Sei sulla pagina 1di 8
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHAREAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER. 30 /PB/2012 TENTANG TATA KELOLA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA PERCONTOHAN Menimbang Mengingat ‘DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN OIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN, 2. bahwa berdaserkan Keputusan Direktur Jenderal Perbendanaraan Nomor KEP-172/PB/2007, KEP-18/PB/2008, KEP-93/P8/2008, KEP-02/PB/2009, KEP-91/PB/2011, dan KEP-163/PB/2012 telah ditetapkan 176 KPPN Perconichan; b. bahwa dalam rangka pelaksanaan KPPN Percontohan secara setagam dan terstandarisasi perlu diatur tata kelola KPPN Percontohan oi ingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharean, ¢. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf 2 dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan tentang Tata Kelola Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Percontohan di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 1, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041, sebagaimana telah, diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890), 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersin dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Kevangan Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara {Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik indonesia Nomor 5038); 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); eo Menetapkan 8. Peraturan Menteri Kevangan Nomar 101/PMK.01/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.09/2010 tentang Tata Cara Pengelolaan Dan Tindak Lanjut Pelaporan Pelanggaran (Whistieblowing) Di Lingkungan Kementerian Keuangan’ 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; 11. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 480/KMK.01/2007 tentang Penetapan Besaran Tunjangan Tambshan Unsur Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara bagi Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan pada Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan; 12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 12/KMK 01/2010 tentang Pengelolaan Kinesja Di Lingkungan Departemen Keuangan sebagaimana telah divbah dengan Kepultisan Menteri Keuangan Nomor 454/KiMK.01/2011; 13. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 275/KMK.01/2010 tentang Tata Cara Penilaian Kantor Pelayanan Percontohan di Lingkungan Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 151/KMK.01/2012; 14, Keputusan Menteri_ Keuangan Nomor 454/KMK.01/2011 tentang Pengelolaan Kinerja Di Lingkungan Kementerian Keuangan, 15. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-185/PB/2010 tentang Standar Prosedur Operasi/Standard Operating Procedures di Lingkungan Instansi Vertikal Direktorat Jenderal_Perbendanaraan, sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-163/PB/201 1; 16. Kepulusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-85/PB/2012 tentang Peningkatan Penerapan Pengendalian Intern Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan; 17. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-107/PB/2012 tentang Pengelolaan Kinerja i Lingkungen Direkiorat Jenderal Perbendaharaan; 18. Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor KEP-184/PB/2012 tentang Pembentukan Gugus Tugas Pengendalian dan Kepatuhan Intern Direktorat Jenderal Perbendaharaan; MEMUTUSKAN: PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG TATA, KELOLA KANTOR PELAYANAN PERBENDAHARAAN NEGARA (KPPN) PERCONTOHAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT — JENDERAL PERBENDAHARAAN. Bas | KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini yang dimaksud dengan: 1. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara yang selanjulnya disingkat KPPN adalah instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Witayah 2. Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan yang selanjutnya disebut KPPN Percontohan adalah KPPN yang ditetapkan menjadi KPPN Percontohan melalui Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya mengutamakan prinsip-prinsip yang meliputi pelayanan satu tempat (one stop service), penerapan bisnis proses yang sederhana, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan sistem pengendalian internal, penerapan pengelolaan kinerja, serta penerapan layanan yang transparan dan akuntabel. 3. Standar Pelayanan adalah tolok ukur yang dipergunakan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kuaitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepal, mudah, terjangkau, dan terukur. 4. Electronic Filing System adalah suatu sistem pengelotaan penyimpanan berkasidokumen secara elektronik yang memuat informasi terintegrasi dari dokumen/arsip digital yang disimpan, mulai informasi fisik, lokasi penyimpanan, hingga tampilan isi dokumen. 5. AssessmeniProfiing adalah penilaian berbasis _kompetensi dengan melibatkan beragam teknik evaluasi metode, dan alat ukur terhadap Pegawai Negeri Sipil Kementerian Keuangan. 6. Metode penilaian 360° adalah metode penilaian dengan mekanisme diana perilaku dan kinerja seorang pegawai berdasarkan penilaian yang diberikan oleh pejabalpegawai yang memillki hubungan kerja dengan pejabatipegawai yang diniai 7. Sistem Pengendalian intemal yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menervs oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan o:ganisasi metalui kegialan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporen kevangan, pengamanan aset negara, dan ketaalan terhadap peraturan perundang-undangan 8. Pengelolaan Kinerja adalah suatu proses strategis dan terpadu yang menunjang keberhasilan organisasi melalui pengembangan kinerja sumber daya manusia Pasal2 Ruang lingkup Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini metiputi a._struktur, tugas, dan fungsi: b. proses bisnis; . Sumber Daya Manusia (SDM): 4. Tunjangan Tambahan unsur Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara standarisasi sarana dan prasarana, polaksanaan Sistem Pengendalian Internal (SP); 9. pelaksanaan pengelolaan kinerja. BAB I STRUKTUR, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 3 Struktur, tugas, dan fungsi KPPN Percontohan berpedoman pada Peraturan Menteri Keuangan ientang Organisasi dan Tata Kerja instansi Vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaen BABII PROSES BISNIS Pasal 4 (1) KPPN Percontohan harus menjalankan standar layanan, meiiputi: a. pelaksanaan layanan kepada stakeholders dengan berpedoman kepada Standard Operating Procedures (SOP) b. pelaksanaan pengelolaan dokumen; 6. pelaksanaan pengelolaan pengaduan layanan; d. pelaksanaan pengeloiaan mutu layanan, (2) Pelaksanaan SOP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, diatur alam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan mengenai Standard Operating Procedures (SOP) ci Lingkungan Instansi Vertkal Direktorat Jenderal Perbendaharaan. (3) Pengelolaan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayal (1) huruf b, dilakukan melalui electronic filing system. (4) Dalam menjalankan pengelolaan pengaduan layanan sebagaimana dimaksud pada ayal (1) huruf c, KPPN Percontohan harus memiliki sarana pengaduan metiputi a. sarana pengaduan langsung, dapat dilakukan melalui Layanan Pengadusn Direktorat Jenderal Perbendaharaan yang disediakan oleh Unit Kontrol Intern Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan; b. sarana pengadvan tidak iangsung, dapat dilakukan melalui telepon, faksimili, layanan pesan singkat (SMS), Kotak pengaduan, dan surat elektronik (e-mail), yang disediakan oleh unit yang menjalankan tugas dan fungsi kepatuhan internal tingkat KPPN. (5) Dalam menjatankan pengeloizan mutu layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, KPPN Percontohan harus: a. melakukan rotasi pegawai paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun, dengan memperhatixan kebutuhan dan mekanisme pengelolaan kinerja pegawai: b. menerapkan integritas layanan dan inisiatif anti korupsi; c. metakukan observasi, survei melalui kuesioner, dan wawancara kepada pengguna leyanan pada setiap akhir semester Tahun Anggaran berjalan; 4, melakukan evaluasi terhadap hasil cbservasi, survei, dan wawancara sebagaimana dimaksud pada huruf ¢, untuk mendapatkan solusi dan penyeiesaian lebih lanjut ©. tethadap hesil evaluasi sebagaimana dimaksud pada huruf d yang tidak bisa dilakukan penyelesaian tindak lanjut di tingkat KPPN, KPPN Percontohan menyampaikan laporan kepada Kantor Pusat Direklorat Jenderal Pervendaharaan, secara berjenjang, BABIV SUMBER DAYA MANUSIA, Pasal 5 (1) Sumber Daya Manusia (SOM) KPPN Percontohan harus memenuhi standar kompetensi (hard competency dan soft competency) yang dipersyaratkan, (2) Pemenuhan standar kompetensi yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diakukan melalui a, AssessmentiProfiing, dan/atau b, Tugas Belajar (Diploma IViStrata Strata 2/Strata 3), (3) Hasil Assessment/Profiling sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a ditentukan melalui proses assessment yang dilakukan oleh Assessment Center Kantor Pusat Direktorat Jenderal Perbendaharaan Pasalé (1) Pegawai KPPN yang belum memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dapat diberikan kesempatan untuk mengikuti assessment ulang (reassessment), dengan terlebih dahulu mengikuti pelatihan soft competency dan hard competency yang diselenggarakan oleh Kantor Pusat Dijen, Perbendaharaan, (2) Dalam hal dilakukan assessment ulang (reassessment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemenuhan standar kompetensi ditentukan oleh 3 (tiga) Komponen penilaian meliputi a. Soft competency: b. Hard competency; danvatau ©. Peniiaian 360°. (3) Penempatan pegawai yang belum memenuhi standar kompetensi yang dipersyaratkan pada KPPN Percontohan, dilakukan sesuai dengan kebutuhan SDM organises Pasal 7 KPPN Percontohan harus melaksanakan program pengembangan pegawai melalui kegiatan: a. Interalisasi Nilai-Nilai Kementerian Keuangan; b. Gugus Kendali Mutu (GKM) paling sedikit 1 (satu) kali dalam semninggu; ©. Pelatihan service excellence paling sedikit 1 (satu) kali dalam 6 (enam) bulan; d. Kegiatan yang bersifat team building untuk meningkatkan kerjasama antar pegawai, paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun; e. Pelatihan aplikasi perkantoran a BABY TUNJANGAN TAMBAHAN UNSUR TUNJANGAN KHUSUS PEMBINAAN KEUANGAN NEGARA Pasal 8 (1) Tunjangan Tambahan unsur Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangen Negara diberikan kepada pegawai KPPN Percontohan yang telah memenuhi ‘standar kompetensi yang dipersyaratkan (2) Besaran Tunjangan Tambahan yang diberikan kepada pegawai KPPN Percontohan diatur sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan mengenal Penetapan Besaran Tunjangan Tambahan Unsur Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan Negara bagi Pegawai Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara Percontohan pada irektorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan. (3) Tunjangan Tambahan untuk Pejabat Eselon IV dan Pejabat Eselon Ili yang belum diatur pad Keputusan Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ditetapkan pada besaran tunjangan tambahan ke tingkat yang lebih rendah. BAB VI STANDARISAS! SARANA PRASARANA Pasai 9 (1) KPPN Percontohan harus memiliki standar tata ruang dan tata ietak yang sejalan dengan alur proses bisnis KPPN Percontohan. (2) Standar tata ruang sebagaimana tersebut pada ayat (1) melipuli a. Ruang Kepala Kantor; b. Ruang Sekretaris; . Front Office, paling kurang terdiri atas: 1) Meja Layanan Penerimaan SPM, 2) Meja Layanan Bank Giro Pos; 3) Meja Layanan Rekonsiliasi SAI 4) Meja Layanan Rekonsiliasi Gaji; 5) Meja Layanan Customers Service Officer, 6) Meja Pengambilan Lembar SP20 serta Loket Surat Masuk dan Keluar; 7) Ruang Mini Treasury Leaming Centre; 8) Ruang Tunggu Layanan; 9) Toilet Tamu 4d. Middle Office, paling kurang terdiri atas: 1) Ruang Kepala Seksi Pencairan Dana; 2) Ruang Pelaksana Seksi Pencairan Dana: 3) Ruang Kepata Seksi Bank/Pos; 4) Ruang Pelaksana Seksi Bank/Pos. e. Back Office, paling kurang terdir atas: 1) Ruang Kepala Seksi Verifikasi Akuntansi; 2) Ruang Pelaksana Seksi Verifikasi Akuntansi; 3) Ruang Kepaia Subbagian Umum; 4) Ruang Pelaksana Subbagian Umum. £ Ruang Pendukung, paling kurang terdiri atas 1) Ruang Server, 2) Ruang Rapat/Aula; 3) Ruang Arsip Akt 4) Perpustakaan; 5) Ruang Loker; 6) Musholla; 7) Ruang Santai (Lounge): 8) Matemity Room: 9} Gudang ATK; 10) Gudang Arsip Nonaktit 11) Gudang Umum; 12) Dapur (Pantry); 13) Ruang Genset; 14) Gardu Penjaga; 18) Klinik; 16) Toilet Pegawai; 17) Ruang Olahraga: 18) Lahan Parkir (3) Dalam hal daya dukung rvangan tidak memadai dan/atau volume layanan relatif kecil, penyediaan meja layanan pada Front Office sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf ¢ angka 1 sampai dengan angka 6, dapat digabung dalam satu alau beberapa meja_layanan tanpa mengurangi dan/atau menghilangkan fungsi dari masing masing layanan dimaksud. (4) KPPN Percontohan harus menerapkan ikon KPPN pada backdrop Front Office, pintu masuk utama, papan nama Kantor yang melekat pada bangunan, signage/neon box, brosur, banner, spanduk, baju. seragam, sesuai dengan buku pedoman ikon Direktorat Jenderal Perbendaharaan. (5) Pemenuhan sarana dan prasarana KPPN Percontohan dapat dilakukan secara bertahap dengan mempertimbangkan ketersediaan dana dan daya oukung reangan, BAB VII PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL (SP!) Pasal 10 (1) KPPN Percontohan harus melaksanakan SPI pada tingkat KPPN (2) Pelaksanakan SPI pada KPPN Percontohan meliputi: @, melakukan penunjukan petugas pemantauan pengendalian internal pada tingkat KPPN; 7 b. _melaksanakan pemantauan pengendalian internal secara periodik; c._menyampaikan laporan pemantauan pengendalian internal Pasal 11 SPI pada KPPN Percontohan sebagaimana imaksud dalam Pasal 10 ilaksanakan oleh unit yang menjalankan tugas dan {ungsi kepatuhan internal tingkat KPPN sesuai dengan kelentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan mengenai Peningkatan Penerapan Pengendalian Internal di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan BAB Vill PELAKSANAAN PENGELOLAAN KINERJA Pasal 12 (1) KPPN Percontohan harus melaksanakan pengelolaan kinerja sebagai bentuk akuntabilitas atas layanan yang dilakukan, (2) Pelaksanakan pengelolaan kinerja pada KPPN Percontohan meliput: @. penyusunan kontrak kinerja Kemenkeu Three, Kemenkeu Four, dan Kemenkeu Five (IKU 3, IKU 4 dan IKU 5): b. pelaksanaan monitoring dan penitaian Capaian Kinerja Pegawai (CKP) daa Nilai Perilaku (NP) secara periodik; ©. penyampaian faporan penilaian kinerja secara periodik dan pencetatannya ke dalam aplikasi pengelolaan kinerja, Pasal 13 Pelaksanakan pengelolaan kinerja pada KPPN Percontohan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, mengacu ketentuan dalam Keputusan Direktur Jenderal Perbendaharaan mengenai Pengelolaan Kinerja di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan ini mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober 2012 Ditetapkan di Jakarta pada tanga 26 Septenber 2012 ©

Potrebbero piacerti anche