Sei sulla pagina 1di 7

Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

PENGARUH MUTU LAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP


DI RUMAH SAKIT WOODWARD KOTA PALU

THE RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF CARE AND PATIENT SATISFACTION AT THE


INPATIENT SERVICE IN WOODWARD HOSPITAL PALU, CENTRAL SULAWESI PROVINCE

Wibawani Yunestri Mukti¹, Asiah Hamzah2, Mappeaty Nyorong3


¹Bagian Akademi Keperawatan Bala Keselamatan, Palu
2
Bagian Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, FKM Unhas
3
Bagian Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Unhas, Makassar

ABSTRACT

The utilization of inpatient service at woodward hospital Palu has fluctuated in the last three
years. There were 58 complaints from patient in 2012. This study aimed to analyze the relationship
between quality of care and patient satisfaction at the inpatient service in woodward hospital Palu,
Central Sulawesi province. The dimension of quality of health care is technical competence,
comfortness, information, timeliness, and human relation. The method of this research was cross-
sectional survey. The sample was 96 patients with randomly selected sample. Data were analyzed
using chi-square test and multiple logistic regression. The result of the study shows that there is a
relationship between technical competence (p = 0.023), comfortness (p = 0.012), information (p =
0.002), timeliness (p = 0.002), and human relation (p = 0.019) to patient satisfaction. The most
influential variable on patient satisfaction is technical competence (Exp.B = 0.172). It is
recommended to the management of Woodward hospital to monitor and analyze any complaints and
expectations from patients regarding the quality of care at the hospital.

Keywords: Patient Satisfaction, Quality of Care

PENDAHULUAN kepuasan pasien yang diberikan layanan. Ada


Rumah sakit merupakan bagian sepu luh dimensimutu layanan kesehatan
integral dari pelayanan kesehatan yang yaitu: Dimensi kompetensi teknis, dimensi
mengalami perubahan orientasi nilai dan keterjangkauan, dimensi efektivitas, dimensi
pemikiran. Fungsi rumah sakit yang semula efisiensi, dimensi kesinambungan, dimensi
hanya sebagai tempat untuk pengobatan, kini keamanan, dimensi kenyamanan, dimensi
telah berkembang ke arah kesatuan upaya informasi, dimensi ketepatan waktu, dan
pelayanan untuk seluruh masyarakat yang dimensi hubungan antar manusia (Pohan,
mencakup aspek promotif, preventif, kuratif, 2007).
dan rehabilitatif. Untuk dapat bertahan hidup Data kunjungan pasien rawat inap RS.
dan berkembang di dalam lingkungan yang Woodward Palu selama tiga tahun terakhir
cepat berubah dan kompetitif, rumah sakit menunjukkan angka yang berfluktuatif, yaitu
harus mengubah paradigma pengelolaan tahun 2010 sebanyak 20.263, tahun 2011
rumah sakit ke arah sudut pandang konsumen. mengalami penurunan menjadi 19.735, dan
Pendekatan mutu pelayanan dan kepuasan tahun 2012 kembali meningkat menjadi 23.317
pelanggan menjadi salah satu strategi penting (RS Woodward Palu, 2013).
yang tidak bisa diabaikan (Suryani, 2008). Penelitian sebelumnya yang dilakukan
Kondisi tersebut harus diterapkan pada semua oleh Asmita (2008) tentang Analisis Pengaruh
layanan rumah sakit diantaranya di terapkan Persepsi Pasien Tentang Mutu Pelayanan
pada unit pelayanan rawat inap. Dokter Terhadap Loyalitas Pasien di Poliklinik
Mutu layanan kesehatan di rumah sakit Umum Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit
perlu dilakukan pengukuran yaitu dengan Panti Wilasa Citarum Semarang Tahun 2008,
pengukuran setiap dimensi mutu layanan hasil penelitian tersebut menunjukkan ada
kesehatan untuk mengetahui tingkat pengaruh yang signifikan antara kete rampilan

Correspondence : Wibawani Yunestri Mukti, Bagian Akademi Keperawatan Bala Keselamatan Palu, HP : 081245350016,
Email: yunestrimukti@yahoo.com
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

teknis medis, sikap, penyampaian informasi, atau laporan tahunan rumah sakit yang terkait
ketepatan waktu pelayanan, dan keter sediaan dengan topik penelitian.
waktu konsultasi dokter terhadap loyalitas Metode Analisis Data
pasien. Penelitian lain oleh Karyati (2006) Pengolahan data dilakukan dengan
yang berjudul “Analisis Pengaruh Persepsi komputerisasi yang meggunakan program
Pasien Tentang Mutu Pelayanan Dokter SPSS (Statistical Package For Social
Spesialis Obstetri dan Ginekologi Dengan Science), penyajian data dilakukan dalam
Minat Kunjungan Ulang Pasien di Instalasi bentuk tabel dan narasi dengan analisis data
Rawat Jalan RSI Sultan Agung Semarang secara univariat, bivariat, dan multivariat.
tahun 2006’’, menunjukkan hasil yaitu persepsi
tentang ketepatan datang para petugas dan HASIL
keterampilan teknis medis berpengaruh Analisis Bivariat
terhadap minat kunjungan ulang. Variabel Kompetensi Teknis terhadap
Uraian di atas menunjukkan bahwa Kepuasan Pasien
perlu ditingkatkannya mutu layanan Tabel 1 menunjukkan bahwa hasil uji
RS.Woodward Palu untuk dapat meningkatkan statistik dengan menggunakan uji chi-square
kepuasan dari pihak pasien. Oleh karena itu, diperoh nilai p = 0,023, karena nilai p < 0,05,
pengaruh mutu layanan terhadap kepuasan hal ini berarti ada pengaruh kompetensi teknis
pasien di RS.Woodward Palu sangat relevan terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian
untuk diteliti. menunjukkan bahwa 8 (44.4%) responden
menyatakan tidak puas terhadap petugas yang
BAHAN DAN METODE kurang berkompetensi, hal ini dikarenakan
Desain Penelitian mereka merasa dokter jaga kadang tidak
Jenis penelitian ini adalah survey selalu siap pada saat diperlukan, selain itu
analitik dengan rancangan Cross Sectional dokter kurang ramah dan sopan dalam
Study. Lokasi dari penelitian ini adalah di RS. memberikan pelayanan.
Woodward Kota Palu Sulawesi Tengah.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua Tabel 1. Kompetensi Teknis terhadap
pasien rawat inap yang terdaftar sejak masuk Kepuasan Pasien Rawat Inap
di RS. Woodward Palu. Sampel dalam Kepuasan Pasien
Kompetensi
penelitian ini berjumlah 96 orang, pengambilan Teknis
Tidak Puas Puas Jumlah P
sampel secara accidental sampling yaitu n % n % n %
Kurang 8 44,4 10 56,6 18 100
pengambilan sampel tidak berdasarkan Berkompetensi 13 16,7 65 83,3 96 100 0,023
peluang dan pengambilannya secara Berkompetensi
Jumlah 21 21,9 75 78,1 96 100
kebetulan. Sumber : Data Primer, 2013
Metode Pengumpulan Data dan Variabel
Penelitian Sedangkan responden yang
Instrumen dalam penelitian ini adalah menyatakan puas terhadap petugas yang tidak
kuesioner yang langsung diberikan kepada berkompetensi sebanyak 10 (55.6%) orang,
responden. Metode pengumpulan data hal ini dikarenakan para responden tidak
dilakukan melalui pemberian kuesioner yang terlalu mempermasalahkan bagaimana
berbentuk angket kepada seluruh responden. kompetensi teknis yang dimiliki petugas RS.
Angket yang dibuat adalah : Cheklist atau Adapun responden yang puas terhadap
daftar cek, yaitu daftar yang berisi pernyataan petugas yang berkompetensi sebanyak 65
atau pertanyaan yang akan diamati dan (83.3%) orang, hal ini dikarenakan dokter
responden memberikan cek (√) sesuai yang selalu memeriksa pasien sesuai dengan
diinginkan. Data sekunder diperoleh dari profil keluhan utama, selain itu dokter dianggap
akurat dalam menjelaskan diagnosis penyakit.

36
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

Sedangkan responden yang tidak puas maupun informasi tentang kunjungan dokter.
terhadap petugas yang berkompetensi Sedangkan responden yang tidak puas
sebanyak 13 (16.7%) orang, responden dalam walaupun informasi yang didapatkan jelas
kategori ini merasa bahwa dokter dan perawat sebanyak 10 (13.7%) orang, responden dalam
yang sopan dan ramah dalam memberikan kategori ini merasa bahwa masih banyak faktor
pelayanan serta dokter jaga yang selalu siap lain yang menyebabkan mereka tidak puas
pada saat dibutuhkan dianggap belum mampu walaupun kejelasan informasi sudah mereka
untuk meningkatkan kepuasan mereka. dapatkan, misalnya informasi tentang tata
tertib rumah sakit dan penjelasan tentang efek
Variabel Informasi terhadap Kepuasan samping obat. Hasil penelitian tersebut sama
Pasien dengan hasil penelitian Helwiyahumiyati
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji (2009) yang menyatakan bahwa responden
statistik dengan menggunakan uji chi square yang menyatakan tidak setuju, tetapi puas
diperoleh nilai p = 0,012, karena nilai p < 0,05, dengan pelayanan yang diberikan adalah
hal ini berarti ada pengaruh informasi terhadap pasien yang telah berusia lanjut sehingga sulit
kepuasan pasien. memahami apa yang dijelaskan oleh petugas
dan telah berulangkali mendapatkan
Tabel 2. Informasi terhadap Kepuasan pelayanan kesehatan.
Pasien Rawat Inap
Kepuasan Pasien Variabel Ketepatan Waktu terhadap
Jumlah
Informasi Tidak Puas Puas P
n % n % n % Kepuasan Pasien
Kurang Jelas 11 47,8 12 52,2 23 100 Tabel 3 menunjukkan bahwa hasil uji
0,012
Jelas 10 13,7 63 86,3 73 100 statistik dengan menggunakan uji chi square
Jumlah 21 21,9 75 78,1 96 100
Sumber : Data Primer, 2013 diperoleh nilai p = 0,002, karena nilai p < 0,05,
hal ini berarti ada pengaruh ketepatan waktu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 11 terhadap kepuasan pasien. Hasil penelitian
(47.8%) responden menyatakan tidak puas menunjukkan bahwa 7 (63.6%) responden
terhadap informasi yang kurang jelas, hal ini menyatakan tidak puas terhadap petugas
dikarenakan mereka merasa informasi tentang rumah sakit yang tidak tepat waktu, hal ini dika
alur pelayanan pasien rawat inap yang mereka renakan mereka merasa tidak puas terhadap
dapatkan kurang jelas, begitu juga dengan perawat yang tidak siap di ruang perawatan
petunjuk arah/ruangan dalam rumah sakit dalam waktu 24 jam, begitu juga dengan
kurang jelas, kedua hal inilah yang dokter yang kadang tidak meluangkan waktu
menyebabkan meraka tidak puas. Sedangkan untuk menanggapi kebutuhan pasien.
responden yang menyatakan puas walaupun
informasi yang didapatkan kurang jelas Tabel 3. Ketepatan Waktu Terhadap
sebanyak 11 (52.2%) orang, hal ini Kepuasan Pasien Rawat Inap
dikarenakan mereka tidak terlalu
Kepuasan Pasien
mempermasalahkan tentang ketidakjelasan Ketepatan
Tidak Puas Puas Jumlah P
Waktu
petunjuk arah/ruangan dalam lingkungan n % n % n %
rumah sakit sebab mereka dapat bertanya Tidak Tepat 7 63,6 4 36,4 11 100
0,002
Tepat 14 16,5 71 83,5 85 100
kepada petugas RS ketika ada informasi yang Jumlah 21 21,9 75 78,1 96 100
dibutuhkan. Sumber : Data Primer, 2013
Adapun responden yang puas terhadap
Sedangkan responden yang
informasi yang jelas sebanyak 63 (86.3%)
menyatakan puas walaupun petugas tidak
orang, hal ini dikarenakan petugas rumah sakit
tepat waktu sebanyak 4 (36.4%) orang, hal ini
selalu menyampaikan informasi tentang tata
dikarenakan mereka menganggap faktor
tertib rumah sakit, baik itu jam bertamu
ketepatan waktu tidak mempengaruhi
37
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

kepuasan, mereka hanya menginginkan dokter terhadap keluhan pasien, maupun


petugas rumah sakit akurat serta perhatian keramahan petugas rumah sakit tidak
dalam memberikan pelayanan kepada pasien. mempengaruhi kepuasan.
Adapun responden yang puas terhadap Adapun responden yang puas terhadap
petugas rumah sakit yang tepat waktu hubungan antar manusia yang baik sebanyak
sebanyak 71 (83.5%) orang, hal ini 67 (82.7%) orang, hal ini dikarenakan dokter
dikarenakan pelayanan yang mereka dapatkan dan perawat selalu memberikan motivasi
di bagian administrasi, bagian Laboratorium, kepada pasien tentang kesembuhan penyakit
maupun bagian apotik selalu tepat waktu, yang dideritanya, selain itu dokter dan perawat
begitu juga dengan jam berkunjung/ jam dianggap selalu memahami kebutuhan mereka
pulang pengunjung yang selalu tepat waktu. sebagai pasien. Sedangkan responden yang
Sedangkan responden yang tidak puas tidak puas walaupun hubungan antar manusia
walaupun petugas rumah sakit tepat waktu yang dirasakan baik sebanyak 14 (17.3%)
sebanyak 14 (16.5%) orang, responden dalam orang, responden dalam kategori ini merasa
kategori ini merasa bahwa dokter maupun bahwa dokter dan perawat sangat tanggap
perawat yang selalu siap selama 24 jam serta terhadap keluhan pasien, namun ada
pelayanan yang tepat waktu di bagian beberapa perawat yang kadang kurang ramah
administrasi dianggap belum cukup untuk ketika melayani pasien, sehingga
meningkatkan kepuasan mereka. menyebankan mereka tidak puas.
Banyaknya pasien yang puas dengan
Variabel Hubungan Antar Manusia terhadap hubungan antar manusia yang baik (82.7%)
Kepuasan Pasien menunjukkan bahwa dimensi hubungan antar
Tabel 4 menunjukkan bahwa .hasil uji manusia memiliki korelasi yang cukup tinggi
statistik dengan menggunakan uji chi square dengan kepuasan pasien. Semakin mudah
diperoleh nilai p = 0,019, karena nilai p < 0,05, pasien melakukan komunikasi dengan petugas
hal ini berarti ada pengaruh antar manusia kesehatan, semakin ramah petugas kesehatan
terhadap kepuasan pasien. memberikan perhatian kepada pasien dan
semakin mudah pasien menyalurkan
Tabel 4. Hubungan Antar Manusia terhadap aspirasinya maka akan semakin tinggi pula
Kepuasan Pasien Rawat Inap kepuasan yang dirasakan oleh pasien.
Hubungan Kepuasan Pasien
antar Tidak Puas Puas Jumlah P
Manusia
Analisis Multivariat
n % n % n %
Kurang baik 7 46,7 8 53,3 15 100 Hasil Uji Regression Logistic Variabel yang
0,019
Baik 14 17,3 67 82,7 81 100 Berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien
Jumlah 21 21,9 75 78,1 96 100
Sumber : Data Primer, 2013
Tabel 5. Hasil Uji Regression Logistic
Variabel yang berpengaruh terhadap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 7 Kepuasan Pasien rawat inap
(46.7%) responden menyatakan tidak puas Variabel B S.E. Wald df Sig. Exp(B)
Kompetensi .758 5.376 1 0.02 0.172
terhadap hubungan antar manusia yang Teknis Informasi
1,759
.783 3.011 1 0.000 0.076
2,567
kurang baik, hal ini dikarenakan mereka tidak Ketepatan Waktu
2,340
.740 9.945 1 0.008 0.096
puas dengan dokter yang tidak mengutamakan Hubungan antar .944 3.763 1 0.052 0.219
-1,519
Manusia
kepentingan pasien, selain itu dokter kurang
tanggap terhadap keluhan pasien. Sedangkan Constant .666 28.37 0.000 34.69
3,547
5 9
responden yang menyatakan puas walaupun Sumber : Data Primer, 2013
hubungan antar manusia yang dirasakan
kurang baik sebanyak 8 (53.3%) orang, hal ini Tabel 5 menunjukkan bahwa dari hasil
dikarenakan mereka menganggap faktor uji regresi logistic pengaruh antara mutu
hubungan antar manusia seperti tanggapan layanan kesehatan terhadap kepuasan pasien:

38
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

1) mempunyai konstanta sebesar 3.547, kesehatan mengikuti standar layanan


mengindikasikan bahwa apabila variabel kesehatan yang telah disepakati, yang meliputi
kompetensi teknis, informasi, ketepatan waktu, kepatuhan, ketepatan, kebenaran dan
dan variabel hubungan antar manusia konstan konsistensi. Tidak dipenuhinya dimensi
maka kepuasan pasien akan meningkat 3.547. kompetensi teknis dapat mengakibatkan
2) Nilai B sebesar 1.759 mempunyai arti berbagai hal, mulai dari penyimpangan kecil
bahwa apabila interaksi antara variabel terhadap standar layanan kesehatan, sampai
kompetensi teknis, informasi, ketepepatan kepada kesalahan fatal yang dapat
waktu, dan hubungan antar manusia, sama menurunkan mutu layanan kesehatan dan
dengan nol maka dengan adanya tambahan membahayakan jiwa pasien. Hasil penelitian
variabel kompetensi teknis sebesar satu ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
satuan maka akan mengakibatkan oleh Munaryo (2008) yang menunjukkan hasil
peningkatan kepuasan pasien sebesar 1.759, uji hipotesis dan pernyataan pasien melalui
jadi kompetensi teknis berasosiasi secara wawancara mendalam dapat disimpulkan
positif dan signifikan terhadap probabilitas bahwa semakin kurang baik persepsi pasien
kepuasan pasien rawat inap. tentang mutu pelayanan ketrampilan teknis
3) Nilai B sebesar 2.576 mempunyai medis dokter maka semakin kurang loyal
arti bahwa apabila interaksi ke empat variabel pasien tersebut, yang menentukan mutu jasa
sama dengan nol maka dengan adanya pelayanan diantaranya adalah faktor
tambahan variabel informasi sebesar satu kemampuan, keterampilan dan pengetahuan
satuan maka akan mengakibatkan pemberi pelayanan. Mutu pelayanan itu sendiri
peningkatan kepuasan pasien sebesar 2.576, berkaitan erat dengan kepuasan, dimana mutu
jadi variabel informasi berasosiasi secara yang baik akan memberikan pengalaman bagi
positif dan signifikan terhadap probabilitas pelanggan dan selanjutnya akan mengundang
kepuasan pasien rawat inap. 4) Nilai B mereka datang kembali untuk kunjungan
sebesar 2.340 mempunyai arti bahwa apabila berikutnya.
interaksi ke empat variabel sama dengan nol Layanan kesehatan yang bermutu
maka dengan adanya tambahan variabel harus mampu memberikan informasi yang
ketepatan waktu sebesar satu satuan maka jelas tentang apa, siapa, kapan, dimana, dan
akan mengakibatkan peningkatan kepuasan bagaimana layanan kesehatan itu akan
pasien sebesar 2.340, jadi variabel informasi dan/atau telah dilaksanakan. Dimensi
berasosiasi secara positif dan signifikan informasi ini sangat penting pada tingkat
terhadap probabilitas kepuasan pasien rawat puskesmas dan rumah sakit. Hasil penelitian
inap. 5) Nilai B sebesar -1.519 mempunyai arti ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
bahwa apabila interaksi ke empat variabel oleh Muchlasin (2004), yaitu ada pengaruh
sama dengan nol maka dengan adanya antara persepsi penyampaian informasi
tambahan variabel hubungan antar manusia dengan loyalitas pasien rawat inap di rumah
sebesar satu satuan maka akan sakit Batang Semarang. Layanan kesehatan
mengakibatkan penurunan kepuasan pasien yang bermutu harus mampu memberikan
sebesar -1.519, jadi variabel hubungan antar informasi yang jelas tentang apa, siapa,
manusia berasosiasi secara negatif dan tidak kapan, dimana, dan bagaimana layanan
signifikan terhadap probabilitas kepuasan kesehatan itu akan dan/atau telah
pasien rawat inap. dilaksanakan. Dimensi informasi ini sangat
penting pada tingkat puskesmas dan rumah
PEMBAHASAN sakit.
Penelitian ini menunjukkan bahwa Dimensi ketepatan waktu, menjelaskan
dimensi kompetensi teknis itu berhubungan bahwa agar berhasil, layanan kesehatan itu
dengan bagaimana pemberi layanan harus dilaksanakan dalam waktu dan cara

39
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

yang tepat, oleh pemberi pelayanan yang regresi logistik,berganda maka diketahui faktor
tepat, dan menggunakan peralatan dan obat yang secara bersama-sama berpengaruh
yang tepat, serta biaya yang efisien. Ketepatan terhadap kepuasan pasien instalasi rawat inap
waktu dalam pelayanan merupakan RS. Woodward Palu Dari hasil penelitian ini
kemampuan rumah sakit memberikan menunjukkan bahwa kepuasan pasien di
pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan, instalasi rawat inap RS. Woodward Palu
yaitu meliputi kecepatan dan ketepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang sangat
petugas didalam memberikan pelayanan penting dimana faktor yang paling
meliputi: ketepatan dalam prosedur berpengaruh adalah kompetensi teknis.
penerimaan pasien, pendaftaran, waktu Sejalan dengan hasil penelitian Wijani (2009)
menunggu, waktu diperiksa dan mendiagnosa tentang faktor penentu tingkat kepuasan
penyakit serta kesembuhan penyakit. Hasil pasien di rumah sakit Muhamaddiyah Bantur.
penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan ketrampilan tenaga medis, ketanggapan
oleh Bintangsahala (2009) yang menunjukkan petugas kesehatan dalam memenuhi
bahwa ada pengaruh antara persepsi pasien kebutuhan pasien, faktor empati, respek, dan
tentang ketepatan waktu pelayanan dokter keramah-tamahan dalam melayani pasien
dengan loyalitas pasien. Hal ini juga dapat mempengaruhi mutu pelayanan
menyatakan bahwa pelayanan yang diberikan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan itu
dapat diandalkan apabila sesuai dengan sendiri sangat berhubungan erat dengan
keinginan konsumen berkaitan dengan kepuasan.
kecepatan waktu pelayanan serta keakuratan
dalam memberikan pelayanan yang akhirnya KESIMPULAN DAN SARAN
akan berdampak pada tercapainya kepuasan Berdasarkan hasil analisis dan
konsumen. pembahasan yang telah diuraikan, maka
Dimensi hubungan antar manusia peneliti dapat menyimpulkan bahwa ada
berkaitan dengan interaksi antara petugas pengaruh dimensi kompetensi teknis terhadap
kesehatan dan pasien, manajer dan petugas, kepuasan pasien dengan nilai p sebesar 0,023
dan antara tim kesehatan dengan masyarakat. (p<0,05), ada pengaruh dimensi informasi
Hubungan antar manusia yang baik terhadap kepuasan pasien dengan nilai p
menanamkan keperca yaan dan kredibilitas sebesar 0,012 (p<0,05), ada pengaruh dimensi
dengan cara menghargai, menjaga rahasia, ketepatan waktu terhadap kepuasan pasien
menghormati, res ponsif, memberikan dengan nilai p sebesar 0,002 (p<0,05), ada
perhatian, mendengarkan keluhan dan pengaruh dimensi hubungan antar manusia
berkomunikasi dengan baik. Menurut hasil terhadap kepuasan pasien dengan nilai p
penelitian yang dilakukan oleh Citra (2012), sebesar 0,019 (p<0,05), variabel yang paling
faktor perhatian personal mampu memberikan berpengaruh terhadap kepuasan pasien
sumbangan efektif atau kontribusi yang paling adalah dimensi kompetensi teknis dengan nilai
besar pengaruhnya terhadap peningkatan besar pengaruh (Exp B) 0.172.
loyalitas pasien. Faktor perhatian personal Peneliti menyarankan pada pihak
diduga berkaitan erat dengan tingkat kepuasan manajemen Rumah Sakit Woodward untuk
konsumen terhadap segala fasilitas dan selalu memantau dan menganalisis setiap
kualitas pelayanan yang telah mereka keluhan dan harapan pasien yang berkaitan
dapatkan dari semua pihak termasuk para dengan mutu layanan kesehatan.
tenaga medis.Maka dari itu, faktor perhatian
personal memegang peranan penting dalam DAFTAR PUSTAKA
mencapai kepuasan pelanggan. Asmita. (2008). Analisis Pengaruh Persepsi
Berdasarkan hasil analisis dari semua Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dokter Terhadap Loyalitas Pasien di
variabel dengan menggunakan uji statistik
Poliklinik Umum Instalasi Rawat Jalan
40
Jurnal AKK, Vol 2 No 3, September 2013, hal 35-41

Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum


Semarang Tahun 2008. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (FKM UNDIP
JKM).
Bintangsahala. (2009). Analisis Kepuasan
Pasien Terhadap Pelayanan
Keperawatan RS. Bogor.
Citra. (2012). Pengaruh Mutu Pelayanan
Terhadap Kepuasan Pasien Rawat
Inap RSU.Bunda Thamrin Medan
Tahun 2012. Medan: Jurnal
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan
(AKK) Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara.
Helwiyahumiyati. (2009). Kepuasan Pasien
Terhadap Pelayanan Tenaga
Kesehatan di Puskesmas Kecamatan
Tanjung Priok Jakarta Utara. Yarni
University. Jakarta: Jurnal Kedokteran
Yarsi.
Karyati. (2006). Analisis Pengaruh Persepsi
Pasien Tentang Mutu Pelayanan
Dokter Spesialis Obstetri dan
Ginekologi Dengan Minat
KunjunganUlang Pasien di
Instalasi Rawat Jalan RSI Sultan
Agung SemarangTahun 2006.
Semarang: Program Studi Magister
Manajemen Program Pascasarjana
Universitas Diponegoro.
Muchlasin. (2004). Analisis Pengaruh
Kompetensi Interpersonal Perawat
terhadap Persepsi Kepuasan Pasien
Rawat Inap di Rumah Sakit Umum
Daerah Ba tang. Tesis tidak di
terbitkan. Semarang: Program Studi
Magister Manajemen Program Pasca
Sarjana Universitas Diponegoro.
Munaryo. (2008). Analisis Pengaruh Persepsi
Mutu Pelayanan Rawat Inap
Terhadap Pemanfaatan Ulang di RSUD
Kab. Brebes Tahun 2008. Jurnal
Kesehatan Masyarakat (FKM UNDIP
JKM).
Pohan. (2007). Jaminan Mutu Layanan
Kesehatan. Jakarta: EGC.
RS Woodward Palu. (2013). Profil RS
Woodward Palu Tahun 2013
Suryani. (2008). Perilaku Konsumen Implikasi
pada Strategi Pemasaran.Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Wijani. (2009). Analisa Faktor Penentu Tingkat
Kepuasan Pasien di RS
Muhamaddiyah Bantur.

41

Potrebbero piacerti anche