Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Setya Widyawati
Abstract
The philosophy of science clarify the existence of science to the other science that requires
knowledge as a medium of thinking and means of scientific communication. These are language,
logic, mathematics, statistics, and other data analysis techniques. Specifications and independency
science faced by the increasing number problems that can not be answered by science, therefore,
philosophy appears as the answer. Philosophy gives an explanation or an answer onthat problems
substantial and radical, while the science continues to develop it self- in its limit , while still radically
criticized, process or the interaction basically is a field of philosophy of science. Philosophy of
science therefore can be put as an attempt to bridge the gap between the philosophy and science,
so that science does not despise the philosophy, and the philosophy does not see science as a
superficial understanding of nature . Reality is what is naturally or existence , while the appearance
is that artificially real. Also how the relationship to both with subject /human. Epistemology is
considered synonymous with the theory of knowledge. At the present time theory of knowledge
can not be ignored. Epistemology of education science related to know how science education
obtaining gain processing, what is the procedure to get the true scientific knowledge. Axiologiy
related to what is the advantages of science education, what ethical relationship with science and
its application science education in daily life .
tercakup di dalamnya, kita jarang oleh karena itu meskipun berf ilsaf at
mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap
acuan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat.
dianggap sebagai hapalan bukan sebagai Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa
pengetahuan yang mendeskripsikan, pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya
menjelaskan, dan memprediksikan gejala alam. manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang
Dalam konteks ini, filsafat ilmu memperjelas berfilsafat (Alisyahbana, 1981).
eksistensi ilmu yang membutuhkan Guna lebih memahami mengenai makna
pengetahuan lain sebagai sarana berpikir dan filsafat, berikut ini akan dikemukakan definisi
sarana komunikasi keilmuannya. Sarana ini filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf:
antara lain bahasa, logika, matematika, 1. Plato salah seorang murid Socrates yang
statistika, dan teknik analisis data lainnya. hidup antara 427 347 SM mengartikan
filsafat sebagai pengetahuan tentang segala
Pembahasan yang ada, tidak ada batas antara filsafat dan
ilmu (Gazalba, 1992)
A. Pengertian Filsafat 2. Aristoteles (382 322 SM) murid Plato,
Secara etimologis kata filsafat berasal menurutnya, filsafat bersifat sebagai ilmu
dari bahasa Yunani philosophia dari kata philos yang umum sekali yaitu ilmu pengetahuan
berarti cinta atau philia (persahabatan, tertarik yang meliputi kebenaran yang terkandung di
kepada) dan sophos yang berarti dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika
pengalaman. praktis, intelegensi) (Bagus, 1996). (Suharsaputra, 2004) Dia juga berpendapat
Dalam bahasa Inggris adalah philosophy. bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas
Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan segala benda (Gazalba, 1992).
mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan. 3. Cicero (106 43 SM). Filsafat adalah induk
Secara harfiah, filsafat berarti cinta akan segala ilmu dunia. Filsafatlah yang
kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan bahwa menggerakkan, yang melahirkan berbagai
manusia tidak pernah secara sempurna ilmu karena filsafat memacu para ahli
memiliki pengertian menyeluruh tentang segala mengadakan penelitian (Gazalba, 1992).
sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, 4. Al Farabi (870 950 M) adalah seorang
namun terus menerus harus mengejarnya. Filsuf Muslim yang mendefinisikan filsafat
Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio sebagai ilmu pengetahuan tentang alam
yang menembus dasar-dasar terakhir dari maujud, bagaimana hakikatnya yang
segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh sebenarnya. (Suharsaputra, 2004)
realitas, tetapi teristimewa eksistensi dan tujuan 5. Immanuel Kant (1724 1804).
manusia. (Bagus, 1996). Mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pokok
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dan pangkal segala pengetahuan yang
dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya mencakup di dalamnya empat persoalan
segala usaha pemikiran selalu terarah untuk yaitu :
mencari kebenaran. Orang yang bijaksana a. Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
selalu menyampaikan suatu kebenaran b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
sehingga bijaksana mengandung dua makna c. Agama (sampai dimanakah pengharapan
yaitu baik dan benar. Sesuatu dikatakan baik kita)
apabila sesuatu itu berdimensi etika, sedangkan d. Antropologi (apakah yang dinamakan
benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, manusia). (Suharsaputra, 2004)
jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu 6. H.C Webb dalam bukunya History of
yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat Philosophy menyatakan bahwa filsafat
berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mengandung pengertian penyelidikan. Tidak
mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan
dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai
berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, sifat hakekat baik dari dunia kita, maupun
dari cara hidup yang seharusnya kita di bidang politik kenegaraan, kosmologi, filsafat
selenggarakan di dunia ini. (Suharsaputra, manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang
2004) pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli di
7. Harold H. Titus dalam bukunya Living dalam masalah epistemologi, etika, dan
Issues in Philosophy mengemukakan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua
beberapa pengertian filsafat yaitu : cabang filsafat kecuali filsafat politik.
a. Philosophy is an attitude toward life and Sejalan dengan perubahan dan
universe (Filsafat adalah sikap terhadap perkembangan zaman ilmu mulai terpisah dari
kehidupan dan alam semesta). induknya yaitu filsafat. Ilmu mulai berkembang
b. Philosophy is a method of reflective dan mengalami deferensiasi/pemisahan hingga
thinking and reasoned inquiry (Filsafat spesifikasinya semakin terperinci bahkan satu
adalah suatu metode berfikir reflektif dan cabang ilmu pada 23 tahun yang lalu
pengkajian secara rasional) diperkirakan berkembang menjadi lebih dari 650
c. Philosophy is a group of problems ranting disiplin ilmu. (Suriasumantri, 1986).
(Filsafat adalah sekelompok masalah) Bahkan ada semacam joke yang beredar di
d. Philosophy is a group of systems of kalangan kedokteran nanti akan ada dokter
thought (Filsafat adalah serangkaian spesialis bedah tulang jari kelingking sebelah
sistem berfikir) (Suharsaputra, 2004). kiri. Hal senada juga dikemukakan Jujun dalam
suatu model dialog berikut ini. Saya adalah
Dari beberapa pengertian di atas nampak Dokter Polan, ahli burung betet betina, demikian
bahwa ada pokok-pokok definisi dari para ahli dalam abad spesialisasi ini seorang
yang menekankan pada: memperkenalkan diri. Jadi tidak lagi ahli zoologi,
1. Subtansi, cakupan, dan upaya pencapaian atau ahli burung, bukan juga ahli betet, melainkan
dari apa yang dipikirkan dalam berfilsafat. khas betet betina. Ceritakan, Dok, bagaimana
2. Upaya penyelidikan tentang substansi yang membedakan burung betet betina dengan
baik sebagai suatu keharusan dalam hidup burung betet jantan! Burung betet jantan
di dunia. makan cacing betina sedangkan burung betet
3. Dimensi-dimensi filsafat dari mulai sikap, betina makan cacing jantan... Bagaimana
metode berfikir, substansi masalah, serta membedakan cacing jantan dengan cacing
sistem berfikir. betina? Wah, itu di luar profesi dan keahlian
saya. Saudara harus bertanya kepada seorang
Bila diperhatikan secara seksama, ahli cacing. (Suriasumantri, 1986). Apakah ini
nampak pengertian-pengertian tersebut lebih suatu wacana atau joke, sebenarnya dapat
bersifat saling melengkapi, sehingga dapat dianggap sebagai suatu tanda bahwa kelak
dikatakan bahwa berfilsafat berarti penyelidikan dikemudian hari perkembangan ilmu akan
tentang apanya, bagaimananya, dan untuk semakin luas bentangannya dan para peneliti
apanya. Dalam konteks ciri-ciri berfikir filsafat, akan semakin leluasa memilih bidang kajiannya.
yang bila dikaitkan dengan terminologi filsafat Kalau diamati sampai pada era mileneum ketiga
tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi ini tidak terhitung spesialisasi ilmu yang
(bagaimananya), dan axiologi (untuk apanya). bermunculan di perguruan tinggi yang dikaji oleh
para peneliti, khususnya yang menempuh studi
B. Pengertian Ilmu magister, doktoral, dan spesialis.
Van Peursen mengemukakan bahwa Kini terbukti bahwa Filsafat Yunani Kuno
dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, yang tadinya merupakan satu kesatuan
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada kemudian menjadi terpecah-pecah. Ilmu-ilmu
sistem filsafat yang dianut (Peursen, 1985). cabang dengan metodologinya masing-masing
Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan mengembangkan spesialisasinya sendiri-sendiri
yang luas sehingga beberapa ilmu dipahaminya secara intens. Lepasnya ilmu cabang dari
karena pada waktu itu jumlah atau volume batang filsafatnya diawali oleh ilmu-ilmu alam
pengetahuan belum sebanyak zaman kini. atau fisika (Wibisono, 1997). Hal ini terjadi pada
Sebagai contoh, Plato adalah filsuf yang mampu abad ke-17, maka mulailah terjadi perpisahan
antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan experience in the simplest possible term
demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum (Karl Pearson); Science is a sistematized
abad ke-17 tersebut ilmu pengetahuan adalah knowledge derives from observation, study,
identik dengan filsafat. and experimentation carried on in order to
Untuk memahami ilmu, ada banyak determinethe nature or principles of what
definisi yang menuntun dan mengarahkan being studied (Ashley Montagu); Science is
kepada pengertian yang jelas. Secara the system of mans knowledge on nature,
etimologis ilmu merupakan kata serapan yang society and thought. It reflect the world in
berasal dari bahasa Arab alima yang berarti concepts, categories and laws, the
tahu atau mengetahui (Gazalba, 1992), correctness and truth of which are verified
sementara itu secara istilah ilmu diartikan by practical experience (V.Avanasyev).
sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui (Suharsaputra, 2004).
sesuatu secara hakiki). (Suharsaputra, 2004).
Dalam bahasa Inggeris Ilmu dipadankan dengan Selanjutnya dalam kutipannya juga
kata science, sedang pengetahuan dengan dikemukakan pendapat The Liang Gie yang
knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata menyatakan pengertian ilmu dilihat dari ruang
science berasal dari bahasa Latin dari kata lingkupnya adalah sebagai berikut :
Scio, Scire yang berarti (mengetahui) - Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk
umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga menyebutkan segenap pengetahuan ilmiah
diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun yang dipandang sebagai suatu kebulatan.
secara konseptual mengacu pada makna yang Jadi ilmu mengacu pada ilmu seumumnya;
sama. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa - Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang
Yunani adalah episteme. Untuk lebih memahami pengetahuan ilmiah yang mempelajari pokok
pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu
dikemukakan beberapa pengertian : khusus.
1. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem Sedangkan jika dilihat dari segi
menurut metode-metode tertentu yang maknanya The Liang Gie mengemukakan tiga
dapat digunakan untuk menerangkan gejala- sudut pandang berkaitan dengan pemaknaan
gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu. ilmu/ilmu pengetahuan yaitu:
(Depdikbud,1989) - Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu
2. Aristoteles memandang ilmu sebagai adalah sesuatu kumpulan yang sistematis,
pengetahuan demonstratif tentang sebab- atau sebagai kelompok pengetahuan teratur
sebab hal. (Bagus, 1996). mengenai pokok soal atau subject matter.
3. Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan Dengan kata lain bahwa pengetahuan
tujuan politis secara efektif dan alamiah. menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi
(Suriasumantri, 1986). substantif yang terkandung dalam ilmu.
4. Dalam beberapa kamus berbahasa Inggris - Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas
antara lain mendeskripsikan bahwa Science mempelajari sesuatu secara aktif, menggali,
is know ledge arranged in a system, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai
especially obtained by observation and pengetahuan itu diperoleh. Jadi ilmu sebagai
testing of fact (An English Reader s aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan
Dictionary); Science is a systematized (study), penyelidikan (inquiry), usaha
knowledge obtained by study, observation, menemukan (attempt to find), atau
experiment (Webster s Super New School pencarian (search).
and Office Dictionary). (Suharsaputra, 6. Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada
2004). dasarnya adalah suatu metode untuk
5. Uhar mengutip pendapat dari tiga orang menangani masalah-masalah, atau suatu
ilmuwan berikut ini. Science is the complete kegiatan penelaahan atau proses penelitian
and consistent description of facts and yang mana ilmu itu mengandung prosedur,
yakni serangkaian cara dan langkah tertentu Ada kesulitan untuk menyatakan secara
yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian tegas dan ringkas mengenai hubungan antara
cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan
dikenal sebagai metode. (Suharsaputra, sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat,
2004). disamping dikalangan ilmuwan sendiri terdapat
Dari pengertian di atas nampak bahwa perbedaan pandangan dalam hal sifat dan
Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf
tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan terdapat perbedaan pandangan dalam
pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang memberikan makna dan tugas filsafat. Menurut
tersusun secara sistematis, dan untuk Sidi Gazalba ada dua tugas filsafat yang tidak
mencapai hal itu diperlukan upaya mencari ada pada ilmu yaitu (1) Refleksi terhadap dunia
penjelasan atau keterangan. Lebih jauh dengan menyeluruh, khususnya terhadap makna,
memperhatikan pengertian-pengertian Ilmu tujuan, dan nilai; (2) Menguji pengertian-
sebagaimana diungkapkan di atas, dapatlah pengertian, baik yang dipakai oleh ilmu atau oleh
ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan anggapan umum secara kritis. (Gazalba, 1992)
pengertian ilmu yaitu : Adapun persamaan (lebih tepatnya
- Ilmu adalah sejenis pengetahuan persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah
- Tersusun atau disusun secara sistematis bahwa keduanya menggunakan metode berpikir
- Sistimatisasi dilakukan dengan reflektif dalam upaya menghadapi/memahami
menggunakan metode tertentu fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-
- Pemerolehannya dilakukan dengan cara hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap
studi, observasi, eksperimen. kritis, berpikiran terbuka serta sangat komitmen
pada kebenaran, disamping perhatiannya pada
Dengan demikian sesuatu yang bersifat pengetahuan yang terorganisir dan sistematis.
pengetahuan biasa dapat menjadi suatu Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu
pengetahuan ilmiah bila telah disusun secara lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu
sistematis serta mempunyai metode berfikir mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih
yang jelas, karena pada dasarnya ilmu yang bersifat analitis dan deskriptif dalam
berkembang dewasa ini merupakan akumulasi pendekatannya, ilmu menggunakan observasi,
dari pengalaman/pengetahuan manusia yang eksperimen dan klasifikasi data pengalaman
terus dipikirkan, disistimatisasikan, serta indra serta berupaya untuk menemukan hukum-
diorganisir sehingga terbentuk menjadi suatu hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan
disiplin yang mempunyai kekhasan dalam filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara
objeknya. menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan
mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang
C. Hubungan Filsafat dengan Ilmu pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat
Secara historis antara ilmu dan filsafat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka
pernah merupakan suatu kesatuan, namun analisanya memasuki dimensi kehidupan
dalam perkembangannya mengalami secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih
divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana
mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini dalam mempertanyakan masalah hubungan
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke antara fakta khusus dengan skema masalah
duanya secara tepat sesuai dengan batas yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan
wilayahnya masing-masing, bukan untuk antara temuan-temuan ilmu dengan klaim
mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih agama, moral, dan seni.
melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih Perbedaan ilmu dan filsafat secara jelas
memahami khazanah intelektual manusia. dapat diamati pada tabel berikut.
cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu 1. Edward Madden menyatakan bahwa lingkup/
bermanfaat untuk: bidang kajian filsafat ilmu adalah:
1. Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu a. Probabilitas
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu b. Induksi
3. Menghindarkan diri dari memutlakan c. Hipotesis
kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa 2. Ernest Nagel
ilmu sebagai satu-satunya cara a. Logical pattern exhibited by explanation
memperoleh kebenaran in the sciences
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni b. Construction of scientific concepts
tidak menghargai sudut pandang lain di luar c. Validation of scientific conclusions
bidang ilmunya. 3. Scheffer
a. The role of science in society
Dengan demikian eksistensi ilmu b. The world pictured by science
mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang c. The foundations of science
sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk (Suriasumantri, 1996)
melemahkannya tapi untuk memposisikan
secara tepat dalam batas wilayahnya. Hal inipun Dari tiga pendapat tersebut nampak
dapat membantu terhindar dari memutlakan ilmu bahwa semua itu lebih bersifat menambah
dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah terhadap lingkup kajian filsafat ilmu. Jujun S.
sebagai satu-satunya kebenaran, disamping Suriasumantri menyatakan bahwa filsafat ilmu
perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara merupakan bagian dari epistemologi yang
integral bergandengan dengan dimensi dan secara spesifik mengkaji hakekat ilmu.
bidang lain yang hidup dan berkembang dalam (Suriasumantri, 1996)
membentuk peradaban manusia. Dalam ilmu pendidikan, filsafat ilmu
Dalam hubungan ini filsafat ilmu akan menempati posisi secara analog dengan ilmu
membukakan wawasan tentang bagaimana pengetahuan yang lain dengan mengajukan
sebenarnya substansi ilmu itu. Hal ini karena permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Pada
filsafat ilmu merupakan pengkajian lanjutan dan dasarnya filsafat ilmu merupakan telahaan
refleksi atas ilmu dengan demikian ia merupakan berkaitan dengan objek apa yang ditelaah oleh
syarat mutlak untuk menentang bahaya yang ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan
menjurus kepada keadaan cerai berainya ilmu. ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat
Disamping itu untuk menjaga keseimbangan ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk
pertumbuhan ilmu-ilmu yang ada, melalui telaahan filsafat ilmu adalah:
pemahaman tentang asas-asas, latar belakang 1. Ontologi
serta hubungan yang dimiliki/dilaksanakan oleh 2. Epistemologi
suatu kegiatan ilmiah. 3. Axiologi
6. Eksistensi ilmu tidak dipandang sebagai . 1986. Ilmu dalam Perspektif Moral,
sesuatu yang sudah final, namun perlu Sosial, dan Politik. Jakarta: PT
dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya Gramedia.
tapi untuk memposisikan secara tepat dalam
K. Berten. 1976. Ringkasan Sejarah Filsafat,
batas wilayahnya.
Yogyakarta: Kanisius.
7. Filsafat ilmu bisa menjadi pengetahuan bagi
kalangan awam untuk memahami hakikat Koento Wibisono. 1997. Gagasan Strategik
berbagai ilmu. tentang Kultur Keilmuan pada
8. Dalam upaya kita meningkatkan pendidikan Perguruan Tinggi. Jurnal Filsafat, edisi
keilmuan dirasakan perlunya Khusus Agustus 1997.
mengembangkan paradigma baru dalam Peursen, C.A. van. 1985. Susunan Ilmu
berbagai hal dengan mengembangkan Pengatahuan. Jakarta: PT Gramedia.
paradigma epistemologi pemecahan
masalah di samping penemuan Sidi Gazalba, 1992. Sistimatika Filsafa Jilid 1-
pengetahuan ilmiah. Demikian juga perlu 2. Jakarta: Bulan Bintang.
dipikirkan pengembangan paradigma lain Sutan Takdir Alisyahbana. 1981. Pembimbing ke
yang berkaitan dengan peningkatan kegiatan Filsafat, Jakarta: Dian Rakyat
pendidikan dan keilmuan.
Syaikh Nadim al-Jisr. 1998. Para Pencari Tuhan.
Bandung: Pustaka Hidayah.
Kepustakaan
The Liang Gie. 1978. Dari Administrasi ke
Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Filsafat. Yogyakarta : Karya Kencana.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Uhar Suharsaputra. 2004. Filsafat Umum Jilid
Depdikbud,1989. Kamus Besar
I. Jakarta: Universitas Kuningan.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Kompas, Kamis, 20 September 2007.
Hamdani Ali. 1987. Filsafat Pendidikan. Jurnal Jurnal Filsafat, edisi Pertama, April 1986.
Yogyakarta: Kota Kembang. Tugas Filsafat Dalam Perkembangan
Budaya. Yogyakarta: Fakultas Filsafat
Harry Hamersma. 1981. Pintu Masuk ke Dunia UGM Yogyakarta.
Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Filsafat, edisi khusus Agustus 1997.
Imam Barnadib. 1976. Filsafat Pendidikan. Aktualisasi Filsafat: Upaya Mengukir
Yogyakarta: ANDI. Masa Depan Peradaban. Yogyakarta:
Jujun S Suriasumantri. 1996. Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta.
Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.