Sei sulla pagina 1di 5

90 Dentofasial, Vol.12, No.

2,Juni 2013:90-94

Aktivitas antibakteri ekstrak terstandar akar sidaguri (S.rhombifolia) terhadap


E. faecalis dan Actinomyces spp.
Antibacterial activity of standardized extract of sidaguri root (S.rhombifolia) against
E. faecalis and Actinomyces spp.
1
Maria Tanumihardja, 2Darmayana, 1Nurhayati Natsir, 1Indrya K. Mattulada
1
Bagian Konservasi
2
Mahasiswa tahapan profesi
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin
Makassar, Indonesia

ABSTRACT
According to 2009 Indonesian Health Profile Data, pulp and periapical diseases were 8th of the 10 outpatients at
hospital. This situation tends to increase become the big of 7. Pulp and periapical diseases occur due to bacterial
infection in the pulp tissue. The bacteria are often found in the root canal, namely E. faecalis, and Actinomyces spp.
Various herbs commonly used by people to treat dental diseases, i.e. root sidaguri. However, sidaguri plants have not
been studied in the field of dentistry as an antibacterial. This study aimed to determine the effects of root sidaguri
against E. faecalis and Actinomyces spp. Inhibition test of ethanol extract of the roots sidaguri against E. faecalis and
Actinomyces spp. using agar diffusion method at concentrations of 5%, 10%, 15%, and 20% based on the
measurement of inhibition zone by each concentration. The greatest inhibition against E. faecalis was performed by
concentration of 20% (p<0.05), while no inhibition zone was found on Actinomyces spp. It was concluded that the
ethanol extract of the sidaguri roots was the most effective against E. faecalis at concentration of 20%, but not effective
at all against Actinomyces spp.
Keywords: sidaguri root, Enterococcus faecalis, Actinomyces spp, minimum inhibitory concentration

ABSTRAK
Menurut Profil Data Kesehatan Indonesia tahun 2009, penyakit pulpa dan periapikal berada pada urutan ke-8 dari 10
besar pasien rawat jalan di rumah sakit. Keadaan ini terus meningkat, dan pada data tahun 2010 penyakit pulpa dan
periapikal naik ke urutan 7. Penyakit pulpa dan periapikal terjadi karena infeksi bakteri pada jaringan pulpa. Bakteri
yang sering ditemukan pada saluran akar, yaitu E.faecalis, dan Actinomyces spp. Berbagai tumbuhan biasa digunakan
oleh masyarakat untuk mengobati penyakit gigi, salah satunya adalah akar sidaguri. Akan tetapi, tanaman sidaguri
belum banyak diteliti dalam bidang kedokteran gigi sebagai antibakteri. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui efek
akar sidaguri terhadap E.faecalis, dan Actinomyces spp. Uji daya hambat ekstrak etanol akar sidaguri terhadap
E.faecalis dan Actinomyces spp menggunakan metode difusi agar pada konsentrasi 5%, 10%, 15%, dan 20%
didasarkan pada pengukuran zona hambat yang ditimbulkan oleh masing-masing konsentrasi ekstrak. Daya hambat
yang paling besar terhadap bakteri E. faecalis didapatkan pada konsentrasi 20% (p<0,05) sedangkan pada Actinomyces
spp tidak didapatkan zone hambat sama sekali. Disimpulkan bahwa ekstrak etanol akar sidaguri paling efektif terhadap
E.faecalis pada konsentrasi 20%, akan tetapi sama sekali tidak efektif terhadap Actinomyces spp.
Kata kunci: akar sidaguri, Enterococcus faecalis, Actinomyces spp, konsentrasi hambat minimal

Koresponden: Maria Tanumihardja, E-mail: maria_tanumiharja@yahoo.com

PENDAHULUAN 40.000 jenis flora yang ada di dunia terdapat di


Beberapa tahun terakhir perhatian Pemerintah Indonesia,dan 940 diantaranya diketahui berkhasiat
Indonesia terhadappemanfaatanobat herbaldi bidang sebagai obat. Untuk meningkatkan pemberdayaan
kesehatan terus meningkat. Hal tersebut sejalan obat tradisional,Pemerintah menetapkan Saintifikasi
dengan keputusan World Health Organization Jamu dalam usaha Peningkatan Penelitian Berbasis
(WHO), yang telah memasukkan obat herbal dalam Pelayanan Kesehatan. Disamping itu pemerintah
traditional medicine, serta membagi pelayanan mengarahkan rencana pengembangan pengobatan
kesehatan menjadi modern medicine dan traditional tradisionaldemi wisatakesehatanatau health tourism
medicine. Pengobatan herbal mulai diaplikasikan yangdapat dimanfaatkan untuk kesehatan manusia.1,2
sebagai pelayanan kesehatan dasar di Indonesia Berbagai jenis tanaman telah dimanfaatkan
sejak tahun 2009.1 masyarakat dalam bidang kesehatan, seperti jahe
Indonesia dikenal memiliki keanekaragaman (Zingiber officinale Rosc) digunakan untuk tolak
hayati yang melimpah, yaitu 30.000 spesies dari angin, alang-alang (Imperata cylindrical L. Beauv

ISSN: 1412-8926
Maria Tanumihardja, dkk: Aktivitas antibakteri ekstrak akar sidaguri terhadap E. faecalis & Actinomyces spp. 91

untuk mengatasi nefritis kronis, mengurangi edema endokarditis, meningitis.7 Sedang Actinomyces spp
dan menurunkan tekanan darah, bawang putih merupakan bakteri yang sulit dieliminasi karena
(Allium sativum, Linn.) untuk mengobati hipertensi, memiliki kemampuan membentuk koagregat yang
asma,batuk,masukangin,dan sakit kepala,mengkudu tidak dapat difagosit.8
(Morinda citrifolia, Linn) untuk mengobati demam, Penyakit pulpa dan periapikal menurut Profil
hipertensi, sakit kuning, dan influenza.3 Data Kesehatan Indonesia tahun 2009, berada pada
Dalam bidang kedokteran gigi tumbuhan yang urutan kedelapan dari 10 besar penyakit yang
biasa digunakan, antara lain daun sirih dan siwak diderita pasien rawat jalan di rumah sakit.9 Keadaan
sebagai antiplak, mengkudu, jahe dan sereh sebagai ini meningkat, dan pada tahun 2010 penyakit
anti-inflamasi, cengkeh, jahe dan sambiloto sebagai pulpa dan periapikal menjadi urutan ketujuh dari
analgetik, dan bawang putih, mimba dan kunyit 10 besar pasien rawat jalan di rumah sakit.10
sebagai antibakteri. Selain tumbuhan yang telah Tingginya angka penderita penyakit pulpa dan
disebutkan, beberapa tumbuhan lain juga biasa periodontitis mendorong penemuan berbagai bahan
digunakan masyarakat untuk mengobati sakit gigi, aktif yang dapat mencegah atau mengobati penyakit
yaitu tumbuhan jarak, gambir, dan sidaguri.4 Dalam tersebut, terutama pengobatan infeksi dan inflamasi
bidang kedokteran gigi, manfaat tumbuhan sidaguri yang terjadi. Beberpa jenis bakteri telah dikaitkan
masih belum banyak diketahui, baik sebagai anti- dengan kegagalan perawatan saluran akar gigi,
inflamasi, antibakteri, maupun analgetik. antara lain E. faecalis dan Actinomyces spp, dan
Sidaguri termasuk dalam genus Sida famili resisten terhadap antibiotik yang telah beredar di
Malvaceae, memiliki beberapa spesies antara lain pasaran. Penggunaan antibiotik yang berlebih dan
Sida acuta, Sida rhombifolia, Sida retusa dan Sida tidak terkontrol menyebabkan bakteri ini bermutasi
subcordata5. Sida rhombifolia L merupakan jenis menjadi lebih resisten terhadap antibiotik yang telah
sidaguri yang mudah ditemukan sehingga telah ada, sehingga mempersulit penanganan penyakit
banyak diteliti. Seluruh bagian tumbuhan sidaguri tersebut.Salah satu alternatif pengobatan antibakteri
memiliki efek. Secara in vitro Sida rhombifolia adalah penggunaan herbal,karena selain aman untuk
terbukti memiliki efek analgetik dan anti-inflamasi. dikomsumsi, juga lebih mudah didapatkan terutama
Herba sidaguri telah dikemas dan dipasarkan untuk di daerah pedesaan.
digunakan sebagai obat penurun asam urat. Bunga Berdasarkan pada latar belakang di atas, perlu
sidaguri dapat digunakan sebagai obat luar pada diketahui apakah akar sidaguri (S.rhombifolia)
gigitan serangga. Daun sidaguri memiliki aktivitas memiliki efek antibakteri pada bakteri E. faecalis,
antibakteri yang cukup baik terhadap bakteri gram Actinomyces spp sehingga dapat dimanfaatkan
positif seperti S.aureus, S.epidermidis dan bakteri lebih luas dalam bidang kedokteran gigi.
gram negatif P.aeruginosa dan Escherichia coli,
sehingga dapat dimanfaakan sebagai obat cacing, BAHAN DAN METODE
bisul,kurap dan gatal-gatal.5 Akar sidaguri digunakan Identifikasi sampel dan pembuatan ekstrak
untuk mengobati rematik, asma, influenza, sakit Penelitian jenis eksperimental laboratorium ini
gigi dan mengurangi rasa nyeri pada pembengkakan dilakukan di Laboratorium Fitokimia, Fakultas
akibat sakit gigi. Tumbuhan ini digunakan dengan Farmasi, Universitas Hasanuddin dan Balai Besar
cara menggigitkannya pada bagian gigi yang sakit,3,5 Laboratorium Departemen Kesehatan Masyarakat
atau berkumur dengan air rebusan akar sidaguri. Makassar.Tanaman sidaguri (S.rhombifolia) diambil
Sakit gigi sering timbul akibat dari penyakit dari Kecamatan Ceppaga Kabupaten Bone, dengan
pulpa dan periapikal. Penyakit pulpa dan periapikal cara dicangkul, kemudian ditetapkan identitasnya
terjadi karena adanya iritasi pada pulpa, terutama dengan menggunakan herbarium di LIPI Bogor.
karies.Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa Simplisia tersebut selanjutnya dicuci. Akar sidaguri
penyakit pulpa dan periapikal disebabkan oleh sebanyak 500 gr dipotong kecil-kecil kemudian
bakteri; bakteri yang sering ditemukan pada saluran dikeringkan menggunakan oven pada suhu 40-50C
akar yaitu Fusobacterium nucleatum, Acinetobacter sehingga diperoleh berat akar kering 320 gr. Akar
calcoaceticus, Proteus vulgaris, Staphylococcus dihaluskan, selanjutnya dimaserasi dengan etanol
aureus, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella 96% selama 3 hari sambil diaduk sesekali. Ekstrak
pneumoniae, E. faecalis, Actinomyces spp dan cair yang diperoleh selanjutnya dikeringkan dengan
Peptostreptococcus sp.6 E.faecalis merupakan flora menggunakan alat rotary evaporator sehingga
normal komensal pada saluran cerna dan rongga menghasilkan ekstrak akar kering sebanyak 16,05 g.
mulut, akan tetapi, dapat menjadi mikroorganisme Ekstrak kering yang diperoleh disimpan dalam
patogen penyebab infeksi pada luka, bakteremia, desikator.

ISSN:1412-8926
92 Dentofasial, Vol.1
Vol.12, No.2,Juni 2013:90-94

Uji aktivitas antimikroba konsentrasi akar sidaguri terhadap bakteri E.faecalis


Uji aktivitas antimikroba ditentukan dengan dapat dilihat dari tabel 1. Terlihat bahwa semakin
metode
ode difusi agar menggunakan Mueller-Hinton
Mueller tinggi konsentrasi yang digunakan
digunakan, semakin besar
Agar (MHA) dengan darah dan pencadang logam.
logam pula diameter zona hambatnya tterhadap bakteri
Ekstrak akar sidaguri masing-masing
masing dengan berat E.faecalis. Hal tersebut menunjukkan konsentrasi
200 mg, 150 mg, 100 mg, dan 50 mg dilarutkan maksimal zona hambat ekstrak akar sidaguri terdapat
dalam 1 ml pelarut ut DMSO menjadi konsentrasi pada konsentrasi 20% % dengan diameter rata-rata
20%, 15%, 10% dan 5%. Sebagai pembanding 17,833 mm dan hasilasil uji ANOV
ANOVA dengan tingkat
digunakan amoksisilin 5% sebanyak 50 mg sebagai kepercayaan 95% % menunjukkan adanya perbedaan
kontrol positif, DMSO sebagai kontrol negatif. zona hambat yang signifikan (p<0,05).
Konsentrasi kemudian diujicobakan
cobakan terhadap Zona daya hambat ekstrak akar dari sidaguri
bakteri E. faecalis dan Actinomyces spp dengan 3 terhadap Actinomyces spp. terlihat pada gambar 2.
replikasi pengujian
gujian dan diinkubasi selama 124
jam pada suhu 37C.
Penentuan nilai KHM dilakukan dengan
membuat sederetan konsentrasi ekstrak,
ekstrak dan lalu
ditentukan diameter hambat minimalnya.
minim Nilai
KHM pada penelitian ini dinyatakan dengan
rentang konsentrasi, yaitu dari konsentrasi
ko yang
tidak memberi daya hambat sampai konsentrasi
terkecil yang masih memberikan hambatan.

HASIL
Zona daya hambat ekstrak akar dari sidaguri
terhadap E. faecalis dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 2 Zona hambat ekstrak etanol akar
sidaguri terhadap Actinomyces spp
spp.

Nilai rata-rata dan standar deviasi diameter


zona hambat yang dihasilkan dari masing-masing
konsentrasi ekstrak akar sidaguri terhadap bakteri
Actinomyces spp terlihat pada tabel 2, yaitu bahwa
ekstrak etanol akar sidaguri tidak menunjukkan
aktivitas antibakteri terhadap bakteri Actinomyces
spp hingga konsentrasi 20%.

Tabel 2 Rata-rata diameter zona hambat ekstrak etanol


akar sidaguri terhadap bakteri Actinomyces spp.
Gambar 1 Zona hambat ekstrak etanol Konsentrasi (%) Mean (mm) SD p-value
akar sidaguri terhadap E. faecalis.
faecalis 20 0
Tabel 1 Rata-rata
rata zona hambat ekstrak etanol akar 15 0
sidaguri terhadap bakteri E. faecalis.
faecalis 10 0
Konsentrasi (%) Mean (mm) SD p-value 0,000*
5 0
20 17,8330,763 C- 0
15 15,1670,289 C+ 15,6670,557
6670,557
10 12,6671.154 C- = kontrol negatif, C+= = kontrol positif amoksisilin
amoksisilin,
0,000*
5 0,0000,000 *uji analisis varians: p<0,05=
= signifikan
C- 0,0000,000
C+ 21,8330,289 PEMBAHASAN
C-= kontrol negatif,C+= = kontrol positif amoksisilin,
amoksisilin Sidaguri dikenal juga dengan nama saliguri di
*uji analisis varians: p<0,05= signifikan
signifi pulau Sulawesi, sadagori atau otok-otok di Jawa,
bitumu di Maluku, kahindu di Nusa Tenggara.
Nilai rata-rata dan standar deviasi diameter Sidaguri merupakan tumbuhan liar yang banyak
zona hambat yang dihasilkan dari masing-masing
masing dimanfaatkan masyarakat sebagai obat tradisiona
tradisional

ISSN: 1412-8926
Maria Tanumihardja, dkk: Aktivitas antibakteri ekstrak akar sidaguri terhadap E. faecalis & Actinomyces spp. 93

untuk mengatasi diare, rematik, asma, kulit gatal, bakteri Actinomyces. Hasserupa dilaporkan oleh
eksim, rasa nyeri yang timbul akibat sakit gigi dan Ema Ratna Sari yang menguji aktivitas antibakteri
lainnya. Berbagai kandungan kimia dalam berbagai dari empat strain bakteri terhadap empat ekstrak
komponenbaikakar, batang, daun, danbunga ekstrak metanol daun spesies Sida, yaitu S.acuta, S.retusa,
sidaguri telah dihubungkan dengan kegunaannya, S.rhombifolia, dan S.subcordata. Dari penelitian
antara lain alkaloid, tanin, terpenoid, steroid, fenol, tersebut, tidak ditemukan aktivitas antibakteri dari
flavonoid, saponin, minyak atsiri, zat peluruh dahak ekstrak daun S.rhombifolia terhadap bakteri gram
dan lubrikan.3,5 positif, Staphylococcus aureus dan Staphylococcus
Flavonoid dan fenol merupakan komponen epidermidis, sedang S.acuta menunjukkan aktivitas
yang memiliki aktivitas antibakteri karena mampu antibakteri terhadap 4 strain bakteri yang diuji.5 Hal
merusak membran sel dengan mendenaturasi dan ini menunjukkan adanya variasi aktivitas spesies
mengkoagulasi protein, demikian juga komponen ekstrak sidaguri terhadap strain bakteri tertentu
saponin,tannin danalkaloid dilaporkanefektif sebagai walaupun metode yang digunakan relatif sama yaitu
antimikroba.11-15 metode difusi agar.
Penelitian yang dilakukan Assam dkk terhadap Etanol 96% merupakan pelarut yang banyak
strain enterobakteri seperti Escherichia coli,Proteus digunakan dalam proses isolasi senyawa organik
vulgaris Morganella morganii, Salmonella typhi, bahan alam, karena dapat melarutkan seluruh
Shigella dysentriae, Salmonella entertidis serta golongan metabolit sekunder. Dalam penelitian-
Klebsiella pneumoniae, mendapatkan aktivitas penelitian sebelumnya, pelarut metanol menunjukkan
antibakteri dari ekstrak sidaguri terhadap bakteri aktivitas antibakteri yanglebih baik terhadapberbagai
tersebut. Diameter zona inhibisi yang diperoleh strain bakteri sehingga penelitian lanjut perlu
bervariasi, dan zona inhibisi terbesar dan paling dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri
aktif diperoleh dengan pelarut methanol-air (4v:1v). ekstraksidaguri terhadap bakteri saluran akar dengan
Akan tetapi zona inhibisi yang diperoleh masih kedua pelarut tersebut.
lebih kecil dibandingkan dengan kontrol positif Skrining fitokemikal ekstrak akar sidaguri
obat antibiotik gentamycin.11 Penelitian lainnya rhombifolia menunjukkan kandungan steroidterdapat
yang dilakukan Woldeyes dkk menunjukkan adanya dalamjumlah besar dibandingkan dengan kandungan
aktivitas antibakteri dari ekstrak akar sidaguri pada kimia lainnya seperti alkaloid, flavonoid, steroid
strain bakteri tertentu seperti S.aureus, E.coli, dan fenolik.5 Hal ini mungkin bisa menjelaskan
Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhimurium, aktivitas antibakteri ekstrak akar sidaguri yang relatif
akan tetapi nilai zona inhibisinya juga masih lebih rendah karena steroid berperan terutama sebagai
rendah dibandingkan dengan kontrol positif obat penahan nyeri sehingga penelitian lanjut diperlukan
standar antibiotik siprofloksasin yang diuji pada untuk meneliti aktivitas anti-inflamasinya sehingga
penelitian tersebut. Dari tiga pelarut ekstrak, yaitu dapat menjelaskan efek pereda nyeri yang dimiliki
metanol, kloroform dan petroleum eter yang herbal sidaguri, terutama akarnya.
digunakan dalam penelitian tersebut, hasil ekstrak Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan,
dengan pelarut metanol memperlihatkan aktivitas disimpulkan bahwa ekstrak etanol akar sidaguri
antibakteri yang relatif lebih tinggi dibandingkan rhombifolia memiliki aktivitas antibakteri terhadap
dengan yang lainnya.11,12 bakteri E. faecalis dan aktivitas terbesar terdapat
Hasil penelitian ini mengkonfirmasi hasil dari pada konsentrasi 20%, dan ekstrak etanol akar
penelitian sebelumnya, yang menunjukkan adanya sidaguri rhombifolia tidak dapat menghambat
aktivitas antibakteri ekstrak akar sidaguri rhombifolia pertumbuhan bakteri Actinomyces spp hingga
terhadap bakteri saluran akar Enterococcus faecalis, konsentrasi 20%.
yang meningkat secara bermakna sesuai konsentrasi
ekstrak. Akan tetapi zona inhibisi yang diperoleh UCAPAN TERIMA KASIH
masih lebih rendah dibandingkan denganzonainhibisi Penelitian ini didukung oleh dana hibah
pada kontrol positif obat antibiotik amoksisilin. Di BOPTN 2013. Peneliti mengucapkan terima kasih
lain pihak, ekstrak akar sidaguri rhombifolia dengan kepada Bapak Markus Lembong, Bapak Djoharsjah
konsentrasi 20% yang digunakan dalam peneltian dan Lukman Muslimin atas bantuan teknis
ini tidak menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap laboratorium.

DAFTAR PUSTAKA
1. GatraNews. Indonesia serius kembangkan pengobatan herbal.2012.Available from:http://www.gatra.com/life-
health/sehat/15149-indonesia-serius-kembangkan-pengobatan-herbal.html. Diakses: 23 Desember 2012.

ISSN:1412-8926
94 Dentofasial, Vol.12, No.2,Juni 2013:90-94

2. Karyanto. Obat dan suplemen kesehatan herbal, kian digandrungi. Kabar Sehat, Edisi 002, JuliSeptember
2008.Available from :http://www.dexa-medica.com/ printview.php?cid=1&id=318 . Diakses tanggal 23 Desember
2012.
3. Kinho J, Arini Dwi DI, Tabba S, Kama H, Kafiar Y, dkk. Tumbuhan obat tradisional di Sulawesi Utara. Jilid I.
Jakarta: Badan penelitian dan Pengembangan Kehutanan Kementrian Kehutanan; 2011. p.83-6.
4. Harsini, Widjijono. Penggunaan herbal di bidang kedokteran gigi. Maj Ked Gigi 2008; 15(1):61-4.
5. Sari Ema R. Skrining aktivitas antimikroba dari daun tumbuhan sidaguri. J Scienta 2012; 2(1): 41-4.
6. Rukmo M. The development of method on assessment of periapical disease healing after endodontic treatment.
Proceeding Kongres IKORGI ke IX dan Seminar Ilmiah Nasional Recent Advances in Conservative Dentistry;
November 25-27, JW Marriot, Surabaya, 2011. p 2-6.
7. Kundabala M, SuchitraU. Enterococcus faecalis: an endodontic pathogen. J Endodont 2000: 11-3.
8. Baumgartner JC, Siqueira JF, Sedgley CM, Kishen A. Microbiology of endodontic disease. In: Inlge JI, Bakland
LK, Baumgartner JC. Ingles Endodontics. BC Decker Inc.; 2008. p.258-63.
9. KEMENKES RI. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2010. Jakarta; 2011.
10. KEMENKES RI. Profil data kesehatan Indonesia tahun 2011. Jakarta; 2012.
11. Assam JP, Szoyem JP, Pieme CA, Penlap VB. In vitro antibacterial activity and acute toxicity studies of aqueous-
methanol extract of Sida rhombifolia Linn (Malvaceae). Complementary and Alternative Medicine 2010; 10:40.
Available from:http://www.biomedcentral.com/1472: 6882/10/40.
12. Woldeyes S, Adane L, Tariku Y, Muleta D, Begashaw T. Evaluation of antibacterial activities of compounds
isolated from Sida rhombifolia Linn (Malvaceae). Nat Prod Chem Res 2012; 1:101.doi:10.4172/npcr.1000101.
13. Konate K, Hilou A, Mavoungou FJ, Lepangue AN, Souza A, et al. Antimicrobial activity of polyphenol-rich
fractions from Sida alba L. (Malvaceae) against co-trimaxol-resistant bacteria strains. Ann Clin Microbiol
Antimicrob J 2012; 11(5): 2-6.
14. Sundaraganapathy R, Niraimathi V, Thangadurai A, Jambulingam M, Narasimhan B, Deep A. Phytochemical
studies and pharmalogical screening of Sida rhombifoliaLinn. Hygeia J Dent Med 2013; 5(1): 19-22.
15. Sarangi RR, Mishra US, Choudhury PK. Comparative in vitro anti microbial activity studiesof Sida Rhombifolia
Linn fruit exctracts. Int J Pharmtech Res 2010 2(2): 1241-5.

ISSN: 1412-8926

Potrebbero piacerti anche