Sei sulla pagina 1di 5

Actinomycetes

Aktinomikosis adalah penyakit menular supuratif kronis yang disebabkan


oleh Actinomyces israelii yang sebenarnya adalah flora normal mulut
manusia.Organisasi ini menimbulkan penyakit apabila masuk kedalam jaringan
dan bekerja sama dengan kuman filamentus anaerob lainnya misalnya Arachnia.

Actinonomycetes adalah kuman filamentous yang bentuknya mirip jamur,


tumbuh bercabang-cabang namun sering terputus-putus sehingga bentuknya
menyerupai bakteri yang bersifat Gram-positif. Sebagian besar organisme ini
hidup bebas di tanah, namun ada yang hidup dengan sedikit udara (mikro
aerofilik) atau hidup tanpa udara (anaerob) didalam rongga mulut (misalnya
Actinomyces). Spesies Nocardia dan streptomyces yang bersifat anaerob dan
hidup di dalam tanah dapat menimbulkan penyakit pada manusia maupun hewan.

Actinomyces mempunyai bentuk seperti butiran belerang (sulphur granule)


bersifat Gram-positif, terdiri dari koloni filamen miselium yang bercabang mirip
huruf V atau Y. Pada proses pengerusan, filamen terputus-putus sehingga
bentuknya mirip kokus atau batang. Pada biakan medium tioglikolat, Actinomyces
israelii tumbuh seperti bola berburu.

Sejarah

Pada tahun 1877, ahli patologi Otto Bollinger menggambarkan keberadaan


Actinomyces bovis pada sapi, dan tak lama kemudian, James Israel menemukan
Actinomyces israelii pada manusia. Pada tahun 1890, Eugen Bostroem mengisolir
organisme penyebab penyakit dari budidaya gabah, rumput, dan tanah. Setelah
penemuan Bostroem ada kesalahpahaman secara umum bahwa aktinomikosis
adalah mikosis bahwa individu yang terkena yang mengunyah rumput atau jerami.
Epidemiologi

Actinomycosis merupakan penyakit yang jarang di Amerika. Secara


Internasional actinomycosis terjadi menyeluruh dunia dimana banyak pada daerah
dengan social ekonomi rendah dan kebersihan gigi yang buruk.

Risiko terjadinya penyakit lebih besar pada laki-laki antara usia 20 dan 60
tahun dari pada wanita. Sebelum pengobatan antibiotik mulai tersedia, angka
kejadian di Belanda dan Jerman adalah 1 per 100.000 orang / tahun. Penggunaan
spiral (IUD) telah meningkatkan kejadian actinomycosis genitourinari pada
wanita. Timbulnya actinomycosis mulut, yang lebih sulit untuk didiagnosis, telah
meningkat.

Dengan adanya antibiotic menambah prognosis dari actinomycosis.


Actinomycosis dapat terjadi pada semua umum tetapi kasus sering dari remaja
hingga dewasa (20-50 tahun).

Gejala klinis aktinomikosis

1. Aktinomikosis servikofasialis
Merupakan infeksi primer yang terjadi secara endogen, karena
adanya factor predisposisi berupa trauma pada jaringan, misalnya
setelah pencabutan gigi. Mikroorganisme penyebab dapat
menjalar ke jaringan lunak disekitar perkotinuitatum, terutama
pada mandibular. Aktinomikosis servikofasialis menyebabkan
pembengkakan yang pada mulanya tidak khas pada bagian
mandibular, namun dapat berubah menjadi keras seperti papan
dengan permukaan yang berbenjol (lampy jaw), diikuti dengan
pembentukan abses dan fistula ekstra oral. Bila infeksi mengenai
otot yang berperan dalam fungsi pengunyahan dapat
menyebabkan gejala trismus.
2. Aktinomikosis abdominal
Memiliki riwayat abdominal surgery, perforasi vicus,
kehirup benda asing.
Memiliki gejala yang tidak spesifik, seperti subfebris,
berat badan yang turun, fatifue, mual, muntah.
3. Aktinomikosis thoracic
Pasien memiliki riwayat aspirasi (factor resiko termasuk
kejang, alkoholisme dan kebersihan gigi yang buruk)
Batuk produktif atau kering, terkadang terdapat gumpalan
darah, sesak nafas, nyeri dada, demam, penurunan berat
badan, anoreksia.

Penyebab

Actinomycosis GROCOTT'S Actinomycosis GRAM'S

Aktinomikosis terutama disebabkan oleh salah satu dari beberapa anggota


genus bakteri Actinomyces. Bakteri ini umumnya anaerobik. Pada hewan, mereka
biasanya tinggal di ruang kecil antara gigi dan gusi, menyebabkan infeksi hanya
bila mereka dapat berkembang biak dengan bebas dalam lingkungan anoksik.
Pada manusia sering menyerang orang yang bekerja sebagai dokter gigi,
kebersihan mulut yang buruk, penyakit periodontium, atau terapi radiasi yang
menyebabkan kerusakan jaringan lokal pada mukosa mulut, yang semuanya
mempengaruhi perkembangan penyakit aktinomikosis. Mereka juga penghuni
normal usus buntu, aktinomikosis perut dapat mengakibatkan pengangkatan usus
buntu. Tiga lokasi yang paling umum dihuni ialah gigi, paru-paru, dan usus.
Aktinomikosis tampak menyatu dengan bakteri lain. Infeksi ini bergantung pada
bakteri lain (gram positif, gram negatif, dan kokus) untuk membantu penyerangan
jaringan.

Pemeriksaan Penunjang

a) X-ray
Dapat ditemukan gambaran pneumonitis atau lesi kavitas dengan atau
tanpa pleural.
b) CT-Scan
Biasanya dapat ditemukan massa infiltrate dengan daerah fokal dari
penurunan atenuasi yang meningkat dengan kontras.
c) needle aspiration & biopsy
Dapat digunakan juga untuk mendukung diagnose.

Pengobatan

Antibiotika misalnya penisilin dengan dosis 5-10 juta unit perhari yang
diberikan dalam jangka perhari yang diberikan dalam jangka panjang dapat
menyembuhkan aktinomikosis sebagian besar penderita.Tetrasiklin dan
eritromisin juga dapat digunakan mengobati aktinomikosis.

Pembedahan dilakukan untuk mengeluarkan nanah dan cairan jaringan,


namun jaringan yang sudah rusak sukar dipulihkan fungsinya.

Pencegahan

Perawatan gigi dan rongga mulut, mencegah trauma pada selaput lendir
rongga mulut, menghindari makanan keras yang mudah menyebabkan luka dapat
mencegah aktinomikosis.
TUGAS MATAKULIAH TEORI MIKOLOGI

AKTINOMIKOSIS

LUSIANA SIBARANI

P07534015024

III-A

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES MEDAN

2017

Potrebbero piacerti anche