Sei sulla pagina 1di 6

MODEL EVAPOTRANSPIRASI PADA VEGETASI

DENGAN KETEBALAN KANOPI YANG


BERVARIASI
Evapotranspiration model on vegetation with varied canopy layer
1
Yanto
yanto@unsoed.ac.id, ynt@umich.edu
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Sains dan Teknik Universitas Jenderal Soedirman
Jl. Mayjend. Soengkono Km. 5 Blater Purbalingga, 53371

Abstract Evapotranspiration plays important key role on hydrological cycle and water balance in water catchment. Penmann-
Monteith formula expresses evapotranspiration rate which is governed by available solar radiation, characteristics of vegetation
represented by aerodynamic resistance and stomata resistance. Canopy layer density is a characteristic of vegetation that influence
the amount of solar radiation transferred and received by layers within and underneath canopy. This article will describe model of
evapotranspiration using Penman-Monteith formula on vegetation with different canopy layer assuming the Leaf Area Index (LAI) is
constant. The model is applied on the vegetation with canopy layer (N) is 3 and 10. The result shows that evapotranspiration model
using Penman-Monteith formula is able to estimate evapotranspiration rate with margin error less than 1%. Assuming LAI is
constant, the difference of canopy layer number produces insignificant effect to evapotranspiration rate. Testing the model using N=3
and N=10 results margin error less than 1% as well.

Keyword Model, evapotranspiration, Penman-Monteith, vegetation, canopy layer.

vegetasi, ketinggian kanopi dan kepadatan tanaman


PENDAHULUAN [Morton, 1968; Jarvis and McNaughton, 1986; Xu and
Studi mengenai evapotranspirasi merupakan dasar Singh, 1998]. Beberapa faktor meteorologi yang
dalam memahami ekosistem terestrial. Evapotranspirasi mempengaruhi evapotranspirasi bervariasi dalam ruang
memegang peranan yang penting dalam siklus hidrologi dan waktu [Xu and Singh, 1998; Hubbard, 1994].
dan keseimbangan air di daerah tangkapan air. Dalam Transpirasi dipengaruhi oleh karakteristik daun yang
kegiatan irigasi pertanian, evapotranspirasi yang dapat dinyatakan dengan hambatan stomata dan
menyebabkan kehilangan air yang cukup besar hambatan lapis batas sebagaimana dinyatakan dalam
merupakan faktor yang mempengaruhi secara signifikan formula Penman-Monteith [Saugier and Katerji, 1991,
kebutuhan air di lahan. Dalam keseimbangan energi di Wever, Flanagan and Carlson, 2002].
bumi, evapotranspirasi merupakan komponen utama Makalah ini akan menjelaskan pemodelan
yang menentukan karakteristik lapisan batas atmosfer. evapotranspirasi menggunakan formula Penman-
Hal ini berpengaruh terhadap pola sirkulasi mesoscale Monteith. Model yang dibuat dimaksudkan untuk
dan juga iklim (Andre, dkk, 1989). Evaporasi di mengetahui pengaruh ketebalan lapisan kanopi
permukaan waduk dan bendung juga menjadi salah satu terhadap evapotranspirasi total dengan mengasumsikan
faktor penting dalam pemenuhan kebutuhan air untuk penambahan tebal lapisan kanopi tidak menyebabkan
industri dan rumah tangga. Kaitan yang erat antara berubahnya Indeks Luas Daun/Leaf Area Index (LAI).
transpirasi dan asimilasi karbon melalui stomata juga Data yang digunakan dalam memodelkan dan
merupakan kajian yang menarik. mengkalibrasi adalah data dari University of Michigan
Evapotranspirasi merupakan penggabungan proses Biological Station (UMBS). Masukan yang digunakan
penguapan yang terjadi pada vegetasi yang disebut dalam model adalah suhu udara, kecepatan angin,
transpirasi dan dari permukaan lahan yang disebut tekanan uap air, radiasi matahari dari stasiun
evaporasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar pengukuran UMBS. Sedangkan kalibrasi model akan
kecilnya evapotranspirasi diantaranya adalah faktor membandingkan hasil simulasi dengan data
meteorologi seperti suhu, kecepatan angin, tekanan evapotranspirasi yang dikumpulkan dari UMBS.
atmosfer, radiasi matahari, gradien tekanan uap air,
kelembaban relatif dan faktor biologis seperti jenis

Dinamika Rekayasa Vol. 7 No. 1 Februari 2011


ISSN 1858-3075
Yanto
Model Evapotranspirasi pada Vegetasi
dengan Ketebalan Konopi yang bervariasi : 17-22

METODOLOGI Dimana Tatm adalah temperature udara [K], Patm


adalah tekanan atmosfer [hPa] dan q adalah
A. Lokasi Penelitian -1
kelembaban relatif [g g ].
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data Bowen (1926) and Penman (1948, 1953)
yang diperoleh dari University of Michigan Biological menggabungkan mekanisme pemisahan molekul air dan
Station (UMBS) yang terletak di Michigan bagian utara. mekanisme difusi untuk memindahkan air dari
UMBS merupakan stasiun pengamatan yang permukaan yang menguap untuk menghitung laju
menghasilkan berbagai data yang berkaitan dengan evaporasi dari lahan yang basah dan permukaan
iklim, cuaca dan lingkungan yang mendukung penelitian vegetasi. Penelitian tersebut kemudian disempurnakan
lanjutan (http://www.lsa.umich.edu/umbs/). oleh Monteith (1965) dengan menghitung transpirasi
pada daun dari tumbuhan menggunakan hambatan
B. Pengumpulan Data
stomata, hambatan lapis batas dan hambatan
Data masukan yang diperlukan untuk memodelkan aerodinamik [Saugier and Katerji, 1991]. Hambatan
transpirasi dengan menggunakan persamaan Penman- aerodinamik terdiri dari hambatan perpindahan (ra) dan
Monteith adalah suhu, kecepatan angin, tekanan uap air, hambatan lapis batas (rb) (Ivanov, 2010).
kelembaban relatif, radiasi gelombang pendek dan
radiasi bersih/net radiation. Keseluruhan data tersebut
Z atm
diukur pada ketinggian 24 m dari batas atas vegetasi. 1
ra0 = K m z
dz .......................................................... (6)
C. Analisis Data Htop
Laju transpirasi potensial laju evaporasi dari Htop
permukaan vegetasi dapat didekati dengan pendekatan 1
aerodinamik sebagaimana yang dinyatakan dengan
ra = K m z
dz ............................................................. (7)
z= 0
formula Penman-Monteith sebagai berikut (Brutsaert, 0.5
2000): 1 u(z)
= 0.01 dleaf dL .................................................... (8)
p ra
n + es Tatm + eatm Dimana ra0 adalah hambatan perpindahan di atas
rA
= ..................................(1) -1
rst kanopi (s m ) yang diukur dari batas atas kanopi (Htop)
+ 1+
sampai ke ketinggian pengukuran (Zatm), ra adalah
rA -1
-2 hambatan perpindahan di dalam kanopi [s m ] yang
Dimana E adalah panas laten [W m ], Qn adalah
-2
diukur dari permukaan tanah (z=0) sampai ke batas atas
jumlah energi yang tersedia [W m ] , rapat massa kanopi (Htop), rb adalah hambatan lapis batas [s m ]
-1
-3 -1 -1
udara [kg m ], Cp kapasitas panas udara [J kg K ], yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh adanya lapis
es(Tatm) adalah tekanan uap air jenuh [hPa], eatm tekanan batas di atas permukaan daun, u(z) adalah kecepatan
uap air pada kondisi atmosfer [hPa], adalah konstanta -1
angin rerata di dalam kanopi [m s ] dan dleaf adalah
-1
Clausius-Clayperon [hPa K ], adalah konstanta dimensi rerata daun yang diukur searah dengan arah
-1 -1
psikometrik [hPa K ], rst hambatan pada stomata[s m ] angin [m].
-1
dan rA adalah hambatan perpindahan [s m ]. Tekanan Besaran nilai hambatan stomata beragam dari lapisan
uap air, tekanan uap air jenuh, konstanta Clausius- yang paling bawah ke lapisan yang paling atas dan
Clayperon dan konstanta psikometrik merupakan tergantung pada intensitas cahaya yang diterima oleh
parameter-parameter yang nilainya dipengaruhi oleh daun. Intensitas cahaya yang diterima oleh daun sangat
suhu udara lingkungan dan dinyatakan dengan formula tergantung kepada besarnya radiasi gelombang pendek
sebagai berikut: yang dipancarkan di atas kanopi. Hambatan stomata
dapat didekati dengan formula sebagai berikut :
eatm = qes Tatm ...............................................................(2)
0
rst =
Satm 0e
0L .......................................................... (9)
8
5.42 x10 5

Tatm Dimana 0 = 0.9 x 10 merupakan parameter tak
es Tatm = 2.53 x1011e ....................................(3)
berdimensi yang menggambarkan profil kecepatan
5.42 x10 8 angin turbulen di dekat lapis batas dengan asumsi

5.48 x10 8
Tatm kecepatan relatif angin di dekat batas adalah nol, Satm
= .............................................(4) -2
2 adalah radiasi gelombang pendek [W m ], 0 adalah
Tatm
parameter tak berdimensi yang menyatakan besarnya
C p Patm penurunan radiasi gelombang pendek dan L adalah nilai
= (5) 2 -2
0.622 kumulatif ke arah bawah dari LAI [m m ].

18
Dinamika Rekayasa Vol. 7 No. 1 Februari 2011
ISSN 1858-3075

Evaporasi dari permukaan tanah sangat diperlukan Zatm Zatm


1 1
untuk memperkirakan evapotranspirasi total. ra0 = K m z
dz = ku z d0
dz
Parameterisasi transfer panas dari permukaan tanah Htop Htop
dapat didekati dengan koefisien perpindahan turbulen Z
1 d0
yang diperoleh secara empirik antara permukaan tanah = ln atm ....................... (15)
ku Htop d0

dan batas bawah kanopi.
1
ra4 = .....................................................................(10)
Cs u 1
Z atm d 0
C s = C s bare Wv + C s dense 1 Wv ..............................(11) Dimana u u Z atm k ln
dan z0m dan d0
z0m
Wv = e LAI + 0.2 ............................................................(12) diberikan ke kanopi sebagai lapis kekerasan tunggal.
C s dense = 1
0.45 Untuk ruang di dalam kanopi yaitu di antara masing-
k z 0m4
C s bare = ....................................(13) masing lapisan kanopi, nilai Km(Htop) = ku(Htop d0)
0.13 1.5x10 5
perlu didefinisikan terlebih dahulu. Distribusi hambatan
Dimana z0m4 = 0.01 [m] adalah panjang kekasaran perpindahan di dalam kanopi didapatkan dengan
untuk tanah terbuka dan u adalah kecepatan gesek [m menurunkan hambatan sebagai berikut:
-1
s ]. Htop
1
ra (z) = 1 z
dx
z a
D. Parameter Pengujian H top

K m H top e
Parameter utama yang dijadikan ukuran dalam .......................... (16)

mengevaluasi kinerja model adalah besarnya laju a 1 z
evapotranspirasi total yang dihasilkan oleh model H top H top
e 1
dengan laju evapotranspirasi total yang diamati oleh
=
aK m H top
UMBS. Model kemudian akan digunakan untuk

mengevaluasi pengaruh ketebalan kanopi yang
-1
dinyatakan dengan jumlah lapisan kanopi (N) pada Hambatan perpindahan rerata r a [s m ] untuk tiap-
vegetasi terhadap laju evapotranspirasi. Pengujian akan tiap lapisan kanopi kei didapatkan dari penurunan
dilakukan dengan N = 3 dan N = 10, dimana N=3 persamaan sebagai berikut:
mewakili vegetasi dengan lapis kanopi tipis dan N=10 Ztopi
mewakili vegetasi dengan lapis kanopi tebal.

ra (z)dz
Ztopi 1
HASIL DAN PEMBAHASAN r ai =
Ztopi
A. Penurunan Persamaan dz
Untuk memodelkan evepotranspirasi pada vegetasi Ztopi 1
dengan berbagai variasi ketebalan lapisan kanopi, 2
1 Htop
........ (17)
persamaan Penman-Monteith perlu diturunkan agar =
dapat diterapkan pada tiap-tiap lapisan kanopi. Dengan
Ztopi Ztopi 1 K m Htop
a

mengasumsikan ketidaktergantungan antar lapisan, 1 Z 1 Z
a topi 1


a
topi

persamaan Penman-Monteith dapat dituliskan menjadi : Htop Htop Htop
e e
ni +
p
es Tatm + eatm aK m Htop
r Ai
i = ............................(14)
rsti
+ 1+

rAi
Dimana subskripsi i menunjukkan indeks lapisan
-1
Dimana subskripsi i menunjukkan nomer lapisan kanopi. Rerata nilai hantaran lapis batas r b [s m ] dapat
kanopi dan rAi = ra0 + rai + rbi adalah hambatan dinyatakan dengan:
aerodinamik yang merupakan penjumlahan hambatan
lapis batas rbi dan hambatan perpindahan rai.
Hambatan perpindahan di atas kanopi (Htop) sampai
ke titik pengamatan (Zatm) dapat diturunkan
menggunakan profil angin logaritmik pada kondisi netral
sebagai berikut:

19
Yanto
Model Evapotranspirasi pada Vegetasi
dengan Ketebalan Konopi yang bervariasi : 17-22

Ztopi bertambahnya hambatan lapis batas. Sedangkan


g bleaf z dz meningkatnya nilai hambatan stomata dari lapis kanopi
1 Ztopi 1 bagian atas ke lapis kanopi bagian bawah disebabkan
= dL oleh semakin kecilnya radiasi sinar matahari yang
r bi Ztopi
diterima oleh daun di lapis kanopi bagian bawah
dz (Gambar 1. kiri bawah).
Ztopi 1

u Htop
=


0.5
0.01 Htop dL

(18)
d
leaf

a Ztopi Ztopi 1
1 Ztopi 1 Ztopi 1
0.5a 0.5a
Htop Htop
e e


H top d 0
Dimana,
u H top = u k ln ln adalah
z0m

kecepatan angin di batas atas kanopi dengan
mengansumsikan kondisi netral. Nilai hantaran stomata
rerata pada lapisan ke-i dapat dinyatakan dengan:
Li
1 1 S L
L
dL = atm 0 e 0 i 1 e 0 i

r sti
= r st L 0 0 ...(19) Gambar 1. Profil hambatan aerodinamik dan stomata
Li 1

Pengaruh angin dan energi radiasi matahari juga


Jumlah energi yang tersedia guna menyebabkan telah menyebabkan hambatan perpindahan di atas
terjadinya proses evaporasi pada tiap-tiap kanopi kanopi jauh lebih kecil dari hambatan perpindahan di
diturunkan menjadi: atas permukaan tanah (Gambar 1, kanan bawah).
Li
Rn 0
0 Li 1
L C. Evapotranspirasi Total
R ni = Rn (L) dL =
0
e

e 0 i
....(20) Evapotranspirasi terjadi pada pagi, siang dan sore
Li 1
hari dimana tersedia cukup energi radiasi matahari
untuk mengubah air yang terkandung di dalam vegetasi
B. Hambatan Aerodinamik dan Stomata dan lapisan tanah menjadi uap air. Gambar 2.
Hambatan aerodinamik terdiri dari hambatan menampilkan profil laju evapotranspirasi yang dihasilkan
perpindahan di atas kanopi, hambatan perpindahan oleh model. Sebagaimana dapat dilihat pada Gambar 2,
dalam kanopi dan hambatan lapis batas. Hasil pengujian evapotranspirasi yang paling besar terjadi pada siang
terhadap model menunjukkan nilai hambatan hari. Profil ini berbanding lurus dengan profil radiasi
perpindahan (ra) di dalam suatu lapis kanopi lebih besar gelombang pendek dan radiasi net matahari dimana
dari nilai hambatan perpindahan di dalam lapis kanopi radiasi terbesar terjadi pada tengah hari.
di atasnya dan lebih kecil dari nilai hambatan di dalam
lapis kanopi di bawahnya (Gambar 1. kiri atas). Nilai
hambatan perpindahan di atas kanopi (ra0) pada model
juga lebih besar dari nilai hambatan perpindahan di
dalam lapis kanopi. Berkurangnya pengaruh kecepatan
angin pada lapis kanopi yang berada di bagian yang
lebih bawah menyebabkan terjadinya fenomena ini
sebagaimana dijelaskan oleh hukum profil angin
logaritmik.
Karakteristik hambatan lapis batas (Gambar 1, bagian
kanan atas) menunjukkan gejala serupa. Menurunnya
pengaruh angin menimbulkan turbulensi yang lebih kecil
di lapis batas di atas permukaan daun dan
meningkatkan ketebalan lapis batas yang menyebabkan Gambar 2. Laju evapotranspirasi

20
Dinamika Rekayasa Vol. 7 No. 1 Februari 2011
ISSN 1858-3075

Perubahan besarnya evapotranspirasi dalam lapis rerata laju evapotranspirasi hasil pengujian dengan
kanopi berbanding terbalik dengan perubahan besarnya N=10 masih di bawah 1%.
nilai hambatan dalam kanopi. Nilai evapotranspirasi
bertambah dari lapisan kanopi paling bawah ke lapisan
kanopi paling atas. Evaporasi terkecil terjadi pada
permukaan tanah.

Gambar 4. Laju evapotranspirasi pada model dan hasil pengamatan


Gambar 3. Profil suhu dan kecepatan angin

Perubahan kecepatan angin dan suhu yang diukur di


atas vegetasi berpengaruh terhadap nilai
evapotranspirasi total. Suhu tinggi terjadi pada tengah
hari sedangkan suhu rendah terjadi pada tengah malam
hingga menjelang pagi hari (Gambar 3, Atas). Profil
kecepatan angin mampu menjelaskan profil
evapotranspirasi pada model secara lebih baik. Pada
hari ketiga dan keempat dimana kecepatan angin
cenderung menurun, besarnya evapotranspirasi juga
cenderung menurun. Pada hari kelima, yaitu pada saat
kecepatan angin sangat tinggi dibandingkan hari-hari
sebelum dan sesudahnya, evapotranspirasi total juga
mencapai nilai tertinggi.
D. Pengujian Model
Tingkat keandalan model diuji melalui perbandingan Gambar 5. Laju evapotranspirasi, N=3, N=10 dan hasil pengamatan.
evapotranspirasi total yang dihasilkan oleh model
dengan evapotranspirasi yang diperoleh dari KESIMPULAN
pengamatan lapangan. Pengujian model dengan N=3 Model evapotranspirasi menggunakan formula
menunjukkan hasil yang sangat mendekati hasil Penmann-Monteith dapat digunakan untuk
pengamatan lapangan. Perbedaan laju evapotranspirasi memperkirakan laju evapotranspirasi dari vegetasid
maksimal yang paling besar terjadi pada hari ketiga. engan tingkat kesalahan kurang dari 1%. Jumlah lapisan
Secara rata-rata kesalahan yang dihasilkan model kanopi pada vegetasi tidak memberikan pengaruh yang
kurang dari 1%. signifikan terhadap laju evapotranspirasi sepanjang
Perbandingan juga dilakukan dengan menguji model besarnya nilai LAI tidak berubah.
dengan N=10. Gambar 5. Menunjukkan perbandingan
laju evapotranspirasi antara model dengan N=3 dan DAFTAR PUSTAKA
N=10 terhadap laju evapotranspirasi dari pengamatan
lapangan. Secara umum pengujian dengan N=10 Andre, J.C, Bougeault P, Mahfouf J.F, Mascart P, Noilham J, Pinty J.C.
menghasilkan laju evapotranspirasi yang sedikit lebih 1989. Impacts of forests on mesoscale meteorology. Phil
besar daripada pengujian dengan N=3. Hal ini Trans Roy Soc Lond B 324:407-422
Brutsaert, W. 2005. Hydrology: An Introduction, Cambridge University
dimungkinkan karena dengan lapis kanopi yang lebih Press
berbeda, nilai hambatan aerodinamik dan hambatan Hubbard, K.G., 1994. Spatial variability of daily weather variables in
stomata juga berbeda. Meskipun demikian, kesalahan the high plains of the USA. Agricultural and Forest
Meteorology 68. 29- 41

21
Yanto
Model Evapotranspirasi pada Vegetasi
dengan Ketebalan Konopi yang bervariasi : 17-22

Ivanov, V. 2010. Problem Set #3, Course of Hydrology Modelling, Sivakumar, M.V.K., 1987. Climate of Niamey. Progress Report-l,
Department of Civil and Environmental Engineering, University ICRISAT Sahelian Center, Niamey, Niger. International Crops
of Michigan, Ann Arbor, USA. Research Institute for the Semi-Arid Tropics, 36 pp.
Jarvis, P.G., McNaughton, K.G., 1986. Stomatal control of University of Michigan Biological Station, About Us,
transpiration: scaling up from leaf to region. Adv. Ecol. Res. 15, http://www.lsa.umich.edu/umbs/aboutus/, diakses tanggal 10
149. Juli 2011
Morton, F. I. 1968. Evaporation and Climate: A Study in Cause and Wever , L.A., Flanagan, L. B., Carlson, P.J., 2002. Seasonal and
Effect, Scientific Series No. 4. interannual variation in PET, energy balance and surface
Ripley, E.A., Saugier, B., 1978. Biophysic of a natural grassland: conductance in a northern temperate grassland. Agricultural
Evaporation. Journal of Applied Ecology 15. 459 479. and Forest Meteorology 112. 3149.
Saugier, B., Katerji, N., 1991. Some plant factors controlling PET. Xu, C.Y., Singh, V.P., 1998. Dependence of evaporation on
Agricultural and Forest Meteorology, 54. 263-277. meteorological variables at different time-scales and
intercomparison of estimation methods. Hydrological Process
12. 429-442.

22

Potrebbero piacerti anche