Sei sulla pagina 1di 10

Naskah Seminar

Optimalisasi Absorpsi-Desorbsi Gas CO2 dengan Methydiethanolamine (MDEA) dan Gliserol serta
Gas Nitrogen pada Absorber-Stripper Secara Kontinyu.

Optimalisasi Absorpsi-Desorbsi Gas CO2 dengan Methydiethanolamine (MDEA) dan


Gliserol serta Gas Nitrogen pada Absorber-Stripper Secara Kontinyu.
Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)
Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Jl. Grafika 2 Yogyakarta 55281
Telp.(0274) 902171 Fax. (0274) 902170
Email : Nanda.Satya.A@mail.ugm.ac.id

Abstract
The absorption process is carried out with the aim to absorb certain gases using a solvent to
reached a point of saturation, in the study of CO2 gas absorbed by the solvent glycerol-MDEA and
then continued with the process of desorption. The process of desorption is done with a purpose
contrary to the purpose of absoption of dissolved substances namely to disarm from fluid phase into
the gas phase. In this study, desorption is done to disarm gas CO2 in aqueous glycerol-MDEA uses
stripping agent be N2 gas. It is aimed so that glycerol MDEA may be reused as an absorber of
CO2 gas in the process of absorption of CO2 and gas fetched can be utilized for the benefit
of others.The absorption as well as the desorption process is influenced by several factors, one of the
important factor is the velocity of the gas flow. Therefore in this study performed experiments with 3
variations in the speed of gas i.e.0.3;0.5 and 0.7 Liters/minutes at gas CO2 in N2 gas absorber Tower
as well as a stripping agent on stripping tower with the purpose to find out the gas flowspeed the
most optimum. The process of absorption of absorption or desorption in this research are run
continously until the liquid glycerol-MDEA result stripping directly streamed toward the absorption
tower. Gas flow absorption tower and stripper was arrested with a syringe and the stored in the
vacuum tube with an interval of time 0;10; 20; 40; 60; 90; 120; 160; 200and 240. Next, the
sample analyzed its content using Gas Chromatography so the CO2 concentration can be known.
Total concentration of CO2 gases that comeout can be compared with the CO2 concentration in
aqueous glycerol MDEA saturated so that efficiency can be obtained from desorption. The
greatest efficiency of absorption is obtained at a temperature and flow velocity of the most high.
Keywords : absorption, desorption, CO2, temperature, flow rate, glycerol, MDEA.

Abstrak
Proses absorbsi dilakukan dengna tujuan untuk menyerap gas terentu dengan menggunakan
suatu pelarut hingga dicapainya titik jenuh, dalam penelitian ini gas CO2 diserap dengan pelarut
Gliserol dan MDEA dan kemudian dilanjutkan dengan proses desorpsi. Proses desorpsi dilakukan
dengan tujuan berlawanan dengan tujuan absorpsi yaitu untuk melucuti zat terlarut di dalam suatu
cairan ke dalam fasa gas. Pada penelitian ini, desorpsi dilakukan untuk melucuti gas CO2 di dalam
larutan gliserol dan MDEA menggunakan stipping agent berupa gas N2. Hal ini bertujuan supaya
gliserol dapat digunakan kembali sebagai absorber gas CO2 pada proses absorbsi dan gas CO2 yang
terambil dapat dimanfaatkan untuk kepentingan lainnya. Absorbsi serta desorpsi prosesnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kecepatan alir gas. Oleh karena itu pada
penelitian ini dilakukan percobaan dengan 3 variasi kecepatan gas yaitu 0,3;0,5 serta 0,7 L/menit
pada gas CO2 di menara absorber serta gas N2 sebagai stripping agent pada menara Sripper dengan
tujuan untuk mengetahui kecepatan alir gas yang paling optimum. Proses absorpsi maupun desorpsi
pada penelitian ini dijalankan secara kontinyu sehingga cairan gliserol dan MDEA hasil stripping
langsung dialirkan menuju menara absorber. Aliran gas keluar menara absorber dan stripper ditangkap
dengan syringe kemudian disimpan pada vacuum tube dengan selang waktu detik ke
0;10;20;40;60;90;120;160;200 dan 240. Selanjutnya, sampel dianalisis kandungannya menggunakan

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 1
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

Gas Chromatography sehingga dapat diketahui konsentrasi CO2. Konsentrasi total gas CO2 yang
keluar ini dapat dibandingkan dengan konsentrasi CO2 dalam larutan gliserol jenuh sehingga dapat
diperoleh efisiensi desopsi. Efisiensi desorpsi yang paling besar diperoleh pada suhu dan kecepatan
alir paling tinggi.
Kata kunci : desorpsi, efisiensi, CO2, suhu, kecepatan alir, gliserol.

1. PENDAHULUAN

Pada saat ini, berbagai jenis energi alternatif telah banyak digunakan dan
dikembangkan, mengingat bahwa kebutuhan energi di dunia semakin lama semakin
meningkat. Salah satu energi alternatif yang saat ini marak digunakan adalah biogas. Biogas
banyak dipilih sebagai energi alternatif dengan alasan ramah lingkungan dan lebih murah.
Kandungan di dalam biogas antara lain metana (CH4), karbondioksida (CO2), dan hidrogen
sulfida (H2S). Sebagian besar biogas memiliki kadar CO2 yang cukup tinggi, yaitu berkisar
pada 40%. Sementara itu, kadar CO2 yang baik dalam suatu biogas sebanyak 5-10%. Oleh
karena itu, diperlukan suatu proses untuk mengurangi kadar CO2 di dalam biogas, salah satu
proses yang dapat digunakan adalah absorbsi. Proses absorbsi ini menggunakan larutan
campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine) sebagai absorber. Biogas
digelembungkan ke dalam larutan campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine)
sehingga gas CO2 yang ada dalam biogas dapat terserap di dalam larutan campuran gliserol.
Namun, jika proses ini dilakukan secara terus menerus, maka pada suatu saat larutan larutan
campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine) akan menjadi jenuh dengan gas CO2 di
dalamnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses pelucutan kembali gas CO2 di dalam
larutan campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine), proses inilah yang disebut
dengan desorpsi. Proses ini dilakukan dengan cara menggelembungkan udara ke dalam
larutan campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine) jenuh tersebut, sehingga gas
CO2 dapat terambil dan larutan campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine)
menjadi murni kembali. larutan campuran gliserol dan MDEA (Methydiethanolamine) yang
telah dimurnikan ini dapat kembali dimanfaatkan untuk melakukan proses absorpsi biogas
kembali maupun digunakan untuk kepentingan lainnya.

2. PELAKSANAAN PENELITIAN

2.1 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah,

1. Gas CO2 yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
2. Methyldiethanolamine, yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Departemen
Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.
3. Gliserol, yang diperoleh dari Laboratorium Proses Pemisahan, Departemen Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Gadjah Mada.

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 2
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

2.2 Rangkaian Alat Penelitian


Keterangan:
1. Pompa 1
2. Pompa 2
3. Absorber
4. Stripper
5. Flowmeter 1
6. Flowmeter 2
7. Flowmeter 3
8. Flowmeter 4
9. Heater
10. Output 1
11. Output 2
12. Tangki Gas CO2
Gambar 1. Gas N2
13. Tangki
Rangkaian Alat Absorbsi-Desorbsi 14. Flowmeter 5

2.3 Cara Penelitian


1. Gliserol
Alat dirangkai sesuai gambar 1. Gas CO2 pada tabung CO2 dibuka dan diatur
flowmeternya pada 0,3 L/menit. Langkah selanjutnya adalah menyalakan pompa larutan
campuran Gliserol dan MDEA ke menara Absorber dan mengatur laju alir cairan pada
flowmeter sebesar 0,15 L/menit. Sampel kemudian diambil menggunakan syringe dan
langsung disimpan di vacuum tube pada detik ke-0, 10, 20, 40, 60, 90, 120, 160, 200 dan
240. Percobaan diulangi dengan mengganti kecepatan pada flowmeter gas CO2 menjadi
0,5 dan 0,7 L/menit.
2. Desorpsi
Larutan campuran Gliserol dan MDEA hasil absorbsi yang telah tertampung pada
tangki kemudian langsung dipompakan ke menara absorber dengan laju alir 0,15 L/menit
pada flowmeter. Langkah selanjutnya adalah membuka tabung gas N2 dan
melewatkannya pada heater yang telah dinyalakan sebelumnya agas suhu gas N2 naik
menjadi 600 C dan diatur laju alir gas sebesar 0,3 L/menit pada flowmeter gas. Sampel
diambil pada detik ke-0, 10, 20, 40, 60, 90, 120, 160, 200 dan 240. Hasil larutan Gliserol
dan MDEA keluar absorber langsung dipompakan lagi menuju menara Absorber.
Percobaan dilakukan kembali dengan mengubah laju alir gas sebesar 0,5 dan 0,7 L/menit.
3. Pengujian Sampel
Sampel yang telah ditampung dalam vacuum tube dianalisis konsentrasi CO2 yang
terkandung menggunakan Gas chromatograph. Hasil analisis Gas chromatograph
dicatat.

2.4 Analisis Data


1. Ditentukan nilai CAG dari Persamaan Gas Ideal
=

=


=

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 3
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

2. Persamaan-persamaan yang diperoleh dari penjabaran neraca massa untuk menentukan


koefisien transfer massa CO2 dan konstanta laju reaksi adalah sebagai berikut:
Neraca massa CO2 di fase gas:

[ ( )] =

Neraca massa CO2 di fase cair:



[ ( )] 1 =

Keterangan :
G = Volumetric rate gas, L/min
L = Volumetric rate liquid, L/min
R = Konstanta gas ideal, L.atm/mol.K
T = Temperatur gas, K
= Porositas bahan isian
S = Luas permukaan perpindahan massa, m2
KLa = Koefisien transfer massa volumentris CO2 overall, L/min
H = Konstanta henry, atm.L/mol
CAG = Konsentrasi CO2 di fase gas, mol/L
CAL = Konsentrasi CO2 di fase cair, mol/L
k1 = Konstanta laju reaksi

Persamaan diatas dapat diselesaikan dengan pemrograman computer untuk mendapatkan nilai
KLa , H dan k1 disertai dengan nilai CAG. Nilai KLA, H, dan k1 ditentukan terlebih dahulu
kemudian dicocokkan dengan melakukan minimasi SSE terhadap data perhitungan dengan
percobaan.
SSE dapat dihitung dengan persamaan:
= (, , )2

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kinerja packed column secara kontinyu untuk
absorpsi maupun desorpsi CO2 dalam larutan gliserol-MDEA pada kondisi isothermal. Kolom
absorber yang digunakan memiliki ukuran diameter 8 cm dan tinggil 100 cm, dengan tinggi packing
80 cm. Umpan gas masuk pada absorber yaitu CO2 dengan kadar 60% dan kadar N2 40% serta gas
yang masuk pada stripper adalah N2 murni. Umpan cairan masuk kedalam absorber adalah campuran
gliserol-MDEA dengan fraksi volume 50 : 50 dan umpan cairan masuk ke stripper adalah larutan
gliserol-MDEA hasil absorpsi yang telah dianggap jenuh. Laju alir untuk larutan adalah tetap sebesar
0,15 L/menit dan laju alir untuk gas CO2 maupun gas N2 adalah 0,3; 0,5; dan 0,7 L/menit.
Data hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh tabel konsentrasi CO2 keluar absorber
dan stripper dalam %volume dan Cag sebagai berikut :

Laju alir gas 0,3 Lpm Laju alir gas 0,5 Lpm Laju alir gas 0,75 lpm
No. Waktu
% CO2 Cag % CO2 Cag % CO2 Cag
1. 0 56,7644 0,034244685 57,0169 0,034397012 58,9342 0,035553676
2. 10 39,6602 0,023926106 46,2664 0,027911477 53,6079 0,032340439
3. 20 37,864 0,022842499 43,4852 0,026233642 51,3798 0,030996277
4. 40 29,9856 0,018089637 41,34 0,024939491 45,6964 0,027567609
5. 60 23,4531 0,014148727 39,327 0,023725094 43,3315 0,026140918
6. 90 0 0 31,2466 0,01885037 32,8857 0,019839202
7. 120 0 0 19,0124 0,011469753 19,6534 0,011856454

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 4
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

8. 160 0 0 0 0 0 0
9. 200 0 0 0 0 0 0
10. 240 0 0 0 0 0 0

Tabel 1. Data Hasil Percobaan Absorber pada Berbagai Laju Alir Gas

Laju alir gas 0,3 Lpm Laju alir gas 0,5 Lpm Laju alir gas 0,75 lpm
No. Waktu
% CO2 Cag % CO2 Cag % CO2 Cag
1. 0 0 0 0 0 3,3131 0
2. 10 2,3466 0,001415651 2,5434 0,001534376 4,5634 0,001998719
3. 20 3,7623 0,002269711 3,8734 0,002336735 5,8675 0,002752996
4. 40 4,7677 0,002876246 4,9834 0,003006373 6,9978 0,003539731
5. 60 5,3455 0,00322482 5,9856 0,003610978 8,5363 0,004221615
6. 90 6,3234 0,003814765 7,4523 0,004495805 9,9345 0,005149758
7. 120 7,1134 0,004291354 8,7345 0,005269327 11,0231 0,00599326
8. 160 7,9967 0,004824229 10,8694 0,006557264 13,6457 0,006649988
9. 200 8,7834 0,005298827 11,3232 0,006831032 16,7633 0,008232144
10. 240 9,5674 0,005771797 12,7834 0,007711937 19,3131 0,010112921
Tabel 2. Data Hasil Percobaan Stripper pada Berbagai Laju Alir

Selain memperoleh tabel diatas dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh grafik
hasil percobaan pada absorber sebagai berikut :

Grafik Konsentrasi CO2 vs Waktu


70
Konsentrasi CO2, %

60
50
40
0,3 Lpm
30
20 0,5 Lpm
10 0,75 Lpm
0
0 100 200 300
Waktu, s

Gambar 2. Grafik Konsentrasi Co2 Keluar Absorber pada Berbagai Laju Alir Gas
Dapat dilihat dari grafik yakni pada detik ke 0 gas CO2 belum ada yang terserap oleh
absorben sehingga gas CO2 keluar absorber masih sangat tinggi oleh karena itu dapat dikatakan belum
adanya transfer massa pada larutan gliserol-MDEA dengan gas CO2 namun menuju ke detik
berikutnya dapat dilihat bahwa konsentrasi gas CO2 yang keluar menara mulai turun secara perlahan
dan mencapai titik jenuhnya saat plot grafik telah mencapai puncaknya mendekati 0% CO2 yang
terserap sementara aliran gas tetap menyala dengan konsentrasi tetap 60%.Hal tersebut menunjukkan
adanya transfer massa pada gas dan cairan.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin cepat aliran gas maka semakin lambat
transfer massa antara absorben gliserol-MDEA dengan gas CO2.
Dari grafik diatas dapat dilihat kandungan CO2 pada larutan gliserol-MDEA mulai naik
seiring bertambahnya waktu hal tersebut dikarenakan adanya transfer massa pada gas dan cair. Selain

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 5
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

absorber percobaan ini juga mempelajari kinerja dari stripper secara kontinyu. Cairan hasil absorpsi
pada absorber ditampung dan langsung dialirkan menuju stripper dengan laju alir 0,15 L/menit dan
gas N2 dikontakkan terhadap aliran tersebut dengan variasi laju alir gas 0,3; 0,5; dan 0,7 L/menit.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh grafik hasil CO2 yang dilucuti pada
stripper terhadap waktu sebagai berikut :

Grafik Konsentrasi CO2 vs Waktu


25
Konsentrasi CO2, %

20
15
0,3 Lpm
10
0,5 Lpm
5
),75 Lpm
0
0 100 200 300
Waktu, s

Gambar 5. Grafik Konsentrasi CO2 keluar Stripper pada Berbagai Laju Alir
Dapat dilihat dari grafik yakni pada detik ke 0 gas CO2 belum ada yang terlucuti oleh gas
Nitrogen sehingga gas CO2 keluar stripper masih sangat rendah oleh karena itu dapat dikatakan belum
adanya transfer massa gas CO2 pada larutan gliserol-MDEA dengan stripping agen nitrogen. Namun
menuju ke detik berikutnya dapat dilihat bahwa konsentrasi gas CO2 yang keluar menara mulai Naik
secara perlahan namun tidak bisa mencapai kadar CO2 60% hal tersebut dikarenakan kemampuan
stripping agent sendiri yang tidak dapat melucuti seluruh kandungan CO2 di pelarut. Faktor lain yang
mempengaruhi pelucutan CO2 adalah suhu, suhu stripper yang digunakan adalah 60o C sehingga ada
kemungkinan dengan dinaikkan suhu dapat menaikkan kemampuan pelucutan CO2 di stripper.
Dari grafik diatas dapat disimpulkan bahwa semakin cepat aliran gas maka semakin cepat
transfer massa antara gas CO2 di dalam absorben gliserol-MDEA dengan gas Nitrogen. Hal ini
dikarenakan salah satu faktor yang mempengaruhi pelucutan gas CO2 adalah kecepatan aliran dari gas
nitrogen itu sendiri.
Dengan menggunakan perhitungan dengan pemrogaman komputer ditunjukkan dengan
gambar sebagai berikut :

Gambar 4. Cag Absorber pada Laju 0,3 Lpm Gambar 5. Cal Absorber Laju 0,3 Lpm

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 6
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

Gambar 6. Cag Absorber pada Laju 0,5 Lpm Gambar 7. Cal Absorber Laju 0,3
Lpm

Gambar 8. Cag Absorber pada Laju 0,75 Lpm Gambar 9. Cal Absorber Laju 0,75 Lpm

Gambar 10. Cag Stripper pada Laju 0,3 Lpm Gambar 11. Cal Stripper Laju 0,3 Lpm

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 7
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

Gambar 10. Cag Stripper pada Laju 0,5 Lpm Gambar 11. Cal Stripper Laju 0,5 Lpm

Gambar 11. Cag Stripper pada Laju 0,75 Lpm Gambar 12. Cal Stripper Laju 0,75 Lpm

Dari penelitian yang dilakukan didapat nilai Kla, konstanta Henry serta Konstanta laju reaksi
sebagai berikut :
No. Flowrate gas, Lpm Kla Konstanta Henry SSE.105
Absorber
1. 0,3 0,0034413 1,4891 6,0799
2. 0,5 0,0051268 21,2299 6,0803
3. 0,75 0,3407324 31,8924 6,0804
Stripper
1. 0,3 0,0121728 0,0144 3,6517
2. 0,5 0,0248081 0,4499 6,6892
3. 0,75 0,0117684 0,0752 6,6895

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 8
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

Dari penelitian yang dilakukan didapat juga data hasil konsentrasi CO2 keluar absorber saat
sistem dijalankan secara kontinyu yaitu dimana larutan hasil pelucutan pada stripper langsung
dipompakan kembali menuju ke absorber dengan kecepatan laju alir gas 0,5 Lpm serta kecepatan laju
alir cairan pada 0,15 Lpm dan dicatat hasil konsentrasi CO2 keluar dari absorber. Dari hasil percobaan
didapat grafik sebagai berikut :

Konsentrasi CO2 vs Waktu


55
Konsentrasi CO2, %

54
53
52
51
50
49
48
0 50 100 150 200
Waktu, s

Gambar 8. Grafik Konsentrasi CO2 keluar absorber secara kontinyu

Dari grafik dapat disimpulkan bahwa kemampuan penyerapan CO2 berkurang seiring dengan
bertambahnya waktu karena sudah jenuhnya konsentrasi CO2 di dalam larutan absorben serta
kemampuan pelucutan N2 yang semakin berkurang karena penambahan jenuhnya larutan dalam
absorben

4. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah kemampuan absorben dalam
menyerap gas CO2 akan meningkat jika kecepatan laju alir gas menurun dan kemampuan N2
untuk mendesorpsi akan meningkat jika kecepatan alir gas N2 juga meningkat. Pada penelitian
ini, dilakukan juga proses kontinyu dengan kesimpulan bahwa semakin lama kemampuan
absorber dalam menyerap gas CO2 akan semakin menurun dikarenakan CO2 dalam absorben
tidak dapat dilucuti secara sempurna sehingga gas CO2 ada yang terakumulasi di dalam larutan
absorben dan semakin lama gas CO2 akan jenuh di dalam larutan absorben yang menyebabkan
semakin sulit untuk dilucuti. Kla akan naik seiring bertambah cepatnya laju alir hal tersebut
dikarenakan saat laju alir meningkat terjadi turbulensi yang membuat gerakan zat di dalam
absorben makin cepat dan menyebabkan terjadi transfer massa yang makin cepat juga.

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 9
Naskah Seminar
Pengaruh Suhu pada Desorpsi CO2 dalam Larutan Gliserol
Menggunakan Stripping Gas N2 dengan Proses Batch

DAFTAR PUSTAKA

Abharchaei, P. R., 2010, Kinetic Study of Carbon Dioxide Absorption by Aqueous Solutions of
2(Methyl)-Aminoethanol in Stirred Tank Reactor: Experimental and Numerical Study of
Absorption Process and Mass Transfer Phenomena, M.S. Dissertation, Chalmers University
of Technology, Gteborg, Sweden.

Bullin, J. A., Polasek, J. C., and Donnelly, S. T., 2006, The Use of MDEA and Mixtures of Amines
for Bulk CO2 Removal, Proc. of 69th Gas Processors Association Convention, 1-2.

Cadena, C., Anthony, J. L., Shah, J. K., Brennecke, J. F., and Morrow, T. I., 2003, Why Is CO2 So
Soluble in Imidazolium-Based Ionic Liquids?, J. Am. Chem. Soc., 126, 5301-5302.

Francisco, G. J., Chakma, A., and Feng, X., 2009, Separation of Carbon Dioxide from Nitrogen
Using Diethanolamine-Impregnated Poly (Vinyl Alcohol) Membranes, Sep. Purif. Technol.,
71, 210.

Gao, Y., Zhang. F., Huang, K., Ma, J. W., Wu, Y. T., and Zhang, Z. B., 2013, Absorption of CO2 in
Amino Acid Ionic Liquid (AAIL) Activated MDEA Solutions, Int. J. Greenhouse Gas
Control, 19, 383-385.

Guo, X. P. and Tomoe, Y., 1994, Difference in Corrosion Behavior between Carbon Steel in CO 2-
Saturated MDEA and DGA Solutions, J. Soc. Corros. Eng., 48, 5-6.

Hambali, E., dkk, 2008, Teknologi Bioenergi, 2 ed., pp.48, P.T. Agromedia Pustaka,
Jakarta.

Liu, H., Yao, C., Zhao, Y., and Chen, G., 2016, Desorption of Carbon Dioxide from Aqueous
MDEA Solution in A Microchannel Reactor, Chem. Eng. J., 12, 12-16.

Rahim, N. A., Ghasem, N, Marzouqi, M. A., 2015, Absorption of CO2 from Natural Gas Using
Different Amino Acid Salt Solutions and Regeneration Using Hollow Fiber Membrane
Contactors, J. Nat. Gas Sci. Eng., 26, 115.

Solomons, T. W. G., and Fryhle, C. B., 2011, Organic Chemistry, 10 ed., 75, John Wiley &Sons,
Inc., New York.

Treybal, R. E., 1981, Mass-Transfer Operations, 3 ed., 3, Mc-Graw Hill, Inc., Singapura.

Yeh, J. T., and Pennline, H. W., 2008, Study of CO2 Absorption and Desorption in a Packed
Column, Energ. Fuel, 45-4, 650-653.

Yu, C.H., Huang, C.H., and Tan C.S., 2012, A Review of CO2 Capture by Absorption and
Adsorption, CMAQ, 12, 749.

Nanda Satya Anindra (14/363359/TK/41493)


Laboratorium Proses Pemisahan 10

Potrebbero piacerti anche