Sei sulla pagina 1di 16

KAJIAN PERBANDINGAN PERIODE GETAR ALAMI FUNDAMENTAL

BANGUNAN MENGGUNAKAN PERSAMAAN EMPIRIS DAN METODE


ANALITIS TERHADAP BERBAGAI VARIASI BANGUNAN JENIS RANGKA
BETON PEMIKUL MOMEN

Deser Christian Wijaya1 , Daniel Rumbi Teruna2

1
Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan
2
Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus
USU Medan

ABSTRACT
This final projects objective is to investigate the comparation of fundamental natural
periods which are obtained by empiric equations to natural periods which is obtained
analitically using SAP2000 programme version10 in some variation parametres of concrete
moment resisiting frame buildings. The empiric equations to obtain the natural periods of
buildings are simplify approximation which are suggested in some building codes. From the
experiment, the programme analysis natural periods differ from the natural periods obtained
by empiric equations because there are some variables which are not included in empiric
equations. Results of the natural periods analysis are shown in tables and graphs include their
deviations. Maximum deviation is in frame 5a, and the minimum deviation is in frame 7a.
The natural periods of regular buildings which are obtained by empiric equations are quite
safe for building design use, because the natural periods are lower than natural periods
obtained by SAP2000 programme so that the base acceleration coefficient will become
highest and will implicate to the bulding design which is stronger and more safe.
Keywords : Fundamental Natural Periods, Empiric Equation, Period Deviation.

ABSTRAK

Tugas akhir ini bertujuan untuk mengkaji perbandingan periode getar fundamental
bangunan yang didapatkan dari persamaan empiris terhadap periode getar bangunan hasil
analitis menggunakan program SAP2000 versi10 terhadap berbagai variasi parameter
bangunan jenis rangka beton pemikul momen. Persamaan empiris untuk menghitung periode
getar bangunan merupakan pendekatan sederhana yang terdapat dalam sejumlah peraturan.
Berdasarkan pengujian, periode hasil analisis program berbeda dengan periode dari
persamaan empiris sebab terdapat berbagai variabel yang tidak terdapat di dalam variabel
persamaan empiris. Penjabaran hasil-hasil analisis periode ditampilkan dalam bentuk tabel
beserta deviasi periodenya. Nilai deviasi terbesar adalah terjadi pada portal 5a, dan nilai
deviasi terkecil terjadi pada portal 7a. Periode natural dari persamaan empiris untuk bangunan
beraturan telah cukup aman digunakan dalam desain struktur karena nilai periodenya lebih
kecil dari periode hasil analisis program SAP2000 sehingga koefisien getar dasar bangunan
menjadi lebih besar dan berimplikasi pada desain bangunan yang lebih kuat dan aman.
Kata Kunci : Periode Getar Fundamental, Persamaan Empiris, Deviasi Periode
1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Periode getar natural T merupakan variabel yang penting dalam perencanaan tahan
gempa. Nilai T diperlukan untuk mendapatkan koefisien getar dasar C (dari kurva Respon
Spektra), yang kemudian digunakan untuk menghitung besarnya gaya geser dasar bangunan.
Periode getar natural T dapat diperoleh dari sejumlah persamaan empiris yang dianjurkan
dalam sejumlah peraturan (termasuk SNI 1726-2010). Periode getar natural T dapat pula
diperoleh dari analisis modal. Dalam jurnal ini, penulis mengkaji perbandingan periode
natural yang didapatkan dari persamaan empiris terhadap periode natural hasil analisis modal
(eigen value) menggunakan program SAP2000. Untuk persamaan empiris, yang dikaji dalam
jurnal ini ada 2 persamaan yang dianjurkan dalam SNI 1726-2010 yaitu :
a.
dimana :
adalah waktu getar alami fundamental,
adalah koefisien, 0.0466 untuk portal beton bertulang dan 0.0724 untuk
portal baja,
adalah tinggi bangunan dalam meter,
adalah koefisien, 0.9 untuk portal beton bertulang dan 0.8 untuk portal
baja,
adalah koefisien untuk batas atas pada periode yang dihitung; dipakai
nilai 1,4 (asumsi daerah spektra kota Padang, SD1 = 0,6).

b. T = 0,1.N (tinggi bangunan tidak lebih dari 12 tingkat dan tinggi tiap tingkat
minimal 3 m)
dimana :
T adalah waktu getar alami fundamental
N adalah jumlah tingkat bangunan

1.2. Perumusan Masalah


Dalam jurnal ini, penulis akan membandingkan beberapa parameter struktur yang
dapat mempengaruhi perioda getar alami fundamental struktur bangunan. Model analisis
berupa portal 2D akan dianalisis menggunakan metode analisis modal (analisis eigen value)
untuk memperoleh periode mode pertama dari sturktur bangunan. Model analisis akan
dikategorikan ke dalam tujuh kelompok untuk mempermudah pembahasan pada bab
selanjutnya, yaitu:
a. Parameter 1 : struktur portal dengan jumlah lantai yang bervariasi
Portal 1.a Portal 1.b Portal 1.c

3x4m

6m
6x4m 8x4m

6m
6m

Gambar 1 Portal Parameter 1


b. Parameter 2 : struktur dengan jumlah bentang yang berbeda
Portal 2.a Portal 2.b Portal 2.c

3x4m

4m 3x4m 6x4m

Gambar 2. Portal Parameter 2


c. Parameter 3 : struktur portal bentang tunggal dengan panjang bentang yang berbeda
Portal 2.a Portal 3

3x4m

4m 8m

Gambar 3. Portal Parameter 3


d. Parameter 4 : struktur portal 3 bentangan dengan panjang bentang yang bervariasi
Portal 2.b Portal 4.a Portal 4.b

3x4m

3x4m 6m 4m 6m 4m 6m 4m

Gambar 4. Portal Parameter 4


e. Parameter 5 : struktur portal dengan ketidakteraturan kekakuan kolom antar lantai
Portal 1.c Portal 5.a Portal 5.b

7m
5x5m
8x4m
5x5m

7m

6m 6m 6m

Gambar 5. Portal Parameter 5


f. Parameter 6 : struktur portal dengan ketidakteraturan massa
Portal 1.a Portal 6.a Portal 1.b Portal 6.b
m 2m
m 2m

3x4 m

8x4m

6m 6m

6m 6m

Gambar 6. Portal Parameter 6


g. Parameter 7 : stuktur bangunan yang tidak teratur
Portal 7.a Portal 7.b

5x4m

5x4m 5x4m

Portal 7.c Portal 7.d

5x4m

5x4m 5x4m

Gambar 7. Portal Parameter 7


Periode getar alami dari seluruh struktur diatas akan dihitung dengan melalui analisis eigen
value dengan menggunakan bantuan program SAP2000.

1.3. Maksud Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh dari berbagai parameter terhadap waktu
getar alami fundamental bangunan jenis rangka beton pemikul momen serta
membandingkan waktu getar alami fundamental yang dihitung berdasarkan
persamaan empiris yang dianjurkan di dalam SNI-1726-2010 dan dengan hasil analitis
dengan menggunakan bantuan program SAP 2000.

1.4. Pembatasan Masalah


Adapun pembatasan masalah dalam jurnal ini yakni :
a. Struktur bangunan yang dianalisis merupakan portal beton bertulang pemikul momen dua
dimensi, dengan kuat tekan beton fc = 30 MPa.
b. Peraturan pembebanan yang digunakan mengacu pada Tata Cara Perencanaan Pembebanan
untuk Rumah dan Gedung tahun 1983. Massa masing-masing portal kemudian dihitung dan
didapatkan data-data untuk proses penelitian.
c. Parameter variasi struktur bangunan yang akan dibandingkan adalah :
1. Jumlah lantai bangunan
2. Jumlah bentangan bangunan
3. Panjang bentang portal
4. Konfigurasi panjang bentang dari portal
5. Ketidakteraturan ketinggian tiap lantai
6. Ketidakteraturan massa
7. Ketidakteraturan bangunan

2. TINJAUAN PUSTAKA
Pada permasalahan dinamik, setiap titik atau massa umumnya hanya diperhitungkan
berpindah dalam satu arah saja yaitu horisontal. Kemudian karena simpangan yang terjadi hanya
terjadi dalam satu bidang (2 dimensi) maka simpangan suatu massa pada setiap saat hanya
mempunyai posisi/ordinat tertentu baik bertanda positif maupun negatif. Pada kondisi 2 dimensi
tersebut simpangan suatu massa pada saat t dapat dinyatakan dalam koordinat tunggal yaitu y(t).
struktur tersebut dinamakan struktur dengan derajat kebebasan tunggal (single degree of freedom,
SDOF) dan struktur yang mempunyai n-tingkat akan mempunyai n-derajat kebebasan atau struktur
dengan derajat kebebasan banyak (multi degree of freedom, MDOF). Maka dapat disimpulkan
bahwa, jumlah derajat kebebasan adalah jumlah koordinat yang diperlukan untuk menyatakan
posisi suatu massa pada saat tertentu.
Pada persamaan diferensial struktur berderajat tunggal (SDOF) melibatkan tiga properti
utama suatu struktur yaitu, massa, kekakuan, dan redaman. Ketiga properti struktur tersebut
disebut dinamik karakteristik struktur. Properti-properti tersebut sangat penting dalam
penyelesaian analisa dinamik. Untuk mendapatkan nilai periode getar bangunan adalah dengan
cara analisis modal (eigenvalue problem) :

Sehingga diperoleh k = ; diperoleh = .

Periode getar T = ;T=2 .

Dimana :
T adalah periode getar bangunan (sekon)
k adalah kekakuan tingkat dari struktur bangunan (N/m)
adalah nilai frekuensi sudut (rad/s)
adalah massa bangunan (kg)
Periode getar natural adalah periode getar bangunan untuk mode pertama. Mode merupakan
ragam/pola goyangan struktur saat menerima beban dinamik. Mode pertama biasanya telah cukup
mewakili dari keseluruhan mode yang terjadi pada struktur akibat suatu beban dinamik.
3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah melalui proses penelitian dan pengkajian, maka diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Portal parameter 1 : - Portal 1 a m1
(3 tingkat)
m1 = 12144 kg
B 25x40 4m m2 = 15888 kg
K 30x30 m2
Periode natural hasil analisis
4m program SAP2000 : T = 0,637248 s
m2
Gambar 8. Portal 1a
4m

6m
- Portal 1 b - Portal 1 c m1
(6 tingkat) m1 (8 tingkat) 4m
B 25x40 4m
m2
m2 B 30x40
K 35x35 4m
K 40x40 m2
4m
m2 4m
m2
4m
m2 4m
m2
4m
m2
4m
m2
4m 4m
m2 m2
4m 4m
m2
6m
Gambar 9. Portal 1 b 4m
m1 = 12144 kg 6m
m2 = 17376 kg Gambar 10. Portal 1 c
Periode natural hasil analisis m1 = 12432 kg
program SAP2000 : T = 1,71158 s m2 = 18384 kg
Periode natural hasil analisis
program SAP2000 adalah : T =
2,07658 s
Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 1a 0,584416 0,3 0,63725 9,041% 112,42%
Portal 1b 1,090572 0,6 1,71158 56,943% 185,26%
Portal 1c 1,412852 0,8 2,07658 46,978% 159,57%
Tabel 1. Periode Portal Parameter 1
Catatan :
- T1 = periode natural dari persamaan empiris
- T2 = periode natural dari persamaan empiris T = 0,1.N
- T3 = periode natural hasil analisis program SAP2000

2,5
T (sekon)

1,5 T1 (T = Ct.hn^x)
T2 (T = 0,1.N)
1
T SAP 2000
0,5 N (jumlah
tingkat)
0
0 3 6 9

Grafik 1. Periode Portal Parameter 1


b. Portal parameter 2 :
- Portal 2 a
m1
B 25x40 m1 = 8096 kg
K 30x30 4m m2 = 11744 kg
m2

4m periode natural hasil analisis


m2 program SAP2000 : T =
0,713393 s
4m

4m

Gambar 11. Portal 1b

- Portal 2 b B 25x40
K 30x30
m1

4m
m2 M1 = 24288 kg
M2 = 33504 kg
4m
m2

4m Periode natural hasil analisis


program SAP2000 : T =
4m 4m 4m 0,812978 s.
Gambar 12. Portal 2 b

- Portal 2 c
B 25x40
K 30x30
m1

4m
m2

4m
m2

4m

4m 4m 4m 4m 4m 4m

Gambar 13. Portal 2c


m1 = 48576 kg
m2 = 66144 kg
Periode natural hasil analisis program SAP2000 : T = 0,844377 s
Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 2a 0,584416 0,3 0,71339 22,069% 137,79%
Portal 2b 0,584416 0,3 0,81298 39,11% 170,99%
Portal 2c 0,584416 0,3 0,84438 44,483% 181,46%
Tabel 2. Periode Portal Parameter 2

T 0,9
(sekon)
0,8
0,7
0,6
T1 (T = Ct.hn^x)
0,5
T2 (T = 0,1.N)
0,4
T SAP 2000
0,3
0,2
0,1
N (jumlah
0
0 3 6 9

Grafik 2. Periode Portal Parameter 2

c. Portal Parameter 3 :
Struktur yang dibandingkan dalam parameter ketiga ini adalah Portal 2 a dengan Portal 3.
- Portal 3
m1

B 30x40
4m m1 = 16512 kg
K 40x40
m2
m2 = 23424 kg
4m
m2 Periode natural hasil analisis
program SAP2000 : T = 0,84772 s.
4m

8m

Gambar 14. Portal 3

Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 2a 0,584416 0,3 0,71339 22,069% 137,79%
Portal 3 0,584416 0,3 0,84772 45,054% 182,57%
Tabel 3. Periode Portal Parameter 3
T (sekon)
0,9
0,8
0,7
0,6
T1 (T = Ct.hn^x)
0,5
T2 (T = 0,1.N)
0,4
T SAP 2000
0,3
0,2
0,1
0
portal 2a portal 3
Grafik 3. Periode Portal Parameter 3

d. Portal Parameter 4 :
Struktur yang dibandingkan dalam parameter ini adalah Portal 2 b, Portal 4 a , dan Portal 4 b.
- Portal 4 a
B 25x40 m1
m1 = 32384 kg
4m K 30x30
m2 = 43520 kg
m2

4m Periode natural hasil


m2 analisis program
SAP2000 : T =
4m 0,97533 s.

6m 4m 6m

Gambar 15. Portal 4 a


- Portal 4 b
B 25x40 m1

4m K 30x30 m1 = 28936 kg
m2 m2 = 39112 kg

4m
Periode natural hasil
m2 analisis program
SAP2000 : T =
0,8938 s.
4m

4m 6m 4m

Gambar 16. Portal 4b


Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 2b 0,584416 0,3 0,81298 39,11% 170,99%
Portal 4a 0,584416 0,3 0,97533 66,89% 225,11%
Portal 4b 0,584416 0,3 0,8938 52,94% 197,93%
Tabel 4. Periode Portal Parameter 4

T1,2
(sekon)
1

0,8 T1 (T = Ct.hn^x)
0,6 T2 (T = 0,1.N)

0,4 T SAP 2000

0,2

0
portal 2b portal 4a portal 4b
Grafik 4. Periode Portal Parameter 4

e. Portal Parameter 5 :
Struktur yang dibandingkan dalam parameter ini adalah stuktur Portal 1 c, Portal 5 a, dan
Portal 5 b.
- Portal 5 a
m1

5m m1 = 12432 kg
B 30x40 m2
K 40x40 m2 = 19872 kg
5m
m2
Periode natural hasil analisis
5m program SAP2000 : T = 2,28212 s.
m2

5m
m2

5m
m2

7m
6m
Gambar 17. Portal 5a
- Portal 5 b m1

B 30x40 7m
K 40x40 m2
5m
m3
5m m1 = 12432 kg
m3 m2 = 22848 kg
5m m3 = 19872 kg
m3
5m
m3 Periode natural hasil analisis
program SAP2000 : T = 2,08374 s.
5m
6m
Gambar 18. Portal 5b
Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 1c 1,41285 0,8 2,07658 46,978% 159,57%
Portal 5a 1,41285 0,6 2,28212 61,526% 280,35%
Portal 5b 1,41285 0,6 2,08374 47,485% 247,29%
Tabel 5. Portal Parameter 5

T 2,5
(sekon)

1,5 T1 (T = Ct.hn^x)
T2 (T = 0,1.N)
1 T SAP 2000

0,5

0
portal 1c portal 5a portal 5b

Grafik 5. Portal Parameter 5


f. Portal Parameter 6 :
Struktur portal yang dibandingkan adalah Portal 1 a dengan Portal 6 a (keduanya merupakan
portal 3 tingkat), serta Portal 1 c dengan Portal 6 b (keduanya merupakan portal 8 tingkat).
- Portal 6 a
(3 tingkat) m1

B 25x40 4m
K 30x30 m2 m1 = 24288 kg
m2 = 15888 kg
4m
Periode natural hasil analisis
m2 program SAP2000 : T =
0,77798 s
Gambar 19. Portal 6a 4m

6m
Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 1a 0,584416 0,3 0,63725 9,04% 112,42%
Portal 6a 0,584416 0,3 0,77798 33,121% 185,26%
Tabel 6.1. Periode Portal Parameter 6-I

T 0,9
(sekon)

0,8
0,7
0,6
T1 (T = Ct.hn^x)
0,5
T2 (T = 0,1.N)
0,4
T SAP 2000
0,3
0,2
0,1
0
portal 1a portal 6a

Grafik 6.I. Portal Parameter 6-I

- Portal 6 b m1
(8 tingkat)
4m m1 = 24864 kg
m2
B 30x40 m2 = 18384 kg
4m
K 40x40 m2
4m
m2
4m Periode natural hasil analisis program
m2 SAP2000 : T = 2,26759 s.
4m
m2
4m
m2
4m
m2
4m
6m
Gambar 20. Portal 6b
Deviasi T3 Deviasi T3
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
terhadap T1 terhadap T2
Portal 1c 1,412852 0,8 2,07658 46,978% 159,57%
Portal 6b 1,412852 0,8 2,26759 60,497% 183,45%
Tabel 6.II. Portal Parameter 6-II
T2,5
(sekon)

1,5 T1 (T = Ct.hn^x)
T2 (T = 0,1.N)
1
T SAP 2000
0,5

0
portal 1c portal 6b
Grafik 6.II. Portal Parameter 6-II

g. Portal Parameter 7 :
- Portal 7 a
B 30x40
K 40x40 m1

4m m1 = 41440 kg
m2
m2 = 60256 kg
4m
m2
Periode natural hasil analisis
4m
program SAP2000 : T =
m2
0,99379 s.
4m
m2

4m

4m 4m 4m 4m 4m

Gambar 21. Portal 7a


- Portal 7 b
B 30x40
K 40x40

4m
- Massa tiap lantai :
4m 1. Lantai 1 = 60256 kg
2. Lantai 2 = 51424 kg
4m 3. Lantai 3 dan 4 = 26560 kg
4. Lantai 5 = 16576 kg

4m

4m

4m 4m 4m 4m 4m
Gambar 22. Portal 7b
- Portal 7 c
B 30x40
K 40x40
4m - Massa tiap lantai :

1. Lantai 1 = 53344 kg
4m
2. Lantai 2 = 28848 kg
3. Lantai 3 dan 4 = 12944 kg
4m 4. Lantai 5 = 7952 kg

4m

4m

4m 4m 4m 4m 4m

Gambar 23. Portal 7c


- Portal 7 d
B 30x40
K 40x40
4m - Massa tiap lantai :

1. Lantai 1 = 60256 kg
4m
2. Lantai 2 = 53344 kg
3. Lantai 3 = 35760 kg
4m
4. Lantai 4 = 28848 kg
5. Lantai 5 = 7952 kg
4m

4m

4m 4m 4m 4m 4m
Gambar 24. Portal 7d
Deviasi T3 terhadap Deviasi T3 terhadap
Portal T1(s) T2(s) T3(s)
T1 T2
Portal 7a 0,92554 0,5 0,99379 7,374% 98,758%
Portal 7b 0,92554 0,5 0,78424 -15,268% 56,848%
Portal 7c 0,92554 0,5 0,67772 -26,776% 35,544%
Portal 7d 0,92554 0,5 0,73644 -20,431% 47,288%
Tabel 7. Periode Portal Parameter 7

T1,2
(sekon)
1
0,8 T1 (T = Ct.hn^x)
0,6 T2 (T = 0,1.N)
0,4 T SAP 2000
0,2
0
portal 7a 7b 7c 7d
Grafik 7. Periode Portal Parameter 7
Periode portal hasil analisis menggunakan program SAP 2000 adalah lebih besar
dibandingkan periode yang didapatkan dari persamaan empiris untuk bangunan beraturan. Hal
ini disebabkan karena portal 2D yang dianalisis pada program tersebut kurang mewakili
kondisi sebenarnya. Kondisi sebenarnya dari suatu portal bangunan berbeda-beda sesuai jenis
bangunan dan model bangunan. Perbedaan tersebut menghasilkan sejumlah variabel yang
berpengaruh terhadap periode getar bangunan yang terjadi, misalnya variabel jumlah bentang
bangunan, panjang bentang bangunan, perbedaan massa tiap lantai bangunan, perbedaan
tinggi tiap lantai bangunan, dan variabel-variabel lainnya. Variabel-variabel tersebut tidak
terwakili dalam persamaan empiris, dimana pada persamaan empiris hanya terdapat variabel
tinggi bangunan (h) dan jumlah lantai bangunan (N). Kondisi inilah yang menyebabkan
terjadinya deviasi periode yang didapatkan dari persamaan empiris terhadap periode hasil
analisis modal.
Hal lain yang terlihat dalam hasil analisis adalah bahwa periode natural menggunakan
persamaan empiris (untuk bangunan beraturan) yang disarankan dalam beberapa peraturan
sudah cukup aman apabila digunakan dalam desain struktur karena periode natural dari
persamaan empiris lebih kecil nilainya dari periode hasil analisis program SAP2000, sehingga
dengan nilai periode yang lebih kecil tersebut akan menghasilkan desain untuk koefisien getar
dasar bangunan yang lebih besar dan berimplikasi kepada desain bangunan yang lebih kuat.

4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan hasil analisis dan pembahasan dari Jurnal ini adalah sebagai berikut :
1. Periode natural yang diperoleh dengan menggunakan persamaan empiris berbeda dengan
periode natural hasil analisis menggunakan program SAP 2000
2. Perbedaaan tersebut disebabkan oleh beberapa hal yakni :
a. Portal yang dianalisis merupakan portal 2D
b. Portal yang dianalisis mempunyai berbagai variasi variabel yang tidak diperhitungkan
dalam persamaan empiris, misalnya variabel jumlah bentang bangunan, panjang bentang
bangunan, perbedaan massa tiap lantai bangunan, perbedaan tinggi tiap lantai bangunan,
dan variabel-variabel lainnya.
3. Deviasi T3 terhadap T2 (T = 0,1N ) menunjukkan angka yang lebih besar dibandingkan
deviasi T3 terhadap T1 (T = ) . Hal ini disebabkan karena persamaan T =
merupakan persamaan yang lebih sederhana dan tidak begitu akurat bila dibandingkan
dengan persamaan T = (dimana pada persamaan ini terdapat nilai-nilai konstanta
yang lebih mewakili keadaan nyata suatu struktur portal).
4. Nilai deviasi terbesar adalah terjadi pada portal 5a (280,35% pada deviasi T3 terhadap T2),
sementara nilai deviasi terkecil terjadi pada portal 7a (7,374% pada deviasi T3 terhadap T1).
5. Periode yang didapat dari hasil analisis manual telah sangat akurat terhadap periode hasil
analisis program SAP2000.
6. Periode natural menggunakan persamaan empiris (untuk bangunan beraturan) yang
disarankan dalam beberapa peraturan sudah cukup aman apabila digunakan dalam desain
struktur karena periode natural dari persamaan empiris lebih kecil nilainya dari periode hasil
analisis program SAP2000, sehingga dengan nilai periode yang lebih kecil tersebut akan
menghasilkan desain untuk koefisien getar dasar bangunan yang lebih besar dan berimplikasi
kepada desain bangunan yang lebih kuat.
DAFTAR PUSTAKA

Amanat KM, Hoque E, A rationale for determining the natural period of RC building frames
having infill, Journal of Structural Engineering, Elsevier, 2005.
Badan Standarisasi Nasional, Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk struktur
bangunan gedung dan non gedung SNI 03 1726 2010, Bandung: 2010.
Chopra, Anil K, Dynamics of Structures, New Jersey: Prentice Hall, 1995.
Goel RK, Chopra AK, Period formulas for moment-resisting frame buildings, Journal of
Structural Engineering, ASCE, 1997;123.
International Conference of Building Officials, Uniform building code, California: Willier,
1997.
Kwon OS, Kim ES, Evaluation of building period formulas for seismic design, Earthquake
Engineering And Structural Dynamics, John Wiley & Sons, Ltd, 2010.
Paz, Mario, Dinamika Struktur, Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1990.
Widodo, Ir., MSCE, Ph.D, Respons Dinamik Struktur Elastik, Jogjakarta : UII Press, 2001.

Potrebbero piacerti anche