Sei sulla pagina 1di 9

Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Daun Salam (Syzygium polyanthum (Wight)

Walp.) terhadap Pertumbuhan Jamur Candida albicans


secara in vitro
Any Fitriani, Yanti Hamdiyati, dan Ria Engriyani
Program Studi Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA
Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr. Setiabudi No. 229, Bandung 40154
Email: anyfitriani@yahoo.com

Diterima April 2012 disetujui untuk diterbitkan Mei 2012

Abstract
Antifungal activity of the ethanol extract of bay-leaf (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)
against growth of the fungus Candida albicans in vitro has been conducted. Leaves of S.
polyanthum has been known to have potential as antifungal for skin fungal pathogen. This study
aims to determine antifungal activity of the ethanol extract of S. polyanthum leaves against
growth of C. albicans. Activity test was done by disc-diffusion method and macro-dilution. This
study used concentrations of ethanol leaf extract of S. polyanthum of 0.5%, 1%, 1.5%, 2%, and
2.5% (w/v). Negative control using 1% DMSO and positive controls using ketoconazole 30
mg/mL. The results shows that ethanol extract of leaves of S. polyanthum have activity as an
antifungal. Ethanol extract of leaves of S. polyanthum based on the results of GCMS analysis of
compounds containing chemical compounds such as terpenoids and fatty acids. Ethanol extract
of leaves of S. polyanthum showed the highest inhibition zone diameter at a concentration of 1%
(w/v) of 9.32 0.21 mm. Value of Minimum inhibitory Concentration (MIC) for ethanol leaf extract
of S. polyanthum present in a concentration of 0.5% (w/v) and the value of Minimum Fungicidal
Concentration (MFC) present in a concentration of 1% (w/v).
Key Words: extract, Syzygium polyanthum, Candida albicans, antifungal

Abstrak
Aktivitas antijamur ekstrak etanol daun salam (Syzygium polyanthum (Wight) Walp.)
Terhadap pertumbuhan jamur Candida albicans secara in vitro telah dilakukan. Daun S.
polyanthum telah diketahui memiliki potensi sebagai antijamur untuk patogen jamur kulit.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antijamur ekstrak etanol S. polyanthum daun
terhadap pertumbuhan C. albicans. Uji aktivitas dilakukan dengan metode difusi cakram dan
makro-dilusi. Penelitian ini menggunakan konsentrasi ekstrak etanol daun S. polyanthum
sebesar 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% (b / v). Kontrol negatif menggunakan DMSO 1% dan
kontrol positif menggunakan ketoconazole 30 mg / mL. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak
etanol daun S. polyanthum memiliki aktivitas sebagai antijamur. Ekstrak etanol dari daun S.
polyanthum berdasarkan hasil analisis GCMS senyawa yang mengandung senyawa kimia
seperti terpenoid dan asam lemak. Ekstrak etanol dari daun salam menunjukkan diameter
daerah penghambatan tertinggi pada konsentrasi 1% (b / v) 9,32 0,21 mm. Nilai Konsentrasi
penghambatan minimum (MIC) untuk ekstrak etanol daun salam dalam konsentrasi 0,5% (b / v)
dan nilai Konsentrasi Minimum fungisida (MFC) hadir dalam konsentrasi 1% (b / v) .
Kata Kunci: ekstrak, Syzygium polyanthum, Candida albicans, anti jamur.

Pendahuluan Indonesia dalam mengembangkan obat


Indonesia dikenal sebagai negara herbal yang berasal dari tanaman obat .
yang memiliki keanekaragaman hayati Salah satu manfaat tanaman obat tradisional
terbesar kedua setelah Brazil. Kondisi adalah sebagai antifungi. Salah satu
tersebut tentu sangat potensial bagi tumbuhan yang dapat dijadikan sebagai
72 Biosfera 29 (2) Mei 2012

bahan antifungi alami adalah salam daya hambat tertinggi terhadap


(Syzygium polyanthum (Wight) Walp.). pertumbuhan jamur C. albicans, nilai MIC,
Salam merupakan daun rempah dan nilai MFC dari ekstrak etanol daun S.
dengan nama ilmiah Syzygium polyanthum. polyanthum.
Tumbuhan ini ditemukan tumbuh liar di
Materi dan Metode
hutan-hutan di daerah pegunungan dengan
ketinggian 1800 m atau di pekarangan Bahan Penelitian
rumah. Salam merupakan salah satu Daun tanaman salam yang digunakan
tanaman penghasil minyak esensial berasal dari daerah Sukabumi dan jamur C.
terutama banyak dihasilkan pada bagian albicans ATCC 10231yang diujikan
daun (Musanif et al., 2008). diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi
Selain digunakan sebagai bumbu, S. Sekolah Farmasi ITB.
polyanthum dapat dimanfaatkan sebagai
obat. S. polyanthum berkhasiat mengobati Identifikasi Daun Syzygium polyanthum
kencing manis, tekanan darah tinggi, sakit (Wight) Walp.
maag, diare dan asam urat. Kandungan Tahap awal penelitian, dilakukan
minyak esensial daun salam terdiri dari sitral,
identifikasi daun Syzygium polyanthum yang
eugenol, tanin, fenol sederhana, dan
senyawa flavonoid (Musanif et al., 2008). mengacu pada kunci identifikasi Becker &
Kandungan kimia lainnya yaitu saponin, Brink (1963)
triterpenoid, polifenol, sesquiterpenoid, dan .
lakton . Daun salam diketahui mengandung Ekstraksi Bahan
vitamin A, vitamin C, dan vitamin E yang Ekstraksi dilakukan dengan metode
berfungsi sebagai antioksidan. Minyak atsiri
maserasi. Daun salam dipanen dan
yang terkandung dalam salam dapat
berfungsi sebagai antimikroba . Ekstrak dari dibersihkan dengan air kran yang mengalir,
daun salam menunjukkan efek antijamur kemudian dikeringkan pada tempat yang
dan antibakteri (Guzman, dan Siemonsma, tidak langsung terkena matahari pada suhu
1999). ruang. Daun yang telah kering, dihaluskan
Infeksi serius yang disebabkan oleh sehingga berbentuk serbuk yang siap untuk
jamur Candida albicans, telah menunjukkan diekstraksi. Sebanyak 50 gram serbuk daun
peningkatan resistensi terhadap agen ditambahkan pelarut etanol Absolut
antifungi (Rukayadi et al., 2006). Kandidiasis
(Analyst) sebanyak 200 mL (1:4) (Doughari,
adalah penyakit pada kulit, kuku, selaput
lendir, dan alat dalam yang disebabkan oleh 2006), kemudian diaduk dan dimaserasi
C. albicans yang sering ditemukan pada selama 24 jam. Simplisia yang telah
manusia dan hewan sebagai saprofit. direndam selanjutnya disaring
Tingginya tingkat resistensi C. albicans menggunakan kertas saring Whatman No.1.
terhadap agen antifungi seperti amfoterisin- Ekstrak etanol daun salam selanjutnya
B dan flukonazol, maka sangat diperlukan dievaporasi dengan menggunakan Rotary
agen antifungi alternatif berupa senyawa o
evaporator pada suhu 50 C. Ekstrak etanol
aktif dari tumbuhan yang sangat efektif
daun kemudian diencekan dengan pelarut
terhadap C. albicans (Himratul-Aznita et al.,
2011). Berdasarkan permasalahan di atas, DMSO 1% untuk memperoleh konsentrasi
maka perlu dilakukan dan dikembangkan ekstrak 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan 2,5% (b/v).
penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas
antifungi dari ekstrak etanol daun S. Penyediaan Inokulum Jamur Candida
polyanthum (Wight) Walp. terhadap albicans
pertumbuhan jamur C. albicans penyebab Tahapan ini dilakukan dengan
penyakit kandidiasis secara in vitro. menginokulasikan satu ose biakan jamur C.
Tujuan penelitian ini adalah untuk
albicans yang telah disubkultur pada
mengetahui kandungan senyawa kimia yang
terdapat dalam ekstrak etanol daun S. Medium PDA selama 2 x 24 jam ke dalam 50
polyanthum, konsentrasi ekstrak etanol mL Medium Potato Dextrose broth (PDB)
daun S. polyanthum yang menunjukkan steril, kemudian diinkubasikan pada suhu
o
37 C. Inokulum jamur diaktivasi hingga pada
Fitriani, Any dkk., Aktivitas Antifungsi Ekstrak Etanol 71 - 79 73

jam ke-14, kemudian dipanen sebanyak 10 dimasukkan ke dalam cawan Petri sebanyak
mL dan dimasukkan ke dalam tabung 9 mL dan dibiarkan hingga memadat.
Eppendorf steril, kemudian di sentrifugasi Setelah itu, ditambahkan 200 L suspensi
dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 inokulum jamur C.albicans yang telah
menit. Pelet dicuci dengan larutan NaCl disesuaikan dengan standar turbuditas 0.5
0,85% steril kemudian di sentrifugasi McFarland. Inokulum diratakan di atas
kembali. Proses pencucian ini dilakukan permukaan Medium PDA dengan
sebanyak dua kali. Pelet yang dihasilkan menggunakan batang L steril. Kertas cakram
disuspensikan kembali dengan larutan NaCl direndam ke dalam setiap konsentrasi
0,85% steril dan disesuaikan turbiditasnya ekstrak selama 1 menit dan diletakankan di
dengan standar turbiditas 0.5 McFarland atas permukaan medium yang telah
(106 CFU/mL) (Nazemiyeh, et al., 2011). bercampur biakan jamur dengan
Standar McFarland yang umum digunakan menggunakan pinset steril. Hal yang sama
untuk uji aktivitas antimikroba adalah 0.5, dilakukan untuk kontrol positif dan negatif.
yang dianggap sesuai 1~5x106 CFU/mL. Kultur diinkubasi pada suhu 37oC selama 24
jam. Setelah inkubasi, lempeng agar diamati
inhibisi pertumbuhannya dengan mengukur
Analisis Ekstrak dengan Gas Chromato-
diameter daerah bening disekitar cakram
graphy Mass Spectrometry (GCMS)
(Cappuccino and Sherman, 2005).
Pada sampel ekstrak etanol daun S. Konsentrasi ekstrak etanol daun salam yang
polyanthum dilakukan identifikasi senyawa digunakan, yaitu 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, dan
kimia dengan GCMS untuk mengetahui jenis 2,5% (b/v) (modifikasi Noveriza &
senyawa yang terkandung dalam ekstrak Miftakhurohmah, 2010). Kontrol negatif
tersebut. Sampel yang akan dianalisis menggunakan DMSO 1% dan kontrol positif
disiapkan, ekstrak daun S. polyanthum menggunakan ketokonazol dengan
berupa pasta sebanyak 0,1 gram dilarutkan konsentrasi 30 mg/mL.
dalam 2 mL etanol Absolut (Analyst)
kemudian dimasukkan ke dalam botol gelap. Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
Selanjutnya dianalisis dengan GCMS. Pengujian ini dilakukan dengan
menggunakan metode macro-dilution.
Pembuatan Kurva Tumbuh dan Kurva
Baku Candida albicans Konsentrasi ekstrak etanol daun salam yang
digunakan pada uji ini, yaitu 0,5%, 1%, 1,5%,
Pembuatan kurva tumbuh bertujuan dan 2% (b/v). Kontrol negatif menggunakan
untuk menentukan fase pertumbuhan paling DMSO 1% dan kontrol positif menggunakan
optimal (fase logaritmik) dari jamur C. ketokonazol 30 mg/mL. Sebanyak 4 mL
albicans. Kurva tumbuh dibuat dengan Medium Potato Dextrose Broth (PDB) steril
menggunakan metode turbiditimetri. Kurva dimasukkan ke dalam tabung steril.
baku dilakukan untuk menentukan usia Kemudian ditambahkan suspensi inokulum
inokulum pada fase logaritmik yang memiliki yang telah disesuaikan dengan standar 0.5
laju pertumbuhan tertinggi berdasarkan McFarland sebanyak 900 L. Lalu
jumlah sel jamur dan nilai absorbansi. Kurva dimasukkan 100 L aliquot dari masing-
baku dibuat dengan menghitung jumlah masing konsentrasi ekstrak ke dalam tabung
jamur pada fase logaritmik, yaitu pada jam tersebut. Untuk tabung kontrol positif dan
ke-8, 10, 12, dan 14. kontrol negatif dilakukan dengan cara yang
sama.
Pengujian Aktivitas Antifungi dengan
Kemudian diinkubasi pada suhu 37oC
metode Disc-diffusion
selama 24 jam dan diamati pertumbuhan
Pengujian aktivitas antifungi tahap dan nilai MIC. Penentuan nilai MIC dilakukan
awal dilakukan menggunakan metode disc- secara kasat mata dengan melihat
diffusion dengan teknik spread plate. kekeruhan kultur jamur pada setiap
Medium PDA yang telah dicairkan konsentrasi ekstrak, kultur jamur dengan
74 Biosfera 29 (2) Mei 2012

konsentrasi ekstrak terendah yang Analisis Data


menunjukkan adanya penghambatan Data hasil uji aktivitas daya hambat
pertumbuhan jamur Candida dinyatakan
ekstrak dengan metode disc-diffusion
sebagai nilai MIC (Himratul-Aznita et al.,
dianalisis dengan uji statistik menggunakan
2011). Uji ini dilakukan dengan dua kali
program SPSS versi 16.0 for window, yaitu
pengulangan.
Minimum Fungicidal Concentration uji normalitas (Kolmogorov smirnov), uji
(MFC) homogenitas (Levene Test), dan dilanjutkan
Penentuan nilai MFC dilakukan dengan uji non parametrik Kruskal-Wallis
dengan metode lempeng agar. MFC untuk menguji hipotesis.
ditentukan dengan mengambil 1 mL
inokulum dari setiap tabung reaksi pada Hasil dan Pembahasan
penentuan MIC. Inokulum diinokulasi
dengan cara dimasukkan ke dalam cawan Senyawa-Senyawa dalam Ekstrak Etanol
Petri dan ditambahkan 9 mL Medium PDA Daun Syzygium polyanthum (Wight) Walp
yang telah mencair, kemudian diratakan dan Ekstrak etanol daun S. polyanthum
dibiarkan hingga memadat. Plate diinkubasi memiliki kandungan senyawa kimia yang
o
pada suhu 37 C selama 24 jam. Parameter
cukup beragam. Berdasarkan kromatogram
pada uji ini yaitu dengan menghitung jumlah
koloni jamur yang tumbuh pada lempeng hasil GCMS, terdapat 83 senyawa pada
agar (Doughari, 2006). Nilai MFC adalah ekstrak etanol daun S. polyanthum.
konsentrasi ketika tidak ada pertumbuhan Beberapa senyawa yang dominan
atau kurang dari tiga koloni yang diperoleh diantaranya seperti pada Tabel 1. Senyawa
untuk memberikan sekitar 99-99,5% yang dominan tersebut ditentukan
aktivitas membunuh (Himratul-Aznita et al, berdasarkan persentase total pada
2011). kromatogram hasil GCMS.
Tabel 1. Senyawa-Senyawa Dominan yang Terkandung dalam Ekstrak Etanol Daun Syzygium
polyanthum
Table 1. The dominant compunds inside the ethanol extract of Syzygium polyanthum leaves
No. Golongan Senyawa Nama Senyawa Total (%)
1 Terpenoid: Farnesol 3,961
2 Sesquiterpenoid Farnesyl acetate 2,810
3 Terpenoid: Phytol ((2E)-3,7,11,15-Tetramethyl-2- 4,263
Diterpenoid Hexadecen-1-ol)
4 Tetradecanoic acid (Asam Miristat) 1,340
5 Hexadecanoic Acid (Asam palmitat) 12,087
6 Asam Lemak Methyl (8e)-8-octadecenoate (Asam oleat) 17,376
7 cis-Vaccenic Acid (Asam oleat) 10,936
8 Octadecanoic acid (Asam stearat) 2,977

Berdasarkan Tabel 1 senyawa yang Uji Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol


paling dominan pada ekstrak etanol daun S. Daun Syzygium polyanthum (Wigth)
polyanthum adalah Methyl (8e)-8- Walp. terhadap Jamur Candida albicans
octadecenoate (asam oleat) sebanyak Parameter yang digunakan dalam uji
17,376. Sedangkan senyawa yang aktivitas ini adalah diameter zona hambat
menunjukkan persentase kandungan yang berupa daerah bening di sekitar kertas
terendah adalah Tetradecanoic acid (asam cakram. Hasil pengukuran diameter zona
miristat) sebesar 1,340. hambat yang terbentuk dari ekstrak etanol
daun S. polyanthum dapat dilihat pada
Tabel_2.
Fitriani, Any dkk., Aktivitas Antifungsi Ekstrak Etanol 71 - 79 75

Tabel 2. Diameter Zona Hambat (mm) Ekstrak Etanol Daun Syzygium polyanthum terhadap
Pertumbuhan Jamur Candida albicans
Table 2. Inhibitoion zone diameter (mm) of ethanol extract of Syzygium polyanthum leaves on
the growth of Candida albicans
Agen Konsentrasi Rerata SD
Ekstrak Daun 0,5% (5 mg/mL) 8,60 8,60 0,63
1% (10 mg/mL) 9,32 9,32 0,21
1,5% (15 mg/mL) 8,02 8,02 0,29
2% (20 mg/mL) 7,60 7,60 0,33
2,5% (25 mg/mL) 7,52 7,52 0,51
Ketokonazol 30 mg/mL 12,90 12,90 0,36
DMSO 1% 1% - -

Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun S. polyanthum memiliki diameter zona
hambat tertinggi pada konsentrasi 1% (b/v) dengan rata-rata sebesar 9,32 mm (SD 0,21).
Akan tetapi terjadi penurunan diameter zona hambat pada saat peningkatan konsentrasi
ekstrak etanol daun S. polyanthum, yaitu pada konsentrasi 1,5% hingga 2,5% (b/v) diameter
zona hambat menurun hingga 7,52 0,51 mm. Diameter zona hambat dari ekstrak etanol daun
S. polyanthum terhadap jamur C. albicans dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini.

0,5% 1% 1,5%

2% 2,5%

Ketokonazol DMSO
30 mg/mL 1%

Gambar 1. Zona hambat ekstrak etanol daun Syzygium polyanthum terhadap


pertumbuhanjamur Candida albicans
Figure 1. Inhibition zone of ethanol extract of Syzygium polyanthum leaves on the growth of
Candida albicans
Keterangan: Tanda panah menunjukkan adanya diameter zona hambat
76 Biosfera 29 (2) Mei 2012

Pada penelitian ini, penambahan golongan terpenoid adalah senyawa phytol


konsentrasi ekstrak etanol daun S. yang diketahui memiliki aktivitas antimikroba
polyanthum tidak selalu memperbesar dengan merusak membran sel jamur
diameter zona hambat, yang artinya dengan sehingga terjadi kebocoran ion dari sel jamur
bertambah tingginya konsentrasi zat (Musanif et al., 2006).
antifungi, tidak selalu mampu menghambat Selain dikarenakan oleh aktivitas
maupun membunuh pertumbuhan jamur senyawa terpenoid, adanya daya hambat
C.albicans. Terbentuknya molekul senyawa dari ekstrak etanol daun S. polyanthum juga
yang berukuran besar pada ekstrak dapat disebabkan oleh adanya senyawa
menyebabkan ekstrak sulit berdifusi asam lemak yang terkandung dalam ekstrak
sehingga tidak terjadi kontak langsung daun tersebut. Senyawa asam lemak yang
antara senyawa aktif dengan jamur (Nimri ditemukan dalam ekstrak daun S.
dalam Maleki, 2008). polyanthum diketahui dapat menghambat
Adanya aktivitas antifungi dari ekstrak pertumbuhan jamur, seperti senyawa
etanol daun S. polyanthum terhadap jamur hexadecanoic acid, Tetradecanoic acid,
C. albicans diduga berkaitan erat dengan Methyl (8e)-8-octadecenoate, cis-Vaccenic
senyawa kimia yang terkandung dalam acid, dan Octadecanoic acid. Tetradecanoic
tanaman tersebut. Pada penelitian ini acid mampu merusak permeabilitas
digunakan etanol sebagai pelarut dalam membran sel jamur. Begitu pula asam lemak
proses ekstraksi dimana dapat melarutkan palmitat dan asam oleat dilaporkan memiliki
senyawa tanin, polyphenol, flavonoid, aktivitas sebagai antifungi. Senyawa-
terpenoid, alkaloid, dan sterol (Cowan, senyawa asam lemak yang terkandung
1999). dalam ekstrak etanol daun S. polyanthum
Daun S. polyanthum telah diketahui kemungkinan dapat bekerja secara sinergis
terdapat senyawa golongan terpenoid dan dengan berbagai senyawa aktif seperti
asam lemak. Mekanisme terpenoid sebagai terpenoid, sehingga dapat meningkatkan
senyawa antimikroba dapat menyebabkan pengaruh aktivitas antifungi (Musanif et al.,
gangguan pada membran sel oleh senyawa 2008).
yang bersifat lipofilik (Cowan, 1999).
Minimum Inhibitory Concentration (MIC)
Sedangkan senyawa asam lemak memiliki Ekstrak Etanol Daun Syzygium
sifat antifungi dengan target merusak polyanthum (Wigth) Walp. terhadap
struktur dan fungsi dinding sel dan Jamur Candida albicans
membran. Ekstrak etanol daun S. MIC merupakan metode yang
polyanthum memiliki kandungan senyawa digunakan untuk mengetahui konsentrasi
golongan terpenoid seperti senyawa terendah suatu agen antimikroba yang dapat
sesquiterpenoid dan diterpenoid. Senyawa menghambat pertumbuhan organisme uji.
sesquiterpenoid yang ditemukan dalam Nilai MIC digunakan untuk menentukan
ekstrak etanol daun S. polyanthum tersebut dosis paling kecil dalam pengobatan yang
adalah farnesol yang berperan dalam berefek terhadap suatu jamur. Hasil dari
penyembuhan pada pasien dermatities. penentuan nilai MIC dari ekstrak etanol daun
Sedangkan senyawa yang termasuk dalam S. polyanthum dapat dilihat pada Gambar 2.
Fitriani, Any dkk., Aktivitas Antifungsi Ekstrak Etanol 71 - 79 77

Gambar 2. Hasil Uji MIC Ekstrak Etanol Daun Syzygium polyanthum terhadap Pertumbuhan
Candida albicans
Figure 2. The result of MIC test of ethanol extract of Syzygium polyanthum leaves on the
growth of Candida albicans

Hasil terlihat dari tabung kultur biakan polyanthum (Wigth) Walp. terhadap
jamur 24 jam dengan konsentrasi ekstrak Jamur Candida albicans
etanol daun 1% (b/v) memiliki kekeruhan Uji MFC dilakukan untuk mengetahui
lebih jernih (Gambar 5). Oleh karena itu, nilai konsentrasi antifungi terendah yang dapat
MIC ditentukan berdasarkan konsentrasi mencegah pertumbuhan jamur C. albicans.
satu tingkat sebelum konsentrasi yang Nilai MFC adalah konsentrasi ekstrak
memiliki kekeruhan lebih jernih, dengan terendah yang diperoleh untuk memberikan
demikian nilai MIC untuk ekstrak etanol daun sekitar 99-99,5% aktivitas membunuh
S. polyanthum terhadap pertumbuhan jamur (Himratul-Aznita et al, 2011). Hasil
C. albicans terdapat pada konsentrasi 0,5%. perhitungan jumlah koloni yang tumbuh
Minimum Fungicidal Concentration pada Medium PDA seperti yang terlihat pada
(MFC) Ekstrak Etanol Daun Syzygium Gambar 3.

0,5% 1% 1,5% 2%
(+) () () ()

Gambar 3 Hasil Uji MFC Ekstrak Etanol Daun Syzygium polyanthum terhadap Pertumbuhan
Candida albicans.
Figure 3 The results of MFC test of ethanol extract of Syzygium polyanthum leaves on the
growth of Candida albicans
Keterangan : (+) : Terdapat koloni jamur yang tumbuh; () : Tidak ada koloni jamur yang tumbuh
78 Biosfera 29 (2) Mei 2012

Berdasarkan hasil penelitian dapat Doughari, J.H. 2006. Antimicrobial Activity of


diketahui bahwa nilai MFC untuk ekstrak Tamarindus indica Linn. Tropical
etanol daun S. polyanthum adalah Journal of Pharmaceutical Research
konsentrasi 1% (b/v). Hal tersebut terlihat [Online], Vol 5 (2), 596-603. Tersedia
dari tidak adanya koloni jamur C. albicans www.tjpr.org .
yang tumbuh pada Medium PDA dengan Guzman, C.C. & J.S. Siemonsma (eds.).
konsentrasi ekstrak daun 1% (b/v) setelah 1999. Plant Resources of South_East
o
diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37 C Asia 13: Spices. Bogor: PROSEA
(Gambar 8), sehingga konsentrasi minimum [Online], pp. 218-219. Tersedia:
yang dapat mematikan pertumbuhan jamur http://proseanet.org /prosea/e-
C. albicans berada pada konsentrasi 1% proseaprephase.php?ta
(b/v). Dari hasil uji tersebut terlihat pula =Syzygium%20polyanthum&at= %
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak 28Wight%29%20Walpers.
maka tidak ada koloni jamur C. albicans Himratul-Aznita, W.H., Mohd-Al-Faisal, N., &
yang tumbuh. Hal ini disebabkan semakin Fathilah, A.R. 2011. Determination of
tinggi konsentrasi ekstrak maka jumlah The Percentage Inhibition of Diameter
senyawa aktif yang terkandung di dalamnya Growth (PIDG) of Piper betle Crude
semakin besar sehingga pertumbuhan Aqueous Extract Against Oral Candida
jamur akan semakin terhambat. Species. Journal of Medicinal Plants
Research [Online], Vol. 5 (6), 878-884.
Simpulan Tersedia: http://www.academic
journals.org/JMPR.
Hasil penelitian ini adalah ekstrak Maleki, S.S.M., Seyyednejad, S.M., Damabi,
etanol daun Syzygium polyanthum N.M., & Motamedi, H. 2008.
mengandung senyawa kimia terpenoid dan Antibacterial Activity of the Fruits of
asam lemak. Aktivitas ekstrak etanol daun S. Iranian Torilis leptophylla Against
polyanthum terhadap jamur C. albicans Some Clinical Pathogens. Pakistan
pada uji aktivitas disc-diffusion memiliki Journal of Biological Sciences
diameter zona hambat tertinggi pada [Online], 11 (9), 1286-1289. Tersedia:
http://docsdrive.com/ pdfs/ansinet
konsentrasi 1% (b/v) sebesar 9,32 0,21
/pjbs/2008/1286-1289.pdf.
mm. Nilai MIC untuk ekstrak etanol daun S. Musanif, J., Darusman, L.K., & Bermawie, N.
polyanthum terdapat pada konsentrasi 0,5% 2008. The Indonesian Heritage Jamu
(b/v), dan nilai MFC terdapat pada for Health and Beauty. Jakarta:
konsentrasi 1% (b/v). Berdasarkan hasil Agribisnis Deptan [Online]. Tersedia:
analisis data bahwa ekstrak etanol daun S. http://agribisnis.deptan.go.id/xplore/vi
polyanthum memiliki pengaruh yang ew.php?file=PENGOLAHAN-HASIL/
signifikan dalam menghambat pertumbuhan PENGO LAHAN%20 HASIL/7-
Jamu%20Brand% 20 Indonesia/Buku
jamur C. albicans.
%20Heritage%20Jamu/Buku%
20Heritage%20 Jamu.pdf .
Daftar Pustaka Nazemiyeh, H. et al. 2011. Chemical
Backer, C.A. & Brink, R.C.B.V.D. 1963. Flora Composition, and Antibacterial and
of Java (Spermatophytes Only). Vol I. Free-Radical-Scavenging Activities of
Netherland: N.V.P. Noordhoof- the Essential Oils of a Citronellol
Groningen. Producing New Chemotype of Thymus
Cappucino, J.G. & Sherman, N. 2005. pubescens Boiss. & Kotschy ex celak.
Microbiology: a Laboratory Manual. Academy of Chemistry of Globe
San Fransisco, CA: Pearson Publications [Online], 5 (3), 184-192.
Education, Inc. Tersedia: http://www.acgpubs.org/
Cowan, M.M. 1999. Plant Products as RNP/2011/Volume%205/Issue%201/
Antimicrobial Agents. Clinical 24_RNP_1010-359.pdf .
Microbiology Reviews [Online], Vol. 12 Noveriza, R. & Miftakhurohmah. 2010.
( 4 ) , 5 6 4 5 8 2 . Te r s e d i a : Efektivitas Ekstrak Metanol Daun
http://www.heartintl.net/HEART /12 Salam (Eugenia polyantha) dan Daun
0104/PlantProductsasAntimicrobi.pdf. Jeruk Purut (Cytrus histrix) Sebagai
Fitriani, Any dkk., Aktivitas Antifungsi Ekstrak Etanol 71 - 79 79

Antijamur pada Pertumbuhan Biotechnology [Online], Vol. 9 (7),


Fusarium oxysporum. Jurnal Littri 1060-1067. Tersedia: http://www.
[Online]. 16, (1), 6-11. Tersedia: http:// academicjournals.org/ AJB/PDF/
perkebunan.litbang.deptan.go.id/uplo pdf2010/15Feb/Ogunlesi%20et%
ad.files/File/publikasi/jurnal/Jurnal%2 20al.pdf.
02010/Jurnal-Vol-16%281% 292010/ Rukayadi, Y., Yong, D., & Hwang, J.K. 2006.
perkebunan_jurnal_1_2_2010.pdf. In vitro Anticandidal Activity of
Ogunlesi, M., Okiei, W., & Osibote, E.A. Xanthorrhizol Isolated from curcuma
2010. Analysis of the Essential Oil from xanthorrhiza Roxb. Journal of
the Leaves of Sesamum radiatum, a Antimicrobial Chemotherapy [Online],
Potential Medication for Male Infertility 57, 1231-1234. Tersedia: http://
Factor, by Gas Chromatography-Mass jac.oxford journals.org/content/
Spectrometry. African Journal of 57/6/1231.full .pdf+html.

Potrebbero piacerti anche