Sei sulla pagina 1di 7

PENGARUH TERAPI KOMPRES JAHE TERHADAP TINGKAT NYERI

OSTEOARTRITIS PADA LANSIA DI UPT. PUSKESMAS GULUK-GULUK


Syaifurrahman Hidayat, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep,
e-mail: dayat.fik@wiraraja.ac.id
Ivan Dwi Arya Putra, Prodi Ilmu Keperawatan FIK Universitas Wiraraja Sumenep,
e-mail: ivanngalarpar93@gmail.com

ABSTRACT

Osteoarthritis is a degenerative joint disease that is caused by many factors, among others;
allergic reactions, infections, genetics, and because of the aging process of a person. The disease
that is often experienced by the elderly is a joint disease or osteoarthritis. Osteoarthritis ranks first
chronic diseases suffered by older people (44%), followed by hypertension (39%), reduced hearing
or deafness (28%) and heart disease (27%). This is common in the joints of the body weight
retention (knee and hip), the joints in the fingers and spine. This study aimed to identify the effect
of ginger compress to decrease the level of pain in osteoarthritis patients at health center UPT
Guluk-guluk.
This research is pre-experiment is one group prepost test design, with sampling purposive
technique. The population in this study were 58 people with a total sample of 41 people. Data
analysis in this study using the Wilcoxon test.
The results of this study previously conducted before the pain level in patients given ginger
compress majority of respondents experienced a level of moderate pain (73.2%) and the level of
pain in patients after given a ginger compress majority of respondents experienced a level of
moderate pain (58.5%). Analysis test the effect of ginger compress to decrease the level of pain in
osteoarthritis patients was measured using the Wilcoxon test showed p = 0.000 (<0.05).
The conclusions of this study showed that there is an effect of ginger compress on the level
of pain in osteoarthritis patients at health center UPT Guluk -guluk. It is advisable in future studies
in order to conduct research using other variables that influence the reduction of pain in
osteoarthritis patients.

Keywords: ginger compress therapeutic, pain, osteoarthritis

PENDAHULUAN rusak dan menyebabkan lansia lebih rentan


Perubahan gaya hidup dan penggunaan terhadap berbagai penyakit. Penyakit yang
system muscoloskelektal adalah penyebab sering dialami lansia adalah penyakit
utama kehilangan kekuatan otot. Kerusakan persendian atau artritis. Artritis menempati
otot terjadi karena penurunan jumlah serabut urutan pertama penyakit kronis yang dialami
otot dan atrofi secara umum pada organ dan oleh lansia (44%) selanjutnya hipertensi 39%,
jaringan tubuh. Komponen-komponen kapsul berkurangnya pendengaran atau tuli 28%, dan
sendi pecah dan kolagen yang terdapat pada penyakit jantung 27%. Sebagian besar lansia
jaringan penyambung meningkat secara mempunyai keluhan pada sendi-sendinya,
progresif yang jika tidak dipakai lagi, mungkin misalnya; nyeri, linu dan pegal. Hal ini biasa
menyebabkan inflamasi, nyeri, penurunan terjadi pada persendian penahan berat tubuh
mobilitas sendi dan deformitas (Stanley, 2006). (lutut dan panggul), persendian pada jari dan
Jumlah lanjut usia pada tahun 2000 tulang punggung (Mulyadi, 2011; Dewi dkk,
diproyeksikan sebesar 7,28% dan pada tahun 2009). Jumlah penderita osteoartritis di UPT
2020 sebesar 11,34% (BPS,1992). Dari data Puskesmas Guluk-Guluk sebanyak 58 orang (
USA-Bureau of the Census, bahkan Indonesia Puskesmas Guluk-Guluk, 2015)
diperkirakan akan mengalami pertambahan Osteoartritis merupakan penyakit
warga lansia terbesar seluruh dunia, antara degeneratif sendi yang di sebabkan oleh
tahun 1990-2025, yaitu sebesar 41,4% banyak faktor antara lain; reaksi alergi, infeksi,
(Maryam, 2008). genetik, dan karena proses penuaan
Perubahan fisik pada lansia seseorang. Osteoartritis yang disebabkan
menyebabkan kemampuan jaringan untuk karena proses penuaan seseorang dikarenakan
memperbaiki diri atau mengganti jaringan yang tulang mulai kehilangan kartilago (jaringan

53
54 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

tulang rawan) yang berfungsi sebagai bantalan kulit transkutan, teknik distraksi, teknik relaksasi
antara tulang dan sendi, yang kemudian dan istirahat. Selain itu tindakan
semakin tipis sehingga menyebabkan rasa nonfarmakologi ini dapat digunakan sebagai
nyeri pada sendi akibat adanya inflamasi ringan pertolongan pertama ketika nyeri menyerang
yang timbul karena gesekan ujung-ujung tulang (Anas, 2006).
penyusun sendi. Efektifitas terapi kompres dapat
Gejala klinis pada pasien osteoartritis menggunakan jahe dimana kompres dapat
nyeri yang disebabkan banyak bergerak serta meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan
juga dapat terjadi saat istirahat. Hal tersebut efek analgesik dan relaksasi otot sehingga
menunjukkan daerah nyeri tekan krepitus, proses inflamasi berkurang (Lemone & Burke,
berkurangnya rentang gerak, seringnya 2001). Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk
pertambahan gerak, dan tanda-tanda inflamasi dalam daftar prioritas WHO sebagai tanaman
pada saat tertentu. Peningkatan rasa nyeri obat yang paling banyak digunakan didunia.
diiringi oleh kehilangan fungsi secara progresif. Rimpangnya yang mengandung zingiberol dan
Penanganan penderita osteoartritis di fokuskan kurkuminoid terbukti berkhasiat mengurangi
pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi peradangan dan nyeri sendi melalui hambatan
kerusakan sendi, dan meningkatkan dan pada aktivitas CO-2 yang menghambat
mempertahankan fungsi dan kualitas hidup. produksi PGE-2, leukotrien dan TNF- pada
Menurut American Collage Rheumatology, sinoviosit dan sendi manusia (Haghighi A etal,
penanganan untuk osteoartritis dapat meliputi 2006 dalam Nyoman, Nasiti, Dewa 2011).
terapi farmakologi (obat-obatan), Terapi kompres tersebut dapat dilakukan
nonfarmakologi dan tindakan operasi pada stadium sub akut dan kronis pada
(Purwoastuti, 2009). osteoarthritis untuk mengurangi nyeri,
Penderita osteoartritis sangat terganggu menambah kelenturan sendi, mengurangi
oleh rasa nyeri yang terjadi akibat degradasi penekanan (kompresi) dan nyeri pada sendi,
dan inflamasi sendi yang terjadi, banyak melemaskan otot dan melenturkan jaringan ikat
diantara mereka yang datang dengan nyeri (Junaidi, 2006). Sehingga peneliti tertarik untuk
yang berkepanjangan dan banyak pula yang meneliti Pengaruh Terapi Kompres Jahe
mengkonsumsi obat anti inflamasi dalam Terhadap Tingkat Nyeri Osteoartritis pada
jangka waktu yang panjang untuk mengatasi Lansia di UPT Puskesmas Guluk-Guluk. Tujuan
nyeri tersebut (Psaty et al., 2005). penelitian ini yaitu menganalisis Pengaruh
Kolcaba (2007) menyatakan kompres jahe terhadap tingkat nyeri
kenyamanan merupakan kebutuhan bagi setiap osteoartritis pada lansia di UPT Puskesmas
orang, kenyamanan tersebut merupakan Guluk-Guluk.
nyaman secara fisik, psikospiritual, lingkungan
dan sosiokultural, sehingga terbebas dari nyeri. METODE PENELITIAN
Seseorang yang merasakan nyeri berarti dia Penelitian ini menggunakan metode Pra
tidak terpenuhi kebutuhan rasa nyamannya, Eksperimental. Desain penelitian yang
disinilah peran perawat untuk memenuhi digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan
kebutuhan rasa nyamannya. menggunakan rancanganone group pre test
Berdasarkan hasil studi pendahuluan and post test, Pada desain ini responden
dengan observasi dan wawancara bulan sebelum perlakuan dilakukan pengukuran nyeri
Februari 2015 kepada 15 lansia di wilayah kerja osteoartritis, kemudian diberikan intervensi
UPT Puskesmas Guluk-guluk, dimana kompres jahe dalam kurun waktu 15 menit yang
sebanyak 10 (60%) lansia mengatakan nyeri dilakukan selama 3 hari setiap pagi, serta
sendi pada saat aktifitas berlebihan dan dilakukan kembali pengukuran nyeri
mengatakan merasa kekakuan di daerah osteoartritis pada hari ke 3.
persendian pada pagi hari saat bangun tidur, Populasi penelitian ini adalah lansia yang
sebanyak 5 (40%) lansia mengatakan merasa mengalami nyeri osteoartritis di wilayah kerja
nyeri pada persendiaan di pagi dan malam UPT Puskesmas Guluk-Guluk pada bulan
serta merasa nyeri tekan pada tulang. Maret 2015 dengan jumlah sebanyak 58 lansia.
Teknik nonfarmakologi yang dapat Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang
digunakan untuk mengurangi nyeri pada mengalami nyeri osteoartritis di wilayah kerja
penderita osteoartritis diantaranya yaitu dengan UPT Puskesmas Guluk-Guluk melalui
stimulasi kulit atau massage kutaneus atau pendekatan kriteria inklusi dan eksklusi. Teknik
pijat, kompres panas atau dingin, akupuntur, pengambilan sampel dengan cara Purposive
stimulasi kontralateral, stimulasi elektrik saraf sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 41
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 55

responden. Teknik analisis untuk mengetahui 2. Karakteristik Nyeri Osteoartritis pada


perbedaan tingkat nyeri osteoartritis sebelum Responden
dan sesudah pemberian kompres jahe Tabel 4. Karakteristik Nyeri Osteoartritis Pada
menggunakan uji wilcoxon. Lansia di UPT Puskesmas Guluk-Guluk
(n = 41)
HASIL PENELITIAN Karakteristik Nyeri Jumlah Prosentase
1. Karakteristik Responden berdasarkan Penyebab
Usia Udara dingin (Pagi
25 61,0%
Tabel 1. Karakteristik respondenberdasarkan dan malam hari)
usia di UPT Puskesmas Guluk-Guluk. Kelelahan 9 22,0%
Bergerak 7 17,0%
NO Umur Jumlah Prosentase
41 100%
1 60 8 19,5%
Kualitas
2 61 6 14,6% Terus-menerus
3 62 8 19,5% 29 70,7%
(ditusuk-tusuk)
4 63 7 17,1% Hilang timbul
5 64 3 7,3% 12 29,3%
(dipukul-pukul)
6 65 5 12,2% Total 41 100%
7 66 1 2,4% Lokasi
8 70 3 7,3% Satu Persendian 25 61,0%
Total 41 100% Dua Persendian 15 36,6%
Sumber : Data primer > 2 Persendian 1 2.4%
Tabel 1. menunjukkan bahwa responden Total 41 100%
8 (19,5%)berusia 60 tahun dansebanyak 8 Waktu
(19,5%) berusia 62 tahun dan sebagian 1 kali/hari (10-25
17 41,5%
menit)
respondensebanyak 1 (2,4%)berusia 66 tahun.
2 kali/hari (25-40
2. Karakteristik Responden berdasarkan 24 58,5%
menit)
Jenis Kelamin Total 41 100%
Tabel 2. Karakteristik responden berdasarkan Tabel 4. menunjukkan sebagian besar
jenis kelamin di UPT Puskesmas Guluk- penyebab nyeri responden yaituudara dingin
Guluk. (pagi dan malam hari) sebanyak 25 (61,0%)
No Jenis kelamin Jumlah Prosentase dan sebagian kecil penyebab nyeri responden
1 Laki-laki 11 26,8% yaitu bergerak sebanyak 7 (17,0%) responden.
2 Perempuan 30 73,2%
Total 41 100%
Karakteristik nyeri berdasarkan kualitas
nyeri sebagian besarnyeri terjadi terus menerus
Sumber : Data primer
seperti di tusuk-tusuk sebanyak 29 (70,7%) dan
Tabel 2. menunjukkan bahwa sebagian
sebagian kecil kualitas nyeri yaitu hilang timbul
besar responden berjenis kelamin perempuan
seperti di pukul-pukul 12 (29,3%) responden.
sebanyak 30 (73,2%) dan sebagian kecil
Karakteristik nyeri berdasarkan lokasi
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak
nyeri menunjukkan sebagian besar responden
11 (26,8%) responden
mengalami nyeri pada satu persendian
1. Distribusi Karakteristik Responden
sebanyak 61,0% dan sebagian kecil responden
berdasarkan tingkat Pendidikan
mengalami nyeri pada lebih dari dua
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan
persendian sebanyak 2,4%.
pendidikan di UPT Puskesmas Guluk-
Karakteristik nyeri berdasarkan waktu
Guluk.
No Pendidikan Jumlah Prosentase
nyeri menunjukkan sebagian besar waktu
1 SD 24 58,5% terjadinya nyeri pada responden yaitu 2 kali/hari
2 SMP 14 34,1% (25-40 menit) sebanyak 58,5% dan sebagian
3 SMA 3 7,3% kecil waktu terjadinya nyeri pada responden
Total 41 100% yaitu 1 kali/hari (10-25 menit) sebanyak 41,5%.
Sumber : Data primer 5. Uji Normalitas Data
Tabel 3 Menunjukkan bahwa sebagian Tabel 5 Hasil Uji Normalitas Data dengan Uji
besar responden dengan tingkat pendidikanSD Shapiro-Wilk (n = 41)
yaitusebanyak24 (58,5%) responden dan Uji Normalitas df sig Keterangan
sebagaian kecil responden yaitu SMA
sebanyak 3 (7,3%) responden. Sebelum dan
sesudah (<0,05) : sebaran
41 0,000
dilakukan data tidak normal
kompres jahe
56 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil uji kompres jahe menjadi satu responden, dan
normalitas data menggunakan uji Shapiro-Wilk jumlah responden yang mengeluh nyeri dengan
pada sebelum dan sesudah dilakukan kompres skala 4-6 awalnya tiga puluh responden
jahe, dimana hasil uji normalitas data skala kemudian menurun menjadi dua puluh
nyeri sebelum dan sesudah dilakukan Kompres empatresponden, serta responden yang
Jaheyaitu dengan nilai sig 0,000 (< 0,05) yang mengeluh nyeri denganskala 1-3awalnya empat
menyatakan bahwa sebaran data tidak normal. responden kemudian menjadi enam belas
6. Skala Nyeri Sebelum dilakukan Kompres responden yang mengalami nyeri denganskala
Jahe 1-3.Hal tersebut menggambarkan keberhasilan
Tabel 6. Distribusi responden berdasarkan Kompres Jahe untuk menurunkan skala nyeri
skala nyeri sebelum dilakukan kompres osteoartritis pada lansia.
jahe di UPT Puskesmas Guluk-Guluk Hasil uji analisis statistik nonparametrik
No Skala Nyeri Jumlah Prosentase dengan menggunakan uji Wilcoxom
1 1-3 4 9,8% menunjukkan bahwa nilai p= 0,000 dengan
2 4-6 30 73,2% taraf signifikan 5% (0,05). Dapat ditarik
3 7-8 7 17,0% kesimpulan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Total 41 100,% P= 0,000 < 0,05 menunjukkan bahwa kompres
Tabel 6. menunjukkan sebagian besar jahe memiliki pengaruh terhadap tingkat nyeri
responden sebelum dilakukan kompres jahe pada pasien osteoartritis.
sebanyak 30 (73,2%) dengan skala 4-6 dan
sebagian kecil responden sebanyak 4 (9,8%) PEMBAHASAN
dengan skala 1-3. Hasil penelitian berdasarkan karakteristik
7. Skala Nyeri Sesudah dilakukan Kompres responden menunjukkan sebagian besar
Jahe responden berjenis kelamin perempuan
Tabel 7. Distribusi responden berdasarkan sebanyak 73,2% dan berjenis kelamin laki-laki
skala nyeri sesudah dilakukan kompres sebanyak 26,8%, menurut Tamsuri (2007)
jahe di UPT Puskesmas Guluk-Guluk mengungkapkan laki-laki dan perempuan tidak
No Skala Nyeri Jumlah Prosentase berbeda secara signifikan dalam merespon
1 1-3 16 39,0%
nyeri, karena lebih dipengaruhi faktor budaya,
2 4-6 24 58,5%
3 7-8 1 2,4%
misalnya tidak pantas kalau laki-laki mengeluh
Total 41 100% nyeri sedang perempuan boleh mengeluh nyeri.
Tabel 7. menunjukkan sebagian besar Ranitya (2005) menyebutkan prevalensi
responden sesudah dilakukan kompres jahe OA pada laki-laki sebelum usia 50 tahun
sebanyak sebanyak 24 (58,5%) dengan skala lebihtinggi dibandingkan perempuan, tetapi
4-6 dan sebagian kecil responden sebanyak 1 setelah usia lebihdari 50 tahun prevalensi
(2,4%) dengan skala 7-8. perempuan lebih tinggi menderitaOA
8. Skala Nyeri Sebelum dan Sesudah dibandingkan laki-laki. Perbedaan tersebut
dilakukan Kompres Jahe menjadi semakin berkurang setelah menginjak
Tabel 8. Distribusi responden berdasarkan usia 80 tahun. Hal tersebut diperkirakan karena
skala nyeri sebelum dan sesudah pada masa usia 50 80 tahun wanita
dilakukan kompres jahe di UPT mengalami pengurangan hormon estrogen
Puskesmas Guluk-Guluk yangsignifikan.
N Skala Sebelum Sesudah Karakteristik responden berdasarkan
o Nyeri n % n % umur menunjukkan sebagian besar responden
1 1-3 4 9,8% 16 39,0% berumur 60 dan 62 tahun sebanyak 19,5%.
2 4-6 30 73,2% 24 58,5% Pamungkas dan Sari (2010) menyebutkan
3 7-8 7 17,0% 1 2,4% bahwa toleransi terhadap nyeri meningkat
Total 41 100% 41 100% sesuai dengan pertambahan usia, semakin
Uji wilcoxon P=0,000 < 0,05 bertambah usia seseorang, maka semakin
Tabel 8. menunjukkan secara deskriptif bertambah pula pemahaman terhadap nyeri
tampak ada perbedan tingkat nyeri sebelum dan usaha untuk mengatasinya, dimana pada
dan sesudah (pre dan post), dan terlihat orang dewasa kadang melaporkan nyeri jika
tampak ada perbedaan tingkat nyeri sebelum sudah patologis dan mengalami kerusakan
dan sesudah dilakukan kompres jahe. Sebelum fungsi. Pada lansia cenderung memendam
dilakukan kompres jahe jumlah responden yang nyeri yang dialami, karena mereka
mengeluh nyeri dengan skala 7-8 awalnya menganggap nyeri adalah hal alamiah yang
berjumlah tujuh responden, setelah dilakukan harus dijalani dan mereka takut kalau
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 57

mengalami penyakit berat atau meninggal jika kemudian menurun menjadi satu responden,
nyeri diperiksakan. dan jumlah responden yang mengeluh nyeri
Nyeri merupakan kondisi berupa dengan skala 4-6 awalnya 30 responden
perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat kemudian menurun menjadi dua puluh empat
subjektif karena perasaan nyeri pada setiap responden, serta responden yang mengeluh
orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan nyeri denganskala 1-3awalnya 4 kemudian
hanyaorang tersebutlah yang dapat meningkat menjadi enam belas responden
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang mengalami nyeri denganskala 1-3. Hal
yang dialaminya (Hidayat, 2006) tersebut menggambarkan keberhasilan
Nyeri yang tidak diatasi mempunyai efek Kompres Jahe untuk menurunkan skala nyeri
yang membahayakan diluar ketidak nyamanan osteoartritis pada lansia.
yang disebabkannya. Berdasarkan hasil Hasil uji analisis statistik nonparametrik
penelitian karakteristik responden berdasarkan dengan menggunakan uji Wilcoxon
faktor paliatif meliputi faktor pencetus nyeri menunjukkan bahwa nilai p=0,00 dengan taraf
sebagian besar responden disebabkan karena signifikansi 5% (0,05). Dapat ditarik kesimpulan
udara dingin di pagi dan malam hari sebanyak bahwa Ha diterima. P=0,00 < 0,05
61,0%. Karakteristik nyeri berdasarkan kualitas menunjukkan bahwa kompres jahe memiliki
nyeri sebagian beasr nyeri terjadi seperti pengaruh dalam menurunkan tingkat nyeri pada
ditusuk tusuk atau terus menerus pasien osteoartritis. Hasil uji analisis ini
sebanyak707%.Menurut Putra (2005) Nyeri menunjukkan bahwa kompres jahe dapat
yang tidak reda dapat mempengaruhi sistem digunakan sebagai salah satu intervensi dalam
pulmonari, kardiovaskular, gastrointestinal, menangani pasien osteoartritis.
endokrin, dan immunologik. Respon Efektifitas terapi kompres dapat
membahayakan dari nyeri dapat bertambah jika menggunakan jahe dimana kompres dapat
terjadi pada pasien lanjut usia, kondisi fisik meningkatkan aliran darah untuk mendapatkan
lemah atau sakit kritis. Respon stres umumnya efek analgesik dan relaksasi otot sehingga
terdiriatas meningkatnya laju metabolisme dan proses inflamasi berkurang (Lemone & Burke,
curah jantung, kerusakan respon insulin, 2001). Jahe (Zingiber officinale Rosc) termasuk
peningkatan produksi kortisol, dan dalam daftar prioritas WHO sebagai tanaman
meningkatnya retensi cairan dimana dari hasil obat yang paling banyak digunakan didunia.
penelitian sebagian besar responden Rimpangnya yang mengandung zingiberol dan
mengalami nyeri pada satu persendian kurkuminoid terbukti berkhasiat mengurangi
sebanyak61,0%. peradangan dan nyeri sendi melalui hambatan
Skala nyerisebagian besar responden pada aktivitas CO-2 yang menghambat
mengalami skala nyeri 4-6sebanyak 73,2% produksi PGE-2, leukotrien dan TNF- pada
sebelum dilakukan kompres jahe serta sinoviosit dan sendi manusia (Haghighi A etal,
karakteristik nyeri berdasarkan waktu nyeri 2006 dalam Nyoman, Nasiti, Dewa 2011).
menunjukkan sebagian besar waktu terjadinya Menurut Wahlmuth 2005 dalam Hadi
nyeri pada responden yaitu 2 kali/hari (25-40 2013 meneliti kandungan zat aktifnya dari jahe
menit) sebanyak 58,5%. Nyeri sendi pada pagi yaitu oleoresin yang terdiri dari gingerol,
hari dapat disebabkan karena kekakuan sendi songaol dan zingeberence yang bermanfaat
karena belum beraktifitas, biasanya nyeri sendi meredakan nyeri. Komponen pada jahe mampu
akan berkurang jika siang hari setelah pasien menekan inflamasi dan mampu mengatur
beraktifitas, nyeri sendi juga dihubungkan proses biokimia yang mengaktifkan inflamasi
dengan kadar kortisol dimana kadar korisol akut dan kronis seperti osteoartritis dengan
terendah pada pagi hari. Menurut American menekan pro-inflamasi sitokinin dan cemokin
College of Reumathology (ACR) secara klinis yang diproduksi oleh sinoviosit, condrosite,
disebut positif menderita osteoatritis leukosit dan jahe ditemukan secara efektif
diantaranya, yaitu usia > 50 tahun, kekakuan menghambat ekspresi cemokin.
pada pagi hari < 30 menit, krepitasi, nyeri tekan
pada tulang, pembesaran tulang, dan palpasi SIMPULAN
sekitar sendi tidak teraba hangat (Ashari, Dari hasil penelitian tentang pengaruh
2009). kompres jahe terhadap tingkat nyeri pada
Hasil penelitian secara deskriptif sebelum pasien osteoartritis di UPT Puskesmas Guluk-
dan sesudah dilakukan kompres jahe jumlah Guluk tahun 2015. Dapat ditarik kesimpulan
responden yang mengeluh nyeri dengan skala sebagai berikut:
7-8 awalnya berjumlah tujuh responden,
58 Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika

1. Tingkat nyeri pada pasien sebelum diberikan Dwiyanto, dkk 2009, Ramuan Tradisiona, Mitra
kompres jahe sebagian besar responden Sejati, Yogyakarta.
mengalami tingkat nyeri sedang.
2. Tingkat nyeri pada pasien sesudah diberikan Judha M, Sudarti & Fauziah A 2012, Teori
kompres jahe sebagian besar responden Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan,
mengalami tingkat nyeri sedang. Muha Medika, Yogyakarta.
3. Ada pengaruh yang signifikan antara
kompres jahe dengan kejadian tingkat nyeri Kertia N, Hemas MN,Ayu GN Dewa 2011,
pada pasien osteoartritis di UPT Puskesmas Pengaruh Kombinasi ekstra temulawak,
Guluk-Guluk jahe, kedelai dan kulit udang terhadap
fungsi hati dan ginjal dibandingkan
SARAN dengan natrium diklofenak pada penderita
1. Bagi Puskesmas Guluk-Guluk osteoarthritis, Program Penyakit Dalam :
Kepada pihak Puskesmas di harapkan dapat Fakultas kedokteran UGM, Yogyakarta.
menggunakan kompres jahe sebagai obat
nonfarmakologi pada penyakit osteoartritis. Koentjoro, SL 2010, Hubungan Antara Indeks
2. Bagi Akademik Masa Tubuh (IMT) denganDerajat
Kepada pihak akademik di harapkan dapat Osteoartritis Lutut Menurut Kellgren Dan
meningkatkan keterampilan mahasiswa Lawrence, Program Pendidikan Sarjana
dalam penerapan penyuluhan kesehatan Kedokteran : Fakultas Kedokteran
terutama pada pasien osteoartritis, sehingga UNDIP, Semarang.
dalam praktik di lapangan mahasiswa dapat
memberikan penyuluhan yang baik untuk Masyhurrosyidi, Hadi 2013, Pengaruh Kompres
menambah pengetahuan tentang pentingnya Hangat Rebusan Jahe terhadap tingkat
mengontrol keadaan tingkat nyeri. nyeri subkutan dan kronis pada lanjut usia
3. Bagi peneliti selanjutnya denganosteoarthritis lutut di Puskesmas
Kepada peneliti lain di harapkan dapat Arjuna Kecamatan Klojen MalangJawa
menentukan variabel penelitian lain yang Timur. Program keperawatan : Fakultas
berhubungan dengan osteoartritis dan dapat Kedokteran Universitas Brawijaya,
menambah jumlah sampel yang lebih luas Malang.
agar dapat hasil yang lebih akurat.
Novita, Dian 2012, Pengaruh Terapi Musik
DAFTAR PUSTAKA Terhadap Nyeri Post Operasi Reduction
and Internal Fixation (ORIF) di RSUD Dr.
Anas, Tamsuri 2006, Konsep & H. Abdul Moeloek Propinsi Lampung,
Penatalaksanaan Nyeri, EGC, Jakarta. Program Pasca Sarjana Magister Ilmu
Keperawatan Kekhususan Keperawatan
Anonymous, (2007). Tanaman Obat Indonesia Medikal Bedah Universitas Indonesia :
(Jahe). www.IPTEKnet.com diakses 18 Fakultas Ilmu Keperawatan, Depok.
Desember 2007.
Nurhayati, EE., Hesniyatun., Safrudin, ANS., &
Branshers, Valentina L 2007, Aplikasi Klinis LP3M 2011, Pengaruh Teknik DiStraksi
Patofisiologi Pemeriksaan &Manajemen, Relaksasi Terhadap Penurunan Intensitas
Edisi 2, EGC, Jakarta. Nyeri pada Pasien Post Operasi
Laparotomi di PKU Muhammadiyah
Bachtiar, A 2010 , Pengaruh Ekstrak Gombong, Jurnal Ilmiah Kesehatan
Jahe(ZINGIBER OFFICINALE) Terhadap Keperawatan,Vol. 7, No. 1, 37.
Tanda Dan Gejala Osteoartritis Pada
Pasien Rawat Jalan Di Puskesmas Nugroho, W 2008, Keperawatan Gerontik &
Pandan Wangi Kota Malang, Program Geriatrik Edisi 3, EGC, Jakarta.
Magister Ilmu Keperawatan Kekhususan Pratiwi, DM 2009, Faktor Resiko
KMB : Fakultas Ilmu Keperawatan, Osteoartritis Lutut Di RSU Dr.Sutomo
Depok. Surabaya, Vol. 11, No. 2, 96.
\
Davies, Kim 2007, Nyeri Tulang dan Otot, Perry & Potter 2005, Buku Ajar Funsamental
(Editor : Theresia Vini S.,SE), Erlangga, Keperawatan, Edisi 4, EGC, Jakarta.
Jakarta.
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika 59

Ranitya, R., Isbagio, H. Epidemiologi dan


Faktor Risiko Osteoartritis dalam Stanley, M 2006, Buku Ajar Keperawatan
Pramudiyo, R., Wachjudi, R. G., Gerontik Edisi 2, EGC, Jakarta
Hamijoyo, L. (eds). Kursus Osteoartritis,
hal. 9-13. Bandung, 2005.
.

Potrebbero piacerti anche