Sei sulla pagina 1di 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Gambaran kekerasan pada anak sekolah dasar


di Kecamatan Malalayang Kota Manado

1
Rebeka D. Radja
2
Theresia M. D. Kaunang
2
Anita E. Dundu
2
Herdy Munayang

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
BagianPsikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: rebekadesriani@live.com

Abstract: Child abuse case is increasing in society. Child abuse and neglect is defined as act
or failure to fulfill its obligation as a parent or care giver, that has potential to result in
serious physical or emotional injury. This study was aimed to obatin the profile of child
abuse in primary school children at Malalayang Districtin Manado. This was a descriptive
study with a cross-sectional design. Samples were all primary school children in forth to
sixth grade aged 9-12 years at Malalayang District Manado who met the inclusion and
exclusion criteria. The resulst showed that child abuse was found in 99.7% respondents,
mostly female (53.8%), with middle income (40%), and physical abuse as the most common
type (97.8%). Conclusion: In six primary schools at Malalayang Manado, there were 99.7%
children had been abused, mostly female, with middle income. The most common type of
abuse was physical abuse.
Keywords: child, abuse, profile

Abstrak: Kasus kekerasan pada anak semakin meningkat di lingkungan masyarakat.


Kekerasan pada anak dan penelantaran diartikan sebagai semua tindakan atau gagalnya
memenuhi tindakan kewajiban sebagai orang tua atau pengasuh, yang berpotensial
meninggalkan luka fisik maupun emosional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
prevalensi kekerasan pada anak sekolah dasar di Kecamatan Malalayang Kota Manado. Jenis
penelitian ialah deskriptif menggunakan desain potong lintang. Sampel penelitian ialah
seluruh siswa sekolah dasar kelas 4-6 berusia 9-12 tahun di enam sekolah dasar Kecamatan
Malalayang yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian mendapatkan
kekerasan pada anak dialami oleh 99,7% responden, lebih banyak pada perempuan (53,8%),
dengan tingkat ekonomi menengah (40%), dan kekerasan fisik sebagai kekerasan yang
paling banyak dialami responden (97.8%). Simpulan: Pada enam sekolah dasar Kecamatan
Malalayang didapatkan 99,7% anak mengalami kekerasan, terbanyak berjenis kelamin
perempuan, tingkat ekonomi menengah, dan jenis kekerasan fisik.
Kata kunci: anak, kekerasan, profil

Kasus kekerasan pada anak semakin yang berujung pada kematian, luka fisik
meningkat di lingkungan masyarakat. yang serius atau kerugian emosional,
Kekerasan dapat bersifat turun-temurun kekerasan seksual atau eksploitasi, atau
atau sudah menjadi budaya. Definisi yang memiliki potensi meninggalkan
kekerasan pada anak dan penelantaran kerugian yang serius.1
adalah tindakan atau kegagalan memenuhi Kekerasan pada anak mencakup semua
tindakan sebagai orang tua atau care-giver bentuk perlakuan salah fisik dan/atau
Radja, Kaunang, Dundu, Munayang: Gambaran kekerasan pada...

emosional, kekerasan seksual, pengabaian sehari bisa menerima minimal 200 laporan
atau eksploitasi yang mengakibatkan kekerasan terhadap anak Indonesia.7
cedera atau kerugian nyata maupun Kekerasan pada anak memiliki dampak
potensial terhadap kesehatan anak, yang sangat besar bagi pertumbuhan dan
perkembangan anak, atau harga diri anak perkembangannya. Dampak yang dapat
dalam konteks hubungan tanggung jawab, terjadi secara langsung adalah komplikasi
kepercayaan atau kekuasaan.2 Pelaku yang serius seperti patah tulang, luka bakar,
kekerasan pada anak biasanya adalah orang dan cacat menetap sebanyak 25% dan
tua atau care giver seperti guru, keluarga, bahkan 5% dapat mengalami kematian.
dan orang yang lebih tua dari pada anak. Dampak lain yang dapat terjadi adalah
Kekerasan yang dialami oleh anak dapat kerusakan menetap susunan saraf dan dapat
terjadi hanya satu bentuk atau beberapa mengalami gangguan jiwa.8Anak akan
bentuk secara bersamaan. lebih mudah mengalami gangguan mental
Angka kekerasan terhadap anak seperti, gangguan kecemasan, depresi,
merupakan suatu fenomena gunung es. borderline personality dan gangguan
Jumlah kasus yang dilaporkan hanyalah mental lainnya. Anak korban kekerasan
sebagian kecil dari yang terjadi sehari-hari akan mengalami gangguan perkembangan,
di lingkungan masyarakat. Kasus baru akan IQ yang rendah, dan kemampuan kognitif
terungkap jika kekerasan telah berlangsung yang rendah.9
lama. Hal ini dipengaruhi oleh banyak Berdasarkan data yang diuraikan
faktor seperti saksi mata yang merasa takut diatas, kejadian kekerasan yang semakin
melaporkan kepada pihak yang berwajib meningkat, data yang tidak lengkap, belum
karena korban, pelaku, dan saksi mata adanya penelitian mengenai kekerasan pada
saling mengenal.3 anak di Kota Manado, dan dampak yang
Hasil survei kekerasan terhadap anak dapat terjadi kepada anak maka peneliti
yang dilakukan pada tahun 2013 berminat untuk meneliti bagaimana
menunjukkan setidaknya 1 dari 2 laki-laki gambaran kekerasan yang terjadi pada anak
dan 1 dari 3 perempuan sebelum berumur sekolah dasar.
18 tahun pernah mengalami setidaknya satu
jenis kekerasan. Survei yang dilakukan di METODE PENELITIAN
25 provinsi, 108 kabupaten ini Jenis penelitian ini ialah deskriptif
mendapatkan hasil prevalensi kekerasan dengan desain studi potong lintang.
fisik dialami oleh 40,57% laki-laki dan Pengambilan data sampel dilakukan pada
7,63% perempuan sebelum umur 18 tahun. 12-29 Oktober2016 di Sekolah Dasar
Prevalensi kekerasan emosional sebelum Negeri 71, Sekolah Dasar Negeri 36,
18 tahun terjadi pada 13,35% laki-laki dan Sekolah Dasar Negeri 121, Sekolah Dasar
3,76% perempuan.4 Menurut Komisi Negeri 21, Sekolah Dasar Winangun, dan
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Sekolah Dasar 118. Populasi penelitian ini
kekerasan pada anak di Indonesia sejak ialah siswa sekolah dasar Kecamatan
tahun 2011 hingga 2014 terus meningkat.5 Malalayang Kota Manado. Sampel
Anggota Komisi Perlindungan Anak penelitian ini ialah siswa sekolah dasar
Indonesia (KPAI) Hj. Maria Ulfah Anshor kelas 4, 5, dan 6 yang memenuhi kriteria
menyatakan jika dalam setiap tahunnya inklusi dan eksklusi. Besar sampel
telah terjadi 3.700-an kasus kekerasan penelitian ialah 316 sampel. Variabel
terhadap anak. Baik dalam bentuk penelitian ialah usia, jenis kelamin, jenis
kekerasan seksual, kekerasan fisik lainnya, kekerasan, jenis perlakuan kekerasan, dan
pembunuhan, perdagangan manusia tingkat ekonomi.
(human traficking), narkoba, anak-anak
jalanan dan sebagainya.6 Anggota Komisi HASIL PENELITIAN
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Pada penelitian yang dilaksanakan di
Erlinda, M.Pd, lebih lanjut mengatakan, enam sekolah dasar di Kecamatan
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Malalayang Kota Manado dengan total tidak mengalami kekerasan dalam bentuk
siswa berjumlah 507 orang, terdiri dari 146 apapun.
orang (46,2%) laki-laki dan perempuan 170
orang (53,8%) perempuan. Tabel 4. Distribusi kekerasan pada responden
Karakteristik Jumlah %
Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan
Mengalami kekerasan 315 99.7
jenis kelamin
Tidak mengalami kekerasan 1 0.3
Jenis Kelamin Jumlah % Total 316 100
Laki-laki 146 46,2
Perempuan 170 53,8 Jenis kekerasan yang paling banyak
Total 316 100 dialami oleh responden adalah kekerasan
fisik dengan jumlah 308 (97.8%),
Pada penelitian didapatkan persentase kekerasan emosional dengan jumlah 290
umur terbanyak yaitu berumur 9 tahun (92.1%), penelantaran dengan jumlah 159
dengan jumlah 125 orang (39.6%), berumur (50.5%), dan kekerasan seksual dengan
10 tahun dengan jumlah 112 orang jumlah 62 (19.7%).
(35.4%), berumur 11 tahun dengan jumlah
73 orang (23.1%) dan berumur 12 tahun Tabel 5. Distribusi jenis kekerasan pada
dengan jumlah 6 orang (1.9%). responden
Jenis kekerasan Jumlah %
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan usia
Fisik 308 97,8
Usia Jumlah % Emosional 290 92,1
9 125 39,6 Penelantaran 159 50,5
10 112 35,4 Seksual 62 19,7
11 73 23,1
12 6 1,9 Pada penelitian ini didapatkan jenis
Total 316 100,0 perlakuan terbanyak yang dialami oleh
responden berdasarkan jenis kekerasan
Pada penelitian ini didapatkan tingkat adalah dipukul dengan jumlah 291 (94.5%),
ekonomi terbanyak adalah menengah diejek dengan jumlah 221 (66.9%),
dengan penghasilan 1-2 juta yaitu 126 diabaikan dengan jumlah 122 (76.7%), dan
(40%), menengah ke atas dengan dipaksa melihat pronografi dengan jumlah
penghasilan lebih dari 2 juta yaitu 121 43 (69.4%).
(38%), rendah dengan penghasilan 500
ribu-1 juta yaitu 60 (19%), dan tingkat Tabel 6. Distribusi jenis perlakuan terbanyak
ekonomi yang tidak diketahui sebanyak 9 berdasarkan jenis kekerasan
(3%) responden. Jenis perlakuan Jumlah %
Dipukul 291 94,5%
Tabel 3. Distribusi responden berdasarkan Diejek 221 66,9%
tingkat ekonomi Diabaikan 122 76,7%
Tingkat ekonomi Jumlah % Dipaksa melihat
43 69,4%
>2 Juta 121 38 pornografi
1-2 Juta 126 40
500-1 Juta 60 19 BAHASAN
Tidak diketahui 9 3 Berdasarkan Tabel 4, responden yang
Total 316 100 mengalami kekerasan sebanyak 315
(99,7%) dan 1 (0,3%) responden yang tidak
Pada penelitian didapatkan 315 mengalami kekerasan. Dari 317 responden
(99,7%) responden pernah setidaknya yang mengalami kekerasan, terdapat
mengalami 1 jenis kekerasan dan 1 (0,3%) diantaranya 146 (46,4%) responden laki-
Radja, Kaunang, Dundu, Munayang: Gambaran kekerasan pada...

laki dan 169 (53,6%) responden dan yang paling sedikit adalah kekerasan
perempuan. Hasil ini menunjukkan bahwa emosional.15,16 Hal ini mungkin dapat
semua responden laki-laki dan 169 terjadi karena perbedaan budaya dan pola
responden perempuan pernah mengalami asuh orang tua pada masing-masing
kekerasan setidaknya 1 jenis kekerasan. negara.Menurut WHO pada tahun 2014,
Hasil ini sangat tinggi karena persentase ada sekitar 23% anak di seluruh yang
mencapai 99.7%. Hasil ini dipengaruhi oleh mengalami kekerasan fisik.17 Penelitian di
lingkungan rumah dan sekolah yang selaras Arab Saudi juga menyatakan sebanyak
dengan laporan United Nations Children 42% kasus kekerasan pada anak adalah
Fund (UNICEF) pada tahun 2007. kekerasan fisik.12 Perlakuan fisik yang
UNICEF melaporkan kira-kira setiap tahun paling banyak diterima oleh responden
ada 275 juta anak di seluruh dunia yang pada penelitian ini adalah dipukul. Hasil ini
menjadi korban kekerasan di lingkungan sesuai dengan hasil penelitian di Kanada
rumah dan 40 juta anak berusia di bawah yang menemukan paling banyak bentuk
15 tahun mengalami kekerasan dan kekerasan fisik adalah dipukul.14 Kekerasan
penelantaran di lingkungan rumah, sekolah, fisik dapat terjadi karena anggapan
komunitas, jalanan dan lingkungan kerja.10 memukul dan menampar anak masih
Hasil penelitian pada tahun 2013 yang dianggap normal seperti yang dilaporkan
dilakukan oleh Eveline CFM Louwers yang didalam hasil penelitian UNICEF di Haiti
menggunakan skrining Escape instrument melalui wawancara. Terdapat 93%
untuk mengidentifikasi potensial terjadinya perempuan dan 87% laki-laki menganggap
kekerasan pada anak yang mendatangi Unit hal itu normal untuk meperlakukan anak
Gawat Darurat di Belanda mendapatkan secara salah serta 23% laki-laki dan 15%
hasil sebanyak 4% dari 55 anak yang perempuan juga mengatakan hal yang
berpotensi mengalami kekerasan berumur normal bagi anak untuk mendapatkan
9-12 tahun. Anak yang tidak terskrining corporal punishment.10
menggunakan Escapeinstrument tetapi Kekerasan emosional merupakan
diduga mengalami kekerasan adalah urutan kedua terbanyak berdasarkan tabel
sebanyak 17%.11 Selain itu, penelitian yang 5. Hasil ini dapat dikaitkan dengan hasil
dilakukan oleh Carrie12 terdapat 73 anak yang didapatkan pada penelitian Hubungan
yang mengalami kekerasan dari total 404 Kekerasan Emosional Pada Anak Terhadap
sampel, dimana 50 anak adalah laki-laki Kepercayaan Diri Anak Usia Sekolah Di
dan 23 anak adalah perempuan yang SD Sidomulyo 04 Ungaran Timur dimana
terbukti didisiplinkan dengan kekerasan. sebanyak 77 (100%) anak mengalami
Hal ini mungkin dapat terjadi karena kekerasan emosional.18 Hal ini menunjuk-
kurangnya pengetahuan orang tua kan angka kekerasan emosional di tingkat
mengenai kekerasan pada anak dan sekolah dasar sangat tinggi. Hal ini
bagaimana cara mendidik anak tanpa mungkin terjadi karena orang tua tidak
menggunakan kekerasan. memahami perkembangan dan kebutuhan
Jenis kekerasan yang terjadi paling anak serta kemampuannya sesuai usia
banyak pada penelitian ini adalah sehingga orang tua memperlakukan anak
kekerasan fisik (97.5%). Hasil ini juga secara salah.19 Kekerasan emosional yang
sebanding dengan penelitian di Arab Saudi sering dialami oleh anak adalah diejek. Hal
dan Kanada yang meneliti mengenai ini mungkin dapat terjadi karena orang tua
kekerasan pada anak dan mendapati jenis atau individu yang bertanggung jawab pada
kekerasan yang paling banyak adalah anak ingin membangun hubungan yang
kekerasan fisik.13,14 Hasil ini berbanding baik dengan anak. Tetapi, anak tidak
terbalik dengan penelitian yang dilakukan mengerti dan menganggap apa yang
di Amerika Serikat dan India. Di Amerika diucapkan adalah ejekan. Hasil ini selaras
Serikat dan India, jenis kekerasan anak dengan hasil studi populasi yang dilakukan
yang paling banyak adalah penelantaran di negara bagian Amerika Serikat yang
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

menuliskan bahwa mengejek, menghina, SIMPULAN


menjatuhkan mental anak, dan bahkan Berdasarkan hasil penelitian, didapat-
mengisolasi anak bukanlah suatu bentuk kan sebanyak 315 dari 316 responden
kekerasan tapi hal tersebut adalah tindakan mengalami setidaknya satu jenis kekerasan.
untuk mendidik anak.10 Kekerasan ini terjadi pada semua usia
Pada hasil penelitian ini, didapatkan dengan rentang 9-12 tahun dan terbanyak
anak yang mengalami penelantaran pada perempuan, tingkat ekonomi
sebanyak 50,5%. Hasil ini dapat dikaitkan menengah. Jenis kekerasan yang paling
dengan hasil penelitian pada tahun 2009, sering terjadi secara berturut-turut ialah
dimana 78% dari 76300 anak korban kekerasan fisik dengan jenis perlakuan
kekerasan di Amerika Serikat adalah anak terbanyak ialah dipukul, kekerasan
yang mengalami penelantaran.20 Hasil emosional dengan jenis perlakuan paling
penelitian ini juga sebanding dengan banyak ialah diejek, penelantaran dengan
penelitian yang dilakukan pada siswa kelas jenis perlakuan paling banyak ialah
4 dan 5 di sekolah dasar di Iran yang diabaikan, dan kekerasan seksual dengan
menunjukkan hasil penelantaran positif jenis perlakuan paling banyak ialah dipaksa
terjadi pada 618 (60.1%) anak.21 Anak melihat konten pornografi.
yang kebutuhan emosi, dasar, dan medis
yang tidak terpenuhi adalah anak yang SARAN
mengalami penelantaran. Hasil penelitian Perlu dilakukan sosialisasi kepada
ini menunjukkan sebanyak 121 responden masyarakat mengenai kekerasan pada anak
dari 315 mengaku merasa diabaikan. Hal dan dampaknya terhadap perkembangan
ini tentunya menunjukkan bahwa orang tua dan pertumbuhan anak agar angka
atau care giver tidak mampu untuk kekerasan pada anak dapat diturunkan.
memenuhi kebutuhan emosi anak. Sosialisasi mengenai pola asuh, cara
Jenis kekerasan yang paling sedikit mendidik anak, menciptakan lingkungan
terjadi didalam penelitian ini adalah yang ideal bagi anak berkembang dan
kekerasan seksual yaitu sebanyak 62 dari bertumbuh juga perlu dilakukan mengingat
315 responden. Hasil ini dapat dikaitkan tindakan kekerasan yang dilakukan
dengan hasil penelitian di Vietnam dimana bertujuan untuk mendidik anak sehari-hari.
terjadi 19,7% kekerasan seksual pada Penelitian lebih lanjut dibutuhkan untuk
anak.20 Bentuk kekerasan seksual yang mengetahui tingkat keparahan kekerasan
paling banyak terjadi pada penelitian ini pada anak, pelaku kekerasan, pola asuh
adalah responden dipaksa untuk melihat orang tua, budaya, dan dampak saja yang
konten pornografi oleh orang yang lebih terjadi agar pencegahan dapat dilakukan
tua. Hal ini mungkin terjadi karena akses sedini mungkin.
internet yang mudah dan pergaulan di
komunitas.22 Beberapa responden mengaku DAFTAR PUSTAKA
dipaksa melihat konten pornografi oleh 1. Sylvestre A, Bussieres E, Bouchard C.
orang yang dalam keadaan mabuk dan yang Language problems among abused
lain mengaku dipaksa oleh teman di sekitar and neglected children: a meta-
analytic review. Child Maltreatment.
lingkungan tempat tinggal. Hasil ini dapat
2016;21(1):47.
dikaitkan dengan penelitian yang dilakukan
2. Runyan D, Wattam C, Ikeda R, Hassan F,
oleh Susan Marks pada tahun 2008, dari 71 Ramiro L. Child abuse and neglect
sampel yang positif mengalami kekerasan by parents and other caregivers. In:
seksual, didapatkan 13 (19%) responden Krug E, Dahlberg LL, Mercy JA, Zwi
mengaku alat kelaminnya disentuh.23 AB, Lozano R, editors. World report
Penelitian yang dilakukan pada anak usia on violence and health. Geneva,
11 tahun di Kroasia menunjukkan sebanyak Switzerland: World Health
19 (1.8%) dari 1103 anak pernah dipaksa Organization; 2002.p. 59-86.
untuk melihat konten pornografi.24 Available from:
Radja, Kaunang, Dundu, Munayang: Gambaran kekerasan pada...

http://www.who.int/violence_injury_ profile of child abuse in saudi arabia.


prevention/violence/global_campaign Saudi Med J 2016;37(8):882-887.
/en/chap3.pdf 14. Tracie O. Afifi PhD, Harriet L.
3. Paulo SP. Report of the independent expert MacMillan MD, Michael Boyle
for the United Nations study on PhD, Tamara Taillieu MSc,
violence against children. United Kristene Cheung BA, Jitender
Nations General Assembly. 2006 Sareen MD. Child abuse and mental
4. Alit K, Yanuar FW, Irmayani, Husmiati, disorders in Canada. CMAJ. 2014;2.
Nurdin W, Badrun S. Ringkasan 15. Michael W. Impact of abuse throughout a
hasil survei kekerasan terhadap anak childs psychological development
Indonesia tahun 2013. Available [Thesis]. Wilona: Wilona State
from: University; 2015.
http://puslit.kemsos.go.id/upload/post 16. Neha Gupta, NK Aggarwai. Child abuse.
/files/4fb404d806e55b69e7fa7d41063 Delhi Psychiatry Journal.
44914.pdf 2012;15:417.
5. Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Juni 17. Meaad M, Iman K, Leena M, Najlaa A,
2015. Available from: Omar EM, Douaa ED. Prevalence of
http://www.kpai.go.id/berita/kpai- child abuse in Saudi arabia from 2000
pelaku-kekerasan-terhadap-anak-tiap- to 2015: a review of the literature. J
tahun-meningkat/ Oral Hyg Health. 2015;3(6):1-4.
6. Komisi Perlindungan Anak Indonesia. 18. Yutika SD. Hubungan kekerasan
September 2014. Available emosional pada anak terhadap
from:http://www.kpai.go.id/berita/kpa kepercayaan diri anak usia sekolah di
i-3-700-an-kasus-kekerasan-anak- SD Sidomulyo 04 Ungaran Timur.
setiap-tahun/ 19. Tri Peni. Kekerasan pada anak (child
7. Komisi Perlindungan Anak Indoneisa. abuse) di pendidikan anak usia dini
November 2016. Available from: Mojokerto. Hospital Majapahit
http://www.kpai.go.id/berita/sehari- 2013;5(2):1-7.
terima-200-laporan-kekerasan-anak/ 20. Jessica D, Ann E. Links between physical
8. DaisyW, Rini S. Deteksi dini, faktor risiko, abuse in childhood and child neglect
dan perlakuan salah pada anak. Sari among adolescent mothers. Children
Pediatri. 2005;7(2):105-11. and Youth Services Review.
9. Frilya RP. Gambaran gangguan jiwa pada 2012;34:2164-2169.
anak dengan kekerasan yang 21. Manoochehr M, Zahra H, Saharnaz N,
berkunjung ke pusat krisis terpadu Ali A. Epidemiologic evaluation of
rsupn cipto mangunkusumo [Tesis]. child abuse and neglect in school-
Jakarta: Universitas Indonesia; 2012. aged children in Qavzin province,
10. Soledad L, Carolina B. Child abuse: a Iran. Iran J Pediatr. 2013;23:159-164.
painful reality behind closed doors. 22. Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI.
Challenges. 2009;9:4. Kondisi sosial ekonomi dan
11. Eveline CFML, et al. Accuracy of a kekerasan seksual pada anak.
screening instrument to identify 2016;3(9):9-12.
potential child abuse in emergency 23. Susan M, Robyn L, Dimitra T. Do no more
departments. Child abuse and neglect. harm: the psychological stress of the
2014;38:1275-1281. medical examination fro alleged child
12. Carrie AM, Todd IH, Cindy S, Emiko sexual abuse. Journal of Paediatrics
AT, Roy CH, Jean R. The effects of and Child health. 2009;45:125-32.
child abuse and exposure to domestic 24. Marina A, Nika S, Miroslav R. Gender
violence on adolescent internalizing and age differences in prevalence and
and externalizing behavior problems. incidence of child sexual abuse in
J Fam Violence. 2010;25(1):7-14. Croatia. Croat Med J. 2013;54:469-
13. Maha AA, Linah AA, Hassan NS. Family 79.

Potrebbero piacerti anche