Sei sulla pagina 1di 8

KEJADIAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DITINJAU DARI RIWAYAT

PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL SAAT PRA KONSEPSI DI BPM


KUSMAWATI SURABAYA

Yasi Anggasari
Fakultas Keperawatan dan Kebidanan
Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya
Email : yasinadya@unusa.ac.id

Abstrack: Event hyperemesis gravidarum viewed from use of history when pre
hormonal contraception BPM Kusmawati Surabaya. Nausea vomiting in pregnancy is
a physiological state occurs in pregnant women on a trimester 1. But still many pregnant
women who experienced nausea vomiting excess accompanied the decline of appetite .The
purpose of this research know the incidence of hyperemesis gravidarum seen from the
history of the use of hormonal contraception during pre conception in BPM Kusmawati
Surabaya. Analytic research design.The population of all pregnant women a trimester 1
visit in BPM Kusmawati Surabaya February 2015 of 22 people , large sample of 21 of
respondents.Simple tekhnik random sampling, the independent variable research is the use
of hormonal contraceptive and the dependent variable is hyperemesis
gravidarum.Instrument of the questionnaire, data processing by means of coding,
editing,tabulating and analyzed by test Chi square, with the level of kemaknaan = 0,05 .
The results of research most ( 72.7 %) mother who use hormonal contraception had
hyperemesis gravidarum. Fisher found the results of the value of statistical test excat
=0,008 significance.Significant value < then rejected it means there is the relationship
between the use of hormonal contraceptive with hyperemesis gravidarum incident in BPM
Kusmawati Surabaya.
.

Abstrak: Kejadian hyperemesis gravidarum ditinjau dari riwayat penggunaan


kontrasepsi hormonal saat pra konsepsi di BPM Kusmawati Surabaya. Mual muntah
pada kehamilan merupakan keadaan fisiologis terjadi pada ibu hamil pada trimester 1.
Namun masih banyak ibu hamil yang mengalami mual muntah berlebih disertai penurunan
nafsu makan.Tujuan penelitian ini mengetahui kejadian hiperemisis gravidarum ditinjau
dari riwayat penggunaan kontrasepsi hormonal saat pra konsepsi di BPM Kusmawati
Surabaya. Desain penelitian Analitik.Populasi semua ibu hamil trimester 1 yang
berkunjung di BPM Kusmawati Surabaya bulan Februari 2015 sebesar 22 orang, besar
sampel sebesar 21 responden. Tekhnik Simple Random Sampling, variabel Independen
penelitian adalah penggunaan kontrasepsi hormonal dan variabel Dependen adalah
hiperemesis gravidarum. Instrument kuesioner, pengolahan data dengan cara editing,
coding, tabulating dan dianalisis dengan Uji Chi Square, dengan tingkat kemaknaan
=0,05. Hasil penelitian sebagian besar (72,7%) ibu yang menggunakan kontrasepsi
hormonal mengalami hiperemesis gravidarum. Hasil uji statistik Excat Fisher ditemukan
nilai signifikansi yaitu 0,008.Nilai signifikan < maka H0 ditolak artinya ada pengaruh
penggunaan kontrasepsi hormonal dengan kejadian hiperemesis gravidarum di BPM
Kusmawati Surabaya.

Kata kunci : penggunaan kontrasepsi hormonal, hiperemesis gravidarum

17
Anggasari: Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal 18
Saat Pra Konsepsi

PENDAHULUAN antara lain keletihan, janinwanita, mual


Mual muntah pada kehamilan muntah pada kehamilan sebelumnya,
merupakan keadaan yang fisiologis terjadi penggunaan pil kontrasepsi saat
pada setiap ibu hamil pada trimester prakonsepsi, mual premenstruasi, stress
pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi cemas, dan takut (Tiran, 2009). Mual dan
dan malam hari (Winkjosastro,2006). muntah selama kehamilan biasanya
Keadaan seperti ini cukup diatasi dengan disebabkan oleh perubahan dalam sistem
berobat jalan dan akan hilang dengan endokrin yang terjadi selama kehamilan,
sendirinya setelah kehamilan menginjak terutama disebabkan karena tingginya
usia kurang lebih sepuluh minggu. Namun fluktuasi HCG (Human Chorionic
masih banyak ibu hamil yang mengalami Gonadotropin), khususnya periode mual
mual muntah berlebih yaitu lebih dari 10 muntah gestasional karena meningkatnya
kali dalam 24 jam disertai penurunan nafsu kadar hormon estrogen dan HCG (Human
makan yang biasa disebut dengan Chorionic Gonadotropin) dalam serum
Hiperemesis gravidarum. Keadaan seperti (Tiran,2009). Pengaruh Fisiologik
ini dapat mengganggu aktivitas ibu sehari- kenaikan hormon ini belum jelas, mungkin
hari. Menurut Philip (2003), mencatat karena sistem saraf pusat atau
terdapat sebanyak 8,6juta ibu hamil pengosongan lambung yang berkurang.
menjadi kehilangan jam kerjanya karena Pada umumnya wanita dapat
masalah ini. menyesuaikan dengan keadaan ini,
Komplikasi hiperemesis meskipun demikian gejala mual dan
gravidarum terdapat pada sekitar 60 80 muntah yang berat dapat berlangsung
% primigravida dan pada 40 60 % sampai empat bulan.
multigravida (Mansjoer, 2010). Gejala ini Penggunaan kontrasepsi hormonal
menjadi lebih berat pada 1 dari 1.000 mempengaruhi terjadinya mual
kehamilan, namun kejadian ini akan muntah.Estrogen dan progesterone telah
berakibat fatal jika tidak segera ditangani lama terlibat dalam etiologi mual muntah,
(Mansjoer, 2010). Menurut Zerich, pada karena kadarnya yang terus
tahun 2011 di Jawa Timur terdapat meningkat.Penggunaan kontrasepsi
(8,63%) kejadian hiperemesis gravidarum hormonal diduga mempengaruhi
ringan yang dirujuk, sedangkan di penyerapan vitamin B6 dari makanan
Kabupaten Sidoarjo sendiri, kejadian sehingga dapat memperparah mual
hiperemesis gravidarum mengalami muntah. Terdapat juga peningkatan
peningkatan. Menurut data dari (Dinkes insidensi mual muntah pada wanita yang
Kota Surabaya, 2013) pada tahun 2013 telah mengalami beberapa kali kehamilan
sebanyak (26,3%), pada tahun 2014 karena kedua hormone tersebut memiliki
sebanyak (24%), Berdasarkan studi kadar yang lebih besar dibanding dengan
pendahuluan yang dilakukan di BPM wanita yang pertama kali hamil.
Kusmawati pada bulan Januari 2015 pada Hiperemesis gravidarum adalah salah
ibu hamil trimester pertama yang satu penyulit kehamilan, walaupun angka
melakukan kunjungan dengan jumlah 10 kejadiannya tidak cukup banyak namun
orang, menemukan ibu yang mengalami dampak klinis dan sosial dapat menjadi
hiperemesis gravidarum sebanyak 7 orang suatu masalah besar bagi ibu dan janinnya
(70%). Dari 7 orang yang mengalami serta akan mengganggu aktivitas ibu
hiperemesis gravidarum, 5 orang (71%) sehari-hari. Ibu hamil bisa mengalami
sebelumnya merupakan akseptor dehidrasi yang dapat berakibat fatal jika
hormonal, dan 2 orang (29%) merupakan tidak ditangani dengan baik. Hiperemesis
akseptor IUD. gravidarum yang menetap akan
Faktor penyebab terjadinya mengalami dehidrasi yang berakibat pada
Hiperemesis Gravidarum pada ibu hamil, kerusakan organ hati dan ginjal. Pada
19 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Februari 2016, hal 17-24

keadaan yang parah perlu perawatan melakukan kunjungan di BPM Kusmawati


khusus karena hiperemesis gravidarum ini Surabaya pada bulan Februari 2015
menyebabkan perubahan bahkan gangguan sebesar 22 orang.Sampel dalam penelitian
keseimbangan cairan dan elektroli, ini adalah sebagian ibu hamil trimester
defisiensi nutrisi, gangguan liver. pertama yang berkunjung ke BPM
Sementara pertumbuhan janin akan Kusmawati Surabaya pada bulan Februari
terganggu akibat ibu kekurangan nutrisi 2015. Besar sampel yang digunakan pada
kemudian akan berdampak pada kematian penelitian ini ditentukan dengan
(Fika, 2007). menggunakan rumus (Nursalam, 2015) :
Pencegahan terhadap hiperemesis Cara pengambilan sampel
gravidarum perlu dilaksanakan menggunakan teknik Probability
diantaranya dengan jalan menghilangkan Sampling, dengan cara Simple Random
Sampling, yaitu dengan membuat undian
atau mengatasi kecemasan ibu hamil
menurut nomor urutan kunjungan pada
dengan memberikan penjelasan tentang seluruh ibu hamil trimester pertama pada
kehamilan dan persalinan sebagai proses bulan Februari 2015. Kemudian dilakukan
yang fisiologis, memberikan keyakinan pengocokan dan diambil sebanyak 21
bahwa mual dan muntah merupakan gejala responden untuk dijadikan sampel
yang fisiologis pada kehamilan muda dan penelitian.
akan hilang setelah kehamilan empat Instrument yang digunakan dalam
pengumpulan data berupa lembar
bulan, memberikan kenyamanan
kuesioner untuk pengumpulan data tentang
psikologis akan sangat membantu ibu hiperemesis gravidarum dan penggunaan
hamil dalam mengatasi mual muntah yang kontrasepsi hormonal. Data yang
dialami.Namun jika memperburuk gejala dikumpulkan meliputi data primer, yaitu
yang ada menyebabkan ibu mengalami penggunaan kontrasepsi hormonal dengan
dehidrasi, anjurkan ibu untuk bed rest total kejadian hiperemesis gravidarum pada ibu
dengan asupan nutrisi dan cairan tetap
HASIL DAN PEMBAHASAN
terjaga, ibu makan sedikit tapi sering,
a. Hasil
hindari makan berminyak dan berbau, akan 1. Karakteristik responden menurut usia
lebih baik jika makanan dihidangkan Karakteristik responden menurut usia
dalam keadaan panas atau sangat dingin dapat dikategorikan menjadi , terlalu muda
(Prawirohardjo, 2009). Berdasarkan latar (<20 tahun), reproduksi (20-35 tahun),
belakang diatas maka penulis tertarik terlalu tua (35 tahun).
untuk melakukan penelitian tentang
Tabel 1. Distribusi frekuensi responden
pengaruh penggunan kontrasepsi hormonal berdasarkan usia pada ibu hamil trimester
dengan kejadian hiperemesis gravidarum 1 yang berkunjung di BPM Kusmawati
pada bulan Februari 2015
METODE Usia Persentase
No Frekuensi
(tahun) (%)
Jenis penelitian yang digunakan
1 <20 0 0
yaitu analitik, dengan Pendekatan Cross
Sectional karena peneliti melakukan 2 20-35 20 95,2
pengamatan data variabel independen dan 3 35 1 4,8
variabel dependen secara bersamaan dalam Total 21 100
waktu yang sama.. Sumber : Data Primer, 2015
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
ibu hamil trimester pertama yang
Anggasari: Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal 20
Saat Pra Konsepsi

Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat bahwa Riwayat


Persentase
dari 21 responden hampir seluruhnya No mual Frekuensi
(%)
(95,2%) ibu berusia 20-35tahun. muntah
2. Karakteristik responden berdasarkan 1 Tidak 4 28,6
pekerjaan 2 Ya 10 71,4
Tabel 2. Distribusi frekuensi Total 14 100
responden berdasarkan pekerjaan pada ibu
Sumber : Data Primer, 2015
hamil trimester 1 yang berkunjung di BPM
Berdasarkan tabel 4. dapat dilihat bahwa
Kusmawati Surabaya pada bulan Februari
dari 14 responden sebagian besar (71,4%)
2015
ibu mengalami mual muntah pada
Persentase
No Pekerjaan Frekuensi kehamilan sebelumnya.
(%)
Tidak 5. Karakteristik responden berdasarkan
1 17 81,0
bekerja mual premenstruasi
2 4 19,0
Bekerja Tabel 5 Distribusi frekuensi
Total 21 100 responden berdasarkan mual premenstruasi
Sumber : Data Primer, 2015 pada ibu hamil trimester 1 yang
Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat bahwa berkunjung di BPM Kusmawati pada
dari 21 responden hampir seluruhnya bulan Februari 2015
(80,96%) ibu tidak bekerja.
3. Karakteristik responden berdasarkan Mual Persentase
No Frekuensi
jumlah kehamilan premenstruasi (%)
Tabel 3. Distribusi frekuensi 1 Tidak 20 95,2
responden berdasarkan paritas pada ibu 2 Ya 1 4,8
hamil trimester 1 yang berkunjung di BPM Total 21 100
Kusmawati pada bulan Februari 2015 Sumber : Data Primer, 2015
Jumlah Persentase Berdasarkan tabel 5. dapat dilihat bahwa
No Frekuensi
kehamilan (%) dari 21 responden hampir seluruhnya
1 Hamil ke-1 7 33,33 (95,24%) ibu tidak mengalami mual
2 Hamil ke-2 10 47,62 premenstruasi.
3 Hamil ke-3 4 19,05
Total 21 100 6. Karakteristik responden berdasarkan
Sumber : Data Primer, 2015 pemakaian kontrasepsi hormonal
Berdasarkan tabel 3. dapat dilihat bahwa Tabel 6. Distribusi frekuensi
dari 21 responden hampir setengahnya responden berdasarkan pemakaian
(47,62%) ibu pada kehamilan ke-2. kontrasepsi hormonal pada ibu hamil
trimester 1 yang berkunjung di BPM
4. Karakteristik responden berdasarkan Kusmawati pada bulan Februari 2015
mual muntah pada kehamilan sebelumnya Kontrasepsi Persentase
Tabel 4. Distribusi frekuensi No Frekuensi
Hormonal (%)
responden berdasarkan mual muntah pada 1 Tidak 10 47,6
kehamilan sebelumnya pada ibu hamil 2 Ya 11 52,4
trimester 1 yang berkunjung di BPM
Total 21 100
Kusmawati pada bulan Februari 2015
Sumber : Data Primer, 2015
Berdasarkan tabel 5.6 dapat dilihat bahwa
dari 21 responden sebagian besar (52,4%)
ibu memakai kontrasepsi Hormonal
21 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Februari 2016, hal 17-24

7. Karakteristik responden berdasarkan kejadian hiperemesis gravidarum di BPM


alasan menggunakan kontrasepsi hormonal Kusmawati pada bulan Februari 2015
N Pengguna Kejadian hiperemesis Jumlah
o. an KBgravidarum
Tabel 7. Distribusi frekuensi hormonal Tidak Ya
responden berdasarkan alasan N %
menggunakan kontrasepsi hormonal pada n % n %
ibu hamil trimester 1 yang berkunjung di
1 Tidak 9 90,0 1 10,0 10 100
BPM Kusmawati pada bulan Februari
2015 2 Ya 3 27,3 8 72,7 11 100
Alasan
Persentase Total 12 57,1 9 42,9 21 100
No menggunakan Frekuensi
(%)
hormonal Sumber : Data Primer 2015
Mengatur
1 3 27,3
menstruasi Berdasarkan tabel 9 menunjukkan bahwa
2 Kurangnya 2 18,2 dari 10 responden yang tidak
waktu ke nakes menggunakan kontrasepsi hormonal
3 Biaya 6 54,5 hampir seluruhnya (90,0%) tidak
Total 11 100 mengalami hiperemesis gravidarum,
Sumber : Data Primer, 2015 sementara dari 11 responden yang
menggunakan kontrasepsi hormonal
Berdasarkan tabel 7. dapat dilihat bahwa sebagian besar (72,7%) mengalami
dari 11 responden yang mengunakan hiperemesis gravidarum.
kontrasepsi hormonal sebagian besar Hasil Uji Chi Square didapatkan ada
(54,5%) beralasan karena faktor biaya. 2 tabel dengan nilai cell kurang dari 5
8. Karakteristik responden berdasarkan sehingga syarat Uji Chi Square tidak
kejadian Hiperemesis Gravidarum terpenuhi, untuk itu digunakan Uji Excat
Tabel 8. Distribusi frekuensi Fisher ditemukan nilai signifikansi yaitu
responden berdasarkan kejadian 0,008. Nilai signifikan < maka H0
hiperemesis gravidarum pada sebagian ibu ditolak artinya ada pengaruh penggunaan
hamil trimester 1 yang berkunjung di BPM kontrasepsi hormonal terhadap kejadian
Kusmawati pada bulan Februari 2015 hiperemesis gravidarum di BPM
Hiperemesis Persentase Kusmawati Surabaya.
No Frekuensi
Gravidarum (%)
1 Tidak 12 57,1 b. Pembahasan
2 Ya 9 42,9 Berdasarkan hasil penelitian di BPM
Total 21 100 Kusmawati Surabaya pada tabel 6
Sumber : Data Primer, 2015 diketahui bahwa dari 21 ibu hamil,
sebagian besar (52,4%) menggunakan
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa kontrasepsi hormonal sebelum kehamilan.
dari 21 responden sebagian besar (57,1%) Banyak ibu yang memilih menggunakan
ibu tidak mengalami hiperemesis kontrasepsi hormonal dengan alasan
gravidarum. hormonal mempunyai efektivitas yang
tinggi, tidak bergantung pada petugas
9. Pengaruh antara penggunaan kesehatan, sedikit efek samping, siklus
kontrasepsi hormonal dengan kejadian haid menjadi teratur, serta kesuburan akan
Hiperemesis Gravidarum cepat kembali setelah penggunaan
Tabel 9. Tabulasi silang 2x2 antara kontrasepsi dihentikan. Menurut Affandi
penggunaan kontrasepsi hormonal dengan (2011), terdapat beberapa keuntungan
dalam menggunakan kontrasepsi pil antara
Anggasari: Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal 22
Saat Pra Konsepsi

lain memiliki efektivitas yang tinggi, juga menjadi alasan ibu menggunakan
risiko terhadap kesehatan sangat kecil, kontrasepsi hormonal. Dapat dilihat pada
tidak mengganggu hubungan seksual, tabel 7 dari 11 responden yang
siklus haid menjadi teratur, banyaknya menggunakan kontrasepsi hormonal
darah haid berkurang (mencegah anemia), khususnya pil, sebagaian kecil (18,2%)
dapat digunakan jangka panjang selama diantaranya beranggapan bahwa
perempuan masih ingin menggunakannya penggunaan pil dapat meminimalkan
untuk mencegah kehamilan, dapat kontak dengan petugas kesehatan. Bagi ibu
digunakan sejak usia remaja hingga yang mempunyai aktivitas padat akan
menopause, mudah dihentikan setiap saat, sangat sedikit waktu untuk berkunjung ke
kesuburan segera kembali setelah petugas kesehatan. Dengan menggunakan
penggunaan dihentikan. pil mereka dapat memperoleh kontrasepsi
Berdasarkan tabel 7 didapatkan pil di apotek terdekat.Menurut Glasier
bahwa dari 11 responden yang (2006) mereka yang sering bepergian
menggunakan hormonal , sebagian besar mungkin memilih metode yang tidak
(54,5%) memilih menggunakan hormonal mengharuskan mereka berkonsultasi
dengan alasan biaya. Pada sebagian besar secara teratur dengan petugas.
ibu hamil di BPM Kusmawati saat pra Berdasarkan tabel 8 didapatkan data
konsepsi mereka menggunakan pil bahwa dari 21 ibu hamil yang berkunjung
microgynon dengan harga rata-rata 12.500 pada bulan Desember 2015, sebagian besar
rupiah serta suntik KB, dengan harga yang (57,1%) tidak mengalami hiperemesis
relatif murah dan mempunyai keefektivan gravidarum. Hiperemesis gravidarum
yang tinggi akan sangat mempengaruhi ibu merupakan keadaan dimana ibu hamil
untuk menggunakan KB hormonal. Glasier mengalami mual muntah berlebih disertai
(2006) berpendapat bahwa biaya dari suatu dengan penurunan nafsu makan sehingga
strategi keluarga berencana mencakup menyebabkan ibu mengalami dehidrasi.
biaya metode itu sendiri, waktu yang Menurut Varney (2006) Hiperemesis
dikorbankan wanita dan petugas, serta gravidarum adalah mual dan muntah yang
biaya tak langsung lainnya, termasuk berlebihan selama kehamilan karena
ongkos berkunjung ke klinik. intensitasnya melebihi muntah
Selain biaya, pengendalian terhadap normal lebih dari 10 kali dalam 24 jam
gangguan menstruasi juga menjadi alasan dan berlangsung selama kehamilan
ibu menggunakan kontrasepsi pil. Dilihat trimester pertama. Penyebab hiperemesis
dari tabel 7 dari 11 responden yang gravidarum belum diketahui scara pasti.
menggunakan kontrasepsi pil hampir Namun menurut Tiran (2009)
setengahnya (27,3%) menyatakan bahwa mengemukakan tentang beberapa faktor
dengan menggunakan kontrasepsi pil predisposisi penyebab hiperemesis
siklus haid akan menjadi teratur. Banyak gravidarum yaitu keletihan, janin wanita,
ibu yang menggunakan kontrasepsi lain mual muntah pada kehamilan sebelumnya,
mengeluh siklus haidnya tidak teratur. Hal penggunaan kontrasepsi hormonal saat pra
tersebut yang mempengaruhi ibu untuk konsepsi, mual premenstruasi, stress,
beralih menggunakan kontrasepsi pil.Hal cemas, dan takut.
ini sesuai dengan pendapat Glasier (2006) Pada tabel 5 dari 21 responden hampir
bahwa beberapa kontrasepsi hormonal seluruhnya (95,2%) tidak mengalami mual
dapat mengurangi perdarahan menstruasi, premestruasi. Sangat jarang sekali ibu
dan dapat membantu menghilangkan rasa hamil pada saat premenstruasi mengalami
nyeri dan tidak nyaman akibat menstruasi mual.Fakta medis yang diketahui adalah
yang tidak teratur atau menyakitkan. bahwa kedua hormon yaitu estrogen dan
Faktor biaya dan teraturnya siklus progesterone berkaitan erat dengan mual.
haid, kontak dengan petugas kesehatan Jika kadar kedua hormon tersebut tidak
23 Jurnal Ilmiah Kesehatan, Vol. 9, No. 1, Februari 2016, hal 17-24

seimbang maka akan menyebabkan mual. kontrasepsi hormonal hampir seluruhnya


Hal ini sesuai dengan pendapat Glasier (90,0%) tidak mengalami hiperemesis
(2009) wanita yang sebelumnya gravidarum, hal ini dikarenakan ibu
mengalami mual dan pusing saat memiliki kadar esterogen dan progesterone
menggunakan kontrasepsi hormonal atau yang lebih rendah dan kemudian mereka
selama fase pramenstruasi lebih rentan juga mampu beradaptasi dengan kondisi
mengalami mual dan muntah gestasional. kehamilannya, sedangkan dari 11
Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat dari responden yang menggunakan kontrasepsi
21 ibu hamil yang berkunjung di BPM pil sebagian besar (72,7%) mengalami
Kusmawati, sebagian besar (71,4%) hiperemesis gravidarum diduga karena
mengalami mual muntah pada kehamilan adanya penumpukan kadar estrogen dan
sebelumnya. Ibu hamil yang mengalami progesterone. Ibu yang mengalami
mual muntah pada kehamilan sebelumnya hiperemesis gravidarum telah berhenti
cenderung akan mengalami mual muntah menggunakan kontrasepsi hormonal
pada kehamilan selanjutnya. Hal ini selama antara 1-7 bulan.Ketika pemakaian
diakibatkan karna stressor ibu yang merasa hormonal dihentikan, sistem hormon
bahwa dirinya akan mengalami mual dalam tubuh tidak serta merta pulih dan
muntah yang sama dengan kehamilan yang kembali normal seperti sebelum
lalu. Selain itu peningkatan kadar hormon menggunakan.Kembalinya kesuburan
estrogen dan progesterone akan lebih besar ditandai dengan normalnya siklus haid,
pada kehamilan berikutnya. Pernyataan dan dalam hal ini setiap individu
tersebut juga diutarakan oleh Tiran (2009) memerlukan waktu yang berbeda antara 1-
bahwa terdapat juga peningkatan insidensi 12 bulan, jadi tidak seketika.Setiap wanita
mual dan muntah pada wanita yang telah dalam tubuhnya memiliki kedua hormon
mengalami beberapa kali kehamilan, tersebut kemudian ditambah dengan sisa
karena kedua hormon tersebut memiliki hormon dari penggunaan kontrasepsi
kadar yang lebih besar dibandingkan hormanal yang dapat mepengaruhi
wanita yang baru pertama kali hamil yang penyerapan vitamin B6.Sehingga dapat
mendukung adanya pengaruh estrogen dan disimpulkan bahwa penggunaan
progesterone sebagai penyebab rasa mual kontrasepsi hormonal saat prakonsepsi
dan muntah. dapat menyebabkan keparahan mual
Berdasarkan hasil uji Chi muntah.Menurut Tiran (2009) Estrogen
SquareTest dengan tingkat kemaknaan dan progesterone telah lama terlibat dalam
=0,05. Kemudian dianalisis dengan etiologi mual muntah, karena kadarnya
bantuan perhitungan SPSS 16.0 for yang terus meningkat.Penggunaan
windows, Maka hasil Uji Chi Square kontrasepsi hormonal diduga
didapatkan ada 2 tabel dengan nilai cell mempengaruhi terjadinya mual muntah
kurang dari 5 sehingga terdapat syarat Uji yang dapat mempengaruhi penyerapan
Chi Square yang tidak terpenuhi, untuk itu vitamin B6 dari makanan sehingga dapat
digunakan Uji Excat Fisher ditemukan memperparah mual muntah.
nilai signifikansi yaitu 0,008. Nilai
signifikan < maka H0 ditolak artinya SIMPULAN
ada pengaruh penggunaan kontrasepsi Berdasarkan hasil penelitian yang telah
hormonal dengan kejadian hiperemesis dilakukan, dapat disimpulkan sebagai
gravidarum di BPM Kusmawati Surabaya. berikut :
Pada tabel 9 tentang tabulasi silang 1. Ibu hamil trimester pertama di BPM
antara penggunaan kontrasepsi hormonal Kusmawati Surabaya hampir seluruhnya
dengan kejadian hiperemesis menggunakan kontrasepsi hormonal
gravidarum,menunjukkan bahwa dari 10 sebelum kehamilan.
responden yang tidak menggunakan
Anggasari: Kejadian Hiperemisis Gravidarum Ditinjau Dari Riwayat Penggunaan Kontrasepsi Hormonal 24
Saat Pra Konsepsi

2. Ibu hamil trimester pertama di BPM Saifuddin, Abdul Barri (2006). Pelayanan
Kusmawati Surabaya sebagian besar tidak Kesehatan Maternal & Neonatal.
mengalami hiperemesis gravidarum. Jakarta, YBPSP.
3. Ada pengaruh antara penggunaan Tiran, Denise (2009). Mual & Muntah
kontrasepsi hormonal saat pra konsepsi Kehamilan. Jakarta, EGC.
dengan kejadian hiperemesis gravidarum. Varney, Hellen (2006). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan. Jakarta, EGC.
DAFTAR PUSTAKA Winkjosastro, Hanifa (2005). Ilmu
Affandi, Biran (2011). Buku Panduan Kebidanan. Jakarta, EGC.
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Zerich (2011). Hiperemesis Gravidarum :
Jakarta, YBPSP. http//wordpress.com. Diakses tanggal
Alimul, Aziz (2007). Metode Penelitian 16 februari 2015.
Kebidanan Teknis Analisis
Data.Yogyakarta : Salemba Medika
Almatsier, S (2003). Prinsip Dasar Ilmu
Gizi. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka
Utama
Arikunto, S (2006). Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta,
Bhineka Cipta.
Dinkes Sidoarjo (2013). Profil Dinas
Kesehatan Kota Sidoarjo, 2013.
Sidoarjo
Glasier, Anna (2006). Keluarga Berencana
& Kesehatan Reproduksi. Jakarta,
EGC.
Mansjoer, Arif (2007). Kapita Selekta
Kedokteran Jilid 1. Jakarta,
Aesculaplus.
Mansjoer(2010).http://savitriyuliana0/2015
/06/makalah-hiperemesis-gravidarum.
diakses tanggal 16 februari 2015.
Manuaba, IBG (2007). Pengantar Kuliah
Obstetric. Jakarta, EGC.
Manuaba, IBG (2005). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan.
Jakarta, EGC.
Nursalam (2008).Konsep & Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pedoman Skripsi, Thesis,
&Instrument Penelitian Keperawatan.
Jakarta, Salemba Medika.
Prawirohardjo, Sarwono (2006). Ilmu
Kebidanan. Jakarta, YBPSP.
Roestam, Mochtar (2011). Sinopsis
Obstetri : Obstetris Fisiologi, Obstetri
Patologi. Jakarta, EGC.

Potrebbero piacerti anche