Sei sulla pagina 1di 11

Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.

1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

PENGARUH REGULASI DAN KETERSEDIAAN ANGGARAN


TERHADAP KINERJA PELAYANAN APARATUR SKPD DAN
IMPLIKASINYA PADA KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
DI PROVINSI ACEH

Amiruddin Idris1 dan Win Konadi2*)


1 Universitas Almuslim Peusangan Bireuen - Aceh
2 Universitas Almuslim Peusangan Bireuen - Aceh
*) email: win.manan@yahoo.co.id

__________________________________________________________________________

ABSTRACT

Human resource take the strategy position among the other resource in organization/institution. But in
reality, there are still many organitations do not cosider the important thing of the human resource for
organization sustainable. Therefore, many enterprises officers and viewed as the most important asset of
organization. The improvement of the workers quality in many institution are hoped to be able in
increasing the social service. The result of survey contemporary, showed that there are still many problems
in Aceh province such as ; the weaknesses for the competativeness nationally. The management of
institution (Good Govermence) is hot running well. The understanding of regulation and its
implementation is still very limited. The quality of the goverment officer, and the process to develop the
human resources in Aceh are not still running well. This research is focused on the impact of the regulation
and the budget availability which able to increase the public service in five districts of Aceh province. The
result of this research showed that a good regulation and its implumentations, it will have significant
constribution and its influence toward the public service around 15,16%. While a good budget avaibility
and its implumentation toward the public service, it will give a significant contribution toward the officer
service and its influence around 25 %

Key Words: Regulation, Budget availability, Goverment officer service


__________________________________________________________________________

1. Pendahuluan inisiatif dalam peningkatan perannya dalam


pelaksanaan pembangunan dan lebih memberikan
Upaya peningkatan daya saing secara berkelan- pelayanan kepada publik yang lebih baik, sehingga
jutan melalui pengembangan kompetensi sumber mampu menangani masalah-masalah pembangu-
daya manusia, sangat perlu menjadi perhatian nan ekonomi,seperti; penciptaan lapangan peker-
serius. Hal ini guna menciptakan nilai tambah jaan dan pengurangan pengangguran, peningkatan
bagi perekonomian nasional. Karena tidak bisa daya beli masyarakat, dan meningkatnya kepuasan
hanya menggantungkan daya saing pada eksploita- masyarakat atas pelayanan. Dalam optimalisasi
si sumber daya alam yang tidak terbarukan. aktivitas pembangunan, suatu instansi, diperlukan
suatu sistem yang dapat mejalankan aktivitas
Dalam era globalisasi yang diperlihatkan oleh pembangunan dan menunjang pelayanan terhadap
adanya persaingan yang ketat dan peningkatan masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan suatu
ekspektasi masyarakat yang tinggi, maka pihak instansi terhadap masyarakat diperlukan perbaikan
pemerintah, di tuntut untuk lebih mengambil kinerja dari pegawai pada instansi tersebut.

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 11
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Setiap organisasi beroperasi dengan menggunakan pelayanan pegawai kepada masyarakat di Provinsi
seluruh sumber dayanya untuk dapat menghasilkan Aceh.
produk baik barang/jasa yang bisa dipasarkan.
Dalam hal ini pengelolaan sumber daya yang 2. Landasan Teori
dimiliki organisasi meliputi sumber daya financial,
fisik, SDM, dan kemampuan teknologis dan sistem SDM Organisasi Pemerintah
(Simamora, 2004). Karena sumber-sumber yang Dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 22
dimiliki perusahaan bersifat terbatas sehingga Tahun 1999, yang disempurnakan oleh Undang-
organisasi atau perusahaan dituntut mampu Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah
memberdayakan dan mengoptimalkan penggu- Daerah, maka organisasi Pemerintah Pusat
naannya untuk mempertahankan kelangsungan maupun Daerah harus disusun kembali disesuaikan
hidup organisasi. dengan urusan dan kewenangan yang diserahkan
oleh pusat maupun yang diterima oleh Daerah.
Dari berbagai sumber daya yang dimiliki orga- Penyerahan urusan dan kewenangan oleh pusat
nisasi, SDM menempati posisi strategis diantara telah disertai dengan personil, perlengkapan dan
sumber daya lainnya. Tanpa SDM, sumber daya pembiayaannya sehingga mengakibatkan aparat
yang lain tidak bisa dimanfaatkan, apalagi dikelola Pemerintah Daerah akan meningkat jumlahnya.
untuk menghasilkan suatu produk. Tetapi dalam
kenyataanya, masih banyak organisasi tidak Pembentukan Dinas-dinas Daerah atau Unit-unit
menyadari pentingnya SDM bagi kelangsungan instansi baru akan membawa pengaruh terhadap
hidup organisasi atau perusahaan. Oleh karena itu aparatur Pemerintah Daerah, dimana jumlah
banyak perusahaan yang menganggap bahwa SDM aparatur akan meningkat seiring banyak dan
adalah asset organisasi atau perusahaan yang besarnya lembaga dinas daerah yang didirikan,
paling penting, karena SDM yang menggerakkan sehingga otonomi daerah akan menjadi bumerang
dan membuat sumber daya lainnya bekerja. jika tidak disertai dengan persiapan matang.
Pemerintah Daerah akan mengalami kesulitan jika
Peningkatan kinerja pegawai yang bekerja di kemampuan aparatnya tidak memadai.
berbagai instansi diharapkan dapat meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat. Oleh karena itu Dengan adanya penyerahan urusan dan
penelitian ini akan membahas secara khusus kewenangan, khususnya penyerahan urusan
bagaimana menganalisis manajemen SDM kepegawaian ke daerah sehingga terjadi penam-
berbasis kinerja sehingga bisa menjadi sumber bahan atau pengalihan aparatur secara besar-
keunggulan kompetitif bagi organisasi pemerintah besaran ke tubuh pemerintahan daerah akan mem-
yang dapat berimplikasi terhadap peningkatan bawa akibat terhadap pengembangan aparatur
pelayanan kepada masyarakat. mulai dari masuknya sampai pensiun. Di lingku-
ngan Pemerintah Daerah, peranan pegawai baik
Hasil survey sementara, di beberapa data dan secara individu maupun kelompok adalah sangat
fenomena di Provinsi Aceh, masih terdapat penting dan menentukan. Pegawai sebagai asset
beberapa masalah, antara lain; 1). Pelaksanaan dan unsur utama dalam organisasi memegang
pembangun di Provinsi Aceh belum berjalan peranan yang sangat menentukan dalam penca-
secara optimalnya. 2) Masih Lemahnya daya paian tujuan organisasi. Semua unsur sumber daya
saing Provinsi Aceh secara nasional, 3). Tata organisasi tidak akan berfungsi tanpa ditangani
kelola kelembagaan ( Good Governance ) belum oleh manusia yang merupakan penggerak utama
berjalan sebagai mana mestinya. 4). Keberadaan jalannya organisasi. Dalam setiap aktivitasnya
Regulasi, tingkat pemahaman dan pelaksanaan dari haruslah tepat waktu dan dapat diterima sesuai
regulasi masih sangat terbatas. 5). Kualitas dari rencana kerja yang ditetapkan. Atau dengan kata
aparatur yang ada di pemerintahan daerah Aceh lain mempunyai efektivitas dan kinerja yang
masing belum optimal, 6). Proses peningkatan tinggi. Tanpa kinerja yang baik atau tinggi dari
SDM pada pegawai-pegawai di instansi pemerin- aparatur sulit bagi suatu organisasi dalam proses
tah Provinsi Aceh belum berjalan dengan baik, dan pencapaian tujuannya. Agar aparatur pemerintah
7). Etos kerja apartur baik secara individu dan daerah mampu menunjukkan kinerja optimal
kelompok masih sangat terbatas. sekaligus menepis kesan negatif tentang aparatur
Penelitian ini hanya ingin meneliti faktor yang pemerintah selama ini, maka kemampuan aparatur
mempengaruhi kinerja, dari sisi regulasi dan perlu senantiasa ditingkatkan terutama dalam
ketersediaan anggaran, yang dapat meningkatkan menyelenggarakan pemerintahan dan pelaksanaan
kinerja pegawai, dan dapat meningkatkan mutu pembangunan. Adapun prasyarat untuk mencipta-
kan sumber daya aparatur yang ideal, menurut

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 12
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Idrus (1998) adalah aparatur yang berpengetahuan Pemerintahan Provinsi Aceh dalam rangka pening-
tinggi, profesional, visi jauh ke depan, berwawas- katan mutu dan kualitas SDM, sudah melaksana-
an luas, bertanggung jawab, bersih dan berwibawa, kan pelatihan penjenjangan dan pelatihan teknis.
berdisiplin tinggi, berdedikasi tinggi, kreatif dan Pelatihan tersebut dilakukan secara bertahap baik
inovatif serta mempunyai jiwa kewirausahaan. di tingkat provinsi maupun kabupaten. Harapan
dari terlaksananya program pendidikan dan
Pengembangan sumber daya aparatur sangat
pelatihan tersebut adalah dapat meningkatkan
penting karena dapat meningkatkan kemampuan
kinerja pelayanan aparatur dalam melaksanakan
aparatur baik kemampuan profesionalnya,
tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur
kemampuan wawasannya, kemampuan kepemim-
pemerintah di tingkat provinsi maupun kabupaten.
pinannya maupun kemampuan pengabdiannya
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan
kinerja seorang aparatur (Notoatmojo, 2003). Pemerintahan Aceh dan Regulasi
Berbicara tentang pemerintahan daerah Aceh,
Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan
regulasi yang dilakukan, disamping menggunakan
pengembangan sumber daya manusia baik oleh
landasan UU No. 32 tahun 2004 dan UU No. 33
organisasi pemerintah maupun swasta adalah
tahun 2004. Maka diberlakukan pula Undang
disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun
1).Tingkat pengetahuan dan kemampuan sumber
2006, tentang Pemerintahan Aceh. Dalam Pasal 1.
daya manusia masih relatif rendah. 2).Suasana
Ayat 2 UU No 11/2006 tersebut, menyatakan
kerja yang kurang menyenangkan atau adanya
bahwa: Aceh adalah daerah Provinsi yang
kejenuhan karena terlalu lama bekerja pada suatu
merupakan kesatuan masyarakat hukum yang
tempat, 3).Adanya tuntutan organisasi terhadap
bersifat istimewa dan diberikan kewenangan
perubahan,
khusus untuk mengatur dan mengurus sendirin
Pembangunan daerah tidak terlepas dari peran urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
pegawai Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) setempat sesuai dengan peraturan perundang-
serta dari seluruh masyarakat, sehingga kinerja undangan dalam sistem dan prinsip Negara
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) harus Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan UUD
dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Namun 1945 yang di pimpin oleh Gubernur. Adapun
dalam kenyataannya, penilaian kinerja sebagian keistimewaan lainya adalah pelaksanaan Syariat
pegawai SKPD oleh masyarakat dalam member- Islam dalam tatanan pemerintahan dan kemasyara-
kan pelayanan serba lamban, lambat, dan berbelit- katan. Berdasarkan keistimewaan tersebut, maka
belit serta formalitas. Masyarakat yang dinamis terdapat beberapa perbedaan yang mendasar dalam
telah berkembang dalam berbagai kegiatan yang tata kelola manajemen pemerintahan daerah.
semakin membutuhkan aparatur pemerintah yang Disamping melaksanakan UU 32/2004, UU.
profesional. Seiring dengan dinamika masyarakat 33/2004, dan UU No. 11/2006 tersebut di atas,
dan perkembangannya, kebutuhan akan pelayanan maka dalam pelaksanaan peningkatan pelayanan
yang semakin kompleks serta pelayanan yang kepada publik telah diterbitkan UU. No. 25/ 2009
semakin baik, cepat, dan tepat. Aparatur pemerin- tentang pelayanan publik yang mengatur dan
tah yang berada di tengah-tengah masyarakat membangun kepercayaan masyarakat atas layanan
dinamis tersebut tidak dapat tinggal diam, tetapi publik yang dilakukan oleh penyelenggara pelaya-
harus mampu memberikan berbagai pelayanan nan publik, agar penyediaan layanan publik
yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. menjadi berkualitas serta memberi perlindungan
kepada pengguna layanan, sesuai dengan norma
Terjadinya pemekaran wilayah di Indonesia,
dan asas hukum secara jelas. Oleh karena itu
khususnya di beberapa provinsi dan kabupaten,
pelayanan dari pemerintah terhadap publik
menyebabkan terjadinya perubahan sistem dan
merupakan suatu hak publik yang harus disediakan
struktur kepemerintahan baik di pusat maupun di dan dipenuhi oleh pemerintah seoptimal mungkin.
daerah. Untuk menghadapi perubahan tersebut Berdasarkan UU No. 33/2004, ps. 72 dan PP 58,
Pemerintah Daerah Provinsi Aceh berkewajiban
ps. 36 menyatakan bahwa Satuan Kerja Perangkat
meningkatkan kemampuan aparatur pemerin-
Daerah (SKPD), bisa Badan, Dinas, Kantor dan
tahannya di berbagai bidang, antara lain pening-
unit lainnya, harus menyusun Rencana Kerja dan
katan kemampuan SDM seperti keahlian, penge-
Anggaran SKPD yang kemudian disebut RKA
tahuan dan ketrampilan dengan melalui pendi- SKPD. Realisasi APBD, RKA SKPD merupakan
dikan, pelatihan, kursus, magang, seminar/diskusi basis bagi manajer (pimpinan aparatur) SKPD
dan lain-lain.
dalam menjalankan tanggung jawab kinerjanya.

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 13
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempertimbangkan elemen-elemen pengemba-


merupakan instrumen manajemen pembangunan ngan kapasitas di antaranya: (1) penentuan secara
daerah yang dipimpin oleh seorang kepala SKPD. jelas visi dan misi daerah dan lembaga pemerintah
Aspek-aspek dalam manajemen pembangunan daerah, (2) perbaikan sistem kebijakan publik di
daerah terwadahi dalam satu atau beberapa SKPD. daerah, (3) perbaikan struktur organisasi pemerin-
Penyusunan kebijakan dan koordinasi diwadahi tah daerah, (4) perbaikan manajerial dan kepemim-
dalam sekretariat, pengawasan diwadahi dalam pinan daerah. (5) pengembangan sistem akunta-
bentuk inspektorat, perencanaan diwadahi dalam bilitas internal dan eksternal. (6) perbaikan budaya
bentuk badan, unsur pendukung dalam organisasi pemerintah daerah, (7) pengembangan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah SDM aparat pemerintah daerah, (8) pengembangan
yang bersifat spesifik diwadahi dalam lembaga sistem jaringan (network) antar kabupaten dan
teknis daerah, sedangkan aspek pelaksana urusan kota, serta (9) pengembangan, pemanfaatan, dan
daerah diwadahi dalam dinas daerah. Kinerja penyesuaian lingkungan pemerinth daerah yang
SKPD menentukan kinerja pada tiap aspek kondusif.
manajemen pembangunan daerah, yang pada
Isu-isu SDM
gilirannya, menentukan kinerja daerah dalam
Beberapa isu utama berkaitan dengan SDM yang
mewujudkan kesejahteraan rakyat di daerah.
menyebabkan perusahaan perlu melakukan
Dari hasil penelitian Rahayu, dkk (2007) ditemu- repositioning fungsi SDM antara lain. Schuller
kan proses Forum SKPD dan Musrenbang, (1990; 49).
dilaksanakan belum secara maksimal. Dalam
diskusi kelompok bidang, setiap SKPD hanya 1). Mengelola SDM untuk menciptakan kemam-
diberikan waktu yang sangat singkat untuk puan (kompetensi) SDM.
memaparkan dan mendiskusikan Renja SKPD Isu yang berkaitan dengan pengelolaan SDM
yang telah disusun. Fokus perhatian para peserta untuk menciptakan kompetensi memiliki dua
juga lebih dominan kepada program/kegiatan yang macam target yaitu bakat manajerial dan
bersifat pembangunan fisik, sementara pemba- perubahan teknologi. Kemampuan manajerial
ngunan non fisik tidak terlalu banyak dibahas. Ada perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kompe-
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja tensi SDM, sedangkan revolusi teknologi perlu
pelayanan aparatur SKPD. dilakukan sebagai salah satu sarana meraih
keunggulan. Organisasi-organisasi terus mengem-
Indriantoro dan Supomo (2000) menemukan ada
bangkan rencana-rencana dan filosofi-filosofi yang
pengaruh positif budaya organisasi yang
mendorong penerimaan revolusi teknologi dan
berorientasi pada orang dan pengaruh negatif pada
mencegah penolakan perubahan (resistance to
budaya organisasi yang berorientasi pada peker-
change). Tindakan-tindakan ini memberikan
jaan terhadap keefektifan partisipasi anggaran
perubahan besar pada jumlah pekerjaan, tipe
dalam peningkatan kinerja manajerial.
pekerjaan, dan ketrampilan yang dibutuhkan.
Ariadi (2006) menemukan terdapat pengaruh yang Pendidikan, pelatihan, struktur organisasional, dan
signifikan antara anggaran partisipatif dengan fleksibilitas organisasi perlu pula diubah.
kinerja manajerial maupun kepuasan kerja melalui
budaya organisasi, gaya manajemen dan motivasi 2). Mengelola diversitas tenaga kerja untuk
kerja. meraih keunggulan bersaing.
Isu-isu diversitas dapat mempengaruhi perilaku
Nursidin (2008) menemukan secara langsung
SDM di seluruh organisasi, departemen-
anggaran partisipatif memiliki pengaruh negatif
departemen yang ada, kelompok-kelompok kerja,
terhadap kinerja manajerial. Anggaran partisipatif
hubungan-hubungan atau interaksi dua arah
memiliki pengaruh positif terhadap kinerja
(dyadic) dalam organisasi. Organisasi yang sukses
manajerial melalui senjangan anggaran dan adalah organisasi yang menanggapi masalah
motivasi. diversitas secara proaktif. Fenomena diversitas
Suhartono & Solichin (2006), menyimpulkan perlu diperhatikan dalam proses perencanaan
kejelasan tujuan anggaran berpengaruh negatif strategis SDM. Foster (1988,32 ). Para praktisi
signifikan terhadap senjangan anggaran instansi SDM, ahli pengembangan organisasional, konsul-
pemerintah daerah kabupaten dan kota wilayah tan, dan spesialis SDM diharapkan membantu
Provinsi Yogyakarta. mengelola pelatihan dan melakukan dinamika
pelatihan SDM serta memecahkan masalah yang
Menurut Soeprapto (2009:24), Dalam mewujud- berkaitan dengan sumber daya manusia.
kan otonomi daerah, pemangku kepentingan perlu

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 14
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Boston Coporation mengemukakan bahwa Sedarmayanti (2007,89) menyatakan bahwa


perusahaan-perusahaan yang menghargai diver- kinerja merupakan sistem yang digunakan untuk
sitas akan tampil sebagai pemenang. Program- menilai dan mengetahui apakah seorang karyawan
program yang mendukung diversitas tidak telah melaksanakan pekerjaannya secara
membahayakan kemampuan perusahaan tetapi keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil
justru akan berhasil secara finansial. Perusahaan kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan
yang mengelola diversitas dengan baik bermain kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya).
untuk memenangkan persaingan. Diversitas Selanjutnya Mangkunegara (2006,39) menyatakan
menciptakan lebih banyak kreativitas dan inovasi. bahwa kinerja Sumber Daya Manusia merupakan
Lawrence, (1989, 123). istilah dari kata Job Performance atau Actual
Performance (Prestasi Kerja) adalah hasil kerja
3). Mengelola SDM untuk meningkatkan daya secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
saing atau competitiveness. seseorang karyawan/pegawai dalam melaksanakan
Sejalan dengan perubahan lingkungan bisnis tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
global dan semakin sengitnya persaingan yang diberikan kepadanya. Kustriyanto dalam Mangku-
terjadi, dunia kerja dan organisasi juga mengalami negara (2006,34) juga menyatakan bahwa kinerja
perubahan. Isu-isu bisnis yang berkaitan dengan adalah perbandingan hasil yang dicapai dengan
SDM terus berkembang dan menyebar pada peran serta tenaga kerja persatuan waktu.
seluruh organisasi yang ada saat ini. Segala upaya Selanjutnya Handoko (2006,123) menyatakan
yang diperlukan menciptakan suatu organisasi bahwa kinerja (perfomance appraisal) adalah
yang berhasil tergantung pada perubahan yang proses melalui mana organisasi-organisasi
signifikan dalam MSDM. Berbagai upaya yang mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan
dilakukan organisasi adalah: 1) Perampingan dimana dalam kegiatan ini dapat memperbaiki
organisasi (downsizing) yang meliputi pensiun, keputusan-keputusan personalia dan memberikan
pemberian uang pesangon, suksesi manajemen dan umpan balik kepada para karyawan tentang
program-program perencanaan SDM yang lebih pelaksanaan kerja mereka.
baik untuk mengurangi terjadinya downsizing
Sedangkan menurut Simanjuntak (2005,56) kinerja
lebih lanjut. 2) Desentralisasi melibatkan upaya
adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan
melatih pekerja dalam pembuatan keputusan,
tugas tertentu dalam hal ini mencakup kinerja
penilaian kerja, perubahan-perubahan kompensasi,
individu, kinerja kelompok, kinerja perusahaan
dan ketrampilan ketrampilan kepemimpinan
yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern.
(leadership) yang baru.
Menurut Furtwengler (2002,24) kinerja dilihat dari
4). Mengelolola SDM untuk menghadapi hal kecepatan, kualitas, layanan dan nilai
globalisasi (go international). maksudnya kecepatan dalam proses kerja yang
Globalisasi akan terus menjadi fenomena yang memiliki kualitas yang terandalkan dan layanan
tidak dapat dielakkan. Perusahaan akan beroperasi yang baik dan memiliki nilai merupakan hal yang
di lingkungan bisnis yang bergejolak dan kacau. dilihat dari tercapainya kinerja atau tidak.
Tekanan internasional dan domestik terhadap
Selanjutnya Dharma (2007,46) menyatakan bahwa
organisasi terus berlanjut dan semakin intensif.
penilaian kinerja didasarkan pada pemahaman,
Dengan kemajuan teknologi informasi, teknologi
pengetahuan, keahlian, kepiawaian dan prilaku
komunikasi dan pasar finansial dunia akan
yang diperlukan untuk melaksanakan suatu
melebur dan negara bangsa akan berakhir.
pekerjaan dengan baik dan analisis tentang atribut
Ohmae, (1996, 32). Organisasi harus memiliki
perilaku seseorang sesuai kriteria yang ditentukan
kreativitas tinggi, terus menerus melakukan
untuk masing-masing pekerjaan.
inovasi, meningkatkan fleksibilitas, memberikan
respon dan beradaptasi secara cepat terhadap Menurut Mahsun (2006,65) bahwa kinerja adalah
perkembangan-perkembangan di seluruh dunia. gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksa-
Dalam kondisi ini organisasi yang dapat menye- naan suatu kegiatan/program, kebijakan dalam
suaikan diri adalah organisasi yang lebih bersifat mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi
desentralisasi (tanggung jawab lebih dekat pada organisasi yang tertuang dalam strategic planning
level pengoperasian). suatu organisasi. Sedangkan menurut Robertson
dalam Mahsun (2006,70) juga menyatakan bahwa
Kinerja Pegawai pengukuran kinerja adalah suatu proses penilaian
Kinerja pegawai merupakan aspek yang penting kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran
dalam manajemen sumber daya manusia. yang telah ditentukan sebelumnya termasuk

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 15
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya responden tersebut, yang terdiri dari setingkat
dalam menghasilkan barang/jasa, kualitas barang/ Kepala Bagian sebanyak 60 Responden,
jasa, hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud Setingkat Kasubag sebanyak 60 Responden, dan
yang diinginkan. Setingkat Kepala Seksi sebanyak 60 Responden.
Staf sebanyak 90 Responden.
Menurut buku Pedoman Penyusunan Laporan
Akuntabilitas Instansi Pemerintah (LAN-RI : Metode
1999) dalam Wasistiono (2002:57) kinerja Metode yang digunakan dalam penelitian ini
pemerintah di ukur secara kuantitatif dan kualitatif menggunakan metode survey penjelasan
dengan menggunakan indikator indikator: a). (explanatory survey method), yaitu survey yang
Masukan (inputs), b) Keluaran (outputs), c) Hasil mencoba menghubung-hubungkan variabel dan
(outcomes), d) Manfaat (benefits), e) Dampak menguji variabel-variabel yang diteliti. Penerapan
(impacts). metode penelitian survey dalam operasional,
diperlukan suatu desain penelitian yang sesuai
Undang Undang No 22 Tahun 1999 Tentang
kondisi kedalaman penelitian yang akan dilakukan.
pemerintah daerah yang diperbaharui dengan
Disamping itu untuk mengetahui variabel
undang undang nomor 32 Tahun 2004 tentang
penelitian yang mempengaruhi kinerja pelayanan
pemerintah daerah pasal 1 telah ditegaskan bahwa
aparat SKPD Provinsi Aceh, penelitian ini
Kecamatan merupakan wilayah kerja camat
menggunakan pendekatan kuantitatif. Data yang
sebagai perangkat daerah kabupaten dan daerah
dianalisis adalah data dari kuesioner yang diisi
kota. Kecamatan dipimpin oleh kepala
oleh masyarakat sebagai penerima layanan pada
kecamatan. Dengan demikian camat bukan lagi
SKPD Provinsi Aceh. Kualitas layanan hanya
penguasa wilayah dan tidak secara otomatis
dilihat berdasarkan persepsi pegawai.
mempunyai kewenangan untuk menjalankan
urusan pemerintah umum yang meliputi
Variabel dan Model Penelitian
pengawasan, koordinasi, serta kewenangan residu.
Penelitian ini mengetahui pengaruh regulasi dan
Ini artinya kedudukan camat dengan perangkat
ketersediaan anggaran terhadap Kinerja Aaparatur
daerah lainya di kecamatan seperti kepala cabang
yang pada gilirannya berperan dalam pelayanan
dinas dan lain lain hanya bersifat koordinatif dan
publik. Dengan model rancangan penelitiannya
teknis fungsional.
sebagai berikut: (Ganbar 1).
3. Metodologi Penelitian
Regulasi
- Penyusunan
Sampel Penelitian regulasi
Penelitian dilakukan terhadap pegawai tetap yang - Penerapan
melaksanakan pelayanan kepada masyarakat, regulasi Pelayanan
dalam hal ini ingin mengukur kualitas pelayanan - Keterkaitan Publik
antar Kinerja - Komitmen
pada SKPD propinsi aceh di seluruh Pemda Tk. II. aparatur
regulasi tugas
Oleh karena itu yang menjadi anggota populasi - Sikap - Daya tanggap
- Evaluasi kepribadian
adalah seluruh pegawai dari SKPD yang banyak Regulasi - Aspek
- Kualitas kerja Berwujud
melakukan fungsi pelayanan pada masyarakat. - Kuantitas
Dalam hal ini peneliti menetapkan 5 ( lima ) - Aspek
Ketersediaan kerja Empati,
SKPD, yakni sebagai berikut : 1). Dinas Pendi- anggaran - Bertindak - Aspek
dikan, 2). Dinas Kesehatan. 3) Dinas Pendapatan, efisien Kehandalan
- Sumber
4). Kependudukan, 5). Dinas Perijinan dan Bangu- - Alokasi
nan. Kerangka sampel dalam penelitian ini adalah - Pengelolaan
pimpinan dan staf di Dinas-dinas di pemda anggaran
provinsi dan dinas-dinas pemda kota/kabupaten di
provinsi Aceh yang berkaitan dengan pelayanan
publik. Metode penarikan sampel yang dipakai
yaitu Proporsionale stratistified random sampling Gambar 1. Model Rancangan Penelitian
method. Sampel yang ditetapkan oleh peneliti,
terlebih dahulu distratakan berdasarkan eselonsi/ Definisi Variabel Penelitian
kepangkatan berdasarkan daerah/wilayah di Variabel penelitian ini terdiri dari variabel bebas:
provinsi Aceh. Regulasi (X1), dan Kersediaan anggaran (X2).
Variabel intervening : Kinerja Aparatur (Y).
Peneliti menetapkan jumlah responden yang Variabel terikat: Pelayanan apartur pada publik (Z)
sebanyak 270 responden. Adapun penetapan

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 16
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Berdasarkan konsep teori, hasil penelitian pengaruh beberapa variabel penyebab (eksogen)
sebelumnya, dan ketentuan yang berlaku, maka terhadap variabel akibat (endogen). Pemilihan
Regulasi dijabarkan dalam 4 dimensi, yakni: metode analisis jalur dilakukan dengan
Proses penyusunan Regulasi, dengan indikator: pertimbangan sebagai berikut :
Ketersediaan regulasi, Pelibatan dalam a. Metode ini mampu memberikan kejelasan
proses, Sosialisasi dan pemahaman. hubungan dan besaran antar variabel penelitian
Penerapan regulasi, dengan indikatornya: Konsis- yang sangat berguna bagi upaya peneliti dalam
tensi pelaksanaan, Kemudahan pelaksanaan, mengupas berbagai variabel yang diteliti.
dan Respon terhadap regulasi.
b. Analisis jalur cocok digunakan untuk
Keterkaitan antar regulasi, dengan indikator;
menganalisis hubungan sebab akibat, baik untuk
Ketersedian dukungan perda terhadap
mengetahui pengaruh langsung maupun tidak
regulasi pusat, Keterkaitan satu regulasi
langsung seperangkat variabel penyebab
dengan regulasi yang lainnya
(variabel eksogen) terhadap set variabel akibat
Evaluasi, dengan indikator; proses evaluasi dan
(endogen), baik secara simultan maupun parsial.
perubahan regulasi
Ketersediaan Anggaran, terdiri atas dimensi; c. Analisis jalur cocok untuk sampel yang melebihi
Sumber Anggaran, dengan indikator; APBN, atau diatas 100 responden dan data diolah
APBD Provinsi,APBD Kota/kabupaten bersifat exploratory serta data dapat diobservasi
Alokasi Anggaran, dengan indikatornya; Alokasi secara langsung di lapangan (Sitepu, 1994;
Perencanaan, Alokasi Sosialisasi, Alokasi Kusnendi, 2005; Yonathan Sarwono, 2007).
Pelaksanaan, dan Alokasi pengendalian
Kemampuan dalam mengelola Anggaran, dengan Analisis jalur ini mengikuti pola struktural atau
indikator; tujuan program yang jelas, standar disebut model struktural (Kusnendi, 2005). Model
prosedur yang jelas, indikator kinerja, struktural dengan persamaan sebagai berikut :
berdasarkan perkiraan dan proyeksi, terdapat Y1 = f (X1, X2, X3, ........Xk).
control dan evaluasi, terdapat transparansi
dan akuntabilitas, efisensi dan efektivitas. X1
YX1
Kinerja Aparatur, yang dipantau dari aspek;
Sikap dan Kepribadian, dengan indikator; Ketela- YZ
r x1x2
danan, toreransi, memotivasi diri, dan Y Z
kedisiplinan
Kualitas kerja, dengan indikator; Kerja Keras, YX2
Sistem pendekatan, Standar kerja, dan X2
1 2
perbaikan kualitas.
Kuantitas Kerja, indikatornya; kecepatan, cara,
penguasaan teknik, perbandingan kerja
Gambar 2. Analisis jalur Variabel penelitian
Bertindak efisien, terdiri dari indikator; menambah
pengetahuan, kesuksesan, pengukuran
kinerja, dan ketaatan sistem. 4. Analisis Dan Pembahasan
Kualitas Pelayanan kepada public, berupa tinjauan
dari sisi; Komitmen kepada tugas, daya Berdasarkan jawaban setiap variabel pertanyaan
tangkap, Aspek berwujud, Empati, dari 270 responden, dengan bobot skala 1 sampai
Kehandalan, dan Aspek kepastian. 4, maka hasil olahan data dinyatakan hubungan
variabel Regulasi (X1), dengan ketersediaan
Rancangan Analisis anggaran (X2) diperoleh nilai koefisien korelasi
Berdasarkan paradigma dan hipotesis penelitian yang sebesar 0,292 Hasil uji statistik mendukung
yang telah disajikan pada bab sebelumnya, maka adanya hubungan yang positif dengan kriteria
metode analisis data yang digunakan untuk keeratan hubungan rendah. Sehingga analisis
menguji hipotesis adalah analisis jalur (path masalah yang dikaji perlu dilakukan dengan
analysis). pendekatan analisis jalur.
Dalam analisis jalur, langkah pertama yang harus
dilakukan adalah menterjemahkan hipotesis pene- Pengaruh Regulasi, dan Ketersediaan anggaran
litian ke dalam diagram jalur. Metode statistika terhadap Kinerja Pelayanan Aparatur di Aceh
dengan analisis jalur digunakan untuk mengukur Secara statistik, analisis jalur variabel Regulasi
pola hubungan yang mengisyaratkan besarnya (X1), dan Ketersediaan anggaran (X2) terhadap

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 17
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

kinerja pelayanan aparatur di Aceh. dapat dijelas 1) Besaran pengaruh parsial dari variabel
pada gambar 3. di bawah ini : Regulasi, (X1) terhadap kinerja pelayanan
aparatur ( Y ) baik pengaruh langsung maupun
tidak langsung sebesar 15,16 % .
X1 =0,315 2) Adapun besaran pengaruh parsial dari variabel
Kersediaan anggaran (X2), terhadap kinerja
r=0,394 pelayanan aparatur ( Y ), baik pengaruh lang-
Y sung maupun tidak langsung sebesar 23,05 % .

X2 =0,422 Pengaruh Kinerja Pelayanan Aparatur


=0,216 terhadap Kualitas Pelayanan pada Publik
Analisis jalur variabel kinerja pelayanan aparatur
Gambar 3. (Y), terhadap variabel kualitas pelayanan pada
Pengaruh Regulasi, dan Ketersediaan anggaran publik di Provinsi Aceh (Z) dapat dilukiskan
terhadap kinerja pelayanan aparatur di Aceh. dalam gambar 4. di bawah ini :

Gambar diatas, menyatakan persamaan jalur,


berbetuk Y = 0,315 X1 + 0,422 X2 + 0,2
Y 0,91 Z
4
Dari persamaan di atas dapat di artikan bahwa :

1) Terdapat hubungan asosiatif Regulasi, dengan 0.164


kinerja pelayanan aparatur yang besarnya ,
sebesar 0,315 ( YX1 ) Gambar 4.
2) Terdapat hubungan asosiatif Ketersediaan Pengaruh kinerja pelayanan aparatur terhadap
anggaran, dengan kinerja pelayanan aparatur kualitas pelayanan pada publik
yang besarnya , sebesar 0,422 (YX2 )
3) Variabel Regulasi ( X1 ), mempunyai pengaruh Dari gambar tersebut di atas, maka dapat di
langsung terhadap variabel Kinerja pelayanan jelaskan besaran derajat asosiatif atau koefisien
aparatur (Y) sebesar 9,92 % (R2 yx1), jalur dari variabel kinerja pelayanan aparatur,
4) Variabel Ketersediaan anggaran ( X2 ), terhadap kualitas pelayanan pada publik, besaran
mempunyai pengaruh langsung terhadap koefisien jalurnya sebesar 0,91. Adapun persa-
variabel Kinerja pelayanan aparatur sebesar maan jalur, sebagai berikut: Z = 0,914 Y + 0,164
17,81 % (R2 yx2), dimana :
5) Besaran pengaruh tidak langsung variabel Z = Kualitas pelayanan pada publik
Regulasi, (X1) melalui Ketersediaan anggaran Y = Kinerja pelayanan aparatur
terhadap kinerja pelayanan aparatur ( Y ) 2 = Pengaruh variabel lain diluar model
sebesar 5,24 % ( R2 yx1x2 ).
6) Besaran pengaruh tidak langsung variabel Adapun besaran pengaruh kinerja pelayanan
Ketersediaan anggaran (X2), melalui Regulasi, aparatur ( Y ), terhadap variabel kualitas pelayanan
terhadap kinerja pelayanan aparatur ( Y ) pada publik (Z) adalah sebesar 83,60 %,
sebesar 5,24 % ( R2 yx2x1 ). sedangkan pengaruh variabel lain diluar model
(2) sebesar 16,40 %.
Tabel 1
Pengaruh Variabel X1 dan X2 terhadap Y Pembahasan Hasil Perhitungan Analisis Jalur,
Teoritikal dan Fenomenal
Hasil pengolahan data secara analisis verifikatif
dari analisi faktor yang diteliti terhadap kinerja
pelayanan aparatur dan implikasinya pada kualitas
pelayanan pada publik di provinsi Aceh, untuk
selanjutnya peneliti perlu melakukan pembahasan
secara mendalam tentang kondisi dan fenomena
Berdasarkan tabel-1 di atas, dapat menjelaskan yang berkaitan dengan perencanaan, pengelolaan,
bahwa besaran pengaruh dari masing-masing pengembangan, pelayanan pada publik guna
variabel Regulasi (X1) ,dan ketersediaan anggaran mampu meningkatkan kinerja aparatur dan
(X2) sebagai berikut : kelembagaan secara optimal.

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 18
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Sebagaimana diketahui bahwa pada era


pembangunan sekarang ini tuntutan terhadap Forecasting Ability. Model penelitian ini memiliki
pelayanan dari aparatur terhadap masyarakan kemampuan prediksi yang cukup atas perilaku
semakin tinggi oleh karena itu perlu adanya variabel terikat sebagaimana ditunjukan oleh
peningkatan kemampuan dan komitmen dari tingginya koefisien determinasi model yang
aparatur pelayanan. Disamping itu dalam pemba- melebih 1/3 dari total pengaruh, dengan perincian
hasan ini akan menjelaskan secara menyeluruh dan sebagai berikut :
komprehensif mengenai pengujian model yang a). Besaran pengaruh dari variabel Regulasi, dan
dibangun, keratan hubungan di antara variabel Kersediaan anggaran terhadap kinerja pelaya-
bebas, dan besaran koefisien jalur dari variabel nan aparatur di Provinsi Aceh. sebesar 38,21%.
bebas terhadap variabel terikat serta besaran b). Pengaruh variabel kinerja pelayanan aparatur
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung terhadap kualitas pelayanan pada publik
dari masing variabel tersebut. Untuk selengkapnya sebesar 83,60%.
dapat dijelaskan sebagai berikut :
5. Simpulan
Pengujian Kelayakan Model Penelitian.
Hasil uji kelayakan model menunjukan bahwa Berdasarkan analisis jalur secara statistik, dengan
model penelitian telah memenuhi the goodness of persmaan: Y = 0,315 X1 + 0,422 X2 + 0,2
an econometric model atau kerakteristik yang menggambarkan semakin baiknya Regulasi yang
dapat diharapkan. ada, maka kinerja pelayanan aparatur di Provinsi
Aceh akan semaking meningkat.
Theoretical plausibility: Model penelitian ini
Semakin baiknya regulasi yang ada dan semakin
memperlihatkan bahwa hasil uji sesuai dengan
implementatifnya regulasi dalam pelayanan
ekspetasinya dan teori manajemen, prilaku
publik, maka akan memberikan kontribusi yang
organisasi, kinerja dan pelayanan publik menjadi
signifikan terhadap kinerja pelayanan aparatur
dasar pemikirannya.
dengan besaran pengaruhnya sebesar 15,16 persen.
Namun demikian dari besaran pengaruh tersebut,
Tabel 2. Hasil Uji Kesesuaian Teori
menandakan bahwa keberadaan dan implementasi
regulasi yang dikembangkan selama ini belum
optimal, dalam artian masih perlu adaya upaya
peningkatan, sehingga regulasi tersebut akan
semakin efektif untuk peningkatan kinerja
pelayanan aparatur di Provinsi Aceh tersebut.
Sedangkan dari faktor ketersediaan anggaran,
semakin baiknya ketersediaan anggaran yang ada
dan semakin implementatifnya ketersediaan
anggaran dalam pelayanan publik, maka akan
memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
kinerja pelayanan aparatur dengan besaran
pengaruhnya sebesar 23,005 persen. Namun
demikian dari besaran pengaruh tersebut,
menandakan bahwa ketersediaan anggaran yang
Accuracy of the estimates of the parameters. ada selama ini belum optimal, dalam artian masih
Model penelitian ini menghasilkan estimator perlu adaya upaya peningkatan, sehingga keterse-
koefisien jalur yang akurat atau tidak bias dan diaan anggaran tersebut akan semakin besar dan
signifikan. Asumsi analisis terpenuhi dan memadai untuk peningkatan kinerja pelayanan
probabilitas kesalahan statistik dari model sangat aparatur di Provinsi Aceh tersebut. Oleh karena itu
rendah atau p-value < 5 % (p-value=0,000). seluruh dimensi ketersediaan anggaran yang ada,
baik di tingkat provinsi dan Kota/Kabupaten harus
Explanatory ability. Model penelitian ini memiliki terus menerus ditingkatkan lagi.
kemampuan yang tinggi dalam menjelaskan Hasil penghitungan analisis jalur juga dimana
hubungan antar fenomena variabel manajemen dapat diketahui besaran pengaruh Pelayanan
yang dikaji. Standard Error (SE) lebih kecil Aparatur terhadap Kualitas pelayanan pada Publik
daripada kali nilai mutlak koefisien jalurnya (SE di Provinsi Aceh. Dapat dinyatakan dalam
< i)

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 19
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

persamaan jalur, berikut: Z = 0,914 Y + 0,164. Pelabuhan Indonesia I Medan, Tesis.


Persamaan jalur tersebut, menggambarkan apabila Sekolah Pascasarjana USU Medan.
kinerja pelayanan aparatur yang semakin mening- Ohmae, K. 1995. The End of the Nation State: The
kat, maka kemampuan kualitas pelayanan pada Rise of Regional Economies. New York:
publik di provinsi Aceh akan semaking baik dan The Free Press.
memuaskan. Rahayu, Sri, Unti Ludigdo, Didied Affandy. 2007.
Studi Fenomenologis Terhadap Proses
Pengaruh Pelayanan Aparatur terhadap Kualitas Penyusunan Anggaran Daerah Bukti
pelayanan pada Publik di Provinsi Aceh Empiris dari Satu Satuan Kerja Perangka
memberikan pengaruh yang sangat signifikan Daerah di Provinsi Jambi. Makasar:
dengan besaran pengaruhnya sebesar 83.36 Seminar Nasional Akuntansi X
persen. Hal ini memperlihatkan bahwa kinerja Schuller, R.S.1990. Repotitioning The Human
pelayanan aparatur yang dikembangkan secara Resources Function: Transforming or
terus menerus terus maka kualitas pelayanan pada Demise, Academy Management Excecutive,
publik di provinsi Aceh akan semaking baik. 4(3) : 49-59.
Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya
Daftar Pustaka Manusia. PT. Refika Aditama, Bandung.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber
Ariadi, Dani. 2006. Pengaruh Anggaran Partisi- Daya Manusia, Edisi Ketiga, Cetakan-I,
patif Melalui Budaya Organisasi, Gaya Yogyakarta: Penerbit STIE YKPN
Manajemen, dan Motivasi Kerja Sebagai Simanjuntak, P. J. 2005. Manajemen dan Evaluasi
Variabel Intervening Terhadap Kinerja Kinerja. Jakarta: Fakultas Ekonomi
Manajerial dan Kepuasan Anggaran Pada Universitas Indonesia
PT. Socfin Indonesia. Tesis; USU Medan. Singarimbun, Masri, dan Sofyan Effendi, 1985,
Dharma, S. 2007. Manajemen Kinerja: Falsafah Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES
Teori dan Penerapannya, Yogyakarta: Skelcher, Chris, 1992, Managing for Service
Penerbit Pustaka Pelajar Quality, London: Longman Group, U.K.Lpd.
Flaherty, M.T. 1996. Global Operation Manage- Soetopo. 1999. Pelayanan Prima. Jakarta: LANRI
ment. New York: McGraw Hill, Inc. Suhartono, Ehrmann & M. Solichin. 2006.
Furtwengler, D. 2002. Penilaian Kinerja. Yohya- Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran
karta: Andi Terhadap Senjangan Anggaran Instansi
Handoko, T. Hani. 2006. Manajemen Personalia Pemerintah Daerah Dengan Komitmen
dan Sumber Daya Manusia, Edisi Keempat, Organisasi Sebagai Pemoderasi. Padang:
Yogyakarta: BPFE Simposium Nasional Akuntansi IX
Indriantoro, N. dan B. Supomo. 2000. Metodologi Wasistiono, Sadu. 2002. Kapita Selekta Penye-
Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan lenggaraan Pemerintah Daerah (Edisi
Manajemen. Yogyakarta: BPFE kedua). Bandung, Fokusmedia.
Lawrence, S. 1989. Voice of Human Resources Wortzel, H.V., dan L.H. Wortzel. 1997. Strategic
Experience. Personnel Journal.April:61-75. Management In the Global Economy. New
Mahsun, M. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor York: John Wiley & Sons, Inc.
Publik. Yogyakarta: BPFE UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2006. Daerah, Jakarta, Sinar Grafika, 2005.
Perencanaan dan Pengembangan Sumber UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan
Daya Manusia, Cetakan Kedua, Bandung: Aceh, Jakarta , Sinar Grafika, 2005.
Penerbit PT. Refika Aditama UU Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok
Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Pengembangan Kepegawaian, Jakarta, Sinar Grafika, 2000.
Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, UU No 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
jakarta: Penerbit Rineka Cipta Jakarta: Sinar Grafika
Nursidin, M., 2008. Pengaruh Anggaran
Partisipatif Terhadap Kinerja Manajerial
Melalui Kesenjangan Anggaran Dan
Motivasi Kerja Pada PT. (PERSERO)

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 20
Jurnal Kebangsaan, Vol.1 No.1 Januari 2012 ISSN: 2089-5917

Lampiran : ANGKET PENELITIAN

Pertanyaan Variabel Regulasi.


1. Apakah proses pembuatan berbagai regulasi dari pusat yang berkaitan dengan aktivitas
pembangunan daerah sudah melibatkan muspida daerah.
2. Apakah terdapat proses sosialisasi regulasi dari pusat yang berkaitan dengan aktivitas pembangunan
daerah sudah diberikan pada muspida daerah daerah.
3. Apakah proses pembuatan berbagai regulasi dari daerah yang berkaitan dengan aktivitas
pembangunan daerah sudah melibatkan muspida daerah secara menyeluruh.
4. Apakah proses pembuatan berbagai regulasi dari daerah yang berkaitan dengan aktivitas
pembangunan daerah sudah melibatkan dunia usaha dan masyarakat di daerah secara menyeluruh.
5. Apakah terdapat proses sosialisasi regulasi dari daerah yang berkaitan dengan aktivitas
pembangunan daerah sudah diberikan pada seluruh unsur muspida daerah secara baik.
6. Apakah terdapat proses sosialisasi regulasi dari daerah yang berkaitan dengan aktivitas
pembangunan daerah sudah diberikan pada seluruh unsur dunia usaha dan masyarakat di daerah
secara menyeluruh secara baik.
7. Sejauhmana tingkat konsistensi proses pelaksanaan penerapan UU No 32 dan 33 tahun 2004 tentang
pemerintah daerah dengan UU Nomor 11 tahun 2007 dengan Nomor 11 tahun 2006, tentang PA.
8. Sejauhmana tanggapan; kemudahan pelaksanaan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat.
9. Sejauhmana tanggapan saudara terhadap kemudahan pelaksanaan regulasi yang berkaitan dengan
pelayanan pada publik di daerah.
10 Apakah tingkat pemahaman pegawai terhadap berbagai regulasi layanan publik yang dikeluarkan
pemerintah pusat cukup tinggi dan cukup memadai
11 Apakah tingkat pemahaman pegawai terhadap berbagai regulasi layanan publik yang dikeluarkan
Pemda cukup tinggi dan cukup memadai
12 Sejauhmana tingkat konsistensi pelaksanaan regulasi layanan oleh seluruh aparatur Pemda
13 Sejauhmana peraturan daerah telah memberikan dukungan terhadap kemudahan pelaksanaan
regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat
14 Sejauhmana lembaga dilingkungan kerja saudara telah memberikan dukungan terhadap kemudahan
pelaksanaan regulasi yang dikeluarkan pemerintah pusat
15 Sejauhmana lembaga dilingkungan kerja saudara telah memberikan dukungan terhadap kemudahan
pelaksanaan regulasi yang dikeluarkan Pemda
16 Apakah respon aparatur terhadap regulasi yang telah ada dilingkungan kerja saudara sangat dinamis
dan responsip terhadap peningkatan layanan publik
17 Apakah regulasi layanan publik dari pusat dan daerah yang ada sekarang ini, telah mendukung
percepatan pelaksanaan pembangunan Provinsi Aceh

Pertanyaan Ketersediaan Anggaran


1. Sejauhmana dukungan APBN dalam upaya percepatan pembangunan daerah Aceh
2. Sejauhmana dukungan APBD Provinsi dalam upaya percepatan pembangunan daerah Aceh
3. Sejauhmana dukungan APBD Kota dan Kabupaten dalam upaya percepatan pembangunan daerahnya
4. Apakah anggaran untuk peningkatan operasionalisasi pelayanan pada publik cukup memadai
5. Apakah besaran anggaran untuk pelayanan pada publik tahun ini terjadi peningkatan yang signifikan
dibandingkan tahun sebelumnya
6. Apakah alokasi anggaran, untuk perencanaan peningkatan penanganan pelayan pada publik memadai
7. Apakah alokasi anggaran, proses sosialisasi untuk peningkatan penanganan pelayan pada publik di
Provinsi Aceh cukup memadai
8. Apakah alokasi anggaran pelaksanaan peningkatan penanganan pelayan pada publik cukup memadai
9. Apakah alokasi anggaran untuk pengendalian dan pengawasan operasionalisasi penanganan pelayan
pada publik di Provinsi Aceh cukup memadai
10 Apakah kemampuan dalam mengelola Anggaran untuk penanganan pelayan pada publik sesuai
dengan tujuan program yang telah ditetapkan
11 Apakah pengelolaan Anggaran untuk penanganan pelayan publik sesuai standar prosedur yang jelas
12 Apakah pengelolaan Anggaran untuk penanganan pelayan publik sesuai indikator kinerja yang jelas
13 Apakah pengelolaan Anggaran, penanganan pelayan publik terdapat kontrol dan evaluasi yang kontinu
14 Apakah pengelolaan Anggaran untuk penanganan pelayan publik dilaksanakan secara transparan dan
akuntabel
15 Apakah pengelolaan Anggaran, penanganan pelayan publik dilaksanakan secara efisen dan efektif
16 Apakah pengelolaan Anggaran, penanganan pelayan publik dilaksanakan secara efisen dan efektif

Amiruddin Idris & Win Konadi | Pengaruh Regulasi dan Ketersediaan Anggaran terhadap Kinerja Pelayanan . . . 21

Potrebbero piacerti anche