisis tulisan ini.
128 kasus, Sumatera Utara 59 kasus,
Papua 40 kasus, Sulawesi Selatan 29 kasus 3. Perspektif Teori
dan Jawa Timur 17 kasus. 3.1. Integritas Penyelenggara Pemilu
Berdasar paparan di atas, maka
Pengertian integritas penyelenggara
dapatlah di susun pertanyaan, mengapa
pemilu mengandung dua makna, yaitu
pelanggaran pemilu oleh penyelenggara
makna mengenai integritas pemilu dan
saat pilkada 2015 dan 2017 terjadi
makna mengenai integritas penyelenggara
walaupun telah dilakukan penguatan
pemilu. Dua konsep ini saling berkaitan.
hukum melalui regulasi pemilu? Apakah
Integritas pemilu menyangkut proses
hal ini menggambarkan bahwa integritas
penyelenggaraan pemilu menurut
penyelenggara pemilu rendah? Untuk
norma-norma hukum dan etik guna
menjawab pertanyaan-pertanyaan
menghasilkan pemilu demokratik. Namun
tersebut, maka penulis menggali dan
untuk mewujudkan integritas pemilu tidak
menganalisis data pelanggaran pemilu
bisa dilepaskan dari faktor komitmen
oleh penyelenggara bertolak dari pilkada
penyelenggara pemilu untuk senantiasa
2015 dan 2017 dikaitkan dengan road map
menjunjung tinggi hukum dan etik yang
penguatan kelembagaan penyelenggara
menjadi landasan suatu pemilu.
pemilu yang berintegritas.
Dalam konteks di atas, integritas

pemilu merujuk pada seperangkat
2. Metode Penelitian sistem nilai yang dikehendaki undang-
Data dalam artikel ini diperoleh undang untuk menghasilkan pemilu
dari hasil aktivitas lapangan penulis bisa dipercaya, berkepastian hukum,
dalam beberapa aktivitas lapangan adil dan demokratik. Integritas pemilu

440 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 440 12/6/17 2:36 PM


merupakan landasan untuk menghasilkan pemilu harus mendasarkan kerjanya
pemilu demokratik yang otentik dimana pada beberapa prinsip-prinsip, yaitu
baik penyelenggara pemilu dan peserta independen, imparsialitas, integritas,
pemilu bertindak sesuai norma-norma transparansi, efisiensi, profesionalisme
atau ketentuan pemilu demokratik. dan berjiwa melayani (aceproject, 2006).
Integritas pemilu merupakan konsep Prinsip yang kurang lebih sama
etik sekaligus bermakna keabsahan semangatnya juga menjadi patokan
legal dari penyelenggaraan pemilu penyelenggaraan pemilu di Indonesia
yang berjalan sesuai nilai-nilai universal sebagaimana tercantum pada pasal
pemilu demokratik, profesional, imparsial, 2 UU Nomor 15 Tahun 2011 Tentang
dan transparan dalam seluruh proses Penyelenggara Pemilu yakni mandiri, jujur,
penyelenggaraannya (Aceproject, 1998 adil, kepastian hukum, tertib, kepentingan
hal.9). umum, keterbukaan, proporsionalitas,
Di Indonesia, penyelenggara pemilu profesionalitas, akuntabilitas, efisien
(KPU dan Bawaslu) diberi kewenangan dan efektivitas. Mengacu standar
oleh konstitusi sebagai institusi yang International Institute for Democrcy and
bertugas menyelenggarakan pemilu Electoral Assistence (Wall, 2006:22),
dan melakukan pengawasan pemilu. penyelenggara pemilu harus berpedoman
Sudah menjadi kewajiban mereka untuk pada prinsip-prinsip : independen (tidak
menjunjung tinggi norma-norma pemilu dipengaruhi/dikendalikan pihak lain dan
guna menjamin seluruh tahapan pemilu bebas dari kepentingan dan tekanan
berjalan adil dan tepat sesuai pilihan politik mana pun), imparsialitas (tidak
rakyat. Dalam hal ini, penyelenggara berpihak kepada peserta pemilu),
pemilu dan peserta pemilu tidak boleh integritas (memiliki kepribadian dan
melakukan paksaan, manipulasi suara, komitmen kuat untuk melaksanakan tugas
politik uang, kejahatan pemilu yang dan kewenangan sesuai undang-undang
merugikan suara pemilih menjadi hilang pemilu), transparansi (peserta pemilu
atau dihilangkan, ditambah atau dikurangi dan publik mampu mengakses informasi
dalam rekapitulasi suara dan tidak boleh terkait pemilu), efisiensi (tepat sasaran,
terjadi persekongkolan yang mengarah anggaran dibuat sesuai kebutuhan,
pada pidana atau administrasi yang bijaksana dan mengutamakan aspek
melibatkan penyelenggara pemilu dan kualitas), profesionalisme (kompeten
peserta pemilu. di bidang kepemiluan), mengutamakan
Mengingat tugas penyelenggara pelayanan (memberikan pelayanan
pemilu adalah mentranformasi suara yang mengutamakan semua pihak) dan
menjadi kursi wakil-wakil rakyat mengedepankan tata kelola kerja yang
maka penyelenggara pemilu harus dapat dipertanggungjawabkan dari aspek
dijabat orang-orang yang memiliki hukum.
kualifikasi memenuhi aspek kejujuran, Prinsip-prinsip di atas, paralel dengan
mampu bertindak adil dan memiliki asas-asas penyelenggara pemilu yang
komitmen tinggi menghasilkan pemilu menjadi landasan KPU dan Bawaslu
yang dipercaya semua pihak. Untuk sebagaimana disebut pada pasal 2 UU
mendukung capaian ini, penyelenggara Nomor 15 Tahun 2011. Asas-asas tersebut

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 441

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 441 12/6/17 2:36 PM


adalah : mandiri/independen, jujur, adil, kehadiran integritas pemilu yang ditandai
kepastian hukum, tertib, kepentingan oleh efektivitas penyelenggara pemilu
umum, keterbukaan, proporsionalitas, dalam mencegah pelanggaran pemilu
profesionalitas, akuntabilitas, efisien dan (violation of electoral). Pelanggaran
efektivitas. Secara substansial kombinasi pemilu ini relatif umum terjadi terutama
prinsip-prinsip penyelenggara pemilu di negara-negara demokrasi baru dimana
versi IDEA dan UU Nomor 15 Tahun tekanan kekerasan, suap, manipulasi suara
2011 menghasilkan konsep integritas dan keberpihakan institusi penyelenggara
penyelenggara pemilu dimana ada jaminan pemilu terjadi sehingga mengarah pada
tahapan-tahapan pemilu dijalankan sesuai electoral misconduct (Birch, 2007).
asas-asas pemilu demokratik. Menurut Birch, electoral misconduct
Prinsip-prinsip pemilu di atas mengarah pada pelanggaran terhadap
merupakan tuntunan normatif, moral ketentuan norma-norma yang menjadi
dan etik yang berfungsi sebagai rule of aturan main dalam penyelenggaraan
conduct dan mengikat penyelenggara pemilu selama kampanye hingga
pemilu dalam melaksanakan tugasnya. penentuan hasil pemilu.
Jika penyelenggara pemilu mampu Aktor pelaku electoral misconduct
mengimplementasikan dengan konsisten potensial dilakukan oleh pihak-pihak yang
ke dalam tindakan baik menyangkut punya kewenangan atau berkepentingan
proses, kebijakan dan sikap maka tidak dengan pemilu baik institusi penyelenggara
saja akan menghadirkan penyelenggara pemilu maupun peserta pemilu (partai
pemilu yang berintegritas namun juga dan atau calon). Jika pelanggaran
akan menghasilkan pemilu yang integritas pemilu oleh penyelenggara pemilu
(electoral integrity). Dengan demikian, maka hal ini mengarah pada bentuk
integritas pemilu ditentukan oleh penyalahgunaan kewenangan yang telah
komitmen penyelenggara pemilu untuk dipercayakan undang-undang kepada
konsisten menjunjung tinggi norma, penyelenggara pemilu untuk dilaksanakan
moral dan etik pemilu yang menjadi seperti manipulasi administrasi saat
standar bagi pemilu demokratik. Pemilu pendaftaran pemilih, membuat aturan
demokratik ini mengacu pada kondisi atau kebijakan pemilu yang merugikan
dimana norma-norma pemilu dilaksanakan atau menguntungkan partai, calon atau
konsisten untuk mentransformasikan pemilih, bertindak tidak netral, melakukan
suara pemilih menjadi kursi sesuai pilihan intervensi pribadi atas proses dan atau
yang sebenarnya. Secara praktis, prinsip- hasil pemilu serta terlibat dalam transaksi
prinsip di atas menjadi tuntunan etik yang melibatkan materi atau uang untuk
dan moral penyelenggara pemilu untuk kepentingan pribadi. Sedangkan bentuk
membedakan praktek penyelenggaraan pelanggaran pemilu yang dilakukan oleh
pemilu yang benar sesuai ketentuan peserta pemilu pola umumnya bertujuan
undang-undang pemilu dan praktek untuk mempengaruhi hasil suara melalui
penyelenggara pemilu yang menyimpang modus penghalangan pemilih, kekerasan
(electoral malpractice). fisik atau non fisik kepada pemilih atau
Integritas penyelenggara pemilu calon, suap atau jual beli suara yang
merupakan kebutuhan krusial bagi melibatkan penyelenggara pemilu.

442 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 442 12/6/17 2:36 PM


Dalam berbagai kasus, pelanggaran Implikasi praktek penyelenggara pemilu
pemilu yang dilakukan oleh penyelenggara yang menyimpang ini dapat berujung
pemilu akan berdampak merusak dan pada penjatuhan sangsi pidana dan etik
mendegradasi kepercayaan masyarakat terhadap penyelenggara pemilu.
terhadap proses dan hasil demokrasi Sedangkan aktor pelanggaran pemilu
elektoral. Penyelenggara pemilu bisa bersifat umum adalah jika dilakukan oleh
kehilangan legitimasi dan sah digugat masyarakat atau pemilih yang bertindak
secara hukum dan mendapat sangsi berat dan melanggar ketentuan undang-
karena melanggar kode etik dan sumpah undang pemilu khususnya mencakup
jabatan. Sesuai sifatnya, pelanggaran pelanggaran pidana pemilu, seperti
pemilu dapat berupa pelanggaran pidana ancaman kekerasan, pengrusakan sarana
dan administrasi pemilu. Mengacu UU No. 8 kelengkapan pemilu, intimidasi, politik
Tahun 2012 tentang Pemilu yang dikaitkan uang, mempengaruhi dan menghalangi
dengan aktor pelanggaran pemilu, maka pihak lain dalam pemberian suara. Dalam
pelanggaran pemilu dapat digolongan pasal UU No. 8 Tahun 2012, semua
menjadi khusus dan umum. Praktek tindakan tersebut dikategorikan sebagai
pelanggaran pemilu yang bersifat khusus pidana kejahatan pemilu.
jika aktor pelaku adalah penyelenggara Konsep yang perlu ditekankan dalam
pemilu atau peserta pemilu dengan tulisan ini adalah integritas penyelenggara
sifat pelanggaran berupa pidana pemilu pemilu merujuk pada seperangkat
dan pelanggaran administrasi pemilu. norma dan nilai tentang kepemiluan
Misalnya, penyelenggara pemilu menerima demokratik yang menjadi pedoman (rule
uang dari peserta pemilu atau melakukan of conduct) penyelenggara pemilu dalam
manipulasi suara yang mengakibatkan menyelenggarakan tahapan-tahapan
penambahan atau penurunan suara pemilu agar pemilu proses dan hasil pemilu
peserta pemilu sehingga hasil pemilu legitimate, bisa dipercaya, transparan dan
tidak mencerminkan suara pemilih yang mencerminkan keadilan pemilu (electoral
sebenarnya. Tindakan tersebut dapat justice). Norma-norma pemilu demokratik
dikategorikan sebagai tindakan yang merujuk pada implementasi asas-asas
bertentangan dengan prinsip integritas pemilu yang jujur, adil, langsung, umum,
penyelenggara pemilu khususnya prinsip bebas dan rahasia. Lebih substantif,
jujur, kepentingan umum, proporsionalitas integritas penyelenggara pemilu diukur
dan profesionalitas. dari komitmen penyelenggara pemilu
Walaupun tidak spesifik, pasal 260 untuk bertindak sesuai norma-norma
UU No. 8 Tahun 2012 menyatakan pemilu demokratik: independen,
bahwa tindakan pidana pemilu adalah imparsialitas, jujur, bertindak transparan,
tindakan pelanggaran/kejahatan yang profesionalisme, mengutamakan dan
bertentangan dengan undang-undang memberikan pelayanan kepada semua
pemilu, dapat digunakan untuk menindak pihak dan mengedepankan tata kelola
praktek pidana pemilu yang dilakukan kerja akuntabel dari aspek hukum.
penyelenggara pemilu jika terbukti
menerima uang/materi dari peserta
pemilu atau pelaksana kampanye.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 443

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 443 12/6/17 2:36 PM


3.2. Konsep Penyelenggara Pemilu1 pemilu, memiliki aparat (staf) dan
Konsep penyelenggara pemilu sumber-sumber lain untuk mendukung
merujuk pada badan yang bertugas dan penyelenggaraan pemilu.
berwenang menyelenggarakan pemilu Dari lima kriteria di atas, tugas
untuk memilih wakil-wakil rakyat yang utama penyelenggara pemilu adalah
representatif dan kredibel berdasarkan menyelenggarakan pemilu sebagaimana
prinsip-prinsip independen, imparsial, diperkuat oleh landasan konstitusional
integritas, profesionalisme, transparan, masing-masing negara. Substansi utama
efisien dan berorientasi pelayanan penyelenggara pemilu juga jelas yakni
pemilih (Wall, 2006). agensi yang berwenang mengubah suara
Konsep penyelenggara pemilu yang diberikan pemilih menjadi perolehan
disebut secara berbeda di beberapa kursi wakil-wakil partai di parlemen sesuai
negara namun fungsi utamanya adalah hasil pemilu.
menyelenggarakan pemilu (Pintor, 2000). Dalam konteks kebutuhan masing-
Misalnya, penyelenggaran pemilu di masing negara, penyelenggara pemilu
Australia dilakukan oleh Australian bisa bersifat nasional dan lokal.
Electoral Commission, di Amerika Serikat Penyelenggara pemilu bersifat nasional
oleh Federal Electoral Commission, di terkait dengan tugas dan kewenangannya
Meksiko oleh Federal Electoral Institute untuk menyelenggarakan pemilu anggota
(Instituto Federal Electoral), di Paraguay legislatif/parlemen secara nasional.
oleh Supreme Tribunal of Electoral Justice, Bersifat lokal jika penyelenggara pemilu
di Honduras oleh National Electoral bertugas menyelenggarakan pemilu untuk
Tribunal, di Rusia dilakukan oleh Central anggota parlemen lokal atau kepala
Election Commission, di Afrika Selatan daerah di Propinsi/Kabupaten/Kota untuk
oleh Electoral Commission. Indonesia atau tingkat negara bagian
Konsep penyelenggara pemilu seperti di India. Namun kerangka hukum
menjadi lebih jelas setelah keluar yang menjadi landasan penyelenggara
Deklarasi 10 negara pada pertemuan di pemilu nasional dan lokal tetap mengacu
Accra, Ghana tahun 1993. Kesepakatan pada prinsip-prinsip normatif yang
tersebut menghasilkan lima kriteria berlaku di negara masing-masing.
mengenai penyelenggara pemilu yaitu Dalam konteks Indonesia,
bersifat permanen dalam mengorganisasi penyelenggara pemilu merujuk pada
pemilu periodik yang bebas dan jujur, KPU.2 Sedangkan Bawaslu dan Panwaslih
konstitusional, non partisan dan efektif tidak secara langsung secara teknis,
dalam pendanaan untuk merancang administratif dan operasional terlibat
d a l a m p e nye l e n g ga ra a n p e m i l u .

1 Istilah Penyelenggara Pemilu merujuk


pada Bab IV Pasal 15 UU Nomor 12 Tahun 2 Penjelasan tentang legalitas KPU dapat
2003 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dilihat pada Pasal 15 UU Nomor 12 Tahun
dan DPRD. Penyelenggara Pemilu yang 2003 dan Pasal 1 ayat (6) UU Nomor 15
dimaksud dalam ketentuan pasal tersebut Tahun 2011 menyebutkan secara eksplisit
adalah KPU (ayat 1 dan (2). KPU sebagai penyelenggara pemilu

444 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 444 12/6/17 2:36 PM


Namun Bawaslu dan Panwaslih diberi pembagian tugas dan kewenangan antara
kewenangan untuk melakukan fungsi KPU dan Bawaslu dalam penyelenggaraan
pengawasan tahapan pemilu. 3 Dalam pemilu lebih bersifat fungsional dan
Undang-Undang Pemilu juga disebut koordinatif sebagaimana dilihat dari tugas
DKPP dengan tugas dan kewenangan dan kewenangan masing-masing dalam
khusus untuk melakukan fungsi peradilan penegakan pelanggaran pemilu.
(judicial) terkait pelanggaran kode etik Sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
penyelenggara pemilu. Namun karena tugas utama penyelenggara pemilu
DKPP tidak terkait langsung dengan adalah menyelenggarakan pemilu secara
tugas dan kewenangan administrasi, demokratik. Mengutip Wall (2006) konteks
teknis dan operasional penyelenggaraan pembentukan penyelenggara pemilu di
pemilu, maka DKPP bukanlah sebagai beberapa negara umumnya mengikuti
penyelenggara pemilu. Walaupun 3 model yaitu model independen
demikian, kedudukan konstitusional (penyelenggara pemilu diseleksi dan
KPU, Bawaslu dan DKPP tetap harus dipilih secara terbuka dari masyarakat);
dipandang sebagai satu kesatuan sistem model pemerintah (penyelenggara pemilu
penyelenggara hanya saja tugas dan diseleksi dan dipilih dari orang-orang
kewenangan mereka berbeda. yang mewakili kepentingan pemerintah
Khusus mengenai Bawaslu, seperti era Orba) dan model campuran
kedudukan hukumnya terkait dengan (penyelenggara pemilu terdiri dari hasil
misi pengawasan dan pencegahan seleksi publik non partisan dengan
pelanggaraan pemilu. Di luar kelaziman orang-orang yang mewakili kepentingan
EMB yang berlaku secara internasional pemerintah).
yang di beberapa negara EMB adalah satu Selain itu, terdapat varian lain yaitu
badan menjalankan dua fungsi sekaligus, keanggotaan penyelenggara pemilu
yaitu sebagai penyelenggara pemilu dan diisi oleh wakil-wakil partai politik dan
peradilan bagi pelanggaran pemilu, di wakil-wakil pemerintah sebagaimana
Indonesia fungsi penyelenggara dan pernah diadopsi di Indonesia pada
peradilan pelanggaran pemilu dilakukan pemilu 1999. Kombinasi komisioner
oleh dua EMB. Contoh di Perancis, EMB penyelenggara pemilu yang diisi kalangan
menjalankan penyelenggaraan pemilu independen dan pemerintah ini memiliki
dan menjalankan fungsi judicial untuk tiga (3) keuntungan: pertama, komisioner
pelanggaran pemilu yang penanganannya penyelenggara pemilu dapat lebih mudah
dilakukan oleh komisioner penyelenggara mengakses hal-hal yang terkait upaya
pemilu yang memiliki kualifikasi sebagai mencari dukungan kebijakan/anggaran/
hakim atau ahli hukum. Dalam praktek logistik dari pemerintah; kedua, peluang
penyelenggaraan pemilu di Indonesia, penyelenggara pemilu dapat diisi oleh
birokrat berpengalaman di bidang
anggaran dan keuangan; ketiga, bisa
mewakili aspirasi yang plural dalam
3 Sedangkan posisi lembaga pengawas masyarakat.
pemilu yaitu Bawaslu dan jajarannya Pemodelan penyelenggara tidak
dapat dilihat pada Pasal 69 UU Nomor 15 hanya mengacu pada tiga model di atas.
tahun 2011

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 445

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 445 12/6/17 2:36 PM


Ada lima model penyelenggara pemilu Sumenep, Malang, Blitar, Tuban, Ngawi,
lain yang diajukan Lopez-Pintor dengan Jember, Kediri, Gresik, Mojokerto,
beberapa model diantaranya memiliki Banyuwangi, Sidoarjo, Pacitan, Kota
kesamaan dengan tiga model sebelumnya. Blitar, Kota Surabaya dan Kota Pasuruan.
Lima model penyelenggara pemilu yang Jumlah pemilih tetap pada pilkada
diajukan Lopez-Pintor adalah : model serentak tersebut adalah 18.771.960 yang
supervisor (diisi kalangan ahli hukum yang tersebar di 41.002 TPS.4 Jumlah pemilih
memiliki penguasaan manajemen pemilu ini merupakan jumlah pemilih tertinggi
serta berwenang menyidangkan kasus pada pilkada serentak di Indonesia.
pelanggaran pemilu) seperti di Costa Rika, Pemilih inilah yang memiliki hak suara
Nikaragua, Venezuela, Argentina, Uruguay untuk memilih calon kepala daerah yang
(1974-1980) dan Chile (1973-1988); model berasal dari petahana maupun calon yang
pemerintah (peran pemerintah untuk pertama kali mencalonkan diri.
bertindak sebagai penyelenggara pemilu Di luar pola calon tunggal seperti
dengan dibantu suatu badan kolektif di Kab. Blitar, kompetisi elektoral untuk
yang terdiri dari hakim, ahli hukum); posisi kepala daerah di Jawa Timur dapat
model dimana pemerintah berwenang dikelompokan ke dalam pola petahana vs
menyelenggarakan pemilu sebagaimana non petahana (Surabaya); petahana vs
diterapkan di Libanon, Tunisia, Belgia, wakil petahana (Sidoarjo); petahana vs
Denmark, Finlandia, Luxemburg, Siprus calon perseorangan (Gresik); petahana
dan Yordania. Pengalaman pemilu vs calon pendatang baru (Trenggalek).
Indonesia era awal Orba masuk dalam Konsekuensi pola kompetisi tersebut
model ini dimana pemerintah dan jajaran membawa implikasi pada keketatan
birokrasi memegang kendali utama p ers a i n ga n s eh i n g ga m en d oron g
sebagai penyelenggara pemilu yang pasangan calon dan tim suksesnya
disebut Panitia Pemilihan Indonesia untuk memanfaatkan sumber-sumber
(PPI) dan Lembaga Pemilihan Umum politik yang ada untuk mendongkrak
(LPU) dari tingkat pusat dan daerah; elektabilitas politik mereka. Bahkan posisi
model independen yang permanen petahana yang dianggap terlalu kuat
(penyelenggara pemilu yang bebas dari seperti pasangan Tri Risma dan Wisnu
kepentingan politik partisan); model Buana dijadikan alasan partai-partai
desentralisasi (penyelenggaraan pemilu politik untuk tidak mengajukan pasangan
dilimpahkan kepada penyelenggara calon. Fenomena ini dimanfaatkan
pemilu nasional seperti di Australia beberapa partai politik di Surabaya untuk
dengan kewenangan independen di membangun barisan yang menamakan
tingkat lokal untuk menyelenggarakan diri Koalisi Majapahit guna menghadang
pemilu). pencalonan Tri Risma dan Wisnu Buana.
Akibatnya, tahapan pilkada serentak
4. Hasil dan Pembahasan untuk memilih walikota/wakil walikota
Pilkada serentak di Jawa Timur tahun
2015 diselenggarakan di 19 Kabupaten
dan Kota yaitu Kabupaten Lamongan,
Ponogoro, Situbondo, Trenggalek,
4 Lihat https//data.Kpu.go.id/dpt2015.php

446 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 446 12/6/17 2:36 PM


Surabaya terancam gagal karena tidak Kasus aduan terhadap KPU Kabupaten
ada partai-partai yang mendaftarkan Mojokerto menjadi menarik karena
pasangan calon mereka. permasalahan klasik yang sekitar pecah
Walaupun pilkada Surabaya tidak kongsi antara bupati petahana vs wakil
mengarah pada kasus pelanggaran pemilu bupati petahana yang masing-masing
serius, namun keengganan partai-partai mencalonkan diri dari jalur partai yang
untuk mendaftarkan calon mereka berbeda. Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi
karena alasan kalah bersaing dengan mencalonkan diri dengan dukungan
calon petahana kuat, menjadi modus PDIP, Gerindra, NasDem, Golkar, PD,
baru ‘pemboikotan’ pilkada serentak. PAN dan PKS. Sedangkan Choirun Nisa-
Kasus ini menjadi modus pada pilkada di Arifudinsyah diusung PKB, PPP, PBB dan
Kabupaten Blitar dimana PDIP mengusung Hanura. Masalahnya PPP memiliki dua
Drs. H. Rijanto, MM sebagai Calon kepengurusan DPP dari antara kubu
Bupati dan Marhaenis UW sebagai Djan Faridz vs kubu Romahurmuzy yang
Calon Wakil Bupati tanpa ada lawan dalam pencalonan ini menjadi salah satu
dari pasangan calon dari partai atau motor politik pengusung Choirun Nisa-
gabungan partai. Modus yang sama juga Arifudinsyah.
terjadi di Kabupaten Pacitan dimana calon Inti aduan kuasa hukum Choirun
dari PD dianggap memiliki elektabilitas Nisa- Arifudinsyah terhadap KPUD adalah
tinggi sehingga partai-partai enggan ketidaknetralannya dalam mengambil
mengajukan pasangan calon mereka. keputusan menyangkut SK DPP PPP kubu
Masalah lain yang perlu dicermati Djan Faridz yang digunakan sebagai modal
pada pilkada serentak di Jawa Timur pendaftaran pencalonan. Kubu Mustofa
adalah pola pelanggaran pemilu yang Kamal Pasa-Pungkasiadi menilai SK
relatif tidak berubah dari pemilu ke pemilu. rekomendasi DPP Djan Faridz palsu dan
Pola pelanggaran ini mengerucut pada DPP Djan Faridz dianggap mengeluarkan
persoalan ketidaknetralan penyelenggara SK tersebut. Dugaan SK palsu tersebut
pemilu baik menyangkut posisi KPUD dijadikan dalih hukum kuasa hukum
maupun Panwaslu. Pasangan calon bupati Mustofa Kamal Pasa-Pungkasiadi untuk
yang merasa dirugikan menggunakan isu menggugat ke MA. Terhadap kasus
tersebut sebagai bahan aduan terhadap tersebut, MA mengeluarkan keputusan
penyelenggara pemilu ke DKPP. yang membatalkan penetapan pasangan
Kasus ini dialami KPU Kabupaten calon petahana yang mantan wakil bupati
Mojokerto yang diadukan kuasa hukum Kabupaten Mojokerto, Choirun Nisa-
pasangan calon mantan wakil bupati, Arifudinsyah.
Choirun Nisa- Arifudinsyah kepada DKPP. Atas putusan MA tersebut, kuasa
Dalam kasus ini KPU Kabupaten Mojokerto hukum pasangan calon Choirun Nisa-
dinilai memihak pasangan calon petahana Arifudinsyah mengajukan aduan ke DKPP
bupati Mojokerto Mustofa Kamal Pasa- dengan pokok aduan pihak KPU dinilai
Pungkasiadi. Pasangan calon bupati dan berpihak pada salah satu pasangan calon
wakil bupati yang lain berangkat dari jalur petahana yang sebelumnya menjabat
perseorangan yaitu Misnan Gatot-Rahma sebagai bupati. Walaupun keberpihakan
Shofiana. KPUD ini tidak terbukti namun kasus

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 447

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 447 12/6/17 2:36 PM


aduan ini menyingkap permasalahan kekuatan-kekuatan formal dan informal
klasik implikasi dari karut-marut politik yang potensial dapat mengancam
manajeman kepartaian di Indonesia independensi penyelenggara pemilu
akibat konflik kepengurusan DPP. Dengan dapat diminimalkan.
kata lain, penggunaan SK DPP dari partai Adanya integritas pemilu
yang sedang dirundung perpecahan menggambarkan suatu komitmen nilai
kepengurusan di tingkat pusat (DPP) penyelenggara pemilu untuk bertindak
dapat berkembang menjadi bola liar yang berdasarkan norma-norma pemilu
dapat dimanfaatkan pihak pesaing untuk demokratik. Operasionalisasi integritas
dipersoalkan keabsahannya. pemilu ini juga dapat diukur dari
Sebagaimana persyaratan pencalonan sejauhmana penyelenggara pemilu
yaitu pasal 42 UU No. 8 Tahun 2015 m e m b u a t ke b i j a ka n ke p e m i l u a n
tentang Pemilukada (direvisi menjadi UU operasional yang membawa kepastian
No. 10 Tahun 2016), pasangan calon yang hukum, kesetaraan bagi semua orang/
mendaftarkan diri melalui jalur partai peserta pemilu, imparsial, profesional
atau gabungan partai harus mendapatkan dan independen.
pengesahan SK dari DPP partai atau Pola berikutnya adalah dugaan
gabungan partai yang dibuktikan pelanggaran pemilu oleh penyelenggara
oleh tanda tangan ketua partai dan pemilu yang terjadi sebelum dan sesudah
sekretaris partai. Persyaratan ini tentu hari pencoblosan. Pelanggaran yang
membawa konsekuensi jika yang dijadikan dilakukan penyelenggara sebelum pemilu
sumber dukungan atau rekomendasi umumnya dikaitkan dengan pelanggaran
partai yang sedang mengalami konflik administrasi pemilu. Misalnya calon
internal sehingga pasangan calon harus pemilih tidak didaftar atau petugas ad
mengerahkan sumber daya untuk hoc yang bertindak sebagai pendaftar
mendapatkan dua SK rekomendasi dari pemilih dinilai memihak atau tidak
dua kubu yang berkonflik. melayani calon pemilih secara maksimal.
Isu netralitas penyelenggara pemilu Kasus ini terjadi di Kabupaten Situbondo,
menjadi persoalan ketika ranah pemilu dimana komisioner KPUD diadukan ke
bergerak ke menjadi regime pemilu DKPP oleh kelompok masyarakat karena
kepala daerah dimana kekuatan formal mengabaikan rekomendasi Panwaslu agar
dan informal politik turut membayangi KPU melakukan pendataan ulang NIK dan
dan menekan independensi komisioner NKK yang bermasalah.
KPUD. Dalam konteks untuk membangun Mengacu pada kasus di atas, pola
demokrasi elektoral yang mampu pelanggaran pemilu oleh penyelenggara
mengubah suara pemilih yang otentik pemilu pada hari sebelum pencoblosan
dan yang sesuai dengan pilihan rakyat, terkait masalah administrasi pemilu
netralitas penyelenggara pemilu menjadi ini cenderung dijadikan dalih para
keniscayaan. Karena itu, netralitas kompetitor pilkada untuk mengadukan
penyelenggara pemilu merupakan aspek penyelenggara pemilu ke Panwaslu atau
penting menuju integritas pemilu. Dengan DKPP. Inti aduannya adalah penyelenggara
netralitas penyelenggara pemilu, maka pemilu dinilai melakukan keberpihakan
pada salah satu pasangan calon. Kasus

448 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 448 12/6/17 2:36 PM


ini ditemukan di Banyuwangi dimana KPU Dugaan keterlibatan penyelenggara
dinilai tim sukses salah satu pasangan pemilu akibat masuk ke dalam pusaran
calon bertindak diskriminatif karena konflik politik lokal dapat dikemas
memberi perlakuan berbeda dalam hal menjadi komoditas hukum yang dapat
legalitas pendaftaran pasangan calon. membawa penyelenggara pada posisi
Dalam kasus ini pasangan calon bupati kritis untuk dipersoalkan atau diadukan
petahana Abdullah Azwar Anas-Yusuf secara hukum. Misalnya pemberhentian
Widiatmoko diusung PD, diharuskan dua komisioner KPU Kabupaten Situbondo
melengkapi berkas pencalonan dengan oleh DKPP karena dinilai bertindak di
SK asli cap basah DPP Partai Demokrat. luar kewenangannya dan pelanggaran
Sedangkan terhadap pasangan yang lain kode etik. Dalam sidang DKPP, terbukti
yaitu Sumantri Sudomo-Sigit Wahyu satu komisioner melakukan tindakan
Widodo yang diusung PG Munas Ancol, penyalahgunaan kewenangan dalam hal
ketentuan ini tidak berlaku. Walaupun anggaran IT. Sedangkan satu komisioner
tidak menjadi ranah sidang DKPP tetapi yang lain terbukti tidak bisa menjaga
kebijakan yang dibuat KPU Kabupaten independensinya karena terlibat dalam
Banyuwangi ini menjadi catatan Panwaslu pembicaraan telepon dengan tim
untuk memberikan teguran kepada kampanye salah satu pasangan calon
komisioner KPU Kabupaten Banyuwangi. yang sifatnya mengarahkan mobilisasi
Perbedaan perlakuan ini menimbulkan massa.
aroma tidak sedap terhadap KPU Masalah ketidaknetralan dan sikap
Kabupaten Banyuwangi yang dinilai partisan juga menjadi pertimbangan
tidak netral dan tidak mengedepankan DKPP untuk memberhentikan Muttaqim
kesetaraan politik bagi semua pasangan anggota Panwaslu Kabupaten Lamongan
calon. karena terbukti masih menjabat pengurus
Pola berikutnya dari dugaan PKB Kabupaten Lamongan. Tindakan
pelanggaran pemilu yang dilakukan anggota Panwaslu Kabupaten Lamongan
penyelenggara pemilu adalah soal ini bertentangan dengan hakaket
imparsialitas penyelenggara pemilu. Hal penyelenggara pemilu yang harus mandiri
ini dipengaruhi oleh konteks pertarungan sesuai bunyi pasal 2 UU No. 15 Tahun
pilkada serentak yang berdampak pada 2011 tentang Penyelengara Pemilu.
pembelahan ketokohan politik lokal Mandiri dalam hal ini artinya bebas
ke dalam politik perkubuan. Politik dari pengaruh kepentingan partai atau
perkubuan ini menggambarkan situasi kelompok-kelompok yang berkepentingn
tarik-menarik politik antara formal politik dengan pencalonan. Berikut ini beberapa
dengan informal politik dalam rangka kasus pelanggaran yang melibatkan
perebutan posisi ‘orang nomor 1’ di penyelenggara pemilu selama pilkada
daerah masing-masing. Pada akhirnya, serentak di Jawa Timur.
implikasi dari tarik-menarik antara
formal politik vs informal politik turut
menghanyutkan penyelenggara pemilu
lokal untuk masuk pada pusaran konflik
kepentingan lokal.

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 449

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 449 12/6/17 2:36 PM


Tabel 1. Dugaan pelanggaran pemilu oleh penyelenggara pemilu
yang terdaftar di Bawaslu Jatim
No Pelapor Terlapor Aduan pelaporan
1 Nurul Islam KPU Kab. Banyuwangi Dinilai tidak profesional karena
mengesahkan rekomendasi SK DPP Hanura
yang digunakan untuk mendaftarkan
paslon walau pun SK tersebut tidak
menggunakan stempel basah/asli.

Dinilai tidak cermat karena mengesahkan


rekomendasi SK Golkar yg penomorannya
berbeda dengan yang terdaftar di KPUD

Dinilai diskriminatif karena menolak


rekomendasi SK DPP PD yang tidak
menggunakan stempel bawah/asli
2 Nurul Islam KPU Kab. Banyuwangi Dinilai tidak cermat karena melakukan
kesalahan penulisan nama paslon dari PG
3 Wisnu Wardhana KPU Kab. Kediri Dinilai tidak cermat dalam mendata
kelengkapan sebaran dukungan pasangan
perseorangan atas nama Wisnu Wardhana
Tomi Ari Wibowo
4 Taufiq Dwi Kusuma KPU Kab. Kediri Dinilai melanggar aturan proses tahapan
pencalonan
5 Khoirul Anam KPU Kab. Kediri Dugaan kesalahan berkas pendaftaran
paslon
6 Moh. Soleh Komisioner Panwas Diadukan ke DKPP karena dinilai tidak
Kab. Lamongan (Mutaqim) netral/menjadi pengurus parpol
7 LSM KPU Kab. Situbondo Diadukan ke DKPP karena dinilai memihak
kepada salah satu paslon
8 LSM KPU Kab. Situbondo Diadukan ke DKPP karena dinilai tidak
profesional dalam mencermati NIK dan
NKK invalid
9 Moh. Soleh KPU Kab. Sidoarjo Dinilai tidak profesional dalam menangani
APK sehingga merugikan paslon
10 LSM KPU Kab. Blitar Dinilai tidak cermat karena mengesahkan
syarat ijasah penyetaraan paslon yang
diduga palsu
11 Moh. Soleh KPU Kab. Mojokerto Dinilai memihak pada paslon tertentu
Sumber: Data Bawaslu Provinsi Jatim dan DKPP RI

Merefleksi beberapa kasus akan kepentingan politik aktor peserta


tindakan penyelenggara yang tidak pemilu. Profesionalitas dan independensi
netral karena jelas-jelas mengarah acapkali kalah ketika disandingkan dengan
pada tindakan yang parsial dan tidak kepentingan pribadi aktor penyelenggara
independen, maka nampak bahwa pemilu. Penyelenggara pemilu juga
pusaran kepentingan politik lokal acapkali gagal dalam memposisikan diri antara
membuat penyelenggara pemilu gamang sebagai pribadi yang punya aspirasi dan
di tengah kontestasi pilkada yang sarat kepentingan politik dengan peran sebagai

450 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 450 12/6/17 2:36 PM


wakil institusi penyelenggara pemilu. melibatkan peserta pemilu namun juga
Kegagalan dalam menarik demarkasi pihak-pihak yang turut berambisi untuk
ini membawa konsekuensi terhadap mempengaruhi hasil pemilu, maka posisi
delegitimasi institusi penyelenggara penyelenggara pemilu sangat rentan
pemilu. dipengaruhi oleh berbagai dinamika
Berdasarkan pada kasus yang terjadi, politik eksternal. Sebagai institusi yang
dapat dirumuskan 4 pola pelanggaran diberi mandat konstitusional untuk
atas norma-norma pemilu yang dilakukan menyelenggarakan demokrasi elektoral,
penyelenggara pemilu khususnya yang penyelenggara pemilu harus berpijak pada
terjadi di Jawa Timur, yaitu: Pertama, prinsip-prinsip yang mengedepankan
penyelenggara bertindak tidak netral aspek independen, imparsial, bertindak
dalam tahapan-tahapan pilkada serentak efektif, efisien dan profesional dalam
atau berpihak kepada pasangan calon menjalankan tugasnya. Artinya, prinsip-
tertentu. Kedua, penyelenggara membuat prinsip tersebut harus diberlakukan
kebijakan pada tahapan pencalonan yang tidak saja sebagai panduan normatif
menimbulkan ketidaksetaraan politik pada hukum namun juga panduan moral dan
pasangan calon. Ketiga, penyelenggara etis bagi penyelenggara pemilu demi
mengeluarkan kebijakan yang mengarah menghasilkan bangunan demokrasi
pada pelanggaran administrasi pemilu. elektoral yang berlegitimate tinggi.
Keempat, penyelenggara tidak transparan Penyelenggara pemilu juga tidak boleh
dan melakukan kebohongan publik terkait larut karena tekanan, pragmatisme
posisinya sebagai pengurus parpol. dan dinamika politik di tengah-tengah
Empat pola pelanggaran penyelenggara pertarungan kepentingan para peserta
pemilu di atas mengarah pada degradasi pemilu. Dinamika kepentingan ini dapat
integritas penyelenggara pemilu. Jika menggoda penyelenggara pemilu untuk
degradasi integritas penyelenggara masuk pada kepentingan pragmatis, baik
pemilu tersebut menjadi pola yang yang bersifat pelanggaran pidana pemilu,
m e l e m b a ga d a n b e r l a n j u t , a ka n administrasi pemilu serta pelanggaran
menghasilkan integritas pemilu yang terhadap kode etik penyelenggara
rendah. Dengan demikian penyelenggara pemilu. Dalam kaitan ini, penyelenggara
pemilu yang memiliki komitmen tinggi pemilu apakah KPU, Bawaslu serta
dalam menunjung norma-norma pemilu jajarannya harus efektif melakukan
demokratik dan mengimplementasikannya fungsi pengawasan di semua tahapan
secara profesional ke dalam kebijakan penyelenggaraan pemilu untuk mencegah
kepemiluan merupakan langkah awal potensi pelanggaran pemilu.
untuk menghasilkan integritas pemilu.

5. Simpulan
Masalah integritas penyelenggara
pemilu merupakan langkah awal untuk
menghasilkan pemilu yang berintegritas
di Indonesia. Dalam konteks pemilu
kepala daerah serentak yang tidak saja

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 451

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 451 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA

AceProject. Electoral Management Body, https://aceproject.org/ace-en/topics/em/


emc/emc02q/default.
Birch, Sarah. (2007). Comparative Political Studies Vol. 40 No 12 Dec.
DKPP. (2006). DKPP Outlook 2016 Refleksi dan Proyeksi. Jakarta.
DKPP. (2015). DKPP Di Tahun Politik (Sebuah Catatan Reportase). Jakarta.
Norris, Pippa. (2013). The New Research Agenda Studying Electoral Integrity. Electoral
Studies. (2013)/doi:10.1016/j.electstud.2013.07.015.
Pintor, Rafael-Lopez. (2000). Electoral Management Bodies as Institutions of
Governance. UNDP-IFES.
The ACE Encyclopaedia. (1998). Electoral Integrity. (www.aceproject.org).
Wall, Alan et al. (2006). Electoral Management Design : The International Idea
Handbook. Stocholm, Sweden. International IDEA.
UU Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilu Anggota DPR, DPD dan DPRD.
UU Nomor 15 Tahun 2011 Tentang Penyelengara Pemilu.

452 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 452 12/6/17 2:36 PM


TEMPLATE JURNAL BAWASLU

Jurnal Bawaslu
ISSN
Author Name et al.
Vol. 1, No.2, pp. a-b, 14 November 2015 (to be filled by editorial desk)

JUDUL (Font-14, Bold)

Nama Tanpa Gelar 1 (Font-12, Bold)


Institusi, Kota/Kabupaten, Negara, Email (Font-11, Italic)

Nama Tanpa Gelar 2 (Font-12, Bold)


Institusi, Kota/Kabupaten, Negara, Email (Font-11, Italic)

ABSTRACT (Font-12, Bold)

Abstrak harus dalam 100 sampai 300 kata. Font-11, Calibri, Italic, dalam bentuk satu
paragraf, berfokus pada tujuan penelitian, metodologi yang diadopsi, temuan dan
kesimpulan. Gunakan 1.0 baris spasi untuk semua bagian dalam manuskrip. Semua
tulisan harus ditulis dalam gaya Calibri & gunakan margin Layout Halaman Normal.
Di mohon untuk TIDAK mengubah tata letak, spasi, dan huruf dalam template ini.

Keywords (Font-11 Bold)


Pilkada, Pemilu, Bawaslu, Perilaku Pemilih, Keterwakilan (Font-11)

ABSTRAK (Font-12, Bold)

Abstrak harus dalam 100 sampai 300 kata. Font-11, Calibri, Italic, dalam bentuk satu
paragraf, berfokus pada tujuan penelitian, metodologi yang diadopsi, temuan dan
kesimpulan. Gunakan 1.0 baris spasi untuk semua bagian dalam manuskrip. Semua
tulisan harus ditulis dalam gaya Calibri & gunakan margin Layout Halaman Normal.
Di mohon untuk TIDAK mengubah tata letak, spasi, dan huruf dalam template ini.

Keywords (Font-11 Bold)


Pilkada, Pemilu, Bawaslu, Perilaku Pemilih, Keterwakilan (Font-11)

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 453

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 453 12/6/17 2:36 PM


1. Pendahuluan (Font-12, Bold)
Di mohon untuk TIDAK mengubah
tata letak, spasi, dan huruf dalam
template ini. Tulisan harus ditulis dalam Gambar 1. Logo Bawaslu
pilihan gaya font Calibri-11 spasi baris 1.0. Sumber: Bawaslu RI, 2017
Panjang tulisan 3000-5000 kata. Bagian
ini berisi latar belakang permasalahan, 4. Hasil dan Pembahasan (Font-12,
uraian permasalahan dan pertanyaan Bold)
penelitian/hipotesis (bila ada). Tidak Persoalan yang dianalisis dalam
menggunakan catatan kaki. bagian ini harus dituliskan secara jelas,
mendalam dan tajam. Dalam menganalisis
1.1 Subbab (Font-11, Bold) penulis tidak menggunakan terlalu
Penulisan poin-poin uraian banyak kutipan konsep dan teori. Tidak
menggunakan bullets, misalnya: menggunakan catatan kaki.
• Perumusan Misi yang diusung
5. Simpulan (Font-12, Bold)
berdasarkan penilaian situasi,
Simpulan utama dari penelitian ini
• Penentuan kelompok target
disajikan dalam bentuk yang singkat.
• Cara menyampaikan pesan pada
Bagian simpulan harus dapat mengarahkan
kelompok target, dan
pembaca pada hal yang penting dari
• Pemanfaatan Modal Caleg
bagian penelitian. Hal ini juga dapat
diikuti oleh saran atau rekomendasi yang
Tabel 1. Tren Perubahan Kebijakan xx
berkaitan dengan penelitian lebih lanjut.
Tahun UU Kebijakan
2000 Xx Xx
Catatan:
2004 xx xx Kutipan tidak menggunakan Catatan
Sumber : Bawaslu RI, 2017 Kaki. Catatan kaki hanya digunakan
untuk memberikan keterangan lanjutan
2. Metode Penelitian (Font-12, Bold) (jika diperlukan. Penulisan Kutipan
Bagian ini berisi tentang metode yang menggunakan running notes
akan digunakan dalam penulisan artikel
ini. Metode peneliain meliputi, jenis Tata Cara Penulisan kutipan (Menggunakan
metode, data apa saja yang digunakan, format APA) :
bagaimana cara mengumpulkan data Struktur Kutipan : (Nama Belakang
serta bagaimana data divalidasi. Tidak Penulis, Tahun, hlm.1234)
menggunakan catatan kaki.
**Nomor halaman dan paragraf hanya
3. Perspektif Teori (Font-12, Bold) digunakan untuk pengutipan langsung,
Bagian ini berisi tentang perspektif contoh:
teori yang akan digunakan. Uraikan teori
“Well, you’re about to enter the
secara jelas dan tepat pada sasaran. Tidak
land of the free and the brave.
menggunakan catatan kaki.
And I don’t know how you got

454 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 454 12/6/17 2:36 PM


that stamp on your passport. **Jika nama penulis telah disertakan
The priest must know someone” dalam paragraf, maka hanya menulis
(Tóibín, 2009, hlm. 52). tahun terbitan, contoh:
**Jika hanya merujuk pada sumber (tanpa According to a study done by Kent and
melakukan pengutipan langsung dan Giles (2017), student teachers who
parafrasa), maka format nomor halaman use technology in their lessons tend
atau paragraph tidak perlu digunakan, to continue using technology tools
contoh: throughout their teaching careers.
Student teachers who use
technology in their lessons tend
to continue using technology
tools throughout their teaching
careers (Kent & Giles, 2017).

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 455

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 455 12/6/17 2:36 PM


DAFTAR PUSTAKA (FONT-12 BOLD, APA Format)**

**Daftar Pustaka Ditulis Berdasarkan Urutan Abjad Dari Nama Belakang

Contoh penulisan:
1. Buku dengan satu penulis
Dickens, C. (1942).  Great expectations. New York, NY: Dodd, Mead.

2. Buku dengan dua atau lebih penulis


Goldin, C. D., & Katz, L. F. (2008).  The race between education and technology.
Cambridge, MA: Belknap Press of Harvard University Press.
Matthews, G., Smith, Y., & Knowles, G. (2009).  Disaster management in archives,
libraries and museums. Farnham, England: Ashgate.

3. Bab dalam buku dengan editorial


Struktur:
Nama belakang penulis bab, inisial nama depan. (Tahun terbit). Judul Bab. Dalam inisial
nama depan editor. Inisial nama belakang editor (Ed). Judul Buku (hlm.00).
Kota penerbit, Negara: Penerbit.
Contoh:
De Abreu, B.S. (2001). The role of media literacy education within social networking
and the library. In D.E. Agosto & J. Abbas (Eds.),  Teens, libraries, and social
networking  (hlm. 39-48). Santa Barbara, CA: ABC-CLIO.

4. Jurnal Cetak
Struktur:
Nama Belakang Penulis, Inisial Nama depan. (Tahun Terbit). Judul Artikel. Judul
Jurnal, Volume (Seri), rentang halaman artikel.
Contoh:
Gleditsch, N. P., Pinker, S., Thayer, B. A., Levy, J. S., & Thompson, W. R. (2013). The
forum: The decline of war. International Studies Review, 15(3), hlm. 396-419.

5. Jurnal Online dengan DOI


Stuktur:
Nama Belakang Penulis, Inisial Nama depan. (Tahun Terbit). Judul Artikel. Judul
Jurnal, Volume (edisi), rentang halaman artikel. http://dx.doi.org/xxxxx
Contoh:
Sahin, N. T., Pinker, S., Cash, S. S., Schomer, D., & Halgren, E. (2009). Sequential
processing of lexical, grammatical, and phonological information within
Broca’s area.  Science, 326(5951), hlm. 445-449. http://dx.doi.org/xxxxx

456 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 456 12/6/17 2:36 PM


6. Media Cetak
Stuktur:
Nama belakang, Inisial Nama Depan. (Tahun, Bulan Tanggal). Judul Artikel. Judul
Koran, Rentang halaman.
Contoh :
Alair, C.H. (2017, September 14). Demokrasi Indonesia. Kompas, hlm. 3-4.

7. Media Online
Struktur:
Nama belakang, Inisial Nama Depan. (Tahun, Bulan Tanggal). Judul Artikel. Judul
Koran. Diakses dari http.//xxxxxxxxxxxx
Contoh:
Whiteside, K. (2004, August 31). College athletes want cut of action.  USA Today.
Diakses dari http://www.usatoday.com

8. Majalah Cetak
Struktur:
Nama Belakang, Insial Nama Depan. (Tahun, Bulan). Judul Artikel. Judul Majalah,
Volume(edisi), rentang halaman.
Contoh:
Hasanah, R.U. (2016, Mei). Progres Pembangunan Indonesia. Tempo, 4-10 Mei 2016.
hlm. 23-25.

9. Websites
Struktur:
Nama Belakang, Inisial Nama Depan. (Tahun, Bulan tanggal). Judul Artikel. Diakses
dari http.//xxx
Contoh:
Austerlitz, S. (2015, March 3). How long can a spinoff like ‘Better Call Saul’ last?
Diakses dari http://fivethirtyeight.com/features/how-long-can-a-spinoff-like-
better-call-saul-last/

10. Blogs
Struktur:
Nama Belakang, Inisial Nama Depan. (Tahun, Bulan tanggal). Judul Artikel dalam
blog [Blog post]. Diakses dari http.//xxx
Contoh:
McClintock Miller, S. (2014, January 28). Easy Bib joins the Rainbow Loom project as
we dive into research with the third graders [Blog post]. Diakses dari http://
vanmeterlibraryvoice.blogspot.com

Mewujudkan Pemilu Berintegritas 457

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 457 12/6/17 2:36 PM


11. Skripsi, Tesis, dan Disertasi
Struktur:
Nama Belakang, Inisial Nama Depan. (Tahun). Judul Skripsi/Tesis/Disertasi (Skripsi/
Tesis/Disertasi). Kota, Fakultas, Universitas.
Contoh:
Idris, K. (2013). Partai, Pemilu, dan Parlemen Era Orde Baru (Disertasi). Depok, FISIP,
Universitas Indonesia.

12. YouTube
Struktur:
Nama Belakang penulis, Inisial Nama depan. [YouTube Username]. (Tahun, Bulan,
Tanggal Unggah). Judul Video [Video file]. Diakses dari https://youtu.be/
xxxxxxxx
Contoh:
Damien, M. [Marcelo Damien]. (2014, April 10).  Tiesto @Ultra Buenos Aires 2014
(full set)  [Video file]. Retrieved from https://youtu.be/mr4TDnR0ScM

458 Mewujudkan Pemilu Berintegritas

03 JURNAL BAWASLU ED.indd 458 12/6/17 2:36 PM

Potrebbero piacerti anche