Sei sulla pagina 1di 6

BRAIN STORMING DAN DEMONSTRASI MERUBAH PERILAKU IBU

TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN


(Brain Storming And Demonstration Change Mothers Behavior Toward Breastmilk
Companion Food)

Mira Triharini*, Retnayu Pradanie*, Halimatus Zahrah*

ABSTRACT

Introduction: Infant on 0-6 months must be gotten exclusive breast milk from their mother for
growth and development status. It was mean that no other food for infant. The objective of this
study was to expalain the the effect of brain storming and demonstration about exclusive
breastfeding on mothers behaviour ( knowledge, attitude and practice) in giving breastmilk
companion food for infant (0-6 month) at Bung Baruhs Village, Pamekasan. Method: This study
used one group pre-test post-test design. Population were mothers in those area, and sample were
32 respondents who met the inclusion criteria. The independent variable were health education
with brain storming and demonstration methods. The dependent variable were mothers behaviour
( knowledge, attitude and practice) in giving food beside mothers milk for infant. The data were
analyzed by using Wilcoxon Signed Rank Test with significance level 0.05. Result: The result
showed that brain storming and demonstration had effect on mothers behaviour (knowledge
p=0.000; attitude p= 0.033; and practice p=0.000) in giving breastmilk companion food for infant
(0-6 month). Analysis: It can be concluded that brain storming and demonstration has an effect on
mothers behaviour ( knowledge, attitude and practice) in giving breastmilk companion food for
infant (0-6 month). Discussion: Brainstorming can be alternative choice for changing mothers
health behaviour.

Keywords : brain storming, demonstration, infant, breastmilk companion food

* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya. Telp/Fax: (031)


5913257, E-mail: mira.tri_ners@unair.ac.id

PENDAHULUAN jumlah kasus gizi buruk mencapai 25 kasus.


Selama ini jika bayi menangis, warga Desa
Pertumbuhan optimal pada bayi perlu Bung Baruh beranggapan anak kelaparan dan
status gizi yang baik dengan pemberian ASI akan tidur nyenyak jika diberi makan, seperti
eksklusif pada usia 0-6 bulan. ASI kelapa muda, nasi yang dikunyah terlebih
memelihara fungsi sel-sel otak serta dapat dahulu oleh ibunya, campuran bubur beras
memperkuat sistem kekebalan tubuh, dengan sayur kelor, pisang yang diuleg, dan
menurunkan risiko terjadi infeksi, dan alergi sebagainya.
(Kurniasari, 2009). Status gizi yang buruk Beberapa metode yang dapat
dapat menghambat pertumbuhan fisik, digunakan untuk pemberian pendidikan
mental, kemampuan berfikir dan mudah kesehatan adalah pertama dengan metode
terkena infeksi (Feldman, 2003). Hal ini perorangan meliputi bimbingan dan
terjadi apabila pemberian makanan penyuluhan, serta wawancara. Kedua dengan
pendamping ASI terlalu dini atau terlambat, metode pendidikan kelompok yang terdiri
makanan tidak sesuai dengan Angka dari kelompok besar, kelompok kecil, diskusi
Kecukupan Gizi (AKG) rata-rata, frekuensi kelompok, bola salju, curah pendapat (brain
pemberian yang kurang dan pengolahan storming), kelompok kecil-kecil, memainkan
makanan yang kurang bersih (Dep.Kes, peran dan demonstrasi. Ketiga dengan
2004). Di Amerika Serikat, 20-35 juta metode pendidikan massa yang meliputi
kejadian diare terjadi setiap tahun (Neilson, ceramah, pidato-pidato kesehatan melalui
2000). Di Pamekasan untuk tahun 2008 media elektronik, simulasi dialog antar

161
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 161-167

pasien petugas kesehatan, tulisan tentang diberikan MPASI dini (Data Laporan Bidan).
kesehatan di majalah atau koran, dan bill Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS)
board yang dipasang di pinggir jalan atau 2003, dari sekitar 5 juta anak balita terdapat
poster. kurang lebih 3,6 juta anak (19,2%) dalam
Berdasarkan hasil wawancara dengan tingkat gizi kurang, dan 1,5 juta anak (8,3%)
kader kesehatan bahwa penyuluhan telah dalam tingkat gizi buruk. (Dep.Kes, 2004).
dilakukan dengan metode ceramah pada saat Di Pamekasan sendiri terdapat 25 kasus gizi
posyandu. Hal ini kurang memberikan hasil buruk (Din. Kes. Pamekasan 2008).
optimal karena mayoritas ibu masih Makanan Pendamping ASI (MPASI)
memberikan makanan pendamping ASI pada yang terlalu dini pada masyarakat kita
bayinya yang berusia kurang dari 6 bulan. merupakan problema yang sulit, dan
Peneliti memilih pendidikan dengan metode pemberian MPASI tersebut pada usia dini
brain storming dengan alat bantu VCD adalah praktek yang disukai di masyarakat
disertai demonstrasi tentang cara pemberian pedesaan. Warga Desa Bung Baruh rata-rata
ASI eksklusif karena metode ini lebih memiliki pengetahuan yang rendah tentang
intensif dibanding dengan metode ceramah. pentingnya ASI eksklusif pada bayi, karena
Dengan perpaduan metode tersebut dalam latar belakang pendidikan yang rata-rata SD.
pemberian pendidian kesehatan, maka Pendidikan kesehatan yang telah diberikan
responden dapat mencurahkan pendapatnya oleh tenaga kesehatan dalam posyandu
satu sama lain dengan lebih intensif dan kurang mendapat perhatian sehingga ibu-ibu
dengan metode demonstrasi responden dapat tetap memberikan nutrisi yang salah dengan
meniru keterampilan yang diajarkan oleh memberikan makanan pendamping ASI pada
peneliti. Penggunaan alat bantu VCD sebagai bayi usia 0-6 bulan. Perilaku tersebut sudah
media pembelajaran akan meningkatkan menjadi tradisi dan membudaya di desa Bung
perhatian bagi responden sehingga Baruh dimana ibu-ibu memberikan makanan
memberikan kemudahan bagi responden tambahan setelah bayi dilahirkan berupa
untuk memahami pendidikan kesehatan yang degan muda dengan menggunakan sendok
disampaikan. dari daun pisang yang ditulisi anacarakan.
Berdasarkan profil kesehatan dinas Praktek demikian diperkirakan memiliki
kesehatan republik Indonesia pada tahun dampak jangka panjang terhadap gizi dan
2004, jumlah pencapaian target pemberian kesehatan anak.
ASI eksklusif di Indonesia adalah kurang dari Pendidikan kesehatan penting untuk
2% dari jumlah total ibu melahirkan, dan di menunjang program kesehatan, terutama
propinsi Jawa Timur pada tahun 2005 sebesar pada masyarakat pedesaan yang umumnya
50,6% (Susenas 2007). Target nasional memiliki pendidikan dan pengetahuan rendah
pencapaian pemberian ASI eksklusif sebesar tentang pentingnya ASI ekslusif pada bayi,
95% dan target pencapaian pemberian ASI agar dapat mengubah perilaku dari yang
eksklusif di propinsi Jawa Timur 80%. Di merugikan kesehatan ke arah tingkah laku
Madura sendiri khususnya data Dinas yang menguntungkan kesehatan. Maka dari
Kesehatan Pamekasan cakupan ASI eksklusif itu peneliti tertarik untuk melakukan
tahun 2006 sebesar 29,2 %, tahun 2007 penelitian tentang pengaruh brain storming
sebesar 19,25%, dan tahun 2008 sebesar dan Audio Visual Aids tentang ASI eksklusif
21,51%, data tersebut masih jauh dibawah terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan ibu
target, sedangkan di Puskesmas Kadur dalam memberikan makanan tambahan pada
Kabupaten Pamekasan terdapat 956 bayi, dari bayi usia 0-6 bulan di Desa Bung Baruh
jumlah tersebut, jumlah bayi yang diberi ASI wilayah kerja Puskesmas Kadur Kabupaten
eksklusif berjumlah 90 bayi (9,4%). Pamekasan.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti
selama 5 tahun bayi yang baru dilahirkan BAHAN DAN METODE PENELITIAN
segera mungkin langsung diberikan MPASI
berupa degan muda. Hasil laporan Puskesmas Desain yang digunakan dalam
di Desa Bung Baruh untuk periode dua bulan penelitian ini adalah pre experimental dengan
terakhir terdapat 43 bayi, dan dari jumlah pendekatan One-Group Pre-test-posttest
tersebut bayi yang berada dibawah umur 6 Design. Populasi dalam penelitian ini adalah
bulan berjumlah 38 bayi (90%) yang telah seluruh ibu yang mempunyai bayi usia 0-6

162
Brain Storming dan Demonstrasi (Mira Triharini)

bulan di Desa Bung Baruh wilayah kerja VCD tentang ASI eksklusif. Pengumpulan
puskesmas Kadur Pamekasan sebanyak 38 data pengetahuan dan sikap post test
orang. Sampel diambil sesuai dengan kriteria dilakukan dua kali yaitu dua hari dan empat
inklusi dan diperoleh 32 responden. Adapun hari setelah pemberian intervensi dengan
kriteria inklusi yaitu 1) responden bersedia mendatangi rumah responden. Kemudian
untuk diteliti, 2) responden yang bisa satu minggu setelah pemberian pendidikan
membaca dan menulis, 3) memiliki kebiasaan kesehatan peneliti mendatangi rumah
memberikan MPASI pada bayi dibawah usia responden dan dilakukan wawancara
6 bulan dan 4) ibu masih bisa mengeluarkan terstruktur untuk mengetahui perubahan
ASI yang cukup untuk bayi. Variabel tindakan ibu dalam memberikan MPASI
independen dalam penelitian ini adalah pada bayi usia 0-6 bulan.
pendidikan kesehatan dengan metode brain
storming dan demonstrasi menggunakan alat HASIL PENELITIAN
bantu audio visual tentang ASI eksklusif.
Variabel dependen adalah perilaku ibu dalam Hasil analisis statistik dengan uji
memberikan MPASI pada bayi usia 0-6 Wilcoxon Signed Rank Test tentang
bulan. pengaruh Brain Storming dan demonstrasi
Pengumpulan data dalam penelitian menggunakan audio visual aid tentang ASI
ini melalui kuesioner dan observasi. Setelah Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu dalam
pengisian kuesioner data awal tentang Memberikan Makanan Tambahan pada Bayi
pengetahuan, sikap dan tindakan, responden Usia 0-6 Bulan didapatkan hasil p=0,000,
dibuat menjadi satu kelompok berjumlah 6- terhadap sikap Ibu dalam Memberikan
12 orang berbentuk lingkaran, kemudian Makanan Tambahan pada Bayi Usia 0-6
dilakukan pemberian pendidikan kesehatan Bulan didapatkan hasil p=0,000, dan
dengan metode brain storming. Seluruh terhadap tindakan ibu dalam memberikan
responden dibagi dalam 3 gelombang, makanan tambahan pada bayi Usia 0-6 Bulan
dengan lama brain stoarming 30 menit setiap didapatkan hasil p=0,000.
kelompok. Selanjutnya dilakukan Ketiga hasil tersebut menunjukkan ada
demonstrasi tentang cara menyusui yang hubungan yang signifikan. Distribusi
benar. Pada akhir kegiatan pendidikan pengetahuan, sikap, dan tindakan responden
kesehatan dilakukan pemutaran alat bantu dapat dilihat pada tabel 1, 2 dan 3.

Tabel. 1Pengetahuan Ibu Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan dalam Memberikan
Makanan Tambahan pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Kategori Pengetahuan Ibu
Sebelum Sesudah
% %
Baik 9 28,1 27 84,4
Cukup 15 46,9 5 15,6
Kurang 8 25 0 0
Total 32 100 32 100
Uji Wilcoxon sign rank test p=0,000

Tabel. 2 Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan dalam Memberikan Makanan
Tambahan pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Kategori Sikap Ibu
Sebelum Sesudah
% %
Positif 14 43,7 17 53
Negatif 18 56,3 15 47
Total 32 100 32 100
Uji Wilcoxon Sign Rank Test p=0,033

163
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 161-167

Tabel. 3Tindakan Ibu Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan dalam Memberikan
Makanan Tambahan pada Bayi Usia 0-6 Bulan
Kategori Tindakan Ibu
Sebelum Sesudah
% %
Baik 2 6,3 12 37,5
Cukup 20 62,5 19 59,4
Kurang 10 31,3 1 6,3
Total 32 100 32 100
Uji Wilcoxon Sign Rank Test p=0,000

Keterangan : p = signifikansi % = prosentase = jumlah

PEMBAHASAN Faktor keempat adalah adanya ketertarikan


responden pada materi yang disampaikan.
Hasil penelitian menunjukkan Media VCD yang digunakan oleh peneliti
adanya pengaruh yang kuat dari pemberian mampu ebih menarik perhatian dari
pendidikan kesehatan dengan brainstoarming responden dalam proses pembelajaran.
dan penggunaan Audio Visual Aids terhadap Faktor lain adalah metode yang digunakan
pengetahuan ibu dalam Memberikan dalam pemberian pendidikan kesehatan
Makanan Tambahan pada Bayi Usia 0-6 sesuai dengan kondisi atau kebutuhan
Bulan yang ditunjukkan oleh hasil statistik responden. Dalam penelitian ini digunakan
dengan nilai signifikansi (p=0,000). metode brainstoarming dimana memberikan
Pendidikan keluarga merupakan kesempatan pada para responden untuk
salah satu faktor penting dalam tumbuh menyampaikan pendapatnya secara bebas
kembang bayi karena dengan pengetahuan tentang pemberian makanan tambahan dan
yang baik tentang pentingnya ASI eksklusif ASI eksklusif. Responden akan dapat belajar
dan bahaya MPASI dini maka orangtua dapat dari pengalaman yang baik dari responden
memiliki pengetahuan yang baik dalam hal lain.
memberikan ASI dan MPASI terhadap bayi Hasil penelitian menunjukkan
usia 0-6 bulan sehingga bayi dapat tumbuh adanya pengaruh yang kuat dari pemberian
sehat dan cerdas. Kemampuan keluarga pendidikan kesehatan terhadap sikap ibu.
dalam merawat bayi juga dipengaruhi oleh Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh
pengalaman orangtua tentang pola asuh anak azwar (2007) menyatakan bahwa
sebelumnya secara alamiah memberikan pembentukan sikap dipengaruhi oleh
pengetahuan tersendiri bagaimana beberapa faktor yaitu ; 1) faktor budaya yang
memberikan makanan yang baik dianut oleh keluarga mempengaruhi
(Soetjiningsih 1998). penerapan pola asuh pada bayi termasuk cara
Sebelum diberikan pendidikan memberikan makanan pada bayi usia 0-6
kesehatan, mayoritas responden mempunyai bulan. 2) perhatian yang diberikan orang
pengetahuan cukup dan sesudah diberikan tua/keluarga terhadap bayinya baik. Teori
pendidikan pengetahuan ibu mengalami yang dikemukakan Azwar (2000)
peningkatan, mayoritas responden mendefinisikan sikap merupakan respon yang
mempunyai pengetahuan baik. Hal itu dapat berhubungan dengan interest (perhatian),
disebabkan oleh berbagai faktor . Faktor apresiasi (penghargaan), dan persepsi
pertama adalah dari tingkat pendidikan ibu, (perasaan). 3) lingkungan tempat tinggal
dengan mayoritas pendidikan responden yang merupakan faktor yang paling besar
adalah SLTA. Faktor kedua adalah urutan yang dapat mempengaruhi pembentukan
anak, karena dalam keluarga sebagian besar sikap seseorang. 4) media massa sebagai
bayi merupakan anak pertama. Perhatian ibu sarana komunikasi yang dapat mempunyai
yang penuh kepada bayi memungkinkan ibu pengaruh besar dalam pembentukan opini
lebih terfokus merawat bayi dengan baik. dan kepercayaan orang. Informasi baru
Faktor ketiga adalah materi yang memberikan landasan kognitif yang baru
diberikan pemberian dalam pendidikan bagi terbentuknya sikap terhadap hal
kesehatan sesuai dengan kebutuhan ibu. tersebut. 5) lembaga agama sebagai suatu

164
Brain Storming dan Demonstrasi (Mira Triharini)

system mempunyai pengaruh dalam sesuai dengan keyakinan agamanya dan bila
pembentukan sikap karena merupakan dasar bila dianggap baik maka informasi tersebut
pengertian dan konsep moral dalam diri bisa diterima.
individu orang lain yang dianggap penting Terdapat beberapa responden yang
dan 6) emosi, apabila terlalu tua atau terlalu tidak mengalami perubahan sikap setelah
muda mungkin tidak dapat menjalankan diberikan pendidikan kesehatan, hal ini dapat
peran pengasuh secara optimal karena disinni disebabkan oleh pengaruh keluarga yang
diperlukan kekuatan psikis terutama dalam kurang mendukung atau keyakinan yang
kaitannya dengan strategi koping yang kuat dengan kepercayaan terhadap tokoh
dimiliki dalam menghadapi permasalahan agama atau tokoh masyarakat. Hal lain yang
bayi. Emosi dalam diri individu terkait dalam mempengaruhi adalah perubahan sikap
penerapan pola asuh pada bayi termasuk memerlukan proses internal yang
bagaimana memberikan makan pada bayi membutuhkan waktu berbeda pada setiap
usia 0-6 bulan. individu untuk berubah.
Sebelum pemberian pendidikan Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesehatan, sikap ibu dalam memberikan adanya pengaruh yang kuat dari pemberian
makan pada bayi usia 0-6 bulan lebih dari pendidikan kesehatan terhadap peningkatan
50% negatif, hal itu terjadi karena terdapat tindakan ibu. Notoatmojo (2003)
pengetahuan kurang tentang pentingnya ASI mengungkapkan bahwa sebelum orang
eksklusif 6 bulan sehingga ibu kurang perduli mengadopsi perilaku baru, di dalam diri
dalam memberikan ASI eksklusif pada bayi orang tersebut terjadi proses berurutan yaitu :
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan. 1) awareness (kesadaran), yakni orang
Budaya yang dianut mempengaruhi sikap ibu tersebut menyadari dalam arti mengetahui
tersebut (misalnya dari hasil wawancara, ada stimulus (objek) terlebih dahulu, 2)interest,
beberapa responden yang menganggap yaknni orang mulai tertarik pada stimulus, 3)
bahwa bayi tidak akan sehat dan gemuk jika evaluation (menimbang-nimbang baik dan
tidak diberikan makanan tambahan, ada juga tidaknya stimulus tersebut terhadap dirinya).
yang mengatakan bayi menjadi kurus jika Hal ini berarti sikap responden sudah lebih
hanya diberi ASI eksklusif saja, dan baik, 4)trial, orang telah mencoba perilaku
sebagainya). baru, 5) adoption, subjek telah berperilaku
Sesudah dilakukan pemberian baru sesuai pengalaman, kesadaran dan
pendidikan kesehatan, sikap ibu mengalami sikapnya terhadap stimulus.
peningkatan. Dari hasil observasi sikap ibu Pendidikan kesehatan dengan metode
meningkat karena ada beberapa responden brain storming dan penggunaan Audio Visual
yang sebagian besar mempunyai 1 orang Aids tentang ASI eksklusif dapat merubah
anak sehingga perhatian ibu masih berfokus tindakan ibu menjadi lebih baik. Hal ini
pada anak, selain itu hampir seluruh disebabkan pengetahuan dan sikap ibu
responden mengatakan bahwa dirinya selalu mengalami peningkatan setelah pendidikan
berada di rumah, sehingga banyak waktu kesehatan. Perubahan tindakan pada ibu
luang bersama bayinya. melalui beberapa tahapan. Pada tahap
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, setelah mendapat pengetahuan
mayoritas respoden berusia 18-20 tahun. Usia maka ibu memiliki kesadaran tentang
yang masih muda menyebabkan kurangnya manfaat dari ASI serta bahaya pemberian
pengetahuan dan pengalaman tentang makanan pendamping ASI yang terlalu dini.
pemberian ASI eksklusif. Adanya Tahap berikutnya adalah ketertarikan
keterbukaan dalam menerima informasi terhadap informasi baru yang didapatkan
tersebut karena menganggap bahwa dirinya terkait dengan ASI. Setelah melalui tahap
belum mempunyai cukup pengalaman menimbang terhadap pentingnya ASI dan
menyebabkan meningkatnya sikap setelah bahaya makanan pendamping ASI, maka ibu
pemberian pendidikan kesehatan. akan melakukan trial atau mencoba suatu
Peningkatan sikap juga dipengaruhi oleh tindakan baru sesuai dengan yang disarankan.
adanya seluruh responden yang menganut Tahap akhir yang dilalui oleh ibu dalam
agama sesuai dengan kepercayaan yang ada perubahan tindakan adalah adopsi yaitu
di Desa Bung Baruh. Dari hasil wawancara menjadikan tindakan baru tersebut sebagai
mereka selalu mengkaitkan informasi itu suatu kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari

165
Jurnal Ners Vol. 4 No. 2: 161-167

dimana ibu tidak lagi memberikan makanan file_i.php?file=5551148&desc=15


pendamping ASI pada bayinya yang berusia 0733-gizi+buruk+indonesia.pdf,
kurang dari 6 bulan. diakses tanggal 14 Oktober 2009,
jam 21.12 WIB).
SIMPULAN DAN SARAN Dinas Kesehatan, 2008. Data Profil
Kesehatan Kabupaten atau Kota,
Simpulan (online),
(http://pdfdatabase.com/download_
Pendidikan kesehatan dengan metode file_i.php?file=5551148&desc=20
brain storming dan demonstrasi 0612-
menggunakan Audio Visual Aid tentang ASI selayang+pandang+kesehatan+pam
eksklusif dapat merubah perilaku ibu ekasan.pdf, diakses tanggal 17
(pengetahuan, sikap dan tindakan) ke arah Oktober 2009, Jam 21.42 WIB).
perilaku yang lebih baik terhadap pemberian Feldman, R., 2003. Direct and Indirect
makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan. Effects of Breast Milk on The
Neurobehavioral and Cognitive
Development of Premature Infants,
(online), Department of
Saran Psychology, Bar-Ilan University,
Ramat-Gan, Israel.
Penulis menyarankan: 1) tenaga (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pub
kesehatan hendaknya lebih meningkatkan med/1543493?itool=EntrezSystem
promosi kesehatan tentang pemberian ASI 2.PEntrez.Pubmed.Pubmed_Result
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan. Kegiatan sPanel.Pubmed_RVDocSum&ordi
tersebut dapat dilakukan melalui pertemuan nalpos=13, diakses tanggal 29
ibu-ibu yang sudah terbentuk di masyarakat, November 2009 ,jam 02.29 WIB).
seperti Posyandu, PKK, dasawisma dan Kurniasari, D., 2009. Nutrisi Bagi Bayi Dan
sebagainya, 2) bagi para ibu diharapkan Anak, (online),
dapat tetap mempertahankan dan (http://asuh.wikia.com/wiki/ASI_e
meningkatkan perannya dalam memberikan ksklusif, diakses tanggal 17
ASI aksklusif dan makanan tambahan pada Oktober 2009, jam 20.23 WIB).
bayi usia 0-6 bulan untuk pertumbuhan dan Neilson, J., 2000. Cara Menyusui Yang Baik.
perkembangan bayinya, 3) perlu penelitian Cetakan VII. Alih bahasa oleh
lebih lanjut berupa studi komparasi tentang Gianto Widianto&Yustina
perkembangan bayi dalam berbagai aspek Rostiawati. Jakarta : Arcan.
antara yang mendapatkan ASI dengan yang Notoatmodjo, S., 2003. Pendidikan dan
mendapatkan Makanan pendamping ASI Perilaku Kesehatan. Jakarta :
secara dini dalam Rineka Cipta.
Soetjiningsih, 1998. Tumbuh Kembang Anak.
Jakarta: EGC, hlm. 1-11, 14-15,
KEPUSTAKAAN 29, 35, 64-65, 69-75.
Susenas, 2007. Distribusi Pemberian Air
Azwar, M.A., 2000. Pengantar Epidemiologi Susu Ibu (ASI) Eksklusif Pada Bayi
Kesehatan. Jakarta : ECG. 0-6 Bulan Menurut Provinsi,
Azwar, S., 2007. Sikap Manusia : Teori dan (online),
Pengukurannya. Edisi ke-2. (http://www.gizi.net.co.id/#hl=id&
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. q=distribusi+pemberian+ASI+eksk
Departemen Kesehatan RI., 2004. Gizi Buruk lusif&meta=&aq=&oq=distribusi+
Akibat Pemberian MPASI Dini, pemberian+ASI+eksklusif&fp=5af
(online), 74f93a1d43147, diakses tanggal 19
(http://pdfdatabase.com/download_ Oktober 2009, Jam 02.58 WIB).

166

Potrebbero piacerti anche