Sei sulla pagina 1di 13

125

Dinamika Keuangan dan Perbankan, Mei 2010, Hal: 125 - 137 Vol. 2, No.2
ISSN :1979-4878

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BOPO, CAR DAN LDR TERHADAP
KINERJA KEUANGAN PADA SEKTOR PERBANKAN YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
(Periode 2005-2008)

Bambang Sudiyatno
bofysatriasmara@yahoo.com

Jati Suroso

Universitas Stikubank, Semarang

ABSTRACT

Various banks in the case of Indonesia, such as cases with Edi Tansil Bapindo which loss
the state 1.3 trillion, the case of BNI Kebayoran Baru which loss the state 1.2 trillion, the case of
undisbursed loan credit alias that is not withdrawn by the debtor amounting to Rp 474.23 trillion
per April 2010. But in the first quarter of 2009 national banking conditions have shown signs of
improvement, as seen in the increasing ratio of capital adequacy ratio above 17% and the average
NPL is still quite manageable sebasar 3.9%. This condition is not expected to make the banking
industry to loosen the spirit of credit, because after all the national, financial institutions still
anticipating the possibility of continued volatility of global financial crisis. This study aims to
analyze the influence of third party funds (TPF), the Operational Cost to Operational Expenses
(BOPO), Capital Adequancy Ratio (CAR) and Loan to Deposit Ratio (LDR) on the financial
performance of the banking sector, which went public in Indonesia Stock Exchange period 2005-
2008. The research proves that not all of the variables used in this research have a significant
effect on the financial performance. Where the variable influence of Third Party Funds (TPF), the
Operational Cost to Operational Expenses (BOPO), Capital Adequancy Ratio (CAR), which
proved to have a significant effect on the financial performance, while the loan to deposit ratio
(LDR) no significant effect on financial performance at 5% confidence level.

Keywords: DPK, BOPO, CAR, LDR, ROA

PENDAHULUAN 1999. Namun dengan belum berakhirnya krisis


Bank merupakan lembaga keuangan moneter yang melanda Indonesia semakin banyak
terpenting dan sangat mempengaruhi bank bermasalah akibatnya bertambah banyak
perekonomian baik secara mikro maupun secara bank yang dilikuidasi. Salah satu permasalahan
makro. Kita ketahui, perbankan mempunyai yang muncul adalah bank menghadapi negatif
pangsa pasar besar sekitar 80 persen dari spread yakni suku bunga tabungan lebih besar
keseluruhan sistem keuangan yang ada. Mengingat dari pada suku bunga pinjaman, hal ini
begitu besarnya peranan perbankan di Indonesia, menyebabkan bank sulit memperoleh keuntungan.
maka pengambil keputusan perlu melakukan Undisbursed loan alias kredit yang belum
evaluasi kinerja yang memadai. ditarik debitur masih tinggi. Per April 2010,
Lembaga perbankan merupakan salah satu undisbursed loan tercatat Rp 474,23 triliun atau
tulang punggung perekonomian suatu negara, naik 76,39% dibandingkan periode yang sama
karena memiliki fungsi intermediasi atau sebagai tahun lalu. Akhir tahun lalu, undisbursed loan
perantara antara pemilik modal (fund supplier) mencapai Rp 323,72 triliun. Tingginya kredit
dengan penguna dana (fund user). Di Indonesia nganggur ini karena belum semua kredit yang
jumlah bank cukup banyak yaitu 240 buah bank disetujui digunakan oleh debitur. Faktor lain yang
sebelum dilikuidasi tahap pertama pada tahun mempengaruhi adalah permintaan kredit yang
126
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

tinggi saat ini adalah total kredit yang disalurkan disajikan dengan metodologi CAMEL namun tidak
perbankan sudah mencapai Rp 106 triliun atau banyak tulisan yang menilai berdasarkan tingkat
tumbuh 18,4% year on year dan naik 7,4% year to efisiensi. Di lain pihak, pemahaman akan kinerja
date. Kondisi kredit nganggur yang tinggi tidak efisiensi bank mutlak diperlukan dalam situasi
akan mengganggu kepercayaan diri perbankan persaingan industri perbankan yang semakin ketat
untuk tetap menyalurkan kredit. Kondisi saat ini seperti disyaratkan dalam Arsitektur Perbankan
sudah normal kembali, dan BI tetap menjaga agar Indonesia (API). Diharapkan dengan adanya
perbankan memilki confidence menyalurkan penilaian kinerja perbankan, masyarakat kembali
kredit. Menurut perkiraan BI berdasarkan laporan mempercayai terhadap sistem perbankan di
rencana bisnis bank, target penyaluran kredit bank Indonesia secara utuh yang selama ini sudah
diharapkan bisa tumbuh hingga 24% per akhir tepuruk bisa bangkit kembali.
tahun. "Kalau prediksi secara makro dan melihat Profitabilitas merupakan indikator yang
kondisi iklim industri, maka prediksi pertumbuhan paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank
kredit 17%-20%. (Syofyan, 2002). Ukuran profitabilitas pada
Triwulan pertama kondisi perbankan industri perbankan yang digunakan pada
nasional tahun 2009 sudah menunjukkan tanda- umumnya adalah Return On Equity (ROE) dan
tanda perbaikan, seperti terlihat pada Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA)
meningkatnya rasio kecukupan modal (CAR) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk
diatas 17 persen dan rata-rata non performing loan memperoleh earning dalam opersasinya,
(NPL) yang masih cukup dapat dikendalikan sedangkan Return On Equity (ROE) hanya
sebesar 3,9 persen. Kondisi seperti ini diharapkan mengukur return yang diperoleh dari investasi
tidak membuat industri perbankan mengendurkan pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat,
tali ikat pinggang kreditnya, karena bagaimanapun 2002). Untuk selanjutnya dalam penelitian ini
secara nasional, lembaga keuangan tetap menggunakan ROA sebagai ukuran kinerja
mengantisipasi kemungkinan gejolak lanjutan perbankan.
krisis keuangan global. Return On Asset (ROA) digunakan untuk
Adanya prediksi dari berbagai pihak, bahwa mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan
kedit macet perbankan pada triwulan kedua tahun didalam menghasilkan keuntungan dengan
2009 diperkirakan naik dari 4,3 persen manjadi 5 memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return On
persen. Oleh karena itu, diperkirakan akan muncul Asset (ROA) merupakan rasio antara laba
lagi permasalahan baru untuk para pengelola sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar
perbankan yang akan dihadapkan pada dua Return On Asset (ROA) menunjukkan kinerja
pilihan, yaitu: (1) Menyelamatkan kredit macet yang semakin baik, karena tingkat kembalian
dengan menurunkan bunga kredit otomatis laba (return) semakin besar. Apabila Return On Asset
bersih juga menurun. (2) Bertahan dengan tingkat (ROA) meningkat, berarti profitabilitas
suku bunga yang tinggi, namun potensi kredit perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya
macet yang terus meningkat. adalah profitabilitas yang dinikmati oleh
Adanya terobosan dari kebijakan Bank pemegang saham (Husnan, 1998).
Indonesia yang tetap ditunggu pihak perbankan, Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah pangsa
diharapakan pihak perbankan nasional dapat pasar dana pihak ketiga yang dihimpun oleh
mengantisipasi kemungkinan terjadinya prediksi masing-masing bank secara indvidu. Semakin
tersebut, terkait dengan belum stabilnya krisis tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat
keuangan walaupun Indonesia dinilai saat ini kepercayaan masyarakat terhadap bank yang
memiliki fundamental yang cukup kuat dalam bersangkutan. Adapun dana pihak ketiga diperoleh
menghadapi krisis keuangan global dibandingkan dengan menjumlahkan giro, tabungan dan
banyak negara. deposito.
Upaya untuk mengatasi permasalahan diatas Hasil penelitian sebelumnya yang
maka, penilaian mengenai kinerja keuangan dilakukan oleh Yuliani (2007), memperlihatkan
perbankan di Indonesia telah banyak dibahas dan bahwa MSDN/DPK berpengaruh positif dan tidak
127
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

signifikan terhadap Return On Asset (ROA), hasil yang berbeda-beda. Penelitian


sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), Suryono (2005),
Kesowo,Kuncoro dan Suharjono (2002). Markusiwati (2007), Yuliani (2007), Rinawan
BOPO diukur secara kuantitatif dengan (2009) menunjukkan bahwa Capital Adequacy
mengunakan rasio efisiensi. Melalui rasio ini Ratio (CAR) berpengaruh positif dan signifikan
diukur apakah manajemen bank telah mengunakan terhadap Return On Asset (ROA). Hal ini berbeda
semua faktor produksinya dengan efektif dan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
efisien. Adapun efisien usaha bank diukur dengan Sarifudin (2005) yang menunjukkan bahwa
mengunakan rasio opersional dibandingkan Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh
dengan pendapatan operasi (BOPO). BOPO negatif dan tidak signifikan terhadap Return On
merupakan perbandingan antara total biaya dengan Asset (ROA).
total pendapatan operasional. Salah satu ukuran untuk menghitung
Hasil penelitian yang dilakukan likuiditas bank adalah Loan to Deposit Ratio
Kesowo,Kuncoro dan Suharjono (2002) (LDR), yaitu seberapa besar dana bank dilepaskan
memperlihatkan bahwa BOPO berpengaruh positif ke perkreditan. Ketentuan Bank Indonesia tentang
dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA). Loan to Deposit Ratio (LDR) antara 80% hingga
Sedangkan penelitian yang dilakukan Yuliani 110% (Werdaningtyas, 2002). Semakin tinggi
(2007), Rinawan (2009) menujukan hasil Loan to Deposit Ratio (LDR), maka laba bank
sebaliknya, yaitu BOPO berpengaruh negatif dan semakin meningkat (dengan asumsi bank tersebut
signifikan terhadap Return On Asset (ROA). mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif),
dengan meningkatnya laba bank, maka kinerja
Untuk mengukur kinerja bank indikator bank juga meningkat. Besar-kecilnya rasio Loan to
yang biasa digunakan adalah pendekatan kinerja Deposit Ratio (LDR) suatu bank akan
bank secara ekonomi. Pada hakekatnya kinerja mempengaruhi kinerja bank tersebut.
ekonomi terdiri dari dua kinerja utama,yaitu
kinerja keuangan dan kinerja effisiensi Penelitian mengenai Loan to Deposit Ratio
produktivitas. Di dalam industri perbankan, (LDR) menunjukkan hasil yang berbeda-beda.
analisa yang banyak digunakan oleh banyak Penelitian yang dilakukan Suyono (2005),
negara untuk mengukur kinerja keuangan dan Merkusiwati (2007) memperlihatkan hasil bahwa
mengevaluasinya adalah Capital (C), Asset Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh positif
Quality (A), Management (M), Earning (E), dan signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
Liability (L), dan Sensitivity Market to Risk (S) Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang
yang biasa disingkat dengan CAMELS. Besarnya dilakukan oleh Werdaningtyas (2002) dan Yuliani
suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi (2007) yang menunjukkan bahwa Loan to Deposit
tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Ratio (LDR) berpengaruh positif dan tidak
bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR) signifikan terhadap Return On Asset (ROA).
sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas Pekembangan Return on Assets (ROA)
didasarkan hubungannya dengan tingkat resiko bank-bank dalam industri perbankan yang tercatat
bank. Tingginya rasio Capital dapat melindungi di Bursa Efek Indonesia (BEI), dalam kurun waktu
nasabah, sehingga dapat meningkatkan tahun 2004-2008 mengalami fluktuasi yang cukup
kepercayaan nasabah terhadap bank berarti. Dinamika pergerakan Return on Asset
(Werdaningtyas, 2002). (ROA) beberapa bank yang tercatat di Bursa Efek
Hasil penelitian mengenai pengaruh Indonesia (BEI) selama periode 2004-2008 dapat
perubahan Capital Adequacy Ratio (CAR) dilihat pada Grafik 1 berikut ini.
terhadap Return On Asset (ROA) menunjukkan
128
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

Grafik 1. Grafik Perkembangan Return On Asset (ROA) Beberapa Bank di BEI


Periode 2004-2008
Sumber :Diolah dari data skunder 2009

Pada grafik 1 di atas terlihat bahwa modal dalam prespektif regulator. Misalnya secara
pergerakan Return On Asset (ROA) mengalami konseptual bahwa pemilik modal bank yang terlalu
fluktuasi. Pada beberapa periode dalam penelitian besar dipandang tidak efisien, namun modal besar
ini Return On Asset (ROA) mengalami penurunan. akan mengarahkan pemegang saham bertindak
Penurunan Return On Asset (ROA) terjadi pada hati-hati (prudent) dalam mengelola bank
tahun 2005 seperti Bank Mandiri sampai mencapai sebaliknya modal yang terlalu kecil akan
sebesar 0,47%, sedangkan pencapaian Return On mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap
Asset (ROA) tertinggi pada tahun 2005 Bank BRI bank tersebut dan berpotensi menimbulkan moral
sebesar 4,57 %. Standar yang ditetapkan untuk hazard. Oleh karena itu, standar kecukupan modal
pencapaian Return On Asset (ROA) minimal 1,5 diperlukan agar dapat menjamin keunikan
% tidak dapat dicapai sebagian bank pada periode pelayanan bank, melindungi bank dari kegagalan
2004-2008. (resiko) serta menjamin keberlanjutan bank.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka Untuk menjelaskan dasar-dasar yang
permasalahan dalam penelitian ini adanya temuan digunakan manajemen untuk mengambil
yang berbeda dari beberapa faktor yang keputusan sumber pendanaan bagi perusahaan,
mempengaruhi Return on Asset (ROA), serta dari maka teori yang digunakan dalam penelitian ini,
data empiris adalah terjadi beberapa penurunan yaitu productive theory of credit (Commercial
ROA, sehinggga standar ROA sebesar 1,5 % tidak Loan Theory).
dapat dicapai oleh sebagian bank pada periode
2004-2008. Berbagai pendekatan dalam manajemen
dana bank telah dikembangkan dalam beberapa
TELAAH PUSTAKA DAN tahun untuk merespon perubahan secara alami
PENGEMBANGAN HIPOTESIS dunia perbankan dan lingkungannya. Hingga tahun
Teori permodalan bank memang 1920-an teori yang dominan dalam manajemen
memberikan pedoman dalam pengambilan dana khususnya yang menyangkut likuiditas
keputusan manajemen bank, namun di sisi lain adalah productive theory of Credit. Pada konsep
bank sebagai lembaga keuangan yang tunduk pada ini bank bisa memfokuskan pada sisi aset dari
regulasi harus tetap memperhatikan kecukupan
129
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

suatu neraca yang diadaptasi dari teori abad 18 pada umumnya, maka pengertian kinerja keuangan
dalam perbankan Inggris yang dinamakan adalah penentuan ukuranukuran tertentu yang
Commercial Loan Theory. Productive Theory of dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan
Credit (Commercial Loan Theory) menekankan dalam menghasilkan laba.
bahwa likuiditas bank akan terjamin apabila aktiva Menurut Kidwell (1982), kinerja perbankan
produktif (earning assets) disusun dari kredit dapat diukur dengan mengunakan ratarata tingkat
jangka pendek yang mudah dicairkan selama bunga pinjaman, ratarata tingkat bunga
bisnis dalam kondisi normal. simpanan, dan profitabilitas perbankan. Ketiga
Teori ini menyatakan secara spesifik bahwa ukuran tersebut bisa diinterprestasikan secara
bank-bank hanya akan memberikan kredit jangka berbeda, tergantung pada sudut pandang
pendek yang sangat mudah dicairkan atau likuid analisisnya, apakah dari sudut pandang pemilik
(Short Term, Self Liquiditing) melalui ataukah dari sudut sosial. Misalkan tingkat bunga
pembayaran kembali (angsuran) atas kredit yang rendah akan dinilai baik oleh pemerintah
tersebut sebagai sumber likuiditas. Pembayaran karena analisisnya dari sudut pandang sosial,
kembali untuk kredit ini adalah melalui perputaran tetapi hal tersebut belum tentu baik jika dilihat dari
kas dari modal kerja yang telah dibelanjai melalui sudut pandang pemilik. Dari contoh tersebut bisa
kredit ini. Perputaran tersebut misalnya dari kas diartikan bahwa private performance berkaitan
perusahaan untuk membeli persediaan, kemudian dengan kepentingan pemegang saham atau
dijual menimbulkan piutang. Piutang ini akhirnya owners, yaitu memaksimumkan keuntungan dalam
akan menjadi kas sebagai angsuran kredit pada jangka panjang. Sedangkan sosial performance
bank. Sebelum tahun 1920 bank-bank lebih berarti memaksimumkan kesejahteraan
mengutamakan portofolio kreditnya sebagai masyarakat secara menyeluruh.
sumber likuiditas tambahan (diluar kas dan Gilbert (1984), dalam surveynya terhadap
cadangan, bila ada) sebab saat itu tidak banyak beberapa penelitian mengambil kesimpulan bahwa
alternatif yang signifikan sebagai sumber tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja
likuiditas. Surat berharga jangka pendek yang yang lemah, dan menimbulkan masalah. Apabila
dapat dijual kembali untuk memenuhi kebutuhan tingkat bunga pinjaman yang digunakan sebagai
likuiditas jumlahnya belum memadai untuk ukuran kinerja, kemungkinan ukuran tersebut akan
dijadikan sumber likuiditas. bias, karena ratarata tingkat bunga pinjaman akan
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji tergantung pada portofolio pinjaman bank. Begitu
beberapa faktor seperti dana pihak ketiga, BOPO, juga dengan ratarata tingkat bunga simpanan
CAR, dan LDR terhadap kinerja keuangan yang karena tergantung pada distribusi jatuh temponya
diproksi dengan ROA. bermacammacam simpanan. Untuk mengatasi
Kinerja Perusahaan masalah tersebut, maka menurut Gilbert, ukuran
kinerja yang tepat adalah profitabilitas.
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (1997, hal 503) adalah Secara umum ukuran profitabilitas pada
merupakan kata benda yang artinya: 1. Sesuatu industri perbankan ada dua, yaitu rate of Return on
yang dicapai, 2. Prestasi yang diperlihatkan, 3. Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA). Selain
Kemampuan kerja (peralatan), sedangkan itu ada juga variabelvariabel yang dapat
penilaian kinerja menurut Mulyadi (1997) adalah dipergunakan untuk mengukur kinerja perbankan
penentuan secara periodik efektifitas operasional (versi majalah Swa-1996), yaitu FBI (Free Based
suatu organisasi, bagian organisasi dan Income) merupakan rasio antara pendapatan non
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan bunga dengan seluruh pendapatan bank, CAR
kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Mengingat (Capital Adequncy Rasio) merupakan rasio antara
bahwa organisasi pada dasarnya dijalankan oleh modal dengan asset tertimbang menurut resiko
manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya ATMR adalah penjumlahan antara jumlah aktiva
merupakan penilaian atas perilaku manusia dalam dangan 20% nilai kegiatan offbalance sheet, LDR
melaksanakan peran yang mereka mainkan dalam (Loan to Deposit Rasio) merupakan rasio antara
organisasi. Berbeda dengan pengertian kinerja jumlah kredit dengan jumlah dana masyarakat
130
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

(giro, tabungan dan deposito). Hasil kredit Secara teoritis, biaya bunga ditentukan
merupakan rasio antara hasil bunga dengan jumlah berdasarkan perhitungan cost of loanable funds
kredit dan terakhir adalah produktivitas tenaga (COLF) secara weight average cost, sedang
kerja merupakan rasio antara laba sebelum pajak penghasilan bunga sebagian besar diperoleh dari
dengan biaya tenaga kerja. interest income (pendapatan bunga) dari jasa
Dana Pihak Ketiga (DPK) pemberian kredit dari masyarakat, seperti bunga
pinjaman, provisi kredit, appraisal fee, supervision
Dana pihak ketiga (DPK) dalam penelitian fee, commitment fee, syndication fee, dan lainlain.
ini didifinisikan dengan rasio total kredit terhadap
total dana pihak ketiga. Resiko ini timbul akibat Capital Adecuacy Ratio (CAR)
berubahnya tingkat bunga akan menurunkan nilai Capital adecuacy ratio adalah rasio yang
pasar surat berharga yang terjadi pada saat bank memperhitungkan seberapa jauh seluruh aktiva
membutuhkan likuiditas. Resiko terjadi apabila bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan,
untuk memenuhi kebutuhan likuiditas tersebut surat berharga, tagihan pada bank lain).ikut
harus menjual suratsurat berharga yang dimiliki dibiayai dari dana modal sendiri bank disamping
bank. Resiko tingkat bunga juga terjadi manakala memperoleh danadana dari sumbersumber
bank menerima simpanan untuk jangka waktu diluar bank, seperti masyarakat, pinjaman (utang),
lebih lama dengan tingkat bunga yang relatif dan lainlain. Dengan kata lain Capital Adequancy
tinggi kemudian tingkat bunga mengalami Rasio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
penurunan yang drastis. Resiko timbul akibat bank kecukupan modal yang dimiliki bank untuk
memiliki biaya dana yang relatif tinggi yang pada menunjang aktiva yang mengandung atau
gilirannya menyebabkan bank tersebut tidak menghasilkan resiko, misalnya kredit yang
kompetitif. diberikan .
Biaya Operasional Terhadap Beban Loan to Deposit Ratio (LDR)
Operasional (BOPO) Loan to deposit ratio adalah rasio adanya
Perusahaan yang bergerak dibidang kemungkinan deposan atau debitur menarik
perbankan, melakukan efisiensi operasi, yaitu dananya dari bank. Resiko penarikan dana tersebut
untuk mengetahui apakah bank dalam opersinya berbeda antara masingmasing likuiditasnya. Giro
yang berhubungan dengan usaha pokok bank, tentunya memiliki likuiditas yang lebih tinggi
dilakukan dengan benar dalam arti sesuai yang karena sifat sumber dana ini sangat labil karena
diharapkan manajemen dan pemegang saham dapat ditarik kapan saja sehingga bank harus dapat
(Hanley, 1997). Efisiensi operasi juga memproyeksi kebutuhan likuiditasnya untuk
mempengaruhi kinerja bank, yakni untuk memenuhi nasabah giro. Sementara Deposito
menunjukkan apakah bank telah mengunakan Berjangka resikonya relatif lebih rendah karena
seluruh faktor produksinya dengan tepat guna dan bank dapat memproyeksikan kapan likuiditas
berhasil guna. Rasio efisiensi bank juga bisa dibutuhkan untuk memenuhi penarikan Deposito
diukur dengan total non interest expense divided Berjangka yang telah jatuh tempo. Kata lain Loan
by total interest income minus total interest to Deposit Rasio adalah rasio kinerja bank untuk
expense plus total non interest income (Hanley, mengukur likuiditas bank dalam memenuhi
1997) . Menurut ketentuan Bank Indonesia kebutuhan dana yang ditarik oleh masyarakat
efisiensi operasi diukur dengan mengunakan rasio dalam bentuk tabungan, giro dan deposito.
biaya operasional dibandingkan dengan Pengembangan Hipotesis
pendapatan operasional. Mengingat kegiatan
utama bank adalah bertindak sebagai perantara, Penelitian ini akan menguji pengaruh dana
yaitu menghimpun dana dan menyalurkan dana pihak ketiga, BOPO, CAR, dan LDR terhadap
masyarakat, maka biaya dan pendapatan kinerja keuangan yang diproksi dengan Return on
operasional bank didominasi oleh biaya bunga dan Asset (ROA). Sesuai dengan penjelasan teoritis,
hasil bunga. maka ada lima hipotesis yang dikembangkan
dalam penelitian ini, kelima hipotesis tersebut
adalah:
131
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

H1: Total Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh sampling, yaitu sampel ditentukan dengan kriteria-
positif terhadap kinerja keuangan bank kriteria tertentu.
yang go public di Bursa Efek Indonesia. Model analisis yang digunakan adalah
H2: Tingkat efisiensi operasi (BOPO) berpengaruh regresi linier berganda (multiple regression
negatif terhadap kinerja keuangan bank yang analysis model) dengan persamaan kuadrat
go public di Bursa Efek Indonesia. terkecil (Ordinary Least Square) dengan model
H3: Modal (CAR) berpengaruh positif terhadap sebagai berikut:
kinerja keuangan bank yang go public di Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Bursa Efek Indonesia.
dimana :
H4: Likuiditas (LDR) berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan bank yang go Y = Return on Assets
public di Bursa Efek Indonesia. a = Konstanta
b1, b2, b3, b4, b5 = Koefisien Regresi
METODE PENELITIAN
X1 = Data Pihak Ketiga
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan perusahaan- X2 = Tingkat Efisiensi Operasi (BOPO)
perusahaan dalam industri perbankan sebagai X3 = Modal (CAR)
populasi dan sampelnya. Jenis data yang
X4 = Likuiditas (LDR)
digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang diperoleh dari publikasi yang e = error
diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) ANALISIS DAN PEMBAHASAN
melalui www.idx.co.id, Badan Pengelola Pasar
Modal, Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK), Analisis Regresi
Departemen Keuangan Republik Indonesia Berdasarkan hasil pengujian normalitas dan
www.bapepamlk.depkeu.go.id, Bank Indonesia asumsi klasik, maka data memenuhi unsur-unsur
(BI) www.bi.go.id, dan Badan Pusat Statistik tersebut. Diaman data berdistribusi normal dan
(BPS) melalui www.bps.go.id. terbebas dari persoalan autokorelasi,
Menurut klasifikasi pengumpulan, jenis data multikolonieritas, dan heteroskedastisitas.
pada penelitian ini adalah data time series dan data Sehingga analisis dapat dilanjutkan kejenjang
cross section, yaitu data yang dikumpulkan dari berikutnya, yaitu analisis regresi dan pengujian
beberapa tahapan waktu (kronologis) dan data goodness of fit.
yang dikumpulkan dari perusahaan perbankan Analisis regresi dilakukan dengan
yang listed di BEI. Penggabungan kedua data menempatkan ROA sebagai variabel dependen,
tersebut dikenal dengan sebutan nama yang lebih dan DPK, BOPO, CAR, dan LDR sebagai variabel
popular panel data atau pooling data. Metode dependen. Hasil analisis regresi dapat dilihat pada
pengambilan sampel menggunakan purposive Tabel 1 berikut ini.

Tabel 1. Hasil Pengujian Regresi

Sumber : Data Sekunder yang diolah


132
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berdasarkan Tabel 1 tersebut di atas, maka dapat menunjukkan bahwa adanya hubungan positif
diketahui bahwa persamaan regresi yang antara CAR dengan ROA. Apabila CAR
terbentuk adalah: semakin besar, maka ROA akan semakin besar.
ROA = 6,953 + 0,003DPK - 0,071BOPO + Besarnya koefisien LDR sebesar 0,003
0,029CAR + 0,003LDR. menunjukkan bahwa adanya hubungan positif
antara LDR dengan ROA. Apabila LDR semakin
Besarnya nilai konstanta adalah sebesar besar, maka ROA akan semakin besar.
6,953 menunjukkan bahwa jika semua variabel
bebas dianggap konstan atau tidak berpengaruh Pengujian model untuk menguji kesesuaian
terhadap ROA, maka besarnya ROA adalah model (goodness of fit) dilakukan dengan
6,953. Besarnya koefisien DPK sebesar 0,003 menguji koefisien determinasi dan ANOVA.
menunjukkan bahwa adanya hubungan positif Koefisien determinasi untuk mengetahui nilai R-
antara DPK dengan ROA. Apabila DPK semakin square dan ANOVA untuk mengetahui nilai F
besar, maka ROA akan semakin besar. Besarnya atau sig-F.
koefisien BOPO sebesar -0,071 menunjukkan Koefisien determinasi digunakan untuk
bahwa adanya hubungan negatif antara BOPO mengukur seberapa jauh kemampuan model
dengan ROA. Apabila BOPO semakin kecil, dalam menerangkan variasi variabel independen.
maka ROA akan semakin besar. Sebaliknya jika Hasil pengujian koefisien determinasi dapat
BOPO semakin besar, maka ROA semakin kecil. dilihat pada Table 2 berikut ini.
Besarnya koefisien CAR sebesar 0,029
Tabel 2. Koefisien Determinasi

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Tabel 3. Uji Anova

Sumber : Data Sekunder yang diolah


133
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

Berdasarkan Tabel 2 tersebut di atas Hipotesis 2: Berdasarkan Tabel 1 tersebut di


diperoleh nilai Adjusted R Square (R) sebesar atas diperoleh thitung untuk variabel BOPO sebesar
0,687. Hal ini berarti bahwa 68,7% variasi ROA -8,839 dengan signifikasi 0,000. Sedangkan nilai
bisa dijelaskan oleh variasi dari ke empat variabel signifikansi t (sig-t) sebesar 0,000, lebih kecil atau
independen dalam model, yaitu DPK, BOPO, kurang dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan
CAR dan LDR. Sedang sisanya, yaitu sebesar hipotesis 2 (H2) diterima, artinya ada pengaruh
31,3% dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar negatif dan signifikan antara BOPO terhadap
model. ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan
Hasil uji ANOVA dilakukan untuk penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007)
mengetahui nilai F yang akan digunakan untuk yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya,
menentukan apakah model regresi tersebut layak bahwa pengaruh yang terjadi antara BOPO
atau tidak digunakan. Hasil Pengujian ANOVA terhadap ROA adalah negatif dan signifikan.
dapat dilihat pada Tabel 3. Efisiensi operasi yang diproksi dengan total
Pada Tabel 3 tersebut di atas diperoleh nilai biaya operasi dibandingkan dengan total
Fhitung sebesar 51,922 dengan signifikasi F (sig-F) pendapatan operasi (BOPO) mempunyai pengaruh
sebesar 0,000 atau kurang dari 0,05, sehingga negatif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
dapat disimpulkan bahwa model regresi layak yang diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini
untuk memprediksi ROA sebagai proksi dari menunjukkan bahwa semakin besar jumlah biaya
kinerja keuangan bank. operasi (BOPO), semakin rendah ROA. Kondisi
ini terjadi disebabkan setiap peningkatan biaya
Pengujian Hipotesis operasi bank yang tidak dibarengi dengan
Pengujian hipotesis dilakukan dengan peningkatan pendapatan operasi yang lebih besar
membandingkan bilai ttabel dan thitung atau dengan akan berakibat berkurangnya laba sebelum pajak.
melihat nilai signifikansi t (sig-t). Hipotesis 3: Berdasarkan Tabel 1 tersebut di
Hipotesis 1: Berdasarkan Tabel 1 diperoleh atas diperoleh thitung untuk variabel CAR sebesar
thitung untuk variabel DPK sebesar 2,699 dengan 2,866 dengan nilai signifikasi t (sig-t) sebesar
signifikasi 0,008. Sedangkan nilai signifikansi t 0,005. Nilai signifikansi t (sig-t) sebesar 0,005
(sig-t) sebesar 0,008, lebih kecil atau kurang dari lebih kecil atau kurang dari 0,05, sehingga dapat
0,05, sehingga dapat disimpulkan hipotesis 1 (H) disimpulkan hipotesis 3 (H3) diterima, artinya ada
diterima, artinya ada pengaruh positif dan pengaruh positif dan signifikan antara CAR
signifikan antara DPK terhadap ROA. Hasil terhadap ROA. Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh Yuliani (2007)
dilakukan oleh Yuliani (2007) yang memperoleh yang memperoleh kesimpulan dari penelitiannya,
kesimpulan dari penelitiannya, bahwa pengaruh bahwa pengaruh yang terjadi antara CAR terhadap
yang terjadi antara DPK terhadap ROA adalah ROA adalah positif dan signifikan.
positif dan tidak signifikan. Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh
Dana pihak ketiga yang diproksi dengan positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan
penjumlahan antara giro,tabungan dan deposito yang diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini
(DPK) mempunyai pengaruh positif dan menunjukkan bahwa semakin tinggi CAR,
singnifikan terhadap kinerja keuangan yang semakin tinggi ROA. Tingginya CAR
diproksi dengan ROA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal bank semakin besar,
menunjukkan bahwa semakin besar jumlah dana sehingga bank lebih leluasa dan memiliki peluang
pihak ketiga (DPK), semakin tinggi ROA. Kondisi yang cukup besar untuk melakukan ekspansi
ini akan menguatkan persepsi masyarakat untuk kredit. Disisi lain tingginya CAR juga dapat
menyimpan dananya di bank, dan secara teoritis menambah kepercayaan masyarakat terhadap
masyarakat mempercayai kinerja bank, karena bank, karena jaminan dana masyarakat semakin
masyarakat menyerahkan uangnya untuk dikelola tinggi. Dengan bertambahnya modal bank dan
oleh bank. bertambahnya kepercayaan masyarakat terhadap
134
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

bank, maka bank dapat melakukan ekspansi kredit bias dihimpun bank, maka semakin tinggi
untuk meningkatkan pendapatan operasionalnya. kinerja bank (ROA).
Hipotesis 4: Berdasarkan Tabel 1 tersebut di 2. Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan
atas diperoleh thitung untuk variable LDR sebesar signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Berarti
0,753 dengan nilai signifikasi t (sig-t) sebesar semakin tinggi biaya operasional yang
0,453. Nilai signifikansi t (sig-t) sebesar 0,543 dikeluarkan oleh bank, maka akan menurunkan
lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan pendapatan operasional bank, sehingga kinerja
hipotesis 4 (H4) ditolak, artinya bahwa ada bank (ROA) turun.
kecenderungan pengaruh LDR terhadap ROA 3. Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh
positif, akan tetapi pengaruh tersebut tidak positif dan signifikan terhadap kinerja bank
signifikan atau tidak berarti. Hasil penelitian ini (ROA). Berarti semakin tinggi modal yang
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh ditanam atau diinvestasikan dibank, semakin
Yuliani (2007) dan Sarifudin (2005), yang tinggi kinerja bank (ROA).
menemukan bahwa LDR tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ROA. Akan tetapi, hasil 4. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh
penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang positif dan tidak signifikan terhadap kinerja
dilakukan oleh Werdaningtyas (2002), yang bank (ROA). Berarti pengaruh loan deposit
menemukan bahwa LDR berpengaruh negatif dan ratio (LDR) terhadap kinerja bank (ROA)
signifikan terhadap profitabilitas (ROA) serta sangat kecil sehingga secara statistik tidak
penelitian dari Suharjono (2005) dan Merkusiwati signifikan pada level signifikansi kurang dari
(2007), yang menemukan bahwa LDR 5%.
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Implikasi
Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh 1. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa dana
positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja pihak ketiga (DPK), biaya operasi (BOPO), dan
keuangan yang diproksi dengan ROA. Hasil Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh
penelitian ini menunjukkan bahwa ada signifikan terhadap kinerja bank (ROA).
kecenderung LDR berpengaruh positif terhadap Sedangkan Loan to Deposit Ratio (LDR),
ROA, namun pengaruh tersebut tidak signifikan secara statistic tidak berpengaruh signifikan
atau tidak berarti. Kondisi ini menggambarkan terhadap kinerja bank (ROA).
bahwa kinerja perbankan di BEI pada umumnya
2. Implikasi teoritis dan kebijakan dari hasil
tidak efisien, sehingga tidak dapat memaksimalkan
analisis tersebut dapat dikemukakan sebagai
nilai pendapatan dari dana yang dipinjamkan
berikut:
kepada masyarakat. Ketidak efisienan ini bisa
disebabkan karena banyak kredit yang mengalami 3. Dana pihak ketiga (LDR) berpengaruh positif
kegagalan, sehingga menambah beban bagi bank. dan signifikan terhadap kinerja keuangan bank
Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa nilai (ROA). Hasil penelitian ini sesuai dengan
mean LDR sebesar 67.8218% berarti rata-rata konsep dan logika kegiatan operasi bank,
bank dibawah standar yang ditetapkan BI, yaitu dimana semakin banyak dana pihak ketiga yang
antara 80% sampai dengan 110%. dapat dihimpun dari masyarakat, maka semakin
besar peluang untuk dapat mendapatkan return
SIMPULAN DAN IMPLIKASI dari penggunaan dana tersebut. Hasil penelitian
ini juga sesuai dengan penelitian dari Yuliani
Simpulan
(2007), Mudrajat Kuncoro dan Suharjono
Berdasarkan hasil analisis data dan (2002). Upaya yang dapat dilakukan oleh
pembahasan tersebut di atas, maka dapat diambil manajemen untuk meningkatkan kinerja bank
beberapa kesimpulan sebagai berikut: (ROA) adalah dengan meningkatkan dana
1. Dana pihak ketiga (DPK) berpengaruh positif pihak ketiga (DPK) melalui peningkatan
dan signifikan terhadap kinerja bank (ROA). kepercayaan kepada nasabah, karena dengan
Berarti semakin banyak dana pihak ketiga yang kepercayaan ini nasabah akan menyimpan
dananya di bank.
135
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

4. Biaya operasi (BOPO) berpengaruh negatif dan dilakukan oleh Hesti Werdaningtyas (2002) dan
signifikan terhadap kinerja keuangan bank Yuliani (2007). Akan tetapi tidak sesuai dengan
(ROA). Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Agus
konsep dan logika operasi bank, dan teori Suyono (2005) dan Merkusiwati (2007), yang
efisiensi (Kast and Rosenzweig, 1985), yang menemukan bahwa Loan to Deposit Ratio
menyatakan bahwa efisiensi bank bias dicapai (LDR) berpengaruh positif dan signifikan
dengan beberapa cara, antara lain: dengan terhadap kinerja bank ROA. Upaya yang dapat
meningkatkan pendapatan operasional dan dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan
memperkecil biaya operasional, atau dengan kinerja bank ROA adalah dengan memperbaiki
biaya operasional yang sama dapat kualitas pemberian kredit atau pinjaman kepada
meningkatkan pendapatan operasional, nasabah melalui penilaian nasabah kredit yang
sehingga pada akhirnya akan meningkatkan lebih ketat untuk menekan NPL, sehingga dapat
laba operasional bank dan ROA. Hasil mengurangi atau terhindar dari kredit yang
penelitian ini juga sesuai dengan penelitian bermasalah.
yang dilakukan oleh Yuliani (2007) dan
Rinawan (2009). Akan tetapi tidak sesuai DAFTAR PUSTAKA
dengan hasil penelitian dari Mudrajat Kuncoro Agus Suyono, 2005. Analisis Rasio-rasio Bank
dan Suharjono (2002) bahwa BOPO yang Berpengaruh Terhadap Return on
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Asset (ROA). Tesis Program Pasca Sarjana
kinerja bank (ROA). Upaya yang dapat Magister Manajemen Universitas
dilakukan oleh manajemen untuk meningkatkan Diponegoro (tidak dipublikasikan).
kinerja bank (ROA) adalah dengan menekan
biaya operasi (BOPO) melalui program Anonymous, 2004, 2005, 2006, 2007, 2008, 2009.
efisiensi. Indonesia Capital Market Directory, Jakarta.

5. Capital Adecuacy Ratio (CAR) berpengaruh Augusty Ferdinand, 2006. Metode Penelitian
positif dan signifikan terhadap kinerja Manajemen . Pedoman Penelitian untuk
keuangan bank (ROA). Hasil penelitian ini Penulisan Skripsi, Tesis dan Desertasi Ilmu
sesuai dengan konsep dan logika operasi bank, Manajemen. Penerbit Badan Penerbit
dan teori likuiditas bank. Hasil penelitian ini Uninversitas Diponegoro, Semarang.
juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas,
oleh Hesti Werdaningtyas (2002), Suryono 2003. Analisa Rasio CAMEL Terhadap
(2005), Markusiwati (2007), Yuliani (2007), Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga
dan Rinawan (2009). Akan tetapi tidak sesuai Perbankan Periode 2000-2002, Jurnal
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Akuntansi dan Keuangan, Vol.7 No.2
Mohammad Sarifudin (2005), yang Nopember 2005.
menemukan bahwa CAR berpengaruh negatif Atik Damarwati, 2007. Terus Disusuri, Tapi
dan tidak signifikan terhadap kinerja bank Masih Rendah, Majalah Info Bank No 341
(ROA). Upaya yang dapat dilakukan oleh Edisi Agustus 2007 Volume XXVIII . Hal
manajemen untuk meningkatkan kinerja bank 64-66.
(ROA) adalah dengan menambah jumlah dana
melalui subordinasi pinjaman atau setoran Beger, Allen N; Hunter, William C, Timme &
modal dari pemilik. Stephen G, 1993. The Effisiency of
Financial Institution: A Review & Preview
6. Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh of Research Past Present and Future, Journal
positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja of Banking and Fainance. April.
keuangan bank (ROA). Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan konsep dan logika operasi Dahlan Siamat, 1993.Manajemen Bank Umum.
bank, dimana peningkatan dana yang Penerbit Intermedia: Jakarta.
dipinjamkan kepada nasabah akan Eka Nuraini Rahmawati, 2003. Bank Syariah:
meningkatkan kinerja bank (ROA). Hasil Perbandingan dengan Bank Konvensional,
penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
136
Bambang Sudiyatno dan Jati Suroso Dinamika Keuangan dan Perbankan

Keunggulan dan Harapan, Majalah Infobank, No.344 Edisi November 2007.


Usahawan Indonesia. No.12 TH XXXII Volume: XXIX. Hal 18-20.
Desember 2003. Malayu Hasibuan, SP. 2005. Dasar-dasar
Etty Nasser, dan Titik Aryati, 2000. Model Perbankan. Penerbit PT Bumi Aksara:
Analisis CAMEL untuk Memprediksi Jakarta.
Financial Distress Pada Sektor Perbankan Merkusiwati, Ni Ketut Lely Aryani, 2007.
Yang Go Publik, Jurnal Auditing dan Evaluasi Pengaruh CAMEL Terhadap
Akuntasi Indonesia. Volume 4 No.2 Kinerja Perusahaan, Buletin Studi Ekonomi,
Desember. Vol 12, No. 1.
Gilbert, R.A, 1984. Bank Market Structure and Muhammad Sarifudin, 2005. Faktor-faktor yang
Competition: A Survey, Journal of Money, Mempengaruhi Laba pada Perusahaan
Credit and Banking 16 (4), pp. 617-644. Perbankan yang Listed di BEJ Periode 2000
Gujarati, Damodar N. 1995. Basic Econometric. s/d 2002. Tesis Program Pasca Sarjana
Third Edition. McGraw-Hill International Magister Manajemen Universitas
Editions. America: New York. Diponegoro (tidak dipublikasikan).
Hanley, N., and Shogren, J.F., White, B, 1997. Mudjarad Kuncoro dan Suhardjono, 2002.
Environmental Economics in Theory and Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi.
Practice. McMillan, New York. Penerbirt BPFE: Yogyakarta.
Hesti Werdaningtyas, 2002. Faktor yang Ross, Westerfield and Jaffe, 2005. Corporate
Mempengaruhi Profitabilitas Bank Take Finance. Seventh Edition. McGraw Hill,
Over Pramerger di Indonesia, Jurnal America: New York.
Manajemen Indonesia, vol. 1, no. 2, pp. 24- Sri Haryati, 2002. Analisis Kebangkrutan Bank:
39. Bunga Rampai Kajian Teori Keuangan In
Imam Ghozali .2002. Aplikasi Analisis Memorian Prof. Dr. Bambang Riyanto.
Multivariate dengan Program SPSS. Badan Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada
penerbit Universitas Diponegoro. Yogyakarta.
Jensen, M and Meckling, W.H, 1976. Theory of Taswan, 2010. Manajemen Perbankan Konsep,
the Firm: Management Behavior, Agency Teknis & Aplikasi. Penerbit UPP STIM
Cost and Ownership, Structure Journal of YKPN Yogyakarta.
Finance Economic, October. Titman, S; R, Wessels, 1988. The Determinants of
Kasmir, 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Capital Choise, Journal of Finance 43, pp.
Lainnya. Penerbit PT. Raja Grafindo 1-19.
Persada: Jakarta. Voght, Stephen C and Vu, Josepth D, 2000. Cash
Kast, F.E and Rosenzweig, J.E, 1985. flow and Long-run Firms Value: Evidence
Organization and Management: A System from The Value Line Invesment Survey,
and Contingency Analysis. 4th Edition. New Journal of Management Issue: pp.20-32.
York: McGraw-Hill. Websita: www.bi.go.id. Peraturan Bank Indonesia
Kidwell, D., and Koch, T, 1982. The Behavior of Nomor:6/10/PBI/2004 Tentang Sistem
the Interest Rate Defferential Between Tax- Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.
Exemt Revenue an General Obligation Diakses tanggal 16 April 2007.
Bonds: A Test of Risk Preferences and Wisnu Mawardi, 2005. Analisis Faktor-faktor
Market Segmentation, The Journal of yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan
Finance, 37, pp. 73-85. Bank Umum di Indonesia, Jurnal Bisnis
Kristopo, 2007. Kredit Per Sektor: Lima Sektor Strategi, Vol. 14, No. 1, Juli 2005.
Ekonomi Masih Menjanjikan, Majalah Yudistira Hasbullah, 2004. Prinsip-prinsip
Manajemen Resiko Kredit di Perbankan
137
Vol. 2 No. 2, Nopember 2010 Dinamika Keuangan dan Perbankan

dalam Rangka Good Corporate Jakarta, Jurnal Manajemen dan Bisnis


Government, Majalah Usahawan Sriwijaya, Vol. 5, No. 10, Desember, 2007.
Indonesia, No. 12 TH XXXIII Desember Zimmerman, G.C, 1996. Factor Influencing
2004. Community Bank Performance in California,
Yuliani, 2007. Hubungan Efisiensi Operasional FBRSF Economic Review. Number 1, pp.
dengan Kinerja Profitabilitas pada Sektor 26-42.
Perbankan yang Go Public di Bursa Efek

Potrebbero piacerti anche