Sei sulla pagina 1di 11

Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

JURNAL PENDIDIKAN KHUSUS

TEKNIK BACA MANGOLD TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA


PERMULAAN BRAILLE BAGI SISWA TUNANETRA

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk memenuhi Persyaratan Penyelesaian
Program Sarjana Pendidikan Luar Biasa

Oleh:
Devi Arum Lailatul Fitria
NIM: 13010044047

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA

2017
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

TEKNIK BACA MANGOLD TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN BRAILLE


BAGI SISWA TUNANETRA

Devi Arum Lailatul Fitria dan Febrita Ardianingsih


(Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya)
arumdevi99@yahoo.com

ABSTRACT
This research was based by the low of eliminary braille reading ability which includes reading the
letters, syllables and simple words. To overcome these problems used an appropriate technique is
Mangold reading technique. The mangold reading technique was a technique to arrange braille letters
using two hands to be able to read by fast and easy hands movement and to be able to minimize error
reading the letters which reversed to the other letters. This research aims to determine there is the
influence of Mangold reading technique on eliminary braille reading ability of students with visual
impairment in SLB-A YPAB Surabaya.
This research used quantitative approach with research type of pre-experimental study and research
design one-group-pretest-posttest-design. The subjects of this research numbered 6 students with visual
impairment of class 1 SDLB. Technique of collecting data by using observation and test. Data were
analyzed using non parametric by Wilcoxon Match Pairs Test.
Based on data analyzed about eliminary braille reading ability of students with visual impairment
when before being given treatment (Pre-Test) obtained an average value 50.83 and was given treatment
(Post-Test) using Mangold reading technique obtained an average value of 80. From the counting result
using Wilcoxon Match Pairs Test it was obtained the value of Z counted = 2.20 was greater than critic
value α = 5% is 1.96. Then Ho is rejected and Ha accepted. So, the results of data analysis showed that
there was a significant influence Mangold reading technique on eliminary reading ability of students with
visual impairment.

Keywords: Mangold Reading Technique, Eliminary Braille Reading Ability

PENDAHULUAN
Membaca merupakan salah satu dari dalam belajar melalui tahapan tanpa buku dan dengan
keterampilan berbahasa yang sangat penting buku”.
disamping keterampilan berbahasa lainnya. Menurut Membaca permulaan diberikan di kelas
Dalman (2013:5), ”membaca merupakan suatu rendah sekolah dasar (SD) yaitu kelas satu sampai
kegiatan atau proses kognitif yang berupaya untuk dengan kelas tiga (Dalman,2013:86). Tidak hanya di
menemukan berbagai informasi yang terdapat dalam sekolah dasar umum, tetapi di sekolah dasar luar biasa
tulisan”. Sedangkan menurut Hodgon (dalam (SDLB) juga diajarkan membaca permulaan. Namun,
tarigan:2008:7), menyatakan bahwa membaca adalah di SDLB terdapat beberapa perbedaan cara
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pengajaran, materi, media dan perangkat
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak pembalajaran lainnya yang disesuiakan dengan
disampaikan oleh penulis melalui media kata- kebutuhan siswa.
kata/bahasa tulis.” Melalui kegiatan membaca Di sekolah dasar luar biasa, khususnya
seseorang akan memperoleh berbagai informasi, ilmu SDLB-A yang merupakan sekolah dasar khusus bagi
pengetahuan serta pengalaman-pengalaman baru. siswa tunanetra yaitu siswa yang mengalami hambatan
Seseorang yang akan belajar membaca dalam segi penglihatan, pembelajaran membaca
terlebih dahulu memasuki tahapan membaca permulaan yang diberikan menggunakan tulisan
permulaan. Tahap ini merupakan tahapan awal dalam Braille. Penggunaan tulisan Braille sama halnya
belajar membaca. Menurut Purwanto (dalam dengan penggunaan tulisan awas, yaitu sebagai media
E.Kosasih,2012:68), “membaca permulaan adalah baca tulis.
suatu kegiatan dalam memperoleh kecakapan Kemampuan membaca permulaan Braille
mengenal huruf beserta bunyi yang dirangkai- adalah kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh
rangkaikan hingga bermakna sebagai aktivitas dasar siswa tunanetra karena tulisan Braille merupakan
salah satu media penting dalam transformasi
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

pengetahuan bagi anak tunanetra. Tanpa memiliki TUJUAN


kemampuan membaca permulaan yang kuat sejak dini Tujuan penelitian ini adalah untuk
maka siswa tunanetra akan mengalami kesulitan mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik baca
belajar pada tahapan membaca lanjut di kemudian mangold terhadap kemampuan baca permulaan
hari. Hal ini dikarenakan hampir semua materi braille siswa tunanetra.
pelajaran yang diakses oleh siswa tunanetra melalui
aktivitas membaca dan menulis Braille.
Dari hasil studi pendahuluan di SLB-A METODE
YPAB Surabaya, diketahui bahwa terdapat beberapa A. Jenis dan Rancangan Penelitian
siswa tunanetra yang mengalami kesulitan dalam Pada penelitian ini menggunakan pendekatan
membaca permulaan Braille. Ketika siswa diminta kuantitatif dengan jenis penelitian pre eksperimen
untuk membaca kata kuda oleh guru, siswa tersebut dengan bentuk One-Group-Pretest-Posttest-
salah membaca salah satu huruf yaitu huruf d. Design. Dimana penelitian ini dilakukan pada satu
Sehingga kata kuda tidak dibaca kuda melainkan kelompok saja tanpa kelompok pembanding.
dibaca kufa. Kesulitan yang dialami siswa disebabkan Desain penelitian One-Group-Pretest-Posttest-
oleh beberapa faktor diantara rasa malas pada diri Design adalah O1 X O2 dimana tes dilakukan
siswa sehingga mereka cepat merasa lelah saat sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
pembelajaran membaca dan menulis Braille. Selain perlakuan.
itu, media serta metode pembelajaran yang diterapkan Penelitian ini menggunakan rancangan
oleh guru lebih menekankan pada kemampuan melalui pre-test sebelum diberikan perlakuan (O1),
menulis Braille. Sehingga siswa tunanetra akan dan mengadakan post-test setelah diberikan
mengalami kesulitan dikarenakan adanya perbedaan perlakuan (O2), sehingga dapat diketahui
cara antara menulis dan membaca Braille. Serta efektifitas perlakukan melalui perbandingan antara
kurangnya peran orangtua dalam mengajari siswa O1 dan O2.
tunanetra juga menjadi salah satu hambatan yang Desain One Group Pre-Test Post-Test Design
cukup berpengaruh. Tes Awal/ Perlakuan Tes Akhir/
Untuk meningkatkan kemampuan membaca Pre-test Post-test
permulaan Braille bagi siswa tunanetra diperlukan O1 X O2
sebuah teknik yang sesuai dengan karakteristik siswa (Sugiyono, 2015:75)
tunanetra dalam membaca, sehingga mereka memiliki Keterangan:
dasar yang kuat agar menjadi pembaca Braille yang O1 = Pre-test
baik dikemudian hari. Salah satu teknik membaca Tes yang dilakukan terhadap siswa tunanetra
Braille yang dapat dipakai untuk meningkatkan untuk mengetahui kemampuan membaca
kemampuan membaca permulaan Braille yaitu teknik permulaan sebelum diberikan teknik baca
Mangold. mangold. Pre-test ini dilakukan sebanyak 1
Teknik Baca mangold merupakan sebuah kali pada tanggal 4 April 2017.
teknik dalam program pengembangan persepsi taktual X = Perlakuan (treatment)
dan pengenalan Braille yang dibuat oleh Sally Pemberian perlakuan atau treatment terhadap
Mangold. Berdasarkan penelitian Ngadu (2012:31), siswa tunanetra dalam kemampuan membaca
diketahui bahwa melalui teknik ini siswa akan permulaan Braille menggunakan teknik baca
diberikan dasar yang kokoh guna meminimalisir mangold yang dilakukan sebanyak 10 kali
kesalahan membaca huruf yang terbalik. Gerakan pertemuan dengan rincian sebagai berikut:
menelusur yang dilakukan juga akan memperingan X1 = Pertemuan pertama dilaksanakan
gerakan saat membaca serta dapat melatih kepekaan pada tanggal 5 April 2017 dengan
indera perabaan siswa. memberikan perlakuan menyusuri
Berdasarkan latar belakang tersebut, telah garis-garis timbul menggunakan
dilakukan penelitian lebih lanjut tentang” Pengaruh kedua belah tangan
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan X2 = Pertemuan kedua dilaksanakan pada
Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa tanggal 6 April 2017 dengan
Tunanetra”. memberikan perlakuan menyusuri dari
kiri ke kanan huruf-huruf braille yang
berdempetan tanpa dan dengan spasi
X3 = Pertemuan ketiga dilaksanakan pada
tanggal 10 April 2017 dengan
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

memberikan perlakuan membaca huruf siswa tunanetra yang terdiri dari satu siswa Low
vokal a, i, u, e, dan o Vision dan 5 siswa buta total. Dimana subjek
X4 = Pertemuan keempat dilaksanakan tersebut mempunyai permasalahan dalam
pada tanggal 11 April 2017 dengan membaca permulaan (huruf, suku kata dan kata).
memberikan perlakuan membaca lima C. Variabel dan Definisi Operasional
huruf dasar braille (a, b, c, d dan e) 1. Variabel
X5 = Pertemuan kelima dilaksanakan pada a. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
tanggal 12 April 2017 dengan bebas adalah teknik baca mangold.
memberikan perlakuan membaca lima b. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel
huruf dasar braille (f, g, h, i dan j) terikat adalah kemampuan membaca
X6 = Pertemuan keenam dilaksanakan pada permulaan braille siswa tunanetra di SLB-A
tanggal 17 April 2017 dengan YPAB Surabaya.
memberikan perlakuan menentukan 2. Definisi Operasional
huruf dasar braille yang sama pada satu a. Teknik Baca Mangold
baris Teknik baca mangold merupakan
X7= Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada sebuah program pembelajaran membaca
tanggal 18 April 2017 dengan Braille dengan menggunakan dua tangan.
memberikan perlakuan menentukan Teknik baca mangold yang diberikan pada
huruf braille yang berbeda pada satu penelitian ini yaitu penyusuran garis secara
baris bebas, penyusuran huruf-huruf yang
X8 = Pertemuan kedelapan dilaksanakan berdempetan tanpa spasi dan dengan spasi
pada tanggal 19 April 2017 dengan dari kiri ke kanan, pengenalan huruf a
memberikan perlakuan membaca suku sampai j, pengenalan huruf vokal,
kata menentukan huruf yang sama atau berbeda
X9 = Pertemuan kesembilan dan kesepuluh pada satu baris, pengenalan suku kata dan
dilaksanakan pada tanggal 19-20 April pengenalan kata.
2017 dengan memberikan perlakuan Tahapan-tahapan tersebut adalah:
membaca kata a) Menyusuri garis-garis timbul
X10 = Pertemuan kesembilan dan kesepuluh menggunakan kedua belah tangan
dilaksanakan pada tanggal 19-20 April secara bebas
2017 dengan memberikan perlakuan b) Menyusuri dari arah kiri ke kanan
membaca kata huruf-huruf Braille yang berdempetan
O2 = Post-test tanpa spasi
Tes yang dilakukan terhadap siswa tunanetra c) Menyusuri dari arah kiri ke kanan
untuk mengetahui kemampuan membaca huruf-huruf Braille dengan spasi
permulaan Braille setelah diberikan d) Pengenalan huruf a sampai j
perlakuan menggunakan teknik baca e) Pengenalan huruf vokal a, i, u, e, dan o
mangold. Tes ini diberikan 1 kali pada 21 f) Menentukan huruf Braille yang sama
April 2017. atau berbeda pada satu garis timbul
Penilaian dilakukan sebanyak 2 kali g) Pengenalan suku kata
pertemuan yaitu 1 pertemuan sebelum perlakuan h) Pengenalan kata-kata sederhana
(pre test) dan 1 kali pertemuan sesudah perlakuan Tahapan-tahapan di atas dapat diberikan
(post-test). Kemudian 10 kali pertemuan untuk secara berulang dan dapat juga diberikan
memberikan perlakuan kemampuan membaca satu kali saja. Hal tersebut bergantung pada
permulaan dalam konteks menelusur tanda-tanda, kemampuan siswa.
huruf, suku kata dan kata sederhana Braille b. Kemampuan Membaca Pemulaan Braille
menggunakan teknik baca mangold kepada subjek. Kemampuan membaca permulaan
Setiap pertemuan berlangsung 2 x 30 Menit. Hasil Braille yang dimaksud dalam penelitian ini
pre-test dan post test dianalisis dengan statistik adalah kemampuan siswa tunanetra dalam
non parametrik Wilcoxon Match Pairs Test. membaca huruf, membaca suku kata, dan
membaca kata yang terdapat pada materi
B. Subjek Penelitian perlakuan dengan lafal bacaan yang jelas
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa sesuai instruksi yang diberikan peneliti.
tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya. Berjumlah 6 Adapun indikator kemampuan membaca
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

permulaan yang dimaksud dalam penelitian Hasil pre-test merupakan nilai kemampuan
ini meliputi dapat membaca sepuluh huruf membaca permulaan braille siswa tunanetra
dasar Braille (a, b, c, d, e, f, g, h, i, dan j) meliputi aspek membaca huruf vokal, membaca
serta huruf vocal (a, i, u, e, o), dapat sepuluh huruf braille dasar, membaca suku kata
membaca suku kata dengan pelafalan yang dan membaca kata sebelum diberikan perlakuan.
tepat, dan dapat membaca kata dengan Pre-Test diberikan pada siswa tunanetra
pelafalan yang tepat. sebanyak 1 kali pada tanggal 4 April 2017. Data
c. Siswa Tunanetra hasil pre-test telah disajikan pada tabel 4.1.
Siswa Tunanetra yang dimaksud Berdasarkan penyajian data pre-test yang
dalam penelitian ini adalah siswa tunanetra tertera pada tabel 4.1 terlihat bahwa nilai rata-
di SLB-A YPAB Surabaya kelas satu rata pre-test yang diperoleh secara keseluruhan
SDLB yang berjumlah enam siswa dengan adalah 50,83. Dalam hasil tersebut yang
hambatan membaca permulaan. Dimana memperoleh nilai tertinggi adalah TM dengan
mereka sering lupa atau salah dalam nilai 75, yang mendapat nilai 70 adalah YD, yang
membaca huruf yang bentuknya kemampuan hampir sama yaitu TR dengan
menyerupai. memperoleh nilai 40, AI yang mendapat nilai 45
D. Instrumen Penelitian dan SS yang mendapat nilai 50. Sedangkan yang
Adapun instrumen penelitian yang digunakan mendapat nilai terendah adalah HW dengan niali
adalah sebagai berikut: 25. Rata-rata dalam perolehan hasil pre-test
1. Rencana kegiatan harian dapat dilihat bahwa pada kemampuan membaca
2. Materi membaca permulaan permulaan braille terdapat empat aspek yang
3. Kisi-kisi instrument dinilai yaitu membaca huruf vokal, membaca
4. Soal pre-test dan post-test serta kunci jawaban sepuluh huruf braille dasar, membaca suku kata
5. Lembar penilaian pre-test dan post-test dan membaca kata. Dari keempat aspek tersebut
6. Lembar Observasi Perlakuan rata-rata siswa sudah bisa membaca huruf vokal
E. Teknik Pengumpulan Data dan sepuluh huruf braille dasar, dengan masing-
1. Tes masing mendapat rata-rata nilai 17,5, serta nilai
2. Observasi rata-rata aspek membaca kata yaitu 8,33 dan dari
F. Teknik Analisis Data keempat aspek tersebut yang memiliki nilai rata-
Teknik analisis data yang digunakan dalam rata terendah yaitu membaca suku kata.
penelitian ini adalah analisis data statistik non Tabel 4.1
parametrik yaitu pengujian statistik yang dilakukan Data Hasil Pre-test Kemampuan
karena salah satu asumsi normalitas tak dapat Membaca Permulaan Braille Siswa
dipenuhi. Asumsi yang tak dapat terpenuhi tersebut Tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya.
adalah jumlah subjek yang diteliti kurang dari 10
yaitu n = 6 atau disebut sampel kecil. Maka rumus Aspek Yang Dinilai
Total
yang digunakan untuk menganalisis adalah statistik No Nama
1 2 3 4

non parametrik Wilcoxon Match Pairs Test Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai

(Sugiyono, 2013:136) adalah sebagai


T−μT 1 TR 3 15 3 15 1 5 1 5 8 40
berikut: z=
σT
2 AI 3 15 4 20 1 5 1 5 9 45
Keterangan :
3 SS 4 20 4 20 1 5 1 5 10 50
Z = nilai hasil pengujian statistic Wilcoxon Match
Pairs Test 4 YD 5 25 4 20 2 10 3 15 14 70
T = Jumlah jenjang/rentang yang kecil 5 HW 2 10 1 5 1 5 1 5 5 25
n(n+1)
μT = Mean (nilai rata-rata) = 6 TM 4 20 5 25 3 15 3 15 15 75
4
n(n+1)(2n+1) Jumlah 105 105 45 50 305
σT = Standar deviasi = √
24 17, 8,3 50,8
Rata-rata 17,5 7,5
5 3 3

Keterangan:
Aspek 1 : Membaca huruf vokal (a,i,u,e dan o)
HASIL DAN PEMBAHASAN Aspek 2: Membaca sepuluh huruf braille dasar
A. Hasil Penelitian (a-j)
1. Hasil Pre-test Aspek 3 : Membaca suku kata
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

Aspek 4 : Membaca kata Aspek 4 : Membaca kata


2. Hasil Post-test 3. Rekapitulasi Data Hasil Pre-Test dan Post-Test
Hasil post-test merupakan nilai kemampuan Rekapitulasi dimaksudkan untuk mengetahui
membaca permulaan Braille siswa tunanetra ada atau tidaknya peningkatan kemampuan
setelah diberikan perlakuan berupa teknik baca membaca permulaan Braille siswa tunanetra
mangold (teknik menelusur menggunakan dua menggunakan teknik baca mangold saat sebelum
tangan). Pada post-test membaca permulaan diberikan perlakuan atau sesudah diberikan
braille terdapat beberapa aspek yang dinilai yaitu perlakuan dalam aspek membaca huruf, suku
membaca huruf vokal, membaca sepuluh huruf kata dan kata dengan benar sehingga diketahui
braille dasar, membaca suku kata dan membaca ada atau tidaknya peningkatan kemampuan
kata. Post-test dilakukan sebanyak 1 kali, data membaca permulaan Braille siswa tunanetra.
hasil post-test telah disajikan pada tabel 4.2. Data hasil rekapitulasi pre-test dan post-test
Berdasarkan data hasil post-test pada tabel kemampuan membaca permulaan Braille siswa
4.2 terlihat adanya peningkatan yang signifikan tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya terdapat
dari rata-rata 50,83 naik menjadi 80. Pada post- pada tabel 4.3.
test yang mendapat nilai tertinggi adalah YD Tabel 4.3
dengan nilai 95 sedangkan yang mendapat nilai Rekapitulasi Pre-Test dan Post-Test
terendah adalah HW dengan nilai 60. Rata-rata Kemampuan Membaca Permulaan Braille
dalam perolehan hasil post-test dapat dilihat Siswa Tunanetra di SLB-A YPAB
bahwa pada kemampuan membaca permulaan Surabaya
terdapat beberapa aspek yang dinilai yaitu Nilai Nilai
Beda
membaca huruf vokal, membaca sepuluh huruf Pre- Post-
No. Nama (O2-
braille dasar, membaca suku kata dan membaca Test Test
O 1)
kata. Dari keempat aspek tersebut dapat dilihat (O1) (O2)
jelas setelah diberikan beberapa program 1. TR 40 80 40
kegiatan pada proses perlakuan membaca 2. AI 45 85 40
permulaan braille dengan teknik baca mangold, 3. SS 50 70 20
nilai rata-rata membaca huruf vokal adalah 22,5, 4. YD 70 95 25
membaca sepuluh huruf braille dasar sebesar 5. HW 25 60 35
23,33, membaca suku kata sebesar 16,67 serta 6. TM 75 90 15
membaca kata sebesar 17,5. Rata-Rata
Tabel 4.2 50,83 80 -
Nilai
Data Hasil Post-Test Kemampuan Berdasarkan tabel 4.3 tampak peningkatan
Membaca Permulaan Braille yang signifikan kemampuan membaca
SiswaTunanetra di SLB-A YPAB Surabaya permulaan Braille siswa tunanetra dari rata-rata
Aspek Yang Dinilai pre-test 50,83 meningkat pada post-test menjadi
Total 80. Pada saat pre-test TR mendapat nilai 40 dan
No. Nama 1 2 3 4
setelah diberikan perlakuan maka pada saat post-
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
test mendapat nilai 80 dengan beda sebesar 40
serta AI yang pada saat pre-test mendapatkan
1 TR 5 25 5 25 3 15 3 15 16 80
nilai 45 dan setelah diberikan perlakuan maka
2 AI 5 25 5 25 3 15 4 20 17 85 saat post-test mendapat nilai 85 dengan beda 40.
3 SS 4 20 4 20 3 15 3 15 14 70
Dan yang memperoleh nilai tertinggi dari
4 YD 5 25 5 25 4 20 5 25 19 95
keenam siswa adalah YD yang pada saat pre-test
5 HW 4 20 4 20 2 10 2 10 12 60
mendapatkan nilai 70 dan pada saat post-test
6 TM 4 20 5 25 5 25 4 20 18 90
mendapatkan nilai 95 dengan beda yang didapat
Jumlah 135 140 100 105 96 480
sebesar 25.
23,3 16,6
Rata-Rata 22,5 17,5 16 80
Besarnya peningkatan masing-masing siswa
3 7

Keterangan: dapat dilihat pada grafik 4.1, pemberian grafik


Aspek 1 : Membaca huruf vokal (a, i, u, e dan o) ditujukan untuk menunjukkan adanya beda yang
Aspek 2 : Membaca sepuluh huruf braille dasar terlihat pada masing-masing siswa sebelum dan
(a-j) sesudah perlakuan sebagai berikut:
Aspek 3 : Membaca suku kata Grafik 4.1
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

Hasil Rekapitulasi Pre-Test dan Post-Test Test Jang


(O2)
Kemampuan Membaca Permulaan Braille
1. TR 40 80 40 5,5 5,5 -
Siswa Tunanetra di SLB-A YPAB 2. AI 45 85 40 5,5 5,5 -
Surabaya 3. SS 50 70 20 2,0 2,0 -
100 4. YD 70 95 25 3,0 3,o -
5. HW 25 60 35 4,0 4,0 -
80 6. TM 75 90 15 1,0 1,0 -
Pre-test (O1) T+= T-
TOTAL
60 21,0 =0

Post-test (O2)
40
b. Hasil observasi pre-test dan post-test yang
Beda (O2-O1) telah dimasukkan di dalam tabel kerja
20
perubahan di atas merupakan data dalam
0 penelitian, untuk memperoleh kesimpulan
YD
AI
SS
TR

TM
HW

data maka data dalam penelitian diolah


melalui teknik analisis data. Analisis data
Grafik 4.1 di atas menunjukkan peningkatan adalah cara yang digunakan dalam proses
paling besar terlihat pada TR dan AI. TR yang penyederhanaan data ke dalam data yang
mendapatkan nilai pre-test 40 meningkat pada lebih mudah untuk dibaca dan
post-test menjadi 80, sedangkan AI yang dipresentasikan. Analisis yang digunakan
mendapatkan nilai pre-test 45 meningkat dalam penelitian ini menggunakan rumus
menjadi 80 pada post test sehingga dari nilai TR Wilcoxon Match Pairs Test, dengan
dan AI masing-masing didapatkan beda 40. perhitungan sebagai berikut:
Sedangkan yang memiliki peningkatan terendah
yaitu TM dimana pada pre-test mendapat nilai 75 𝑇 − 𝜇𝑇
𝑍=
dan post-test mendapat nilai 90, sehingga nilai 𝜎𝑇
bedanya hanya 15. Keterangan:
4. Hasil Analisis Data Z =Nilai hasil pengujian statistic Wilcoxon
Tahap ini dilakukan oleh peneliti untuk Match Pairs test
menjawab rumusan masalah dan menguji T = Jumlah jenjang/rentang yang kecil
hipotesis yang berbunyi “Ada pengaruh µt = Mean (nilai rata-rata) =
𝑛(𝑛+1)
4
signifikan teknik baca mangold terhadap
𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
kemampuan membaca permulaan braille siswa T= Standar deviasi = √
24
tunanetra”.
n= Jumlah sampel
Berikut adalah tahapan yang dilakukan
dalam analisis data:
Perolehan data diolah sebagai berikut:
a. Membuat tabel kerja analisis data yang
Diketahui: n= 6 dan taraf kesalahan 5% , maka:
digunakan untuk menyajikan perubahan hasil
T=0 (lihat tabel 4.4)
post-test (O2) dikurangi hasil pre-test (O1) 𝑛 (𝑛+1)
kemampuan membaca permulaan Braille µt : Mean (nilai rata-rata) =
4
6 (6+1)
siswa tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya =
4
serta untuk menentukan nilai T (jumlah 6 (7)
=
jenjang/rangking terkecil). 4
42
=
4
= 10,5

𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
Tabel 4.5 T: Simpangan baku = √
24
Perubahan Pre-Test dan Post-Test Kemampuan 6(6+1)(2.6+1)
Membaca Permulaan Braille Siswa Tunanetra =√
24
Di SLB-A YPAB Surabaya (6.7)(13)
Nilai Tanda Jenjang = √
Nilai Beda 24
No. Nama Pre-Test
Post- O2-O1 Jen + -
(O1)
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

(42)(13)
= √
24

546
= √ -1,96
24

= √22,75 Gambar 4.1 Kurva Pengujian Hipotesis


= 4,7696960071
= 4,77 B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data Pre-test dan Berdasarkan hasil penelitian pada saat
Post-test tentang kemampuan membaca diberikan teknik baca mangold terhadap
permulaan Braille sesudah perlakuan dapat kemampuan membaca permulaan braille, terdapat
diketahui ada tidaknya pengaruh teknik baca beberapa aspek yang dinilai diantaranya membaca
mangold terhadap kemampuan membaca huruf vokal, membaca sepuluh huruf braille dasar,
permulaan Braille siswa tunanetra, dengan mean membaca suku kata dan membaca kata. Kemudian
(µt) = 10,5 dan simpangan baku ( T)= 4,77. Jika ditemukan bahwa terdapat beberapa perubahan
dimasukkan kedalam rumus maka didapat hasil yang dihasilkan karena adanya penggunaan teknik
sebagai berikut: baca mangold tersebut.
𝑇− 𝑛(𝑛+1)
Pada hasil pre-test siswa mengalami
𝑇−𝜇𝑇 4
𝑍= = kesulitan dalam membaca permulaan braille dalam
𝜎𝑇
√𝑛(𝑛+1)(2𝑛+1)
24 aspek membaca huruf vokal dan sepuluh huruf
0−10,5
= braille dasar karena sering terbalik antara huruf e
4,77
− 10,5 dengan i, huruf d dengan f serta huruf h dengan j.
=
4,77 Siswa juga kesulitan dalam membaca suku kata
= -2,2012578616 dan kata karena strategi mengajar guru terutama
= 2,20 teknik mengajar membaca kurang inovatif,
Berdasarkan analisis di atas maka hipotesis karakteristik siswa yang sering lupa titik-titik
pada hasil perhitungan nilai kritis 5 % dengan huruf braille dan media yang digunakan untuk
pengambilan keputusan menggunakan pengujian belajar membaca kurang menarik minat siswa.
dua sisi karena tujuan dalam penelitian ini untuk Sehingga hasil pre-test yang diperoleh kurang
mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara maksimal yaitu mendapatkan rata-rata 50,83.
variabel X dengan variabel Y, maka α=1,96 Berdasarkan dari rata-rata keempat aspek
adalah: yang dinilai pada saat pre-test dapat diketahui
Ha diterima apabila Zhitung>Ztabel 1,96 bahwa aspek pertama yaitu membaca huruf vokal
Ho diterima jika Zhitung< Ztabel 1,96 dari keenam siswa mendapatkan nilai rata-rata
sebesar 17,5 yang berarti kemampuan membaca
5. Interpretasi Data huruf vokal siswa cukup namun perlu
Hasil analisis data di atas menggunakan uji ditingkatkan, sehingga siswa perlu diberikan
non parametrik dengan rumus wilcoxon match perlakuan agar kemampuan membaca huruf
pairs test karena data bersifat kuantitatif yaitu vokalnya bisa maksimal. Hal ini senada dengan
dalam bentuk angka dan subjek yang digunakan pendapat Rudiyati (2012) yang menyatakan bahwa
relatif kecil kurang dari 30 siswa. Menunjukkan semua anak tunanetra mempunyai potensi untuk
Zhitung = 2,20 (nilai (-) tidak diperhitungkan dikembangkan seoptimal mungkin. Pada aspek
karena harga mutlak) lebih besar dari nilai Z kedua yakni membaca sepuluh huruf braille dasar
tabel (Zt) dengan nilai kritis 5% (untuk pengujian dari keenam siswa mendapatkan nilai rata-rata
dua sisi) = 1,96. Maka dapat disimpulkan bahwa sebesar 17,5 dalam aspek ini siswa sudah mampu
nilai Zhitung= 2,20 lebih besar daripada nilai Z membaca sepuluh huruf braille dasar namun
tabel (Zt) = 1,96 dengan nilai kritis 5% beberapa siswa seperti TR, AI terutama HW masih
(Zhitung>Ztabel) sehingga Ho ditolak dan ha sering terbalik membaca huruf-huruf yang
diterima. Hal ini berarti “ada pengaruh signifikan berkebalikan dengan huruf lainnya. Sehingga perlu
teknik baca mangold terhadap kemampuan diberikan teknik baca yang tepat untuk
membaca permulaan braille siswa tunanetra”. meminimalisir kesalahan membaca. Pada aspek
Berikut gambar perbandingan kurva pengujian membaca suku kata dari keenam siswa didapatkan
dua sisi dengan nilai tabel dan nilai hitung: nilai rata-rata sebesar 7,5 dan aspek membaca kata
sebesar 8,33. Hal ini disebabkan oleh kurang
Ho
kuatnya dasar dalam hal menelusur dan membaca
Ho
Diterima
HoDitol Ditolak

+1,96
+2,20
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

huruf sehingga siswa merasa kesulitan ketika dan post-test pada setiap aspek, dimana beda dari
membaca suku kata dan kata maka dari itu masing-masing aspek 3 dan aspek 4 sebesar 9,17.
diberikan perlakuan berupa teknik baca yang tepat Berdasarkan hasil observasi peningkatan pesat ini
agar dapat mengatasi permasalahan kesalahan dikarenakan siswa sudah mampu membaca huruf
membaca huruf bayangan cermin serta memberi yang berkebalikan sehingga kesalahan membaca
dasar yang kuat kepada siswa. Dalam penilaian huruf yang ada pada suku kata atau kata berkurang,
keempat aspek membaca permulaan braille, yang maka siswa mampu membaca suku kata dan kata
memiliki kemampuan terendah yakni HW. Kerena dengan benar, semangat belajar siswa yang tinggi
HW sering lupa titik-titik huruf braille sehingga ia serta pemilihan perlakuan tepat yaitu dengan
kesulitan ketika membaca huruf yang menggunakan teknik baca mangold.
telusurnya.Oleh karena itu,semua siswa dalam Sedangkan peningkatan paling sedikit
penelitian ini terutama HW perlu diberikan terdapat pada aspek membaca huruf vokal yang
perlakuan berupa teknik yang tepat agar dapat beda nilai rata-ratanya aspek ini pada pre-test dan
meningkatkan kemampuan membaca huruf post-test hanya sebesar 5. Hal ini senada dengan
sebagai dasar untuk tahapan membaca selanjutnya. pendapat Yunizar (2014) yang menyatakan bahwa
Hal ini diperkuat oleh pendapat Suleman (2013) teknik mangold dapat meningkatan kemampuan
bahwa membaca huruf merupakan tahap awal mengenal huruf pada siswa tunanetra. Namun
yang harus dikuasai oleh peserta didik dengan peningkatannya hanya sedikit dikarenakan dari
menggunakan teknik yang sesuai dengan hasil observasi diketahui bahwa siswa pada
perkembangannya.Serta senada dengan pendapat awalnya sudah mampu membaca dengan benar
Yunizar (2014) bahwa seorang tunanetra huruf vokal namun pada saat pre-test siswa kurang
memerlukan suatu teknik yang baik dalam fokus sehingga sering terbalik antara huruf e
pembelajaran huruf braille. dengan i.
Berdasarkan teori yang ada, maka diperlukan Dan untuk aspek kedua yaitu membaca
suatu teknik yang tepat untuk mengatasi sepuluh huruf braille dasar juga mengalami
permasalahan dalam membaca huruf yang peningkatan sedikit lebih banyak dari aspek
berkebalikan serta dapat memberikan dasar yang membaca huruf vokal, dimana dari hasil
kuat agar siswa mampu membaca huruf maupun rekapitulasi perbedaan peningkatan pada aspek ini
kata yang ditelusur dengan cepat dan benar. Oleh sebesar 5,83. Berdasarkan hasil observasi
karena itu, diberikan perlakuan berupa teknik baca diketahui bahwa siswa lebih semangat dan fokus
mangold yaitu teknik menelusur menggunakan dua sehingga siswa dapat membaca huruf braille
tangan yang mempermudah siswa ketika dengan benar. Hal ini didukung oleh hasil post-test
membaca. Hal ini sesuai dengan pendapat Ngadu dimana TR, AI, YD dan TM mendapatkan skor 5
(2012:31) bahwa teknik baca mangold menjadi sedangkan SS dan HW mendapatkan Skor 4.
dasar yang kokoh guna meminimalisir kesalahan Dari hasil analisis data didapatkan nilai Zhitung
membaca huruf secara terbalik dan memperingan = 2,20 lebih besar dari nila Ztabel = 1,96 dengan
gerakan saat membaca. nilai kritis 5% (untuk pengujian dua sisi), suatu
Selanjutnya, dari hasil post-test dengan kenyataan bahwa nilai Z yang diperoleh dalam
menggunakan teknik baca mangold, menunjukkan hitungan 2,20 lebih besar daripada nilai kritis Ztabel
adanya peningkatan yang signifikan setelah siswa 5% yaitu 1,96 (Zhitung> Ztabel) sehingga Ho ditolak
diberi perlakuan menggunakan teknik baca dan Ha diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh
mangold terhadap kemampuan membaca yang signifikan teknik baca mangold terhadap
permulaan braille bagi siswa tunanetra di SLB-A kemampuan membaca permulaan braille bagi
YPAB Surabaya. Hal tersebut terlihat dari hasil siswa tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya.
pre-test dengan rata-rata yang didapat adalah 50,83 Pada penelitian ini, pengaruh teknik baca
meningkat menjadi 80 pada saat post-test dan mangold terhadap kemampuan membaca
terlihat dari peningkatan pada setiap aspek permulaan braille bagi siswa tunanetra di SLB-A
membaca permulaan yang meliputi membaca YPAB Surabaya senada dengan penelitian
huruf vokal, membaca sepuluh huruf braille dasar, sebelumnya oleh Yunizar (2014) dengan judul
membaca suku kata dan membaca kata. peningkatan pengenalan huruf braille melalui
Peningkatan paling pesat dari keempat aspek teknik mangold pada siswa tunanetra totally blind
di atas terjadi pada aspek membaca suku kata dan kelas 9 SMPLB di SLBN A Kota Bandung, hasil
aspek membaca kata. Hal ini dapat dilihat dari penelitian menunjukkan bahwa kemampuan
hasil rekapitulasi perbedaan nilai rata-rata pre-test program mangold dapat meningkatkan
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

kemampuan mengenal huruf braille pada siswa membaca permulaan braille bagi siswa
totally blind kelas 9 yang berinisial IF. Dengan tunanetra di SLB-A YPAB Surabaya”.
demikian peneliti menggunakan teknik baca B. Saran
mangold untuk meningkatkan kemampuan Berdasarkan penelitian tentang teknik
membaca permulaan braille siswa tunanetra. baca mangold terhadap kemampuan membaca
Implikasi dari penelitian ini yaitu teknik baca permulaan braille bagi siswa tunanetra,
mangold merupakan salah satu cara untuk
peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
meningkatkan kemampuan membaca permulaan
berikut:
braille bagi siswa tunanetra, terutama pada aspek
1. Bagi guru
membaca suku kata dan membaca kata. Selain itu,
teknik ini juga dapat mengurangi kesalahan dalam a. Dari hasil penelitian ini diharapkan
membaca huruf yang berkebalikan dengan huruf guru dapat menerapkan teknik baca
braille lainnya. mangold bagi siswa tunanetra terutama
Dalam penelitian yang dilakukan di SLB-A pada kemampuan membaca suku kata
YPAB Surabayadengan subjek TR, AI, SS, YD, dan kata.
HW dan TM ini kemampuan membaca permulaan b. Guru dapat menerapkan teknik ini
braille dapat meningkat dikarenakan peneliti pada materi-materi yang lain sehingga
mengajari cara menelusur secara berulang-ulang kemampuan siswa dalam menelusur
dengan benar kemudian siswa diminta untuk menggunakan kedua tangan dapat
menelusur seperti yang telah diajarkan
terasah secara optimal. Serta dapat
sebelumnya. Namun hasil peningkatan pada setiap
diterapkan sejak siswa pertama kali
siswa tetap berbeda-beda sesuai dengan
belajar membaca sehingga siswa sudah
kemampuan yang dimiliki walaupun perlakuan
yang dilakukan sama bahkan ada yang diberikan terbiasa menelusur menggunakan dua
bimbingan lebih banyak. tangan pada tahapan membaca
permulaan dan tahapan-tahapan
PENUTUP membaca selanjutnya.
A. Simpulan c. Hasil penelitian ini juga dapat
Dari nilai rata-rata hasil pre-test sebelum diterapkan dengan adanya media
diberikannya perlakuan adalah 50,83, pendukung belajar untuk
sedangkan hasil post-test sesudah meningkatkan motivasi belajar anak
diberikannya perlakuan adalah 80. Hal karena anak menjadi lebih
tersebut menunjukkan adanya peningkatan bersemangat ketika media belajar yang
yang signifikan teknik baca mangold terhadap dipakai menarik dan variatif.
kemampuan membaca permulaan braille bagi 2. Bagi peneliti lain
siswa tunanetra. Teknik baca mangold ini dapat
Hal ini dibuktikan dengan diperoleh meningkatkan kemampuan membaca
nilai Zhitung= 2,20. Karena nilai Zhitung permulaan braille bagi siswa tunanetra
=2,20 lebih besar daripada nilai kritis=1,96, sehingga penelitian ini dapat dijadikan
maka Ho (Hipotesis nol) ditolak dan Ha sebagai acuan untuk melakukan penelitian
(Hipotesis kerja) diterima. Sehingga hipotesis pada tahapan membaca yang lebih tinggi
kerja di atas benar bahwa “teknik baca dengan materi yang lain dan subjek yang
mangold berpengaruh terhadap kemampuan lebih besar.

Ngadu, Sabinus. 2012. Pengaruh Teknik Mangold


DAFTAR PUSTAKA TerhadapKecepatan Membaca Tulisan Braille
Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: PT Tunanetra Kelas I tingkat SDLB di SLBN A kota
Rajagrafindo Persada. Bandung, (Online),
Kosasih, E (Ed). 2012. Cara Bijak Memahami Anak (https://Respitory.upi.ed/S_PLB_0608136.pdf,
Berkebutuhan Khusus. Bandung: Yrama Widya. di unduh pada 22 Oktober 2016).
Teknik Baca Mangold Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Braille Bagi Siswa Tunanetra

Rudiyati, Sari. 2010. Pembelajaran Membaca dan Tarigan, Guntur Henry. 2008. Membaca sebagai
Menulis Braille Permulaan pada Anak Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:
Tunanetra. Jassi_Anakku. Volume 9 (1): Hal 14. Angkasa.
Sugiyono. 2013. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Tim Penyusun Buku Pedoman Penulisan Skripsi
Alfabeta. Program Sarjana Strata Satu (S-1). 2014.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya:
Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Universitas Negeri Surabaya.
Yunizar, Idhar. 2014. Peningkatan Pengenalan Huruf
Braille Melalui Teknik Mangold Pada Siswa
Tunanetra Totally Blind Kelas 9 SMPLB Di
Suleman, LS. 2013. Pengruh Teknik Token Economi SLBN A Kota Bandung, (Online),
Terhadap Kemampuan membaca Huruf Anak TK (https://respitory.upi.edu/S_PLB_0901542_cha
Dewantara , (Online), pter3.pdf, di unduh pada 5 Februari 2017)
(http://ejurnal.fip..ung.ac.id/index/php/pdg/artic
le/viewfile/153/148, diakses 30 Mei 2017).

Potrebbero piacerti anche