Sei sulla pagina 1di 5

Jurnal Kimia Mulawarman Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 ISSN 1693-5616

Kimia FMIPA Unmul

ISOLASI DAN KARAKTERISASI SENYAWA STEROID PADA


FRAKSI N-HEKSANA DARI DAUN KUKANG
(Lepisanthes amoena (HASSK.) LEENH.)
ISOLATION AND CHARACTERIZATION STEROID COMPUND
FROM N-HEXANA FRACTION KUKANG
(Lepisanthes amoena (HASSK.) LEENH.) LEAVES
M. Riza Agus Pramana dan Chairul Saleh

Program Studi Kimia FMIPA Universitas Mulawarman


Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, 75123

ABSTRACT
Kukang (Lepisanthes amoena (Hassk) Leenh.) Leaves is one of the species that belonging to the
Sapindaceae family. Traditionally used as drug ulcerate and skin care and also known it has potency of
tironase inhibitor and antioxidant agent, but compound that contained in that plant was unknown. The
purpose of this research was for isolating steroid compound of n-hexane fraction from Kukang (Lepisanthes
amoena (Hassk) Leenh.) leaves and characterizing steroid compound with phytochemical screening, R f,
melting point and IR spectrum. Extraction of 650 grams powder Kukang (Lepisanthes amoena (Hassk)
Leenh.) leaves with methanol yielded 121,82 grams of crude methanol extract. The crude methanol extract
was fractionated with n-hexane and obtained 2,32 grams of n-hexane fraction. Results of phytochemical
screening showed that the n-hexane gave positive result for steroid compound. Separation of steroid
compound in n-hexane fraction by column chromatography with silica gel 60 (70-230 mesh) which eluted
using n-hexane : ethyl acetate (8 : 2) eluent based on Isocratic method and gave nine fractions.
Phytochemical screening by Liebermann Burchard reagent showed F fraction contained steroid compound
and have been crystalized needle. Purification by recrystallization of the F fraction gave the needle white
crystal 10,2 mg with reterdation factor (Rf) n-hexane : CHCl3 (1 : 1) = 0,40 ; n-heksana : CHCl3 (3 : 7) =
0,50 CHCl3 (100%) = 0,71 ; n-hexane : EtOAc (3 : 7) = 0,82 ; EtOAc (100%) = 0,86. Isolated compound
has melting point 143-144C, IR max (cm-1): 960,48; 1056,92; 1380,94; 1461,94; 1639,38; 2866,02;
2935,46; 3433,06. Based on its physical and spectroscopic characterization, the isolated compound is
supposed as sterol of steroid compound.
Keywords: Lepisanthes amoena (Hassk) Leenh., Isolation, Steroid

A. PENDAHULUAN
Steroid merupakan salah satu golongan senyawa Sapindaceae dan secara etnobotani, daun dari tumbuhan
metabolit sekunder yang cukup penting dalam bidang Kukang ini digunakan oleh suku Dayak Tunjung untuk
medis. Beberapa jenis senyawa steroid yang digunakan mengobati bisul dan digunakan untuk perawatan kulit
dalam dunia obat-obatan antara lain estrogen merupakan (skin care) (Setyowati, 2010).
jenis steroid hormon seks yang digunakan untuk Penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian
kontrasepsi sebagai penghambat ovulasi, progestin Setyowati (2010), yang dilakukan terhadap tumbuhan
merupakan steroid sintetik digunakan untuk mencegah obat tradisional yang sering digunakan oleh suku Dayak
keguguran dan uji kehamilan, glukokortikoid sebagai Tunjung Kalimantan Timur, dimana tercatat 47 jenis
anti inflamasi, alergi, demam, leukemia dan hipertensi tumbuhan yang terdiri dari 27 suku dan 46 marga yang
serta kardenolida merupakan steroid glikosida jantung dapat dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat, salah satu
digunakan sebagai obat diuretik dan penguat jantung diantaranya adalah tumbuhan yang berasal dari suku
(Doerge, 1982). Karena semakin meningkatnya Sapindaceae, yaitu Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh
kebutuhan akan obat-obatan steroid, maka perlu yang dikenal sebagai tumbuhan Kukang. Masyarakat
diupayakan pencarian bahan baku yang lebih banyak Dayak setempat memanfaatkan daunnya sebagai obat
untuk mensintesis obat-obatan steroid dimasa yang akan bisul dan perawatan kulit dengan cara mengambil pucuk
datang. daunnya, lalu dipilin hingga berbusa kemudian dijadikan
Suku Dayak di Kalimantan Timur sampai saat ini sebagai pencuci muka dan buahnya dapat pula
masih tetap mempertahankan tradisi dengan dikonsumsi.
memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya untuk pengobatan Selain itu penelitian ini didasarkan juga oleh
ataupun perawatan kesehatan. Salah satu tumbuhan yang penelitian yang dilakukan oleh Batubara et al (2011)
bermanfaat dan berpotensi sebagai obat adalah Daun terhadap 45 jenis tumbuhan tradisional Indonesia yang
Kukang yang bernama Latin Lepisanthes amoena dapat menghambat tirosinase dan berpotensi sebagai
(Hassk) Leenh. Daun Kukang adalah famili dari antioksidan, dimana salah satunya adalah tumbuhan

Kimia FMIPA Unmul 85


Riza Agus Pramana dan Chairul Saleh Isolasi dan Karakterisasi
Kimia FMIPA Unmul

Kukang. Pada penelitian tersebut diketahui daun Kukang Burchard terhadap fraksi n-heksana daun Kukang
mempunyai nilai IC50 yang relatif kecil sehingga dapat diketahui bahwa fraksi n-heksana daun kukang positif
berpotensi sebagai agen antioksidan. mengandung steroid, namun isolasi steroid dari daun
Penelitian ini dilakukan karena pada penelitan- kukang belum dilaporkan.
penelitian tersebut di atas belum diketahui kandungan Oleh karena itu, melihat kegunaan tumbuhan
senyawa kimia yang terkandung dalam daun Kukang, kukang dalam pengobatan tradisional dan banyaknya
khususnya dalam fraksi n-heksana karena daun Kukang kegunaan dari senyawa steroid, maka perlu dilakukan
mengandung beberapa senyawa metabolit sekunder yang penelitian tentang Isolasi dan Karakterisasi Senyawa
dapat memberikan manfaat terhadap kesehatan Steroid pada Fraksi n-Heksana dari Daun Kukang
masyarakat. Uji pendahuluan (skrining fitokimia) (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.)
kandungan steroid dengan pereaksi Liebermann-

B. METODOLOGI PENELITIAN
2.1. Alat sebanyak 650 gram dimaserasi dengan metanol. Ekstrak
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini metanol dipekatkan kemudian difraksinasi dengan
adalah neraca analitik, botol kaca gelap 2500 mL, batang menggunakan n-heksana dan masing-masing diuji
pengaduk, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes, streroid. Ekstrak fraksi n-heksana merupakan fraksi yang
pompa vakum, rotary evaporator, corong pisah, lampu positif steroid kemudian dipisahkan dengan cara
UV 254 nm dan 366 nm , statif, klem, Kromatografi kromatografi kolom menggunakan fase diam siliaka gel
Kolom, botol vial, plat Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dan dielusi secara isokratik menggunakan eluen n-
GF254, chamber KLT, melting point apparatus dan heksana : etil asetat (8 : 2). Semua fraksi yang diperoleh
Spektrofotometer Inframerah Shimadzu 8400S. dari hasil kromatografi kolom dianalisis menggunakan
2.2. Bahan kromatografi lapis tipis. Fraksi yang sama digabung
Bahan-bahan yang digunakan adalah daun berdasarkan pola noda yang sama dan masing-masing
Kukang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.), metanol, diuji stroid. Fraksi yang positif steroid (vial 91-115)
kloroform, n-heksana, etil asetat, H2SO4, CH3COOH menghasilkan kristal dan direkristalisasi dengan
anhidrat, akuades, aluminium foil, kertas saring menggunakan n-heksana p.a dan etil asetat p.a sampai
Whatman no.42, silika gel 60 (70-230 mesh) dan plat diperoleh steroid yang murni. Uji kemurnian dilakukan
KLT silika gel GF254. dengan menggunakan KLT dan penentuan titik leleh.
2.3. Prosedur Penelitian Karakterisasi struktrur molekul dilakukan dengan
Sampel daun Kukang (Lepisanthes amoena menggunakan spektrofotometer inframerah (IR).
(Hassk.) Leenh.) yang telah dikeringkan dan dihaluskan

C. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1. Ekstraksi dan Fraksinasi Senyawa Steroid tumbuhan untuk menarik semua senyawa aktif keluar.
Serbuk daun kukang kering sebanyak 650 gram Metanol dapat melarutkan hampir semua senyawa
diekstraksi dengan metode ekstraksi maserasi. Maserasi organik, baik polar maupun non-polar, metanol mudah
adalah salah satu metode pemisahan senyawa dengan menguap sehingga mudah dipisahkan dari ekstrak (Waji
cara perendaman dengan menggunakan pelarut organik RA, 2009).
pada temperatur ruangan. Proses maserasi sangat Ekstrak yang diperoleh dari hasil maserasi
menguntungkan dalam isolasi senyawa bahan alam tersebut dilanjutkan ke proses pemekatan pelarut dengan
karena selain murah dan mudah dilakukan, metode ini bantuan rotary evaporator pada suhu 40C sampai semua
sangat tepat digunakan untuk senyawa yang tidak tahan pelarut metanol menguap sehingga diperoleh ekstrak
panas. Sampel dimaserasi dengan pelarut organik kasar metanol dari daun kukang berwarna cokelat tua
metanol, tujuannya untuk menarik senyawa-senyawa sebanyak 121,82 gram. Evaporasi dilakukan pada suhu
metabolit sekunder yang terkandung dalam sampel. 35-40C untuk menghindari kerusakan senyawa
Proses maserasi menyebabkan pelarut akan menembus metabolit sekunder karena beberapa senyawa metabolit
dinding sel dan masuk kedalam rongga sel yang sekunder mudah rusak pada suhu tinggi (Robinson,
mengandung zat aktif. Zat aktif tersebut akan larut karena 1995).
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di Selanjutnya setelah diperoleh ekstrak pekat
dalam sel dengan di luar sel, maka larutan yang terpekat metanol dilakukan tahap fraksinasi (partisi cair-cair)
akan didesak keluar. Peristiwa tersebut akan berlangsung dengan menggunakan pelarut n-heksana dan etil asetat
terus-menerus sampai terjadi keseimbangan konsentrasi secara berturut-turut. Sebelum fraksinasi ekstrak kasar
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Sampel metanol dengan beberapa pelarut, sebanyak 50 gram
dimaserasi dengan pelarut metanol pada suhu ruang ekstrak kasar metanol tersebut dilarutkan kembali dengan
selama 3 x 24 jam sambil sesekali dikocok. Pelarut metanol. Kemudian ekstrak metanol difraksinasi dengan
metanol digunakan sebagai pelarut awal karena metanol n-heksana terlebih dahulu dengan tujuan agar seluruh
merupakan salah satu pelarut yang dapat melisiskan senyawa metabolit sekunder yang bersifat nonpolar akan
membran sel pada tanaman dan memeliki partikel yang terlarut dalam pelarut n-heksana. Fraksinasi ini akan
kecil sehingga mampu menembus semua jaringan menghasilkan fraksi n-heksana dan fraksi metanol, fraksi

86 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul

metanol dilanjutkan dengan fraksinasi menggunakan etil 133) seberat 52,2 mg, fraksi H (134-175) seberat 84,9
asetat hingga didapatkan tiga fraksi, yaitu fraksi n- mg dan fraksi I (176-250) seberat 145,7 mg.
heksana, etil asetat dan fraksi metanol. Selanjutnya setiap Kesembilan fraksi dilakukan uji steroid.
fraksi dipekatkan dengan rotary evaporator. Dari kesembilan fraksi tersebut terdapat satu
Tetapi dalam penelitian ini, hanya fraksi n- fraksi yang paling murni karena telah terbentuk kristal
heksana yang akan dilanjutkan ke tahap pemisahan dan jarum yaitu fraksi F, oleh karena itu fraksi F dilanjutkan
pemurnian senyawa metabolit sekunder. Dipilihnya ke tahap pemurnian. Kemudian terhadap fraksi F
fraksi n-heksana dimaksudkan agar senyawa yang dilakukan tahap rekristalisasi untuk memurnikan kristal
memiliki sifat cenderung non polar dalam sampel seperti fraksi F. Rekristalisasi dilakukan dengan cara terlebih
senyawa triterpenoid dan steroid terekstrak di dalam dahulu kristal dicuci dengan pelarut n-heksana (p.a) lalu
fraksi tersebut sehingga akan mudah untuk dilakukan kristal yang telah bersih dari pengotor dilarutkan
tahap isolasi. dengan etil asetat (p.a). Larutan yang diperoleh
3.2. Pemisahan dan Pemurnian Senyawa Steroid dipindahkan ke dalam vial baru dan ditaruh di dalam
Pemisahan senyawa steroid pada tanaman desikator sampai seluruh pelarut teruapkan dan
kukang dilakukan dengan metode kolom kromatografi terbentuk kristal kembali. Kristal yang diperoleh berupa
secara isokratik, yaitu dengan menggunakan metode keristal jarum berwarna putih seberat 10,2 mg.
kromatofrafi yang sama dari tahap awal hingga tahap Kemudian terhadap fraksi tersebut dilakukan uji
akhir kromatografi kolom, dimana eluen yang kemurnian dengan menggunakan kromatografi lapis
digunakan didasarkan hasil uji KLT yang memberikan tipis.
noda terbaik. Eluen n-heksana : etil asetat (8 : 2) 3.3. Karakterisasi Senyawa Steroid
memberikan pola pemisahan terbaik karena mampu Isolat murni yang diperoleh dari fraksi n-heksana
memisahkan 5 buah noda yang terkandung pada fraksi sebanyak 10 mg berupa kristal berwarna putih berbentuk
n-heksana dengan jarak pemisahan cukup baik, jarum dengan titik leleh 147-148C. Uji fitokimia dengan
sehingga dapat digunakan sebagai fase gerak dalam menggunakan pereaksi Liebermann-Burchard
pemisahan menggunakan kromatografi kolom. Hal ini memberikan warna hijau, menunjukkan bahwa isolat
sesuai dengan sistem yang disarankan untuk pemisahan tersebut positif steroid.
steroid yaitu n-heksana : etil asetat dengan Hasil spektrum inframerah memperlihatkan
perbandingan 8 : 2 (Harborne, 1987) bahwa senyawa yang diperoleh menunjukkan serapan
Proses pemisahan pada tahap isolasi ini melebar pada daerah bilangan gelombang 3433,06cm-1
dilakukan terhadap 2 gram fraksi n-heksana dengan yang diduga merupakan serapan ulur (stretching) dari
menggunakan fase diam silika gel 60 (70-230 mesh) gugus O-H (3230 3550cm-1). Dugaan ini diperkuat oleh
dengan panjang kolom 60cm, diameter 2,5cm munculnya serapan uluran C-OH siklik pada bilangan
menggunakan fase gerak n-heksana-etil asetat (8 : 2) gelombang 1056,92cm-1 (1085-1030cm-1) (Socrates,
lalu silika gel dimasukkan ke dalam kolom yang 1994).
didasarnya telah diberi kapas dan didiamkan selama Hasil analisa juga menunjukkan keberadaan
semalam untuk memadatkan silika di dalam kolom serapan rentangan CH alifatik dengan adanya serapan
(Ratnasari, 2008). Setelah itu sampel dilarutkan dengan pada bilangan gelombang 2965,46cm-1 dan 2866,02cm-1,
sedikit pelarut n-heksana-etil asetat (8 : 2) dan hal ini memberikan petunjuk kemungkinan adanya gugus
dimasukkan ke dalam kolom dan dielusi dengan metode metil (CH3) dan metilena (CH2). Dugaan ini diperkuat
Isokratik. oleh adanya serapan pada daerah bilangan gelombang
Setiap fraksi ditampung 5 mL dan diperoleh 1461,94cm-1 yang menunjukkan adanya tekukan pada C-
sebanyak 250 vial. Vial-vial yang diperoleh diangin- H dari CH2 dan pita serapan pada daerah bilangan
anginkan selama beberapa hari agar pekat dan mudah gelombang 1380,94cm-1 yang menunjukkan adanya
terdeteksi pada saat monitoring KLT. Tiap-tiap fraksi tekukkan pada C-H dari CH3 (Socrates, 1994).
dianalisis secara kromatografi lapis tipis (KLT) dengan Pita serapan pada bilangan gelombang
fase gerak n-heksana:etil asetat (8 : 2). Fraksi-fraksi 1639,38cm-1 yang tajam menunjukkan adanya uluran
dengan pola Rf yang sama digabungkan menjadi satu C=C non konjugasi (1620-1680cm-1). Dugaan ini
kemudian pelarutnya diuapkan. Dari 250 fraksi diperkuat dengan adanya serapan pada bilangan
diperoleh 9 fraksi gabungan. Kemudian masing-masing gelombang 3028,03cm-1 yang menunjukkan adanya
fraksi gabungan diuji kembali dengan KLT dengan uluran =C-H dan pada 960,48cm-1 yang menunjukkan
eluen n-heksana : etil asetat (8 : 2). Adapun adanya tekukan =C-H (1000-650) (Saleh, 2007).
kromatogram lapis tipis fraksi-fraksi yang diperoleh Dari hasil interpretasi spektrum infra merah di
dikelompokkan dapat dilihat pada Gambar 4.2. atas, maka disimpulkan bahwa senyawa isolat
Fraksi-fraksi yang menampakkan pola sama mengandung gugus hidroksil (OH), alkil (CH2 dan CH3),
pada kromatogram lapis tipis digabungkan dan C-O alkohol sekunder dan alkena (C=C) tak terkonjugasi
diuapkan pelarutnya sehingga diperoleh 9 fraksi, yaitu dan diduga senyawa steroid tersebut merupakan steroid
fraksi A (1-13) seberat 193,6 mg, fraksi B (14-23) yang termasuk golongan sterol (steroid alkohol)
seberat 95,6 mg, fraksi C (24-39) seberat 34,7 mg, fraksi dikarenakan adanya gugus OH (alkohol sekunder) yang
D (40-54) seberat 33,5 mg, fraksi E (55-90) seberat 95,5 terdapat pada senyawa tersebut.
mg, fraksi F (91-115) seberat 91,3 mg, fraksi G (116-

Kimia FMIPA Unmul 87


Riza Agus Pramana dan Chairul Saleh Isolasi dan Karakterisasi
Kimia FMIPA Unmul

D. KESIMPULAN
Senyawa steroid hasil isolasi dari fraksi n-heksana karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometri
dari daun kukang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.) inframerah menunjukkan adanya gugus : hidroksil (OH),
dapat diisolasi melalui melalui proses maserasi, alkil (CH2 dan CH3), C-O alkohol sekunder dan alkena
dilanjutkan dengan proses fraksinasi, lalu dilakukan (C=C) tak terkonjugasi sehingga diduga senyawa
proses pemisahan dan pemurnian melalui proses metabolit sekunder pada fraksi n-heksana dari daun
kromatografi kolom dan rekristalisasi sehingga diperoleh Kukang (Lepisanthes amoena (Hassk.) Leenh.)
kristal berbentuk jarum berwarna putih sebanyak 10,2 merupakan senyawa steroid golongan sterol.
mg. Dan brdasarkan hasik uji fitokimia dan hasil

DAFTAR PUSTAKA
1. Batubara, I, Darusman,L.K, Mitsunaga, T, Rahminawagti, M, and Djauhari, E. 2010. Potency of Indonesian
Medicinal Plant as Tyrosinase Inhibitor and Antioxidant Agent. Journal Of Biological Sciences.10 (2) : 138-144.
2. Cole, A.R.H. 1963. Application of Infrared Spectroscopy dalam Elucidation of Structures by Physical and Chemical
Methods. Part I. Newyork: Interscience Publishers.
3. Doerge, F. 1982. Buku Teks Wilson Dan Gisvold Kimia Farmasi Dan Medicinal Organic. Semarang: Institut
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Press.
4. Dono, S. 2011. Isolasi Senyawa Steroid dari Daun Sirih Hutan (Piper aduncum Linn). Skripsi Sarjana. Samarinda
: Universitas Mulawarman Harbone,J. B. 1987. Metode Fitokimia. Bandung: ITB.
5. Marjang, Y. 1988. Isolasi Komponen Aktif Pada Tumbuhan Baluin (Brucia javanica L Meer) Yang Aktif Untuk
Pembatasan Kelahiran. Laporan Penelitian. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Pusat Penelitian Universitas
Andalas, Padang.
6. Saleh, C. 2007. Isolasi dan Penentuan Struktur Senyawa Steroid dari Akar Tumbuhan Cendana (Santalum album
Linn). Desertasi. Medan: Universitas Sumatera Utara.
7. Setyowati, F. 2010. Etnofarmakologi dan Pemakaian Obat Suku Dayak Tunjung di Kalimantan Timur. Artikel.
Media Litbang Kesehatan Volume XX no. 3
8. Socrates, G. 1994. Infrared Characteristic Group Frequencies Tables and Charts. Newyork: John Wiley and Sons.

88 Kimia FMIPA Unmul


Jurnal Kimia Mulawarman Volume 10 Nomor 2, Mei 2013 ISSN 1693-5616
Kimia FMIPA Unmul

LAMPIRAN

Gambar 1. Spektrum Inframerah Isolat Fraksi F

Bilangan Gelombang (cm-1) Bentuk Penempatan


No. Intensitas
Pada Spektra Pada Pustaka Pita Gugus Terkait
O-H (ikatan
1 3433,06 3550-3230 Melebar Sedang hidrogen
antarmolekul
2 3028,03 3100-3000 Tajam Sedang =C-H
3 2935,46 Tajam Kuat C-H (pada CH3)
2950-2850
4 2866,02 Tajam Sedang C-H (pada CH2)
5 1639,38 1680-1620 Tajam Sedang C=C non konjugasi
6 1461,94 1480-1440 Tajam Sedang C-H pada (CH2)
7 1380,94 1385-1360 Tajam Sedang C-H pada (CH3)
C-OH (alkohol
8 1056,92 1085-1030 Tajam Sedang
siklik sekunder)
9 960,48 1000-650 Tajam Sedang =C-H out of plane

Kimia FMIPA Unmul 89

Potrebbero piacerti anche