Sei sulla pagina 1di 6

PORTOFOLIO

Eksaserbasi Akut Penyakit Paru Obstruktif Kronis

Disusun Oleh :
dr. Adrina Vanyadhita

Pendamping :
dr. Amari Aqmar

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS KECAMATAN PESANGGRAHAN
PERIODE 11 FEBRUARI 2016 - 11 FEBRUARI 2017
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO

Nama : dr. Adrina Vanyadhita


Judul/Topik : Eksaserbasi Akut Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK)
Nama Pendamping : dr. Amari Aqmar
Nama Wahana : Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya

Dokter Pendamping

dr. Amari Aqmar


KASUS 1

Topik : Eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif kronis


Tanggal Kasus : 24 Maret 2016 Presenter : dr. Adrina Vanyadhita

Tanggal Presentasi : Pendamping : dr. Amari Aqmar

Tempat Presentasi : Puskesmas Kecamatan Pesanggrahan

Obyektif Presentasi :

Keilmuan Keterampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka

Diagnosis Manajemen Masalah Istimewa

Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil

Deskripsi: Pasien laki-laki datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 1 hari sebelum
datang ke puskesmas

Tujuan: Diagnosis dan Manajemen pasien dengan eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif
kronis.

Bahan Bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit

Cara Membahas : Diskusi Presentasi E-mail Pos


Data Pasien Nama: Tn. D Nomor Registrasi: 2324/PSG/15
Data Utama untuk Bahan Diskusi:
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis:
Eksaserbasi akut penyakit paru obstruktif kronis. Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang
memberat sejak 1 hari sebelum datang ke puskesmas. Sesak nafas dirasakan terus menerus,
tidak dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sesak diakui semakin memberat dengan aktivitas. Sesak
diikuti dengan mengi saat malam hari. Pasien juga mengeluhkan adanya batuk berdahak. Warna
dahak putih, kental, dan sulit dikeluarkan. Batuk darah disangkal. Pasien merokok selama lebih
dari 30 tahun, setiap harinya 1-2 bungkus rokok. Terdapat riwayat TB paru. Riwayat penyakit
jantung, kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal.

Primary Survey:
Airway: tidak terdapat sumbatan nafas
Breathing: usaha bernafas meningkat (increased breathing effort), frekuensi napas:
32x/menit
Circulation: ekstremitas hangat, nadi kuat, teratur, frekuensi nadi: 97x/menit
Disability: pasien sadar penuh dengan GCS 15 (E4V5M6)
Exposure: tidak tampak adanya jejas maupun perdarahan aktif

Tanda Vital dan Pemeriksaan Fisik:


Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15. Tekanan darah 120/80
mmHg, frekuensi nadi: 97x/menit, frekuensi napas: 32x/menit, suhu: 37.80C, dan saturasi
oksigen 92%
Kepala: normocephal, rambut terdistribusi rata, alopesia (-)
Mata: Konjungtiva tidak pucat. Sklera tidak ikterik
THT: Faring tidak hiperemis, T2-T2, sekret (+)
Jantung: S1S2 normal, murmur (-), gallop (-)
Paru:
o Inspeksi: penggunaan otot bantu nafas, tampakan barrell chest
o Palpasi: fremitus melemah
o Perkusi: hipersonor
o Auskultasi: wheezing +/+ dan ronki basah kasar +/+.
Abdomen: Tidak ada nyeri tekan, supel
Ekstremitas: clubbing fingers (+)

2. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum mengalami keluhan seperti ini sebelumnya dan belum pernah menjalani
pengobatan.

3. Riwayat Kesehatan:
Terdapat riwayat TB paru dan asma. Riwayat penyakit jantung, kencing manis, dan tekanan
darah tinggi disangkal.

4. Riwayat Keluarga:
Riwayat penyakit jantung, kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal.

5. Riwayat Sosial:
Pasien menikah dan tinggal bersama isteri dan anaknya. Pekerjaan pasien adalah sebagai
seorang pedagang. Pasien berobat menggunakan BPJS.

Daftar Pustaka:

1. Antariksa B, Djajalaksana S, Yunus F, Wiyono WH, Sutoyo DK, et al. Penyakit paru obstruktif kronik:
diagnosis dan penatalaksanaan. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia; 2011. p. 1-5; 11-15;
26-28; 32-35
2. Ling GE, Sin QL, Mahadevan M.. In: Ooi s, Manning P. Guide to the essentials in emergency
medicine. 2nd ed. Singapore: McGraw-Hill; 2015. p. 322-327
3. Decramer M, Agusti AG, Bourbeau J, Frith P, Jones P, et al. Pocket guide to COPD diagnosis,
management, and prevention. Chronic obstructive pulmonary disease. Global initiative for chronic
obstructive lung disease; 2015. p. 5-10

Hasil Pembelajaran:
1. Mengenali tanda dan gejala dari PPOK

2. Mendiagnosis PPOK

3. Tatalaksana eksaserbasi akut PPOK


4. Rencana tatalaksana jangka panjang PPOK

Rangkuman Pembelajaran Portofolio:


1. Subjective
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang memberat sejak 1 hari. Sesak nafas
dirasakan terus menerus, tidak dipengaruhi oleh posisi tubuh. Sesak diakui semakin memberat
dengan aktivitas dan sesak diikuti dengan mengi saat malam hari. Pasien juga mengeluhkan
adanya batuk berdahak yang dahaknya berwarna putih, kental, dan sulit dikeluarkan. Terdapat
kebiasaan merokok dan riwayat TB paru (30 tahun yang lalu, dinyatakan sembuh). Riwayat
penyakit jantung, kencing manis, dan tekanan darah tinggi disangkal.
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang ditandai oleh
hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berkaitan
dengan respons inflamasi paru. PPOK disebabkan oleh gabungan antara obstruksi saluran nafas
kecil (bronkitis) dan kerusakan parenkim (emfisema). Tanda-tanda klinis yang dapat digunakan
untuk membuat diagnosis PPOK adalah batuk kronik, produksi sputum kronik dan sesak nafas
yang memburuk dan progresif. Selain itu juga riwayat pajanan pada faktor risiko seperti, asap
rokok, bahan kimia inhalasi dan asap dapur dapat juga menjadi indikator penting untuk
mendiagnosis PPOK.
Pada infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), gejala juga dapat memburuk (eksaserbasi).
Eksaserbasi akut pada PPOK adalah keadaan dimana terjadi perburukan dibandingkan dengan
kondisi sebelummnya, dimana gejala seperti sesak bertambah, produksi sputum meningkat dan
terdapat perubahan warna sputum.

2. Objective
Pada initial assessment didapatkan peningkatan usaha bernafas (increased breathing
effort). Pasien tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis, GCS 15. Tekanan darah 120/80
mmHg, frekuensi nadi: 97x/menit, frekuensi napas: 32x/menit, suhu: 37.80C, dan saturasi
oksigen 92%. Pemeriksaan fisik paru terdapat:
Inspeksi: penggunaan otot bantu nafas, tampakan barrell chest
Palpasi: fremitus melemah
Perkusi: hipersonor
Auskultasi: wheezing +/+ dan ronki basah kasar +/+.
Penegakkan diagnosis pada PPOK dengan eksaserbasi akut dapat dinilai dari klinis dan
pemeriksaan penunjang.

3. Assessment
Indikator penting untuk mendiagnosis PPOK diantaranya:
Sesak nafas yang progresif, bertambah berat dengan aktivitas, persisten,
memerlukan usaha, dan mungkin disertai mengi
Batuk kronik yang hilang timbul dan mungkin tidak berdahak
Batuk kronik berdahak
Riwayat terpajan faktor risiko seperti asap rokok, debu, bahan kimia inhalan, asap
dapur, dan sebagainya
Pada pemeriksaan fisik didapatkan:
Inspeksi: pursed-lips breathing, barrell chest, penggunaan otot bantu nafas,
pelebaran sela iga, dan penampilan pink puffer atau blue bloater.
Palpasi: fremitus melemah dan sela iga melebar
Perkusi: hipersonor, batas jantung mengecil (pendulum heart), letak diafragma
rendah dan hepar terdorong kebawah
Auskultasi: suara nafas vesikuler melemah atau melemah, ronki atau mengi pada
waktu bernafas biasa atau pada ekspirasi paksa, ekspirasi memanjang, bunyi jantung
terdengar jauh
Penegakan diagnosis melalui pemeriksaan penunjang dapat melalui:
Pemeriksaan darah rutin dan analisis gas darah
Radiologi berupa foto toraks posisi posterior anterior (PA) dan lateral
Pemeriksaan arus puncak ekspirasi (APE), spirometri dan uji bronkodilator
Elektrokardiografi (EKG) dan echocardiography
Bakteriologi sputum dengan gram staining dan kultur (bila disertai infeksi saluran
nafas)
Uji latih kardiopulmoner: 6 minute walking test, treadmill, ergocycle

4. Plan
Rencana Diagnosis:
Merujuk pasien ke layanan fasilitas kesehatan tingkat 2
o Analisis gas darah
o Rontgen toraks

Rencana Pengobatan:
- Tatalaksana gawat darurat:
o Oksigen 3 L/menit dengan nasal kanul
o Nebulisasi dengan Salbutamol 2.5 mg
o Deksametasone 1x0.5 mg peroral
o Salbutamol 1x4mg peroral

Rencana Edukasi:
- Mengedukasi pasien mengenai kondisi penyakitnya dan perlunya untuk merujuk saat ini
- Mengedukasi pasien untuk berhenti merokok

Rencana Konsultasi:
Merujuk pasien ke layanan fasilitas kesehatan tingkat 2 untuk tatalaksana lebih lanjut
beserta evaluasi dengan spirometri saat keadaan akut sudah terlewati

Potrebbero piacerti anche