Sei sulla pagina 1di 11

Internal Control Audit

a. Detailed Internal Control Objective

Pengendalian Internal merupakan suatu prosedur yang dirancang untuk memberikan


kepastian yang layak bagi manajemen didalam perusahaan dengan tujuan memberikan
suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan. Setiap perusahaan atau suatu
organisas memiliki sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman
pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu.

Tujuan Pengendalian Internal

Sistem pengendalian internal terdiri atas kebijakan dan prosedur yang dirancang untuk
memberikan manajemen kepastian yang layak bahwa perusahaan telah mencapai
tujuan dan sasarannya. Biasanya manajemen memiliki tiga tujuan umum dalam
merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu :

Keandalan Informasi Laporan Keuangan


Kesesuaian dengan undang -- undang dan peraturan yang berlaku
Efektifitas dan efesiensi operasi

Adanya perbedaan Tanggungjawab atas pengendalian internal antara manajemen dan


auditor. Manajemen memiliki tanggungjawab untuk merancang dan menerapkan sistem
pengendalian internal dan melaporkan secara transparan atas pelaksanaan
pengendalian tersebut. Sedangkan auditor memiliki tanggungjawab yang berhubungan
dengan pengendalian internal yaitu memahami dan melakukan pengujan pengendalian
internal atas pelaporan keuangan, selain itu auditor juga bertanggungjawab tentang
penilain menajemen atas pengendalian internanya, termasuk pendapat auditor
mengenai keefektifan pelaksanaan pengendalian tersebut.

Manajemen bertanggungjawab untuk menyiapkan laporan bagi inestor, krditor dan


pengguna lainya, selain itu manajemen juga memiliki tanggungjawab untuk memilih dan
mengadopsi kebijakan akuntansi yang tepat, menyelenggarakan pengendalian internal
yang memadai, serta menyajikan laporan keuangan yang wajar. Manajemen selaku
pelaksana harian perususahaan dianggap lebih memiliki pengetahuan yang lebih
terperinci dan mendalam atas transaksi pada perusahaan.

Dalam sebuah perusahaan atau organisasi, manajemen diharuskan untuk menerbitkan


sebuah laporan pengendalian internal yang mencakup beberapa hal, yaitu :

suatu pernyataan bahwa manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan dan


menyelenggarakan struktur pengendalian internal yang memadai serta prosedur
laporan keuangan.
suatu penilaian atas efektivitas struktur pengendalian internal dan prosedur pelaporan
keuangan per akhir tahun buku perusahaan. Penilaian manajemen mengenai
pengendalian internal atas pelaporan keuangan terdiri dari dua komponen utama, yaitu
evaluasi rancangan pengendalian internal dan pengujian efektivitas pelaksaan
pengendalian.

Akuntan pemeriksa (auditor) harus mempelajari dan mengevaluasi struktur


pengendalian internal untuk merencanakan pemeriksaan. Auditor mempelajari dan
mengevaluasi lingkungan pengendalian untuk mengevaluasi sikap, kesadaran, dan
tindakan manajemen dan komite pemeriksaan yang berhubungan dengan pentingnya
pengendalian dan tekanan dalam perusahaan. Dalam melakukan evaluasi, akuntan
pemeriksa harus mengakui bahwa yang lebih penting adalah transaksi bukan kulaitas
legalnya. Lingkungan pengendalian internal mempunyai peranan yang penting di dalam
mencegah penggelapan laporan keuangan, terutama bagi perusahaan yang berskala
besar dan go-public, lingkungan pengendaian adalah penting bagi akuntan pemeriksa
dalam menetapkan risiko pengendalian.

Pengendalian internal bagi manajemen dan akuntan pemeriksa memiliki peran yang
sama pentingnya, factor-faktor yang dipengaruhi oleh struktur pengendalian internal
sebuah perusahaan meliputi:

Luas dan ukuran entitas perusahaan yang sangat kompleks. Hal ini mengakibatkan
manajemen harus percaya pada laporan-laporan serta analisis untuk operasi
pengendalian yang efektif.

Pengecekan dan review yang melekat pada system pengendalian intern yang baik akan
dapat melindungi dari human error dan mengurangi kemungkinan kekeliruan dan
penyimpangan yang akan terjadi.

Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara
menyeluruh atau secara detail untuk hampir semua transaksi perusahaan terkait dengan
keterbatasan waktu dan biaya.

Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen: karena : manajemen tidak
dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhadap jalannya
perusahaan., Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern
yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi
kekeliruan dan penyimpngan yang akan terjadi, tidak praktis bagi auditor untuk
melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu
transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas. Pemahaman auditor tentang
struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk
digunakan dalam kegiatan: mungkin atau tidaknya audit dilaksanakan, salah saji material
yang potensial dapat terjadi, risiko deteksi, perancangan pengujian substantif.
b. Element of the Internal Control
Baik menurut Standar Profesional Akuntan Publik (SA Seksi 319) maupun Arens,
Elder, dan Beasley (2005:274), struktur pengendalian intern dibagi menjadi lima unsur,
yaitu:

1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)


Lingkungan pengendalian mencakup seluruh tindakan, kebijakan, dan prosedur
yang mencerminkan atau menggambarkan seluruh sikap manajemen, direktur, dan
pemilik satuan usaha tentang pengendalian intern yang dapat menimbulkan kesadaran
bagi para anggota organisasi tersebut mengenai pentingnya pengendalian semacam itu
bagi satuan usaha yang bersangkutan.
Sebagian dari lingkungan pengendalian ini dapat dikendalikan oleh manajemen
dengan enggunakan kebijakan-kebijakan dan prosedur tertentu, seperti:
a) Penggunaan anggaran dan laporan-laporan keuangan sebagai sarana untuk
memformulasikan dan mengkomunikasikan, tujuan, perencanaan, dan kegiatan
perusahaan yang bersangkutan.
b) Penggunaan pegawai yang saling menguji (check and balance) untuk memisahkan
kegiatan-kegiatan yang tidak boleh digabung (tidak kompatibel) serta untuk
mengadakan supervise oleh tingkatan manajemen yang lebih tinggi.
c) Adanya serta sampai seberapa jauh pengendalian terhadap penggunaan metode
pengolahan data serta terhadap pengembangan dan pemeliharaan sistem oleh
perusahaan tersebut.
Untuk tujuan pemahaman dan penetapan lingkungan pengendalian, berikut ini adalah
sub elemen terpenting yang harus dipertimbangkan oleh auditor:
a. Integritas dan nilai-nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris dan komite audit
d. Filosofi dan gaya operasi manajemen
e. Struktur organisasi
f. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
g. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

2) Penaksiran Risiko
Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian,
analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan terhadap penyusunan laporan
keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan
intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berdampak terhadap
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam pelaporan keuangan.
Manajemen dapat membuat rencana, program atau tindakan yang ditujukan ke risiko
tertentu atau dapat memutuskan untuk menerima suatu risiko karena pertimbangan
biaya atau lain. Risiko yang dapat timbul atau berubah karena keadaan seperti perubahan
dalam lingkup operasi, personel baru, sistem informasi baru atau yang diperbaikin,
pertumbuhan yang pesat, teknologi baru dan muncul competitor baru.
3) Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu bahwa tindakan
yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi risiko dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai
tingkat organisasi dan fungsi.
Umumnya, aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai
kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan berikut ini:
1.Pemisahan tugas yang memadai Empat pedoman umum dalam pemisahan tugas
untuk mencegah salah saji, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja yang
mempunyai kepentingan khusus bagi auditor, yaitu:
a. Pemisahan pemegang (custody) aktiva dari akuntansi.
b. Pemisahan otorisasi transaksi dari pemegang aktiva yang bersangkutan.
c. Pemisahan tanggung jawab operasional dari tanggung jawab pembukuan.
d. Pemisahan tugas dalam PDE

2. Otorisasi yang memadai atas transaksi dan aktivitas


Setiap transaksi harus diotorisasi memadai jika ingin pengendalian tersebut memuaskan.
Otorisasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu otorisasi umum (general authorization) dan
otorisasi khusus (specific authorization). Manajemen menyusun otorisasi umum bagi
perusahaan untuk ditaati bawahan diinstruksikan untuk menerapkan otorisasi umum
dengan cara menyetujui seluruh transaksi dalam batas yang ditentukan oleh kebijakan.
Contoh otorisasi umum adalah penerbitan daftar harga pasti untuk penjualan barang,
batasan kredit untuk pelanggan, titik pemesanan kembali yang pasti untuk melakukan
pembelian. Otorisasi khusus dilakukan terhadap transaksi individual. Manajemen
seringkali tidak dapat menyusun kebijakan umum otorisasi untuk beberapa transaksi.
Sehingga manajemen lebih memilih membuat otorisasi berdasarkan kasus demi kasus.
Misalnya adalah otorisasi transaksi penjualan oleh manajer penjualan atas mobil
perusahaan yang telah dipakai. Kebijakan otorisasi baik umum maupun khusus harus
dibuat oleh manajemen puncak.

3. Dokumen dan catatan yang memadai


Dokumen merupakan bukti terjadinya transaksi berikut harga, sifat, dan syarat-syarat
transaksi. Contoh dokumen yang banyak dijumpai adalah faktur, cek, dan kontrak.
Dokumen berfungsi sebagai penghantar informasi ke seluruh bagian organisasi klien dan
antara organisasi yang berbeda. Dokumen harus memadai untuk memberikan keyakinan
memamdai bahwa seluruh aktiva dikendalikan dengan pantas dan seluruh transaksi
tercatat dengan benar.
Prinsip-prinsip relevan tertentu dalam membuat rancangan dan penggunaan dokumen
dan catatan yang pantas. Dokumen dan catatan sebaiknya:
a. Berseri dan prenumbered untuk memungkinkan pengendalian atas hilangnya dokumen
dan sebagai alat bantu dalam penempatan dokumen jika diperlukan kembali.
b. Disiapkan pada saat terjadi atau sesudah segera.
c. Cukup sederhana untuk menjamin bahwa dokumen dan catatan dapat dimengerti
dengan jelas.
d. Dirancang sedapat mungkin untuk multiguna sehingga meminimalkan bentuk dokumen
dan catatan yang berbeda-beda.
e. Dirancang dalam bentuk yang mendorong penyajian yang benar.

4. Pengendalian Fisik atas aktiva dan catatan


Pengendalian fisik berhubungan dengan perbatasan dua jenis akses terhadap aktiva dan
catatan penting, yiatu: Akses fisik secara langsung Akses tidak melalui perbuatan atau
pengolahan dokumen seperti order penjualan yang memberi persetujuan untuk
menggunakan atau menjual aktiva. Pengendalian ini terutama berhubungan dengan alat
dan aturan pengamanan atas aktiva, dokumen, catatan, dan program komputer. Alat
pengamanan mencakup tempat penyimpanan, penguncian gudang, pengaman luar
perusahaan, perbatasan akses, missal yang diperbolehkan masuk gudang hanya orang-
orang yang diberi wewenang oleh perusahaan. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi
risiko terjadinya pencurian, relevan untuk asersi keberadaan (existence) dan keterjadian.

5. Penilaian independent terhadap kinerja


Kategori terakhir prosedur pengendalian adalah penelaahan yang hati-hati dan
berkesinambungan atas ke empat prosedur yang lain, yang sering kali disebut pengecekan
independe atau verifikasi intern. Kebutuhan pengecekan independen meningkat karena
struktur pengendalian intern cenderung untuk berubah setiap saat jika tidak terdapat
mekanisme penelaahan yang sering. Karakteristik utama orang yang melakukan prosedur
verifikasi intern adalah orang tersebut harus independent dan bertanggung jawab
menyiapkan data.Sistem akuntansi yang terkomputerisasi dapat dirancang sehingga
membuat banyak prosedur verifikasi intern diotomatisasi sebagai bagian dari sistem.

4) Informasi dan Komunikasi


Sistem informasi relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang mencakup sistem
akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah,
meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas
terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan.
Komunikasi meliputi luasnya pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka
dalam sistem informasi pelaporan keuangan berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan
cara pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang semestinya dalam entitas. Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen. Pembukaan saluran
komunikasi membantu memastikan bahwa penyimpangan dilaporakan dan ditindak
lanjuti.

5) Pemantauan
Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang
waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu
dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilaksanakan melalui aktivitas
pemantauan secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau suatu kombinasi
diantara keduanya. Informasi untuk penilaian dan perbaikan dapat berasal dari berbagai
sumber meliputi studi atas struktur pengendalian intern yang ada, laporan audit intern,
laporan penyimpangan atas aktivitas pengendalian, laporan dari bank, umpan balik dari
pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan.

c. The Control Environment

Lingkungan pengendalian perusahaan mencakup sikap para manajemen dan karyawan


terhadap pentingnya pengendalian yang ada di organisasi tersebut. Salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap lingkungan pengendalian adalah filosofi manajemen
(manajemen tunggal dalam persekutuan atau manajemen bersama dalam perseroan)
dan gaya operasi manajemen (manajemen yang progresif atau yang konservatif),
struktur organisasi (terpusat atau ter desentralisasi) serta praktik kepersonaliaan.
Lingkungan pengendalian ini amat penting karena menjadi dasar keefektifan unsur-
unsur pengendalian intern yang lain.

Pengendalian internal vs pengendalian manajemen:

1. Pengendalian internal

a pengendalian manajemen terdiri dari pengendalian intern dan ekstern


b. lebih menekankan pd tujuan perusahaan dan menghubungkan pengendallian
manajemen untuk mencapai tujuan
c. meliputi produksi, transportasi dan riset perusahaan.

2. Pengendalian manajemen

a. mengendalikan terdiri dari pengendalian administratif dan pengendalian akuntansi


b. menekankan pada pengendalian terhadap mengamankan aktiva perusahaan dengan
melakukan pecatatan akuntansi memadai
c. meliputi akuntansi meningkatkan efektifitas dan efisiensi dan taat pd hukum yang
berlaku.
COSO memperkenalkan lima komponen pengendalian intern sebagai pembaharuan dari
pengendalian manajemen, pengendalian manajemen lebih menekankan terhadap
prosedur, sementara pengendalian intern lebih menekankan peran manusia/pelaku
dibandingkan serangkaian prosedur.

d. The Accounting System and Procedure


SISTEM PENGENDALIAN INTERN SEPERTI PENGERTIAN YANG DIKELUARKAN OLEH
AICPA (American Institute Certified Public Accountant) pada tahun 1949.

Pengertian:
Arti sempit : pengawasan intern merupakan pengecekan penjumlahan, baik
penjumlahan mendatar (crossfooting) maupun penjumlahan menurun (footing).
Arti luas : pengawasan intern tidak hanya meliputi pekerjaan pengecekan tetapi
meliputi semua alat-alat yang digunakan manajemen untuk mengadakan pengawasan.

Pengawasan intern meliputi struktur organisasi dan semua cara-cara serta alat-alat
yang dikoordinasikan yang digunakan didalam perusahaan dengan tujuan untuk
menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data
akuntansi, memajukan efisiensi didalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya
kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu. (AICPA)

GUNA SISTEM PENGAWASAN INTERN


1. Menjaga keamanan harta milik suatu organisasi
2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi
3. Memajukan efisiensi dalam operasi
4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan
manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

ELEMEN POKOK SISTEM PENGAWASAN INTERN


a. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab-tanggung jawab
fungsional secara tepat.
b. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna unt
melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik utang-utang,
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.
c. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan didalam melakukan tugas-tugas dan
fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.
d. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya.

Struktur Organisasi
- Perbedaan struktur organisasi ; luas, jenis dan banyaknya cabangvh
- Dasar penyusunan struktur organisasi
- Struktur organisasi dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional
- Contoh: Gudang bahan baku bagian pembelian bagian penerimaan barang
bagian akuntansi

Sistem Wewenang dan Prosedur Pembukuan


Guna : untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang
terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data akuntansi dengan tepat.
Pengklasifikasian data dalam buku besar (chart of account).,

Praktek-praktek Yang Sehat :


Maksudnya : setiap pegawai dalam perusahaan melaksanakan tugasnya sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan sehingga diharapkan harta dan utang perusahaan dapat
lebih terjamin.
Beberapa contoh praktek yang sehat :
- Formulir bernomor urut tercetak
- Audit mendadak
- Wajib cuti sementara
- Rotasi jabatan
- Pemanfaatan jasa asuransi
- Pencocokan jumlah-jumlah pisik dengan catatan.

Pegawai Yang Cukup Cakap :


Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian
intern. Bagaimana agar didapat tingkat kecakapan pegawai yang cukup ? Mulai dari
penerimaan pegawai.

PENGAWASAN-PENGAWASAN TAMBAHAN
Selain keempat elemen pokok diatas, diperlukan pengawasan tambahan yang terdiri
dari laporan-laporan, budget/standar dan suatu staff audit intern.

Laporan
Merupakan alat bagi suatu bagian dalam perusahaan untuk mempertanggungjawabkan
tugas-tugasnya. Agar laporan itu berfungsi dengan baik, maka ada 5 prinsip dasar
sebagai berikut :
1. Pertanggungjawaban
2. Pengecualian
3. Perbandingan
4. Ringkas
5. Komentar

Standar/budget
Merupakan alat untuk mengukur realisasi, sehingga dapat diketahui penyimpangan-
penyimpangan yang terjadi.
Staf Audit Intern
Merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang tugasnya melakukan
pemeriksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang telah ditetapkan, apakah
pelaksanaan kerja itu sesuai atau menyimpang dari yang sudah ditetapkan.

PENGAWASAN AKUNTANSI DAN ADMINISTRATIF


a. Pengawasan akuntansi
Terdiri dari struktur organisasi dan semua metode, prosedur-rposedur serta catatan-
catatan yang berkaitan dengan pengamanan aktiva dan dapat dipercayanya catatan
financial.
Contoh : pemisahan tugas diantara pihak yang mencatat dan membuat laporan
dengan pihak pelaksana, pengawasan fisik atas aktiva dan internal control.
Pengawasan akuntansi (accounting control) disebut juga preventive control.
Tujuan : untuk mencegah terjadinya ketidakefisienan.

b. Pengawasan administratif
Terdiri struktur organisasi dan semua metode, prosedur-prosedur serta catatan-
catatan yang berkaitan dengan efisiensi operasi dan kepatuhan pada kebijaksanaan
manajemen dan biasanya hanya mempunyai hubungan tidak langsung dengan catatan
finansial.
Contoh : analisis statistik, laporan pelaksanaan (performance reports), program
latihan karyawan dan quality control.
Pengawasan administratif (administrative control) disebut juga feedback control.
Tujuan : untuk memperoleh informasi mengenai hasil operasi, apakah pelaksanaan
pekerjaan menyimpang dari rencananya, ada ketidakefisienan atau tidak.

e. Test of Control

Test of control atau dalam bahasa indonesia disebut sebagai uji pengendalian adalah
prosedur audit yang umum dilakukan untuk mengetahui apakah sistem pengendalian
yang dilakukan oleh organisasi sudah berjalan efektif. Pengujian pengendalian atau test
of control dilakukan untuk memperoleh bukti audit tentang efektivitas rancangan dan
operasi kebijakan atau prosedur struktur pengendalian internal. Sebagai contoh,
prosedur pengendalian internal komputer menggunakan jumlah berkas [total batch]
untuk memastikan bahwa semua berkas transaksi telah dicatat. Apabila jumlah nilai
uang yang diproses dalam berkas tersebut tidak cocok, maka transaksi jumlah berkas
tersebut tidak akan diproses dan sebagai gantinya dicetak suatu laporan pengecualian
atau exception report.
Auditor dapat menguji efektivitas pengendalian dengan cara memasukan data uji yang
mengandung kesalahan pada total batch dan mengamati apa yang terjadi dengan data
uji tersebut. Pengujian pengendalian juga meliputi permintaan keterangan kepada para
pekerja mengenai apa yang mereka ketahui tentang efektivitas dari pengendalian
tersebut da memeriksa laporan pengecualian yang telah dihasilkan oleh pengendalian
internal klien. Kinerja pengujian pengendalian tidak diharuskan dalam audit laporan
keuangan. Namun, hal itu dilaksanakan dalam banyak audit dengan populasi yang besar
karena efektivitas biaya.

Pengujian Substantif

Pengujian substantif terdiri dari:

f. Prosedur analitis
g. Pengujian terinci atas transaksi
h. Pengujian terinci atas saldo

Pengujian substantif memberikan bukti tentang kelayakan asersi laporan keuangan


klien. Prosedur analitis meliputi penggunaan perbandingan untuk menilai kewajaran,
misalnya membandingkan saldo suatu akun dengan data nonkeuangan yang terkait
dengan saldo akun tersebut. Pengujian terinci atas transaksi meliputi pemeriksaan
dokumen pendukung dari setiap satuan transaksi yang dibukukan pada sebuah akun
tertentu, misalnya melakukan pemeriksaan dokumen pendukung [vouching] untuk sisi
debet akun piutang usaha terdapat ayat jurnal pada jurnal penjualan serta faktur
pendukung penjualan. Selain itu dilakukan juga penelusuran rinci dari dokumen asli atau
dokumen sumber terhadap buku jurnal serta buku besar yang terkait dengan transaksi
tersebut yang dapat digolongkan juga sebagai pengujian terenci atas transaksi.
Sedangkan pengujian terinci atas saldo meliputi pemeriksaan dokumen pendukung
untuk saldo akhir secara langsung, misalnya melakukan konfirmasi langsung kepada
salah seorang pelanggan tentang saldo piutang uasaha. Ketiga jenis pengujian substantif
tersebut merupakan hal yang komplementer. Pengujian mana yang akan digunakan
untuk suatu akun tertentu dapat bervariasi berdasarkan faktor-faktor seperti efektivitas
relatif untuk akun dan biaya.

Test Of Transaction

Test of transactions atau dalam bahasa indonesia disebut test atas transaksi merupakan
bagian dari prosedur audit yang bertujuan untuk menguji pengendalian internal sebuah
organisasi. Auditor menggunakan test terhadap transaksi untuk mengevaluasi apakah
kesalahan atau proses yang tidak biasa terjadi pada transaksi yang mengakibatkan
kesalahan pencatatan material pada laporan keuangan. Perbedaan test ini dengan test
sebelumnya (test of control) adalah dalam test sebelumnya pengujian yang dilakukan
tanpa memandang nilai moneter, namun dalam test of transactions nilai moneter
menjadi salah satu objek yang akan di uji.

Tes ini dilaksanakan dengan menelusuri jurnal transaksi dari sumber dokumen,
memeriksa file, dan mengecek keakuratan. Hal ini perlu dilakukan karna sangat
berpengaruh pada opini auditor yang akan diberikan mengenai kewajaran penyajian
laporan keuangan. Umumnya Auditor akan mengambil sampel transaksi yang akan di uji
dan melihat seberapa besar tingkat kesalahan yang dihasilkan, berdasarkan tingkat
kesalahan tersebut auditor dapat menentukan apakah mereka dapat mengandalkan
informasi yang tersedia baik di buku besar maupun jurnal pencatatan transaksi.
Berdasarkan hasil tersebut pula maka auditor dapat menentukan ruang lingkup
pekerjaan audit.

https://www.kompasiana.com/hajarlinda/pengendalian-internal_5938bdafa013e4421048fa52

https://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_intern

http://keuanganlsm.com/test-control-dan-test-transaction/

Agoes, S. (2001). Auditing jilid 1 (edisi 3). Jakarta. Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.

Potrebbero piacerti anche