Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. Agar dapat memahami pengertian eksekutif.
2. Agar dapat mengetahui bentuk-bentuk badan eksekutif negara
3. Agar dapat mengetahui wewenang dan kekuasaan badan eksekutif.
4. Agar dapat mengetahui fungsi-fungsi kekuasaan eksekutif.
5. Agar dapat memahami pengaruh ajaran trias politika.
6. Agar dapat mengetahui hubungan badan eksekutif dan legislatif dalam sistem ketatanegaraan
RI.
7. Agar dapat memahami perkembangan kekuasaan eksekutif di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
- Menteri Departemen
Menteri Departemen, adalah para menteri yang diangkat presiden dan mengatur bidang kerja
spesifik. Menteri Departemen mengepalai satu departemen. Di Indonesia kini dikenal ada 21
Departemen yang dipimpin seorang menteri. Departemen-departemen tersebut adalah :
a) Sekretaris Negara
b) Dalam Negeri
c) Luar Negeri
d) Pertahanan
e) Hukum dan HAM
f) Keuangan
g) Energi dan Sumber Daya Mineral
h) Perindustrian
i) Perdagangan
j) Pertanian
k) Kehutanan
l) Perhubungan
m) Kelautan dan Perikanan
n) Tenaga Kerja dan Transmigrasi
o) Pekerjaan Umum
p) Kesehatan
q) Pendidikan Nasional
r) Sosial
s) Agama
t) Kebudayaan dan Pariwisata
u) Komunikasi dan Infomatika
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Lembaga eksekutif adalah lembaga yang ditetapkan untuk menjadi pelaksana dari peraturan
perundang-undangan yang telah dibuat oleh pihak legislatif. Kekuasaan eksekutif biasanya
dipegang oleh badan eksekutif. Menurut tafsiran tradisional azas Trias Politica yang dicetuskan
oleh Montesquieu, tugas badan eksekutif hanya melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-undang yang dibuat oleh badan
legislatif.
Bentuk-bentuk dari lembaga eksekutif yaitu Presiden dan Wakil Presiden serta Kementrian
Republik Indonesia.
Wewenang dan kekuasaan badan eksekutif yaitu: administratif, legislatif,
keamanan, yudikatif, dan diplomatik.
Fungsi-fungsi kekuasaan eksekutif garis besarnya adalah : Chief of state, Head of
government, Party chief, Commander in chief, Dispenser of appointments, dan Chief legislators.
Tugas badan eksekutif menurut tafsiran tradisional trias politika hanya melaksanakan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh badan legislatif serta menyelenggarakan undang-
undang yang dibuat oleh badan legislatif.
Hubungan badan eksekutif dengan badan legislatif dapat dilihat dari DPR sebagai lembaga
legislatif adalah badan atau lembaga yang berwenang untuk membuat Undang-Undang dan
sebagai kontrol terhadap pemerintahan atau eksekutif, sedangkan Eksekutif atau Presiden adalah
lembaga yang berwenang untuk menjalankan roda pemerintahan. Dari fungsinya tersebut maka
antara pihak legislatif dan eksekutif dituntut untuk melakukan kerjasama.
Orde lama adalah sebutan bagi orde pemerintahan sebelum orde baru yang dianggap tidak
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen yang ditandai dengan
diterapkannya Demokrasi Terpimpin di bawah kepemimpinan Soekarno. Presiden Soekarno
sebagai tokoh sentral orde lama adalah Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan, bahkan ia
bertindak sebagai pemimpin besar revolusi.
Kekuasaan eksekutif masa demokrasi kontitusional, sistem parlementer yang mulai berlaku
sebulan sesudah kemerdekaan diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam Undang-Undang
Dasar 1949, dan1950. Tetapi sejak Ir. Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959
menentukan berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945. Hal ini menjadi awal dari masa
demokrasi terpimpin yang menggantikan masa demokrasi kontitusional.
Pada masa demokrasi terpimpin terjadi dominasi dari presiden, terbatasnya peranan partai
politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial
politik. Dalam masa demokrasi terpimpin tidak ada wakil presiden. Sesuai dengan keinginannya
untuk memperkuat kedudukannya oleh MPRS ditetapkan sebagai presiden seumur hidup. Begitu
pula dengan pejabat teras dari Legislatif (yaitu pimpinan MPRS dan DPR Gotong Royong) dan
dari badan Yudikatif (yaitu ketua Mahkamah Agung) diberi status mentri. Dengan demikian
jumlah mentri lebih dari seratus. Hal terakhir ini mencerminkan telah ditinggalkannya doktrin
Trias Politika sehingga terjadinya suatu penyimpangan dan adanya penyelewengan di bidang
perundang-undangan pada periode demokrasi terpimpin.
Peristiwa Gerakan 30 September PKI mengakhiri masa Demorasi Tepimpin yang dengan
demikian masa orde lama pun berakhir. Dengan ketetapan MPRS No.XXXXIV tahun 1968,
Jendral Soeharto dipilih MPRS sebagai presiden. Perkembangan politik di Indonesia pada masa-
masa awal Orde Baru menunjukkan peranan Presiden Soeharto yang semakin dominan. Di
samping kewenangan-kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945, situasi politik Indonesia
memberikan kesempatan yang besar bagi Presiden Soeharto untuk berperan sebagai presiden
yang dominan. Kekuasaan yang dominan tersebut menghasilkan penyelewangan politik yang
berujung pada maraknya praktik-praktik KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme). Perkembangan
politik tersebut menyulut terjadinya protes besar-besaran yang dilakukan oleh para
mahasiswa. Desakan rakyat tersebut membuat Presiden Soeharto mengambil keputusan untuk
mengundurkan diri sebagai Presiden.
Dengan tumbangnya Orde Baru dan munculnya Orde Reformasi pertama-
tama meakukan perubahan-perubahan politik sehingga sistem politik indonesia menjadi lebih
demokratis. Praktik-praktik yang kurang demokratis dihilangkan dengan melakukan perubahan-
perubahan terhadap peraturan perundangan. Undang-undang politik yang baru dan lebih
demokratis dikeluarkan pada awal 1999. Dan UU tentang pemerintahan daerah yang lebih
demokratis dikeluarkan pada pertengahan tahun yang sama.
3.2 Saran
Agar kekuasaan lembaga eksekutif dalam sistem pemerintahan di Indonesia dapat terealisasi
secara optimal dan efektif, dibutuhkannya hubungan kerja sama antar lembaga lainnya. Agar
terciptanya suatu pemerintahan yang diingikan oleh Indonesia. Dimana pemerintahan yang
menjalankan undang-undang harus sesuai dengan tata pemerintaha.
Daftar pustaka
Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Syah, Mudakir Iskandar. 2008. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Surabaya:
Sagung Seto.
Sumber Lain:
Undang-Undang Dasar 1945
Permatasari, Nur Hanunggrah. 2012. Badan Eksekutif di Indonesia.
[online]http://nhpermatasari.blogspot.com/2012/6/badan-eksekutif-di-indonesia.html (diakses 15
Maret 2014).
Suratman. 2012. Political Photography: Lembaga
Eksekutif, [online]http://politicalphotography.blogspot.com/2012/11/lembaga-
eksekutif.html# (diakses 11 Maret 2014).
Wikipedia Indonesia. Eksekutif, [online] http://id.wikipedia.org/wiki/Eksekutif (diakses 11 Maret
2014).
2012. Badan Eksekutif Indonesia, [online] http://dgchuank.blogspot.com/2012/07/badan-eksekutif-
indonesia.html(diakses 15 Maret 2014).
https://mypopularaddres.blogspot.co.id/2016/02/makalah-badan-eksekutif.html
http://makalahlembagaeksekutif.blogspot.co.id/2017/06/makalah-lembaga-eksekutif.html
http://dgchuank.blogspot.co.id/2012/07/badan-eksekutif-indonesia.html