Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
ABSTRACT
Sweet corn starch (Zea mays L.) contains high carbohydrate that can be
used for food and industrial purposes. Sweet corn starch can be used for liquid
sugar as alternative sweetener by enzymatic or acid hydrolysis. The enzymatic
hydrolysis was performed by treating the starch with alpha amylase for
liquefaction and glucoamylase for saccharification, while acid hydrolysis was
performed by mixing the starch with 1,0 N hydrochloric acid. According to the
results, the yield of enzymatic hydrolysis is higher than acid hydrolysis. The
highest yield of liquid sugar is 91,73% produced by enzymatic hydrolysis using
alpha amylase 42L and glucoamylase 42L and 59,40% of reducing sugar. The
yield of liquid sugar produced by acid hydrolysis using HCl 1,0 N is 78,55% and
31,48% of reducing sugar.
Key words : Zea mays, starch, liquid sugar, hydrolisis of hydrochloric acid,
hydrolisis of alpha amylase, hydrolisis of glucoamylase
ABSTRAK
Pati jagung manis (Zea mays L.) mengandung karbohidrat cukup tinggi
yang dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan dan industri. Pati jagung manis
dapat diolah menjadi gula cair dan digunakan sebagai pemanis alternatif melalui
hidrolisis pati baik secara enzimatis atau asam. Hidrolisis enzimatis melalui tahap
likuifikasi menggunakan alfa amilase dan tahap sakarifikasi menggunakan
glukoamilase. Hidrolisis asam dilakukan menggunakan asam klorida 0,1 N. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa gula cair hasil hidrolisis enzimatis menghasilkan
rendemen lebih tinggi dibandingkan hidrolisis asam. Rendemen gula cair paling
tinggi dihasilkan pada proses hidrolisis enzimatis menggunakan alfa amilase 42L
dan glukoamilase 42L sebesar 91,73% dengan nilai gula pereduksi sebesar
59,40%. Rendemen gula cair hidrolisis asam menggunakan HCl 1,0 N sebesar
78,55% dengan nilai gula pereduksi sebesar 31,48%.
Kata kunci : Zea mays, pati, gula cair, hidrolisis HCl, hidrolisis enzim alfa-
amilase, hidrolisis enzim glukoamilase
PENDAHULUAN Gula cair dapat diperoleh dari
pati dengan cara hidrolisis dengan
Gula tebu merupakan salah katalis asam atau katalis enzim. Pada
satu kebutuhan pokok masyarakat penelitian Fitriana (2016), gula cair
Indonesia, terutama perannya dihasilkan dari hidrolisis pati jagung
sebagai pemanis. Kebutuhan gula secara asam. Namun, menurut
tebu sebagai bahan pemanis Triyono (2009) pembuatan gula cair
makanan maupun minuman semakin dari hidrolisis pati secara enzimatis
meningkat setiap tahunnya. Menurut dapat menghasilkan rendemen dan
Badan Pusat Statistik, pada tahun mutu gula cair yang lebih tinggi jika
2011 Indonesia mengimpor sebanyak dibandingkan dengan cara hidrolisis
2.371.250 ton gula tebu. Tahun 2012 asam. Oleh karena itu, maka perlu
angka impor gula tebu naik menjadi dilakukan penelitian perbandingan
2.743.778 ton, dan di tahun 2013 hidrolisis enzimatis dan asam dalam
kenaikan semakin meningkat pembuatan gula cair serta perlakuan
menjadi 3.343.803 ton.. variasi konsentrasi enzim alfa
Kekurangan bahan pemanis amilase dan glukoamilase dalam
alam (gula tebu) mendorong pembuatan gula cair secara enzimatis
masyarakat untuk mengkonsumsi untuk membuktikan apakah hasil
gula sintetis (buatan) seperti sakarin rendemen gula cair secara enzimatis
(biang gula) dan natrium siklamat lebih banyak dibandingkan dengan
(bibit gula). Akan tetapi, bahan hidrolisis asam.
pemanis buatan tidak bisa Bahan baku utama yang
sepenuhnya menggantikan bahan digunakan adalah jagung, hal ini
pemanis alam karena kadar dikarenakan data dari Badan Pusat
penggunaannya dibatasi oleh Statistik (2015) yang menyebutkan
peraturan kesehatan di banyak produksi jagung di tahun 2015
Negara termasuk di Indonesia, yaitu sebanyak 20,67 juta ton atau
sesuai dengan Peraturan Menteri mengalami kenaikan sebanyak 1,66
Kesehatan Republik Indonesia No : juta ton (8,72%) dibandingkan tahun
722/MENKES/PER/IX/1988 tentang 2014. Peningkatan produksi terjadi
Bahan Tambahan Makanan. karena kenaikan luas area panen
Bahan pemanis lain selain gula seluas 160,48 ribu hektar (4,18%)
tebu atau sukrosa (gula yang kita dan kenaikan produktivitas sebesar
kenal sehari-hari) perlu 2,16 kuintal/hektar (4,36%).
dikembangkan untuk mengatasi Tujuan penelitian ini untuk
masalah tersebut. Pemanis lain membuat gula cair dari pati jagung
tersebut yaitu gula cair. Gula cair manis secara hidrolisis enzimatis dan
diperoleh dari hasil hidrolisis pati. secara hidrolisis asam, untuk
Pati yang diolah bisa dari pati sagu, mengetahui kadar rendemen gula
padi, jagung, umbi-umbian (talas, ubi cair yang dihasilkan dari hasil
jalar, kimpul, singkong). Contoh hidrolisis enzimatis dan hidrolisis
gula cair dari hasil hidrolisis pati asam, serta mencari konsentrasi
yaitu glukosa, fruktosa, maupun enzim optimum dalam pembuatan
maltosa (Mahreni dan Sulistyowati, gula cair dari pati jagung manis.
2004).
BAHAN DAN METODE lagi beberapa saat. Pati yang
diperoleh selanjutnya dikeringkan
Bahan dengan sinar matahari, setelah itu
dilanjutkan pengeringan dengan
menggunakan oven pada suhu 800C
Jagung manis, air suling, alfa
(Risnoyatiningsih, 2011)
amilase dari Sigma (aktivitas enzim
20000-60000 U/mL), glukoamilase
2. Pembuatan Gula Cair
dari Sigma, HCl, NaOH, Na2CO3,
arang aktif dari tempurung kelapa, Pembuatan gula cair dilakukan
resin kation anion, NaOH, HCl, menggunakan dua metode hidrolisis.
H2SO4, heksana, larutan Luff Metode pertama yaitu pembuatan
schoorl, KI 20%, lugol, indikator gula cair secara hidrolisis enzimatis
BCG:MM, asam borat, Pb asetat 5%, dengan variasi volume alfa amilase
(NH4)2HPO4 10%, Na2S2O3 0,1N, dan glukoamilase. Metode kedua
kanji. yaitu pembuatan gula cair secara
hidrolisis asam menggunakan HCl
Alat
1,0 N.
Wadah penampung tepung,
kain saring, loyang, oven, blender, a. Hidrolisis Enzimatis
mikro pipet, autoclave, spatula, Pembuatan gula cair secara
termometer, pemanas listrik, neraca hidrolisis enzimatis terdiri atas dua
analitik, penangas air, kolom, botol tahap. Pertama adalah tahap
timbang, cawan porselen, oven, likuifikasi. Pati jagung manis
tanur, desikator, labu ukur, pipet ditimbang sebanyak 30 gram lalu
volumetri, corong, tabung reaksi, alat dilarutkan dalam 200 mL air dan
soxhlet, pH meter, buret, gelas ukur, diaduk rata, pH diatur 5-7. Sampel
kertas lakmus, pendingin tegak, alat dipanaskan pada suhu 900C dan
destilasi, pemanas listrik. ditambahkan enzim alfa amilase (1;
1,2 dan 1,4 mL/kg pati) yang setara
Metode dengan (30; 36 dan 42 L) sambil
diaduk rata. Proses ini berlangsung
1. Pembuatan Pati dari Jagung selama 60 menit. Setelah itu
Manis dianalisis kadar gula pereduksinya.
Proses pembuatan pati dari Hasil optimum likuifikasi
jagung manis dimulai dengan cara diteruskan ke tahap sakarifikasi.
memisahkan biji jagung dari Sampel didinginkan sampai 600C,
tongkolnya dan membersihkannya, pH diatur 4-4,6 lalu ditambahkan
kemudian jagung yang sudah bersih enzim glukoamilase (1; 1,2 dan 1,4
ditambah air lalu diblender (5:2). mL/kg pati) yang setara dengan (30;
Larutan hasil pemblenderan diperas 36 dan 42 L). Proses ini
dan disaring dengan kain saring. berlangsung selama 72 jam.
Proses berikutnya dari hasil Gula cair dinetralkan
penyaringan didiamkan selama 24 menggunakan Na2CO3 dan
jam untuk mengendapkan patinya, ditambahkan 0,5 gram arang akif lalu
selanjutnya air pada bagian atas dipanaskan pada suhu 800C dan
dibuang sedangkan endapan pati pengadukan selama 30 menit.
dicuci dengan air dan diendapkan Larutan didiamkan selama 1 jam dan
disaring. Setelah itu larutan dialirkan
ke dalam kolom resin ion lalu sampel 4. Analisis Hasil : Uji Kimia
diuapkan pada suhu 600C.
Analisis kadar air, abu, lemak,
b. Hidrolisis Asam protein dan karbohidrat
Pembuatan gula cair secara menggunakan SNI 01-2891-1992.
hidrolisis asam tediri atas dua tahap
yaitu tahap gelatinisasi dan 5. Kadar Gula Pereduksi Metode
hidrolisis. Pati jagung manis Luff Schoorl
ditimbang sebanyak 30 gram ke
dalam erlenmeyer lalu ditambahkan Sampel ditimbang sebanyak 2
air panas sebanyak 200 mL. Setelah gram dan dimasukkan ke dalam labu
itu sampel dipanaskan di atas ukur 250 mL lalu ditambahkan 50
penangas dengan suhu 60-700C mL air suling, 5 mL Pb asetat 5%
hingga terbentuk gel. Sampel dan 1 tetes (NH4)2HPO4 10%.
kemudian ditambahkan HCl 1,0 N Apabila timbul endapan putih, maka
sebanyak 30 mL, lalu dimasukkan ke penambahan Pb asetat sudah cukup.
dalam autoclave pada suhu 1210C Larutan sampel ditambahkan 15 mL
selama 90 menit. (NH4)2HPO4 10%. Larutan
Gula cair dinetralkan ditambahkan air suling sampai tanda
menggunakan Na2CO3 dan batas tera. Larutan dikocok,
ditambahkan 0,5 gram arang akif lalu didiamkan selama 30 menit dan
dipanaskan pada suhu 800C dan disaring. Hasil saringan dipipet 10
pengadukan selama 30 menit. mL ke erlenmeyer lalu ditambahkan
Larutan didiamkan selama 1 jam dan 15 mL air suling dan 25 mL Luff
disaring. Setelah itu larutan dialirkan Schoorl serta beberapa butir batu
ke dalam kolom resin ion lalu sampel didih. Erlenmeyer dihubungkan
diuapkan pada suhu 900C. dengan pendingin tegak lalu
dipanaskan di atas penangas listrik
3. Analisis Hasil : Uji Fisik dan dididihkan selama 10 menit
kemudian diangkat dan didinginkan.
Parameter fisik yang dianalisis Setelah dingin, larutan ditambahkan
meliputi rasa, bau, warna dan nilai 10 mL KI 20% dan 25 mL H2SO4
rendemen. Untuk analisis bau, rasa 25%. Larutan dititar menggunakan
dan warna menggunakan indra Na2S2O3 0,1 N dengan indikator
penciuman, pengecap dan kanji 0,5%. Penetapan blanko
penglihatan. Nilai rendemen gula dilakukan dengan 25 mL air dan 25
cair dihitung menggunakan rumus : mL Luff Schoorl seperti cara
Rendemen (%) = sebelumnya.
W1 = mg tabel Luff Schoorl +
Keterangan: ((Vkoreksi - Vtio tabel Luff Schoorl) x
Bs : berat gula cair selisih)
Bk : total padatan gula cair
Bp : berat pati yang digunakan
Ka : kadar air pati Keterangan :
W1 : mg setara tabel Luff School manis berjenis Zea mays L., suku
fp : faktor pengenceran Poaceae.
W : bobot sampel (mg) Komposisi utama jagung manis
adalah pati, yaitu sekitar 70 % dari
6. Analisis Kandungan Pati bobot biji (Prambudi, 2008). Bahan
Kualitatif utama pembuatan gula cair dari
jagung manis adalah pati jagung
Sampel gula cair dipipet manis. Jagung manis yang digunakan
sebanyak 5-10 tetes ke dalam tabung sekitar 6,25 kg. Jagung manis
reaksi lalu ditambahkan sedikit air dikupas dan dibersihkan dengan
untuk memudahkan pengamatan. tujuan untuk menghilangkan rambut-
Sampel ditambahkan 2 tetes larutan rambut halus yang menempel pada
lugol ke dalam tabung reaksi. bijinya. Jagung manis diblender
Perubahan warna diamati. Apabila untuk diambil sarinya. Biji jagung
warna berubah menjadi biru atau manis sebanyak 6,25 kg
ungu, maka dalam sampel positif menghasilkan tepung pati sebanyak
mengandung pati. 1,21 kg atau sebanyak 19,36 %.
Pati jagung manis yang telah
HASIL DAN PEMBAHASAN
dibuat lalu dilakukan uji proksimat.
Uji proksimat ini bertujuan untuk
Jagung manis yang mengetahui kualitas dari pati yang
dideterminasi adalah jagung manis digunakan untuk proses hidrolisis
yang berumur 3,5 bulan dan berasal menjadi gula cair. Hasil dari uji
dari daerah Lampung. Hasil proksimat pati jagung manis dapat
determinasi tanaman jagung manis dilihat pada Tabel 1.
didapatkan hasil berupa jagung
Pati jagung manis yang telah Pada uji ini, gula cair dibuat
dihidrolisis akan menghasilkan gula melalui hidrolisis enzimatis
cair. Banyaknya jumlah gula cair menggunakan alfa amilase dan
dari hasil hidrolisis dapat diketahui glukoamilase, sedangkan cara
dengan menghitung rendemen yang hidrolisis asam menggunakan
dihasilkan. konsentrasi asam optimum dari
penelitian Fitriana (2016) yaitu HCl
1,0 N. Hasil rendemen gula cair dari dipecah secara acak
hidrolisis enzimatis dan asam dapat (Mahmudatussaadah, 2014).
dilihat pada Gambar 4. Berdasarkan Gambar 4, semakin
besar jumlah enzim yang
ditambahkan maka semakin besar
jumlah rendemen gula cair yang
dihasilkan (Rahmawati et al., 2015).
Uji kualitatif pati dilakukan
untuk mengetahui adanya kandungan
pati dalam sampel gula cair
menggunakan larutan lugol. Hasil uji
ini dapat dilihat pada Gambar 5.
HCl
30 36 42
1N
L L L
Gambar 4. Rendemen Gula Cair
Risnoyatiningsih, S. 2011.
Hidrolisis Pati Ubi Jalar Kuning
Menjadi Glukosa Secara
Enzimatis. Jurnal Teknik Kimia.
Vol. 5 (2): 417-424.