Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
SCHOOL OF NURSING
ABSTRACT
Purpose. The aim of this research was to determine the differences in methods of
lecture and leaflet against santriwati knowledge score of pediculosis capitis.
Methods. Quantitative analytical research with quasi-experimental design with
pretest and posttest control group. Samples of this study were 60 students of Al-
Mimbar Islamic Boarding School Sambongdukuh Jombang (total sampling). Data
were analysed by Wilcoxon test and Mann Whitney test with statistical
application program. Results. There was a significant relationship between the
pretest and posttest in lecture and leaflet group with p value <0.001 and there was
significant differences between the scores of knowledge posttest between lecture
and leaflet group with p value = 0.002. Suggestion. Researchers suggested that
boarding school have to take more attention for their student‟s health, especially
related to the prevention of infectious diseases such as pediculosis capitis by
optimizing the role of local health authorities.
References: 47 (2000-2013)
iii
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
Referensi: 47 (2000-2013)
iv
v
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Agama : Islam
Nomor HP : +6285692462202
E-mail : hanikfadilah56@gmail.com
PENDIDIKAN
ORGANISASI
1. OSIS 2008-2010
2. BEM IK 2012-2015
3. CSS MoRA 2011-Sekarang
4. PMII KOMFAKKES 2011-Sekarang
viii
KATA PENGANTAR
ix
7. Ayahanda M. Nuhan dan Ibunda Hariyati serta keluarga yang senantiasa
memberikan doa, semangat, dan motivasi yang membuat penulis mampu
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat Rumah Jambu yang senantiasa memberikan dukungan
dan semangat untuk selalu rajin dan cepat menyelesaikan skripsi.
9. Teman-teman seangkatan PSIK 2011 yang selalu memotivasi.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................i
Pernyataan Keaslian Karya......................................................................................ii
Abstract ..................................................................................................................iii
Abstrak ...................................................................................................................iv
Pernyataan Persetujuan............................................................................................v
Lembar Pengesahan............................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup...........................................................................................viii
Kata Pengantar........................................................................................................ix
Daftar Isi.................................................................................................................xi
Daftar Tabel..........................................................................................................xiii
Daftar Bagan.........................................................................................................xiv
Daftar Gambar.......................................................................................................xv
Daftar Lampiran...................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................3
C. Pertanyaan Penelitian...................................................................................4
D. Tujuan Penelitian.........................................................................................4
E. Manfaat Penelitian.......................................................................................5
xi
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian.......................................................................................25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.....................................................................25
C. Populasi dan Sampel..................................................................................26
D. Instrumen Penelitian..................................................................................27
E. Uji Validitas dan Reliabilitas.....................................................................27
F. Metode Pengumpulan Data.......................................................................29
G. Metode Analisa Data.... ............................................................................31
H. Etika Penelitian..........................................................................................32
BAB VI PEMBAHASAN
A. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia dan Kesehatan Kepala
Responden.................................................................................................39
B. Pengetahuan Responden............................................................................43
C. Keterbatasan Penelitian..............................................................................44
Daftar Pustaka
Lampiran
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 5.3 Pengaruh Metode Ceramah dan Leaflet Terhadap Skor Pengetahuan
Tabel 5.4 Analisis Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Pretest Kedua Kelompok
Tabel 5.5 Analisis Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Posttest Kedua Kelompok
xiii
DAFTAR BAGAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lingkungan padat penghuni seperti pondok pesantren (Badri, 2007). Salah satu
penyakit kulit yang sering ditemui di pondok pesantren adalah pedikulosis kapitis
(infestasi kutu kepala) yang disebabkan oleh Pediculus humanus capitis (kutu
tahun 1996, prevalensi santri yang mengalami pedikulosis kapitis di dua buah
pondok pesantren khusus untuk santri perempuan di Jakarta sebesar 40,2% dan
lebih sering pada anak perempuan daripada laki-laki dan paling sering ditemukan
pada anak usia 9-16 tahun. Kejadian pedikulosis kapitis ini dapat menimbulkan
berbagai masalah, mulai dari berkurangnya rasa percaya diri, pandangan sosial
yang negatif, kurangnya kualitas tidur, dan gangguan belajar. Oleh karena itu,
1
2
Masyarakat yang cenderung berperilaku acuh tak acuh dan kurang perhatian
pengetahuan tentang penyebab dan gejala sakit. Kebiasaan tidak sehat seperti
memakai benda pribadi secara bergantian, jika tidak ada pihak yang mengingatkan
maka perilaku tidak sehat tersebut akan terus dilakukan dalam kehidupan sehari-
kesehatan lingkungan lebih baik dari santri yang tidak diberi intervensi. Salah satu
suatu media bergerak dan dinamis serta dapat dilihat dan didengar, misalnya
2009). Selain itu menurut Nursalam (2008), jika tujuan pendidikan kesehatan
adalah hanya untuk meningkatkan pengetahuan maka metode yang tepat untuk
barang pribadi seperti sisir, ikat rambut, kerudung dan mukena yang dapat
terkait pedikulosis kapitis yang telah dilakukan santriwati adalah membasmi kutu
kepala dengan serit atau dengan tangan saat kepala terasa gatal atau saat ada
3
(Haryono, et al., 2008) pada santriwati belum pernah diberikan oleh pihak pondok
pesantren.
dan leaflet sebagai metode dan media pendidikan kesehatan yang dapat
menjangkau kelompok besar juga belum dibuktikan dalam populasi ini. Dari
B. Rumusan Masalah
pendidikan kesehatan tidak akan mencegah infestasi ulang kutu kepala sebagai
tepat untuk kelompok besar adalah ceramah, namun di samping itu menurut
C. Pertanyaan Penelitian
kepala?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
kesehatan kepala.
E. Manfaat Penelitian
Jombang.
kesehatan pada para santri agar terhindar dari penyebaran penyakit menular.
kesehatan pada para santri agar terhindar dari penyebaran penyakit menular.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pedikulosis Kapitis
dewasa, nimfa atau telurnya pada rambut kepala (Natadisastra dan Agoes,
2009).
2009).
yang bersegmen dan ujung setiap kaki dilengkapi dengan kuku penjepit. Kutu
6
7
kepala ini berjalan dari satu helai rambut ke rambut lain dengan cara menjepit
rambut dengan kuku-kukunya, atau dapat pindah ke hospes lain. Kutu kepala
dewasa lebih menyukai rambut di bagian belakang kepala dari pada di bagian
lainnya dan mengisap darah sedikit demi sedikit dalam jangka waktu lama.
Agoes (2009) telur kutu kepala (nits) dilekatkan pada rambut dengan perekat
mirip khitin (chitine like cement). Telur-telur ini berwarna seperti lemak dan
sukar dilihat tetapi setelah menetas (kurang lebih 10 hari) telur-telur yang
sudah kosong akan lebih mudah terlihat (Brown dan Burn, 2005).
telur-telur tersebut dengan serpihan ketombe atau lapisan keratin yang melekat
pada batang rambut (Brown dan Burns, 2005). Waktu pertumbuhan sejak telur
rumah tetapi tidak dapat hidup bebas di alam (Natadisastra dan Agoes, 2009).
Jika kutu kepala keluar atau tidak menetap lagi pada tuan rumahnya, mereka
akan mati dalam sehari atau dua hari. Kutu kepala tidak dapat terbang maupun
langsung dengan penderita lain yang sudah terinfestasi maupun melalui benda-
benda seperti sisir, bantal, dan kerudung yang digunakan bersama-sama. Faktor
pendukung infestasi kutu kepala antara lain kebersihan yang kurang dan
disebabkan oleh air liur yang disuntikkan ke kulit kepala saat kutu kepala
menghisap darah inangnya serta kotoran yang dihasilkan oleh kutu kepala
iritasi, luka, serta infeksi sekunder (Bugayong, dkk., 2011). Anemia karena
kehilangan darah juga dapat terjadi pada pedikulosis kapitis berat (Moradi et
al., 2009).
Lesi pada kulit kepala sering terjadi akibat tusukan kutu kepala pada
waktu menghisap darah dan sering ditemukan di belakang kepala atau leher
(Natadisastra dan Agoes, 2009). Menurut Brown dan Burns (2005) lesi yang
antigen pada air liur kutu kepala. Namun, sebagian orang memiliki toleransi
Impetigo juga dapat terjadi akibat inokulasi stafilokokus ke dalam kulit kepala
Pada infestasi berat P.h.capitis, helaian rambut satu dengan yang lain akan
sering melekat dan mengeras dan banyak ditemukan kutu kepala dewasa, telur
(nits) serta eksudat nanah yang berasal dari luka gigitan yang meradang.
Keadaan ini disebut plica palonica yang dapat ditumbuhi jamur (Natadisastra
kapitis juga dapat terjadi (Tappeh et al., 2011). Efek psikologis yang dirasakan
kurangnya kualitas tidur, dan gangguan belajar (Alatas dan Linuwih, 2013).
kelihatan bodoh dengan sepsis kulit sekunder dan mungkin juga menderita
anemia yang karenanya selalu dalam keadaan yang tidak sehat (Brown et al.,
2005).
a. Pencegahan
vektor.
b. Pengobatan
tujuan agar semua kutu dapat terangkat. Tindakan ini dianjurkan diulangi
menggunakan tangan dan sisir serit untuk menyisir nimfa dan telurnya.
(2000) adalah:
menggunakan serit (sisir bergigi rapat) yang telah dicuci dengan cuka
yang dicampur air hangat dengan perbandingan 1:1 selama setengah jam.
karbaril dan permetrin fenotrin yang telah secara luas dipakai di seluruh
B. Pendidikan Kesehatan
upaya untuk mempengaruhi dan mengajak orang lain baik individu, kelompok
atau masyarakat agar mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup sehat.
12
Menurut Potter dan Perry (2005) pendidikan kesehatan yang efektif dapat
waktu dan tempat yang tersedia, serta tujuan spesifik yang ingin dicapai
untuk memperoleh hasil belajar yang efektif, faktor instrumental (alat peraga,
a. Ceramah
berikut:
1) Dapat menimbulkan kebiasaan yang kurang baik, yaitu sifat pasif, kurang
b. Leaflet
merupakan media berbentuk selembar kertas yang diberi gambar dan tulisan
(biasanya lebih banyak berisi tulisan) pada kedua sisi kertas serta dilipat
yang dilipat tiga. Media ini berisi gagasan mengenai pokok persoalan secara
adalah tahan lama, mencakup orang banyak, biaya tidak tinggi, tidak perlu
Notoatmodjo (2005) adalah media ini tidak dapat menstimulir efek suara
yang dilakukan.
Penerimaan visual
10% Membaca
Penerimaan visual
20% Mendengar
Melihat foto,
30% ilustrasi Penerimaan visual
Melihat
50% demonstrasi/video Penerimaan visual
Melakukan
90% secara nyata Melakukan
Keterangan:
didengarnya.
4) Mendengar dan melihat, partisipan akan mengingat 50% dari apa yang
3. Santri
Istilah santri berarti murid atau siswa (Moesa, 2007). Santri adalah salah
satu elemen dasar berdirinya suatu pesantren (Hasbullah, 1999 dalam Ramdan
santri dari berbagai usia, namun pada umumnya santri yang belajar di pondok
Pondok Pesantren Al-Mimbar sendiri berusia 15-18 tahun. Menurut Potter dan
Perry (2005) usia 13-20 tahun dikelompokkan sebagai usia remaja, yakni
peningkatan kesehatan.
C. Pengetahuan
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
tertulis (angket).
dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat menggunakan hukum-
objek. Evaluasi dapat menggunakan kriteria yang telah ada atau disusun
sendiri.
D. Penelitian Terkait
Jakarta Timur” ini adalah tingkat pengetahuan santri tergolong kurang dan
kurang menurut penelitian ini tidak berhubungan dengan usia dan tingkat
pendidikan karena seluruh santri tinggal di lingkungan yang sama dan memiliki
kegiatan yang sama serta pengetahuan mendalam tentang kesehatan juga belum
of North and South of Italy”. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa masih
dialami siswa.
E. Kerangka Teori
Ceramah
Health
Education
Leaflet
Pengetahuan
Health
Prevention
Protection
Sikap
Perilaku
a. Mengurangi sumber infestasi
dengan mengobati penderita Peraturan Sarana dan
(mengetahui cara penularan, prasarana
dan perkembangbiakan kutu
kepala)
b. Pendidikan kesehatan untuk
mencegah penyebaran penyakit
c. Pengawasan lingkungan
d. Pertahanan biologis
Keterangan: Kombinas
= variabel yang diteliti
faktor yang dianggap penting dalam suatu masalah (Hidayat, 2008). Penelitian ini
mengkaji dua variabel yakni pendidikan kesehatan (metode ceramah dan leaflet)
Sambongdukuh Jombang.
21
B. Definisi Operasional Penelitian
22
23
6. Kondisi kulit Kondisi kulit kepala dilihat dari adanya Lembar observasi 0 = ada lesi Nominal
kepala lesi atau tidak (kulit kemerahan, 1 = tidak ada lesi
bernanah atau luka sekunder lain)
7. Warna Warna konjungtiva responden yang Lembar observasi 0 = konjungtiva pucat Nominal
Konjungtiva diobservasi saat penelitian berlangsung 1 = konjungtiva tidak pucat
8. Skor Pengetahuan satriwati Pondok Pesantren Kuesioner Continuous Rasio
pengetahuan Al-Mimbar Sambongdukuh Jombang pengetahuan tentang
santriwati tentang definisi, etiologi, dampak, pedikulosis kapitis,
tentang pencegahan dan pengobatan pedikulosis terdiri dari 30
pedikulosis kapitis pertanyaan,
kapitis menggunakan skala
Guttman, dengan
skor jawaban jika
benar = 1 dan jika
jawaban salah = 0
9. Metode Metode yang digunakan peneliti untuk - 1 = metode ceramah Nominal
pendidikan menyampaikan materi pedikulosis 2 = metode leaflet
kesehatan kapitis kepada responden
C. Hipotesis
1. Ha1 = Terdapat perubahan skor pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest
2. Ha2 = Terdapat perubahan skor pengetahuan yang signifikan antara nilai pretest
24
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
quasi experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group
design. Pada desain ini responden penelitian dibagi menjadi dua kelompok yakni
Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2015 di Pondok Pesantren Al-
wawancara).
25
26
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari suatu populasi yang diteliti (Umar, 2011).
kelompok kontrol (leaflet). Teknik total sampling diambil dengan alasan besar
2011).
Sedangkan kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah santriwati yang selama
dibagi ke dalam dua kelompok yakni kelompok ceramah dan leaflet, dalam
D. Instrumen Penelitian
usia dan pengetahuan responden adalah dengan kuesioner yang terdiri dari nama,
dan usia serta 30 pertanyaan dengan skala Guttman (16 pertanyaan positif dan 14
pertanyaan negatif, dengan skor 1 bila jawaban benar dan 0 bila jawaban salah).
kulit kepala dan warna konjungtiva) serta kondisi responden apakah terjangkit
1. Uji Validitas
kecermatan pengukuran suatu instrumen. Suatu alat ukur dikatakan valid jika
(Riyanto, 2011). Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan berdasarkan theory-
dalam instrumen mewakili semua unsur dimensi konsep yang sedang diteliti.
pendapat pakar pada bidang yang sedang diteliti. Seorang pakar akan diminta
telah mencakup isi/content dari suatu konsep yang diteliti (Dharma, 2011).
Pada penelitian ini instrumen ditelaah oleh dua ahli parasitologi yakni Dra.
2. Uji Reliabilitas
30 santriwati dari kelas X, XI dan XII Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al-
Jombang.
dan jumlah pertanyaan yang ada di dalam kuesioner ini genap (30 pertanyaan).
Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila nilai korelasi antara belahan genap
dan belahan ganjil lebih besar dari nilai r tabel (Siregar, 2013).
komputer dan didapatkan nilai korelasi antara belahan genap dan belahan ganjil
0,653. Nilai r tabel yang digunakan adalah 0,361 karna responden uji
didapatkan dari uji reliabilitas dibandingkan dengan nilai r tabel. Karena hasil
29
yang didapatkan lebih besar dari r tabel maka dapat dikatakan kuesioner
interrater reliability, yakni dua atau lebih pengamat yang berbeda secara
Pengumpulan data dilakukan bulan April tahun 2015. Data yang dikumpulkan
dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari kuesioner yang diisi
responden dan lembar observasi sebelum dan sesudah perlakuan. Ada beberapa
Peneliti mengajukan surat izin penelitian dari Fakultas untuk diberikan kepada
proposal skripsi.
Blitar).
Jombang).
11. Setelah itu, dilakukan pendidikan kesehatan tentang pedikulosis kapitis dengan
metode ceramah pada kelompok ceramah dan dengan metode pemberian leaflet
pada kelompok leaflet sesuai dengan kontrak waktu dan tempat yang telah
kesehatan.
dilakukan.
13. Hasil observasi dan kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisis
oleh peneliti.
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat dapat dilakukan jika telah diketahui hasil dari analisa
univariat (Notoatmodjo, 2010). Data yang diolah pada penelitian ini berupa
data rasio yang tidak terdistribusi normal sehingga untuk mengetahui apakah
terdapat perubahan skor pengetahuan yang signifikan atau tidak digunakan uji
pengetahuan yang signifikan atau tidak pada kedua kelompok digunakan uji
Mann Withney (Dharma, 2011). Pada uji ini tingkat kemaknaan yang
H. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2008) masalah etika yang harus diperhatikan oleh peneliti
1. Informed Consent
consent adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
atau mencantumkan nama responden dalam lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
dijamin kerahasiannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
HASIL PENELITIAN
A. Analisa Univariat
Responden
kategori usia 15 tahun yang terjangkit kutu kepala adalah 18,3% sedangkan
persentase responden dengan kategori usia >15 tahun yang terjangkit kutu
33
34
rambut, panjang rambut, ada atau tidaknya lesi kulit kepala, frekuensi
kepala ±1 tahun dengan persentase 38,3% (23 responden) dan variabel lama
terjangkit kutu kepala ini hanya menampilkan 81,7% responden, 18,3% sisanya
lurus dengan persentase 60% (36 orang). Untuk variabel panjang rambut,
dengan persentase 70% (42 responden), begitu pula pada responden yang tidak
terjangkit kutu kepala yang lebih banyak mempunyai rambut panjang dengan
responden yang terjangkit kutu kepala mayoritas tidak terdapat lesi kulit kepala
mayoritas 2-3 kali sehari dengan persentase 75% (45 responden) sedangkan
keramas 2-3 kali sehari. Untuk variabel warna konjungtiva, terdapat responden
kapitis saat pretest dan posttest pada kelompok ceramah dan leaflet dapat
Tabel 5.2: Gambaran Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Saat Pretest dan
meningkat menjadi 26,13 dan pada kelompok leaflet meningkat menjadi 22,83.
B. Analisa Bivariat
Smirnov =0,004 (pretest) dan 0,000 (posttest). Kedua nilai tersebut menunjukkan
p<0,05 yang berarti data berasal dari populasi yang tidak terdistribusi normal
uji Wilcoxon. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang siginfikan atau tidak
Responden
Tabel 5.3: Analisa Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Pretest dan
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa hasil analisa uji Wilcoxon pada metode
ceramah dan leaflet masing-masing memiliki nilai p<0,001 yang mana nilai
tersebut kurang dari nilai alpha (<0,05) sehingga disimpulkan bahwa baik
Responden
Tabel 5.4: Analisa Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Pada Kedua
Hasil analisa uji Mann Withney pada skor pengetahuan pretest kedua
signifikan antara kedua kelompok saat pretest dengan nilai p=0,125 (>0,05).
37
Tabel 5.5: Analisa Beda Rata-Rata Skor Pengetahuan Responden Pada Kedua
Hasil analisa uji Mann Withney pada skor pengetahuan posttest kedua
signifikan antara kedua kelompok saat posttest dengan nilai p=0,002 (<0,05).
BAB VI
PEMBAHASAN
penelitian.
Responden
Responden dalam penelitian ini berusia 15-18 tahun dan 81,6% terjangkit
pedikulosis kapitis (18,3% usia 15 tahun dan 63,3% 17-18 tahun). Hal ini sesuai
dengan penelitian dari Lesshafft et.al (2013) yang menyatakan bahwa populasi
meskipun usia tersebut tidak masuk dalam kategori usia yang rentan (<15 tahun).
terjangkit kutu kepala, jenis rambut, panjang rambut dan kondisi kulit kepala.
waktu yakni responden dengan lama terjangkit kutu kepala ±1 tahun, ±2 tahun dan
terjangkit kutu kepala ±1 tahun, 21,7% responden terjangkit kutu kepala ±2 tahun
38
39
wawancara lebih lanjut dengan responden, sebagian besar dari mereka mulai
terjangkit kutu kepala sejak tinggal di pondok pesantren. Responden yang telah ≥3
tahun terjangkit kutu kepala merupakan responden yang sebelumnya telah tinggal
Al-Bairuny).
rambut ikal atau keriting dan rambut lurus. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
terjangkit kutu kepala) dan 70% responden berambut lurus (60% responden
diantaranya terjangkit kutu kepala). Hal ini menunjukkan bahwa kutu kepala
dapat hidup di rambut manusia baik rambut lurus maupun rambut ikal atau
keriting.
rambut pendek (di atas bahu) dan rambut panjang (sebahu atau di bawah bahu).
pendek (11,7% responden diantaranya terjangkit kutu kepala) dan 85% responden
dan mempunyai kutu kepala, hal ini sesuai dengan penelitian Tappeh et.al (2012)
Lesi merupakan salah satu komplikasi dari pedikulosis kapitis kronis yang
terjadi akibat gigitan dan antigen air liur kutu kepala, namun sebagian orang
reaksi akibat gigitan (Brown dan Burns, 2005). Kesehatan kepala responden
masing kelompok ke dalam dua kategori yakni responden dengan lesi kulit kepala
dan responden tanpa lesi kulit kepala. Hasil penelitian menunjukkan terdapat
6,7% responden yang terdapat lesi di kulit kepalanya dan seluruhnya masuk dalam
lainnya tidak terdapat lesi di kulit kepalanya. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
kemungkinan lesi yang ditemukan pada 6,7% responden tersebut diakibatkan oleh
kutu kepala.
kulit kepala diperlukan keramas 2-3 kali seminggu. Kotoran yang dihasilkan oleh
kutu kepala dan air liurnya dapat menyebabkan rasa gatal yang memicu seseorang
intensif dapat menyebabkan iritasi, luka dan infeksi sekunder (Bugayong et.al,
responden dengan frekuensi keramas 0-1 kali dan 2-3 kali per minggu. Hasil
keramas 0-1 kali seminggu dan seluruhnya masuk dalam kategori responden yang
Anemia karena kehilangan darah merupakan salah satu dampak yang dapat
terjadi pada seseorang dengan pedikulosis kapitis berat (Moradi et al., 2009).
Anemia adalah keadaan di mana masa eritrosit dan/atau masa hemoglobin yang
kriteria WHO 1968, yang mana untuk kriteria perempuan usia >14 tahun dan
Gejala umum anemia atau yang biasa disebut anemic syndrome adalah
gejala yang timbul pada semua jenis anemia pada kadar hemoglobin yang sudah
menurun di bawah titik tertentu. Gejala ini timbul karena anoksia organ target dan
gejala anemia dapat dilihat salah satunya dari warna pucat pada kulit dan mukosa
responden dilihat untuk mengetahui gejala anemia yang mungkin dialami oleh
responden dengan warna konjungtiva pucat dan tidak pucat. Hasil penelitian
terjangkit kutu kepala. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat kemungkinan warna
42
konjungtiva pucat yang mayoritas ditemukan pada responden yang terjangkit kutu
B. Pengetahuan Responden
Pengetahuan adalah hasil dari tahu yang terjadi melalui proses sensoris
khususnya mata dan telinga terhadap objek tertentu (Sunaryo, 2004). Efendi
dibutuhkan untuk mencegah dan mengontrol infestasi kutu kepala dan berbagai
perbedaan skor pengetahuan yang signifikan antara kedua kelompok saat pretest
dengan mean rank kelompok leaflet sedikit lebih tinggi dibandingkan kelompok
ceramah, namun saat posttest terdapat perbedaan yang signifikan dengan mean
rank kelompok ceramah lebih tinggi dibandingkan mean rank kelompok leaflet.
Hal ini menunjukkan bahwa metode ceramah lebih baik daripada leaflet dalam
Hasil ini sesuai dengan penelitian Munawaroh dan Sulistyorini (2010) yang
43
Selain itu, pada penelitian ini metode ceramah disertai dengan media powerpoint
Sedangkan beberapa hal yang dapat menyebabkan media leaflet tidak lebih baik
menariknya media ini bagi sebagian responden (sebagian responden malas untuk
membaca). Menurut kerucut Edgar Dale dalam Nursalam (2008), dalam dua
dengan metode dan media pendidikan kesehatan yang dilakukan. Jika dilihat dari
kerucut Edgar Dale kelompok dengan media leaflet akan dapat mengingat 10%
materi yang telah diterima karena kelompok ini hanya mengandalkan visual
dapat mengingat 50% materi yang telah diterima karena kelompok ini
C. Keterbatasan Penelitian
kekurangan dalam penelitian ini. Berbagai kekurangan tersebut terdapat pada isi
PENUTUP
A. Kesimpulan
bab sebelumnya, maka berikut kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini.
1. Baik responden dengan usia 15 tahun atau lebih dari 15 tahun mayoritas
tidak terjangkit kutu kepala mempunyai rambut panjang. Kondisi kulit kepala
responden yang terjangkit kutu kepala mayoritas tidak terdapat lesi kulit
mayoritas >2 kali sehari dengan persentase 75% sedangkan responden yang
tidak terjangkit kutu kepala seluruhnya mempunyai frekuensi keramas >2 kali
angka 20,07 dan saat posttest meningkat menjadi 26,13, sedangkan rata-rata
skor pengetahuan pretest pada kelompok leaflet menunjukkan angka 20,93 dan
45
46
B. Saran
1. Bagi Santriwati
penelitian ini.
kesehatan setempat.
3. Bagi Puskesmas
para santri agar terhindar dari pedikulosis kapitis dan penyebaran penyakit
menular lainnya.
pedikulosis kapitis.
47
Adnani, Hariza. 2011. Buku Ajar: Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Alatas, Sahar SS., Linuwih, S. 2013. Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai
Pedikulosis Kapitis dengan Karakteristik Demografi Santri Pesantren X,
Jakarta Timur. eJKI, vol (1) 1: 53-57.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Badri, Moh. 2007. Hygiene Perseorangan Santri Pondok Pesantren Wali Songo
Ngabar Ponorogo. Media Litbang Kesehatan, vol (17) 2: 20-27.
Behrman, R., Kliegman, R., Arvin, A. 2000. Nelson Ilmu Kesehatan Anak.
Jakarta: EGC.
Brown, RG., Burns, T. 2005. Lecture Notes: Dermatologi. Jakarta: Erlangga
Medical Series.
Budiman, Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Bugayong, AMS. et. al.. 2011. Effect of dry-on, suffocation-based treatment on
the prevalence of pediculosis among schoolchildren in Calagtangan Village,
Miag-ao, Iloilo. Philippine Science Letters. Vol (4) 1: 33-37.
Dharma, Kelana K. 2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta: Trans
Info Media.
Efendi, F., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Gulgun, M. et. al.. 2013. Pediculosis Capitis: Prevalence And its Associated
Factors in Primary School Children Living in Rural and Urban Areas in
Kayseri, Turkey. National Institute of Public Health, vol (21) 2: 104-108.
Handayani, W., Haribowo, AS. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan dengan
Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Harsono, B., Soesanto, Samsudi. 2009. Perbedaan Hasil Belajar antara Metode
Ceramah Konvensional dengan Ceramah berbantuan Media Animasi dalam
Pembelajaran Kompetensi Perakitan dan Pemasangan sistem Rem. Jurnal
PTM, vol (9) 2: 71-79.
Haryono, I., Prabandari, YS., Hariyono, W. 2008. Pendidikan Kesehatan
Lingkungan Melalui Kultum. Berita Kedokteran Masyarakat, vol (24) 1: 8-
15.
Herijulianti, E., Indriani, TS., Artini, S. 2001. Pendidikan Kesehatan Gigi.
Jakarta: EGC.
Hidayat, AA. 2008. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
Kawuriansari, R., Fajarsari, D., Maulidah, S. 2010. Studi Efektivitas Leaflet
Terhadap Skor Pengetahuan Remaja Putri tentang Dismenorea di SMP
Kristen 01 Purwokerto Kabupaten Banyumas. Bidan Prada : Jurnal Ilmiah
Kebidanan, vol (1) 1: 108-122.
Lesshafft, H. et. al.. 2013. Prevalence and risk factors associated with pediculosis
capitis in an impoverished urban community in Lima, Peru. Medknow
Publications & Media Pvt. Ltd., vol (5) 4: 138-143.
Machali, Rochayah. 2009. Pedoman Bagi Penerjemah. Bandung: Kaifa.
Moesa, Ali Maschan. 2007. Nasionalisme Kiai: Konstruksi Sosial Berbasis
Agama. Yogyakarta: LkiS.
Moradi. et. al.. 2009. The Prevalence of Pediculosis capitis in Primary School
Students in Bahar, Hamadan Province, Iran. J Res Health Sci. Vol (9) 1:
45-49.
Munawaroh, S., Sulistyorini, A. 2010. Efektivitas Metode Ceramah dan Leaflet
dalam Peningkatan Pengetahuan Remaja tentang Seks Bebas di SMA
Negeri Ngrayun, Unpublished journal, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah, Ponorogo.
Natadisastra, D., Agoes, R. 2009. Parasitologi Kedokteran: Ditinjau dari Organ
Tubuh yang Diserang. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, S. 2005. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010a. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. 2010b. Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Novita, Windya. 2009. Buku Pintar Merawat Kecantikan di Rumah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Nursalam, Efendi F. 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
Pallant, Julie. 2007. SPSS: Survival Manual. England: Open University Press.
Patricia, Arthur. 2002. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta:
EGC.
Permenkes RI No. 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan
Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren, dalam: www.depkes.go.id diakses tgl
4 November pukul 09.00 WIB.
Potter P., Perry A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,
dan Praktik. Jakarta: EGC.
Purwoko, S., Satyanegara, S. 2006. Pertolongan Pertama dan RJP Pada Anak.
Jakara: Arcan.
Ramdan, AA., Iswari, R., Wijaya, A. 2013. Pola Penyakit Santri di Pondok
Pesantren Modern AsSalamah. Solidarity: Journal of Education, Society
and Culture 2 (1): 1-8.
Riwidikdo, Handoko. 2009. Statistik Kesehatan. Jogjakarta: Mitra Cendekia Press
Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Sidoti, Bonura, Paolini, Tringali. 2009. A Survey on Knowledge and Perceptions
Regarding Head Lice on Sample of Teachers and Students in Primary
Schools of North and South of Italy. J prev med hyg; 50: 141-151.
Simamora, Roymond H. 2009. Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.
Jakarta: EGC.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sunaryo. 2004. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Tappeh, KH. et al.. 2012. Pediculosis capitis among Primary School Children and
Related Risk Factors in Urmia, the Main City of West Azarbaijan, Iran. J
Arthropod-Borne Dis, vol (6) 1: 79–85.
Timmreck, Thomas C. 2004. Epidemiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: EGC.
Umar, Husein. 2005. Riset Sumber Daya Manusia dalam Organisasi. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Umar, Husein. 2011. Metodologi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.
Jakarta: Rajawali Pers.
Werner, D., Thuman, C., Maxwell, J. 2010. Apa yang Anda Kerjakan Bila Tidak
Ada Dokter. Yogyakarta: ANDI OFFSET.
WHO. 2012. Health Education: theoritical concepts, effective strategies and core
competencies. Eastern Mediterranean: WHO Library Cataloguing in
Publication Data.
Wibowo, Agus. 2009. Cerdas Memilih Obat dan Mengenali Penyakit. Jakarta:
Lingkar Pena Kreativa.
LAMPIRAN 1
Nama :
Jenis Kelamin :
Kelas :
menjelaskan tentang tujuan dan manfaat dari penelitian ini. Saya mengerti bahwa
data-data yang diperoleh akan dilindungi dan identitas Saya akan dirahasiakan.
Saya juga mempunyai hak untuk menolak jika ada ketidaknyamanan saat
penelitian berlangsung.
Saya menyatakan bahwa Saya telah membaca pernyataan di atas dan setuju
( )
LAMPIRAN 2
Yth, responden,
A. KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama :
2. Usia :
3. Kelas :
B. PENGETAHUAN TENTANG KUTU KEPALA, MASALAH YANG
DITIMBULKAN DAN PENANGANANNYA
Nama/Usia :
Tanggal observasi:
1. Terdapat luka bekas gigitan (warna kulit kepala memerah) atau terdapat luka
sekunder (bernanah):
2. Frekuensi keramas dengan shampo dalam seminggu:
3. Warna konjungtiva:
4. Jumlah kutu:
LAMPIRAN 4
(SAP)
Etiologi
Penderita terjangkit kutu kepala akibat kontak langsung dengan penderita lain
yang sudah terjangkit kutu kepala atau melalui benda-benda seperti sisir, bantal,
dan kerudung yang digunakan bersama-sama (Alatas dan Linuwih, 2013).
Dampak
a. Rasa gatal sering muncul akibat air liur (yang mengandung antigen/racun)
yang disuntikkan ke kulit kepala saat kutu kepala menghisap darah inangnya
serta kotoran yang dihasilkan oleh kutu kepala tersebut (Timmreck, 2004).
b. Sebagian orang memiliki toleransi imunologis terhadap antigen/racun air liur
kutu sehingga tidak timbul reaksi akibat gigitan (Brown dan Burns, 2005).
c. Rasa gatal akan mengakibatkan penderita menggaruk kepala. Kebiasaan
menggaruk yang intensif dapat menyebabkan iritasi, luka, serta infeksi
sekunder (Bugayong, 2011).
d. Anemia karena kehilangan darah juga dapat terjadi pada pedikulosis kapitis
berat (Moradi et al., 2009).
e. Impetigo juga dapat terjadi akibat bakteri stafilokokus yang masuk ke dalam
kulit kepala sewaktu penderita menggaruk kulit kepala (Brown dan Burns,
2005).
f. Pada penderita berat, helaian rambut satu dengan yang lain akan sering
melekat dan mengeras dan banyak ditemukan kutu kepala dewasa, telur (nits)
serta eksudat nanah yang berasal dari luka gigitan yang meradang. Keadaan
ini disebut plica palonica (borok) yang dapat ditumbuhi jamur (Natadisastra
dan Agoes, 2009).
g. Efek psikologis yang dirasakan penderita seperti berkurangnya rasa percaya
diri, pandangan sosial yang negatif, kurangnya kualitas tidur, dan gangguan
belajar (Alatas dan Linuwih, 2013).
Pencegahan
Pengobatan
Reliability Statistics
Value ,611
Part 1 a
N of Items 15
Total N of Items 30
Correlation Between Forms ,653
Equal Length ,790
Spearman-Brown Coefficient
Unequal Length ,790
Guttman Split-Half Coefficient ,788
a. The items are: kutu kepala adl parasit yg menyerang kulit kepala, kutu kepala menyerang anggota tubuh
berambut selain kulit kepala, kutu kepala dapat masuk tubuh manusia lewat kulit kepala, telur kutu kepala mudah
dilihat setelah menetas, telur kutu kepala dpt ditemukan di kulit kepala, pertumbuhan kutu kepala dari telur sampai
dewasa rata-rata18 hari, kutu kepala dapat hidup di kasur dan bantal berminggu-minggu, kutu kepala dewasa
hanya hidup dalam 2 minggu, dikatakan terjangkit kutu kepala jika ditemukan kutu kepala atau telurnya di rambut
kepala, orang yang punya kutu kepala selalu memiliki kebersihan diri yg kurang, kutu kepala tdk perlu diberantas
krn tdk berdampak pada kesehatan, kutu kepala hanya dpt menimbulkan rasa gatal, gatal terjadi krn air iur kutu
kepala, ada sebagian orang yg tahan air lur kutu shg tdk terasa gatal, orang yg sering menggaruk kepala pasti
punya kutu kepala.
b. The items are: menggaruk kulit kepala dpt menyebabkan iritasi, kutu kepala dpt menyebabkan anemia, kutu
kepala dpt menyebabkan borok, seorang yg punya kutu kepala dpt menularkannya pd teman sekamarnya, kutu
kepala dpt terbang dg sayapnya, dg pinjam meminjam mukena dan kemeja tdk akan tertular kutu kepala,
memberatas kutu kepala dpt dg obat maupun manual dg serit, jika ditemukan kutu kepala segera lakukan
pengobatan kutu kepala, seorang yg terjangkit kutu kepala dianjurkan menggunakan obat kimia pemberantas kutu,
membasmi kutu kepala tdk harus bersamaan, mengecek adanya kutu kepala rutin perlu dilakukan, sebaiknya
menghindari bergaul dg teman yg punya kutu kepala, mengobati penderita kutu kepala berarti mengurangi sumber
penularan kutu kepala, penderita dianjurkan pakai tutup kepala saat tdr untk mencegah penularan kutu, saling
mengingatkan tentag pencegahan penularan kutu dpt mengendalikan penyebaran kutu.
Lampiran 9
CPRE1 CPRE2 CPRE3 CPRE4 CPRE5 CPRE6 CPRE7 CPRE8 CPRE9 CPRE10 CPRE11 CPRE12 CPRE13 CPRE14 CPRE15
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0
1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0
1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
CPRE17 CPRE18 CPRE19 CPRE20 CPRE21 CPRE22 CPRE23 CPRE24 CPRE25 CPRE26 CPRE27 CPRE28 CPRE29 CPRE30
CPRE16
1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0
0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
Metode ceramah postest
CPOS2 CPOS3 CPOS4 CPOS5 CPOS6 CPOS7 CPOS8 CPOS9 CPOS10 CPOS11 CPOS12 CPOS13 CPOS14 CPOS15
CPOS1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0
CPOS16 CPOS17 CPOS18 CPOS19 CPOS20 CPOS21 CPO22 CPO23 CPO24 CPO25 CPOS26 CPOS27 CPOS28 CPOS29 CPOS30
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 9 Rekapitulasi data (metode leaflet)
CPRE2 CPRE3 CPRE4 CPRE5 CPRE6 CPRE7 CPRE8 CPRE9 CPRE10 CPRE11 CPRE12 CPRE13 CPRE14 CPRE15
CPRE1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0
1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
CPRE17 CPRE18 CPRE19 CPRE20 CPRE21 CPRE22 CPRE23 CPRE24 CPRE25 CPRE26 CPRE27 CPRE28 CPRE29 CPRE30
CPRE16
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0
1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1
1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1
0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0
0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
Metode leaflet postest
CPOS2 CPOS3 CPOS4 CPOS5 CPOS6 CPOS7 CPOS8 CPOS9 CPOS10 CPOS11 CPOS12 CPOS13 CPOS14 CPOS15
CPOS1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0
1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1
1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1
1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0
1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 0
1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
CPOS16 CPOS17 CPOS18 CPOS19 CPOS20 CPOS21 CPO22 CPO23 CPO24 CPO25 CPOS26 CPOS27 CPOS28 CPOS29 CPOS30
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1
0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0
0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 10
Cases
kategori kutu
sebelum intervensi
2 tahun 13 13
Cases
15 tahun 1 11 12
usia
>15 tahun 10 38 48
Total 11 49 60
Case Processing Summary
Cases
ikal 5 13 18
bentuk rambut
lurus 6 36 42
Total 11 49 60
di atas bahu 2 7 9
panjang rambut
di bawah bahu 9 42 51
Total 11 49 60
ada luka/nanah (pretest) * kategori kutu sebelum intervensi Crosstabulation
Count
ada 0 4 4
ada luka/nanah (pretest)
tidak ada 11 45 56
Total 11 49 60
ada 3 14 17
Konjungtiva anemis
tidak ada 8 35 43
Total 11 49 60
B. Pengetahuan Responden
Statistics
Valid 30 30 30 30
N
Missing 30 30 30 30
Mean 20,07 26,13 20,93 22,83
pretest_1
pretest_2
Descriptive Statistics
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Ranks
Total 30
d
Negative Ranks 0 .00 .00
e
Positive Ranks 25 13.00 325.00
posttest_2 - pretest_2 f
Ties 5
Total 30
a
Test Statistics
Ranks
Total 60
a
Test Statistics
skor
pengetahuan
pretest
Mann-Whitney U 346,500
Wilcoxon W 811,500
Z -1,535
Asymp. Sig. (2-tailed) ,125
Ranks
Total 60
a
Test Statistics
skor
pengetahuan
posttest
Mann-Whitney U 245,500
Wilcoxon W 710,500
Z -3,043
Asymp. Sig. (2-tailed) ,002