Sei sulla pagina 1di 14

Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No.

1, Juni 2014, hal 95- 108


ISSN 2339 - 1545

Kompetensi, Pembinaan Karier dan Kinerja Auditor di Inspektorat


Jenderal dan Perbendaharaan Instansi Kementerian Pertahanan

Budi Hardiyatno1

¹Universitas Pancasila, Jl. Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan 12640

INFO ARTIKEL A B S T R A C T

JEL Classification: Corruption in the government lead to questions about the


H83 performance of government auditors. General Inspectorate and
M12 the treasury ministry of defense agencies tasked with monitoring,
controlling and monitoring the implementation of activities in
Keywords: the defense ministry. This study aims to investigate the influence
audititors’ competence, of competence and career development on auditor performance.
auditors’ career development, Based on the testing of 87 auditors obtained empirical evidence
auditors’ performance that the competence and career development affect the
performance of the auditor. Future research can develop a model
by adding other variables.

A B S T R A K

Perilaku korupsi di pemerintahan menimbulkan


pertanyaan tentang kinerja auditor pemerintah. inspektorat
jenderal dan perbendaharaan instansi kementerian pertahanan
bertugas untuk melakukan pengawasan, pengendalian dan
pemantauan pelaksanaan kegiatan di lingkungan kementerian
pertahanan. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi
pengaruh kompetensi dan pembinaaan karir terhadap kinerja
auditor. Berdasarkan pengujian pada 87 auditor diperoleh bukti
empiris bahwa kompetensi dan pembinaan karir mempengaruhi
kinerja auditor. Penelitian mendatang dapat mengembangkan
model dengan menambahkan variabel lain.

1. Pendahuluan untuk segera melakukan reformasi terhadap


berbagai peraturan perundang-undangan.
Sejak awal reformasi, tuntutan
Dalam bidang keuangan, reformasi dilakukan
masyarakat akan penyelenggaraan pemerintahan
dengan dikeluarkannya undang-undang
yang bersih, transparan dan bebas dari korupsi,
keuangan negara, perbendaharaan dan tentang
kolusi dan nepotisme (KKN) semakin meningkat.
pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab
Kondisi ini mendorong pemerintah dan DPR
keuangan negara. Pada penjelasan UUD

*Email Korespondensi: 1roro_kumis@gmail.com

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

95
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

1945 tentang Sistem Pemerintahan Negara 21 Tahun 2010 tentang Sistem Pengendalian
yaitu pada Bab VIIIA pasal 23E sampai 23G Intern Pemerintah Di Lingkungan Kementerian
menerangkan bahwa perlunya dilaksanakan Pertahanan dan Tentara Nasional Indonesia.
pengawasan dan pemeriksaan dalam Di Inspektorat yang jadikan tempat penelitian,
pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan terhadap kinerja auditornya masih sering
yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksaan ditemukan temuan yang berulang serta masih
Keuangan (BPK) dimana hasil pemeriksaannya ada internal auditnya yang belum sepenuhnya
diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat memahami aturan/kreteria yang dijadikan dasar
(DPR), disamping itu untuk kegiatan Badan dalam pemeriksaan penyebabnya hal tersebut
Pemeriksaan Keuangan (BPK) diatur dengan diantarnya adalah kompetensi dan pembinaan
undang-undang tersendiri yaitu Undang- karier termasuk dalam rekrutmen pengawai
Undang RI nomor 15 tahun 2004. inspektorat itu sendiri sehingga profesional
Pemerintah mengeluarkan peraturan hasil auditnya meragukan maupun lemahnya
yang mengharuskan adanya badan pengawasan penerapan Sistem Pengendalian Intern (SPI)
dan pemeriksaan sesuai Peraturan Presiden dan Sistem Akuntabilitas Instansi di lingkungan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 Satuan Kerja tersebut. Sedangkan Sawyer
Tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi,Susunan Lawrence B. dkk, (2006, 542-544) juga
Organisasi, Dan Tata Kerja Kementerian Negara menyatakan bahwa kompetensi dan pembinaan/
Republik Indonesia yaitu pada pasal 78 – pasal pengembangan jenjang auditor sangat diperlukan
81 dan Peraturan Presiden Republik Indonesia untuk meningkatkan kinerja auditor dan hasil
Nomor 47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan kinerjanya dapat dipertanggungjawabkan dan
Dan Organisasi Kementerian Negara pasal 27 profesional.
ayat (2) d yaitu keharusan dibentuknya lembaga Pelaksanakan kegiatan pengawasan
Inspektorat Jenderal sebagai badan pengawas dan pemeriksaan Inspektorat Jenderal Dan
pada setiap Kementerian dan pasal 37 ayat (1) Perbendaharaan Instansi Kementerian
dimana Inspektorat Jenderal berada dibawah dan Pertahanan mengacu pada Undang-Undang
bertanggungjawab kepada menterinya masing- maupun Peraturan yang berlaku tentang Sistem
masing serta Pasal 38 Inspektorat Jenderal Pengendalian Intern di Lingkungan Kementerian
mempunyai tugas melaksanakan pengawasan dengan berdasarkan Surat Keputusan Panglima
intern di lingkungan Kementerian dipertegas lagi TNI nomor Skep/221/VI/2006 tanggal 14 Juni
dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia 2006 tentang Petunjuk Dasar Pengawasan Dan
Nomor 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Pemeriksaan Tentara Nasional Indonesia dan
Tugas, Dan Fungsi Kementerian Negara Serta Surat Keputusan Panglima TNI nomor Skep/25/
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I/2013 tanggal 17 Januari 2013 tentang Buku
I Kementerian Negara yaitu pada pasal 121 Petunjuk Induk Pengawasan Dan Pemeriksaan
(g) dan pasal 133 – pasal 134. Sedangkan Tentara Nasional Indonesia.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Selain itu, di bidang hukum dikeluarkan
(Menpan) sendiri untuk mengatur kompetensi, undang-undang tentang penyelenggaraan negara
pembinaan dan standar Auditor di lingkungan yang bersih dan bebas KKN, serta undang-
pemerintah juga mengeluarkan aturan yaitu undang tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Pidana Korupsi (KPK). Keseluruhan peraturan
Negara nomor PER/220/M.PAN/7/2008 perundang-undangan tersebut dikeluarkan
tanggal 4 Juli 2008 tentang Jabatan Fungional untuk mewujudkan tuntutan masyarakat akan
Auditot dan Angka Kredit. Untuk mewadahi terselenggaranya pemerintahan yang bersih,
lembaga Inspektorat Jenderal di Kementerian taat pada aturan perundang-undangan dan
Pertahanan maka dikeluarkan Peraturan dapat mempertanggungjawabkan pelaksanaan
Menteri Pertahanan Republik Indonesia nomor pemerintahan melalui suatu sistem akuntabilitas

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


96
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

kinerja instansi. Aparat Pengawasan Intern pihak lain, yaitu agent, untuk melakukan
Pemerintah (APIP) memegang peran penting semua kegiatan atas nama principals dalam
dalam meyakinkan masyarakat bahwa kapasitasnya sebagai pengambil keputusan
penyelenggaraan dan pertanggungjawaban (Jensen dan Smith, 1984). Pengawasan
keuangan pemerintah telah dilaksanakan atau monitoring yang dilakukan oleh pihak
sesuai harapan, kondisi ini berlaku di setiap independen memerlukan biaya atau monitoring
unsur pemerintahan termasuk di tubuh cost dalam bentuk biaya audit, yang merupakan
instansi Kementerian Pertahanan. Inspektorat salah satu dari agency cost (Jensen dan Meckling,
Jenderal dan Perbendaharaan (Itjen) instansi 1976). Uraian tersebut diatas memberi makna
Kementerian Pertahanan selaku badan bahwa auditor merupakan pihak yang dianggap
pengawas dan pemeriksa belum melaksanakan dapat menjembatani kepentingan pihak
perannya secara optimal dalam mewujudkan pemegang saham (principal) dengan pihak
efektifitas kinerja aparat pemeriksa (Auditor) manajer (agent) dalam mengelola keuangan
karena faktor kompetensi dan pembinaan perusahaan termasuk menilai kelayakan strategi
karier belum mendapat perhatian sepenuhnya. manajemen dalam upaya untuk mengatasi
Kelemahan-kelemahan lain adalah minimnya kesulitan keuangan perusahaan.
perhatian dan keseriusan para pimpinan Menurut Anthony dan Govindarajan
Satuan Kerja (Satker) dalam menindaklanjuti (2005), teori agensi adalah hubungan atau
hasil temuan dan lemahnya penerapan/sanksi kontrak antara principal dan agent. Teori agensi
hukum yang harus dijatuhkan. Selain itu memiliki asumsi bahwa tiap-tiap individu
dalam melaksanakan perannya, Itjen instansi semata-mata termotivasi oleh kepentingan
Kementerian Pertahanan masih dihadapkan dirinya sendiri sehingga menimbulkan konflik
pada beberapa keterbatasan dan kelemahan kepentingan antara principal dan agent. Dari
ditinjau dari Sistem Pengendalian Intern, pola teori ini dapat disimpulkan bahwa professional
penyelenggaraan pengawasan dan pemeriksaan, internal audit sangat berhubungan erat dengan
prosedur dan teknik audit, sumber daya manusia perusahaan/ organisasi termasuk kinerja auditor
yang kurang profesional, rekrutmen personil itu sendiri.
auditor tidak berdasarkan keahlian tetapi Teori Manajemen Sumber Daya
hanya berdasarkan Surat Perintah, sarana dan Manusia (MSDM) menurut Gomes (2002:3)
prasarana serta peranti lunak serta dasar hukum adalah: Suatu gerakan pengakuan terhadap
yang digunakan belum sepenuhnya sesuai pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya
dengan kebutuhan untuk pelaksanaan kegiatan yang cukup potensial yang perlu dikembangkan
pemeriksaan. Itjen instansi Kementerian sedemikian rupa sehingga mampu memberikan
Pertahanan selaku Aparat Pengawas Internal kontribusi yang maksimal bagi organisasi dan
Pemerintah (APIP) di tubuh instansi bagi pengembangan dirinya. Sedangkan menurut
Kementerian Pertahanan perlu meningkatkan Teori A. Maslow (1943) tentang motivasi yaitu
perannya agar dalam melaksanakan kegiatan secara mutlak menunjukkan perwujudan diri
pemeriksaan dilaksanakan secara profesional. sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang
bercirikan pertumbuhan dan pengembangan
2. Telaah Teori dan Pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat
Hipotesis dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan
2.1 Teori Agency sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan
yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh
Teori agensi merupakan konsep yang
sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya
menjelaskan hubungan kontraktual antara
masing-masing yang harus dicapainya dan
principals dan agents. Pihak principals adalah
sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil
pihak yang memberikan mandat kepada
untuk sasaran-sasaran organisasi

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

97
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

2.2 Pengendalian Internal COSO 3) Aktifitas Pengendalian 

COSO , The Committee of Supporting Aktivitas Pengendalian merupakan


Organizations of the Treadway Commission kebijakan dan prosedur yang memberikan
SAS juga definisikan pengendalian internal
(AI. Haryono Jusup, 2001, hal : 252) adalah keyakinan bahwa perintah manajemen
suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan telah dilaksanakan dan risiko yang telah
komisaris dan personil satuan usaha lainnya, dinilai ditangani sebagaimana mestinya. 
yang dirancang untuk mendapatkan keyakinan Aktivitas Pengendalian: 
memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-
a) Keberadaan kebijakan dan prosedur
hal :
yang tepat 
- Keandalan pelaporan keuangan b ) P e l a k s a n a a n
- Kesesuaian dengan perundang-undangan kebijakan dan prosedur yang tepat 
dan peraturan yang berlaku Aktivitas pengendalian terdiri dari kebijakan
- Efektifitas dan efisiensi operasi. dan prosedur yang merasakan bahwa
Lima komponen yang saling terkait dari diperlukan tindakan untuk meredam risiko
pernyataan COSO /Committee of Sponsoring dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan
Organization (1992) adalah sebagai berikut :  secara umum. Aktivitas pengendalian dapat
dijelaskan sebagai berikut: 
1) Lingkungan Pengendalian 
(1) Adequate Separation of Duties
Lingkungan Pengendalian mempengaruhi (Pemisahan Tugas yang Cukup) 
suasana suatu organisasi, mempengaruhi Pengendalian internal yang baik
kesadaran tentang pengendalian pegawai. menetapkan bahwa tidak ada pegawai
Yang merupakan landasan dari komponen yang diberikan terlalu banyak
pengendali lainnya adalah dengan tanggung jawab sehingga perlu
menciptakankan disiplin dan struktur.  adanya pemisahan tugas. Beberapa
Lingkungan Pengendalian  pedoman umum dalam pemisahan
a) Integritas dan nilai etika  tugas untuk mencegah salah saji,
b) Komitmen terhadap kompetensi  baik yang disengaja maupun yang
c) Komisaris dan Komite tidak disengaja, yaitu : 
Audit yang aktif dan efektif 
d) Filosofi manajemen dan gaya operasional  (a) Pemisahan fungsi pemegang
e) Struktur Organisasi  aktiva dari fungsi akuntansi 
f) Pemberian wewenang dan tanggung jawab  (b) Pemisahan otorisasi
g) Kebijakan dan praktik SDM transaksi dari pemegang
aktiva yang bersangkutan 
2) Perhitungan Risiko 
(c) Pemisahan tanggung jawab
Perhitungan Risiko untuk tujuan pelaporan
operasional dari pembukuan 
keuangan merupakan identifikasi, analisis
(d) Pemisahan tugas dalam EDP 
dan pengelolaan risiko perusahaan
yang disajikan secara wajar sesuai (2) Proper Authorization of Transaction
dengan prinsip akuntansi berlaku umum.  and Activities (Otorisasi
Perhitungan Risiko:  yang Pantas atas Transaksi) 
a) Penetapan Tujuan Tingkat Entitas  Otorisasi dapat berbentuk umum
b) Penentuan Tujuan Tingkat Aktivitas  dan khusus. Otorisasi umum berarti
c) Identifikasi dan analisa risiko  bahwa manajemen menyusun
d) Pengelolaan perubahan  kebijakan bagi organisasi untuk

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


98
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

ditaati. Sedangkan otorisasi khusus Pengendalian yang erat berkaitan


dilakukan terhadap transaksi dengan dokumen dan catatan
individual. Misalnya, manajemen adalah bagan  perkiraan yang
menentukan kebijakan otorisasi untuk mengklasifikasikan transaksi ke
pembelian aktiva berdasarkan jumlah dalam perkiraan neraca dan laba
tertentu yang sudah ditetapkan, ini rugi. Bagan perkiraan merupakan
adalah otorisasi umum. Bila jumlah pengendalian yang penting karena
pembelian melebihi yang ditetapkan, memberikan kerangka kerja untuk
maka harus diotorisasi dulu oleh menentukan informasi yang disajikan
dewan komisaris, ini adalah otorisasi kepada manajemen lain dari laporan
khusus.  keuangan. Prosedur untuk pencatatan
secara tepat harus disesuaikan dalam
(3) Adequate Document and Record sistem manual untuk mendorong
(Dokumen dan Catatan yang Memadai)  penerapan yang konsisten. Sistem
Dokumen dan catatan adalah objek manual harus menyediakan informasi
fisik dimana transaksi dimasukkan yang cukup untuk membantu
dan diikhtisarkan. Dokumen berfungsi pencatatan dan mempertahankan
sebagai pengantar informasi ke informasi yang tepat atas transaksi. 
seluruh bagian organisasi. Dokumen
harus memadai untuk memberikan (4) Physical Check on Performance
keyakinan memadai bahwa seluruh (Pengendalian Fisik atas
aktiva dikendalikan dengan pantas Aktiva dan Catatan) 
dan seluruh transaksi dicatat dengan Jenis perlindungan untuk
benar. Beberapa prinsip tertentu yang mengamankan aktiva dan catatan
relevan menandai perancangan dan yang paling utama adalah penggunaan
penggunaan yang tepat atas dokumen tindakan pencegahan secara fisik.
dan catatan. Contohnya, penggunaan gudang
persediaan untuk melindungi dari
Dokumen dan catatan hendaknya : kemungkinan terjadinya pencurian. 
a) Diberi nomor untuk mencegah
terjadinya dokumen yang hilang (5) Independen Check on
dan membantu menelusurinya bila Performance (Pengecekan
diperlukan. Independen atas Pelaksanaan) 
Kategori terakhir prosedur
b) Dibuat pada saat yang sama pengendalian adalah penelaahan yang
ketikaterjadinya transaksi atau hati-hati dan berkesimbangan atas
segera sesudahnya. keempat prosedur yang lain, yang
c) Cukup sederhana agar mudah sering disebut sebagai pengecekan
dimengerti. independen atau verifikasi intern.
d) Dirancangkan untuk berbagai Kebutuhan pengecekan secara
kegunaan (bila mungkin) untuk independen meningkat karena
mengurangi jumlah formulir pengendalian internal cenderung
yang harus dibuat. berubah setiap saat jika tidak terdapat
e) Dirancang sedemikian rupa untuk mekanisme penelaahan yang sering.
memungkinkan penyajian yang Contohnya pegawai mungkin lupa
benar.   atau sengaja tidak mengikuti prosedur
jika tidak ada orang yang meninjau

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

99
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

atau mengawasi pelaksanaanya.  dengan evaluasi setiap akhir periode.

4) Informasi dan Komunikasi  2.3 Hubungan Antara Kompetensi,


Pembinaan Karir Dan Kinerja Auditor
Informasi dan komunikasi sistem men
dukung identifikasi, perolehan, dan Menurut Asikin (2006) seorang internal
pertukaran informasi dalam bentuk dan auditor dapat diukur kenerjanya melalui
kerangka waktu yang memungkinkan sikap profesionalisme, pengetahuan dan
pegawai melaksanakan tanggung jawabnya.  kecakapan,hubungan antar manusia dan
Informasi dan Komunikasi:  komunikasi, pendidikan yang berkelanjutan dan
kemampuan dalam menerapkan pengetahuan
a) Informasi diidentifikasi, diperoleh,
maupun penyerapan pengetahuan dalam
diolah dan dilaporkan
mengikuti pelatihan di tempat kerja termasuk
b) Komunikasi yang efektif 
ketelitian professional yang diukur dari
Sistem informasi yang relevan terhadap
penerapan ketelitian dan kecakapan sehingga
tujuan pelaporan keuangan yang meliputi
dalam pengungkapan temuan Auditnya dapat
sistem akuntansi terdiri dari metoda
lebih dipertanggungjawabkan.
dan catatan yang ditetapkan untuk
Wardoyo dan Lena (2010) mengungkapkan
mencatat, mengolah, mengikhtisarkan,
bahwa Peranan perusahaan dalam merekrut
dan melaporkan transaksi suatu entitas
personil yang bertugas sebagai internal
dan mempertahankan akuntabilitas
auditor mensyaratkan mempunyai pendidikan
untuk aktiva dan utang yang berkaitan. 
nonformal seperti memiliki Sertifakat CIA,
Komunikasi mencakup memberikan
dengan mensyaratkan tambahan pendidikan
pemahaman peranan individual dan
nonformal bagi internal auditor maka masalah
tanggung jawab yang berkaitan dengan
kecurangan, kesalahan dan pelanggaran dalam
pengendalian intern atas laporan keuangan.
pengelolaan perusahaan dapat ditekan karena
Komunikasi meliputi sejauh mana
berpedoman kepada kualitas pelaksanaan
personel memahami bagaimana aktivitas
Good Corporate Governanc (GCG) yang
mereka dalam sistem informasi pelaporan
nantinya secara cepat maupun secara lambat
keuangan berkaitan dengan pekerjaan dan
pelanggaran yang terjadi di manajemen dapat
hal lainnya. 
diperbaiki termasuk pentingnya standar
5) Monitoring/Pengawasan Kode Etik Audit Internal karena bagi profesi
audit internal, kode etik merupakan hal
Monitoring/pengawasan adalah suatu yang sangat penting dan diperlukan dalam
proses penilaian kualitas kinerja struktur pelaksanaan tugasnya secara profesional
pengendalian internal sepanjang waktu. terutama yang menyangkut manajemen risiko,
Pengawasan menyangkut penilaian pengendalian dan proses tata kelola.Singgih
rancangan dan pelaksanaan operasi dan Bawono (2010) berpandangan bahwa
pengendalian oleh personil yang tepat untuk independensi, pengalaman.due professional
setiap periode waktu tertentu serta untuk care dan akuntabilitas secara simultan sangat
menentukan bahwa Sistem Pengendalian berpengaruh terhadap kualitas Auditor. Wati, dkk
Internal (SPI) telah berjalan sesuai dengan (2010) menemukan bukti bahwa independensi,
ketentuan maupun dilaksanakan modifikasi Gaya kepemimpinan, Komitmen organisasi dan
yang diperlukan karena adanya perubahan- pemahaman Good Governance berpengaruh
perubahan kondisi telah dilakukan. positif terhadap kinerja Auditor.
Pemantauan bisa terjadi atas aktifitas yang
sedang berlangsung dan bisa juga dilakukan Pratiwi dan Harmeidiyanti (2012)

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


100
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

mengungkapkan bahwa secara simultan H1: Ada pengaruh kompetensi auditor terhadap
kecerdasan emosional, pengetahuan, Locus kinerja auditor pada Inspektorat Jenderal
of Control, Independensi dan komunikasi dan Perbendaharaan Instansi Kementerian
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Pertahanan
pemeriksa internal Inspektorat. Bila dilihat H2: Ada pengaruh pembinaan karir terhadap
secara parsial kecerdasan emosional, Locus of kinerja auditor Inspektorat Jenderal dan
Control, Independensi berpengaruh signifikan Perbendaharaan Instansi Kementerian
Pertahanan
Gambar 1. Kerangka Pikir

terhadap kinerja pemeriksa internal Inspektorat 3. Metode Penelitian


dan faktor yang paling dominan dari penelitian
Penelitian menggunakan metode
terhadap kinerja pemeriksa internal Inspektorat
survey. Sumber data berupa data primer yang
Kabupaten adalah kecerdasan emosional.
dikumpulkan dengan cara menyebarkan
Kisnawati (2012) menemukan bukti empiris
kuesioner kepada seluruh pegawai di Inspektorat
bahwa bahwa secara simultan kompetensi,
Jenderal dan Perbendaharaan Instansi
Independensi dan etika auditor berpengaruh
Kementerian Pertahanan. Dari sejumlah 100
signifikan terhadap kualitas audit.
kuesioner yang disebarkan kepada responden,
Berdasarkan beberapa hasil penelitian
sejumlah 87 kuesioner terisi dengan lengkap dan
tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor
diolah. pegawai pada di Inspektorat Jenderal
pendidikan, pengalaman, independensi,
dan Perbendaharaan Instansi Kementerian
pelatihan, etika auditor, pembinaan karier dan
Pertahanan. Skala angka yang digunakan
ketrampilan dalam melaksanakan audit sangat
untuk variabel kompetensi, pembinaan karier
mempengaruhi terhadap efektifitas kinerja
dan kinerja auditor internal adalah interval yang
auditor sehingga faktor-faktor tersebut perlu
dihasilkan dari suatu transformasi dari skala
mendapat perhatian untuk meningkatkan
angka ordinal yang diperoleh dari instrumen
kualitas auditor di Inspektorat Pemerintah.
penelitian untuk variabel X dan Y. Angka
Oleh karenanya hipotesis penelitian disusun
ordinal untuk variabel X yaitu kompetensi
sebagai berikut:
dan pembinaan karier yang diperoleh dengan

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

101
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

menggunakan Likert Summated Rating dimana merupakan efektifitas auditor internal


responden diberi kuisioner dengan bobot dalam melakukan aktifitas audit internal.
tertinggi 5 dengan memilih angka 5 dan yang Indikator yang digunakan berdasarkan
terendah adalah 1 bagi yang memilih angka 1. Standar Praktik Profesi Audit Internal yaitu
Definisi operasional dan Standar Kinerja Audit Internal (Seksi 2000)
pengukuranvariable mengacu pada definisi dan yang terdiri dari pengelolaan fungsi audit
operasionalisasi variabel yang dapat dijelaskan internal, lingkup perencanaan, manajemen
sebagai berikut: sumber daya, kontrol, pelaksanaan
penugasan, pengkomunikasian hasil
1. Variabel Independen : Kompetensi (X1)
penugasan dan pemantauan tindak lanjut.
Variabel kompetensi adalah untuk
Indikator yang menjadi penilaian adalah
mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh
Kualitas Audit, Motivasi, Independensi
seorang auditor serta mempertahankan
dan Tanggungjawab Auditor. Pengukuran
kemampuan itu sendiri, adapun dalam
kinerja auditor mengacu pada pengukuran
menilai variabel kompetensi yang dijadikan
yang dilakukan oleh Arens (2008)
standart atau indikator penilaian adalah
Uji kualitas data dilakukan dengan uji
rekrutmen, keahlian khusus, pendidikan
validitas dan reliabilitas. Sugiyono (2011: 168)
dan pengetahuan. pengukuran kompetensi
menyatakan bahwa instrumen yang valid berarti
mengacu pengukuran COSO (1992)
alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
2. Variabel Independen : Pembinaan Karier data (mengukur) itu valid. Kriteria yang
(X2) digunakan untuk menentukan valid tidaknya
alat test adalah dengan df = 0,30, ά = 0,05.
Variabel ini menggunakan standar yang dengan ketentuan sebagai berikut:
telah dikeluarkan oleh BPKP (Badan
1. Uji validitas dinyatakan valid apabila nilai r
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan)
dengan tingkat signifikan ≥ 0,05 maka
maupun Peraturan Pemerintah nomor 60 hitung
alat test dan apabila r hitung dengan tingkat
tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian
signifikan < 0,05 maka dinyatakan tidak
Intern Pemerintah dan Buku Petunjuk
valid (drop). Secara statistik angka kolerasi
Dasar Pengawasan dan Pemeriksaan
yang diperoleh harus dibandingkan dengan
TNI tahun 2006 , pola pembinaan
angka kritis tabel kolerasi nilai r, teknik
dilaksanakan secara berlanjut berupa
kolerasi yang digunakan adalah Product
pemenuhan kebutuhan personil pemeriksa
Moment (Sugiono, 2011,hal: 241)
dan pembinaan personil APF (Aparat
Pemeriksa Fungsional) sejalan dengan 2. Uji reliabilitas bertujuan untuk mengetahui
pembinaan personil instansi Kementerian apakah instrument yang digunakan dapat
Pertahanan serta berpedoman kepada mengukur sesuatu yang diukur secara
peraturan dan perundang-undangan konsisten dari waktu ke waktu. Butir-butir
yang berlaku. Adapun variabel indikator indicator didinyatakan valid jika nilai
yang digunakan meliputi : Pengalaman, Cronbach Alpha > 0.7 (Ghozali, 2007:).
Pengembangan Karier, Pendidikan dan Analisis data dilakukan dengan uji
Profesionalisme. Pengukuran pembinaan regresi berganda. Uji regresi dapat dikatakan
karir mengadopsi pengukuran yang sebagai pengujian model yang BLUE (Best,
dilakukan oleh Sawyer (2006) Linier, Unbiased, dan Estimated) jika terbebas
dari penyakit asumsi klasik. Uji asumsi klasik
3. Variabel Dependen : Kinerja Auditor (Y)
dilakukan pada model penelitian mencakup:
Variabel kinerja auditor internal
1. Uji Mulitikolinearitas. Cara yang

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


102
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya tingkat signifikansi hasil uji-t kurang dari 0,05
multikolinieritas adalah menggunakan maka hipotesa yang didapat H1 dapat diterima
Variace Inflation Factor (VIF). Jika nilai dan H0 ditolak dan jika lebih dari atau sama
VIF nya kurang dari atau sama dengan dengan 0,05 maka hipotesa yang didapat H1
10 (Myer, 1990) maka dalam data tidak dapat ditolak dan hipotesa dari H0 diterima.
terdapat multikolinieritas.
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
2. Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk
memberikan keyakinan bahwa data yang Responden yang digunakan dalam
diuji adalah homogen. Jika terdapat hasil penelitian ini adalah seluruh pelaksana
signifikan regresi sederhana variabel audit yang ada di Inspektorat Jenderal dan
bebas terhadap nilai absolut dari residual Perbendaharaan jajaran instansi Kementerian
(error) signifikan, maka dapat disimpulkan Pertahanan yaitu pejabat struktural dan
terhadap heteroskedastisitas (varians dari fungsional dimana pejabat struktural dapat
residual tidak homogen). melaksanakan kegiatan pemeriksaan/
3. Uji Normalitas residual model dilakukan audit karena tugas dan tanggungjawabnya
untuk menguji distribusi nilai residual melaksanakan penempatan di Inspektorat
model yang diuji. Model yang baik adalah yang seharusnya dibekali keahlian bidang
jika distribusi residual modelnya lebih audit. Dalam hal ini seseorang yang bertugas
dari 0.05 pada α=5%, dengan kata lain di Inspektorat akan dapat pemahaman atas
distribusi observasi dibandingkan distribusi segala kebutuhan serta kelemahan yang terjadi
teoritisnya tidak berbeda. Pengujian dapat sehingga hambatan dapat diselesaikan dengan
juga dilakukan dengan menggunakan grafik baik dan dilaksanakan lebih efektif, efisien dan
p-plot. Jika data berada di sekitar sumbu ekonomis sesuai dengan aturan yang berlaku.
diagomal maka dapat dikatakan normal. Jumlah responden dalam penelitian sebanyak
87 responden dimana dari 100 kuisioner yang
Persamaan model penelitian digambarkan
disebar. Dalam pengumpulan data adalah
dalam persamaan regresi sebagai berikut:
dengan pengiriman kuisioner secara langsung
Y = a + b1X1 + b2X2 + e kepada para responden dengan jangka waktu
pengisisn/ pengembalian kuisioner selama tujuh
Keterangan :
(7) hari kerja. Deskripsi dari variabel yang diuji
a = nilai konstanta adalah sebagai berikut:
b = nilai koefisien regersi variabel Analisis statistik deskripsi bertujuan untuk
independen memberikan gambaran umum dari data yang
Y = kinerja auditor didapat yaitu mean, median, standar deviasi
X1 = kompetensi dan data minimum sesuai dengan tabel dibawah
X2 = pembinaan karir ini.
e = error
Pengujian model penelitian dilakukan
dengan Uji Fisher (Uji F). Model yang baik
adalah jika satu dari variable independen
yang diuji berpengaruh terhadap variable
dependennya. Model dikatakan baik jika
signifikasi hasil uji F < 0,5 pada α=5%.
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan uji-t.
Uji-t merupakan pengujian masing-masing
variable independen terhadap dependen. Jika

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

103
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

Tabel 1
Deskripsi Variabel

Kompetensi Pembinaan Karier Kinerja Auditor


(X1) (X2) (Y)
Mean 47.67 63.86 70.99
Median 50.00 67.00 72.00
Std. Deviation 8.295 11.646 13.419
Minimum 13 17 18
Maximum 59 82 90

Berdasarkan data dari tabel diatas peneliti Tabel 2


menyatakan bahwa dari 87 sampel responden Hasil uji validitas dan reliabilitas
Kompetensi (X1), Pembinaan Karier (X2) dan dapat dirangkum pada tabel berikut:
Kinerja Auditor (Y) pada Inspektorat Jenderal Hasil
No Variabel Jumlah Hasil uji
dan Perbendaharaan yang diambil oleh peneliti Indikator Uji Reliabilitas
terdapat rata-rata hitung/mean Kompetensi (X1) validitas
sebesar 47.67, Pembinaan Karier (X2) sebesar 1 Kompetensi 13 Valid pada 0,887
63.86 dan Kinerja Auditor (Y) sebesar 70.99. r hitung > 0,941
2 Pembinaan karir 17
Sedangkan nilai tengah/ median Kompetensi 0,40
(X1) sebesar 50.00, Pembinaan Karier (X2) 3 Kinerja Auditor 18 0,967
sebesar 67.00 dan Kinerja Auditor (Y) sebesar Hasil uji asumsi klasik, menunjukkan
72.00. Nilai standar deviasi untuk Kompetensi bukti bahwa distribusi nilai residual berada
(X1) sebesar 8.295, Pembinaan Karier (X2) pada sumbu diagonal berdasarkan grafik
sebesar 11.646 dan Kinerja Auditor (Y) sebesar p-plot. Berdasarkan perhitungan bahwa
13.419. Nilai minimum dari Kompetensi (X1) angka tolerance dari variabel independen
sebesar 13, Pembinaan Karier (X2) sebesar kompetensi dan independensi mempunyai
17 dan Kinerja Auditor (Y) sebesar 18. Dari nilai tolerance lebih dari 0,10 berarti bahwa
data yang didapat menunjukkan bahwa nlai tidak ada korelasi antar variabel indpenden
Kompetensi (X1), Pembinaan Karier (X2) dan yang nilainya lebih dari 95%. Sementara itu,
Kinerja Auditor (Y) bervariasi. hasil perhitungan nilai Variance Inflantion
Hasil uji kualitas data yang mencakup Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama.
uji validitas dan reliabilitas terangkum pada Tidak ada satupun variabel independen yang
Tabel 2, dimana dari 13 indikator variabel memiliki nilai VIF lebih dari 10 dan dapat
kompetensi, 17 indikator variabel pembianaan disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas
karir, 18 indikator kinerja auditor, semuanya antar variabel independen tersebut. Hasil
terbukti mampu menjadi pengukur variabel, uji heteroskedastisitas menunjukkan tidak
atau dapat dikatakan valid. Indikator-indikator ditemukan pola tertentu yang jelas, serta titik-
pengkur untuk tiga variabel yang diuji juga titik tersebar di atas dan di bawah angka 0 pada
terbukti reliabel. Rangkuman hasul pengujian sumbu Y, maka mengindikasikan tidak terjadi
sebagaimana tampak pada Tabel 2. heteroskedastisitas.
Hasil uji regresi menunjukkan bahwa
model yang diuji dan tercermin dari hasil Uji F
menunjukkan bahwa F hitung untuk model yang
diperoleh sebesar : 251,005 dengan tingkat

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


104
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

signifikan 0,000 maka model regresi bisa sebesar 0,317 artinya jika variabel Pembinaan
dipakai untuk memprediksi Kinerja Auditor Karier (X2) konstan maka peningkatan
(Y) atau dapat dikatakan bahwa Kompetensi Kompetensi (X1) satu satuan akan meningkatkan
Auditor (X1) dan Pembinaan Karier (X2) secara Kinerja Auditor (Y) sebesar 0,317 dan koefisien
bersamaan mempengaruhi Kinerja Auditor (Y). regresi Pembinaan Karier (X2) sebesar 0,866
Hal ini menunjukkan bahwa model yang diuji maka artinya jika variabel Kompetensi (X1)
merupkan model yang baik. konstan maka peningkatan Kinerja Auditor (Y)
Tujuan pengujian hipotesis adalah sebesar 0,866 satuan.
untuk mendapatkan kesimpulan apakah Dari penggolaan statistik jika tingkat
hipotesis penelitian yang dirumuskan telah signifikansi kurang dari 0,05 maka hipotesa
sesuai atau tidak dengan data yang diperoleh, yang didapat H1 dapat diterima dan hipotesa
maka hipotesis yng diuji adalah hasil hipotesis dari H0 ditolak. Namun bila tingkat signifikansi
statistik yang dinyatakan dalam bentuk lebih dari 0,05 maka hipotesa yang didapat H1
hipotesis nol (H0) . Sebelum digunakan dapat ditolak dan hipotesa dari H0 diterima.
sebagai dasar kesimpulan pengujian hipotesis Dari hasil pengujian F hitung dan R menunjukkan
dilakukan dengan menggunakan statistik dan bahwa Kompetensi (X1) dan Pembinaan Karier
data yang ada diuji secara simultan dan parsial (X2) berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
untuk melihat apakah model yang didapat dan Auditor (Y). Untuk menghasilkan kinerja
koefisien regresinya dapat dikatakan bermakna auditor yang baik diperlukan suatu standar
secara statistik dan dapat diambil kesimpulan dan pedoman pelaksanaan audit internal agar
secara umum mengenai pengaruh kompetensi profesionalisme auditor dapat terjaga. Salah satu
dan pembinaan karier terhadap kinerja auditor. dari standar yang ada untuk internal auditor
Berikut adalah hasil Uji-t.

Tabel 2
Hasil Uji Hipotesis
Coefficients ª

Unstandardized Standardized Collinearity


Model Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Beta t Sig. Tolerance VIF
Error e

(Constant) .562 3.286 .171 .865


1 .262 3.817
Kompetensi .317 .131 .196 2.428 .017
Pembinaan Karir .866 .093 .752 9.316 .000 .262 3.817

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor


Sumber: Hasil pengolahan data SPSS

Dari hasil perhitungan regresi berganda linier pemerintah mengacu pada Standar Kompetensi
maka persamaan regresinya adalah : Auditor yang dikeluarkan oleh Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Y = 0, 562 + 0,317 X1 + 0,866 X2 + ε
maupun dari konsorsium Organisasi Profesi
Dari hasil perhitungan. Jika nilai intercept (a) Audit Internal.
sebesar 0,562 artinya jika Kompetensi (X1) dan
Pembinaan Karier (X2) sama-sama nol, maka 5. Simpulan, Keterbatasan, dan Implikasi
Kinerja Auditor (Y) sebesar 0,562 satuan. Hasil Penelitian
Koefisien regresi parsial Kompetensi (X1)

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

105
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

Berdasarkan hasil dari penelitian yang memuaskan.


dilaksanakan dan pembahasan maka dapat Implikasi hasil penelitian dalam
disimpulkan sebagai berikut : rangka peningkatkan kinerja auditor internal di
Inspektorat Jenderal dan Perbendaharaan jajaran
a. Kompetensi dan pembinaan karier auditor instansi Kementerian Pertahanan dapat penulis
secara simultan berpengaruh nyata sampaikan beberapa saran yang berhubungan
atau signifikan terhadap kinerja auditor dengan hasil penelitian diantaranya adalah :
internal di jajaran Inspektorat Jenderal
a. Dalam perekrutan personil yang menjadi
dan Perbendaharaan instansi Kementerian
pengawak Inspektorat perlu kiranya
Pertahanan, karena kinerja auditor sendiri
diperhatikan latar belakangnya mulai
hasilnya karena pengaruh yang didapat dari
dari aspek psikologi serta kemampuan
kompetensi dan pembinaan karier auditor
dan keahlian yang dapat mempengaruhi
itu sendiri.
lingkungan Inspektorat jajaran instansi
b. Dari hasil uji secara parsial maka didapat
Kementerian Pertahanan serta perlu dibuat
bahwa kompetensi dan pembinaan karier
organisasi tersendiri di bawah Inspektorat
auditor di jajaran instansi Kementerian
yang berlaku untuk pembinaan auditor
Pertahanan berpengaruh positif dan
di seluruh jajaran instansi Kementerian
signifikan terhadap kinerja auditor.
Pertahanan.
c. Standar Kompetensi Auditor yang
b. Perlu segera direalisasikan pembentukan
dikeluarkan oleh Badan Pengawasan
forum komunikasi Aparat Pemeriksa
Keuangan dan Pembangunan selaku badan
Fungsional di lingkungan Dephan
yang membina auditor di jajaran instansi
dan instansi Kementerian Pertahanan
pemerintah perlu dijadikan pedoman dalam
yang dapat digunakan sebagai media
pelaksanaan kompetensi dan pembinaan
pertukaran informasi, koordinasi dan
karier auditor di jajaran instansi Kementerian
sosialisasi berbagai aturan dan perundang-
Pertahanan, oleh karena itu maka pimpinan
undangan baru yang berkaitan dengan tugas
Inspektorat di jajaran instansi Kementerian
lembaga Inspektorat. Keberadaan forum
Pertahanan dalam perekrutan auditor harus
ini dirasakan penting guna mengantisipasi
didasarkan oleh latar belakang pendidikan
dan memecahkan berbagai persoalan
serta kemampuan kompetensi teknis yang
yang mungkin timbul dan menghambat
memadai untuk mendukung pelaksanaan
penyelenggaraan fungsi pengawasan dan
tugas yang diberikan kepada seorang
pemeriksaan.
auditor.
c. Itjen instansi Kementerian Pertahanan
d. Dalam mempertahankan kompetensi
selaku badan pembina auditor seluruh jajaran
seorang auditor agar bekerja secara
instansi Kementerian Pertahanan perlu
profesional diperlukan suatu pengembangan
membuat standart kompetensiAuditor untuk
pengetahuan, maupun pendidikan yang
jajaran instansi Kementerian Pertahanan
sangat menunjang pelaksanaan audit
agar kegiatan audit dapat dilaksanakan
sedangkan untuk pembinaan kariernya
secara profesional, independen, terarah
harus tertata dengan baik dan jelas serta
dan obyektif berdasarkan kode etik dan
dilaksanakan sesuai dengan persyaratan yang
standar pemeriksaan yang baku maka perlu
berlaku. Sehingga seorang audit internal
dilaksanakan pelatihan setiap tahun sesuai
dapat bekerja secara profesional dengan
dengan aturan maksimal 80 jam pelajaran
didukung oleh kemampuan intelektual serta
dan wajib diikuti oleh seluruh auditor di
tanggungjawab yang dibebankan kepadanya
jajaran instansi Kementerian Pertahanan.
merupakan bekal utama yang sangat
d. Untuk memenuhi tuntutan masyarakat
bernilai untuk mendapatkan kinerja yang

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


106
Jurnal Riset Akuntansi dan Perpajakan, JRAP Vol. 1, No. 1, Juni 2014, hal 95- 108
ISSN 2339 - 1545

akan transparansi dan akuntabilitas tugas- Republik Indonesia,2007.


tugas pemerintahan, Kemhan dan instansi BPK RI, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
Kementerian Pertahanan perlu merumuskan Republik Indonesia nomor 02 Tahun 2007
kembali suatu Sistem Akuntansi seperti Tentang Kode Etik Badan Pemeriksa
yang telah diamanatkan dalam Peraturan Keuangan,Jakarta:Kementerian HAM
Pemerintah nomor 24 Tahun 2005 tentang Republik Indonesia,2007.
Standar Akuntansi Pemerintahan dan BPK RI, Undang-Undang RI nomor 15 Tentang
Kemhan harus dapat merubah sistem Badan Pemeriksa Keuangan,Jakarta:
pencatatan dan pelaporan yang digunakan Kementerian HAM Republik
saat ini disesuai dengan perkembangan Indonesia,2006.
organisasi karena masih kelemahan Buku Petunjuk Dasar Pengawasan dan
dalam sistem akuntansi yang digunakan Pemeriksaan Tentara Nasional Indonesia,
oleh Kemhan dan instansi Kementerian sesuai Surat Keputusan Panglima TNI
Pertahanan. Dalam pelaksanaan kegiatan nomor: SKEP/221/VI/2006 tanggal 14 Juni
diharapkan punish dan reward dapat 2006,Jakarta,Setum Mabes TNI.
diterapkan sesuai dengan ketentuan yang Buku Petunjuk Induk Pengawasan dan
berlaku. Pemeriksaan TNI sesuai Surat Keputusan
Panglima TNI nomor: SKEP/25/I/2013
Daftar Pustaka tanggal 17 Januari 2013,Jakarta,Setum
Mabes TNI.
Agoes Sukrisno, Auditing Petunjuk Praktis
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis
Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan Publik
Multivariate dengan Program SPSS.
Edisi 4, Jakarta, Salemba Empat, 2012.
Semarang: Badan Penerbit Universitas
Al Haryono Jusuf. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi
Diponegoro.
Jilid 2. Yogyakarta: STIE YKPN.
Gomes, Faustino Cardoso, 2003, Manajemen
Anthony, R. dan V. Govindarajan. 2005. Sistem
Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi,
Pengendalian Manajemen (Terjemahan).
Yogyakarta.
Jakarta: Salemba Empat.
Jensen, M. C and Meckling, W.H. 1976. Theory
Arens dkk, Auditing dan Jasa Assurance Edisi
of the Firm : Managerial Behavior,
12, Jakarta, Penerbit Erlangga, 2008
Agency Costs and Ownership Structure.
Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu
Journal of Financial Economics,
Pendekatan Praktek, Yogyakarta,PT Rineka
Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.
Cipta: 2010.
Avalaible from: http://papers.ssrn.com
Asikin, Zainal dkk. 2006. Dasar-dasar Hukum
Jusup AI. Haryono, Auditing Cetakan
Perburuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Pertama,Yogyakarta, Sekolah Tinggi Ilmu
Persada.
Ekonomi YKPN: 2001.
Bawono, Singgih, 2010. “Faktor-Faktor dalam
Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetensi,
Diri Auditor dan Kualitas Audit: Studi
Independensi dan Etika Auditor Terhadap
Pada KAP Big four di Indonesia”. Skripsi.
Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Auditor
Jurusan Akuntansi. UNSOED.Purwokerto
Pemerintah di Inspektorat Kabupaten dan
BPK RI, Pemeriksaan Pengelolan dan
Kota Se-Pulau Lombok).Jurnal Bisnis dan
Tanggungjawab Keuangan Negara, UU RI
Kewirausahaan. Vol.8. No.3. Nopember
nomor 15, Jakarta, 2004.
2012
BPK RI, Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan
Konsorsium Organisasi Profesi Auditor
Republik Indonesia nomor 01 Tahun 2007
Internal ,Standar Porfesi Audit
Tentang Standar Pemeriksaan Keuangan
Internal,Jakarta,2004.
Negara,Jakarta:Kementerian HAM
Myers, R. H. (1990), Classical and Modern

Magister Akuntansi Universitas Pancasila

107
Budi Hardiyanto: Kompetensi, Pembinaan Karier...

Regression with Application, 2nded., Undang-Undang Dasar 1945, Jakarta: Sekretaris


Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia, 1945.
Negara Nomor PER/220/M.PAN/7/2008 Undang-Undang RI Nomor 13 Thn 2003 ttg K
Tahun 2008 Tentang Jabatan Fungsional etenagakerjaan,Jakarta,Sekretaris Negara
Auditor Dan Angka Kreditnya, Kementerian Republik Indonesia: 2003.
PAN, Jakarta,2008. Wati, Elya. 2010. Pengaruh Idepedensi, Gaya
Peraturan Menteri Pertahanan Republik Kepemimpinan, Komitmen Organisasi,
Indonesia Nomor 21 Tahun 2010 Tentang dan
Sistem Pengendalian Intern Di Lingkungan Pemahaman Good Governance Terhadap
Kementerian Pertahanan Dan Tentara Kinerja Auditor Pemerintah. Universitas
Nasional Indonesia, Jakarta: Kementerian Bengkulu.
HAM Republik Indonesia,2010.
Peraturan Pemeritah Republik Indonesia Nomor
60 Tgl 28 Agustus 2008 Tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah,Jakarta:
Sekretariat Negara,2008.
Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 94
Tahun 2006 Tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi Dan Tata Kerja
Kementerian Negara Republik Indonesia,
Jakarta,2006.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas,
Dan Fungsi Kementerian Negara Serta
Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi
Eselon I Kementerian Negara,Jakarta
: Sekretaris Kabinet Republik
Indonesia,2010.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
47 Tahun 2009 Tentang Pembentukan
Dan Organisasi Kementerian Negara,
Jakarta : Sekretaris Kabinet Republik
Indonesia,2009.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
9 Tahun 2005 Tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi,Susunan Organisasi, Dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik
Indonesia,Jakarta,2005.
Pratiwi, Umi dan Harmeidiyanti, Sri, 2013,
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kinerja Pemeriksa Internal Inspektorat di
Wilayah Kabupaten Banyumas, Jurnal.
usm.ac.id/elibs/USM_cd2b9.
Sawyer Lawrence B. dkk, Audit Internal Sawyer
Edisi 5, Jakarta, Salemba Empat, 2006.
Sugiono, Metode Penelitian
Kombinasi,Bandung:Alfabeta: 2011.

Magister Akuntansi Universitas Pancasila


108

Potrebbero piacerti anche