Sei sulla pagina 1di 11

Jurnal AgriSains Vol.3 No.

4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

PRODUKTIVITAS KACANG TANAH DI LAHAN KERING


PADA BERBAGAI INTENSITAS PENYIANGAN

Wafit Dinarto dan Dian Astriani

Program Studi Agroteknologi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Abstract

Competition between crop and weed is one of the reason how low the yield of crops. The
presence of weeds on crop cultivation may reduce the ability of plants to produce. This research
was conducted to determine the effect of weeding time on the yield of peanut in dryland and
know the best weeding time to give the highest yield of peanut in dry land. This research was
the single factor experiment with arranged in a randomized complete block design (RCBD) with
three replications. The treatments consisted of weeding at 21 days after planting, weeding at 14
and 28 days after planting, weeding at 21 and 42 days after planting, weeding at 14, 28, and 42
days after planting, pre growth herbicide spraying + weeding 42 at days after planting, pre
growth herbicide spraying + weeding 21 and 42 days after planting, and without weeding as
control. The results showed that the weight of 100 seeds of peanut without weeding treatment
was lower than the plant with had weeding treatment. The yield components and yield of
peanut at various weeding intensity were not significantly different. The yield of peanut that
were not weeded decrease 15.90 to 36.72% compared to the plant weeded 2-3 times.
Key words: peanut, weed, weeding, dry land
penurunan masing-masing sebesar - 13,11;
PENDAHULUAN
- 0,32; dan - 12,96 dibandingkan tahun
Kacang tanah (Arachis hypogeae L.)
2010. Akibatnya Indonesia harus
merupakan tanaman kacang-kacangan
mengimpor kacang tanah dari negara lain
terpenting kedua setelah kedelai bagi
seperti Vietnam, China, Thailand, India, dan
Indonesia. Bahkan di beberapa daerah
Australia. Volume impor kacang tanah
kacang tanah merupakan tanaman pangan
tahun 2006 mencapai 179.645.073 kg
yang mendapat prioritas kedua untuk
dengan nilai US$ 59.526.740, tahun 2007
dikembangkan dan ditingkatkan
sebanyak 121.229.124 kg dengan nilai US$
produksinya setelah padi. Hal ini didorong
48.273.073, tahun 2008 sebanyak
dengan semakin meningkatnya kebutuhan
206.886.766 kg dengan nilai US$
akan pangan, bahan baku industri dan
102.529.656, tahun 2009 sebesar
pakan ternak.
195.187.368 kg dengan nilai US$
Sampai saat ini produksi kacang
179.108.665, dan tahun 2010 meningkat
tanah belum mampu mencukupi kebutuhan
menjadi 230.786.840 kg dengan nilai US$
kacang tanah nasional. Produksi kacang
225.448.668 (Kementerian Pertanian RI,
tanah Indonesia dari tahun 2007 2010
2011).
menunjukkan terjadi fluktuasi, dan pada
Di Indonesia kacang tanah ditanam
tahun 2011 berdasarkan Angka Ramalan III
pada lahan sawah dan lahan kering dengan
pertumbuhan produksi, produktivitas, dan
rata-rata produksi 1,0 - 2,0 ton/ha pada
luas panen kacang tanah mengalami
lahan sawah dan 0,5 - 1,5 ton/ha pada
33
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

lahan kering (Harsono et al., 1993), tikus, (5) kekurangan unsur hara, (6)
sedangkan rata-rata produksi di tingkat persaingan dengan gulma.
petani di bawah 1,0 ton/ha (Barus et al., Pada lahan yang subur, pengendalian
2000). Sebagai bagian dari revitalisasi penyakit daun tampaknya lebih menonjol.
pembangunan pertanian, pemerintah telah Hal ini menunjukkan bahwa pada lahan
bertekad untuk meningkatkan produktivitas subur, serangan penyakit sangat dominan
pangan. Pengalaman selama ini mempengaruhi hasil, sehingga apabila
menunjukkan bahwa tingkat produksi tindakan pencegahan penyakit tidak
pertanian lebih ditentukan oleh areal tanam dilakukan akan menurunkan hasil cukup
dari pada tingkat produktivitas. besar, dapat mencapai 63%. Untuk lahan
Usaha tani kacang tanah sebagian kering (tegalan), gulma menjadi kendala
besar (70-80%) dilakukan di lahan kering. utama.
Pengembangan di lahan sawah menjadi Keberadaan gulma pada budidaya
sulit karena harus bersaing dengan tanaman tanaman dapat mengurangi kemampuan
pangan atau hortikultura lain yang lebih tanaman untuk berproduksi. Persaingan
ekonomis. Menurut Kurnia dan Hidayat atau kompetisi antara gulma dan tanaman
(2001) cit. Efendi dan Suwardi (2009), lahan yang diusahakan terjadi dalam hal
kering di Indonesia yang potensial untuk penyerapan unsur-unsur hara dan air dari
pengembangan pertanian mencapai sekitar dalam tanah, penerimaan cahaya matahari
76,20 juta ha di antaranya 70,70 juta ha untuk proses fotosintesis, dan ruang untuk
terletak di dataran rendah dan 5,50 juta ha tumbuh. Selain itu gulma seringkali
di dataran tinggi. Sebagian besar dari lahan menimbulkan kerugian-kerugian dalam
tersebut telah dimanfaatkan untuk produksi baik kualitas dan kuantitas, bahkan
pertanian, dan yang berpotensi untuk beberapa gulma dapat menjadi inang bagi
perluasan adalah 35,50 juta ha di dataran hama dan penyakit tanaman yang
rendah dan 0,70 juta ha di dataran tinggi. diusahakan.
Adisarwanto et al. (1993) mengatakan Menurut Harsono (1993) beberapa
bahwa faktor yang menyebabkan cara sehingga gulma dapat menurunkan
rendahnya produktivitas kacang tanah hasil tanaman adalah : (1) kompetisi
berbeda untuk masing-masing daerah langsung untuk memanfaatkan sumberdaya
produksi. Secara umum kendala utama alam yang ada dan input yang diberikan
dalam produksi kacang tanah adalah : (1) pada tanaman. Kompetisi ini terutama
drainase jelek dan tanah padat, (2) dalam hal mendapatkan air, hara, dan
cekaman kekeringan, (3) serangan cahaya; (2) menurunkan hasil melalui racun
penyakit, khususnya bercak daun yang dikeluarkan dan menghambat
Cercospora, karat daun, dan virus belang pertumbuhan tanaman atau disebut
(peanut stripe virus/PStV), (4) serangan allelopati; (3) menjadi inang hama dan

34
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

penyakit pengganggu tanaman yang dengan jenis-jenis gulma yang berbeda


menurunkan hasil; (4) mengganggu dengan kacang tanah.
aktivitas pemeliharaan tanaman dan Usaha untuk menghindari kerugian
pemanenan, sehingga meningkatkan biaya akibat gulma pada tanaman ada tiga cara
pemeliharaan dan panen dan menurunkan yaitu preventif, eradikatif, dan pengendalian.
hasil; (5) pengendalian gulma kadangkala Hakim (2011) mengatakan bahwa
dapat merusak tanaman sehingga pengendalian gulma merupakan subjek
menurunkan hasil; (6) gulma dapat yang sangat dinamis dan perlu strategi yang
menurunkan kualitas hasil panen karena khas untuk setiap kasus. Beberapa hal
tercampur oleh bagian-bagian gulma; dan perlu dipertimbangkan sebelum
(7) beberapa gulma bersifat parasit. pengendalian gulma dilakukan: jenis gulma
dominan, tumbuhan budidaya utama,
Besar kecilnya (derajat) persaingan
alternatif pengendalian yang tersedia,
gulma terhadap tanaman pokok akan
dampak ekonomi dan ekologi. Kalangan
berpengaruh terhadap baik buruknya
pertanian sepakat dalam mengadopsi
pertumbuhan tanaman pokok dan pada
strategi pengendalian gulma terpadu untuk
gilirannya akan berpengaruh terhadap tinggi
mengontrol pertumbuhan gulma.
rendahnya hasil tanaman pokok. Makin
Pengendalian gulma adalah usaha
besar derajat kompetisi maka akan
untuk menekan/mengurangi populasi gulma
mengakibatkan semakin besar penurunan
sampai populasi tertentu sehingga tidak
hasil tanaman. Selain itu kerugian akibat
menimbulkan gangguan terhadap tanaman
gulma terhadap tanaman budidaya
pokok. Agar pengendalian gulma dapat
bervariasi, tergantung dari jenis
dilakukan secara efektif dan efisien,
tanamannya, iklim, jenis gulmanya, dan
pengendalian harus dilakukan pada awal
tentu saja praktek pertanian di samping
periode kritis tanaman. Gulma yang tumbuh
faktor lain (Anonim, 2008; Harsono, 1993).
setelah periode kritis tidak perlu
Harsono (1993) mengatakan bahwa
dikendalikan lagi karena keberadaannya
kehilangan hasil kacang tanah akibat
tidak merugikan.
gangguan gulma dapat mencapai 20 hingga
Dengan diketahuinya periode kritis
80%, tergantung pada jenis dan kerapatan
suatu tanaman, maka saat penyiangan
gulma. Moenandir et al. (1996) melaporkan
yang tepat menjadi tertentu. Penyiangan
bahwa penurunan hasil kacang tanah
atau pengendalian yang dilakukan pada
karena adanya persaingan dengan gulma
saat periode kritis mempunyai beberapa
berkisar 47% . Menurut Buchanan et al. cit.
keuntungan. Misalnya frekuensi
Harsono (1993), gulma yang mempunyai
pengendalian menjadi berkurang karena
kesamaan tipe daun, sistem perakaran, dan
terbatas di antara periode kritis tersebut dan
cara berproduksi mempunyai kemampuan
tidak harus dalam seluruh siklus hidupnya.
berkompetisi lebih besar dibandingkan
35
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

Dengan demikian biaya, tenaga dan waktu (Randomized Complete Block Design)
dapat ditekan sekecil mungkin dan dengan empat ulangan. Faktor yang
efektifitas kerja menjadi meningkat (Anonim, diujikan adalah intensitas penyiangan,
2008). terdiri atas :
Selain itu agar pengendalian gulma A = Tanpa penyiangan
dapat dilakukan secara efektif dan efisien B = Penyiangan 21 hari setelah tanam
maka perlu pengetahuan yang cukup C = Penyiangan umur 14 dan 28 hari
mengenai sifat tumbuh kacang tanah dalam setelah tanam
kaitannya dengan gangguan gulma. Kapan D = Penyiangan umur 21 dan 42 hari
tanaman kacang tanah harus bebas gulma setelah tanam
dan bilamana keberadaan gulma sudah E = Penyiangan umur 14, 28, dan 42 hari
tidak menimbulkan kerugian hasil perlu setelah tanam
diketahui. F = Penyiangan dengan herbisida pra
Penelitian ini bertujuan untuk tumbuh + 42 hari setelah tanam
mengetahui (1) pengaruh waktu penyiangan G = Penyiangan dengan herbisida pra
terhadap hasil kacang tanah di lahan tumbuh + 21 dan 42 hari setelah tanam
kering; (2) waktu penyiangan terbaik untuk Data hasil pengamatan dianalisis
mengahsilkan kacang tanah tertinggi di dengan sidik ragam = 5%, bilamana
lahan kering. perlakuan menunjukkan beda nyata
dilakukan uji lanjut dengan uji jarak
MATERI DAN METODE PENELITIAN
berganda Duncan = 5%.
Penelitian ini telah dilakukan selama 5
Luas bedengan setiap perlakuan
(lima) bulan, mulai bulan Mei September
sebesar 2 x 3 m2 dengan jarak antar
2011. Tempat penelitian di Kebun
bedengan dalam satu blok sebesar 20 cm
Percobaan Gunungbulu dan Laboratorium
dan antar blok 30 cm. Kacang tanah
Agronomi Universitas Mercu Buana
ditanam 2 biji per lubang dengan jarak
Yogyakarta.
tanam 40 cm x 10 cm. Pupuk yang
Bahan yang digunakan adalah benih
diberikan berupa pupuk Urea 50 kg/ha, SP-
kacang tanah varietas Kancil, pupuk Urea,
36 100 kg/ha, dan KCl 50 kg/ha, semuanya
SP-36, KCl, kantung plastik, herbisida
diberikan pada saat tanam.
Roundup, dan insektisida Furadan 3G. Alat
Variabel yang diamati dalam
yang digunakan meliputi knapsack spayer,
penelitian meliputi : jumlah polong total per
bak plastik, timbangan Ohaus, cangkul, dan
tanaman, junlah polong isi per tanaman,
tugal.
bobot polong isi per tanaman, bobot biji per
Penelitian ini merupakan percobaan
tanaman, bobot 100 biji, dan bobot biji per
faktor tunggal yang disusun dalam
hektar.
Rancangan Acak Kelompok Lengkap

36
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

HASIL DAN PEMBAHASAN tanaman kacang tanah varietas Kancil yang


ditanam pada lahan kering. Gambar 1
Hasil analisis menunjukkan perlakuan
menunjukkan jumlah polong total per
intensitas penyiangan tidak berpengaruh
tanaman pada masing-masing perlakuan
nyata terhadap jumlah polong total per
intensitas penyiangan.

Gambar 1. Jumlah polong total per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan

Pengaruh intensitas penyiangan Hasil analisis dengan sidik ragam taraf


terhadap jumlah polong isi per tanaman 5% menunjukkan perlakuan intensitas
menunjukkan tidak berbeda nyata. Jumlah penyiangan tidak berpengaruh nyata
polong isi per tanaman pada masing- terhadap bobot polong isi kering per
masing perlakuan intensitas penyiangan tanaman kacang tanah varietas Kancil yang
ditunjukkan pada Gambar 2. ditanam pada lahan kering. Bobot polong isi
kering per tanaman pada masing-masing
perlakuan intensitas penyiangan
ditujunjukkan Gambar 3.

37
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

Gambar 2. Jumlah polong isi per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan

Gambar 3. Bobot polong isi kering per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan

38
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

Gambar 4. Bobot biji kering per tanaman kacang tanah varietas Kancil pada berbagai
intensitas penyiangan

Perlakuan intensitas penyiangan Hasil analisis dengan sidik ragam


menunjukkan tidak berpengaruh nyata taraf 5% menunjukkan perlakuan
terhadap bobot biji kering per tanaman intensitas penyiangan berpengaruh nyata
kacang tanah varietas Kancil yang ditanam terhadap bobot 100 biji kacang tanah
pada lahan kering. Gambar 4 menunjukkan varietas Kancil yang ditanam pada lahan
bobot biji kering per tanaman pada masing- kering.
masing perlakuan intensitas penyiangan.
Tabel 1. Rata-rata bobot 100 biji kacang tanah varietas Kancil pada setiap intensitas
penyiangan

Ulangan
Perlakuan Rata-rata
I II III
Tanpa Penyiangan 24.70 27.80 14.37 22,29 c
Penyiangan 21 HST 26.70 30.47 26.83 28,00 ab
Penyiangan 14 dan 28 HST 32.73 31.07 27.33 30,38 a
Penyiangan 21 dan 42 HST 27.70 28.30 29.30 28,43 ab
Penyiangan 14,28, & 42 HST 31.43 30.97 29.87 30,76 a
Herbsida & penyiangan 42 HST 30.07 28.50 27.57 28,71 ab
Herbisida & penyiangan 21 & 42 HST 26.37 30.33 25.60 27,43 b

Keterangan : Nilai rata-rata dari perlakuan yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak
beda nyata berdasarkan uji Duncan 5%

39
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

dan bobot biji per hektar) yang ditanam di


Tabel 1 menunjukkan bobot 100 biji
lahan kering, kecuali pada komponen hasil
kacang tanah varietas Kancil dari tanaman
bobot 100 biji.
yang tidak disiangi paling rendah
Tabel 1 menunjukkan tanaman
dibandingkan perlakuan penyiangan yang
kacang tanah yang tidak disiangi sama
lain.
sekali sejak tanam sampai panen
Hasil analisis dengan sidik ragam
menghasilkan biji kacang tanah dengan
taraf 5% menunjukkan perlakuan
bobot 100 biji paling rendah (22,29 gram),
intensitas penyiangan tidak berpengaruh
sedangkan tanaman kacang tanah yang
nyata terhadap bobot biji kering per hektar
disiangi dengan intensitas dua kali (umur 14
kacang tanah varietas Kancil yang ditanam
dan 28 HST) dan tiga kali (umur 14, 28, dan
pada lahan kering. Gambar 5 menunjukkan
42 HST) mampu menghasilkan biji dengan
bobot biji kering per hektar pada masing-
bobot 100 biji di atas 30,00 gram, yaitu
masing perlakuan intensitas penyiangan.
masing-masing 30,38 g dan 30,76 g. Hal ini
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
menunjukkan penyiangan gulma pada
perlakuan intensitas penyiangan tidak
budidaya kacang tanah di lahan kering
berpengaruh nyata terhadap semua
dapat meningkatkan kualitas biji yang
komponen hasil (jumlah polong total dan
dihasilkan, dan semakin awal penyiangan
jumlah polong isi per tanaman) dan hasil
dilakukan bobot 100 biji cenderung semakin
kacang tanah varietas Kancil (bobot polong
tinggi.
kering per tanaman, bobot biji per tanaman

Gambar 5. Bobot biji kacang tanah varietas Kancil per hektar pada berbagai intensitas
penyiangan

40
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

Bobot 100 biji menggambarkan menggunakan herbisida yang diberikan


tingkat kebernasan biji tanaman dan sebelum tanam ternyata tidak cukup efektif
kebernasan biji tanaman menggambarkan mengatasi gulma sehingga bobot 100 biji
banyaknya hasil fotosintesis (fotosintat) nya tidak beda nyata dengan penyiangan
yang dapat diakumulasi oleh tanaman ke lain. Hal ini mungkin disebabkan beberapa
dalam biji. Penyiangan akan memberikan jam setelah aplikasi (penyemprotan)
lingkungan tumbuh yang baik bagi tanaman herbisida turun hujan sehingga pengaruh
karena tanaman terhindar dari kompetisi herbisida terhadap gulma tidak nyata.
dengan gulma dalam mendapatkan faktor Secara umum pengaruh penyiangan
tumbuh yang dibutuhkan oleh tanaman dan gulma satu sampai tiga kali terhadap
gulma yaitu air, unsur hara, dan sinar komponen hasil dan hasil kacang tanah
matahari sehingga biji yang dihasilkan juga tidak berbeda nyata dengan perlakuan
lebih baik. Krishnamurthy et al,, 1981 cit. tanpa penyiangan. Hal ini mungkin
Simamarta (1985) mengatakan bahwa disebabkan kerapatan gulma tidak terlalu
disamping mempengaruhi hasil, gulma juga tinggi sehingga tidak terlalu berpengaruh
mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan terhadap komponen hasil dan hasil kacang
komponen hasil tanaman. Kompetisi kacang tanah. Hubungan antara kerapatan gulma
tanah dengan gulma dapat mengakibatkan dan pertumbuhan atau hasil tanaman pokok
penurunan jumlah polong dan berat biji per merupakan suatu korelasi negatif. Semakin
tanaman serta bobot 100 biji. rapat gulmanya, persaingan yang terjadi
Pada penelitian ini, intensitas antara gulma dan tanaman pokok semakin
penyiangan sebanyak dua kali dengan hebat, pertumbuhan tanaman pokok
penyiangan pertama dilakukan lebih awal semakin terhambat, dan hasilnya semakin
(14 HST) cenderung menghasilkan biji yang menurun. Adisarwanto et al. (1993)
lebih bernas daripada penyiangan satu kali mengatakan bahwa pada budidaya kacang
atau dua kali tetapi penyiangan pertama tanah saat penyiangan gulma yang tepat
waktunya lebih akhir (21 HST). Menurut sebenarnya tergantung pada keadaan
Krishnamurthy et al,, 1981 cit. Simamarta kondisi gulma di lahan. Penyiangan
(1985) fase pertumbuhan tanaman yang seyogyanya dilaksanakan sebelum
peka terhadap gangguan gulma adalah di tanaman kacang tanah berbunga.
awal pertumbuhannya yaitu seperempat Prawiradipura (cit. Harsono, 1993)
sampai sepertiga umur tanaman. Untuk mengatakan bahwa pengendalian gulma
kacang tanah saat kritis terhadap pada awal periode tumbuh tanaman lebih
persaingan gulma adalah sejak tumbuh penting daripada pada akhir periode
sampai umur 40 HST. tumbuh kacang tanah.
Selain itu, perlakuan intensitas
Pada variabel hasil (Gambar 5)
penyiangan yang salah satunya
menunjukkan meskipun penyiangan yang
41
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

dilakukan tidak berbeda nyata dengan 2. Komponen hasil dan hasil kacang
tanpa penyiangan, namun hasil kacang tanah pada berbagai intensitas
tanah yang tidak disiangi menurun 15,90 penyiangan tidak berbeda nyata.
36,72% dibandingkan hasil tanaman yang 3. Hasil kacang tanah yang tidak disiangi
disiangi 2 3 kali. Hasil kacang tanah yang menurun 15,90 36,72% dibandingkan
disiang 2 3 kali sesuai bahkan ada yang hasil tanaman yang disiangi 2 3 kali.
di atas potensi hasil kacang tanah varietas
Kancil yaitu 1,7 ton/ha, sedangkan rataan UCAPAN TERIMA KASIH
hasil kacang tanah varietas Kancil 1,3 2,4 Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
ton/ha. Harsono (1993) mengatakan bahwa 1. Rektor Universitas Mercu Buana
kehilangan hasil kacang tanah akibat Yogyakarta yang telah mendanai
gangguan gulma tergantung pada jenis dan penelitian ini.
kerapatan gulma. Pertumbuhan vegetatif 2. Laboran Laboratorium Agronomi dan
kacang tanah pada awal pertumbuhan agak teknisi Kebun Percobaan Universitas
lambat. Biji kacang tanah memerlukan Mercu Buana Yogyakarta yang telah
waktu 5 sampai 10 hari untuk berkecambah membantu pelaksanaan penelitian ini.
dan muncul ke permukaan tanah, sehingga
tanah baru tertutup oleh kanopi setelah DAFTAR PUSTAKA
tanaman kacang tanah berumur 25 40 Adisarwanto. T., A.A. Rahmianna,
hari setelah tanam. Sementara itu biji-biji Suhartina. 1993. Budidaya Kacang
gulma berkecambah dan tumbuh lebih Tanah. Dalam Kasno, A., A. Winarto,
cepat . Akibatnya tanaman kacang tanah Sunardi. Kacang Tanah (Hal. 91-107).
mendapat saingan gulma dalam Monograf Balittan Malang No. 12.
mendapatkan air, hara, cahaya, ruang Balai Penelitian Tanaman Pangan
tumbuh, dan faktor-faktor yang lain. Kondisi Malang.
yang demikian tidak menguntungkan bagi
tanaman kacang tanah, sehingga apabila Anonim. 2008. Gulma Tanaman.
pengendalian gulma (penyiangan) terlambat eone87.wordpress.com/2008/11/13/
dilakukan akan mengakibatkan penurunan gulma-tanaman. 23 Maret 2011.
hasil yang cukup besar.
Efendi, R. Dan Suwardi. 2009.
KESIMPULAN Mempertahankan dan meningkatkan
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasl produktivitas lahan kering dan
penelitian ini adalah : produksi jagung dengan sistem
1. Bobot 100 biji dari tanaman kacang penyiapan lahan konservasi.
tanah yang tidak disiangi lebih rendah Prosiding Seminar Nasional Serealia.
daripada tanaman yang disiangi. ISBN :978-979-8940-27-9

42
Jurnal AgriSains Vol.3 No.4, Mei 2012 ISSN : 2086-7719

Harsono, A. 1993. Gulma pada Tanaman


Kacang Tanah. Dalam Kasno, A., A.
Winarto, Sunardi. Kacang Tanah (Hal.
153-170). Monograf Balittan Malang
No. 12. Balai Penelitian Tanaman
Pangan Malang.

Kementerian Pertanian RI. 2011a.


Perkembangan Volume dan Nilai
Ekspor dan Impor Komoditas
Tanaman Pangan Tahun 2004-2010.
http://tanamanpangan.
deptan.go.id/doc_upload/Volume dan
Nilai Ekspor Dan Impor Tan Pangan
2004-2010.pdf. Diunduh 30 Desember
2011.

Munandir, J. Dan E. Mardiati. 1990.


Pengaruh legin pada periode kritis
kacang tanah (Arachis hypogaea)
varietas Gajah karena persaingan
gulma. Agrivita. 13 (4) : 34-36.

Simamarta, M. 1985. Pengaruh


Pengendalian Gulma Secara Kimiawi
terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.).
Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian,
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor

43

Potrebbero piacerti anche