Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Ucapan Terima Kasih: Penulis berterima kasih kepada Aristarkus Didimus Rumpak untuk
komentarnya sebagai editor serta Rudy C Tarumingkeng sebagai internal reviewer atas
artikel ini.
Korespondensi penulis: Emilia Widiati, PPs. Magister Manajemen IBM ASMI,
Jl. Pacuan Kuda No. 1-5 Pulomas, Jakarta 13210.
E-mail: violita06@yahoo.com
Emilia Widiawati
110
Abstrak
Pendahuluan
Latar Belakang
Emilia Widiawati
112
Masalah Penelitian
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Keterbatasan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Teori Motivasi
Emilia Widiawati
114
Emilia Widiawati
116
Disiplin Kerja
detail yang diperlukan untuk pekerjaan mereka, tindakan yang tidk sopan
ke pelanggan, atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas. Disiplin
karyawan memerlukan alat komunikasi, terutama pada peringatan yang
bersifat spesifik terhadap karyawan yang tidak mau berubah sifat dan
prilakunya. Penegakan disiplin karyawan biasanya dilakukan oleh penyelia.
Sedangkan kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela
mentaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanaggungjawabnya.
Sehingga seorang karyawwan yang dikatakan memiliki disiplin kerja yang
tinggi jika yang bersangkutan konskuen, konsisten, taat asas, bertanggung
jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya.
Bentuk-bentuk Disiplin Kerja. Terdapat empat perspektif daftar yang
menyangkut disiplin kerja yaitu: 1) 1) Disiplin Retributif (Retributive
Discipline), yaitu berusaha menghukum orang yang berbuat salah; 2)
Disiplin Korektif (Corrective discipline), yaitu berusaha membantu
karyawan mengoreksi prilakunya yang tidak tepat; 3) Perspektif hak-hak
individu (Individual Rights Perspective), yaitu berusaha melindungi hak-
hak dasar individu selama tindakan-tindakan disipliner. 4) Perspektif
Utilitarium (Ulilitarium Perspective), yaitu berfokus kepada penggunaan
disiplin hanya pada saat konskuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi
dampak-dampak negatifnya. Darsono P. & TjatjukSiswandoko (2011 : 130
- 134) menjelaskan beberapa bentuk disiplin, antara lain: 1) Displin
Preventif merupakan cara manajemen untuk mencipta iklim organisasi
yang kondusif untuk meningkatkan produktivitas kerja. Pekerja prilakunya
diatur oleh norma-norma organisasi agar tidak merugikan organisasi di
tempat mereka bekerja; 2) Disiplin Positif ialah pembinaan mental kerja
karyawan yang kinerjanya tidak memuaskan. Tujuannnya adalah
membantu karyawan untuk memperbaiki diri, bukan memberi sanksi.
Pandangan ini didasarkan bahwa karyawan pada umumnya bersedia
bertanggungjawab atas pekerjaannya. Jika karyawan tidka mempunyai
kesadaran diri terhadap kinerjanya, disiplin positif tidak ada artinya apa-
apa; 3) Disiplin Progresif ialah intervensi manajemen kepada karyawan
yang kinerjanya tidak memuaskan organisasi sebelum karyawan yang
bersangkutan diberi sanksi atau diberhentikan. Tujuannya adalah untuk
memberikan kesempatan kepada SDM untuk memperbaiki kinerja sebelum
terkena hukuman atau pemberhentian. Didamping itu untuk memberi
peluang pada pimpinan agar dapat bekerja sama dengan SDM dalam
memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Davis dan Newstrom (1985 : 90)
menjelaskan bahwa untuk menerapkan disiplin progresif diperlukan
beberapa langkah yaitu teguran lisan, teguran tertulis, skorsing, dan
pemberhentian atau pemecatan; 4) Disiplin Tanpa Hukuman. Gray Dessler
(1994:600) menjelaskan disiplin tanpa hukuman (discipline without
punishment) dengan tujuan untuk memperoleh peneerimaan karyawan
terhadap aturan, dengan mengurangi sifat punitif (menghukum) dari
disiplin itu sendiri. Adapun caranya adalah dengan memberi cuti selama
satu hari tanpa potong gaji kepada karyawan untuk mempertimbangkan
apakah bersedia mematuhi aturan yang ada dan tetap ingin bekerja. Pada
disiplin tanpa hukuman ini nampaknya keputusan diserahkan kepada
Emilia Widiawati
118
Budaya Organisasi
Emilia Widiawati
120
Gambar 3
Fungsi Budaya Organisasi
Emilia Widiawati
122
Emilia Widiawati
124
pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh lembaga dalam
letak kantor, tipe mobil yang diberikan, dan lain-lain atribut fisik yang dapat
diamati merupakan unsur penting budaya organisasi; 4) Bahasa. Banyak
Kinerja
Emilia Widiawati
126
Kerangka Pemikiaran
Berikut ini adalah bagan kerangka pemikiran dan pola pikir yang
mendasari seluruh kegiatan penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Panti
Secanti Gisting. Berdasarkan apa yang sudah diuraikan dalam tinjauan
pustaka, peneliti mempunyai kerangka logis yang dapat digunakan sebagai
strategi dan pendekatan untuk memecahkan permasalahan dalam
penelitian ini. Diharapakan dengan strategi dan pendekatan ini peneliti
dapat menjawab masalaah dalam penelitian, yaitu mengetahui pengaruh
motivasi kekrja, disiplin kerja dan budaya oorganisasi terhadap kinerja
pegawai kesehatan pada Rumah Sakit Panti Secanti Gisting. Secara
sistematis hubungan antara variabel-variabel yang diteliti digambarkan
dalam Gambar 6.
Gambar 6
Hubungan Antara Variabel
Keterangan:
Uji secara parsial/ individu
Uji secara simultan
Hipotesis Penelitian
Emilia Widiawati
128
Metodologi Penelitian
variabel Independen adalah Motivasi kerja (X1), Disiplin kerja (X2), dan
Budaya organisasi (X3) dan variabel Dependen (Y) adalah Kinerja pegawai
(Y). Pengukuran variabel menggunakan skala likert. Skala Likert adalah
suatu skala psikometrik yang umum digunakan dalam kuesioner, dan
merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei.
Biasanya disediakan lima pilihan skala dengan format seperti: Sangat tidak
setuju, Tidak setuju, Netral, Setuju, Sangat setuju (www. id.wikipedia.org).
Dalam penelitian ini untuk analisis secara kuantitatif, kategori jawaban
terdiri dari 5 tingkatan yang mana setiap alternatif jawaban diberi skor dari
nilai 1 sampai dengan 5 seperti terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3
Tabel Pilihan dan Nilai Jawaban untuk Tiap Item Pertanyaan
Nilai Kategori
5 Sangat Setuju (SS)
4 Setuju (S)
3 Ragu-ragu (R)
2 Tidak Setuju (TS)
1 Sangat Tidak Setuju (STS)
Emilia Widiawati
130
Untuk mencari hasil olah data regresi antara variabel motivasi kerja
terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting, data diolah
menggunakan program perangkat lunak aplikasi SPSS 20 yang paling
banyak digunakan dalam pengolahan data statistik pada perusahaan atau
organisasi bisnis masa kini.
1. Deskriptif Statistik
Pada Tabel 4 Descriptive Statistics terlihat jelas untuk Total Nilai
Variabel Kinerja dengan jumlah sampel 75 (N), dengan nilai rata-rata
76,72 dan Standar Deviasi 7,491. Sedangkan Total Nilai Variabel
Motivasi Kerja dengan jumlah sample 75 (N) dengan nilai rata-rata
75,23 dan Standar Deviasi 7,594.
Tabel 4
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Total Nilai Variabel Kinerja 76,72 7,495 75
Total Nilai Variabel Motivasi 75,23 7,594 75
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
2. Angka Korelasi
Pada Tabel 5 Model Summary dapat dinterpretasikan arah korelasi
bernilai positif dengan Angka korelasi yang diperoleh 0,874 (ada pada
interval 0,80 1,000 = sangat Kuat) yang berarti korelasi atau
hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan Rumah
Sakit Panti Secanti, Gisting adalah sangat kuat. Demikian pula angka
R square adalah 0,764 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi
(R) sebesar 0,874. R square biasa juga disebut koefisien determinasi
yang dalam hal ini berarti 76,4 % adalah pengaruh antara variabel
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti, Gisting. Sedangkan sisanya sebesar (100% - 76,4% =
23,6%) dijelaskan oleh faktor lain diluar indikator yang ada pada
kedua variabel motivasi kerja dan kinerja karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti, Gisting.
Emilia Widiawati
132
Tabel 5
Model Summary
Std. Change Statistics
R Adjusted Error of R
Model R Sig. F
Square R Square the Square F Change df1 df2
Change
Estimate Change
1 ,874a ,764 ,761 3,665 ,764 236,524 1 73 ,000
a. Predictors: (Constant), Total Nilai Variabel Motivasi
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
1. Deskriptif Statistik
Pada Tabel 7 Descriptive Statistics terlihat jelas untuk Total Nilai
Variabel Kinerja dengan jumlah sampel 75 (N), dengan nilai rata-rata
76,72 (Mean) dan Standar Deviasi 7,495 (Std. Deviation).
Sedangkan Total Nilai Variabel Disiplin Kerja dengan jumlah sample
75 (N) dengan nilai rata-rata 68,853 (Mean) dan Standar Deviasi
7,774 (Std. Deviation).
Tabel 7
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Total Nilai Variabel Kinerja 76,72 7,495 75
Total Nilai Variabel Disiplin Kerja 73,05 7,272 75
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
2. Angka Korelasi
Pada Tabel 8 Model Summary dapat diinterpretasikan bahwa arah
korelasi bernilai positif dengan angka korelasi yang diperoleh 0,675
(ada pada interval 0,60 0,799 = Kuat) yang berarti korelasi atau
hubungan antara disiplin kerja terhadap kinerja karyawan Rumah
Sakit Panti Secanti, Gisting adalah kuat. Demikian pula untuk angka
R square adalah 0,456 adalah pengkuadratan dari koefisien korelasi
0,675. R square biasa juga disebut koefisien determinasi yang dalam
hal ini berarti 45,6% adalah pengaruh antara variabel disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting.
Sedangkan sisanya sebesar (100% - 45,6% = 54,4%) dijelaskan oleh
faktor lain diluar indikator yang ada pada kedua variabel didiplin kerja
dan kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting. Sedangkan
sisanya sebesar (100% - 45,6% = 54,4%) dijelaskan oleh faktor lain
diluar indikator yang ada pada kedua variabel didiplin kerja dan kinerja
karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting
Tabel 8
Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted
Model R of the R Square F Sig. F
Square R Square df1 df2
Estimate Change Change Change
1 ,690 a ,477 ,470 5,459 ,477 66,515 1 73 ,000
a. Predictors: (Constant), Total Nilai Variabel Disiplin Kerja
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
Emilia Widiawati
134
Hipotesis :
H0 : Tidak ada pengaruh antara disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting
H1 : Ada pengaruh antara didiplin kerja terhadap kinerja karyawan
Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting
Jadi dasar pengambilan keputusan didasarkan pada uji probabilitas
(sig) dengan uji dilakukan dua sisi :
H0 diterima dan H1 ditolak, jika probabilitas (sig.) > 0,05 ()
H0 ditolak dan H1 diterima, jika probabilitas (sig.) < 0,05 ()
Keputusan :
Pada Tabel 9 Coefficientsa kolom Sig. = 0,000 yang lebih kecil dari
nilai standar error ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa
jika probabilitas (Sig. = 0,000a) < 0,05 () maka H0 ditolak dan H1
diterima atau ada pengaruh yang siginifikan antara disiplin kerja
terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting .
Pada Tabel 9 Coeffisientsa dapat digambarkan persamaan regresi
linear sebagai berikut :
y = 28,074 + 0,707x
dimana:
y = Kinerja Karyawan
x = Disiplin Kerja
Tabel 9
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 24,734 6,405 3,861 ,000
1
Total Nilai Variabel Disiplin Kerja ,712 ,087 ,690 8,156 ,000
a. Dependent Variable: Total Nilai Variabel Kinerja
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
1. Deskriptif Statistik
Pada Tabel 10 Descriptive Statistics terlihat jelas untuk Total Nilai
Variabel Kinerja dengan jumlah sampel 75 (N), dengan nilai rata-rata
76,72 (Mean) dan Standar Deviasi 7,495 (Std. Deviation). Sedangkan
Total Nilai Variabel Budaya Organisasi dengan jumlah sample 75 (N)
Pengaruh Motivasi Kerja, Disiplin Kerja, dan Budaya Organisasi
Terhadap Kinerja Pegawai Kesehatan Pada Rumah Sakit
Panti Secanti Gisting
Jurnal Magister Manajemen
dengan nilai rata-rata 77,16 (Mean) dan Standar Deviasi 7,029 (Std.
Deviation).
Tabel 10
Descriptive Statistics
Std.
Mean N
Deviation
Total Nilai Variabel Kinerja 76,72 7,495 75
Total Nilai Variabel Budaya Organisasi 77,16 7,029 75
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
2. Angka Korelasi
Pada Tabel 11 Correlations dapat diinterpretasikan bahwa arah
korelasi bernilai positif dengan angka korelasi yang diperoleh 0,869
(ada pada interval 0,80 1,000 = Sangat Kuat) yang berarti korelasi
atau hubungan antara Budaya Organisasi terhadap kinerja karyawan
Rumah Sakit Panti Secanti, Gisting adalah sangat kuat. Demikian pula
untuk angka R square adalah 0,756 adalah pengkuadratan dari
koefisien korelasi 0,869. R square biasa juga disebut koefisien
penentu yang dalam hal ini berarti 75,6% adalah pengaruh antara
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti, Gisting. Sedangkan sisanya sebesar (100 % - 75,6 % =
24,4%) dijelaskan oleh faktor lain diluar indikator yang ada pada
kedua variabel budaya organisasi dan kinerja karyawan Rumah Sakit
Panti Secanti, Gisting.
Tabel 11
Model Summary
Std. Error Change Statistics
R Adjusted R
Model R of the R Square F df1 df2 Sig. F
Square Square
Estimate Change Change Change
1 ,869a ,756 ,752 3,729 ,756 225,978 1 73 ,000
a. Predictors: (Constant), Total Nilai Variabel Budaya Organisasi
Sumber: Data diolah menggunakan SPSS 20
Emilia Widiawati
136
1. Deskriptif Statistik
Pada Tabel 13 Descriptive Statistics terlihat jelas antara lain:
a. Untuk Total Nilai Variabel Kinerja dengan jumlah sampel 75 (N),
dengan nilai rata-rata 76,72 (Mean) dan Standar Deviasi 7,495
(Std. Deviation).
b. Untuk Total Nilai Variabel Motivasi Kerja dengan jumlah sample
75 (N) dengan nilai rata-rata 75,228 (Mean) dan Standar Deviasi
7,594 (Std. Deviation).
c. Untuk Total Nilai Variabel Didiplin Kerja dengan jumlah sample 75
(N) dengan nilai rata-rata 68,853 (Mean) dan Standar Deviasi
7,164 (Std. Deviation).
2. Angka Korelasi
Jadi kesimpulan yang dapat diambil untuk kekuatan korelasi antar
variable seperti yang terliaht pad Tabel 14 Correlations antara lain:
Untuk Total Nilai Variabel Motivasi Kerja terhadap Total Nilai
Variabel Kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti Gisting,
menggunakan rumus Pearson Correlation memiliki arah korelasi
positif dengan nilai 0,874 (ada pada interval 0,80 1,000 =
Sangat Kuat) yang berarti korelasi atau hubungan antara motivasi
kerja terhadap kinerja karyawan karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti Gisting adalah sangat kuat dan signifikan (Sig.(1-tailed =
0,000 < = 0,05)) untuk uji satu sisi.
Untuk Total Nilai Variabel Disiplin Kerja terhadap Total Nilai
Variabel Kinerja karyawan karyawan Rumah Sakit Panti Secanti,
Gisting, menggunakan rumus Pearson Correlation memiliki arah
korelasi positif dengan nilai 0,675 (ada pada interval 0,60
0,799 = Kuat) yang berarti korelasi atau hubungan antara didiplin
kerja terhadap kinerja karyawan karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti Gisting adalah kuat dan signifikan (Sig.(1-tailed = 0,000
< = 0,05)) untuk uji satu sisi.
Untuk Total Nilai Variabel Budaya Organisasi terhadap Total Nilai
Variabel Kinerja karyawan karyawan Rumah Sakit Panti Secanti
Gisting, menggunakan rumus Pearson Correlation memiliki arah
korelasi positif dengan nilai 0,869 (ada pada interval 0,80
1,000 = Sangat Kuat) yang berarti korelasi atau hubungan antara
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan karyawan Rumah
Sakit Panti Secanti Gisting adalah sangat kuat dan signifikan
(Sig.(1-tailed = 0,000 < = 0,05)) untuk uji satu sisi.
3. Koefisien Korelasi
Pada Tabel 14 Model Summaryb. dapat diinterpretasikan bahwa arah
korelasi positif dengan angka korelasi (R) sama dengan 0,927 dengan
kekuatan korelasi sangat kuat (ada pada interval 0,80 - 1,000 =
sangat kuat) serta angka R Square = 0,860 adalah pengkuadratan
dari koefisien korelasi 0,927. R Square biasa juga disebut koefisien
penentu yang dalam hal ini berarti 86,0% adalah pengaruh antara
Emilia Widiawati
138
Hipotesis :
H0 : Tidak ada pengaruh antara motivasi kerja, disiplin kerja dan
budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti
Secanti
H1 : Ada pengaruh antara motivasi kerja, disiplin kerja dan budaya
organisasi terhadap kinerja karyawan Rumah Sakit Panti Secanti
Tingkat signifikansi menggunakan = 5% (signifikansi 5% atau 0,05
adalah ukuran standar yang sering digunakan dalam penelitian).
Jadi dasar pengambilan keputusan didasarkan pada uji probabilitas
(sig) dengan uji dilakukan dua sisi :
H0 diterima dan H1 ditolak, jika probabilitas (sig.) > 0,05 ()
H0 ditolak dan H1 diterima, jika probabilitas (sig.) < 0,05 ()
Keputusan :
Pada Tabel 4.104 ANOVAb kolom Sig. = 0,000a yang lebih kecil dari
nilai standar error ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji hipotesis bahwa
jika probabilitas (Sig. = 0,000a) < 0,05 () maka H0 ditolak dan H1
diterima atau ada pengaruh yang siginifikan antara motivasi kerja,
disiplin kerja dan budaya organisasi terhadap kinerja karyawan Rumah
Sakit Panti Secanti.
Pada tabel 15 Coeffisientsa dapat digambarkan persamaan regresi
linear sebagai berikut :
y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
dimana:
y = Variabel Kinerja Karyawan
a = Konstanta
b1. b2. b3 = Koefisien Regresi
x1 = Variabel Motivasi Kerja
x2 = Variabel Disiplin Kerja
x3 = Variabel Budaya Organisasi
Kesimpulan
Saran saran
Daftar Pustaka
Emilia Widiawati
142
Emilia Widiawati