Sei sulla pagina 1di 5

Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Majalah Farmasi Airlangga, Vol.7 No.

1, April 2009 19

Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Sulfametoksazol Oral Dengan Data Darah Kelinci

Aniek Setiya B, Toetik Ariyani, Khoirotin Nisak


Departemen Farmasi Klinis Fakultas Farmasi Universitas Airlangga
anieksb@yahoo.co.id

The objective of this study was to determine the effect of circadian on pharmacokinetics
variation of orally administered sulfamethoxazole in rabbit. Circadian variations of
sulfamethoxazole pharmacokinetics were studied after a single oral administration
sulfamethoxazole, 50 mg/kg bw, given at 09.00 a.m and 09.00 pm. Blood sample was taken from
0.25; 0.50; 1.00; 1.50; 2.00 ; 4.00 ; 6.00 ; 9.00; 12.00 ; 24.00 hours. Using spectrophotometer
UV-VIS, the pharmacokinetics parameter was calculate for Area Under Curve (AUC),
elimination rate constant (ke), and half life (t ). From statistical analysis it could be seen that
there were significant difference on AUC 09.00 am and 21.00 pm but not in elimination rate
constant (ke) and halflife (t ). The AUC was significantly smaller in the morning
(2674.571452.660 g/ml.minutes) than in the nighttime (4536.5321534.370 g/ml.minutes)
(p<0.05). The elimination rate constant (ke) was not significantly increased in the morning
(0.0120.003/minutes) than in the night time (0.0090.008/minutes) (p>0.05). The half-life (t1/2)
was not significantly shorter in the morning (34.0002.550 minutes) than the night time
(58.2000.840 minutes) (p>0.05). Overall, the results shows the difference characteristic of
pharmacokinetics due to the circadian time.

Keyword : Circadian, pharmacokinetics, sulfamethoxazole

PENDAHULUAN apabila diberikan dalam waktu-waktu


Pengaruh ritme sirkadian dalam tertentu(Park et al, 2007). Pemberian loratadine
farmakokinetik obat diistilahkan dengan juga menunjukkan profil farmakokinetik yang
kronofarmakologi, dimana fenomena tersebut berbeda pada pemberian waktu tertentu (Dridi et
tidak hanya dipengaruhi oleh farmakokinetik al, 2008).
namun juga farmakodinamik dari pengobatan. Sulfametoksazol merupakan antibiotik yang
Kronoterapi yaitu terapi berdasarkan ritme banyak digunakan dalam klinik, dan termasuk
sirkadian dapat dikatakan relevan apabila resiko golongan sulfonamide yang kebanyakan
dan gejala penyakit diprediksi dengan bervariasi diberikan melalui oral karena absorbsinya cepat
sepanjang waktu (Ohdo, 2007). Optimisasi di lambung dan usus halus serta didistribusikan
terapi kronofarmakologi membutuhkan ke seluruh jaringan tubuh. Obat yang diabsorbsi
pengetahuan manifestasi ritmik dari aktivitas akan berkaitan dengan protein dalam jumlah
penyakit dan data kronofarmakokinetik dari obat besar dan sebagian akan disetilasi atau
yang diresepkan (Srinivasu, 1997). Telah dimetabolisme menjadi tidak aktif, sehingga
banyak penelitian yang dilakukan terhadap pemeriksaan dengan menggunakan darah (whole
pengaruh ritme sirkadian terhadap blood) lebih baik daripada plasma atau serum
farmakokinetik berbagai macam obat, dimana (Katzung, 2005). Sulfametoksazol terutama
beberapa obat menunjukkan ada pengaruh yang diekskresi melalui metabolisme, pada umumnya
terhadap farmakokinetik obat, namun beberapa perubahan sirkadian dapat mempengaruhi
obat tidak menunjukkan perbedaan. kinetik dari metabolisme obat, farmakokinetik
Pada penelitian yang dilakukan yaitu dari sulfametoksazol dipengaruhi oleh fluktuatif
misalnya pengobatan 5-fluorourasil pada kanker fisiologi seseorang, namun hal itu tidak
kolorektal menunjukkan terjadinya efek samping diketahui apakah ada ketergantungan sementara
yang lebih kecil dan respon terapi yang lebih dari farmakokinetik sulfametoksazol (Shik and
tinggi pada kronoterapi dibandingkan dengan Jung, 2001).
fixed-rate infusi (Ohdo, 2007). Pada obat Parameter farmakokinetika dari
NSAID (ketoprofen dan indometacin) juga sulfametoksazol yang ditentukan adalah
menunjukkan adanya perbedaan farmakokinetik konsentrasi obat dalam darah maksimum (C
obat akibat adanya ritme sirkadian (Aronson et maks), t maks, dan AUC (luas area dibawah
al, 1993). Pada pemberian pentoksifilin juga kurva yang dihitung dari waktu nol sampai
memberikan perbedaan secara farmakokinetik waktu yang tidak ditentukan). Faktor-faktor
20 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.7 No.1, April 2009 Aniek Setiya B, et al

tersebut mungkin dipengaruhi oleh waktu sulfametoksazol dan diamati nilai serapan pada
pemakaian obat. Adapun tujuan dari penelitian panjang gelombang antara 520-560.
ini adalah untuk mengetahui perubahan profil
farmakokinetik sulfametoksazol akibat sirkadian 6. Penetapan Kembali Kadar
dengan data darah kelinci (ka, Cmax, tmax, AUC). Sulfametoksazol Yang Ditambahkan
Dalam Darah (Perolehan Kembali)
BAHAN DAN METODE Digunakan larutan baku kerja dengan kadar
1. Bahan 10, 20, 30, 50, 100 g/ml. Dari larutan baku
Sulfametoksazol (Merck), suspensi Bactrim tersebut diambil 0,5 ml larutan baku kerja, 0,5
(Roche), Trichloro acid (Merck), NaNO2 ml darah, dan 7 ml aquadest kemudian
(Merck), ammonium sulfamat (Merck), N- direaksikan dengan metode Azotasi dari Bratton
(naftil)-etilen-diamina dihidroklorida (Merck), Marshal. Kemudian dari hasil absorban yang
dan kelinci (Oructologus cumiculus) jantan diperoleh dihitung dengan cara memasukkan
putih dengan berat badan antara 1,5 2,5 kg nilai serapan larutan baku perolehan kembali
yang dipuasakan 10 jam sebelum perlakuan. pada persamaan kurva baku sehingga diperoleh
harga kadar sulfametoksazol yang diperoleh
2. Waktu Cuplikan kembali, kemudian menghitung persen
Kelinci dipuasakan 10 jam; diambil darahnya perolehan kembali dengan membagi perolehan
sebagai blanko sebanyak 1,0 ml dengan spuit kembali sulfametoksazol dalam darah dengan
injeksi yang sudah diberi heparin, diambil secara kadar sebenarnya, kemudian dikalikan 100 %.
kuantitatif 0,5 ml darah tersebut dimasukkan
dalam venojek sebagai blanko (0 jam). 7. Analisa Statistik
Kemudian obat dengan dosis 50 mg/kg berat Hasil data darah dihitung untuk diketahui
badan pada jam 9.00 (grup 1; n=5) dan jam parameter farmakokinetiknya, kemudian
21.00 (grup 2; n=5) dimasukkan secara oral hasilnya dianalisa dengan independent sample
dalam bentuk larutan, ambil darah pada menit T-Test dengan derajat kepercayaan 95%
ke-: 0, 15, 30, 60, 90, 120, 240, 360, 540, 720, (p<0,05).
1440 (24 jam).
Hasil Penelitian dan Pembahasan
3. Metode Azotasi dari Bratton Marshal 1. Perhitungan Kurva Baku Sulfametoksazol
Darah 0,5 ml dalam venojek ditambah 7,5 ml (SMZ)
air, dicampur homogen dan didiamkan 15 menit,
tambahkan ke dalamnya 2 ml TCA 15% kocok Tabel 1. Kadar Baku Kerja dan Absorban
dan pusingkan. Diambil supernatant 5,0 ml Baku Kerja
kemudian tambahkan ke dalamnya 0,5 ml Kadar baku Absorban baku
NaNO2 0,1% diamkan selama 3 menit. kerja (g/ml) kerja (g/ml)
Ditambahkan kedalamnya 0,5 ml ammonium 10,05 0,062
sulfamat 0,1% reaksikan selama 2 menit. 20,1 0,122
Ditambahkan 2,5 ml N (naftil) etilen diamina
30,15 0,191
dihidroklorida 0,1% didiamkan selama 10 menit.
Diamati serapan pada maksimum (540 nm). 50,25 0,291
4. Pembuatan Kurva Baku Sulfametoksazol 100,05 0,604
Membuat larutan baku induk 1000 g/ml dari
100 mg sulfametoksazol dilarutkan ke dalam Persamaan regresi linear baku kerja : Absorban
NaOH 0,1 N dan H2SO4 4 N (1:5), kemudian = 0.00598 Kadar + 0.00266. Dari hasil pemilihan
ditambahkan aquadest sampai 100 ml. lambda maksimal di atas, lambda terpilih adalah
Kemudian dari baku induk dibuat seri larutan 540 nm.
baku berturut-turut 10, 20, 30, 50, dan 100 Persamaan regresi perolehan kembali =
g/ml. absorbansi perolehan kembali = 0,00504x +
0,00058 kadar perolehan kembali
5. Pemilihan Panjang Gelombang Maksimal
Panjang gelombang maksimal ditentukan
dengan menggunakan larutan baku kerja 10 dan
100 g/ml. Direaksikan larutan baku kerja 10
dan 100 g/ml sesuai prosedur penetapan kadar
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Majalah Farmasi Airlangga, Vol.7 No.1, April 2009 21

2. Hasil Perhitungan Perolehan Kembali

Tabel 2. Absorban Perolehan Kembali Pada Berbagai Kadar


Kadar baku kerja Absorban perolehan Kadar perolehan kembali Perolehan kembali
(g/ml) kembali (g/ml) (%)
10,05 0,052 8,375 83,33
20,10 0,099 16,234 80,77
30,15 0,156 25,766 85,46
50,25 0,252 41,819 83,22
100,05 0,505 84,127 84,08
Perolehan kembali rata-rata (%) 83,37

3. Hasil Kadar Tiap Waktu Cuplikan Pada Malam Hari Dan Pagi Hari

Tabel 3. Waktu Cuplikan vs Rata-Rata Kadar Sulfametoksazol Pada Pemberian Pagi Hari dan Malam
Hari
Waktu (menit) Kadar pagi* (g/ml) Kadar malam (g/ml)
0 0 0
15 9,46 8,97 11,87 11,56
30 15,96 14,34 13,10 8,37
60 13,48 7,21 14,37 6,59
90 15,61 6,99 13,85 5,67
120 14,67 6,65 12,15 3,61
240 9,86 3,85 10,68 9,75
360 2,02 1,66 3,22 2,29
540 0,73 0,77 2,17 3,44
720 0 0,54 0,33
24 jam 0 0
*n=5, mean sd

Kurva waktu cuplikan (menit) vs rata-rata kadar sulfametoksazol (g/ml)

Gambar 1. Gambar kurva antara waktu cuplikan (menit) dengan kadar sulfametoksazol (g/ml)

4. Perhitungan Kadar dan AUC : dengan Microsoft excel didapatkan harga antara
Dari data absorban cuplikan yang lain : AUC (mean sd), t maks, C maks, t1/2,
didapatkan kemudian dimasukkan ke persamaan dan Kel dengan menggunakan rumus trapesium.
regresi perolehan kembali = absorban perolehan Didapatkan data parameter farmakokinetik pada
kembali 0.00504 + 0.00058 kadar perolehan tiap waktu cuplikan :
kembali. Kemudian dilakukan pengolahan data
22 Majalah Farmasi Airlangga, Vol.7 No.1, April 2009 Aniek Setiya B, et al

Tabel 4. Harga Rata-Rata Parameter Farmakokinetik Pada Cuplikan Pagi Dan Malam Hari
Parameter
Pagi* Malam
farmakokinetik
Cmaks (g/ml) 15,96 14,34 14,369 6,60
T maks (menit) 34 2,55 58,20 0,84
AUC# (g/ml.menit) 2674,57 452,66 4536,53 1534,37
t (menit) 59,83 17,90 105,15 48,58
Kel (/menit) 0,0123 0, 0032 0,0090 0,0080
*n=5, mean SD ; # P<0,05

Telah dilakukan penelitian dalam bidang hari, dengan kata lain pada pemberian pagi hari
kronofarmakokinetik atau juga dikenal dengan digunakan data dari empat hewan coba.
kronokinetik. Penelitian ini bertujuan untuk Dengan pemberian secara oral, kadar
melihat apakah ada pengaruh terhadap maksimum sulfametoksazol di dalam darah
parameter farmakokinetik kadar sulfametoksazol dicapai pada 15,956 14,34 g/ml pada
pada pemberian pagi hari dan malam hari pemberian pagi hari dan 14,369 6,60 g/ml
dimana pemberian pada pagi hari mulai pukul pada malam hari. Sedangkan waktu untuk
09.00 hingga 21.00 malam hari. Obat yang mencapai kadar puncak dalam darah dicapai
digunakan adalah sulfametoksazol yaitu suatu pada 34 2,55 menit setelah pemberian di pagi
antibiotika golongan sulfonamide yang hari dan 58,20 0,84 menit setelah pemberian di
mengalami ikatan dalam sel darah merah, malam hari. Selanjutnya kadar sulfametoksazol
sehingga untuk metode penetapan kadarnya untuk masing-masing waktu cuplikan
digunakan metode Bratton-Marshall yang menunjukkan penurunan kadar setelah melewati
merupakan metode untuk menentukan kadar kadar puncaknya sampai didapatkan kadar 0
sulfonamide secara kolorimetri. g/ml pada 24 jam setelah pemberian peroral
Pada penelitian ini pemberian obat baik pada waktu pagi maupun malam. Untuk
dilakukan secara peroral yaitu dengan parameter farmakokinetik yang lainnya dapat
memberikan suspensi sulfametoksazol, dosis 50 dilihat pada tabel 4.
mg/kg BB. Dari hasil penelitian didapatkan Area di bawah kurva (AUC) ditentukan
panjang gelombang maksimum 540 nm. dengan perhitungan trapesium, dengan cara
Selanjutnya dilakukan pembuatan kurva menghubungkan titik-titik data kadar yang
perolehan kembali dan cuplikan sampai 24 jam. didapat tiap waktu dengan selisih waktu
Pada penelitian ini tidak dilakukan pengambilan data, kemudian luasnya dihitung
perlakuan silang pada hewan yaitu hewan yang dengan menggunakan rumus trapesium. AUC
mendapatkan perlakuan cuplikan pada pagi hari digunakan dalam memperkirakan
kemudian ditukar menjadi malam hari dan bioavailabilitas obat-obatan, dan dalam
sebaliknya. Akan tetapi untuk memperkecil memperkirakan total klirens. Dari hasil
variasi perbedaan hewan coba dalam penelitian penelitian ini didapatkan harga AUC untuk
ini dilakukan uji t test terhadap berat badan cuplikan pagi hari berbeda bermakna (p<0,05)
kelinci dan didapatkan kesimpulan tidak ada dari cuplikan malam. dengan harga AUC pada
perbedaan bermakna terhadap hewan coba yang pagi hari 2674,57 452,66 (g/ml.menit) dan
mendapatkan perlakuan cuplikan pada pagi hari pada malam hari 4536,53 1534,37
maupun malam hari (F=0,463, dan p= 0,518). (g/ml.menit).
Pada penelitian ini digunakan 5 hewan coba Waktu paruh (t ) menunjukkan waktu yang
untuk masing-masing perlakuan cuplikan pagi diperlukan obat untuk mencapai kadar separuh
dan malam hari akan tetapi satu data parameter dari kadar awalnya. Pada penelitian ini
farmakokinetik dari perlakuan pagi hari didapatkan waktu paruh untuk pagi hari 59,83
menunjukkan perbedaan yang menyimpang dari 17,90 menit, lebih kecil bila dibandingkan
kelinci yang lain dalam satu kelompok, adapun dengan cuplikan malam hari adalah 105,15
data parameter farmakokinetiknya adalah C max 48,58 menit hal itu berarti pada malam hari
55,83 g/ml, Tmax 240 menit, AUC 12.328,47 sulfametoksazol mempunyai waktu yang lebih
g/ml.menit, t 124,09 menit, dan Kel lama untuk menjadi separuh dari kadar awalnya
0,0056/menit sehingga tidak dimasukkan dalam di dalam darah sedangkan pada siang hari lebih
perhitungan rata-rata untuk mengetahui cepat. namun, perhitungan secara statistik
parameter farmakokinetika pada pemberian pagi menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna
Pengaruh Sirkadian Pada Farmakokinetik Majalah Farmasi Airlangga, Vol.7 No.1, April 2009 23

waktu paruh (p>0,05) pada pemberian d. Waktu paruh (t ) pada pemberian


sulfametoksazol antara pemberian pagi hari dan pagi hari dan malam hari masing-masing
malam hari. 59,83 17,90 dan 105,15 48,58 menit.
Parameter farmakokinetik yang lainnya e. Kecepatan eliminasi (kel) pada
yaitu Kel yang menunjukkan seberapa cepat obat pemberian pagi dan pada waktu malam hari
itu dieliminasi dari tubuh, semakin besar nilai masing-masing 0,0123 0,0032/menit
Kel berarti semakin cepat obat dieliminasi dalam 0,0090 0,0080/menit.
darah, dan semakin kecil Kel menunjukkan Dengan analisis statistik menggunakan
semakin lama obat dieliminasi dalam darah. independen t test didapatkan perbedaan
Dari hasil penelitian ini didapatkan harga K el bermakna (p<0,05) antara AUC pada pemberian
0,0123 0,0032/menit pada pagi hari dan pagi hari dengan pemberian malam hari namun
0,0090 0,0080/menit pada malam hari. Pada tidak pada harga kel dan t nya.
perhitungan secara statistik dengan
menggunakan independen t test antara waktu DAFTAR PUSTAKA
paruh pada pemberian pagi hari dan malam hari Aronson, J K : Chappel, M J : Gofrey,, K R :
menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna Yew, M K Citation, 1993 Modelling
(p>0,05) pada pemberian pagi maupun malam circadian variation in the
hari. pharmacokinetics of non-steroideal
Telah banyak penelitian yang dilakukan anti-inflamatory drugs. Eur J Clin
terhadap pengaruh ritme sirkadian terhadap Pharmacol; 45(4): 357-61
farmakokinetik berbagai macam obat, dimana Dridi D., Ben-Attia M., Sani M., Djebli N,
beberapa obat menunjukkan ada pengaruh Sauvage F.L., Boughattas N.A., 2008.
terhadap farmakokinetik obat, namun beberapa Circadian Time-Effect of Orally
obat tidak menunjukkan perbedaan (Ohdo, Administered Loratadine on Plasma
2007). Secara keseluruhan hasil dari penelitian Pharmacokinetics in Mice. Chrono Intl,
ini menunjukkan adanya perbedaan bermakna Volume 25( 4) , p 533 547
terhadap kadar sulfametoksazol dalam darah Katzung, 2005. Farmakologi Dasar dan Klinik.
yang ditunjukkan dengan AUC pada pemberian Jakarta : Salemba Medika.
pagi dan malam hari yaitu lebih kecil pada pagi Ohdo, S., 2007. Circadian Rhythms in the
hari dibandingkan dengan malam hari, meskipun CNS and Peripheral Clock Disorders:
tidak ada perbedaan bermakna (p<0,05) pada Chronopharmacological Findings on
parameter farmakokinetika yang lain yaitu t Antitumor Drugs. J Pharmacol Sci 103,
dan Kel. Namun besarnya AUC pada malam hari 155 158 (2007)
dapat dikarenakan rata-rata waktu paruh (t ) Park S.I., Felipe C.R., Pinheiro-Machado P.G.,
pada pagi hari lebih pendek dari pada malam Garcia R., Tedesco-Silva H.Jr., Medina-
hari dan kecepatan eliminasi pada pagi hari lebih Pesta J.O., 2007. Circadian and Time-
besar dari pada pada malam hari sehingga Dependent Variability in Tacrolimus
menyebabkan obat dalam darah lebih cepat Pharmacokinetics. Fundam Clin
tereliminasi sehingga kadarnya kecil. Pharmacol. 2007 Apr;21(2):191-7.
Shik, C.J. and Jung Jung E, 2001, Circadian
Kesimpulan Changes in Pharmacokinetics of
Dari penelitian ini dapat disimpulkan : Sulfamethoxazole Administered Orally
a. Kadar maksimum (Cmaks) to Rabbits, Arch Pharm Res Vol 24, pp.
sulfametoksazol pada pemberian pagi hari 338-341.
adalah 15,96 14,34 g/ml dan malam hari Srinivasu, P., Ramesh R.B., Madhusudhan R.Y.,
14,37 6,60 g/ml. Rambhau D., 1997. Circadian Variations
b. Waktu yang dibutuhkan untuk In The Pharmacokinetics Of
mencapai kadar puncak untuk pemberian Pentoxyfilline In Man. Journal of
pagi hari 34 2,55 menit dan malam hari pharmacy and pharmacology.
58,20 0,84 menit. 1998, vol. 50, no1, pp. 71-74 (25 ref.)
c. AUC untuk pemberian pagi hari
2674,57 452,66 g/ml.menit dan malam
hari 4536,53 1534,37 g/ml.menit.

Potrebbero piacerti anche