Sei sulla pagina 1di 10

JOM Vol. 2 No.

2, Oktober 2015

PENGARUH AROMATERAPI INHALASI LAVENDER TERHADAP KECEMASAN


PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS

Sarah Anastasia 1, Bayhakki2, Fathra Annis Nauli3

Program Studi Ilmu Keperawatan


Universitas Riau
Email : sarah.anastasia06@gmail.com

Abstract
This study aimed to explore the effect of lavender aromatheraphy inhalation on the anxiety of chronic renal failure
patients undergoing hemodialysis. This study used Quasy experimental design with non equaivalent control-group
design. This study was conducted at RSUD Arifin Achmad Riau Province on 30 patients. 15 patients as the experiment
group and 15 patients as the control group based on purposive sampling technique. The instrument used was zung self-
rating anxiety Scale questionnaire which had been tested for validity and reliability. Lavender aromatheraphy
inhalation was given to the experiment group once for 5 minutes. The analyses used are univariate analysis such as
normality, homogenity and frequency test. The bivariate analysis used t-dependent and t- independent test. The result of
study showed p value of 0,000 (<0,05) which mean that there was an anxiety difference between experiment group and
control group with anxiety decrease of 4,33 on the experiment group and increase of 0,86 on the control group. This
result indicates that the anxiety score of experiment group is lower than the control group after the lavender
aromatheraphy inhalation was given. The study result expects that lavender aromatheraphy inhalation can be used as
one of the nursing intervention to lower the anxiety of chronic renal failure patients undergoing hemodialysis.

PENDAHULUAN gagal ginjal tahap akhir (End Stage Renal


Gagal ginjal kronik adalah kegagalan Disease/ESRD) dimana 368.544 orang
fungsi ginjal untuk mempertahankan diantaranya mendapat terapi hemodialisis baik
metabolisme serta keseimbangan cairan dan di rumah sakit, rumah, maupun dialisis
elektrolit akibat destruksi struktur ginjal yang peritoneal (National Kidney and Urologic
progresif dengan manifestasi penumpukan sisa Diseases Information Clearinghouse, 2010).
metabolik (toksik uremik) di dalam darah Menurut Perkumpulan Nefrologi Indonesia
(Muttaqin & Sari, 2011). Gagal ginjal kronik (2012) angka kejadian penderita gagal ginjal
adalah kerusakan ginjal yang terjadi dengan kronik meningkat dari tahun ke tahun, 8.192
penurunan GFR (Glomerular Filtration rate) < kasus tahun 2009, 9.649 kasus tahun 2010,
60 ml/ 1.73 m2 selama lebih dari 3 bulan 15.353 kasus tahun 2011 dan 19.621 kasus
(National Kidney Foundation Kidney Disease ditahun 2012.
Outcomes Quality Initiative / NKF- KDOQITM Berdasarkan data dari rekam medik
dalam Black & Hawks, 2009). RSUD Arifin Achmad Pekanbaru penderita
National Kidney Foundation (2010) gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
mengatakan penyakit ginjal kronik menduduki hemodialisis tahun 2012 sebanyak 521 orang
peringkat ke 27 dalam daftar penyebab dengan 8.588 kali tindakan hemodialisis. Pada
kematian, namun naik menjadi urutan ke 18 di tahun 2013 yaitu 657 orang dengan 10.838 kali
tahun 2010. Menurut data dunia WHO (2008) tindakan hemodialisis dan tahun 2014
menyebutkan bahwa penderita penyakit ginjal mengalami peningkatan sebanyak 11.673 kali
kronik yang membutuhkan renal replacement tindakan hemodialisis. Pada bulan September
therapy (RRT) diperkirakan lebih dari 1,4 juta 2014 tercatat 109 orang dan tiap pasien
pasien, dengan insiden sebesar 8% dan terus terjadwal menjalani terapi hemodialisis 1-2
bertambah setiap tahunnya. Di Amerika kali perminggu (Rekam medik, 2014).
Serikat pada akhir tahun 2007 tercatat Penatalaksanaan penyakit gagal ginjal
sebanyak 527.283 orang mendapat pengobatan kronik selain memerlukan terapi diet dan
1510
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

medikamentosa, pasien gagal ginjal juga 2003 dalam Hartati, 2008).


memerlukan terapi pengganti fungsi ginjal Kecemasan adalah perasaan yang
yang terdiri atas hemodialisis dan transplantasi menetap berupa kekuatan atau rasa was-was,
ginjal. Diantara kedua jenis terapi pengganti khawatir yang merupakan respons terhadap
fungsi ginjal tersebut, hemodialisis merupakan ancaman yang akan datang (Keliat, Wijoyono
terapi yang umum digunakan. Menurut & Susanti, 2011). Dianggap berbahaya atau
jenisnya, dialisis dibedakan menjadi dua, yaitu hal tersebut dapat merupakan perasaan yang
terapi hemodialisis dan peritoneal dialisis. ditekan ke dalam alam bawah sadar bila terjadi
Sampai saat ini terapi hemodialisis masih peningkatan akan adanya bahaya dari alam.
menjadi alternatif terapi pengganti fungsi Jika individu yang mengalami kecemasan
ginjal bagi pasien gagal ginjal kronik, karena tidak dapat mengatasi kecemasannya secara
dari segi biaya lebih murah dan risiko sehat, dapat menyebabkan perilaku yang
terjadinya perdarahan lebih rendah jika maladaptif (Keliat, Wijoyono & Susanti,
dibandingkan dengan dialisis peritoneal 2011), maka dari itu diperlukan terapi non
(Markum dalam Sudoyo, 2006). farmakologis untuk menurunkan kecemasan
Terapi Hemodialisis (HD) adalah pasien yang akan menjalani terapi
suatu proses menggunakan mesin HD dan hemodialisis. Salah satu terapi non
berbagai aksesorisnya dimana terjadi difusi farmakologis yang dapat digunakan adalah
partikel terlarut (salut) dan air secara pasif terapi komplementer. Saat ini Complementary
melalui darah menuju kompartemen cairan and Alternative Medicine (CAM) sudah mulai
dialisat melewati membran semi permeabel digunakan dan dikembangkan dalam dunia
dalam dializer (Price & Wilson, 2006). Terapi kesehatan. Penggunaan CAM dalam dunia
hemodialisis ini bertujuan untuk mengeluarkan kesehatan diharapkan dapat menjadi pelengkap
zat-zat nitrogen yang toksik dari dalam darah dari perawatan medis dan dapat diaplikasikan
dan mengeluarkan air yang berlebihan oleh tenaga kesehatan, khususnya tenaga di
(Suharyanto & Madjid, 2009). bidang keperawatan (Tzu, 2009). Jenis CAM
Pasien gagal ginjal yang memilih yang populer digunakan dalam bidang
hemodialisis sebagai terapi pengganti fungsi kesehatan yaitu aromaterapi (Watt & Janca,
ginjal akan menjalani terapi tersebut seumur 2008).
hidupnya kecuali pasien menjalani Aromaterapi adalah salah satu metode
transplantasi ginjal (Rahardjo, Pudji, Susalit & terapi keperawatan yang menggunakan bahan
Endang ,2006). Ketergantungan pasien gagal cairan tanaman yang mudah menguap atau
ginjal terhadap terapi hemodialisis seumur dikenal sebagai minyak essensial dan senyawa
hidupnya, akan berdampak luas dan aromatik lainnya dari tumbuhan yang
menimbulkan masalah baik secara fisik, bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati
psikososial, dan ekonomi. Kompleksitas atau kesehatan seseorang (Purwanto, 2013).
masalah yang timbul pada pasien gagal ginjal Dalam penggunaanya, aromaterapi dapat
yang menjalani terapi hemodialisis akan diberikan melalui beberapa cara, antara lain
mengakibatkan timbulnya kecemasan pada inhalasi, berendam, pijat, dan kompres
pasien tersebut (Indiriawati, Maslihah & (Bharkatiya et al, 2008). Empat cara tersebut,
Wulandari, 2010). Faktor yang dapat cara tertua, termudah, dan tercepat
menimbulkan stres dan cemas pada individu, diaplikasikan adalah metode inhalasi
seperti lingkungan yang asing, kehilangan (menghirup) karena menghirup uap minyak
kemandirian sehingga mengalami esensial secara langsung dianggap sebagai cara
kecenderungan dan memerlukan bantuan penyembuhan paling cepat dan juga
orang lain, berpisah dengan pasangan dan menghirup uap minyak essensial, molekul-
keluarga, masalah biaya, kurang informasi, molekul dalam minyak bereaksi langsung
ancaman akan penyakit yang lebih parah serta dengan organ penciuman sehingga langsung
masalah pengobatan, (Tarwoto & Wartonah, dipersepsikan otak (Mangoenprasodjo &
1511
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

Hidayati, 2005). arifin achmad pekanbaru, masyarakat sebagai


Menurut Jaelani (2009), kandungan dari pilihan terapi non farmakologis yang dapat
senyawa kimia miyak essensial aromaterapi diberikan pada responden yang mengalami
lavender dapat mempengaruhi aktifitas fungsi kecemasan serta bagi peneliti selanjutnya hasil
kerja otak melalui sistem saraf yang penelitian ini dapat menjadi dasar sumber data
berhubungan dengan indera penciuman. bagi peneliti selanjutnya yang ingin
Respon ini akan merangsang peningkatan melakukan penelitian, terutama tentang
aktivitas neurotransmiter, yaitu berkaitan aromaterapi inhalasi lavender.
dengan pemulihan kondisi psikologis (seperti
emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). METODOLOGI PENELITIAN
Studi pendahuluan telah dilakukan pada Metode penelitian yang digunakan
tanggal 8 Desember 2014 oleh peneliti di adalah penelitian quasi eksperiment dengan
ruang hemodialisis RSUD Arifin Achmad rancangan penelitian Non-Equivalent Control
Pekanbaru. Dari lima pasien yang Group. Rancangan ini melibatkan dua
diwawancarai, empat orang mengatakan kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan
dirinya mengalami kecemasan, di tandai kelompok kontrol. Penelitian ini dilakukan
dengan detak jantung berdetak cepat, dengan memberikan intervensi pada kelompok
berkeringat, napas pendek dan tidak dapat eksperimen, sedangkan kelompok kontrol
fokus. Hal ini terus dirasakan saat menjalani tidak diberikan. Kedua kelompok sama-sama
terapi hemodialisis dikarenakan harus dilakukan pengukuran sebelum diberikan
bergantung terus menjalani terapi intervensi (pre-test) dan pengukuran setelah
hemodialisis, biaya yang dibutuhkan untuk diberikan intervensi (post-test) (Dharma,
setiap terapi hemodialisis, sakit pada saat 2011).
ditusuk jarum, ketidakpastian akan Sampel pada penelitian ini adalah
kesembuhan, takut berpisah dengan keluarga, pasien gagal ginjal kronik yang menjalani
dan takut akan kematian. Kecemasan tersebut hemodialisis sebanyak 30 responden. Teknik
di tandai dengan detak jantung berdetak cepat, pengambilan sampel yang digunakan yaitu
berkeringat, napas pendek, tidak dapat fokus teknik Purposive Sampling yaitu berdasarkan
dan dirasakan secara terus menerus setiap kali pertimbangan tertentu yang dibuat oleh
menjalani terapi hemodialisis. Satu orang peneliti sendiri. Instrument pada penelitian ini
mengatakan tidak merasakan tanda-tanda adalah lembar kuesioner Zung Self- Rating
kecemasan seperti empat pasien yang lainnya, Anxiety Scale yang telah dimodifikasi dan
karena pasien tersebut merasa penyakit ini dilakukan uji validitas. Pemberian terapi
merupakan cobaan bagi dirinya dan dia menggunakan minyak aromaterapi lavender.
mengatakan pasrah terhadap semua tindakan Pengumpulan data dilakukan di ruang
yang dilakukan oleh medis. Empat pasien yang hemodialisis, RSUD Arifin Achmad
mengalami kecemasan, mengatakan tidak Pekanbaru. Responden terdiri dari dua
melakukan tindakan apapun untuk mengurangi kelompok. Kelompok eksperimen yang
kecemasannya. Oleh karena itu, peneliti menjalani hemodialisis hari senin dan
tertarik untuk meneliti pengaruh aromaterapi kelompok kontrol yang menjalani hemodialisis
inhalasi lavender terhadap kecemasan pasien hari selasa. Responden yang telah
gagal ginjal kronik yang menjalani terapi menandatangani informed consent akan
hemodialisis. mengisi kuesioner Zung Self-Rating Anxiety
Penelitian ini bertujuan untuk melihat Scale. Kelompok eksperimen selanjutnya
perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah diberikan aromaterapi inhalasi lavender selama
diberikan aromaterapi inhalasi lavender pada 5 menit sebanyak satu kali, dan kelompok
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. kontrol tidak diberikan aromaterapi inhalasi
Penelitian ini bermanfaat bagi perkembangan lavender. Setelah 5 menit kedua kelompok
ilmu keperawatan, rumah sakit umum daerah diukur kembali kecemasannya dengan
1512
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

menggunakan kuesioner Zung Self-Rating Pada karakteristik jenis kelamin sebagian


Anxiety. besar berjenis kelamin perempuan yaitu
Analisa data pada penelitian ini adalah sebanyak 17 orang (56,7%), karakteristik
univariat dan bivariat. Analisa univariat pendidikan terakhir sebagian besar
dilakukan untuk melihat karakteristik berpendidikan SMP yaitu sebanyak 8 orang
responden meliputi umur, jenis kelamin, (26,7%). Karakteristik lama menjalani
pendidikan terakhir, dan lama menjalani hemodialisis sebagian besar menjalani
hemodialisis. Analisa bivariat menggunakan hemodialisis selama 5-8 bulan yaitu
dependent t test dan independent t test. sebanyak 13 orang (43,3%).
Dependent t test digunakan untuk melihat
perbedaan rata-rata kecemasan pre test dan Tabel 2
post test. Independent t test digunakan untuk Rata-rata nilai kecemasan pre test
membandingkan nilai kecemasan post test Nilai Mean SD Min Max
pada kelompok eksperimen dan kelompok kecemasan
Kelompok 48,00 2,330 45 54
kontrol.
Eksperimen
Kelompok 47,53 2,356 45 52
HASIL PENELITIAN Kontrol
Berdasarkan penelitian didapatkan
hasil sebagai berikut: Tabel 2 menunjukkan rata-rata
1. Analisa univariat kecemasan pre test kelompok eksperimen
Tabel 1 48,00 dan kelompok kontrol 47,53.
Gambaran karakteristik responden
Total p value Tabel 3
Karakteristik (n=30) Rata-rata nilai kecemasan post test
N % Nilai Mean SD Min Max
Umur: kecemasan
a. 21-40 6 20 Kelompok 43,67 1,543 40 46
b. 41-60 16 53,3 Eksperimen
0,660
c. > 61 8 26,7 Kelompok 48,40 2,165 45 52
Kontrol
Jumlah 30 100
Tabel 3 menunjukkan rata-rata
Jenis kelamin:
a.Laki-laki 13 43,3 kecemasan post test kelompok eksperimen
b.Perempuan 17 56,7 0,543 43,67 dan kelompok kontrol 48,40.

Jumlah 30 100 2. Analisa bivariat


Pendidikan Tabel 4
terakhir:
a.Tidak Sekolah 1 3,3 Nilai kecemasan kelompok eksperimen
b.SD 7 23,3 sebelum dan setelah pemberian
0,660
c.SMP 8 26,7 aromaterapi inhalasi lavender
d.SMA 7 23,3 Nilai N Mean SD p
e.Perguruan Tinggi 7 3,3 kecemasan value
Jumlah 30 100 Sebelum 15 48,00 2,330
Lama Hd: intervensi 0,000
a. 1-4 bulan 7 23,3
b. 5-8 bulan 13 43,3 Sesudah 15 43,67 1,543
0,925 intervensi
c. 9-12 bulan 10 33,3
Tabel 4 menunjukkan perbedaan rata-
Jumlah 30 100 rata kecemasan sebelum dan setelah
Dari tabel 1 diketahui bahwa umur diberikan aromaterapi inhalasi lavender.
responden sebagian besar adalah rentang Hasil yang diperoleh p value = 0,000 p<
41-60 tahun sebanyak 16 orang (53,3%). (0,05), maka dapat disimpulkan ada
1513
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

perbedaan kecemasan sebelum dan sesudah berada di rentang umur 41-60 tahun
diberikan aromaterapi inhalasi lavender. dengan persentase sebesar 68,6%.
Berdasarkan jenis kelamin sebagian
Tabel 5 besar berjenis kelamin perempuan
Nilai kecemasan kelompok eksperimen dan sebanyak 17 orang (56,7%).
kelompok kontrol sesudah pemberian Pada dasarnya setiap penyakit dapat
aromaterapi menyerang manusia baik laki-laki maupun
Nilai N Mean SD P value perempuan, tetapi pada beberapa penyakit
kecemasan terdapat perbedaan frekuensi antara laki-
Kelompok 15 43,67 1,543
laki dan perempuan. Namun, berbagai
eksperimen 0,000
Kelompok 15 48,40 2,165 literatur tidak ada yang menyatakan
kontrol bahwa jenis kelamin merupakan patokan
Tabel 5 menunjukkan perbedaan rata- untuk menyebabkan seseorang mengalami
rata keemasan post test kelompok gagal ginjal kronik (Marsinta, 2013).
eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil Penelitian Musa, Kundre dan Babakal
analisa memperoleh p value= 0,000 {p< (2014) yang menyatakan bahwa
(0,05)} dan dapat disimpulkan terdapat responden laki-laki lebih banyak
perbedaan rata-rata kecemasan antara mengalami gagal ginjal kronik karena
kelompok eksperimen dan kelompok secara keseluruhan insiden gagal ginjal
kontrol dominan lebih sering dialami oleh laki-
laki. Menurut konsep teori levey dkk
PEMBAHASAN (2007) yang menyatakan bahwa laki-laki
1. Karakteristik responden lebih sering mengalami penyakit sistemik
Hasil penelitian yang dilakukan pada serta penyakit yang diturunkan secara
30 responden diperoleh hasil sebagian herediter dari riwayat keluarga. Pada
besar responden berumur 41-60 tahun penelitian ini didapatkan perempuan lebih
sebanya 16 orang (53,3%). banyak yang menderita gagal ginjal
Penderita umur 41-60 kesadaran akan kronik hal ini disebabkan karena hasil data
kesehatan semakin sedikit, hal ini yang didapatkan perempuan lebih banyak
dikarenakan oleh terlalu sibuknya individu dari pada laki-laki dan yang bersedia
akan kegiatan yang dilakukannya setiap menjadi responden sebagian besar
hari sehingga pola-pola hidup yang biasa perempuan.
dilakukan akan berubah atau menjadi Berdasarkan pendidikan terakhir
tidak teratur maka timbullah berbagai sebagian besar berpendidikan terakhir
penyakit diantaranya gagal ginjal SMP sebanyak 8 orang (26,7%). Tingkat
(Dwiawan, 2005). pendidikan seseorang mempengaruhi
Menurut konsep teori Potter dan Perry kemampuan seseorang dalam menerima
yang menyatakan individu yang berusia informasi dan mengolahnya sebelum
41-60 (dewasa menengah) akan menjadi perilaku yang baik maupun buruk
mengalami perubahan fisiologis dan sehingga berdampak terhadap status
menghadapi kenyataan kesehatan tertentu. kesehatannya (Notoatmodjo, 2010).
Kesibukan dapat membuat individu Berdasarkan lama menjalani
dewasa menengah lebih mudah hemodialisis sebagian besar menjalani
mengalami stres yang berkaitan dengan terapi hemodialisis selama 5-8 bulan
penyakit-penyakit kompleks seperti sebanyak 13 orang (43,3%). Hal ini
jantung, ginjal, dan penyakit autoimun. didukung dengan penelitian terkait oleh
Penelitian terkait juga dilakukan oleh Romani, Hendarsih, Asmarani (2012)
Zurmeli (2014) yang mengatakan mengatakan pasien gagal ginjal kronik
penderita gagal ginjal sebagian besar yang sakit kurang dari enam bulan
1514
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

cenderung mengalami kecemasan sedang hal ini karena jadwal terapi hemodialisis
dan berat. Penelitian terkait juga semakin dekat. Analisa dengan
dilakukan oleh Wilda (2008) mengatakan menggunakan dependent t test didapatkan
pasien yang pertama kali menjalani untuk kelompok eksperimen p value =
hemodialisa akan mengalami kecemasan. 0,000 (p<). Hal tersebut menunjukkan
bahwa pemberian aromaterapi inhalasi
2. Pengaruh aromaterapi inhalasi lavender lavender efektif dalam menurunkan
terhadap kecemasan kecemasan pasien gagal ginjal kronik
Hasil penelitian menunjukkan p value yang menjalani hemodialisis dan Ho
<0,05 yang berarti ada perbedaan ditolak.
kecemasan antara kelompok eksperimen Aromaterapi merupakan salah satu
dan kontrol. Pada kelompok eksperimen terapi komplementer. Aromaterapi
dan kelompok kontrol dilakukan pre test memiliki efek menenangkan atau rileks
dan diperoleh nilai rata-rata kecemasan untuk beberapa gangguan misalnya
responden adalah 48,00 dan 47,53. mengurangi kecemasan, ketegangan dan
Kecemasan ini merupakan respon insomnia. Terapi komplemeter dan
psikologis yang lazim ditemukan pada alternatif mempunyai hubungan dengan
pasien yang baru beberapa bulan nilai praktek keperawatan, hal tersebut
menjalani terapi hemodialisis. Penelitian dimasukkan dalam kepercayaan holistik
terkait oleh Romani, Hendarsih, Asmarani manusia yaitu keperawatan secara
(2012) mengatakan pasien gagal ginjal menyeluruh bio, psiko, sosial, spiritual,
kronik yang sakit kurang dari enam bulan dan kultural yang tidak dipandang pada
cenderung mengalami kecemasan sedang keadaan fisik saja tetapi juga
dan berat, pasien gagal ginjal kronik baru memperhatikan aspek lainnya yang
menjalani hemodialisa, sangat besar bertujuan untuk penekanan dalam
kemungkinan mengalami kecemasan penyembuhan (Adiyati, 2010).
dikarenakan belum mengenal alat dan cara Aromaterapi merupakan metode untuk
kerja mesin hemodialisa, kurang adekuat menyembuhkan penyakit dengan
informasi dari tenaga kesehatan terkait menggunakan wewangian yang berasal
prosedur hemodialisa maupun kecemasan dari tumbuhan yang berbau harum.
akan keberhasilan proses hemodialisa. Minyak lavender memiliki kandungan
Kelompok eksperimen selanjutnya kimia yaitu linalyl acetate dan linalool
mendapatkan terapi untuk menurunkan (Agusta, 2000). Sebelum dilakukan
kecemasan yaitu aromaterapi inhalasi intervensi beberapa responden
lavender, sedangkan kelompok kontrol mengeluhkan jantung berdetak cepat,
tidak diberikan terapi apapun. Setelah 5 berkeringat, napas pendek dan tidak dapat
menit kedua kelompok diukur kembali fokus (Keliat, Wijoyono & Susanti, 2011).
kecemasannya dengan menggunakan Setelah diberikan aromaterapi inhalasi
instrumen Zung Self-Rating Anxiety Scale. lavender selama 5 menit, beberapa
Penelitian ini mendapatkan hasil post test responden mengatakan detak jantung tidak
nilai rata-rata kecemasan responden cepat lagi, merasa nyaman dan rileks.
kelompok eksperimen adalah 43,67 dan Menurut Jaelani (2009), kandungan dari
kelompok kontrol 48,40. Hal ini senyawa kimia miyak essensial
menunjukkan pada kelompok eksperimen aromaterapi lavender dapat
diperoleh penurunan sebesar 4,33 yang mempengaruhi aktifitas fungsi kerja otak
mana aromterapi inhalasi lavender melalui sistem saraf yang berhubungan
memberikan pengaruh fisik dan psikis dengan indera penciuman. Respon ini
terhadap responden. Pada kelompok akan merangsang peningkatan aktivitas
kontrol terjadi peningkatan sebesar 0,86, neurotransmiter, yaitu berkaitan dengan
1515
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

pemulihan kondisi psikologis (seperti PENUTUP


emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan). Kesimpulan
Menurut Primadiati (2002), bahan- Berdasarkan hasil penelitian,
bahan aromatik yang digunakan pada didapatkan responden berusia 41-60 tahun
perawatan aromaterapi akan merangsang dengan mayoritas berjenis kelamin perempuan
sistem saraf otonom. Sistem ini (56,7%) dan paling banyak berpendidikan
mengontrol gerakan involunter sistem SMP (26,7%). Hasil penelitian juga didapatkan
pernapasan. Neuron-neuron yang lama menjalani hemodialisis adalah 5-8 bulan
bertanggung jawab untuk penciuman sebanyak 8 orang (53,3%).
adalah sel olfaktori yang melapisi epitel Pada kelompok eksperimen terjadi
olfaktori pada bagian belakang saluran penurunan kecemasan setelah diberikan
hidung. Reseptor ini akan menerima saat aromaterapi inhalasi lavender sebesar 4,33.
aromaterapi lavender dengan kandungan Hasil analisa penurunaan ini dengan
linalyl acetate dan linalool dihidu oleh menggunakan dependent t test diperoleh nilai
hidung (Susanto, 2014). Pesan aroma p value= 0,000 (p<= 0,05). Pada kelompok
tersebut akan dikirim ke otak yang akan kontrol tidak terjadi penurunan tetapi
meneruskan pesan ke thalamus untuk peningkatan nilai rata-rata kecemasan sebesar
mengidentifikasi aroma. Bau akan 0,86. Peneliti kemudian membandingkan
diinterpretasikan oleh berbagai sel neuron kedua kelompok ini dengan menggunakan
dan dihantarkan ke sistem limbik dan independent t-test dengan hasil p value= 0,000
hypothalamus untuk diolah dalam bentuk (p<= 0,05). Hasil ini membuktikan bahwa
impuls listrik. Sistem limbik memiliki dua pemberian aromaterapi inhalasi lavender
bagian yaitu hipokampus (tempat efektif dalam menurunkan kecemasan pasien
pengenalan dan memori terhadap bau) gagal ginjal kronik yang menjalani
serta amigdala tempat yang menjadi pusat hemodialisis dengan p value< (0,05).
kontrol emosi sehingga dapat
memperbaiki suasana hati(mood) dan Saran
meningkatkan gelombang alfa dalam otak 1. Bagi institusi pendidikan
yang memicu pengeluaran hormon Bagi institusi pendidikan disarankan
serotonin dan endorfin. Pengaturan ini untuk dapat menggunakan hasil penelitian
akan membuat rileks dan bau yang ini sebagai sumber informasi mengenai
menyenangkan akan menstimulasi pengaruh aromaterapi inhalasi lavender
talamus untuk mengeluarkan enkefalin dalam mengatasi kecemasan pada pasien
yang merupakan pemberi efek gagal ginjal kronik yang menjalani
menenangkan (Sharma, 2009; Susanto, hemodialisis.
2014; Primadiati, 2002).
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil 2. Bagi bidang keperawatan RSUD Arifin
penelitian yang telah dilakukan oleh Achmad
Anugerah (2011) tentang pengaruh Bagi bidang keperawatan RSUD Arifin
pemberian aromaterapi lavender terhadap Achmad agar dapat menggunakan hasil
tingkat kecemasan pada pasien pra operasi penelitian ini sebagai terapi non
di Rumah Sakit Daerah dr.Seobandi farmakologis untuk menurunkan
Jember juga menunjukkan aromaterapi kecemasan pasien gagal ginjal kronik
lavender efektif dalam menurunkan yang menjalani hemodialisis, sehingga
tingkat kecemasan. profesi keperawatan bisa lebih maju lagi
dalam bidang pemanfaatan hasil
penelitian.

1516
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

3. Bagi masyarakat aromaterapi lavender terhadap tingkat


Bagi masyarakat khususnya responden kecemasan pada pasien pra operawasi
dapat menggunakan terapi ini sebagai cara di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi
untuk menurunkan kecemasan secara Jember. Retrieved 18 june, 2015,
mandiri sehingga akan mempermudah http://repository.unej.ac.id/handle/1234
proses pelaksanaan tindakan yang telah 56789/1551?show=full.
direncanakan. Black, J. M., & Hawks, J. H. (2009). Medical
surgical nursing clinical management
4. Bagi peneliti selanjutnya for positive outcomes (8th edition., ed
Bagi peneliti selanjutnya diharapkan vol 11) . Singapore: Saunders Elsevier.
dapat melakukan penelitian yang lebih Dharma, K. K. (2011). Metodologi penelitian
lanjut tentang manfaat aromaterapi keperawatan. Jakarta : Trans Info
inhalasi lavender untuk menurunkan Media.
kecemasan dengan menambah waktu Dwiawan, D. (2005). Dampak dukungan sosial
pemberian aromaterapi selama 15 menit dalam mengurangi kecemasan pada
sebanyak 1 kali sehingga penurunan pasien wanita penderita gagal ginjal
kecemasan lebih optimal. kronis di rumah sakit khusus ginjal R.A
Habibie bandung. retrieved 18 june,
UCAPAN TERIMAKASIH 2015, from
http://www.gunadarma.ac.id/library/abs
Terimakasih kepada Universitas Riau melalui
tract/gunadarma_10599048-
Lembaga Penelitian Universitas Riau serta
skripsi_fpsi.pdf
Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah
Hartati, A. S. (2008). Konsep diri dan
memberikan kesempatan untuk dapat
kecemasan wanita penderita kanker
mempublikasikan skripsi ini.
payudara di poli bedah onkologi
1 Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam
Sarah Anastasia: Mahasiswa Program Studi
Malik Medan. Retrieved January 3,
Ilmu Keperawatan Universitas Riau,
2015, from
Indonesia
2 http://repository.usu.ac.id/xmlui/bitstre
Ns. Bayhakki, M.Kep., Sp.KMB. PhD:
am/handle/123456789/14258/09E0109
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan
7.pdf?sequence=1
Medikal Bedah Program Studi Ilmu
Indiriawati, S. W., Maslihah, S., & Wulandari,
Keperawatan Universitas Riau, Indonesia
3 A. (2010). Studi tentang religiusitas
Ns. Fathra Annis Nauli, M.kep., Sp.Kep.J:
derajat stres dan strategi
Dosen Bidang Keilmuan Keperawatan Jiwa
penanggulangan stres (coping stres)
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas
pada pasangan hidup pasien gagal
Riau, Indonesia
ginjal yang menjalani terapi
hemodialisa . Retrieved january 2,
DAFTAR PUSTAKA 2015, from
Adiyati, S. (2010). Pengaruh aromaterapi http://repository.upi.edu/operator/uploa
terhadap insomnia pada lansia di pstw d/art_lppm_2010_swindrawati_religius
unit budi luhur kasongan bantul itas_coping-stres_gagal-ginjal.pdf
yogyakarta. (2010). Retrieved 18 june, Jaelani. (2009). Aromaterapi. Jakarta: Pustaka
2015, from: populer obor.
http://www.academia.edu/7158842/pdf. Keliat, B. A., Wijoyono, A. P., & Susanti, H.
Agusta, A. (2000). Aromaterapi, cara sehat (2011). Manajemen kasus gangguan
dengan wewangian alami. Jakarta: jiwa. Jakarta: EGC.
Penebar Swadaya Levey, dkk. (2007). Gagal ginjal kronik
Anugerah, A. (2011). Pengaruh pemberian diagnosis dan terapi kedokteran
1517
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

penyakit dalam buku 1. Jakarta: Fundamental of Nursing.


Salemba Medika. Jakarta:Salemba Medika.
Mangoenprasodjo, S. S., & Hidayati, S. N. Price, A. S., & Wilson, M. L. (2006).
(2005). Terapi alternatif dan gaya Patofisiologi konsep klinis proses-
hidup sehat. Yogyakarta: Pradipta proses penyakit. Jakarta: EGC.
Publishing. Primadiati, R. (2002). Aromaterapi perawatan
Marsinta, R. (2013). Hubungan tingkat alami untuk sehat dan cantik. Jakarta:
pengetahuan tentang diet diabetes Gramedia Pustaka Utama.
melitus komplikasi gagal ginjal kronik. Purwanto, B. (2013). Herbal dan keperawatan
Retrieved 18 june, 2015, from komplementer (teori,praktik,hukum
http://download.portalgaruda.org/articl dalam asuhan keperawatan.
e.php.pdf. Yogyakarta: Nuha Medika.
Musa, L.W., Kundre, R., & Babakal, A. Rahardjo, Pudji, Suhardjono, Susalit, &
(2014). Hubungan tindakan Endang. (2006). Buku ajar ilmu
hemodialisa dengan tindakan penyakit dalam . Jakarta: Departemen
kecemasan klien gagal ginjal di Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
ruangan dahlia RSUP Prof Kedoteran Universitas Indonesia.
Dr.R.Kandou Manado. Retrieved 18 Rekam Medik. (2014). Jumlah pasien ckd.
June, 2015, from Pekanbaru: RSUD Arifin Achmad
http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jk Provinsi Riau.
p/article/view/6737. Romani, N.K., Hendarsih, S., & Asmarani,
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan F.L. Hubungan mekanisme koping
keperawatan gangguan sistem individu dengan tingkat kecemasan
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika pada pasien gagal ginjal kronis di unit
Muttaqin, A., & Sari, K. (2011). Asuhan hemodialisa RSUP dr. Soeradji
keperawatan gangguan sistem tirtonegoro klaten. (2012). Retrieved
perkemihan. Jakarta: Salemba Medika. 18 June, 2015, from
National kidney and urologic diseases http://journal.respati.ac.id/index.php/m
information clearinghouse. (2010). edika/article/viewFile/60/56
Retrieved january 2, 2015, from global Sharma, S. (2009). Aromaterapi. Tangerang:
fact about kidney disease: Karisma.
http://www.kidney.org/kidneydisease.g Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I.,
lobal-fact-about-kidney-disease Simadibrata K, M., & Setiati, S.
National kidney foundation. (2010). Retrieved (2006). Buku ajar ilmu penyakit dalam
january 2, 2015, from Chronic kidney jilid 11. Jakarta: Interna Publishing.
disease: Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan
http://www.kidney.org/kidneydisease/c keperawatan pada klien dengan
kd/index.cfm#whatis. gangguan sistem perkemihan. Jakarta:
Notoatmodjo, S. (2010). Prinsip-prinsip dasar Trans Info Media.
ilmu kesehatan masyarakat. Cetakan Suharyanto, T., & Madjid, A. (2009). Asuhan
kedua. Jakarta:Rineka Cipta. keperawatan pada klien dengan
Perkumpulan nefrologi indonesia. (2012). gangguan sistem perkemihan. Jakarta:
Retrieved January 2, 2015, from Trans Info Media.
pravelensi penderita gagal ginjal Tzu, I. C. (2009). Aromatherapy: the
kronis: challenges for community nurse. Use
http://www.pernefri.inasn.org/laporan/ of aromatherapy in nursing care , 1-20.
5th%20annual%20report%20of%20IR Watt, G., & Janca, A. (2008, Juny).
R%202011 Aromatherapy in nursing and mental
Potter, William., & Perry, Grace. (2010). health care. Retrieved january 4, 2015,
1518
JOM Vol. 2 No. 2, Oktober 2015

from Journal of contemporary nurse: Retrieved 18 june, 2015, from


http://www.tandfonline.com/doi/pdf/10 http://repository.unand.ac.id/5650/1/Te
.5172/conu.673.30.1.69#preview sis.pdf
Who (2008). Retrieved january 2, 2015, from Zurmeli. (2014). Hubungan dukungan
Pravelensi chronic kidney disease: keluarga dengan kualitas hidup pasien
http://who.int//bulletin/volumes/86/3/0 gagal ginjal kronik yang menjalani
7-041715/en terapi hemodialisis di RSUD Arifin
Wilda, R. (2008). Gambaran tentang tingkat Achmad Pekanbaru. Skripsi tidak
kecemasan pasien yang pertama kali dipublikasikan. Program Studi Ilmu
menjalani hemodialisa di ruang Keperawatan Universitas Riau.
hemodialisa Rs Dr. M. Djamil Padang.

1519

Potrebbero piacerti anche