Sei sulla pagina 1di 10

Setya Widyawati : Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan

FILSAFAT ILMU SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN


ILMU PENDIDIKAN

Setya Widyawati

Jurusan Seni Tari


Fakultas Seni Pertunjukan ISI Surakarta

Abstract

The philosophy of science clarify the existence of science to the other science that requires
knowledge as a medium of thinking and means of scientific communication. These are language,
logic, mathematics, statistics, and other data analysis techniques. Specifications and independency
science faced by the increasing number problems that can not be answered by science, therefore,
philosophy appears as the answer. Philosophy gives an explanation or an answer onthat problems
substantial and radical, while the science continues to develop it self- in its limit , while still radically
criticized, process or the interaction basically is a field of philosophy of science. Philosophy of
science therefore can be put as an attempt to bridge the gap between the philosophy and science,
so that science does not despise the philosophy, and the philosophy does not see science as a
superficial understanding of nature . Reality is what is naturally or existence , while the appearance
is that artificially real. Also how the relationship to both with subject /human. Epistemology is
considered synonymous with the theory of knowledge. At the present time theory of knowledge
can not be ignored. Epistemology of education science related to know how science education
obtaining gain processing, what is the procedure to get the true scientific knowledge. Axiologiy
related to what is the advantages of science education, what ethical relationship with science and
its application science education in daily life .

Key words : the philosophy of science, education, ontology, epistemology, axiology

Pengantar logika verbal menjadi terpinggirkan, seakan-akan


jauh dari kegiatan keilmuan. Kesadaran akan
Dalam Kongres Ilmu Pengetahuan adanya keterkaitan ini diharapkan
Nasional (KIPNAS) III di Jakarta pada tahun 1981 menumbuhkan aspek af ektif terhadap
Jujun S. Suriasumantri mengatakan bahwa pengetahuan yang dipelajari (Kompas, 20
pendidikan kita memberikan mata pelajaran September 2007). Berdasar itu pulalah
secara terkotak-kotak tanpa adanya payung nampaknya usulan Jujun dalam KIPNAS III 1981
yang memperjelas keterkaitan antara dikemukakan. Usulan tersebut adalah saya
pengetahuan yang satu dengan pengetahuan menyarankan agar diberikan filsafat ilmu kepada
lainnya (Kompas, 20 September 2007). semua tingkat pendidikan dengan tujuan untuk
Pendapat tersebut terkandung maksud bahwa meningkatkan pendidikan moral keilmuan seiring
kenyataan mata pelajaran atau pengetahuan dan berkaitan dengan peningkatan kemampuan
yang diberikan dalam pendidikan kita masih penalaran ilmiah (Suriasumantri, 1986).
tercerai berai sehingga untuk menuju satu Sejak usulan tersebut muncul hingga
puncak tujuan pembelajaran yang utuh akan tahun 2007 sekarang ini, yang berarti sudah 26
sangat sulit dicapai. tahun berlalu, usulan tinggal sebagai usulan
Terdapat pandangan yang sempit bahwa tanpa ada tindakan nyata. Alhasil, walaupun telah
kegiatan keilmuan hanya berkutat sekitar bertahun-tahun mempelajari ilmu, dengan
matematika dan statistika. Fungsi bahasa dan puluhan disiplin dan ratusan teori ilmiah yang

Volume 11 No. 1 Juli 2013 87


Jurnal Seni Budaya

tercakup di dalamnya, kita jarang oleh karena itu meskipun berf ilsaf at
mempergunakan pengetahuan ilmiah sebagai mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap
acuan dalam kehidupan sehari-hari. Ilmu kegiatan berfikir berarti filsafat atau berfilsafat.
dianggap sebagai hapalan bukan sebagai Sutan Takdir Alisjahbana menyatakan bahwa
pengetahuan yang mendeskripsikan, pekerjaan berfilsafat itu ialah berfikir, dan hanya
menjelaskan, dan memprediksikan gejala alam. manusia yang telah tiba di tingkat berfikir, yang
Dalam konteks ini, filsafat ilmu memperjelas berfilsafat (Alisyahbana, 1981).
eksistensi ilmu yang membutuhkan Guna lebih memahami mengenai makna
pengetahuan lain sebagai sarana berpikir dan filsafat, berikut ini akan dikemukakan definisi
sarana komunikasi keilmuannya. Sarana ini filsafat yang dikemukakan oleh para filsuf:
antara lain bahasa, logika, matematika, 1. Plato salah seorang murid Socrates yang
statistika, dan teknik analisis data lainnya. hidup antara 427 347 SM mengartikan
filsafat sebagai pengetahuan tentang segala
Pembahasan yang ada, tidak ada batas antara filsafat dan
ilmu (Gazalba, 1992)
A. Pengertian Filsafat 2. Aristoteles (382 322 SM) murid Plato,
Secara etimologis kata filsafat berasal menurutnya, filsafat bersifat sebagai ilmu
dari bahasa Yunani philosophia dari kata philos yang umum sekali yaitu ilmu pengetahuan
berarti cinta atau philia (persahabatan, tertarik yang meliputi kebenaran yang terkandung di
kepada) dan sophos yang berarti dalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika,
kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, retorika, etika, ekonomi, politik dan estetika
pengalaman. praktis, intelegensi) (Bagus, 1996). (Suharsaputra, 2004) Dia juga berpendapat
Dalam bahasa Inggris adalah philosophy. bahwa filsafat itu menyelidiki sebab dan asas
Filsafat boleh dimaknakan ingin mengerti dengan segala benda (Gazalba, 1992).
mendalam atau cinta dengan kebijaksanaan. 3. Cicero (106 43 SM). Filsafat adalah induk
Secara harfiah, filsafat berarti cinta akan segala ilmu dunia. Filsafatlah yang
kebijaksanaan. Hal ini menunjukkan bahwa menggerakkan, yang melahirkan berbagai
manusia tidak pernah secara sempurna ilmu karena filsafat memacu para ahli
memiliki pengertian menyeluruh tentang segala mengadakan penelitian (Gazalba, 1992).
sesuatu yang dimaksudkan kebijaksanaan, 4. Al Farabi (870 950 M) adalah seorang
namun terus menerus harus mengejarnya. Filsuf Muslim yang mendefinisikan filsafat
Filsafat adalah pengetahuan yang dimiliki rasio sebagai ilmu pengetahuan tentang alam
yang menembus dasar-dasar terakhir dari maujud, bagaimana hakikatnya yang
segala sesuatu. Filsafat menggumuli seluruh sebenarnya. (Suharsaputra, 2004)
realitas, tetapi teristimewa eksistensi dan tujuan 5. Immanuel Kant (1724 1804).
manusia. (Bagus, 1996). Mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pokok
Kecintaan pada kebijaksanaan haruslah dan pangkal segala pengetahuan yang
dipandang sebagai suatu bentuk proses, artinya mencakup di dalamnya empat persoalan
segala usaha pemikiran selalu terarah untuk yaitu :
mencari kebenaran. Orang yang bijaksana a. Metafisika (apa yang dapat kita ketahui).
selalu menyampaikan suatu kebenaran b. Etika (apa yang boleh kita kerjakan).
sehingga bijaksana mengandung dua makna c. Agama (sampai dimanakah pengharapan
yaitu baik dan benar. Sesuatu dikatakan baik kita)
apabila sesuatu itu berdimensi etika, sedangkan d. Antropologi (apakah yang dinamakan
benar adalah sesuatu yang berdimensi rasional, manusia). (Suharsaputra, 2004)
jadi sesuatu yang bijaksana adalah sesuatu 6. H.C Webb dalam bukunya History of
yang etis dan logis. Dengan demikian berfilsafat Philosophy menyatakan bahwa filsafat
berarti selalu berusaha untuk berfikir guna mengandung pengertian penyelidikan. Tidak
mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir hanya penyelidikan hal-hal yang khusus dan
dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun tertentu saja, bahkan lebih-lebih mengenai
berpikir secara radikal sampai ke akar-akarnya, sifat hakekat baik dari dunia kita, maupun

88 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Setya Widyawati : Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan

dari cara hidup yang seharusnya kita di bidang politik kenegaraan, kosmologi, filsafat
selenggarakan di dunia ini. (Suharsaputra, manusia, filsafat keindahan, dan juga seorang
2004) pendidik. Aristoteles adalah filsuf yang ahli di
7. Harold H. Titus dalam bukunya Living dalam masalah epistemologi, etika, dan
Issues in Philosophy mengemukakan ketuhanan. Plotinos bahkan ahli disemua
beberapa pengertian filsafat yaitu : cabang filsafat kecuali filsafat politik.
a. Philosophy is an attitude toward life and Sejalan dengan perubahan dan
universe (Filsafat adalah sikap terhadap perkembangan zaman ilmu mulai terpisah dari
kehidupan dan alam semesta). induknya yaitu filsafat. Ilmu mulai berkembang
b. Philosophy is a method of reflective dan mengalami deferensiasi/pemisahan hingga
thinking and reasoned inquiry (Filsafat spesifikasinya semakin terperinci bahkan satu
adalah suatu metode berfikir reflektif dan cabang ilmu pada 23 tahun yang lalu
pengkajian secara rasional) diperkirakan berkembang menjadi lebih dari 650
c. Philosophy is a group of problems ranting disiplin ilmu. (Suriasumantri, 1986).
(Filsafat adalah sekelompok masalah) Bahkan ada semacam joke yang beredar di
d. Philosophy is a group of systems of kalangan kedokteran nanti akan ada dokter
thought (Filsafat adalah serangkaian spesialis bedah tulang jari kelingking sebelah
sistem berfikir) (Suharsaputra, 2004). kiri. Hal senada juga dikemukakan Jujun dalam
suatu model dialog berikut ini. Saya adalah
Dari beberapa pengertian di atas nampak Dokter Polan, ahli burung betet betina, demikian
bahwa ada pokok-pokok definisi dari para ahli dalam abad spesialisasi ini seorang
yang menekankan pada: memperkenalkan diri. Jadi tidak lagi ahli zoologi,
1. Subtansi, cakupan, dan upaya pencapaian atau ahli burung, bukan juga ahli betet, melainkan
dari apa yang dipikirkan dalam berfilsafat. khas betet betina. Ceritakan, Dok, bagaimana
2. Upaya penyelidikan tentang substansi yang membedakan burung betet betina dengan
baik sebagai suatu keharusan dalam hidup burung betet jantan! Burung betet jantan
di dunia. makan cacing betina sedangkan burung betet
3. Dimensi-dimensi filsafat dari mulai sikap, betina makan cacing jantan... Bagaimana
metode berfikir, substansi masalah, serta membedakan cacing jantan dengan cacing
sistem berfikir. betina? Wah, itu di luar profesi dan keahlian
saya. Saudara harus bertanya kepada seorang
Bila diperhatikan secara seksama, ahli cacing. (Suriasumantri, 1986). Apakah ini
nampak pengertian-pengertian tersebut lebih suatu wacana atau joke, sebenarnya dapat
bersifat saling melengkapi, sehingga dapat dianggap sebagai suatu tanda bahwa kelak
dikatakan bahwa berfilsafat berarti penyelidikan dikemudian hari perkembangan ilmu akan
tentang apanya, bagaimananya, dan untuk semakin luas bentangannya dan para peneliti
apanya. Dalam konteks ciri-ciri berfikir filsafat, akan semakin leluasa memilih bidang kajiannya.
yang bila dikaitkan dengan terminologi filsafat Kalau diamati sampai pada era mileneum ketiga
tercakup dalam ontologi (apanya), epistemologi ini tidak terhitung spesialisasi ilmu yang
(bagaimananya), dan axiologi (untuk apanya). bermunculan di perguruan tinggi yang dikaji oleh
para peneliti, khususnya yang menempuh studi
B. Pengertian Ilmu magister, doktoral, dan spesialis.
Van Peursen mengemukakan bahwa Kini terbukti bahwa Filsafat Yunani Kuno
dahulu ilmu merupakan bagian dari filsafat, yang tadinya merupakan satu kesatuan
sehingga definisi tentang ilmu bergantung pada kemudian menjadi terpecah-pecah. Ilmu-ilmu
sistem filsafat yang dianut (Peursen, 1985). cabang dengan metodologinya masing-masing
Dahulu seorang filsuf memiliki pengetahuan mengembangkan spesialisasinya sendiri-sendiri
yang luas sehingga beberapa ilmu dipahaminya secara intens. Lepasnya ilmu cabang dari
karena pada waktu itu jumlah atau volume batang filsafatnya diawali oleh ilmu-ilmu alam
pengetahuan belum sebanyak zaman kini. atau fisika (Wibisono, 1997). Hal ini terjadi pada
Sebagai contoh, Plato adalah filsuf yang mampu abad ke-17, maka mulailah terjadi perpisahan

Volume 11 No. 1 Juli 2013 89


Jurnal Seni Budaya

antara filsafat dan ilmu pengetahuan. Dengan experience in the simplest possible term
demikian dapatlah dikemukakan bahwa sebelum (Karl Pearson); Science is a sistematized
abad ke-17 tersebut ilmu pengetahuan adalah knowledge derives from observation, study,
identik dengan filsafat. and experimentation carried on in order to
Untuk memahami ilmu, ada banyak determinethe nature or principles of what
definisi yang menuntun dan mengarahkan being studied (Ashley Montagu); Science is
kepada pengertian yang jelas. Secara the system of mans knowledge on nature,
etimologis ilmu merupakan kata serapan yang society and thought. It reflect the world in
berasal dari bahasa Arab alima yang berarti concepts, categories and laws, the
tahu atau mengetahui (Gazalba, 1992), correctness and truth of which are verified
sementara itu secara istilah ilmu diartikan by practical experience (V.Avanasyev).
sebagai Idroku syai bi haqiqotih (mengetahui (Suharsaputra, 2004).
sesuatu secara hakiki). (Suharsaputra, 2004).
Dalam bahasa Inggeris Ilmu dipadankan dengan Selanjutnya dalam kutipannya juga
kata science, sedang pengetahuan dengan dikemukakan pendapat The Liang Gie yang
knowledge. Dalam bahasa Indonesia kata menyatakan pengertian ilmu dilihat dari ruang
science berasal dari bahasa Latin dari kata lingkupnya adalah sebagai berikut :
Scio, Scire yang berarti (mengetahui) - Ilmu merupakan sebuah istilah umum untuk
umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga menyebutkan segenap pengetahuan ilmiah
diartikan dengan Ilmu Pengetahuan, meskipun yang dipandang sebagai suatu kebulatan.
secara konseptual mengacu pada makna yang Jadi ilmu mengacu pada ilmu seumumnya;
sama. Sinonim yang paling akurat dalam bahasa - Ilmu menunjuk pada masing-masing bidang
Yunani adalah episteme. Untuk lebih memahami pengetahuan ilmiah yang mempelajari pokok
pengertian Ilmu (science) di bawah ini akan soal tertentu, ilmu berarti cabang ilmu
dikemukakan beberapa pengertian : khusus.
1. Ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu
bidang yang disusun secara bersistem Sedangkan jika dilihat dari segi
menurut metode-metode tertentu yang maknanya The Liang Gie mengemukakan tiga
dapat digunakan untuk menerangkan gejala- sudut pandang berkaitan dengan pemaknaan
gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu. ilmu/ilmu pengetahuan yaitu:
(Depdikbud,1989) - Ilmu sebagai pengetahuan, artinya ilmu
2. Aristoteles memandang ilmu sebagai adalah sesuatu kumpulan yang sistematis,
pengetahuan demonstratif tentang sebab- atau sebagai kelompok pengetahuan teratur
sebab hal. (Bagus, 1996). mengenai pokok soal atau subject matter.
3. Ilmu merupakan alat untuk mewujudkan Dengan kata lain bahwa pengetahuan
tujuan politis secara efektif dan alamiah. menunjuk pada sesuatu yang merupakan isi
(Suriasumantri, 1986). substantif yang terkandung dalam ilmu.
4. Dalam beberapa kamus berbahasa Inggris - Ilmu sebagai aktivitas, artinya suatu aktivitas
antara lain mendeskripsikan bahwa Science mempelajari sesuatu secara aktif, menggali,
is know ledge arranged in a system, mencari, mengejar atau menyelidiki sampai
especially obtained by observation and pengetahuan itu diperoleh. Jadi ilmu sebagai
testing of fact (An English Reader s aktivitas ilmiah dapat berwujud penelaahan
Dictionary); Science is a systematized (study), penyelidikan (inquiry), usaha
knowledge obtained by study, observation, menemukan (attempt to find), atau
experiment (Webster s Super New School pencarian (search).
and Office Dictionary). (Suharsaputra, 6. Ilmu sebagi metode, artinya ilmu pada
2004). dasarnya adalah suatu metode untuk
5. Uhar mengutip pendapat dari tiga orang menangani masalah-masalah, atau suatu
ilmuwan berikut ini. Science is the complete kegiatan penelaahan atau proses penelitian
and consistent description of facts and yang mana ilmu itu mengandung prosedur,

90 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Setya Widyawati : Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan

yakni serangkaian cara dan langkah tertentu Ada kesulitan untuk menyatakan secara
yang mewujudkan pola tetap. Rangkaian tegas dan ringkas mengenai hubungan antara
cara dan langkah ini dalam dunia keilmuan ilmu dan filsafat, karena terdapat persamaan
dikenal sebagai metode. (Suharsaputra, sekaligus perbedaan antara ilmu dan filsafat,
2004). disamping dikalangan ilmuwan sendiri terdapat
Dari pengertian di atas nampak bahwa perbedaan pandangan dalam hal sifat dan
Ilmu memang mengandung arti pengetahuan, keterbatasan ilmu, dimikian juga dikalangan filsuf
tapi bukan sembarang pengetahuan melainkan terdapat perbedaan pandangan dalam
pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang memberikan makna dan tugas filsafat. Menurut
tersusun secara sistematis, dan untuk Sidi Gazalba ada dua tugas filsafat yang tidak
mencapai hal itu diperlukan upaya mencari ada pada ilmu yaitu (1) Refleksi terhadap dunia
penjelasan atau keterangan. Lebih jauh dengan menyeluruh, khususnya terhadap makna,
memperhatikan pengertian-pengertian Ilmu tujuan, dan nilai; (2) Menguji pengertian-
sebagaimana diungkapkan di atas, dapatlah pengertian, baik yang dipakai oleh ilmu atau oleh
ditarik beberapa kesimpulan berkaitan dengan anggapan umum secara kritis. (Gazalba, 1992)
pengertian ilmu yaitu : Adapun persamaan (lebih tepatnya
- Ilmu adalah sejenis pengetahuan persesuaian) antara ilmu dan filsafat adalah
- Tersusun atau disusun secara sistematis bahwa keduanya menggunakan metode berpikir
- Sistimatisasi dilakukan dengan reflektif dalam upaya menghadapi/memahami
menggunakan metode tertentu fakta-fakta dunia dan kehidupan, terhadap hal-
- Pemerolehannya dilakukan dengan cara hal tersebut baik filsafat maupun ilmu bersikap
studi, observasi, eksperimen. kritis, berpikiran terbuka serta sangat komitmen
pada kebenaran, disamping perhatiannya pada
Dengan demikian sesuatu yang bersifat pengetahuan yang terorganisir dan sistematis.
pengetahuan biasa dapat menjadi suatu Sementara itu perbedaan filsafat dengan ilmu
pengetahuan ilmiah bila telah disusun secara lebih berkaitan dengan titik tekan, dimana ilmu
sistematis serta mempunyai metode berfikir mengkaji bidang yang terbatas, ilmu lebih
yang jelas, karena pada dasarnya ilmu yang bersifat analitis dan deskriptif dalam
berkembang dewasa ini merupakan akumulasi pendekatannya, ilmu menggunakan observasi,
dari pengalaman/pengetahuan manusia yang eksperimen dan klasifikasi data pengalaman
terus dipikirkan, disistimatisasikan, serta indra serta berupaya untuk menemukan hukum-
diorganisir sehingga terbentuk menjadi suatu hukum atas gejala-gejala tersebut, sedangkan
disiplin yang mempunyai kekhasan dalam filsafat berupaya mengkaji pengalaman secara
objeknya. menyeluruh sehingga lebih bersifat inklusif dan
mencakup hal-hal umum dalam berbagai bidang
C. Hubungan Filsafat dengan Ilmu pengalaman manusia, filsafat lebih bersifat
Secara historis antara ilmu dan filsafat sintetis dan sinoptis dan kalaupun analitis maka
pernah merupakan suatu kesatuan, namun analisanya memasuki dimensi kehidupan
dalam perkembangannya mengalami secara menyeluruh dan utuh, filsafat lebih
divergensi, dimana dominasi ilmu lebih kuat tertarik pada pertanyaan kenapa dan bagaimana
mempengaruhi pemikiran manusia, kondisi ini dalam mempertanyakan masalah hubungan
mendorong pada upaya untuk memposisikan ke antara fakta khusus dengan skema masalah
duanya secara tepat sesuai dengan batas yang lebih luas, filsafat juga mengkaji hubungan
wilayahnya masing-masing, bukan untuk antara temuan-temuan ilmu dengan klaim
mengisolasinya melainkan untuk lebih jernih agama, moral, dan seni.
melihat hubungan keduanya dalam konteks lebih Perbedaan ilmu dan filsafat secara jelas
memahami khazanah intelektual manusia. dapat diamati pada tabel berikut.

Volume 11 No. 1 Juli 2013 91


Jurnal Seni Budaya

ILMU FILSAFAT D. Pengertian Filsafat Ilmu


mengkaji bidang yang mengkaji pengalaman Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu
terbatas secara menyeluruh, bersifat dapat dimaknai sebagai filsafat yang berkaitan
inklusif
ilmu lebih bersifat bersifat sintetis dan sinoptis
dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu
analitis dan deskriptif merupakan bagian dari filsafat pengetahuan
dalam secara umum, ini dikarenakan ilmu itu sendiri
pendekatannya merupakan suatu bentuk pengetahuan dengan
ilmu menggunakan pertanyaan kenapa dan
observasi, bagaimana dalam karakteristik khusus, namun demikian untuk
eksperimen dan mempertanyakan masalah memahami secara lebih khusus apa yang
klasifikasi data hubungan antara fakta dimaksud dengan filsafat ilmu, maka diperlukan
pengalaman indra khusus dengan skema
pembatasan yang dapat menggambarkan dan
masalah yang lebih luas
berupaya untuk mengkaji hubungan antara memberi makna khusus tentang istilah tersebut.
menemukan hukum- temuan-temuan ilmu dengan Para ahli telah banyak mengemukakan
hukum atas gejala- klaim agama, moral, dan definisi/pengertian filsafat ilmu dengan sudut
gejala seni.
pandangnya masing-masing, dan setiap sudut
kebenarannya Kebenarannya sepanjang
sepanjang pemikiran pandang tersebut amat penting guna
pengalaman pemahaman yang komprehensif tentang makna
filsafat ilmu, berikut ini akan dikemukakan
Dengan memperhatikan paparan beberapa definisi filsafat ilmu:
tersebut nampak bahwa filsafat mempunyai - The philosophy of science is a part of
batasan yang lebih luas dan menyeluruh philosophy which attempts to do for science
ketimbang ilmu, ini berarti bahwa apa yang what philosophy in general does for the whole
sudah tidak bisa dijawab oleh ilmu, maka filsafat of human experience (Peter Caws)
berupaya mencari jawabannya, bahkan ilmu itu - The philosophy of science attemt, first, to
sendiri bisa dipertanyakan atau dijadikan objek elucidate the elements involved in the
kajian filsafat (Filsafat Ilmu), namun demikian process of scientific inquiry-observational
filsafat dan ilmu mempunyai kesamaan dalam procedures, patterns of argument, methods
menghadapi objek kajiannya yakni berpikir of representation and calculation,
reflektif dan sistematis, meski dengan titik tekan metaphysical presupposition, and so on, and
pendekatan yang berbeda. then to evaluate the grounds of their validity
Dengan demikian, ilmu mengkaji hal-hal from the points of view of formal logic,
yang bersifat empiris dan dapat dibuktikan, practical methodology anf metaphysics
filsafat mencoba mencari jawaban terhadap (Steven R. Toulmin).
masalah-masalah yang tidak bisa dijawab oleh - Philosophy of science questions and
ilmu dan jawabannya bersifat spekulatif, evaluates the methods of scientific thinking
sedangkan Agama merupakan jawaban and tries to determine the value and
terhadap masalah-masalah yang tidak bisa significance of scientific enterprise as a
dijawab oleh filsafat dan jawabannya bersifat whole (L. White Beck)
mutlak/dogmatis. Menurut Sidi Gazalba. - Philosophy of science.. that philosophic
Pengetahuan ilmu lapangannya segala sesuatu discipline which is the systematic study of
yang dapat diteliti (riset dan/atau eksperimen); the nature of science, especially of its
batasnya sampai kepada yang tidak atau belum methods, its concepts and presupposition,
dapat dilakukan penelitian. Pengetahuan filsafat: and its place in the general scheme of
segala sesuatu yang dapat dipikirkan oleh budi intelectual discipline (A.C. Benyamin)
(rasio) manusia yang alami (bersifat alam) dan - Philosophy of science.. the study of the inner
nisbi; batasnya ialah batas alam namun logic of scientific theories, and the relations
demikian ia juga mencoba memikirkan sesuatu between experiment and theory, i.e of
yang diluar alam, yang disebut oleh agama scientific method (Michael V. Berry).
Tuhan. (Gazalba, 1992) (Suharsaputra, 2004)

92 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Setya Widyawati : Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan

Pengertian-pengertian di atas pemahaman bidang filsafat dan pemahaman


menggambarkan variasi pandangan beberapa ilmu menjadi sangat penting, terutama
ahli tentang makna filsafat ilmu. Peter Caws hubungannya yang bersifat timbal balik, meski
memberikan makna filsafat ilmu sebagai bagian dalam perkembangannya filsafat ilmu itu telah
dari filsafat yang kegiatannya menelaah ilmu menjadi disiplin yang tersendiri dan otonom
dalam konteks keseluruhan pengalaman dilihat dari objek kajian dan telaahannya. (The
manusia, Steven R. Toulmin memaknai filsafat Liang Gie, 1978).
ilmu sebagai suatu disiplin yang diarahkan untuk Sementara itu Gahral Adian
menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan mendefinisikan filsafat ilmu sebagai cabang
prosedur penelitian ilmiah, penentuan argumen, filsafat yang mencoba mengkaji ilmu
dan anggapan-anggapan metafisik guna menilai pengetahuan (ilmu) dari segi ciri-ciri dan cara
dasar-dasar validitas ilmu dari sudut pandang pemerolehannya. Filsaf at ilmu selalu
logika formal, dan metodologi praktis serta mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
metafisika. Sementara itu White Beck lebih mendasar/radikal terhadap ilmu seperti tentang
melihat filsafat ilmu sebagai kajian dan evaluasi apa ciri-ciri spesifik yang menyebabkan sesuatu
terhadap metode ilmiah untuk dapat dipahami disebut ilmu, serta apa bedanya ilmu dengan
makna ilmu itu sendiri secara keseluruhan, pengetahuan biasa, dan bagaimana cara
masalah kajian atas metode ilmiah juga pemerolehan ilmu, pertanyaan-pertanyaan
dikemukakan oleh Michael V. Berry setelah tersebut dimaksudkan untuk membongkar serta
mengungkapkan dua kajian lainnya yaitu logika mengkaji asumsi-asumsi ilmu yang biasanya
teori ilmiah serta hubungan antara teori dan diterima begitu saja (taken for granted). Dengan
eksperimen, demikian juga halnya Benyamin demikian filsafat ilmu merupakan jawaban
yang memasukan masalah metodologi dalam filsafat atas pertanyaan ilmu atau filsafat ilmu
kajian filsafat ilmu disamping posisi ilmu itu merupakan upaya penjelasan dan penelaahan
sendiri dalam konstelasi umum disiplin secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan
intelektual (keilmuan). ilmu. (Suharsaputra, 2004).
Filsafat ilmu (philosophy of science) Spesifikasi dan kemandirian ilmu yang
adalah pemikiran reflektif terhadap persoalan- dihadapkan dengan semakin banyaknya
persoalan mengenai sifat dasar landasan- masalah kehidupan yang tidak bisa dijawab oleh
landasan ilmu yang mencakup konsep-konsep ilmu, maka filsafat menjadi tumpuan untuk
pangkal, anggapan-anggapan dasar, asas-asas menjawabnya. Filsafat memberi penjelasan
permulaan, struktur-struktur teoritis, dan ukuran- atau jawaban substansial dan radikal atas
ukuran kebenaran ilmu. (The Liang Gie, 1978). masalah tersebut, sementara ilmu terus
Pengertian ini sangat umum dan cakupannya mengembangakan dirinya dalam batas-batas
luas, hal yang penting untuk dipahami adalah wilayahnya, dengan tetap dikritisi secara radikal,
bahwa filsafat ilmu itu merupakan telaah proses atau interaksi tersebut pada dasarnya
kefilsafatan terhadap hal-hal yang berkaitan/ merupakan bidang kajian filsafat ilmu, oleh
menyangkut ilmu, dan bukan kajian di dalam karena itu filsafat ilmu dapat dipandang sebagai
struktur ilmu itu sendiri. Terdapat beberapa istilah upaya menjembatani jurang pemisah antara
dalam pustaka yang dipadankan dengan Filsafat filsafat dengan ilmu, sehingga ilmu tidak
ilmu seperti: Theory of science, meta science, menganggap rendah pada filsafat, dan filsafat
methodology, dan science of science, semua tidak memandang ilmu sebagai suatu
istilah tersebut nampaknya menunjukan pemahaman atas alam secara dangkal.
perbedaan dalam titik tekan pembahasan,
namun semua itu pada dasarnya tercakup E. Manfaat Mempelajari Filsafat Ilmu
dalam kajian filsafat ilmu. Meskipun filsafat ilmu Filsafat ilmu berusaha mengkaji hal
mempunyai substansinya yang khas, namun dia tersebut guna menjelaskan hakekat ilmu yang
merupakan bidang pengetahuan campuran mempunyai banyak keterbatasan, sehingga
yang perkembangannya tergantung pada dapat diperoleh pemahaman yang padu
hubungan timbal balik dan saling pengaruh mengenai berbagai fenomena alam yang telah
antara filsafat dan ilmu. Oleh karena itu menjadi objek ilmu itu sendiri, dan yang

Volume 11 No. 1 Juli 2013 93


Jurnal Seni Budaya

cenderung terfragmentasi. Untuk itu filsafat ilmu 1. Edward Madden menyatakan bahwa lingkup/
bermanfaat untuk: bidang kajian filsafat ilmu adalah:
1. Melatih berfikir radikal tentang hakekat ilmu a. Probabilitas
2. Melatih berfikir reflektif di dalam lingkup ilmu b. Induksi
3. Menghindarkan diri dari memutlakan c. Hipotesis
kebenaran ilmiah, dan menganggap bahwa 2. Ernest Nagel
ilmu sebagai satu-satunya cara a. Logical pattern exhibited by explanation
memperoleh kebenaran in the sciences
4. Menghindarkan diri dari egoisme ilmiah, yakni b. Construction of scientific concepts
tidak menghargai sudut pandang lain di luar c. Validation of scientific conclusions
bidang ilmunya. 3. Scheffer
a. The role of science in society
Dengan demikian eksistensi ilmu b. The world pictured by science
mestinya tidak dipandang sebagai sesuatu yang c. The foundations of science
sudah final, dia perlu dikritisi, dikaji, bukan untuk (Suriasumantri, 1996)
melemahkannya tapi untuk memposisikan
secara tepat dalam batas wilayahnya. Hal inipun Dari tiga pendapat tersebut nampak
dapat membantu terhindar dari memutlakan ilmu bahwa semua itu lebih bersifat menambah
dan menganggap ilmu dan kebenaran ilmiah terhadap lingkup kajian filsafat ilmu. Jujun S.
sebagai satu-satunya kebenaran, disamping Suriasumantri menyatakan bahwa filsafat ilmu
perlu terus diupayakan untuk melihat ilmu secara merupakan bagian dari epistemologi yang
integral bergandengan dengan dimensi dan secara spesifik mengkaji hakekat ilmu.
bidang lain yang hidup dan berkembang dalam (Suriasumantri, 1996)
membentuk peradaban manusia. Dalam ilmu pendidikan, filsafat ilmu
Dalam hubungan ini filsafat ilmu akan menempati posisi secara analog dengan ilmu
membukakan wawasan tentang bagaimana pengetahuan yang lain dengan mengajukan
sebenarnya substansi ilmu itu. Hal ini karena permasalahan dalam bentuk pertanyaan. Pada
filsafat ilmu merupakan pengkajian lanjutan dan dasarnya filsafat ilmu merupakan telahaan
refleksi atas ilmu dengan demikian ia merupakan berkaitan dengan objek apa yang ditelaah oleh
syarat mutlak untuk menentang bahaya yang ilmu (ontologi), bagaimana proses pemerolehan
menjurus kepada keadaan cerai berainya ilmu. ilmu (epistemologi), dan bagaimana manfaat
Disamping itu untuk menjaga keseimbangan ilmu (axiologi), oleh karena itu lingkup induk
pertumbuhan ilmu-ilmu yang ada, melalui telaahan filsafat ilmu adalah:
pemahaman tentang asas-asas, latar belakang 1. Ontologi
serta hubungan yang dimiliki/dilaksanakan oleh 2. Epistemologi
suatu kegiatan ilmiah. 3. Axiologi

F.Filsafat Ilmu Sebagai Landasan Memanfaatkan filsafat ilmu sebagai titik


Pengembangan Ilmu Pendidikan tolak membuat kita bisa menjelajah berbagai
Ruang lingkup bidang kajian filsafat ilmu filsafat pengetahuan lainnya termasuk di
mengalami perkembangan secara terus dalamnya filsafat ilmu pendidikan. Filsafat di sini
menerus, hal ini tidak terlepas dengan interaksi merupakan pengetahuan tentang hakikat.
antara filsafat dan ilmu yang makin intens. Substansi dari hakikat adalah paradigma dasar
Bidang kajian yang menjadi telaahan filsafat ilmu dari pengetahuan. Paradigma diartikan sebagai
pun berkembang dan diantara para ahli terlihat cara memandang sesuatu. Dalam ilmu
perbedaan dalam menentukan lingkup kajian pengetahuan dimaknai sebagai model, pola,
filsafat ilmu, meskipun bidang kajian induknya ideal. Dari model-model ini fenomen yang
cenderung sama. Perbedaannya lebih terlihat dipandang dijelaskan. Juga diartikan sebagai
dalam perincian topik telaahan. dasar untuk menyeleksi problem-problem dan
Berikut ini beberapa pendapat ahli pola untuk memecahkan problem-problem riset.
tentang lingkup kajian filsafat ilmu: (Bagus 1996).

94 Volume 11 No. 1 Juli 2013


Setya Widyawati : Filsafat Ilmu sebagai Landasan Pengembangan Ilmu Pendidikan

Terkait dengan peranan filsafat ilmu dengan telaahan mengenai kaidah-kaidah


sebagai landasan pengembangan ilmu berfikir benar, terutama berkenaan dengan
pendidikan maka tidak lepas dari induk metode deduksi. Problem etis berkaitan dengan
telaahannya yaitu ontologi. Ontologi berkaitan aspek-aspek moral dari suatu ilmu, apakah ilmu
tentang apa obyek yang ditelaah ilmu itu hanya untuk ilmu, ataukah ilmu juga perlu
pendidikan, dalam kajian ini mencakup masalah memperhatikan kemanfaatannya dan kaidah-
realitas pendidikan dan kenampakannya (reality kaidah moral masyarakat. Sementara itu
and appearance). Realitas adalah apa yang masalah estetis berkaitan dengan dimensi
nyata atau ada eksistensinya, sedangkan keindahan atau nilai-nilai keindahan dari suatu
kenampakan adalah yang nampaknya saja ilmu, terutama bila berkaitan dengan aspek
nyata (Ali, 1987). Juga bagaimana hubungan aplikasinya dalam kehidupan masyarakat.
ke dua hal tersebut dengan subjek/manusia.
Epistemologi dipandang identik dengan teori Kesimpulan
pengetahuan. Pada saat sekarang teori
pengetahuan tidak mungkin diabaikan. 1. Berfilsafat berarti selalu berusaha untuk
Epistemologi ilmu pendidikan berkaitan dengan berfikir guna mencapai kebaikan dan
bagaimana proses diperolehnya ilmu kebenaran, berfikir dalam filsafat bukan
pendidikan, bagaimana prosedurnya untuk sembarang berfikir namun berpikir secara
memperoleh pengetahuan ilmiah yang benar. radikal sampai ke akar-akarnya.
Axiologi berkaitan dengan apa manfaat ilmu 2. Pada awalnya dahulu ilmu merupakan
pendidikan, bagaimana hubungan etika dengan bagian dari filsafat, sehingga definisi tentang
ilmu, serta bagaimana mengaplikasikan ilmu ilmu bergantung pada sistem filsafat yang
pendidikan dalam kehidupan. Ruang lingkup dianut. Ilmu adalah pengetahuan tentang
telaahan filsafat ilmu sebagaimana diungkapkan sesuatu bidang yang disusun secara
di atas di dalamnya sebenarnya menunjukan bersistem menurut metode-metode tertentu
hal-hal yang dikaji dalam filsafat ilmu. Masalah- yang dapat digunakan untuk menerangkan
masalah dalam filsafat ilmu pada dasarnya gejala-gejala tertentu dibidang
menunjukan topik-topik kajian yang dapat masuk (pengetahuan) itu.
ke dalam salah satu lingkup filsafat ilmu 3. Sejalan dengan perubahan dan
pendidikan. Adapun masalah-masalah tersebut perkembangan zaman ilmu mulai terpisah
adalah: dari induknya yaitu filsafat. Ilmu mulai
1. masalah-masalah metafisis berkembang dan mengalami deferensiasi/
2. masalah-masalah epistemologis pemisahan hingga spesifikasinya semakin
3. masalah-masalah metodologis terperinci.
4. masalah-masalah logis 4. Persesuaian antara ilmu dan filsafat adalah
5. masalah-masalah etis bahwa keduanya menggunakan metode
6. masalah-masalah tentang estetika berpikir reflektif dalam upaya memahami
fakta-fakta dunia dan kehidupan. Oleh
Metafisika merupakan telaahan atau teori karena itu filsafat maupun ilmu bersikap
tentang yang ada, istilah metafisika ini terkadang kritis, berpikiran terbuka serta sangat
dipadankan dengan ontologi, karena komitmen pada kebenaran, disamping
sebenarnya metafisika juga mencakup telaahan perhatiannya pada pengetahuan yang
lainnya seperti telaahan tentang bukti-bukti terorganisir dan sistematis.
adanya Tuhan. Epistemologi merupakan teori 5. Filsafat ilmu (philosophy of science) adalah
pengetahuan dalam arti umum baik itu kajian pemikiran reflektif terhadap persoalan-
mengenai pengetahuan biasa, pengetahuan persoalan mengenai sifat dasar landasan-
ilmiah, maupun pengetahuan f ilosofis, landasan ilmu yang mencakup konsep-
metodologi ilmu adalah telaahan atas metode konsep pangkal, anggapan-anggapan dasar,
yang dipergunakan oleh suatu ilmu, baik dilihat asas-asas permulaan, struktur-struktur
dari struktur logikanya, maupun dalam hal teoritis, dan ukuran-ukuran kebenaran ilmu.
validitas metodenya. Masalah logis berkaitan

Volume 11 No. 1 Juli 2013 95


Jurnal Seni Budaya

6. Eksistensi ilmu tidak dipandang sebagai . 1986. Ilmu dalam Perspektif Moral,
sesuatu yang sudah final, namun perlu Sosial, dan Politik. Jakarta: PT
dikritisi, dikaji, bukan untuk melemahkannya Gramedia.
tapi untuk memposisikan secara tepat dalam
K. Berten. 1976. Ringkasan Sejarah Filsafat,
batas wilayahnya.
Yogyakarta: Kanisius.
7. Filsafat ilmu bisa menjadi pengetahuan bagi
kalangan awam untuk memahami hakikat Koento Wibisono. 1997. Gagasan Strategik
berbagai ilmu. tentang Kultur Keilmuan pada
8. Dalam upaya kita meningkatkan pendidikan Perguruan Tinggi. Jurnal Filsafat, edisi
keilmuan dirasakan perlunya Khusus Agustus 1997.
mengembangkan paradigma baru dalam Peursen, C.A. van. 1985. Susunan Ilmu
berbagai hal dengan mengembangkan Pengatahuan. Jakarta: PT Gramedia.
paradigma epistemologi pemecahan
masalah di samping penemuan Sidi Gazalba, 1992. Sistimatika Filsafa Jilid 1-
pengetahuan ilmiah. Demikian juga perlu 2. Jakarta: Bulan Bintang.
dipikirkan pengembangan paradigma lain Sutan Takdir Alisyahbana. 1981. Pembimbing ke
yang berkaitan dengan peningkatan kegiatan Filsafat, Jakarta: Dian Rakyat
pendidikan dan keilmuan.
Syaikh Nadim al-Jisr. 1998. Para Pencari Tuhan.
Bandung: Pustaka Hidayah.
Kepustakaan
The Liang Gie. 1978. Dari Administrasi ke
Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: Filsafat. Yogyakarta : Karya Kencana.
Penerbit Gramedia Pustaka Utama.
Uhar Suharsaputra. 2004. Filsafat Umum Jilid
Depdikbud,1989. Kamus Besar
I. Jakarta: Universitas Kuningan.
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka. Kompas, Kamis, 20 September 2007.
Hamdani Ali. 1987. Filsafat Pendidikan. Jurnal Jurnal Filsafat, edisi Pertama, April 1986.
Yogyakarta: Kota Kembang. Tugas Filsafat Dalam Perkembangan
Budaya. Yogyakarta: Fakultas Filsafat
Harry Hamersma. 1981. Pintu Masuk ke Dunia UGM Yogyakarta.
Filsafat. Yogyakarta: Kanisius.
Jurnal Filsafat, edisi khusus Agustus 1997.
Imam Barnadib. 1976. Filsafat Pendidikan. Aktualisasi Filsafat: Upaya Mengukir
Yogyakarta: ANDI. Masa Depan Peradaban. Yogyakarta:
Jujun S Suriasumantri. 1996. Filsafat Ilmu, Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta.
Sebuah Pengantar Populer, Jakarta:
Pustaka Sinar Harapan.

96 Volume 11 No. 1 Juli 2013

Potrebbero piacerti anche