Sei sulla pagina 1di 12

IMPLEMENTASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR DALAM PELAYANAN BPJS

KESEHATAN DI RSU PROF. DR. KANDOU MANADO

Monalisa Eirene Pinontoan


Salmin Dengo
Joorie Ruru

Abstract : In early 2014 the government held health insurance for all of society,namely the National
Health Insurance with the program implementing agency is the Agency Social Security Health.Institution
of Social Security health,is a helath insurance program for all people.In the program of social security
health agencies have determined a standard operating procedure for a smooth service to be provided.In
connection with this research was to determine how to implementation of standard operating procedures
in the ministry of health of social security agencies in public hospitals Prof.Dr.Kandou.
This study used a qualitative research method using four variables from the policy
implementation Edward George III consisting of communication, resources, disposition and bureaucratic
structure through interviews to 15 informants.Observation and document tracking aided additional
instruments such as interview guides.
Based on the results of the study show that the first variable communications program
managers,service providers and the community is effective,human resources and adequate financial
resources also,the third variable that is the dispositionof executing and caregiversviews of commitment
and consistency is good enough,and the last variable that the existing bureaucratic structure has been
arranged in accordance with the provisions in force.
Based on the results obtained it can concluded that the implementation of standard operating
procedure in the ministry of social security organizing body public healthhospital Prof.Dr.Kandou pretty
well and runs fairly effectively viewed from four variables implementation of Edward III.Suggested should
be increased again in the effectiveness and efficiency of exsting standard operating procedures in the
ministry of social security agencies in order to become better health and quality.

Keyword :Implementation, Standard Operating Procedures

PENDAHULUAN dapat dicapai dalam kesehatan fisik dan

Kesehatan merupakan aspek penting mentalnya.

dari hak asasi manusia (HAM), sebagaimana Setiap orang berhak hidup sejahtera

disebutkan dalam Deklarasi Hak Asasi lahir dan batin, bertempat tinggal dan

Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendapat lingkungan hidup yang baik dan

tertanggal 10 November 1948 yang sehat serta berhak memperoleh pelayanan

menyatakan bahwa setiap orang berhak atas kesehatan (Pasal 28H UUD 1945). Mengacu

taraf kehidupan yang memadai untuk pada hak asasi manusia, maka hak kesehatan

kesehatan dan kesejahteraan dirinya sendiri adalah hak yang melekat pada seseorang

dan keluarganya.Di sisi lain, Konvensi karena kelahirannya sebagai manusia, bukan

International tentang Hak Ekonomi, Sosial, karena pemberian seseorang atau negara,

dan Budaya yang ditetapkan PBB pada dan oleh sebab itu tentu saja tidak dapat

tahun 1966 juga mengakui hak setiap orang dicabut dan dilanggar oleh siapa pun.

untuk menikmati standar tertinggi yang Sehat itu sendiri tidak hanya sekadar
bebas dari penyakit, tetapi adalah kondisi

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 1


sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang atau swasta yang diarahkan pada
memungkinkan setiap orang hidup produktif tercapainya tujuan-tujuan yang telah
secara ekonomis. Maka, sesuai dengan digariskan dalam keputusan kebijakan.
norma HAM, negara berkewajiban untuk c. Mazmanian dan Sabatier (dalam
menghormati, melindungi, dan memenuhi Abdulwahab, 2008), menjelaskan
hak-hak asasi kesehatan tersebut. makna implementasi yaitu bahwa
Kewajiban untuk mewujudkan hak memahami apa yang senyatanya terjadi,
setiap warga Negara itu, antara lain sesudah suatu program dinyatakan
dilakukan dengan cara menciptakan berlaku atau dirumuskan merupakan
persamaan akses pelayanan kesehatan, fokus perhatian implementasi
mencegah tindakan-tindakan yang dapat kebijakan, yakni kejadian-kejadian dan
menurunkan status kesehatan masyarakat, kegiatan yang timbul sesudah
melakukan langka-langkah legislasi yang disahkannya pedoman-pedoman
dapat menjamin perlindungan kesehatan kebijaksanaan Negara yang mencakup
masyarakat, dan membuat kebijakan baik usaha-usaha untuk
kesehatan, serta menyediakan anggaran dan mengadministrasikan maupun untuk
jasa-jasa pelayanan kesehatan yang layak menimbulkan akibat/dampak nyata
dan memadai untuk seluruh masyarakat. pada masyarakat atau suatu peristiwa.
Implementasi dilakukan ketika kebijakan Implementasi kebijakan bila
telah di sahkan atau di tetapkan secara dipandang dalam pengertian yang
resmi.Wahab (2008:43) mengemukakan luas,merupakan alat administrasi hukum
beberapa definisi dari beberapa sumber dimana berbagai aktor, organisasi,prosedur,
mengenai implementasi kebijakan: dan teknik yang bekerja bersama-sama
a. Kamus Webster, menyatakan bahwa untuk menjalankankebijakan guna meraih
implementasi kebijakan dapat dampak atau tujuan yang diinginkan (Budi
dipandang sebagai suatu proses Winarno, 2002:102).Dalam kebijakan publik
melaksanakan keputusan dikenal dengan model atau teori-teori
kebijaksanaan, yang biasanya dalam implementasi,salah satunya menurut
bentuk UU, Peraturan Pemerintah, Mazmanian dan Sabatier (1983) dalam
Keputusan Peradilan, Kempmen, dll. Abdulwahab, 2008, berpendapat bahwa
b. Van Meter dan Van Horn (dalam implementasi top down adalah proses
Badjuri dan Yuwono, 2002), pelaksanaan keputusan kebijakan mendasar.
merumuskan proses implementasi Beberapa ahli yang mengembangkan
sebagai tindakan-tindakan yang model implementasi kebijakan dengan
dilakukan baik oleh invidu-individu perspektif top down adalah Van Meter dan
(pejabat) atau kelompok pemerintah Van Horn.Menurut Meter dan Horn (1975)

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 2


dalam Nugroho (2008), implementasi Dalam mewujudkan pelayanan
kebijakan berjalan secara linear dari kesehatan yang berkualitas bagi setiap warga
kebijakan publik, implementor dan kinerja negaranya,maka pemerintah pun terus
kebijakan publik. Beberapa variable yang melakukan pengembangan terhadap jasa dan
mempengaruhi kebijakan public adalah layanan kesehatan yang ada.Pemerintah
sebagai berikut : a). Aktifitas implementasi telah mengeluarkan kebijakan maupun
dan komunikasi antar organisasi, b). program dengan tujuan dapat
Karakteristik agen pelaksana/implementor, mensejahterahkan seluruh masyarakat.
c). Kondisi ekonomi, social dan politik d). Namun kenyataan yang terjadi
Kecendrungan (dispotition) bahwa masih banyak masyarakat yang
pelaksana/implementor. Edward III dalam tidak merasakan haknya untuk mendapatkan
Abdulwahab (2008) juga mempunyai kesehatan.Ini disebabkan oleh berbagai
pandangan model implementasi kebijakan factor yang ada diantaranya : factor ekonomi
yakni komunikasi, sumberdaya, disposisi, yang membuat masyarakat tidak mempunyai
dan struktur birokrasi. biaya kesehatan yang cenderung
Dalam upaya pemenuhan kesehatan, mahal,pelayanan kesehatan yang berbelit-
maka pemerintah yang mempunyai tugas belit,sarana dan prasarana kesehatan yang
dan kewenangan untuk menyejahterakan tidak memenuhi standar dan lain sebagainya.
warga negara mempunyai kewajiban untuk Berkaca dari realita yang
menghormati, melindungi, dan memenuhi terjadi,maka pemerintah menyadari bahwa
hak-hak tersebut. Aspek kesehatan ini harus masyarakat membutuhkan jaminan
dijadikan pertimbangan penting dalam setiap kesehatan untuk mewujudkan masyarakat
kebijakan pembangunan. Salah satu bentuk yang sejahtera.Oleh karena itu pemerintah
implementasinya adalah kewajiban mengembangkan Sistem Jaminan Sosial
pemerintah untuk menyediakan program bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan
untuk pembangunan kesehatan bagi setiap dimasukkannya Sistem Jaminan Sosial
masyarakat. dalam perubahan UUD 1945, dan terbitnya
Kesehatan sebagai sebuah pelayanan UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
bagi masyarakat yang membutuhkan adalah Jaminan Sosial Nasional (SJSN) merupakan
komitmen pemerintah untuk suatu upaya maupun komitmen kuat
mewujudkannya .Dengan perwujudan pemerintah dalam mewujudkan masyarakat
layanan kesehatan ,maka pemerintah telah yang sejahtera.
berusaha agar seluruh masyarakat dapat Oleh karena itu,berdasarkan Undang
merasakan haknya,dalam hal ini yaitu hak Undang RI nomor 40 tahun 2004 tentang
memperoleh kesehatan. SJSN,pada awal tahun 2014 pemerintah
menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 3


seluruh rakyatnya yakni Jaminan Kesehatan TNI/Polri yang mulai pada tahun
Nasional serta badan pelaksana programnya 2005.Kedua program ini mempunyai tujuan
yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang sama yakni untuk menjamin dan
Kesehatan(BPJS Kesehatan).Jaminan memenuhi kebutuhan kesehatan
Kesehatan Nasional (JKN) adalah suatu masyarakat. Pelaksanaan program jaminan
program masyarakat/rakyat dengan tujuan kesehatan ini pun merupakan program
memberikan kepastian jaminan kesehatan berlanjut yang kemudian diserahkan kepada
yang menyeluruh bagi setiap rakyat Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Indonesia agar penduduk Indonesia dapat (BPJS) Kesehatan sesuai undang-undang
hidup sehat, produktif dan sejahtera yang SJSN.
sesuai dengan prinsip asuransi sosial dan BPJS juga merupakan transformasi
prinsip equitas sebagaimana dimaksudkan dari empat badan usaha milik negara
dalam Undang-undang No.40 Tahun 2004. (BUMN) yaitu PT. Askes, Jamsostek,
Dengan diselenggarakan Program Taspen dan Asabri. Pelayanan kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pasien adalah subsistem pelayanan kesehatan yang
yang berobat di rumah sakit semakin tujuan utamanya adalah pelayanan preventif
meningkat. Hal ini disebabkan masyarakat (pencegahan) dan promotif (peningkatan)
Indonesia sudah sadar akan pentingnya arti dengan sasaran masyarakat (Notoatmodjo,
kesehatan. Dengan meningkatnya pasien 2011). Rumah sakit adalah institusi
yang berobat rawat jalan di rumah sakit pelayanan kesehatan yang
maka beban kerja menjadi bertambah. menyelenggarakan pelayanan kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) perorangan secara paripurna yang
diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara menyediakan pelayanan rawat inap, rawat
Jaminan Sosial (BPJS). Badan jalan, dan gawat darurat.Dimana rumah sakit
Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memegang peranan penting terhadap
Kesehatan adalah badan hukum publik yang meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
bertanggung jawab kepada Presiden dan (UU Nomor 44 Tahun 2009).
berfungsi menyelenggarakan program Rumah sakit merupakan salah satu
jaminan kesehatan bagi seluruh penduduk pelayan kesehatan yang menerapkan sistem
Indonesia sesuai UU Badan Penyelenggara SJSN yang diselengarakan oleh BPJS.Baik
Jaminan Sosial nomor 24 Tahun 2011 itu rumah sakit pemerintah maupun rumah
Berbagai asuransi kesehatan yang sakit swasta yang telah bekerja sama dengan
telah ditetapkan pemerintah sebelumnya BPJS Kesehatan. Begitu juga berbagai
yang telah berjalan yakni JAMKESMAS asuransi yang ada telah bekerja sama dengan
bagi masyarakat yang kurang mampu dan BPJS Kesehatan.Dalam hal ini Rumah Sakit
ASKES bagi pegawai negeri sipil serta Prof.Dr.R.D. Kandou Manado merupakan

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 4


salah satu rumah sakit pemerintah yang kendala-kendala dalam menjalankan
memberikan pelayanan BPJS Kesehatan ini. program tersebut.Kendala tersebut terjadi
Dalam meningkatkan terutama pada masalah Standar Operasional
pelayanannya,BPJS Kesehatan berusaha Prosedur BPJS Kesehatan di tingkat
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pelayanan yang ada di rumah sakit yaitu
terutama dalam hal jaminan seperti : (a).Prosedur tindakan medis di
kesehatan.Pemerintah berupaya agar semua rumah sakit yang masih kurang baik,
masyarakat Indonesia dapat berpartisipasi (b).Banyak pasien yang tidak bersedia
dalam program BPJS Kesehatan ini dengan mengunjungi puskesmas sebagai Pelayanan
menekankan bahwa setiap masyarakat wajib pada Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
menjadi anggota BPJS Kesehatan agar (FKTP) sebelum ke Pelayanan pada Fasilitas
semua masyarakat mendapatkan hak Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan
perlindungan kesehatan yang (FKRTL) yakni rumah sakit, (c).Tata kelola
baik,sebagaimana yang menjadi tujuan pelayanan administrasi di rumah sakit yang
Negara dalam UUD 1945 yaitu untuk masih membingungkan peserta anggota
mensejahterahkan seluruh masyarakat BPJS Kesehatan, (d).Pelayanan kelas untuk
Indonesia. pasien yang tidak sesuai prosedur
Agar menjadi anggota peserta BPJS pembayaran iuran BPJS Kesehatan,
Kesehatan,masyarakat wajib untuk (e).Kurangnya sosialisasi tentang prosedur
mendaftarkan diri baik secara online pelayanan kepada peserta BPJS Kesehatan.
maupun langsung sesuai dengan prosedur Beberapa gejala permasalahan
tersebut mendorong penulis untuk
yang ditetapkan di kantor BPJS Kesehatan
melakukan penelitian tentang Implementasi
masing-masing daerah.Masyarakat pun Standard Operasional Prosedur Dalam
Pelayanan BPJS Kesehatan di RSU
harus mengikuti semua prosedur yang ada
Prof.Kandou.
agar pelayanan BPJS Kesehatan dapat
METODE PENELITIAN
terealisasi dengan baik.Dalam melaksanakan
program pemerintah ini,berbagai prosedur A. Metode Yang Digunakan

yang merupakan persyaratan pelayanan Penelitian ini menggunakan metode


kualitatif.Penelitian kualitatif menggunakan
ini,adalah merupakan kunci keberhasilan data deskripstif berupa kata-kata tertulis
terlaksananya jaminan sosial kesehatan bagi atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang dapat diamati (Bogdan dan Taylor
seluruh masyarakat Indonesia. dalam Sugiyono 2014). Penelitian kualitatif
Dengan kiat pemerintah untuk dari sisi definisi lainnya dikemukankan
bahwa hal itu merupakan penelitian yang
mengimplementasikan program BPJS memanfaatkan wawancara terbuka untuk
Kesehatan yang ada,sejauh ini telah berjalan menelaah dan memahami sikap, pandangan,
perasaan dan perilaku individu atau
dan telah di kembangkan.Namun menurut sekelompok orang.Dari definisi di atas maka
informasi yang diperoleh masih terdapat dapat disimpulkan bahwa penelitian

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 5


kualitatif adalah penelitian yang bermaksud 2. Sumberdaya,yakni kualitas ataupun
untuk memahami fenomena tentang apa daya kerja setiap pihak pelaksana BPJS
yang dialami oleh subyek penelitian Kesehatan,pemberi pelayanan dan
misalnya perilaku, persepsi, motivasi, penerima pelayanan BPJS kesehatan
tindakan dan lain-lain dengan cara deskripsi serta sumber-sumber biaya maupun jasa
dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada yang telah ditetapkan dalam
suatu konteks khusus yang alamiah dan melaksanakan program tersebut.
dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Dalam penelitian kualitatif, data 3. Disposisi adalah watak dan
dituangkan secara deskriptif dalam bentuk karakteristik yang harus dimiliki oleh
laporan dan uraian (Nasution, 2001). implementor pelaksana program BPJS
Kesehatan dan pemberi pelayanan
B. Fokus Penelitian kesehatan, seperti komitmen, kejujuran,
dll
Sugiyono (2014) menyatakan bahwa
dalam penelitian kualitatif, peneliti 4. Struktur birokrasi, merupakan susunan
menetapkan penelitiannya berdasarkan komponen (unit-unit) kerja dalam
keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang pelaksanaan program BPJS Kesehatan
meliputi aspek tempat (place), pelaku yang menunjukkan adanya pembagian
(actor), dan aktivitas (activity) yang kerja serta adanya kejelasan bagaimana
berinteraksi secara sinergis. fungsi-fungsi atau kegiatan yang
berbeda-beda diintegrasikan atau
Karena terlalu luasnya dikoordinasikan.
masalah,maka dalam penelitian
kuantitatif,peneliti akan membatasi Dari keempat variabel ini dapat
masalah.Batasan masalah dalam penelitian dikaitkan dengan SOP yakni dalam
kualitatif disebut dengan fokus,yang masih melaksanakan prosedur atau aturan,harus
bersifat umum.dalam mempertajam tercipta komunikasi antara berbagai pihak
penelitian,peneliti kualitatif menetapkan yang berperan,sumberdaya berkualitas untuk
fokus.Spradley dalam Sanapiah Faisal memahami prosedur dan aturan,memiliki
(1988) menyatakan bahwa A focused refer karakteristik yang menjamin terlaksananya
to a single cultural domain or a few related prosedur dengan baik,dan pembagian kerja
domains maksudnya adalah bahwa,fokus sesuai dengan fungsi masing-masing agar
itu merupakan domain tunggal atau beberapa prosedur program dapat terstruktur dalam
domain yang terkait dari situasi sosial. pelaksanaannya.

Yang menjadi fokus dalam C. Sumber Data (Informan Penelitian)


penelitian ini adalah implementasi standar
operasional prosedur (SOP) dalam Sampel atau sumber data yang
pelayanan BPJS Kesehatan.Yang digunakan pada penelitian kali ini di ambil
dimaksudkan dengan SOP disini adalah dari pihak-pihak yang terkait dalam
konsep aturan maupun prosedur program implementasi program SOP pelayanan BPJS
BPJS Kesehatan yang bertujuan Kesehatan di rumah sakit
menciptakan efektivitas dan efisiensi dalam Prof.Dr.Kandou.Pihak-pihak yang
pelaksanaannya.Mengacu pada model dimasudkan antara lain : Pihak Pelaksana
implementasi kebijakan dari Gorge C Program,Pihak Pemberi Pelayanan
Edward yakni : Kesehatan dan Pihak Penerima Pelayanan
BPJS Kesehatan.
1. Komunikasi, yaitu saling
berhubungannya pihak penyelenggara 1. Pihak Pelaksana Program yakni Pejabat
BPJS Kesehatan dengan pemberi berkompeten pada kantor BPJS
pelayanan kesehatan dan penerima Kesehatan Manado antara lain Kepala
pelayanan BPJS kesehatan yang ada. Kantor,Kepala bidang pelayanan,dan
Kepala unit pelayanan BPJS

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 6


Kesehatan.Jumlah informan pihak hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-
pelaksana sebanyak 3 orang. satunya yang dapat mencapainya

2. Pihak Pemberi Pelayanan Kesehatan di E. Teknik Pengumpulan Data


RSU.Prof.Dr.Kandou antara lain
:Kepala Bidang Pelayanan Medik di Untuk teknik pengumpulan data yang
RS,Unit administrasi BPJS Kesehatan akan dipakai dalam penelitian ini yaitu :
di RS,Petugas Pelayanan Kesehatan
(dokter,perawat).Jumlah informan 1. Wawancara,yakni dengan melakukan
pihak pemberi pelayanan kesehatan tanya jawab terhadap informan terkait
sebanyak 4 orang. dengan masalah yang akan diteliti.Teknik
wawancara yang dilakukan adalah yaitu
3. Pihak Penerima Pelayanan program wawancara semiterstruktur
BPJS Kesehatan diambil secara acak (semistructure interview).Tujuan dari
pada saat penerimaan pelayanan BPJS wawancara ini adalah untuk menemukan
Kesehatan di Rumah Sakit berjumlah 8 permasalahan secara lebih terbuka.
orang.
2. Observasi,yakni pengamatan langsung
Dengan demikian jumlah dilapangan terhadap fenomena atau
keseluruhan informan yang akan di peristiwa yang merupakan objek dari
wawancara berjumlah 15 orang.Jumlah penelitian
informan tersebut dapat berubah
menyesuaikan dengan kebutuhan data yang 3. Dokumentasi,yakni mengumpulkan data
diperlukan. yang telah tersedia di lokasi objek
penelitian yakni RSU.Prof.Dr.Kandou.
D. Instrumen Penelitian
F. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, yang
menjadi instrument atau alat penelitian Teknik analisis data kualitatif yang
adalah peneliti itu sendiri.Oleh karena itu digunakan dalam penelitian ini yakni teknik
peneliti sebagai instrumen juga harus di analisis data dari Miles dan Huberman
validasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap (dalam Sugoiyono 2014) .Menurut kedua
melakukan penelitian yang selanjutnya ahli tersebut bahwa aktivitas dalam analisis
terjun ke lapangan.Validasi terhadap peneliti data kualitatif dilakukan secara interaktif
sebagai instrument meliputi validasi dan berlangsung secara terus menerus
terhadap pemahaman metode sampai tuntas,sehingga datanya sudah
kualitatif,penguasaan wawasan terhadap cukup.Aktivitas dalam analisis data
bidang yang diteliti,kesiapan peneliti baik yaitu,data collection,data reduction,data
akademik maupun logistiknya.selanjutnya display,dan conclusion
Nasution (1988) menyatakan : drawing/verifications.

Dalam penelitian kualitatif,tidak PEMBAHASAN


ada pilihan lain daripada menjadikan Sebagaimana telah dibahas diatas
manusia sebagai instrumen penelitian yakni implementasi standar operasional
utama.Alasannya ialah bahwa,segala prosedur (SOP) dalam pelayanan BPJS
sesuatunya belum mempunyai bentuk yang Kesehatan di RSU Prof Kandou,yang
pasti.Masalah,focus,penelitian,prosedur menjadi focus penelitian yaitu Standar
penelitian,hipotesis yang digunakan,bahkan Operasional Prosedur pelayanan BPJS
hasil yang diharapkan,itu semuanya tidak Kesehatan yang dilaksanakan dan diatur
dapat ditentukan secara pasti dan jelas dalam Peraturan BPJS Kesehatan Nomor 4
sebelumnya.Segala sesuatu masih perlu Tahun 2014 oleh pemerintah.Ini bertujuan
dikembangkan sepanjang penelitian agar pelayanan yang diberikan BPJS
itu.Dalam keadaan yang serba tidak pasti Kesehatan berjalan efektif dan efisien sesuai
dan tidak jelas itu,tidak ada pilihan lain dan dengan mekanisme/prosedur yang telah
ditetapkan.Maka implementasi standar

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 7


operasional prosedur dalam pelayanan BPJS alat/media komunikasi yang digunakan
Kesehatan dapat dilihat dari empat variable serta intensitas komunikasi itu sendiri.
yang dikemukakan oleh George C Edwards Berdasarkan hasil data yang didapat,
III yakni : 1). Komunikasi, yaitu saling metode komunikasi yang dipakai
berhubungannya pihak penyelenggara BPJS dalam implementasi standar operasional
Kesehatan dengan pemberi pelayanan dan prosedur ini yakni dengan komunikasi
penerima pelayanan BPJS Kesehatan yang secara langsung atau tatap muka bagi
ada; 2). Sumberdaya, yaitu kualitas atau pihak pelaksana program dengan pihak
daya kerja setiap pihak pelaksana BPJS pemberi pelayanan dan penerima
Kesehatan, pemberi pelayanan dan penerima pelayanan BPJS Kesehatan.
pelayanan BPJS Kesehatan serta sumber- Sebagaimana SOP BPJS Kesehatan
sumber biaya maupun jasa yang telah telah ditetapkan dalam Peraturan BPJS
diterapkan dalam melaksanakan program Kesehatan Nomor 4 Tahun 2014,maka
tersebut; 3) Disposisi, yaitu watak dan komunikasi secara langsung ini
karakteristik yang hsrus dimiliki oleh dilakukan pihak pelaksana program
implementor pelaksana program SOP BPJS kepada staf-staf yang berperan dalam
Kesehatan dan pemberi pelayanan kesehatan pelaksanaan SOP BPJS Kesehatan di
seperti komitmen, kejujuran, konsistensi, dll; instansi terkait dan di wilayah
4). Struktur birokrasi, yang merupakan pemukiman masyarakat melalui
susunan komponen (unit-unit kerja) dalam kecamatan, kelurahan dan sebagainya,
pelaksanaan program BPJS Kesehatan yang komunikasi antar pihak pemberi
menunjukan adanya pembagian kerja serta pelayanan agar program berjalan
adanya kejelasan bagaimana fungsi-fungsi dengan baik. Komunikasi dalam bentuk
atau kegiatan yang berbeda-beda sosialisasi ini dilakukan agar
diintegrasikan atau dikoordinasikan. masyarakat/peserta BPJS Kesehatan
dapat lebih memahami SOP dari BPJS
Menyangkut empat variabel tersebut Kesehatan. Komunikasi secara tidak
serta hasil wawancara kepada pihak-pihak langsung berupa media massa juga
yang terkait maka data dapat di analisis dan diberlakukan baik media elektronik dan
di deskripsikan sebagai berikut : media cetak. Media elektronik berupa
website BPJS Kesehatan, televisi dan
1. Komunikasi radio. Sedangkan media cetak berupa
Dalam teori George Edwards III banner, spanduk, brosur. koran yang
dijelaskan bahwa komunikasi ada dan dapat diperoleh dengan mudah
merupakan langkah awal dalam dirumah sakit atau puskesmas serta
pelaksanaan kebijakan/program yang lingkungan tempat tinggal. Intensitas
akan diberlakukan untuk mencapai komunikasi juga diukur dengan
sasaran. Tujuannya yaitu untuk diadakannya pertemuan pihak-pihak
pelaksanaan kebijakan/program yang terkait untuk mengevaluasi pelaksanaan
lebih efektif dan terkontrol SOP BPJS Kesehatan.
sebagaimana tujuan yang ditetapkan. Dengan demikian hasil wawancara
Keberhasilan implementasi kebijakan menunjukan,komunikasi sangat penting
mensyaratkan agar implementor dalam implementasi standar operasional
mengetahui apa yang harus prosedur dalam pelayanan BPJS
dilakukan,dimana yang menjadi tujuan Kesehatan agar program yang
dan sasaran kebijakan harus dilaksanakan efektif dan efisien.
ditransmisikan kepada kelompok
sasaran, sehingga akan mengurangi 2. Sumberdaya
distorsi implementasi. Komunikasi
implementasi standar operasional Dalam proses implementasi, dimana
prosedur dalam pelayanan BPJS meskipun isi kebijakan telah
Kesehatan sesuai hasil wawancara dikomunikasikan secara jelas dan
yakni berbicara mengenai metode dan konsisten, tetapi apabila implementor

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 8


kekurangan sumber daya untuk untuk mengantispasinya, dapat
melaksanakan, maka implementasi mempertimbangkan / memperhatikan
tidak akan berjalan efektifSunber daya aspek penempatan pegawai (pelaksana)
tersebut dapat berwujud sumber daya dan insentif. Dalam implementasi SOP
manusia misalnya kompetensi BPJS Kesehatan di RSU baik pihak
implementor dan sumber daya pelaksana program dan pihak pemberi
finansial.Berdasarkan hasil data yang pelayanan yang ada di rumah sakit
diperoleh,sumber daya manusia baik mempunyai komitmen serta konsistensi
dari pihak pelaksana maupun pihak yang baik dalam pelayanan. Ketentuan
pemberi pelayanan sudah cukup yang telah ditetapkan pada peraturan
memadai baik dari segi kuantitas dan BPJS Kesehatan Nomor 1 Tahun 2014
kualitas Memiliki kompetensi di tentang penyelenggara jaminan
bidangnya masing-masing.Pelayanan kesehatan,telah ditinjau dengan baik
bermutu yang dilakukan pihak terkait dan dalam pelaksanaanya telah berjalan
dalam program implementasi standar sesuai dengan ketentuan. Semakin
operasional prosedur BPJS Kesehatan sesuai dengan arahan
di RSU Prof.Dr.Kandou ini merupakan kebijakan/program yang tercantum,
kualitas yang baik dari segi pemahaman maka tingkat komitmen semakin tinggi.
dan daya kerja.Menurut Edward selain Pelayanan SOP BPJS Kesehatan yang
sumber daya manusia,sumber daya ada di RSU Prof Kandou cukup
finansial juga sangat penting dalam baik,mulai dari komitmen dan
menunjang keberhasilan implementasi konsistensi pelaksana program dan
suatu kebijakan/program.Dari hasil pemberi pelayanan di RSU Prof. Dr.
analisis data,sumber daya finansial Kandou. Maka secara keseluruhan
untuk implementasi SOP dalam tingkat disposisi/komitmen yang
pelayanan BPJS Kesehatan yang dimiliki pihak pelaksana dan pihak
disediakan pemerintah telah sesuai pemberi pelayanan yang ada telah
dengan kebutuhan yang ada seperti sesuai dengan aturan yang ditetapkan
yang ditetapkan dan dituangkan dalam dalam peraturan BPJS Kesehatan
APBN pada setiap tahun Nomor 1 Tahun 2014 dan berjalan
anggaran.Kemampuan SDM dan dengan baik.
sumberdaya finansial ini menyebabkan
implementasi SOP program BPJS d. Struktur birokrasi
Kesehatan berjalan baik dan efektif
sebagaimana yang telah diprogramkan. Dalam implementasi kebijakan /
program SOP BPJS Kesehatan di RSU
3. Disposisi Prof. Dr. Kandou harus memiliki
struktur birokrasi yang cepat dan efektif
Di dalam proses implementasi (berbelit-belit). Menurut Edward III
kebijakan/program, disposisi selain komunikasi, sumberdaya, dan
merupakan hal yang penting karena disposisi, struktur birokrasi merupakan
menyangkut dengan watak dan faktor penting dalam proses
karakteristik implementor seperti implementasi kebijakan / program.
komitmen, kejujuran, konsistensi, dll. Struktur birokrasi ini berupa susunan
Apabila implementor memiliki komponen (unit-unit) kerja dalam
disposisi yang baik, maka implementor organisasi yang menunjukan adanya
tersebut dapat menjalankan kebijakan pembagian kerja serta adanya kejelasan
dengan baik seperti apa yang bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan
diinginkan oleh pembuat kebijakan. yang berbeda-beda diintegrasikan atau
Edward III menyatakan bahwa sikap dikoordinasikan sesuai dengan standar
dari pelaksana kadangkala operasional prosedur (SOP) yang
menyebabkan masalah apabila sikap merupakan aspek organisasi yang telah
atau cara pandangnya berbeda dengan ditetapkan.Selain itu struktur organisasi
pembuat kebijakan. Oleh karena itu, juga menunjukkan spesialisasi

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 9


pekerjaan, saluran perintah dan 1. Komunikasi antara pihak pelaksana
penyampaian laporan. program yakni BPJS Kesehatan
Manado, pihak pemberi pelayanan
Aspek pertama dari struktur birokrasi kesehatan (Rumah Sakit
adalah standar prosedur pelaksanaan Prof.Dr.Kandou) dengan kelompok
atau standard operating procedur sasaran (masyarakat umum) dilakukan
(SOP) yang dicantumkan dalam cukup baik dan efektif. Sosialisasi
guideline kebijakan / program. SOP program yang dilakukan berupa
yang baik mencantumkan kerangka sosialisasi secara langsung/tatap muka
kerja yang jelas, sistimatis, tidak dengan masyarakat baik di
berbelit dan mudah dipahami oleh kecamatan,kelurahan maupun
siapapun karena akan menjadi acuan lingkungan masyarakat.Sosialisasi juga
dalam bekerjanya implementor / dilakukan melalui media
pelaksana kebijakan. Aspek kedua dari elektronik,pemasangan standing
struktur birokrasi yang juga sangat banner,spanduk dan brosur di kantor
penting dalam rangka implementasi BPJS Kesehatan Manado dan RSU
kebijakan secara efektif adalah struktur Prof.Dr.Kandou Manado.Pertemuan
organisasi pelaksana serta pembagian rutin juga dilaksanakan agar
tugas dan tanggung jawab. Menurut komunikasi antara pihak pelaksana
analisis data yang diperoleh bahwa program dan pemberi pelayanan
pembagian tugas dan tanggung jawab berjalan efektif.
pelaksana program serta pihak pemberi 2. Sumberdaya untuk implementasi
pelayanan telah disesuaikan dengan standar operasional prosedur pelayanan
bidang keahlian masing-masing. BPJS Kesehatan sudah cukup memadai
Peyusunan struktur birokrasi dibuat baik sumberdaya manusia pelaksana
sangat fleksibel dan tidak berbelit-belit. maupun sumberdaya finansial
SOP (Standar Operasional Prosedur) (biaya/anggaran). SDM pihak
BPJS Kesehatan yang tercantum dalam pelaksana program dan pihak pemberi
peraturan BPJS Kesehatan Nomor 1 pelayanan sudah cukup memadai baik
Tahun 2014 dan Nomor 4 Tahun 2014 dari segi kuantitas dan kualitas. Sumber
juga menjadi acuan bagi pihak daya finansial yang merupakan
pelaksana program BPJS Kesehatan anggaran untuk menunjang
dan pihak pemberi pelayanan di RSU kebijakan/program ini juga telah cukup
Prof. Dr. Kandou Manado untuk memadai karena semuanya telah di atur
memberikan pelayanan sesuai tugas dan dalam APBN.
tanggung jawab masing-masing pihak 3. Disposisi atau karakteristik yang
yang berperan sehingga implementasi dimiliki oleh pihak pelaksana program
SOP BPJS Kesehatan dapat berjalan dan pihak pemberi pelayanan sudah
dengan efektif dan efisien. baik.Mengingat pelaksanaan program
BPJS Kesehatan di RSU Prof Kandou
KESIMPULAN DAN SARAN oleh pihak terkait cukup konsisten
A. Kesimpulan sehingga keberlangsungan
kebijakan/program yang ada telah
Dari hasil yang didapatkan maka berjalan cukup efektif dan efisien.
dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian 4. Struktur birokrasi implementasi standar
ini adalah untuk mengetahui bagaimana operasional prosedur dalam pelayanan
implementasi standar operasional prosedur BPJS Kesehatan sudah tertata dengan
dalam pelayanan BPJS Kesehatan di RSU baik.Baik dari susunan unit-unit
Prof.Dr.Kandou Manado. Dengan mengacu kerja,tugas masing-masing komponen
pada teori/model implementasi dari Edward- dengan fungsinya,tanggung jawab
III, berdasarkan hasil penelitian dalam melaksanakan dan memberikan
menunjukkan : program pelayanan serta penerapan
SOP pelayanan BPJS Kesehatan yang

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 10


telah ditetapkan berjalan cukup efektif melaksanakan program, namun masih
dan efisien. perlu ditingkatkan dari segi sikap ramah
tamah pemberi pelayanan kepada
Berdasarkan hasil penelitian tersebut peserta sehingga pelayanan yang
dapat disimpulkan bahwa implementasi diberikan dapat memuaskan masyarakat
standar operasional prosedur dalam peserta BPJS Kesehatan.
pelayanan BPJS Kesehatan di
RSU.Prof.Dr.Kandou telah berjalan baik dan 4. Struktur birokrasi (SOP, struktur
efektif dilihat dari empat variabel / teori organisasi, pembagian kerja dan
implementasi Edward III terhadap tanggung jawab) pelaksana program
implementasi kebijakan publik yaitu sudah cukup baik, namun perlu
komunikasi, sumberdaya, disposisi atau ditingkatkan pemahaman SOP BPJS
karakteristik, dan struktur birokrasi. Kesehatan baik ketentuan serta
prosedur pelayanan yang berlaku dalam
B. Saran pemberian pelayanan oleh pihak
pemberi pelayanan kesehatan sehingga
Berdasarkan kesimpulan hasil pelayanan kepada peserta BPJS
penelitian tersebut maka perlu dikemukakan Kesehatan dapat lebih cepat, tepat dan
beberapa saran sebagai berikut : berkualitas.
1. Faktor komunikasi di dalam
implementasi standar operasional
prosedur dalam pelayanan BPJS DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan di RSU Prof. Dr. Kandou
Manado sudah berjalan efektif dan Abdullah, M Syukur . Perkembangan dan
efisien.Namun harus ditingkatkan baik Penerapan studi Implementasi (action
pertemuan rutin untuk evaluasi Research and case studies).Temu Kaji
pelayanan SOP BPJS Kesehatan bagi Persadi di Ujung Pandang.
pelaksana dan pemberi pelayanan BPJS
Abdulwahab, S, 1996, Pengantar Analisis
Kesehatan.Sosialisasi juga harus rutin
Kebijaksanaan Negara, Jakarta :
dilakukan dan baiknya kegiatan
Rineka Cipta.
sosialisasi pelayanan SOP BPJS
Kesehatan langsung kepada masyarakat Abdul Wahab, Solichin. 1987. The
melalui kecamatan,kelurahan dan Functioning of Pancasila Ideology in
lingkungan sekitar. Indonesian Political System Under
The New Order Government, MA
2. Sumberdaya manusia dan finansial Thesis (unpublished). Institute of
untuk implementasi SOP pelayanan Social Studies, the Hague, the
BPJS Kesehatan sudah cukup memadai, Netherlands
baik pada pihak pelaksana pada Kantor
BPJS Kesehatan dan Rumah Sakit dan Badjuri, A.K. dan Yuwono, T, 2002,
pihak pemberi pelayanan kesehatan. Kebijakan Publik : Konsep dan
Yang perlu ditambahkan adalah alokasi Strategi,
anggaran untuk program ini sehingga Edwards III , George C. , 1980.
pelayanan kesehatan berupa obat dan Implementing Public Policy,
layanan yang belum masuk dalam Congressional Quaenterly Press,
tanggungan BPJS Kesehatan sudah Washington DC.
dapat diterima peserta BPJS Kesehatan
agar pelayanan dapat lebih baik dan Mazmanian ,Daniel , dan Paul A Sabatier,
lebih berkualitas. (eds), 1981. Effective Policy
Implementation.Lexington,Mass,D.C:
3. Disposisi (karakteristik sikap) para Heath
implementor program BPJS Kesehatan Nugroho, Riant. 2003, Reinventing
umumnya sudah cukup baik dilihat dari Pembangunan, Jakarta, PT. Elex
komitmen dan konsistensi dalam Media Komputindo.

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 11


Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011
Kualitatif dan R&D, Alfabeta, tentang Badan Penyelenggara
Bandung,2014 Jaminan Sosial
Van Meter ,D.S dan Van Horn, C.E . 1978. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28H
The Policy Implementation Process:A
Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009
Conceptual Framework.
tentang Rumah Sakit.
Administration and Society
Undang-undang No.40 Tahun 2004 pasal 19
Winarno, Budi, 2002. Teori dan Proses
ayat1.
Kebijakan Publik. Yogyakarta :
Media Presindo. Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial Kesehatan Nomor 1 Tahun
Sumber Lain :
2014 Tentang Penyelenggaraan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Jaminan Kesehatan
tentang Sistem Jaminan Sosial
Peraturan BPJS Kesehatan No.4 Tahun 2014
Nasional.
tentang Tata Cara Pendaftaran dan
Pembayaran Peserta Perseorangan
BPJS

JAP NO.31 VOL III 2015 Page 12

Potrebbero piacerti anche