Sei sulla pagina 1di 11

Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

PENGARUH PERENCANAAN DAN KOMPETENSI KARYAWAN


TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT. INDONESIA
ASAHAN ALUMUNIUM KUALA TANJUNG
Inneke Qamariah
Fadli
Dosen FE USU

Abstract : Human resources planning and competencies in a company hold an


important role in improving human resource especially in term of employee
performance to help company goal achieved. The problem formulation in this study
is to know the influence of employee planning, consist of job description,` training,
career path and employee competencies (technical competencies and non-technical
competencies), toward employee performance in PT. Inalum Kuala Tanjung. The
purposes of this study is to analyze and knowing the influence of planning towards
employee performance, influence of competencies towards employee performance,
difference in technical and non technical competencies between factories and
administration employee in PT Inalum Kuala Tanjung. Planning variable consist of
Job Description, Training, Career Step influence simultaneously and highly
significant towards employee performance. T-Test results that career step have
dominant influence towards employee performance. R2 Test result 54.1%, while the
rest of it (45.9%) is not include in this study. Competencies variable consist of
technical and non-technical competencies simultaneously influence and with highly
significant towards employee performance. T-Test result are technical competencies
have dominant influence towards employee performance. There is a difference in
technical competencies between factories employee and administration employee,
and there is no difference in non-technical competencies between factories employee
and administration employee.

Keywords : job description, training, career path, employee competencies, and


employee performance.

PENDAHULUAN Dari studi pendahuluan pada PT.


PT. Indonesia Asahan Alumunium INALUM diperoleh ada ketidakjelasan
(INALUM) merupakan perusahaan asing dalam pembagian kerja pada deskripsi kerja
(PMA) yang bergerak dalam bidang yang ada di PT. INALUM karena masih
produksi alumunium batangan, dengan banyak dijumpai karyawan yang berada
mutu sesuai standar internasional untuk pada level (tingkatan) yang sama tetapi
memenuhi kebutuhan luar negeri dan dalam memiliki deskripsi kerja yang tidak merata
negeri serta turut aktif dalam membina dan ada juga dijumpai beberapa karyawan
kemitraan dengan Usaha Kecil dan yang memiliki tugas ganda.
Menengah khususnya di Sumatera Utara Departemen Sumber Daya Manusia
dan di Indonesia pada umumnya. harus menyediakan program pelatihan
Keberhasilan dalam mencapai visi kepada seluruh karyawan untuk mendukung
dan misi perusahaan pada umumnya harus kemampuan dan keahlian karyawan dalam
dimulai dari suatu perencanaan, terutama memenuhi tugas yang dibebankan oleh
perencanaan sumber daya manusia yang perusahaan secara efektif dan efisien.
optimal. Keberhasilan dalam pengembangan Berdasarkan studi pendahuluan terhadap
sumber daya manusia juga harus dimulai program pelatihan karyawan pada
dari bagaimana manajemen mampu untuk PT.INALUM, diperoleh bahwa jenis
membuat suatu perencanaan sumber daya pelatihan yang diikuti oleh para karyawan
manusia yang meliputi deskripsi kerja, belum optimal karena belum terpenuhinya
pelatihan, jenjang karir. seluruh kebutuhan pelatihan karyawan pada
masing-masing departemen oleh pihak yang

63
Inneke Qamariah, Fadli : Pengaruh Perencanaan dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja...

berwenang dan kurangnya tindak lanjut organisasi atau perusahaan (Nawawi :


oleh pihak terkait tersebut dalam 2005).
mengevaluasi keefektifan pelatihan yang Menurut Nawawi (2005)
telah diikuti oleh karyawan dengan output Perencanaan SDM di lingkungan sebuah
dan produktifitas kerjanya apakah telah organisasi/perusahaan terdiri dari
sesuai dengan tujuan pelatihan atau tidak. Perencanaan Kuantitatif dan Perencanaan
Jenjang karir yang harus dilalui oleh Kualitatif. Perencanaan Kuantitatif adalah
karyawan untuk meraih posisi puncak prediksi mengenai jumlah SDM yang
sangat panjang, peluang jabatan yang dibutuhkan (demand), sedang perencanaan
tersedia sedikit serta jumlah karyawan yang kualitatif adalah prediksi kualifikasi
harus menduduki posisi tertentu sangat (persyaratan) SDM yang relevan dengan
banyak. jabatan/pekerjaan yang membutuhkannya
Berdasarkan studi pendahuluan di masa depan. Masalah dalam Perencanaan
Inalum diperoleh bahwa dalam proses SDM yang dihadapi pemilik perusahaan,
mutasi, rotasi dan promosi karyawan masih tidak sekedar mengenai cara mengadakan
banyak dijumpai ketidaksesuaian antara SDM yang mampu bekerja secara efektif,
kompetensi yang dibutuhkan untuk efisien, produktif dan berkualitas pada saat
pekerjaan dan jabatan tertentu dengan dibutuhkan, tetapi mengenai masalah cara
kompetensi yang dimiliki karyawan memperlakukan, mempertahankan dan
tersebut. Perumusan Masalah : mengembangkannya, agar secara terus
1) Sejauhmana Pengaruh Perencanaan menerus mampu memberikan kontribusi
( Deskripsi Kerja, Pelatihan, Jenjang terbaik dalam usaha pencapaian tujuan
Karir ) terhadap Kinerja Karyawan pada organisasi/perusahaan. Nawawi (2005)
PT Indonesia Asahan Alumunium deskripsi karyawan/jabatan sebagai hasil
(PT.INALUM) Kuala Tanjung ? analisis karyawan.jabatan yang biasanya
2) Sejauhmana Pengaruh Kompetensi diikuti dengan perumusan spesifikasi
Karyawan ( Kompetensi Teknis, karyawan/jabatan. Menurut Rivai (2004)
Kompetensi Non Teknis ) terhadap Pelatihan adalah proses secara sistematis
Kinerja Karyawan pada PT. Indonesia mengubah tingkah laku pegawai untuk
Asahan Alumunium (PT.INALUM) mencapai tujuan organisasi. Pelatihan
Kuala Tanjung ? berkaitan dengan keahlian dan kemampuan
3) Sejauhmana perbedaan kompetensi pegawai untuk melaksanakan karyawan
teknis antara karyawan pabrik dan saat ini. Pelatihan memiliki orientasi saat
karyawan administrasi pada PT. ini dan membantu pegawai untuk mencapai
Indonesia Asahan Alumunium keahlian dan kemampuan tertentu agar
(PT.INALUM) Kuala Tanjung ? berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
4) Sejauhmana perbedaan kompetensi non Palan (2007) Kompetensi merujuk
teknis antara karyawan pabrik dan kepada karakterisitk yang mendasari
karyawan administrasi pada PT. perilaku yang menggambarkan motif,
Indonesia Asahan Alumunium karakteristik pribadi (ciri khas), konsep diri,
(PT.INALUM) Kuala Tanjung ? nilai-nilai, pengetahuan atau keahlian yang
Secara Teoritis Perencanaan SDM dibawa seseorang yang berkinerja unggul
merupakan satu paket kegiatan Sumber (superior performer) di tempat kerja. Rivai
Daya Manusia yang terdiri dari Analisis (2005) kinerja adalah hasil atau tingkat
Pekerjaan, rekrutmen dan seleksi yang keberhasilan seseorang secara keseluruhan
harus mampu menghindari kekeliruan selama periode tertentu di dalam
dalam bentuk mempekerjakan pekerja melaksanakan tugas dibandingkan dengan
(SDM) yang seharusnya ditolak atau berbagai kemungkinan, seperti standar hasil
sebaliknya mempekerjakan SDM yang kerja, target atau sasaran atau kriteria yang
seharusnya diterima. Perencanaan SDM telah ditentukan terlebih dahulu dan telah
harus mampu memberikan pedoman disepakati bersama.
mengenai persyaratan dalam pengadaan dan Mathis (2006) menyatakan bahwa
pengembangan SDM yang seharusnya kinerja karyawan adalah yang mempengaruhi
dipekerjakan di lingkungan sebuah seberapa banyak mereka memberi kontribusi
kepada perusahaan antara lain termasuk:

64
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

1. Kuantitas kerja: Volume kerja yang Indonesia Asahan Alumunium


dihasilkan (PT.INALUM) Kuala Tanjung.
2. Kualitas kerja: Kerapian, ketelitian, Untuk melakukan analisis data
dan keterkaitan hasil dengan tidak dilakukan dengan Analisis regresi Berganda
mengabaikan volume pekerjaan. (Multiple Regression Analysis) untuk
3. Pemanfaatan waktu: Penggunaan menguji apakah variabel bebas yaitu
masa kerja yang disesuaikan dengan perencanaan yang terdiri dari deskripsi
kebijaksanaan perusahaan. kerja, pelatihan, jenjang karir mempunyai
4. Kerjasama : kemampuan menangani pengaruh atau tidak terhadap variabel
hubungan dalam pekerjaan. terikat yaitu kinerja karyawan PT Indonesia
Asahan Alumunium (PT.INALUM) Kuala
METODE Tanjung. Analisis Regresi Berganda
Penelitian ini dilakukan di PT. dipergunakan dalam penelitian ini karena
Indonesia Asahan Alumunium, yang diduga variabel terikat dipengaruhi oleh
berlokasi di Kuala Tanjung, Batu Bara. lebih dari satu variabel bebas. Model
Penelitian ini dilakukan dari bulan Juni persamaan Regresi Berganda yang
2008 sampai dengan Oktober 2008. digunakan dalam penelitian ini sebagai
Penelitian ini dilakukan dengan berikut:
menggunakan pendekatan survey. Jenis Y = 0 + 1X1 + 2X2 + 3X3 +
penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan jenis penelitian deskriptif Dimana:
kuantitatif. Sifat penelitian ini adalah Y = Kinerja karyawan
eksplanatori. Populasi penelitian ini adalah 0 = Konstanta Y
seluruh karyawan tetap PT. Indonesia 1 = Koefisien Variabel X1
Asahan Alumunium Kuala Tanjung yang 2 = Koefisien Variabel X2
berjumlah 1.860 orang. dengan 3 = Koefisien Variabel X3
menggunakan metode proportional random X1 = Deskripsi kerja
sampling dengan jumlah sampel sebanyak X2 = Pelatihan
95 responden. X3 = Jenjang karir
Metode pengumpulan data yang = error atau disturbance
digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Daftar pertanyaan (questionnaire) yang Uji Hipotesis dengan menggunakan
diberikan kepada karyawan PT. uji t, uji F dan uji goodness of fit model.
Indonesia Asahan Alumunium Kuala
Tanjung yang menjadi sampel. Hipotesis kedua dalam penelitian
b. Wawancara (interview) kepada pihak ini menyatakan kompetensi karyawan (X)
karyawan PT. Indonesia Asahan yang terdiri dari kompetensi teknis (X1),
Alumunium Kuala Tanjung dan pihak kompetensi non teknis (X2) berpengaruh
yang berhak dan berwenang terhadap kinerja karyawan pada PT
memberikan data yang berhubungan Indonesia Asahan Alumunium
dengan penelitian yaitu piahk (PT.INALUM) Kuala Tanjung.
Departemen Sumber Daya Manusia Model persamaan Regresi
c. Studi dokumentasi dengan mengumpulkan Berganda yang digunakan dalam penelitian
dan mempelajari beberapa dokumen ini sebagai berikut:
yang relevan dan mendukung penelitian, Y = 0 + 1X1 + 2X2 +
antara lain profil singkat perusahaan Dimana:
perusahaan, jumlah karyawan, struktur Y = Kinerja karyawan
organisasi perusahaan. 0 = Konstanta Y
1 = Koefisien Variabel X1
Model Analisis Data 2 = Koefisien Variabel X2
Hipotesis pertama dalam penelitian X1 = Kompetensi Teknis
ini menyatakan perencanaan (X) yang X2 = Kompetensi Non Teknis
terdiri dari deskripsi kerja (X1), pelatihan = error atau disturbance
(X2), jenjang karir (X3) berpengaruh Uji Hipotesis dengan menggunakan
terhadap kinerja karyawan pada PT uji t, uji F dan uji goodness of fit model.

65
Inneke Qamariah, Fadli : Pengaruh Perencanaan dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja...

Hipotesis ketiga yang diajukan n1 (n1 + 1)


adalah kompetensi teknis memiliki U 1 = n1 n2 + R1
perbedaan terhadap karyawan pabrik dan 2
karyawan administrasi. Hipotesis ketiga ini dan
diuji dengan menggunakan metode analisis n1 (n1 + 1)
Mann-Whitnney U-Test karena kedua U 2 = n1 n2 + R2
sampel bersifat independent dan dapatnya 2
di mana :
bersifat ordinal (Ghazali, 2002), dengan
n1 = Jumlah sampel 1
rumus sebagai berikut :
n2 = Jumlah sampel 2
n1 (n1 + 1)
U 1 = n1n2 + R1 U1 = Jumlah peringkat 1
2 U2 = Jumlah peringkat 2
dan R1 = Jumlah rangking pada sampel n1
R2 = Jumlah rangking pada sampel n2
n1 (n1 + 1)
U 2 = n1 n2 + R2
2 HASIL
di mana, Karakteristik Responden Berdasarkan
n1 = Jumlah sampel 1 Usia
n2 = Jumlah sampel 2 Gambaran umum responden pada
U1 = Jumlah peringkat 1 PT. INALUM KUALA TANJUNG
U2 = Jumlah peringkat 2 berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 1
R1 = Jumlah rangking pada sampel n1 sebagai berikut:
R2 = Jumlah rangking pada sampel n2
Karakteristik Responden Berdasarkan
Hipotesis keempat yang diajukan Tingkat Pendidikan
adalah kompetensi non teknis memiliki Gambaran umum responden pada
perbedaan terhadap karyawan pabrik dan PT. INALUM KUALA TANJUNG
karyawan administrasi. Hipotesis ini diuji berdasarkan tingkat pendidikan dapat
dengan menggunakan metode analisis dilihat pada Tabel 2 sebagai berikut:
Mann-Whitnney U-Test karena kedua
sampel bersifat independent dan dapatnya Karakteristik Responden Berdasarkan
bersifat ordinal (Ghazali, 2002), dengan Tingkat Masa Kerja
rumus sebagai berikut : Gambaran umum responden pada
PT. INALUM KUALA TANJUNG
berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada
Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 1 : Karakteristik Responden Berdasarkan Usia


No. Usia (Tahun) Jumlah (Orang) (%)
1. 26-30 13 13,68
2. 31-35 15 15,79
3. 36-40 15 15,79
4. 41-45 10 10,53
5. 46-50 34 35,78
6. 51-55 8 8,43
Jumlah 95 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

Tabel 2 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat pendidikan


Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) (%)
SMA 39 41,05
Diploma- III 24 25,27
Strata-1 32 33,68
Jumlah 95 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

66
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

Tabel 3 : Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Masa Kerja


Masa Kerja (Tahun) Jumlah (Orang) (%)
1-4 10 10,53
5-8 11 11,58
9-12 14 14,74
13-16 8 8,42
17-20 10 10,53
21-23 9 9,47
24-26 30 31,58
27-30 3 3,15
Jumlah 95 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data diolah)

PEMBAHASAN koefisien persamaan regresi linier berganda


Hipotesis pertama menyatakan yang masing-masing mempunyai kontribusi
bahwa perencanaan (X) yang terdiri dari atas naik atau turunnya variabel terikat.
deskripsi kerja (X1), pelatihan (X2), jenjang Untuk mengukur besarnya
karir (X3) berpengaruh atas kinerja pengaruh variabel bebas yaitu perencanaan
karyawan (Y) pada PT. Inalum Kuala (X) yang terdiri dari deskripsi kerja (X1),
Tanjung. pelatihan (X2), jenjang karir (X3) atas
Berdasarkan hasil regresi data kinerja karyawan (Y) dapat dilihat dari nilai
primer yang telah diolah dengan koefisien determinasi (R2) pada Tabel 5
menggunakan program SPSS 14, diperoleh berikut:
hasil regresi linier berganda pada Tabel 4 Dari Tabel 5 dapat dilihat nilai
berikut: koefisien determinasi (R) sebesar 0,541
Berdasarkan Tabel 4,maka atau 54,1%. Ini memberi arti bahwa
persamaan regresi linier berganda dalam kemampuan variabel bebas yaitu
penelitian ini adalah sebagai berikut: perencanaan (X) yang terdiri dari deskripsi
Y = 0,031 + 0,207 X1 + 0,466 X2 + 0,481 kerja (X1), pelatihan (X2), jenjang karir (X3)
X3 + e menjelaskan pengaruhnya atas variabel
Pada persamaan tersebut dapat terikat yaitu 54,1%. Sedangkan sisanya
dilihat bahwa perencanaan (X) yang terdiri sebesar 45,9%, merupakan variabel yang
dari deskripsi kerja (X1), pelatihan (X2), tidak diteliti dalam model penelitian ini.
jenjang karir (X3) berpengaruh positif atas Hipotesis pertama untuk pengujian
naik atau turunnya variabel terikat yaitu serempak dan parsial.
kinerja karyawan (Y). Hal ini terbukti dari
Tabel 4 : Hasil Regresi Linier Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) .031 2.638 .012 .991
DeskripsiKerja .207 .078 .229 2.655 .009
Pelatihan .466 .099 .370 4.702 .000
JenjangKarir .481 .098 .388 4.898 .000
a Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel 5 : Hasil Uji Koefisien Determinasi


Adjusted
Model R R Square R Square Std. Error of the Estimate
.735(a) .541 .526 2.52384
a. Predictors: (Constant), JenjangKarir, Pelatihan, DeskripsiKerja
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

67
Inneke Qamariah, Fadli : Pengaruh Perencanaan dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja...

Tabel 6 : Hasil Uji F (Serempak)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


Regression 682.774 3 227.591 35.730 .000(a)
Residual 579.647 91 6.370
Total 1262.421 94
a. Predictors: (Constant), JenjangKarir, Pelatihan, DeskripsiKerja
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Secara serempak Tabel 6 akan dibandingkan dengan nilai ttabel pada


menunjukkan nilai Fhitung sebesar 35,730 tingkat kepercayaan 95% ( = 0,05)
dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai diperoleh nilai t tabel (0,025;91) = 1,98.
FTabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = Untuk variabel deskripsi kerja (X1)
0,05) maka diperoleh nilai FTabel 0,025 diperoleh nilai thitung 2,655, karena thitung > t
(3,91) =3,23. Dengan demikian Fhitung > tabel yaitu 2,655 > 1,98 maka Ho ditolak dan
FTabel, yaitu 35,730 > 3,23. H1 diterima, berarti deskripsi kerja (X1)
berpengaruh pada variabel kinerja
Pengambilan Keputusan: karyawan (Y). Untuk melihat signifikansi
Jika Fhitung > FTabel maka H0 ditolak dari variabel deskripsi kerja diperoleh
dan H1 diterima, artinya bahwa tingkat signifikansi 0,09 jika dibandingkan
perencanaan (X) yang terdiri dari deskripsi dengan tingkat kepercayaan 95% ( =
kerja (X1) , pelatihan (X2), jenjang karir 0,05), berarti variabel deskripsi kerja dalam
(X3) berpengaruh atas kinerja karyawan (Y) penelitian ini signifikan karena nilai
pada PT. Inalum Kuala Tanjung. Dan untuk signifikansi 0,009 < 0,05. Hal ini
melihat signifikansi dari variabel tersebut menunjukkan bahwa deskripsi kerja yang
dapat dilihat nilai dari signifikansi pada uji didasarkan atas kemampuan masing-
F yaitu 0,000 yang lebih kecil dari = 0,05 masing karyawan dan kebutuhan
hal ini menunjukkan bahwa perencanaan perusahaan sangat mempengaruhi
yang terdiri dari deskripsi kerja, pelatihan, peningkatan kinerja karyawan tersebut.
jenjang karir berpengaruh sangat nyata
(highly significant) secara bersama-sama Variabel pelatihan (X2) diperoleh
atas kinerja karyawan pada PT. Inalum nilai thitung 4,702, karena thitung > t Tabel yaitu
Kuala Tanjung artinya semakin baik 4,702 > 1,98 maka Ho ditolak dan H1
perencanaan yang terdiri dari deskripsi diterima, berari variabel pelatihan
kerja, pelatihan, jenjang karir maka kinerja berpengaruh pada variabel kinerja
karyawan akan semakin meningkat pada karyawan (Y). Untuk melihat signifikansi
PT. Inalum Kuala Tanjung. dari variabel pelatihan diperoleh tingkat
signifikansi 0,000 jika dibandingkan
Uji t (Uji Parsial) Hipotesis penelitian dengan tingkat kepercayaan 95% ( =
dapat dilihat pada Tabel 7 berikut: 0,05), berarti variabel pelatihan dalam
penelitian ini mempunyai pengaruh sangat
Secara parsial Tabel 7 menunjukkan hasil nyata (highly significant) signifikan karena
dari nilai thitung setiap variabel bebas, dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05.
Tabel 7 : Hasil Uji Parsial
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model t Sig.
Std. Error Beta
B
(Constant) .031 2.638 .012 .991
DeskripsiKerja .207 .078 .229 2.655 .009
Pelatihan .466 .099 .370 4.702 .000
JenjangKarir .481 .098 .388 4.898 .000
a Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

68
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

Hal ini menunjukkan bahwa sistem kompetensi teknis (X1) , kompetensi non
pelatihan yang dibuat berdasarkan teknis (X2) berpengaruh atas kinerja
kebutuhan karyawan serta didukung oleh karyawan (Y) pada PT. Inalum Kuala
minat karyawan itu sendiri terbukti sangat Tanjung.
berpengaruh dalam peningkatan kinerja Berdasarkan hasil regresi data
karyawan tersebut. Hal ini mendukung teori primer yang telah diolah dengan
menurut Rivai (2004) bahwa Pelatihan menggunakan program SPSS 14, diperoleh
memiliki orientasi saat ini dan membantu hasil regresi linier berganda pada Tabel 8
pegawai untuk mencapai keahlian dan berikut:
kemampuan tertentu agar berhasil dalam Berdasarkan Tabel 8 maka
melaksanakan pekerjaannya persamaan regresi linier berganda dalam
Variabel jenjang karir (X3) penelitian ini adalah sebagai berikut:
diperoleh nilai thitung 4,898, karena thitung > t
Tabel yaitu 4,898 > 1,98 maka Ho ditolak dan Y = 7,476 + 0,566 X1 + 0,371 X2 + e
H1 diterima, berarti variabel jenjang karir
berpengaruh pada variabel kinerja Pada persamaan tersebut dapat
karyawan (Y). Untuk melihat signifikansi dilihat bahwa kompetensi (X) yang terdiri
dari variabel jenjang karir diperoleh tingkat dari kompetensi teknis (X1), kompetensi
signifikansi 0,000 jika dibandingkan non teknis (X2) berpengaruh positif atas
dengan tingkat kepercayaan 95% ( = naik atau turunnya variabel terikat yaitu
0,05), berarti variabel jenjang karir dalam kinerja karyawan (Y). Hal ini terbukti dari
penelitian ini mempunyai pengaruh sangat koefisien persamaan regresi linier berganda
nyata (highly significant) karena nilai yang masing-masing mempunyai kontribusi
signifikansi 0,000 < 0,05. Dan variabel atas naik atau turunnya variabel terikat.
jenjang karir merupakan variabel paling Untuk mengukur besarnya
dominan dalam penelitian ini. Hal ini pengaruh variabel bebas yaitu kompetensi
menunjukkan bahwa karyawan pada PT. karyawan (X) yang terdiri dari kompetensi
INALUM dapat menduduki posisi level teknis (X1) , kompetensi non teknis (X2)
managerial (junior manager sampai atas kinerja karyawan (Y) dapat dilihat dari
dengan posisi general manager) pada nilai koefisien determinasi (R2) pada Tabel
waktu tertentu sehingga karyawan tersebut 9 berikut:
termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.
Hipotesis kedua menyatakan bahwa
kompetensi (X) yang terdiri dari

Tabel 8 : Hasil Regresi Linier Berganda


Unstandardized Standardized
Model Coefficients Coefficients t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 7.476 2.202 3.395 .001
KompetensiTeknis .566 .103 .444 5.486 .000
KompetensiNonTeknis .371 .077 .389 4.813 .000
a Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel 9 : Hasil Uji Koefisien Determinasi


Adjusted
Model R R Square R Square Std. Error of the Estimate
.673(a) .454 .442 2.73831
a. Predictors: (Constant), KompetensiNonTeknis, KompetensiTeknis
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

69
Inneke Qamariah, Fadli : Pengaruh Perencanaan dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja...

Dari Tabel 9 dapat dilihat nilai yang terdiri dari kompetensi teknis,
koefisien determinasi (R) sebesar 0,454 kompetensi non teknis, berpengaruh sangat
atau 45,4%. Ini memberi arti bahwa nyata (highly significant) atas kinerja
kemampuan variabel bebas yaitu karyawan pada PT. Inalum Kuala Tanjung
kompetensi karyawan (X) yang terdiri dari artinya semakin baik kompetensi yang
kompetensi teknis (X1) , kompetensi non dimiliki karyawan yang terdiri dari
teknis (X2) menjelaskan pengaruhnya atas kompetensi teknis, kompetensi non teknis
variabel terikat yaitu 45,4%. Sedangkan maka kinerja karyawan akan semakin
sisanya sebesar 54,6%, merupakan variabel meningkat pada PT. Inalum Kuala Tanjung.
yang tidak diteliti dalam model penelitian
ini.Tabel IV.15 dapat dilihat nilai koefisien Berdasarkan hasil uji beda Mann-
determinasi (R) sebesar 0,454. Whitney Hipotesis Ketiga diperoleh hasil
Hasil uji F (Uji Serempak) Hipotesis kedua uji Deskriptif Mann-Whitney pada Tabel 11
dapat dilihat pada Tabel 10 berikut: berikut:
Dari Tabel 11 menunjukkan bahwa
Secara serempak dari Tabel 10 jumlah sampel dari karyawan administrasi
diperoleh nilai F hitung sebesar 38,180 (n1) adalah 25 responden, rata-rata
dengan signifikansi 0,000. Sedangkan nilai peringkat (U1) adalah 59,48, dengan
FTabel pada tingkat kepercayaan 95% ( = jumlah ranking (R1) adalah 1487,00 dan
0,05) maka diperoleh nilai FTabel 0,025 jumlah sampel karyawan pabrik (n2)
(2,92) =3,80. Dengan demikian Fhitung > adalah 70 responden, rata-rata peringkat
FTabel, yaitu 38,180 > 3,80. (U2) adalah 43,90, jumlah ranking (R2)
Pengambilan Keputusan: adalah 4073,00 dari keseluruhan total
Jika Fhitung > FTabel maka H0 ditolak dan H1 responden sebesar 95 responden.
diterima, artinya bahwa kompetensi (X)
yang terdiri dari kompetensi teknis (X1) , Tabel 12 dapat dilihat nilai asymp. Sig. (2-
kompetensi non teknis (X2) berpengaruh tailed)/asymptotic significance untuk uji
atas kinerja karyawan (Y) pada PT. Inalum dua sisi adalah 0,015, atau probabilitas di
Kuala Tanjung. Dan untuk melihat bawah 0,05 (0,015 < 0,05) maka Ho
signifikansi dari variabel tersebut dapat ditolak, artinya terdapat perbedaan
dilihat nilai dari signifikansi pada uji F kompetensi teknis antara
yaitu 0,000 yang lebih kecil dari = 0,05
hal ini menunjukkan bahwa kompetensi

Tabel 10 : Hasil Uji F (Serempak)


Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
Regression 572.574 2 286.287 38.180 .000(a)
Residual 689.847 92 7.498
Total 1262.421 94
a. Predictors: (Constant), KompetensiNonTeknis, KompetensiTeknis
b. Dependent Variable: KinerjaKaryawan
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel 11 : Tabel Deskriptif Uji Mann-Whitney


Mean
Kelompok N Rank Sum of Ranks
KompetensiTeknis Administrasi 25 59.48 1487.00
Pabrik 70 43.90 3073.00
Total 95
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

70
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

karyawan pabrik dan karyawan jumlah sampel karyawan pabrik (n2)


administrasi. Hal ini sesuai dengan kondisi adalah 70 responden, rata-rata peringkat
di PT. INALUM yang menunjukkan bahwa (U2) adalah 48,55, jumlah ranking (R2)
karyawan pabrik mempunyai prioritas lebih adalah 3398,50 dari keseluruhan total
tinggi dalam mencapai posisi puncak dan responden sebesar 95 responden.
juga karena disiplin ilmu karyawan pabrik Tabel 14 dapat dilihat nilai asymp.
disesuaikan dengan bisnis inti dari PT. Sig. (2-tailed)/asymptotic significance
INALUM. untuk uji dua sisi adalah 0,744, atau
Hipotesis keempat menyatakan probabilitas di diatas 0,05 (0,744 > 0,005)
terdapat perbedaan kompetensi non teknis maka Ho diterima, artinya tidak terdapat
antara karyawan pabrik dan karyawan perbedaan kompetensi non teknis antara
administrasi pada PT Indonesia Asahan karyawan pabrik dan karyawan
Alumunium (PT.INALUM) Kuala Tanjung. administrasi. Hal ini sesuai dengan kondisi
Berdasarkan hasil uji beda Mann- pada PT. INALUM, bahwa budaya
Whitney diperoleh hasil uji Deskriptif perusahaan yang tinggi sudah diterapkan
Mann-Whitney pada Tabel 13 berikut: pada saat karyawan tersebut di rekrut
Dari Tabel 13 menunjukkan bahwa sehingga sudah melekat bagi individu dari
jumlah sampel dari karyawan administrasi karyawan, sehingga budaya organisasi
(n1) adalah 25 responden, rata-rata dapat mendukung kompetensi non teknis
peringkat (U1) adalah 46,46, dengan karyawan yang berlaku secara umum bagi
jumlah ranking (R1) adalah 1161,50 dan seluruh karyawan.

Tabel 12 : Tabel Statistik Uji Mann-Whitney

Kompetensi Teknis
Mann-Whitney U 588.000
Wilcoxon W 3073.000
Z -2.442
Asymp. Sig. (2-tailed) .015
a Grouping Variable: Kelompok
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel 13 : Tabel Deskriptif Uji Mann-Whitney


Mean
Kelompok N Rank Sum of Ranks
Kompetensi non Administrasi
25 46.46 1161.50
teknis
Pabrik 70 48.55 3398.50
Total 95
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

Tabel 14 : Tabel Statistik Uji Mann-Whitney

Kompetensi Non Teknis


Mann-Whitney U 836.500
Wilcoxon W 1161.500
Z -.327
Asymp. Sig. (2-tailed) .744
a Grouping Variable: Kelompok
Sumber : Hasil Penelitian, 2008 (Data Diolah)

71
Inneke Qamariah, Fadli : Pengaruh Perencanaan dan Kompetensi Karyawan Terhadap Kinerja...

KESIMPULAN DAN SARAN menganalisis, sehingga output yang


Berdasarkan hasil penelitian dan dihasilkan antara bagian pabrik dan
pembahasan pada bab sebelumnya, output pada bagian administrasi
disimpulkan sebagai berikut: juga berbeda. Karena perbedaan
1. Hipotesis pertama, dengan output itu maka kemampuan teknis
menggunakan analisis uji serempak yang meliputi tingkat pendidikan,
pada = 5%, diperoleh hasil bahwa pengalaman, kemampuan
perencanaan yang terdiri dari menganalisis antara karyawan
deskripsi kerja, pelatihan, jenjang pabrik dan karyawan administrasi
karir berpengaruh secara bersama- juga berbeda.
sama dan sangat nyata (highly 4. Pengujian hipotesis keempat,
significant) terhadap kinerja dengan menggunakan analisis uji
karyawan pada PT. INALUM Mann-Whitney diperoleh tidak ada
Kuala Tanjung. Secara parsial pada perbedaan kompetensi non teknis
= 5%, diperoleh hasil bahwa antara karyawan pabrik dan
jenjang karir yang paling dominan karyawan administrasi pada PT.
berpengaruh terhadap kinerja INALUM Kuala Tanjung. Karena
karyawan pada ada PT. INALUM kompetensi non teknis berkaitan
Kuala Tanjung, karena dengan dengan tingkat pengendalian diri,
jelasnya jenjang karir dan semakin kepercayaan diri, fleksibilitas dan
tinggi jenjang karir yang yang akan membangun hubungan sesama
dicapai oleh karyawan akan sangat rekan kerja atau atasan. Sehingga
memacu individu (memotivasi dapat disimpulkan kompetensi non
karyawan) tersebut dalam teknis antara karyawan pabrik dan
meningkatkan kinerjanya pada pada karyawan administrasi adalah tidak
PT. INALUM Kuala Tanjung. berbeda.
2. Hipotesis kedua, dengan
menggunakan analisis uji serempak DAFTAR RUJUKAN
pada = 5%, diperoleh hasil Dessler, Gary, 2000. Human Resource
bahwa kompetensi karyawan yang Management Strategic
terdiri dari kompetensi teknis, Perspective,Edisi Kesembilan,
kompetensi non teknis berpengaruh Penerbit Erlangga, Jakarta.
secara bersama-sama dan sangat Fathoni,Abdurrahman. 2006. Manajemen
nyata (highly significant) terhadap Sumber Daya Manusia, Edisi
kinerja karyawan pada PT. Pertama, Penerbit PT. Rineka Cipta,
INALUM Kuala Tanjung. Secara Jakarta.
parsial pada = 5%, diperoleh hasil Kuncoro, Mudrajad. 2003. Metode Riset
bahwa kompetensi teknis yang Untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit
paling dominan berpengaruh Erlangga, Jakarta.
terhadap kinerja karyawan pada ada Nawawi, Hadari. 2005. Perencanaan SDM
PT. INALUM Kuala Tanjung, untuk Organisasi Profit yang
karena karyawan yang mempunyai Kompetitif, Edisi Ketiga, Penerbit
kompetensi teknis yang baik lebih Gajah Mada University Press,
mempunyai pengetahuan dan Yogyakarta.
kemampuan untuk menyelesaikan Mathis, Robert L. 2006, Human Resource
pekerjaan. Management, Edisi 10, Penerbit
3. Hipotesis ketiga, dengan Salemba Empat, Jakarta.
menggunakan analisis uji Mann- Mondy, R. Wayne dan Robert M. Noe.
Whitney diperoleh ada perbedaan 2005. Human Resource
kompetensi teknis antara karyawan Management, Ninth Edition,
pabrik dan karyawan administrasi Prentice Hall.
pada PT. INALUM Kuala Tanjung. Nasution, Harmein dan Soetadi. 2007.
Karena kompetensi berkaitan Proses Pengelolaan SDM
dengan tingkat pendidikan, Berdasarkan Kompetensi, USU
pengalaman, kemampuan Press, Medan.

72
Jurnal Ekonom, Vol 14, No 2, April 2011

Noe et al. 2003. Human Resource Pengawasan Keuangan dan


Management, Gaining a Pembangunan (BPKP), Universitas
Competitive Advantage, Fourth Gadjah Mada, Yogyakarta.
Edition, McGraw-Hill International Rivai, Veithzal. 2005. Manajemen Sumber
Edition. Daya Manusia untuk Perusahaan,
Nurmianto, Eko dan Sinarta. 2004. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Evaluasi Kompetensi Bank X Jakarta.
dengan Metode Analytical Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2002.
Hierarchy Process (AHP), Manajemen Tenaga Kerja
Usahawan No. 11 Th XXXIII. Indonesia, Penerbit PT. Bumi
Jakarta. Aksara, Jakarta.
Palan, R. 2007. Teknik Santoso, Singgih 2004. Mengolah Data
Mengimplementasikan Manajemen Secara Profesional, Penerbit PT.
SDM Berbasis Kompetensi untuk Elex Media Komputindo, Jakarta
Meningkatkan Daya Saing Siagian, Sondang P. 2006. Manajemen
Organisasi, Penerbit PPM UI, Sumber Daya Manusia, Edisi
Jakarta. Ketigabelas, Penerbit PT. Bumi
Raharso, Sri. 2004 Competence-Based Aksara, Jakarta.
Organization: Penyelenggaraan Singarimbun, dan Effendi. 1995. Metode
antara Kompetensi Individu dengan Penelitin Survei, Cetakan Kedua,
Core Competence Organisasi, Jakarta PT. LP3ES, Indonesia
Usahawan No. 10 Th XXXIII. Spencer L. M Jr, dan Spencer, S. M. 1993.
Jakarta Competence at work: Models for
Ratnasari, Sri Penny. 2004. Pengaruh Superior Performance, John Wiley
Jenjang Karir, Kejelasan Tugas dan & Sons, Inc.
Tanggung Jawab Terhadap Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis,
Kepuasan Kerja Pejabat Fungsional Penerbit Alfabeta, Jakarta
Auditor (PFA) di Lingkungan Badan

73

Potrebbero piacerti anche