Sei sulla pagina 1di 4

TUGAS UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2016/2017

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

EXAME HOME

Dosen:
Sigit Heru Murti BS,S.Si., Msi

Disusun Oleh:
Adnan Hidayat
E100140127

FAKULTAS GEOGRAFI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017
Soal:
1. Jelaskan dengan singkat pengaruh jumlah saluran yang dilibatkan dalam
klasifikasi multi spektral terhadap:
a. Proses pembentukan klas-klas spektral?
b. Ketelitian hasil klasifikasi multi spektral?
2. Apakah perbedaan antara hard classification dengan soft classification pada
teknik interpretasi digital?
3. Jika saudara ditugaskan oleh pimpinan instansi melakukan pemetaan
penggunaan lahan di kota Solo menggunakan citra landsat 8 OLI, maka teknik
klasifikasi apa yang akan digunakan? Jelaskan dengan singkat alasan memilih
teknik tersebut!
4. Buat satu resume teknik pemrosesan citra satu yang terdapat dalam salah satu
paper aplikasi penginderaan jauh dan sig yang terdapat dalam
http://www.researchgate.net/profile/SigitHeruMurti

Jawaban:

1. Pengaruh jumlah saluran terhadap pembentukan kelas multi spektral:


a. Terhadap proses pembentukan klas klas pembentukan spektral yaitu terletak
pada nilai korelasi antar saluran. Bahwa semakin beragam jenis saluran maka
semakin besar juga nilai korelasi dan akurasi klasifikasi.
b. Terhadap ketelitian hasil klasifikasi multi spektral yaitu ketika dilakukan
penambahan jumlah saluran dapat meningkatkan akurasi karena semakin
tinggi korelasi antar saluran maka akurasi yang didapat rendah, sedangkan
semakin banyak kelas objek maka akurasi rendah.
2. Hard classification: dalam pengklasifikasiannya lebih bersifat homogen (sama)
yang dimana ketika ada nilai pikel yang memiliki nlai yang hampir sama atau
mendekati maka itu dianggap dijadikan satu klasifikasi objek.
Soft Classification: dalam pengklasifikasiannya lebih bersifat mendetail karena
yang diterapkan lebih menekankan pada keakurasiannya sehingga akan
didapatkan hasil yang lebih soft.
3. Saya lebih memilih Unsupervised kerana saya sendiri bukan asli solo sehingga
saya kurang mengetahui kondisi berbagai objek yang ada di Solo, karena untuk
menerapkan metode Supervised perlu memahami kondisi berbagai objek yang
ada di wilayah tersebut, atau perlu mengenali kondisi wilayahnya. Meskipun
metode supervised sendiri memang keunggulan hasilnya lebih detail, metode
supervised dapat diterapkan dengan baik dengan menerapkan survei sebagai
pengenalan wilayah tersebut.
4. Judul jurnal: Klasifikasi Berbasis Objek pada Citra Pleiades untuk Pemetaan
Ketersedian Ruang Terbuka Hijau di Perkotaan Purwokerto 2013

Wilayah perkotaan pada dasarnya memilliki ruang terbuka hijau dengan


bentuk yang tidak teratur, seperti ruang terbuka hijau yang dimiliki kota
Purwokerto. dalam interpretasi objek citra menggunakan metode visual atau
klasifikasi berbasis spektral akan sulit dan membutuhkan waktu lama, oleh
karena itu untuk perlu menggunakan metode interpretasi yang tidak hanya
bertumpu pada nilai spektral citra. Sehingga perlu diterapkan metode klasifikasi
berbasis objek.
Penelitian tersebut bertujuan:
1. Mengkaji tingkat ketelitian interpretasi RTH di Perkotaan Purwokerto
mengenai jenis RTH dan jenis vegetasinya menggunakan Citra Pleiades
berdasarkan metode Object Based Image Analysis (OBIA)
2. Mengkaji karakteristik RTH berdasarkan informasi yang dapat diperoleh
dari interpretasi Citra Pleiades. Citra Pleiades 1B, resolusi spasial 0,5
meter yang direkam tanggal 8 Agustus 2013 digunakan sebagai dasar
interpretasi RTH.
Metode penelitian :
Menerapkan algoritma multiresolution segmentation, optimal box
classifier, interpretasi visual hasil segmentasi, transformasi NDVI, dan
penilaian akurasi menggunakan matriks kesalahan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (a) akurasi interpretasi jenis RTH berdasarkan
klasifikasi OBIA pada Citra Pleiades sebesar 76,14% dan (b) akurasi jenis
vegetasi sebesar 67,48%. Hasil yang lain menunjukkan bahwa kerapatan
vegetasi dan kepemilikan lahan RTH masih sulit diidentifikasi secara
langsung dari OBIA.

Potrebbero piacerti anche