Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal Barekeng

Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013)

ANALISIS KORELASI SOMERSD PADA DATA TINGKAT KENYAMANAN


SISWA-SISWI SMP PLUS MELATI SAMARINDA
Somersd Correlate Analysis on The Data Comfortable Level of
Students in Plus Melati Samarinda Junior High School

PRASTIKA KRIESNIATI1, DESI YUNIARTI2, DARNAH A. NOHE3


1
Mahasiswa Program Studi Statistika Fakultas MIPA Universitas Mulawarman
2,3
Dosen Program Studi Statistika Fakultas MIPA Universitas Mulawarman
Jl. Barang Tongkok Kampus Gn. Kelua Samarinda-Kalimantan Timur
E-mail: prastikakriesniati@gmail.com1, desi_yunt@yahoo.com2, darnah.98@gmail.com3

ABSTRACT
Somers'd correlation is a analysis of correlate is used for data with ordinal scale and formed
in a contingency table. Somers'd correlation can be used for symmetric and asymmetric
relationships. In this case, will be explained about Somersd asymmetric correlation.
Somers'd dYX correlation for asymmetrical association applied to data from questionnaires
about their comfortable level of Students live in dorms of Melati formed into 2 contingency
table, the contingency table for boarding facilities with the comfortable level of students
and the quality of the food with the comfortable level of students. Based on the analysis of
correlation Somers'd dYX, it can be seen that there is relationship between boarding facility
with comfortable level of students and quality of food with comfortable level of students,
and then correlation coefficient from 2 contingency table is 0,330 and 0,345 respectively.

Keywords: Asymmetrical, correlation coefficient, ordinal, Somers'd d YX.

PENDAHULUAN ditampilkan dalam bentuk tabel kontingensi, korelasi


yang tepat digunakan korelasi Somersd (Yamin,
Teknik analisis yang termasuk dalam salah satu Rachmach, Kurniawan, 2010).
teknik pengukuran derajat keeratan hubungan sering Jika dilihat berdasarkan jenis hubungannya, korelasi
dikenal dengan analisis korelasi. Pengukuran derajat Somersd dapat digunakan pada dua variabel yang
keeratan hubungan merupakan istilah umum yang memiliki hubungan simetris dan asimetris. Hubungan
mengacu pada sekelompok teknik dalam analisis bivariate simetris merupakan bentuk hubungan dimana dalam
yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan bentuk hubungan ini tidak ditemukan adanya variabel
antar dua variabel. (Nugroho, Akbar, Vusvitasari, 2008). independen dan variabel dependen, sedangkan pada
Korelasi bermanfaat untuk mengukur kekuatan hubungan asimetris sudah ditemukan secara pasti adanya
hubungan antara dua variabel dengan skala-skala tertentu, variabel dependen dan variabel independen. Perhitungan
misalnya pada statistika parametrik terdapat korelasi pada korelasi Somersd didasarkan pada banyaknya
Pearson yang memiliki syarat bahwa data harus berskala pasangan konkordan dan diskordan. Selain itu juga,
interval atau rasio, sedangkan pada statistika non korelasi Somersd memperhatikan banyaknya ties
parametrik terdapat korelasi Cramer, Lambda, Phi, dan (banyaknya data kembar pada dua variabel, dimana selisih
Tetrachronic yang digunakan untuk skala data nominal dari kedua variabel tersebut adalah nol) pada perhitungan
dan korelasi Spearman, Kendalls Tau, Gamma, dan untuk mencari nilai koefisien korelasinya (Nugroho,
Somersd untuk skala data ordinal. Untuk skala data Akbar, Vusvitasari, 2008).
ordinal korelasi yang sering digunakan adalah korelasi Suatu permasalahan yang sering terjadi pada suatu
Kendalls Tau dan Spearman, akan tetapi apabila data sekolah berasrama (boarding school) yaitu berkaitan
ditampilkan dalam bentuk tabel kontingensi, maka dengan kenyamanan siswa-siswi untuk tinggal di asrama
penggunaan korelasi Spearman dan Kendalls Tau akan tersebut. Banyak hal yang dapat berhubungan dengan
kurang efektif. Dengan demikian untuk data pasangan tingkat kenyamanan siswa untuk tinggal di asrama,
pengamatan yang kedua variabelnya bertipe ordinal dan beberapa contohnya adalah kelengkapan fasilitas yang
Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 32

terdapat dalam asrama, keamanan asrama, kualitas Korelasi yang terjadi antara dua variabel dapat
makanan yang disediakan oleh pihak asrama dan masih berupa (Furqon, 2002):
banyak faktor lain yang dapat berhubungan dengan
tingkat kenyamanan siswa-siswi berada di asrama 1. Korelasi Positif
tersebut. Korelasi positif adalah korelasi dari dua variabel,
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka
untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis variabel lainnya (Y) cenderung untuk meningkat juga
Korelasi Somersd pada Data Tingkat Kenyamanan dan begitupun sebaliknya. Hubungan ini dapat
Siswa-siswi SMP Plus Melati Samarinda . Adapun dikatakan sebagai hubungan searah.
korelasi Somersd yang digunakan pada penelitian ini
adalah korelasi Somers dYX. 2. Korelasi Negatif
Korelasi negatif adalah korelasi dari dua variabel,
yaitu apabila variabel yang satu (X) meningkat maka
TINJAUAN PUSTAKA variabel lainnya (Y) menurun dan begitupun
sebaliknya. Hubungan ini dapat dikatakan sebagai
1. Statistika Non Parametrik hubungan tidak searah atau berlawanan.
Metode statistika nonparametrik merupakan suatu
metode analisis data tanpa memperhatikan bentuk 3. Tidak ada korelasi
distribusinya sehingga statistika ini sering juga disebut Tidak ada korelasi terjadi apabila kedua variabel (X
metode bebas sebaran (distribution free methods), karena dan Y) tidak menunjukkan adanya hubungan.
model uji statistikanya tidak menetapkan syarat-syarat
tertentu tentang bentuk distribusi parameter populasinya. 4. Korelasi Sempurna
Artinya bahwa metode statistika nonparametrik ini tidak Korelasi sempurna adalah korelasi dari dua variabel,
menetapkan syarat bahwa observasi-observasinya harus yaitu apabila kenaikan atau penurunan variabel yang
ditarik dari populasi yang berdistribusi normal dan tidak satu (variabel X) berbanding dengan kenaikan atau
menetapkan syarat homoskedastisitas (homoscedasticity) penurunan variabel lainnya (variabel Y). Untuk
(Nugroho, Akbar, Vusvitasari, 2008). korelasi sempurna ini nilai koefisien korelasinya
adalah 1.
2. Analisis Korelasi
Analisis Korelasi adalah bentuk analisis variabel a) Koefisien Korelasi
(data) penelitian untuk mengetahui derajat atau kekuatan Koefisien korelasi ialah pengukuran statistik
hubungan, bentuk atau arah hubungan di antara variabel- kovarian atau asosiasi antara dua variabel. Koefisien
variabel dan besarnya hubungan antara variabel yang satu korelasi menunjukkan kekuatan (strength) hubungan
(variabel bebas/independen) terhadap variabel lainnya linear dan arah hubungan dua variabel acak. Secara umum
(variabel terikat/dependen). Dalam analisis korelasi ini, koefisien korelasi dilambangkan dengan r. Untuk
hubungan antar variabel dapat berbentuk sebagai berikut menentukan keeratan hubungan atau korelasi antar
(Hasan, 2006): variabel, maka diberikan nilai-nilai dari koefisien korelasi
(r) pada Tabel 1 (Hasan, 2006):
1. Hubungan Simetris
Hubungan simetris merupakan bentuk hubungan di Tabel 1. Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan
mana dua variabel atau lebih muncul secara Hubungan
bersamaan. Dalam bentuk hubungan ini tidak No Interval Nilai Kekuatan Hubungan
ditemukan secara pasti adanya variabel bebas dan 1 || =0 Tidak terdapat korelasi
variabel terikat. Sangat rendah atau
2 0,00 < || 0,20
lemah sekali
2. Hubungan Kausal Rendah atau lemah
Hubungan kausal merupakan bentuk hubungan yang 3 0,20 < || 0,40
tapi pasti
sifatnya sebab-akibat, artinya keadaan satu variabel Cukup berarti atau
disebabkan atau ditentukan oleh keadaan satu atau 4 0,40 < || 0,70
sedang
lebih variabel lain.
5 0,70 < || 0,90 Tinggi atau Kuat
Sangat tinggi atau kuat
3. Hubungan Timbal Balik (Asimetris) 6 0,90 < || 1,00
sekali
Hubungan timbal balik atau hubungan interaktif atau
hubungan resiprokal merupakan bentuk hubungan di 7 || = 1,00 Sempurna
mana dua variabel atau lebih saling mempengaruhi.
Dalam bentuk hubungan ini, sudah ditemukan secara b) Analisis Korelasi Bivariate
pasti adanya variabel terikat dan variabel bebas, Analisis korelasi bivariate adalah analisis hubungan
namun kedua variabel ini dapat bergantian antara dua variabel yaitu erat atau tidaknya suatu
kedudukannya, artinya variabel terikat dapat hubungan, arah hubungan, dan berarti atau tidaknya
bertindak sebagai variabel bebas. Demikian pula hubungan. Beberapa macam korelasi bivariate yaitu,
sebaliknya, variabel bebas dapat bertindak sebagai korelasi Product Moment (Pearson), korelasi Kendalls
variabel terikat (Hasan, 2006). Tau, Korelasi Spearman, Korelasi Gamma, Korelasi
Somers, Korelasi Eta dan sebagainya (Priyatno, 2009).

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 33

3. Korelasi Somersd Sedangkan, untuk menghitung banyaknya nilai


Korelasi Somersd merupakan korelasi non diskordan, maka dapat menggunakan persamaan (3).
parametrik yang tepat digunakan untuk menganalisis r 1 k r j 1
suatu hubungan di antara dua variabel yang memiliki D n nij pq (3)
skala data ordinal. Korelasi Somersd terdiri dari dua i 1 j 2 p i 1 q 1
variabel yang dimisalkan dengan variabel X dan variabel r j 1
Y. Korelasi Somersd dapat digunakan untuk hubungan
simetris dan asimetris. Jika dimisalkan suatu variabel X
Jika dimisalkan Nij n
p i 1 q 1
pq , sehingga dapat

memiliki kategori X1, X2, , Xk dengan skala data ordinal diketahui bahwa banyaknya nilai diskordan adalah
dan diasumsikan bahwa variabel tersebut memiliki besar sebagai berikut:
kategori 1 < 2 < < serta dapat dikatakan sebagai r 1 k
variabel independen (bebas). Selanjutnya, untuk variabel
Y memiliki kategori Y1, Y2, , Yr dengan skala data
D n N
i 1 j 2
ij ij
(4)

ordinal dan diasumsikan bahwa besar kategori dengan i = 1,2,.., r 1 dan j = 2,.., k.
Y1 Y2 .... Yr , serta dapat dikatakan bahwa variabel Y Pada korelasi Somersd dYX, banyaknya ties pada
tersebut merupakan variabel dependen (terikat). Jika variabel X harus dihilangkan sehingga untuk menghitung
variabel X dapat dikatakan sebagai variabel independen koefisien korelasi Somersd dYX, dapat menggunakan
dan variabel Y dikatakan sebagai variabel dependen, maka persamaan (5).
YX merupakan suatu parameter populasi diantara kedua 2K D
d YX k
(5)
variabel tersebut. Jika peranan antara kedua variabel
tersebut dibalik atau jika dimisalkan bahwa variabel X
n2 C
j 1
j
2

termasuk ke dalam variabel dependen dan variabel Y


termasuk ke dalam variabel independen, maka parameter dimana:
K : Banyaknya pasangan konkordan
populasinya dinotasikan dengan XY . Pada suatu D : Banyaknya pasangan diskordan
sampel, lambang untuk koefisien korelasinya dinotasikan n : Banyaknya data pengamatan
dengan dYX dan dXY secara berturut-turut (Siegel dan Cj : Frekuensi marginal ke-j dari variabel X.
Castellan, 1988). Jika variabel X berperan sebagai variabel dependen
Untuk menghitung koefisien korelasi Somersd dari (terikat) dan variabel Y berperan sebagai variabel
dua variabel berskala ordinal, yaitu variabel X yang independen (bebas), maka rumus perhitungan untuk
memiliki kategori X1, X2, , Xk dan variabel Y yang mencari koefisien korelasi Somersd dXY dapat
memiliki kategori Y1, Y2, , Yr maka data pengamatan menggunakan persamaan (6).
disusun menjadi sebuah tabel kontingensi seperti pada 2[ K D]
Tabel 2. d XY r
(6)

Tabel 2. Tabel Kontingensi


n2 R
i 1
i
2

X1 X2 Xk Jumlah dimana:
Y1 n11 n12 n1k R1 K : Banyaknya pasangan konkordan
Y2 n21 n22 n2k R2 D : Banyaknya pasangan diskordan
n : Banyaknya data pengamatan
Yr nr1 nr2 nrk Rr Ri : Frekuensi marginal ke-i dari variabel Y.
Jumlah C1 C2 Ck N Jika variabel X dan variabel Y tidak dapat dikatakan
sebagai variabel independen dan variabel dependen, maka
Langkah awal yang harus dilakukan untuk dapat menggunakan korelasi Somersd simetris untuk
menghitung koefisien korelasi Somersd adalah menghitung besar koefisien korelasi dari kedua variabel
menghitung banyaknya nilai konkordan (pasangan yang tersebut. Secara sederhana, koefisien korelasi Somersd
searah/agreements) dan nilai diskordan (pasangan yang dapat dihitung dengan merata-ratakan koefisien korelasi
tidak searah/disagreements) diantara sepasang variabel Somersd dYX dan dXY. Jika dimisalkan:
tersebut. Untuk menghitung banyaknya nilai konkordan k
maka dapat menggunakan persamaan (1) (Siegel dan Dc n 2 C
j 1
j
2
(7)
Castellan, 1988).
r 1 k 1 r k r
K
i 1 j 1
nij n pq
p i 1 q j 1
(1) Dr n 2 R
i 1
i
2
(8)

r k maka persamaan (5) dan (6) dapat dituliskan sebagai


Jika dimisalkan Nij
p i 1 q j 1
n pq , maka dapat diketahui berikut (Goktas dan Isci, 2011):
2[ K D]
d YX (9)
bahwa banyaknya nilai konkordan adalah sebagai berikut: Dc
r 1 k 1
2[ K D]
K n
i 1 j 1
ij N ij
(2) d XY
Dr
(10)

dengan i = 1,2,.., r 1 dan j = 1,2,.., k 1.

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 34

Sehingga, rumus perhitungan untuk koefisien korelasi Jika peneliti ingin melakukan pengujian hipotesis
Somersd simetris dapat dituliskan pada persamaan (11). untuk parameter XY , maka perlu dihitung terlebih
d d XY dahulu nilai var(dXY) dengan menggunakan persamaan
d sym YX
2 (16).
2( K D) 2( K D) r k

Dc

Dr


4 n ( N ij ij

M ij Nij M ij ) 2
Var (d XY )
i 1 j 1
(16)
2 2 r
2

1 2( K D) 2( K D)



n

i 1
Ri 2

2 Dc Dr
(11)
1 2 Dr ( K D) 2 Dc ( K D) Untuk melakukan pengujian hipotesis dimana

2 diketahui bahwa H0 : XY 0 , baik untuk pengujian satu
Dc Dr
1 2( K D) Dr Dc
sisi ataupun dua sisi, maka dapat menggunakan statistik
uji pada persamaan (17).
2 Dc Dr d XY
z
( K D) Dr Dc
(17)
var( d XY )

Dc Dr
Untuk melakukan pengujian signifikansi pada
4. Pengujian Signifikansi dari Statistik dYX, dXY dan korelasi Somersd simetris, maka perlu dilakukan
dsym perhitungan untuk mencari nilai standar error terlebih
Sebelum melakukan pengujian signifikansi dari dahulu. Untuk mencari nilai standar error dapat
analisis korelasi Somersd maka perlu dicari terlebih menggunakan persamaan (18) (Goktas dan Isci, 2011).
dahulu nilai variansinya. Untuk menghitung variansi dari r k
korelasi Somersd, maka diperlukan frekuensi diatas sel ij SE
4
Dc Dr nij ( N ij M ij N ij M ij ) 2
1
n
K D2 (18)
sampai ke kiri sel ij yang dilambangkan dengan M ij dan i 1 j 1

frekuensi yang diatas sel ij sampai kekanan sel ij yang


dilambangkan dengan M ij . Kedua variabel tersebut Untuk melakukan pengujian hipotesis dimana
diketahui bahwa H0 : sym 0 , baik untuk pengujian satu
dapat didefinisikan dengan menggunakan persamaan (12)
dan (13): sisi ataupun dua sisi, maka dapat menggunakan statistik
i 1 j 1 uji pada persamaan (19).
M ij n
p 1 q 1
pq (12)
z
d sym
(19)
SE

Dimana p = 1,2,., i 1 dan q = 1,2,., j 1


i 1 k METODOLOGI PENELITIAN
M ij n
p 1 q j 1
pq (13)
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai
Dimana p = 1,2,., i 1 dan q = j+1,., k Mei 2013. Adapun pengambilan data dilakukan di SMP
Dengan menggunakan persamaan (12) dan (13), bersama Plus Melati Samarinda yang berlokasi di Jl. H. A. M. M
dengan nilai Nij dan Nij serta melakukan pembobotan Rifaddin RT. 25 Harapan Baru Samarinda Seberang dan
dengan frekuensi pada sel ij, maka nilai variansi untuk dYX pengolahan data dilaksanakan di Laboratorium Statistika
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan (14) Komputasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
(Siegel dan Castellan, 1988). Alam Universitas Mulawarman, Samarinda Provinsi
r k Kalimantan Timur. Penelitian ini dilakukan dengan
n
4
i 1 j 1
ij ( N ij

M ij N ij M ij ) 2 mengambil jawaban responden (siswa/siswi SMP Plus
Melati Samarinda). Rancangan penelitian ini merupakan
Var (d YX ) 2
(14) penelitian observasional analitik.
k Variabel yang digunakan pada penelitian ini terbagi
n 2

j 1
C j2

menjadi 2 variabel, yaitu variabel dependen dan
independen. Untuk variabel dependen (Y) pada penelitian
ini adalah tingkat kenyamanan siswa-siswi SMP Plus
Untuk melakukan pengujian hipotesis dimana Melati Samarinda yang dibagi menjadi 4 kategori, yaitu
diketahui bahwa H0 : YX 0 , baik untuk pengujian satu tidak nyaman (Y(1)), kurang nyaman (Y(2)), nyaman (Y(3))
sisi ataupun dua sisi, maka dapat menggunakan statistik dan sangat nyaman (Y(4)). Sedangkan untuk variabel
uji pada persamaan (15). independen (X), yaitu fasilitas asrama(X1) yang terbagi
d YX menjadi 4 kategori yaitu tidak memadai (X1(1)), kurang
z (15) memadai (X1(2)), memadai (X1(3)) dan sangat memadai
var( d YX ) (X1(4)) serta kualitas makanan (X2) yang terbagi menjadi 4

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 35

kategori, yaitu tidak baik (X2(1)), kurang baik (X2(2)), baik Dimana:
(X2(3)) dan sangat baik (X2(4)). z tabel z z 0,05 1,96
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini
2 2
adalah proportionate stratified random sampling atau Keputusan:
sampling acak berstrata secara proporsional. Sedangkan Berdasarkan hasil output pengujian validitas dengan
untuk teknik analisis data pada penelitian ini adalah menggunakan software SPSS 20, maka diperoleh
sebagai berikut: keputusan pada Tabel 3, Tabel 4 dan Tabel 5.
1. Uji Validitas menggunakan analisis korelasi
Spearman Tabel 4. Pengujian Validitas Untuk Variabel Fasilitas
2. Uji Reliabilitas menggunakan formula Spearman- Asrama
Brown
3. Analisis statistika deskriptif menggunakan diagram Butir-butir s zhitung ztabel
Keputusan
batang dan tabel kontingensi Pertanyaan
4. Analisis korelasi Somersd dYX. Fasilitas kamar
0,765 7,764 1,96 H0 ditolak
mandi
Kondisi sarana
HASIL DAN PEMBAHASAN 0,655 6,648 1,96 H0 ditolak
olahraga
Kondisi kamar
a) Uji Validitas 0,594 6,028 1,96 H0 ditolak
asrama
Berikut adalah pengujian validitas untuk butir-butir Kondisi gedung
pertanyaan dari variabel tingkat kenyamanan, fasilitas 0,587 5,957 1,96 H0 ditolak
asrama
asrama dan kualitas makanan. Kebersihan
Hipotesis: fasilitas Ruang 0,771 7,825 1,96 H0 ditolak
Pada penelitian ini hipotesis yang digunakan untuk Makan
pengujian validitas adalah sebagai berikut:
H0 : Pertanyaan tidak mengukur aspek yang
diinginkan (tidak valid) Tabel 5. Pengujian Validitas untuk Variabel Kualitas
H1 : Pertanyaan mengukur aspek yang diinginkan Makanan
(valid) Butir-butir s zhitung ztabel Keputusan
Pertanyaan
Tabel 3. Pengujian Validitas Untuk Variabel Tingkat
Kenyamanan Siswa-siswi Penyajian
0,833 8,454 1,96 H0 ditolak
Butir-butir s zhitung ztabel makanan
Keputusan Menu makanan
Pertanyaan 0,551 5,592 1,96 H0 ditolak
yang disajikan
Kebersihan Frekuensi
0,713 7,236 1,96 H0 ditolak
lingkungan asrama membeli makanan 0,727 7,378 1,96 H0 ditolak
Hubungan di luar asrama
siswa/siswi dengan 0,426 4,323 1,96 H0 ditolak Gizi yang
pengasuh asrama terkandung dalam 0,764 7,754 1,96 H0 ditolak
Letak lokasi makanan
0,774 7,855 1,96 H0 ditolak
asrama Kebersihan alat-
Tingkat 0,848 8,606 1,96 H0 ditolak
0,673 6,830 1,96 H0 ditolak alat makan
pengawasan asrama
Kedisiplinan yang Kesimpulan:
diterapkan oleh 0,718 7,287 1,96 H0 ditolak Setelah pengambilan keputusan, maka dapat ditarik
asrama kesimpulan bahwa butir-butir pertanyaan untuk variabel
tingkat kenyamanan siswa-siswi, fasilitas asrama dan
Taraf Signifikansi: kualitas makanan yang diberikan oleh pihak asrama dapat
Taraf signifikansi () yang digunakan pada mengukur aspek yang diinginkan (valid).
pengujian ini adalah sebesar 5% atau sama dengan 0,05.
Statistik Uji: b) Uji Reliabilitas
Statistik uji yang digunakan pada penelitian ini Adapun hasil pengujian reliabilitas dari seluruh
adalah sebagai berikut (Sugiyono, 2010): variabel adalah sebagai berikut:
s Hipotesis:
z hitung
1 Hipotesis yang digunakan untuk pengujian
n 1 reliabilitas pada penelitian ini, yaitu:
H0 : Pertanyaan tidak menghasilkan pengukuran yang
Daerah Kritis:
konsisten (tidak reliabel)
Daerah kritis pada pengujian ini adalah menolak H0
H1 : Pertanyaan menghasilkan pengukuran yang
apabila z hitung z tabel . konsisten (reliabel)
Taraf Signifikansi:

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 36

Taraf signifikansi () yang digunakan pada Gambar 1. Diagram Batang untuk Variabel Tingkat
pengujian reliabilitas ini adalah sebesar 5% atau sama Kenyamanan Siswa
dengan 0,05.
Analisis statistika deskriptif yang digunakan pada
Statistik Uji: penelitian ini, dilakukan dengan membuat diagram batang
Pada penelitian ini, untuk pengujian reliabilitas dan tabel kontingensi untuk setiap variabel. Diagram
digunakan teknik formula Spearman-Brown sebagai batang untuk variabel tingkat kenyamanan, fasilitas
berikut (Azwar, 2012): asrama dan kualitas makanan berturut-turut ditunjukkan
2( R y1 y2 ) oleh Gambar 1, Gambar 2 dan Gambar 3.
R xx ' Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa
1 R y1 y2 mayoritas siswa-siswi SMP Plus Melati Samarinda
dimana: merasa nyaman tinggal di asrama. Hal itu dapat diketahui
R xx ' : Koefisien reliabilitas Spearman-Brown berdasarkan tingginya frekuensi siswa-siswi SMP plus
Melati Samarinda yang memilih kategori nyaman, yaitu
R y1 y2 : Koefisien korelasi antara skor kedua belahan
sebesar 61,4% atau sebanyak 86 orang.
Daerah Kritis:
Daerah kritis untuk pengujian ini adalah menolak H0
apabila R xx ' Rtabel
46,4%
41,4% (65 Orang)
dimana: (58 Orang)

Rtabel R ;n2
R0,05;138
0,167
Keputusan:
Berdasarkan hasil output pengujian reliabilitas 6,4% 5,7%
dengan menggunakan software SPSS 20, maka dapat (9 Orang) (8 Orang)
diperoleh hasil keputusan yang disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Hasil Pengujian Reliabilitas Beserta Keputusan


Gambar 2. Diagram Batang untuk Variabel Fasilitas
Variabel R xx ' Rtabel Keputusan Asrama
Tingkat
Kenyamanan 0,720 0,167 H0 ditolak Gambar 2 menunjukkan diagram batang untuk
Siswa-siswi variabel fasilitas asrama. Dari diagram batang tersebut
Fasilitas dapat diketahui bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Plus
0,699 0,167 H0 ditolak
Asrama Melati Samarinda beranggapan bahwa fasilitas asrama
Kualitas sudah memadai, yaitu sebanyak 46,4% atau sebanyak 65
0,818 0,167 H0 ditolak
Makanan orang.

Kesimpulan:
44,3%
Berdasarkan hasil keputusan, maka dapat (62 Orang)
39,3%
disimpulkan bahwa butir-butir pertanyaan pada variabel (55 Orang)
tingkat kenyamanan siswa-siswi, fasilitas asrama dan
kualitas makanan yang diberikan oleh pihak asrama
menghasilkan pengukuran yang konsisten (reliabel).

c) Analisis Statistika Deskriptif


7,9% 8,6%
(11 Orang) (12 Orang)

61,4%
(86 Orang)

Gambar 3. Diagram Batang untuk Variabel Kualitas


Makanan

Berdasarkan diagram batang untuk variabel kualitas


makanan yang ditunjukkan pada Gambar 3 dapat
17,1%
(24 Orang) diketahui bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Plus Melati
10,7% 10,7%
(15 Orang) (15 Orang)
Samarinda beranggapan bahwa kualitas makanan yang
diberikan oleh asrama sudah baik. Hal itu dapat dilihat
berdasarkan persentase siswa-siswi yang memilih
kategori baik adalah sebesar 44,3% atau sebanyak 62
orang.

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 37

Setelah membuat diagram batang, maka langkah 480



selanjutnya adalah membuat tabel kontingensi. Berikut n12 N ij 483 n22 N ij 840 n32 N ij 468
adalah tabel kontingensi untuk variabel fasilitas asrama
dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi dan variabel n13 N ij 32 n23 N ij 72 n33 N ij 270
kualitas makana dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi.
n21N ij 97 n31N ij 42
Tabel 7. Tabel Kontingensi untuk Variabel Fasilitas
Asrama dengan Tingkat Kenyamanan Siswa- Sehingga,
siswi.
Y X1 Total K 480 483 32 97 840 72 42 468 270
(1) (2) (3) (4) 2784
(1) 4 7 4 0 15
(2) 1 14 9 0 24 Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai diskordan.
(3) 3 36 45 2 86 Untuk menghitung nilai diskordan dapat menggunakan
(4) 1 1 7 6 15 persamaan (3) sebagai berikut:
Total 9 58 65 8 140 r 1 k r j 1
D n
i 1 j 2
nij
p i 1 q 1
pq

Tabel 8. Tabel Kontingensi untuk Variabel Kualitas 3 4


Makanan dengan Tingkat Kenyamanan Siswa-
siswi
n
i 1 j 2
ij N ij

Y X2 Total
n12 N ij n13N ij n14 N ij n22 N ij n23N ij
(1) (2) (3) (4)
(1) 5 7 2 1 15 n 24 N ij n32 N ij n33 N ij n34 N ij
(2) 2 13 9 0 24
(3) 3 35 42 6 86
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat diketahui:
(4) 1 0 9 5 15 j 1
r
Total 11 55 62 12 140 n12 N ij n12 n
p i 1 q 1
pq

d) Analisis Korelasi Somersd dYX untuk Variabel


4 1

n
Fasilitas Asrama dengan Tingkat Kenyamanan
n12 pq
Siswa-siswi
p 2 q 1
Untuk melakukan analisis korelasi Somersd dYX,
maka data yang telah diperoleh dibentuk menjadi suatu n12 n21 n31 n41
tabel kontingensi yang terdapat pada Tabel 7. Sebelum
n12 N ij
dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien korelasi
71 3 1
Somersd dYX maka perlu dicari nilai konkordan dan
diskordan terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan 35

untuk mencari nilai konkordan. n13 N ij 224 n23 N ij 369 n33 N ij 90
r 1 k 1 r k
K n n
i 1 j 1
ij
p i 1 q j 1
pq n14 N ij 0 n24 N ij 0 n34 N ij 18
3 3 n22 N ij 56 n32 N ij 36
n
i 1 j 1
ij N ij

Sehingga,

n11N ij n12 N ij n13N ij n21N ij n22 N ij
D 35 224 0 56 369 0 36 90 18
n 23 N ij n31 N ij n32 N ij n33 N ij 828

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan maka langkah selanjutnya adalah menghitung nilai koefisien
dapat diketahui: korelasi Somersd dYX dengan menggunakan persamaan
4 4 (5).
n11N ij n11 n
p i 1 q j 1
pq
2[ K D]
d YX k

C
4 4

n n2 2
n11 pq
j
j 1
p 2 q 2

n11n22 n23 n24 n32 n33 n34 n42 2[2784 828]



n 43 n 44
140 9 2 58 2 65 2 8 2
2

0,330
4(14 9 0 36 45 2 1 7 6)

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 38

0,330
Interpretasi Koefisien Korelasi
0,0095
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi yang telah
dilakukan, dapat diketahui bahwa besar korelasi yang 3,386
terjadi pada variabel fasilitas asrama dengan variabel Daerah Kritis:
tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal diasrama adalah Daerah kritis pada pengujian ini adalah menolak H0
sebesar 0,330. Berdasarkan nilai koefisien korelasi apabila zhitung > ztabel.
tersebut dapat disimpulkan bahwa hubungan antara
variabel fasilitas asrama dengan variabel tingkat Dimana:
kenyamanan siswa-siswi tinggal di asrama rendah atau z tabel z
lemah tapi pasti. Jenis korelasinya adalah korelasi positif
2
dan memiliki hubungan yang searah atau berbanding z 0,05 1,96
lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin
2
memadai fasilitas yang terdapat dalam asrama, maka
siswa-siswi akan merasa semakin nyaman untuk tinggal Keputusan:
di asrama. Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
Setelah melakukan perhitungan untuk mencari nilai dapat diketahui bahwa nilai zhitung yang diperoleh sebesar
koefisien korelasi Somersd dYX, maka perlu dilakukan 3,386 dan lebih besar dari ztabel yaitu 1,96. Sehingga
pengujian korelasi Somersd. Akan tetapi, sebelum dapat diputuskan untuk menolak H0.
dilakukan pengujian maka perlu mencari nilai variansi Kesimpulan:
dari dYX dengan menggunakan persamaan (14) sebagai Setelah pengambilan keputusan, maka dapat ditarik
berikut: kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara fasilitas
r k asrama dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal di
4 n
i 1 j 1
ij ( N ij

M ij N ij M ij ) 2 asrama.

Var (d YX ) 2 e) Analisis Korelasi Somersd dYX untuk Variabel


k Kualitas Makanan dengan Tingkat Kenyamanan
n 2
j 1

C j2

Siswa-siswi
Dalam melakukan analisis korelasi Somersd, maka
4333362 data yang telah diperoleh dibentuk menjadi suatu tabel

140 92 2
58 2 65 2 8 2 2 kontingensi yang terdapat pada Tabel 8. Sebelum
dilakukan perhitungan untuk mencari koefisien korelasi
0,0095 Somersd dYX, maka perlu melakukan perhitungan untuk
mencari nilai konkordan dan diskordan. Untuk mencari
Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari nilai nilai konkordan dapat menggunakan persamaan (1)
variansi dari dYX, maka dapat dilanjutkan dengan sebagai berikut:
melakukan pengujian korelasi Somersd dYX untuk r 1 k 1 r k
mengetahui apakah secara statistik hubungan yang terjadi
antara kedua variabel bermakna atau tidak. Berikut adalah
K n
i 1 j 1
nij
p i 1 q j 1
pq

pengujian signifikansi dari korelasi Somersd. 3 3


Hipotesis:
Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan untuk
n
i 1 j 1
ij N ij

pengujian korelasi Somersd adalah:


n11N ij n12 N ij n13N ij n21N ij n22 N ij
H0 : YX 0
(Tidak terdapat hubungan antara fasilitas asrama n 23 N ij n31 N ij n32 N ij n33 N ij
dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal di
asrama) 595 497 22 194 806 99 42 490 210
2955
H1 : YX 0
(Terdapat hubungan antara fasilitas asrama Setelah dilakukan perhitungan untuk mencari nilai
dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal di konkordan, maka langkah selanjutnya mencari nilai
asrama) diskordan. Untuk mencari nilai diskordan dapat
Taraf Signifikansi: menggunakan persamaan (3) sebagai berikut:
Taraf signifikansi () yang digunakan pada r 1 k r j 1
pengujian ini adalah sebesar 5% atau sama dengan 0,05.
Statistik Uji:
D n
i 1 j 2
nij
p i 1 q 1
pq

Statistik uji pada pengujian analisis korelasi 3 4


Somersd ini menggunakan persamaan (15) sebagai
berikut:
n
i 1 j 2
ij N ij

d YX
z n12 N ij n13N ij n14 N ij n22 N ij n23N ij
var( d YX )
n 24 N ij n32 N ij n33 N ij n34 N ij

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 39

42 108 114 52 351 0 35 42 60 (Terdapat hubungan antara kualitas makanan yang


804 diberikan oleh pihak asrama dengan tingkat
kenyamanan siswa-siswi tinggal di asrama)
Langkah selanjutnya adalah menghitung nilai Taraf Signifikansi:
koefisien korelasi Somersd dYX dengan menggunakan Taraf signifikansi () yang digunakan pada
persamaan (5). pengujian ini adalah sebesar 5% atau sama dengan 0,05.
2[ K D] Statistik Uji:
d YX k Statistik uji pada pengujian korelasi Somersd ini
n2 C j 1
j
2 menggunakan persamaan (15) sebagai berikut:
d YX
z
2[2955 804] var( d YX )
2

140 112 55 2 62 2 12 2
0,345
3,699
0,345 0,0087
Daerah Kritis:
Interpretasi Koefisien Korelasi Pada pengujian korelasi Somersd ini memiliki
Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi daerah kritis yaitu menolak H0 apabila zhitung > ztabel.
yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa besar korelasi Dimana:
yang terjadi pada variabel kualitas makanan yang
diberikan oleh pihak asrama dengan variabel tingkat z tabel z
kenyamanan siswa-siswi tinggal diasrama adalah sebesar
2
0,345. Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut dapat
disimpulkan bahwa hubungan antara variabel kualitas z 0,05

makanan yang diberikan oleh pihak asrama dengan 2
variabel tingkat kenyamanan siswa-siswi tinggal di 1,96
asrama rendah tapi pasti. Jenis korelasinya adalah korelasi Keputusan:
positif dan memiliki hubungan yang searah atau Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
berbanding lurus. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dapat diketahui bahwa nilai zhitung yang diperoleh sebesar
semakin baik kualitas makanan yang diberikan oleh 3,699 dan lebih besar dari ztabel yaitu 1,96. Sehingga dapat
asrama, maka siswa-siswi akan merasa semakin nyaman diputuskan untuk menolak H0.
untuk tinggal di asrama. Kesimpulan:
Setelah melakukan perhitungan untuk mencari nilai Setelah pengambilan keputusan, maka dapat ditarik
koefisien korelasi Somersd, maka perlu dilakukan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kualitas
pengujian korelasi Somersd untuk mengetahui apakah makanan dengan tingkat kenyamanan siswa tinggal di
secara statistik hubungan antara kedua variabel tersebut asrama.
bermakna atau tidak. Akan tetapi, sebelum dilakukan
pengujian perlu dicari nilai variansi dari dYX terlebih
dahulu dengan menggunakan persamaan (14) sebagai KESIMPULAN
berikut:
r k Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
4 n ij ( N ij

M ij N ij M ij ) 2 dapat disimpulkan bahwa Dari hasil pengujian
Var (d YX )
i 1 j 1 signifikansi korelasi Somersd dYX dapat diketahui bahwa
k
2 terdapat hubungan antara fasilitas asrama dengan tingkat
n 2
j 1

C j2

kenyamanan siswa-siswi serta terdapat hubungan antara
kualitas makanan dengan tingkat kenyamanan siswa-
siswi. Untuk hubungan antara fasilitas asrama dengan
4339874
tingkat kenyamanan siswa-siswi dan kualitas makanan
140 11 2 2
55 2 62 2 12 2
2
dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi diperoleh nilai
0,0087 koefisien korelasi Somersd berturut-turut sebesar 0,330
dan 0,345. Berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut
dapat disimpulkan bahwa hubungan antara fasilitas
Langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian
asrama dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi dan
korelasi Somersd dYX sebagai berikut:
kualitas makanan dengan tingkat kenyamanan siswa-siswi
Hipotesis:
rendah tapi pasti. Jenis korelasi dari kedua analisis
Pada penelitian ini, hipotesis yang digunakan untuk
tersebut adalah korelasi positif dan memiliki hubungan
pengujian adalah sebagai berikut:
yang searah atau berbanding lurus.
H0 : YX 0
(Tidak terdapat hubungan antara kualitas makanan
yang diberikan oleh pihak asrama dengan tingkat DAFTAR PUSTAKA
kenyamanan siswa-siswi tinggal di asrama)
H1 : YX 0 Azwar, Saufuddin. 1997. Reliabilitas dan Validitas, Edisi
3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe


Barekeng Vol. 7 No. 2 Hal. 31 40 (2013) 40

Furqon. 2002. Statistika Terapan untuk Penelitian.


Bandung: Alfabeta.
Goktas, Atila dan Isci Oznur. 2011. A Comparison of the
Most Commonly Used Measures of Association for
Doubly Ordered Square Contingency Tables Via
Simulation. Metodoloski zvezki Faculty Sciences
University of Mugla, Vol. 8, No.1 17-37.
Hasan, Iqbal. 2006. Analisis Data Penelitian dengan
Statistik. Jakarta: Bumi Aksara.
Nugroho, Sigit, Akbar, Syahrul dan Vusvitasari, Resi.
2008. Kajian Hubungan Koefisien Korelasi
Pearson (r), Spearman-rho (), Kendall-Tau (),
Gamma (G) dan Somers (d YX). Jurnal Gradien Vol.
4 No. 2: 372-381.
Priyatno, Duwi. 2009. SPSS untuk Analisis Korelasi,
Regresi dan Multivariate. Yogyakarta: Gaya
Media.
Siegel,Sidney dan J, Castellan Jr. 1988. Nonparametric
Statistics for the Behavioral Sciences. Singapura:
McGraw-Hill International Edition.
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.

Kriesniawati | Yuniarti | Nohe

Potrebbero piacerti anche