Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
6
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
7
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
PENDAHULUAN
Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi
digunakan dalam pendidikan sains IPA. siswa dan (6) guru adalah fasilitator.
Secara umum prinsip-prinsip itu berperan
Sebagai referensi, sekelompok guru
sebagai referensi dan alat refleksi kritis
mengambil prinsip konstruktivisme untuk
terhadap praktik, pembaruan dan perencanaan
menyusun metode mengajar yang lebih
pendidikan sains IPA. Prinsip-prinsip yang
menekankan keaktifan siswa baik belajar
sering diambil dari konstruktivisme antara
sendiri maupun bersama dalam kelompok.
lain (1) pengetahuan dibangun oleh siswa
Guru-guru mencari cara untuk lebih mengerti
secara aktif (2) tekanan dalam proses belajar
apa yang dipikirkan dan dialami siswa dalam
terletak pada siswa, (3) mengajar adalah
proses belajar. Mereka mimikirkan beberapa
membantu siswa belajar, (4) tekanan dalam
kegiatan dan aktivitas yang dapat merangsang
proses belajar lebih pada proses bukan pada
siswa berpikir. Interaksi antar siswa di kelas mengungkapkan gagasan dan pemikiran
dihidupkan, siswa diberi kebebasan mereka sendiri.
Berbicara masalah kemampuan guru dalam Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan
menyampaiakan materi kepada siswa tidak dikelompokkan dalam constructivist theories
terlepas dari strategi yang dipilih guru. Pada of learning yang menyatakan bahwa siswa
dasarnya strategi itu merupakan rumusan harus menemukan sendiri dan mentrans-
petunjuk ke mana dan bagaimana upaya dan formasikan informasi kompleks, mengecek
perbuatan harus diarahkan agar tujuan yang informasi baru dengan aturan-aturan lama
dimaksud dapat terwujud. Selanjutnya dann merevisinya apabila aturan-atauran itu
maksud utama dari strategi pembelajaran tidak lagi sesuai. Belajar itu jauh lebih banyak
terletak pada pemilihan cara-cara daripada mengingat. Bagi siswa agar benar-
pembelajaran yang paling efektif dan efisien benar memahami dan dapat menerapkan
dalam memberikan pengalaman belajar yang pengetahuan, mereka harus bekerja
diperlukan siswa untuk mencapai tujuan memecahkan masalah, menemukan segala
pembelajaran yang telah ditetapkan (Suparno, sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah
1997: 11). payah dengan ide-ide.
Pengertian Konstruktivis
8
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
Menurut teori ini, satu prinsip paling penting yang lebih tinggi, dengan catatan siswa
dalam psikologi pendidikan adalah bahwa sendiri yang harus memanjat anak tangga
guru tidak dapat hanya sekedar memberikan tersebut.
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus aktif
Esensi dari teori konstruktivis adalah ide
membangun sendiri pengetahuan dalam
dimana harus siswa itu sendiri yang
benaknya. Guru dapat memberikan
menemukan dan mentransformasikan
kemudahan untuk proses ini, dengan
informasi kompleks apabila mereka
memberikan siswa kesempatan untuk
diharuskan menjadi informasi itu sebagai
menemukan atau menerapkan ide-ide mereka
miliknya.
sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar
dan secara sadar menggunakan strategi Konstruktivis dalam pembelajaran lebih
mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat menekankan pemrosesan yang bersifat top-
memberi siswa anak tangga yang berdiri down yang berarti bahwa siswa belajar yang
untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak dimulai dari masalah kompleks untuk
tangga yang membawa siswa ke pemahaman dipecahkan dan kemudian memecahkan atau
menemukan keterampilan-keterampilan dasar
9
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
fungsi mediator dan fasilitator dalam siswa. Guru harus memotivasi siswa dan
beberapa tugas. menyediakan pengalaman konflik.
d. Memonitor, mengevaluasi, dan
a. Menyediakan pengalaman belajar
menunjuk-kan apakah pemikiran siswa jalan
yang memungkinkan siswa bertanggung
atau tidak. Guru menunjukkan dan memper-
jawab dalam membuat rancangan, proses,
tanyakan apakah pengetahuan siswa itu
dan penelitian. Oleh karena itu jelas
berlaku untuk menghadapi persoalan baru
berceramah bukanlah tugas utama seorang
yang berkaitan. Guru membantu menge-
guru.
valuasi hipotesis dan kesimpulan siswa.
b. Menyediakan atau memberikan
Agar peran dan tugas tersbut berjalan dengan
kegiatan-kegiatan yang merangsang
optimal, diperlukan beberapa kegiatan yang
keingintahuan siswa dan membuat mereka
perlu dikerjakan dan juga beberapa pemikiran
untuk mengekspresikan gagasan-
yang perlu disadari oleh guru.
gagasannya dan mengkomunikasikan ide
ilmiah mereka. Menyediakan sarana yang a. Guru perlu banyak berinteraksi dengan
merangsang siswa berpikir secara produktif. siswa untuk lebih mengerti apa yang sudah
c.Menyediakan kesempatan dan pengalaman mereka ketahui dan pikirkan.
yang paling mendukung proses belajar
b. Tujuan dan apa yang dibuat di kelas kadang siswa berpikir berdasarkan
sebaiknya dibicarakan bersama sehingga pengandaian yang tidak diterima guru.
siswa sungguh terlibat. Karena siswa harus membangun sendiri
c. Guru perlu mengerti pengalaman belajar pengetahuan mereka, maka seorang guru
mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan harus melihat mereka bukan sebagai lembaran
siswa. Ini dapat dilakukan dengan kertas putih kosong atau tabula rasa. Mereka
berpartisipasi sebagai siswa di tengah sudah membawa pengetahuan awal.
siswa lainnya. Pengetahuan yang mereka miliki adalah dasar
d. Diperlukan keterlibatann dengan siswa untuk membangun pengetahuan selanjutnya.
yang sedang aberjuang dan kepercayaan Karena itu, guru perlu mengerti pada taraf
terhadap siswa bahwa mereka dapat manakah pengetahuan mereka.
belajar.
Apapun yang dikatakan seorang siswa dalam
e. Guru perlu memiliki pemikiran yang
menjawab suatu persoalan adalah jawaban
fleksibel untuk dapat mengerti dan
yang masuk akal abagi mereka pada saat itu.
menghargai pemikiran siswa, karena
Jawaban yang diberikan aperlu ditanggapi
10
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
serius, apapun salah mereaka seperti yang jalan untuk menjelaskan mengapa suatu
dilihat guru. Bagi siswa, dinilai salah jawaban tidak aberlaku untuk keaadaan itu.
merupakan suatu yang mengecewakan dan
Guru konstruktivis tidak pernah akan
mengganggu. Guru harus memberikan jalan
membenarkan ajarannya dengan mengklaim
untuk menginterpretasikan pertanyaan.
bahwa ini satu-satunya yang benar. Di
Dengan demikian, diharapkan jawabannya
dalam sains, guru tidak dapat berkata lebih
akan lebih baik di kemudian hari.
daripada ini adalah jalan terbak untuk
Seorang guru tidak boleh beranggapan bahwa situasi ini, ini adalah jalan yang terefektif
cara berpikir siswa sederhana. Guru perlu untuk soal ini sekarang.
belajar, mengerti cara berpikir mereka
Guru perlu menciptakan suasana yang
sehingga dapat membantu mereka
membuat siswa antusias terhadap persoalan
memodifikasinya. Dan akan lebih baik
yang ada sehingga mereka mau mencoba
apabila langsung ditanyakan kepada mereka
memecahkan persoalannya. Selain itu guru
bagaimana cara mendapatkan jawaban
perlu membantu mengaktifkan siswa untuk
tersebut. Cara ini akan lebih baik untuk
berpikir. Hal ini dilakukan dengan
menemukan pemikiran mereka dan membuka
membiarkan mereka berjuang dengan
persoalan yang ada dan membantu mereka
hanya sejauh bertanya dan minta tolong. Guru berarti menyalahi sejarah perkembangan
dapat memberikan orientasi dan arah tetapi sains yang juga dimulai dari kesalahan-
tidak boleh memaksakan arah itu namun kesalahan.
siswa itu sendiri yang menemukan
Sangat penting bahwa guru tidak mengajukan
pemecahannya.
jawaban satu-satunya sebagai yang benar,
Guru perlu membiarkan siswa menemukan terlebih dalam persoalan yang berdasarkan
cara yang paling menyenangkan dalam suatu pengalaman. Dalam sejarah sains kita
memecahkan suatu persoalan. Dan tidak akan melihat bahwa teori-teori yang lama tidaklah
menarik bila setiap kali guru menyuruh siswa salah dalam perkembangannya, tetapi lebih
memakai satu cara saja. Siswa kadang suka dikatakan sebagai tidak dapat menjawab
mengambil jalan yang tidak disangka atau persoalan-persoalan baru. Teori-teori itu tetap
yang tidak konvensional untuk memecahkan dapat menjawab persoalan lama yang
suatu soal. Bila seorang guru tidak dihadapinya pada waktu menemukannya.
menghargai cara penemuan tersebut, ini Salah satu contoh dalam Fisika yaitu tentang
11
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
teori Newton tentang gerak tidaklah salah mempunyai pandangan yang sanagt luas
tetapi tidak mencukupi lagi untuk menjawab mengenai pengetahuan tentang bahan yang
gerak dalam dimensi mikro. Lalu ditemukan akan diajarkan. Pengetahuan yang luas dan
teori baru yang dapat menjawabnya. Namun, mendalam memungkinkan seorang guru
sampai sekarang pun teori Newton tetap dapat menerima pandangan dan gagasan yang
digunakan untuk menjawab persoalan- berbeda dari siswa dan juga memungkinkan
persoalan dalam dunia makro. untuk menunjukkan apakah gagasan itu jalan
atau tidak.
Guru perlu mengerti sifat kesalahan siswa.
Perkembangan intelektual dann matematis Dari pengalaman mengajar cukup jelas bahwa
penuh dengan kesalahan dan kekeliruan. Hal ada beberapa yang menjadi diktator dengan
ini merupakan bagian dari konstruksi semua mengklaim bahwa jalan yang dia berikan
bidang yang tidak boleh dihindarkan. Guru adalah satu-satunya yang benar. Akibatnya,
perlu melihat kesalahan sebagai suatu sumber mereka menganggap salah semua pemikiran
informasi tentang penalaran dan sifat skemata dan jalan yang digunakan siswa bila tidak
anak. cocok dengan pemecahan guru. Cara tersebut
akan mematikan kreativitas dan pemikiran
2. Penguasaan Bahan
siswa dan ini tentu berlawanan dengan prinsip
Peran guru sangat menuntut penguasaan
bahan yang luas dan mendalam. Guru perlu
konstruktivisme. Sangat perlu bahwa seorang yang diperlukan oleh siswa dalam
guru, selain menguasai bahan juga mengerti memperkembangkan pengetahuan mereka.
konteks bahan itu. Seorang guru, misalnya
Ciri-ciri Pendekatan Konstruktivis
guru Fisika, perlu menyertai bagaimanana
suatu teori Fisika berkembang dalam sejarah. Menurut Driver dan Oldham dalam Matthews
Pemahaman historis ini akan meletakkan (1994) menjabarkan beberapa ciri pendekatan
suatu pengetahuan dalam konteks yang lebih konstruktivis sebagai berikut:
mudah dipahami daripada bila terlepas begitu
1. Orientasi
saja.
Siswa diberi kesempatan untuk mengembang-
Guru konstruktivis diharapkan juga mengerti
kan motivasi dalam mempelajari suatu topik.
proses belajar yang baik. Mereka perlu
Siswa diberi kesempatan untuk mengadakan
mengerti proses asimilasi dan akomodasi
observasi terhadap topik yang hendak
dipelajari.
12
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
13
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
14
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
kooperatif meliputi dan atau membutuhkan juga bertujuan memperbaiki prestasi siswa
kerja sama untuk mencapai tujuan bersama pada tugas-tugas akademik yang penting. Dan
usahanya untuk menyelesaikan tugas. Dalam bermanfaat bagi siswa yang berprestasi tinggi
penerapan pembelajaran kooperatif, dua atau maupun rendah yang bekerjasama dalam
lebih individu saling bergantung satu sama tugas-tugas akademik . Hal ini dapat terjadi
lain untuk mencapai satu penghargaan karena siswa yang prestasinya tinggi harus
membantu yang rendah, sehingga siswa yang berprestasi rendah. Oleh karena itu akan
berprestasi tinggi akan selalu berpikir untuk terjadi hubungan sosial di antaranya.
menjelaskan kepada temannya yang
15
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
siswa. Ausubel berpendapat bahwa informasi Pelopor konstruktivis yang lain yaitu Piaget
baru perlu diintegrasikan dengan pengetahuan yang berpendapat bahwa anak membangun
yang sudah ada. Jika tidak, informasi baru sendiri skematanya dari pengalamannya
tersebut tidak akan bermakna bagi siswa. sendiri dengan lingkungannya. Tetapi,
Ausubel berasumsi bahwa semua anak belajar menurut pakar tertentu, Piaget berbeda
dengan cara yang sama, terlepas dari dengan para konstruktivist masa kini karena
lingkungan fisik dan sosialnya. Sebaliknya, menekankan pentingnya peran kemampuan
kebanyakan para konstruktivis berpendapat anak sebagai faktor genetik. Di samping itu,
bahwa lingkungan belajar anak mempunyai banyak diantara para konstruktivist yang tidak
peran penting dalam pemahaman. dapat menerima teori Piaget tentang adanya
tahap-tahap perkembangan kognitif. Mereka
2. Piaget
16
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan beroikir, karena mereka harus menganalisa
prinsip-prinsip dan guru mendorong siswa dan memanipulasi sejumlah informasi.
untuk mendapatkan pengalaman dan
4.Vygotsky
melakukan eksperimen yang memungkinkan
Sumbangan terpenting dari teori vygotsky
mereka menemukan prinsip-prinsip untuk diri
adalah penekanan pada hakekat sosiokultual
mereka sendiri. Discovery learning memiliki
pembelajaran. Dia yakin bahwa pembelajaran
beberapa keuntungan. Pembelajaran ini
terjadi saat siswa bekerja dalam zona
membangkitkan keingintahuan mereka untuk
perkembangan proximal. Tugas dalam zona
bekerja sampai mereka menemukan
perkembangan proximal adalah yang tidak
jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan
boleh dilakukan sendiri oleh anak, namun
masalah secara mandiri dan keterampilan
boleh dilakukan sengan bantuan guru atau
17
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
teman. Lebih lanjut Vygotsky yakin bahwa individu) menciptakan struktur penghargaan
pemungsian mental lebih tinggi dalam antar perorangan di dalam suatu kelompok
percakapan dan kerjasama antara individu sedemikian rupa sehingga anggota-anggota
sebelum ada pada diri individu tersebut. kelompok itu akan saling memberkan
penguatan sosial (seperti pujian dan
5.Teori Motivasi
dorongan) sebagai respons terhadap upaya-
Menurut pandangan teori motivasi,struktur upaya berorientasi tugas teman kelompoknya.
tujuan kooperatif menciptakan suatu situasi Kritik teori motivasi terhadap
dimana satu-satunya cara agar anggota pengorganisasian kelas secara tradisional
kelompok dapat mencapai tujuan pribadi adalah bahwa pemberian rangking prestasi
mereka sendiri hanya apabila kelompok itu belajar yang kompetitif dan sistem
berhasil. Oleh karena itu, untuk mencapai penghargaan yang tidak formal terhadap kelas
tujuan pribadi mereka, anggota kelompok menciptakan norma kelas yang memperlemah
harus membantu teman kelompoknya dengan upaya-upaya akademik. Karena keberhasilan
cara melakukan apa saja yang dapat sebagai seorang siswa mengurangi
membantu kelompok itu berhasil, dan kemungkinan siswa lain akan berhasil, siswa
barangkali yang lebih penting adalah cenderung menerapkan norma bahwa siapa
mendorong teman kelompoknya untuk yang berhasil mencapai prestasi belajar tinggi
melakukan upaya maksimum. Dengan kata menjadi kesayangan guru. Namun apabila
lain, memberikan penghargaan kepada siswa bekerja bersama-sama menuju suatu
kelompok berdasarkan kepada penampilan tujuan bersama, seperti yang mereka
kelompok (atau gabungan dari penampilan
lakukan pada saat struktur penghargaan Di dalam kelas kooperatif, seorang siswa
kooperatif diterapkan, upaya-upaya belajar yang bekerja keras, rajin hadir di kelas, dan
mereka justru membantu teman kelompok membantu yang lain untuk belajar dihargai
mereka berhasil. Oleh karena itu siswa saling dan didorong oleh teman-teman kelompok-
mendorong untuk belajar, saling memperkuat nya, jauh berbeda atau amat kontars
upaya-upaya alademik, dan menerapkan dibandingkan dengan situasi dalam kelas
norma yang menunjang pencapaian hasil tradisional. Ringkasnya dapat dikatakan
belajar yang tinggi. bahwa tujuan kooperatif menciptakan norma-
18
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
Keterampilan Kooperatif
Teori perkembangan.
19
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
20
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
21
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
kurikulum, guru, siswa, kepala sekolah, tetapi menunjukkan apakah gagasan, ide,
evaluasi, prasarana, masyarakat, orang tua, dan interpretasi siswa tersebut sungguh
dan lain-lain diatur menurut prinsip-prinsip berjalan dan berlaku.
konstruktivis. Dalam pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
kooperatif seluruh sistem ini sangat
Arends. 1997. Classroom Instruction and
diperlukan, jika tidak maka hasil yang
Management .USA: Mc Graw Hill.
dicapai pasti kurang memuaskan dan
Hasan S. dan Echol J.M. 1987. Kamus
tatkala pembelajaran akan mengalami Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
kegagalan. Lundgren, Linda. 1994. Cooperative
5. Akhirnya konstruktivisme dengan Learning in The Science Classroom.
menerapkannya pada pembelajaran New York: Glencou/McGraw-Hill.
kooperatif merupakan suatu tawaran bagi Lie, Anita. 1995. Peranan Sistem
kita, apakah kita dapat menggunakannya Pengajaran Gotong Royong Dalam
Era Globalisasi. Surabaya: Surabaya
atau tidak terserah pada kita. Namun Post.
kiranya, meskipun sulit menjalankan Matthews. 1994. Science Teaching. New
secara penuh, akan tetap berguna dan dapat York: Routledge.
membantu kemajuan siswa di kemudian Ossont, Dave. 1993. Science Scope: How I
hari, apabila para guru dapat membantu Use Cooperative Learning: New York.
22
Drs. Bajongga Silaban, MPd JURNAL UDA
23