Sei sulla pagina 1di 8

TUGAS PKN

PERKEMBANGAN PANCASILA SESUAI


PREKEMBANGAN ZAMAN

DISUSUN OLEH :
OGKE AULIA PUTRI
IX. G

MTs NEGERI TALANG BAKUNG KOTA JAMBI


TAHUN AJARAN 2017/2018
A. SEJARAH INDONESIA MASA KEMERDEKAAN ANTARA TAHUN 1945
1950AN
a. Penataan Kehidupan Pemerintahan Indonesia
Bangsa Indonesia yang perlu berbenah diri dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
dengan tujuan mensejahterakan kehidupan rakyat. Adapun upaya pemerintah dalam
menata kehidupan berbangsa dan bernegara adalah sebagai berikut :
b. Menata Kehidupan Ekonomi
Pada awal kemerdekaaan kehidupan ekonomi bangsa Indonesia sangat
memprihatinkan hal ini disebabkan karena :
1. Mewarisi sistem ekonomi Jepang
2. Adanya inflasi yang disebabkan beredarnya uang Jepang yang tidak terkendali
3. Kas negara kosong
4. Tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran negara.
5. Blokade ekonomi oleh Belanda sebab perhitungan Belanda bahwa dengan senjata
ekonomi akan dapat merobohkan RI.
Dalam rangka membangun kepercayaan rakyat dan membangun ekonomi yang sehat
pemerintah Republik Indonesia melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :
1. Menetapkan tiga mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia
Belanda dan mata uang penduduk Jepang.
2. Untuk mengatasi kesulitan moneter dengan persetujuan BP-KNIP, Menteri
Keuangan Ir. Surachman melaksanakan pinjaman nasional yang akan dibayarkan
kembali selambat-lambatnya 40 tahun.
3. Pada tanggal 1 Oktober 1946 pemerintah mengeluarkan uang kertas yang Oeang
Repoeblik Indonesia atau ORI. Hal ini disebabkan tanggal 6 Maret 1946,
Panglima Sekutu mengumumkan berlakunya uang NICA (Netherlands Indies
Civil Administration) di daerah-daerah yang diduduki Serikat sebagai pengganti
uang Jepang.
4. Pembentukan Bank Negara Indonesia pada tanggal 1 November 1946 yang
bertugas untuk mengatur nilai tukar ORI dengan valuta asing yang ada di
Indonesia.
Dalam usahanya untuk menembus blokade ekonomi musuh PemerintahRI melakukan
berbagai usaha untuk mematahkan blokade ekonomi tersebut, usahanya antara lain :
1. Pada bulan Febuari 1946 menyelenggarakan konferensi ekonomi yang bertujuan
untuk memperoleh kkesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-
masalah ekonomi yang mendesak dan menghasilkan Konsepsi untuk
menghapuskan sistem autokrasi lokal warisn Jepang dan menggantikannya dengan
sistem sentralisasi, Bahan makanan akan ditangani oleh pemerintah secara sentral
oleh organisasi Pengawas Makanan Rakyat yang kemudiuan berubah nama
menjadi Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (BPPM), dan untuk
meningkatkan produksinya semua perkebunan akan diawasi oleh pemerintah.
2. Pada tanggal 6 Mei 1946 diadakan konferensi ekonomi kedua di Solo yang
membahas masalah program ekonomi pemerintah, masalah keuangan negara,
pengendali harga, distribusi dan alokasi tenaga manusia.
3. Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing Bcard (Badan perancang
ekonomi0 yang bertugas untuk membuat rencana pembangunan ekonomi jangka
waktu 2 sampai tiga tahun. Kemudian I.J Kasimo sebagai menteri Persediaan
Makanan Rakyat menghasilkan rencana produksi lima tahun yang dikenal dengan
nama Kasimo Plan, isinya Memperbanyak kebun bibit dan padi unggul,
Pencegahan penyembelihan hewan pertanian, Penanaman kembali tanah kosong,
dan Pemindahan penduduk (transmigrasi) 20 juta jiwa dari Jawa ke Sumatera
dalam jangka waktu 1-15 tahun.
4. Pemerintah mendorong para pengusaha swasta untuk ikut serta dalam
perkembangan ekonomi nasional. Menggiatkan kembali Persatuan Tenaga
Ekonomi (PTE) sebagai organisasi perusahaan swasta yang telah berdiri sejak
zaman Jepang Antara lain PTE (Persatuan Tenaga Ekonomi). Gabungan
Perusahaan Perindustrian, Pusat Perusahaan Tembakau Indonesia, Gabungan
Saudagar Indonesia Daerah Aceh (Gasida).

c. Usaha-Usaha Mengatasi Kesulitan Ekonomi


1. Pinjaman Nasional
Program Pinjaman Nasional ini dilaksanakan oleh Menteri Keuangan. lr.
Surachman dengan persetujuan BP-KNIP. Pinjaman Nasional akan dibayar
kembali selama jangka waktu 40 tahun. Besar pinjaman yang dilakukan pada
bulan Juli 1946 sebesar Rp. 1.000.000.000,00. Pada tahun pertama berhasil
dikumpulkan uang sejumlah Rp. 500.000.000,00. Sukses yang dicapai ini
menunjukkan besarnya dukungan dan kepercayaan rakyat kepada PemerintahRI.
2. Konferensi Ekonomi, Februari 1946
Konferensi ini dihadiri oleh para cendekiawan, para gubernur dan para pejabat
lainnya yang bertanggungjawab langsung mengenai masalah ekonomi di Jawa.
Konferensi ini dipimpin oleh Menteri Kemakmuran, Ir. Darmawan
Mangunkusumo. Tujuan konferensi ini adalah untuk memperoleh kesepakatan
yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak,
seperti :
a. masalah produksi dan distribusi makanan
Dalam masalah produksi dan distribusi bahan makanan disepakati bahwa sistem
autarki lokal sebagai kelanjutan dari sistem ekonomi perang Jepang, secara
berangsur-angsur akan dihapuskan dan diganti dengan sistem desentralisasi.
b. masalah sandang
Mengenai masalah sandang disepakati bahwa Badan Pengawasan Makanan
Rakyat diganti dengan Badan Persediaan dan Pembagian Makanan (PPBM) yang
dipimpin oleh dr. Sudarsono dan dibawah pengawasan Kementerian
Kemakmuran. PPBM dapat dianggap sebagai awal dari terbentuknya Badan
Urusan Logistik (Bulog).
c. status dan administrasi perkebunan-perkebunan
Mengenai masalah penilaian kembali status dan administrasi perkebunan yang
merupakan perusahaan vital bagi RI, konferensi ini menyumbangkan beberapa
pokok pikiran. Pada masa Kabinet Sjahrir, persoalan status dan administrasi
perkebunan ini dapat diselesaikan. Semua perkebunan dikuasai oleh negara
dengan sistem sentralisasi di bawah pengawasan Kementerian Kemakmuran.

B. Perkembangan Pancasila Pada Periode 1950 Sampai 1959


Pada masa orde lama yaitu pada masa kekuasaan presiden Soekarno, Pancasila
mengalami ideologisasi. Pada masa ini Pancasila berusaha untuk dibangun, dijadikan
sebagai keyakinan, kepribadian bangsa Indonesia. Presiden Soekarno, pada masa itu
menyampaikan ideologi Pancasila berangkat dari mitologi atau mitos, yang belum jelas
bahwa pancasila dapat mengantarkan bangsa Indonesia ke arah kesejahteraan. Tetapi
Soekarno tetap berani membawa konsep Pancasila ini untuk dijadikan ideologi bangsa
Indonesia.
Pada masa ini, Pancasila dipahami berdasarkan paradigma yang berkembang pada
situasi dunia yang ketika itu diliputi oleh kekacauan dan kondisi sosial-budaya berada di
dalam suasana transisional dari masyarakat terjajah menjadi masyarakat merdeka. Masa
ini adalah masa pencarian bentuk implementasi Pancasila terutama dalam sistem
kenegaraan. Pancasila diimplementasikan dalam bentuk yang berbeda-beda pada masa
orde lama.
1. Periode 1945-1950
Pada masa ini, dasar yang digunakan adalah Pancasila dan UUD 1945 yang
presidensil, namun dalam prakteknya system ini tidak dapat terwujudkan setelah
penjajah dapat diusir. Persatuan rakyat Indonesia mulai mendapatkan tantangan, dan
muncul upaya-upaya untuk mengganti Pancasila sebagai dasar Negara dengan faham
komunis oleh PKI melalui pemberontakan di Madiun pada tahun 1948 dan olen
DI/TII yang ingin mendirikan Negara dengan agam Islam.
2. Periode 1950-1959
Pada periode ini, penerapan pancasila diarahkan sebagai ideologi liberal yang
pada nyatanya tidak dapat menjamin stabilitas pemerintahan. Walaupun dasar Negara
tetap Pancasila, tetapi rumusan sila keempat tidak berjiwakan musyawarah mufakat,
melainkan suara terbanyak. Dalam bidang politik, demokrasi berjalan lebih baik
dengan terlaksananya pemilu 1955 yang dianggap paling demokratis.
3. Periode 1956-1965
Periode ini dikenal sebagai demokrasi terpimpin, akan tetapi
demokrasi justru tidak berada kekuasaan rakyat sehingga yang
memimpin adalah nilai-nilai pancasila tetapi kepemimpinana berada
pada kekuasaaan pribadi presiden Soekarno. Maka terjadilah
berbagai penyimpangan penafsiran terhadap Pancasila dalam
konstitusi.akibatnya presiden Soekarno menjado otoriter, diangkat
menjadi presiden seumur hidup, politik konfrontasi, dan
menggabungkan Nasionalis, Agama, dan Komunis, yang ternyata
tidak cocok dengan kehidupan Negara Indonesia. Terbukti dengan
adanya kemerosotan moral di sebagian masyarakat yang tidak lagi
hidup bersendikan nilai-nilai pancasila, dan berusaha untuk
menggantikan Pancasila dengan ideologi lain.
Dalam mengimplementasikan pancasila, presiden Soekarno
melaksanakan pemahaman pancasila dengan paradigma yang disebut
dengan USDEK. Untuk mengarahkan perjalanan bangsa, beliau
menekankan pentingnya memegang teguh UUD 1945, sosialisme ala
Indonesia, demokrasi terpimpin, ekonomi terpimpin dan kepribadian
nasional. Akan tetapi hasilnya terjadilah kudeta PKI dan kondisi ekonomi
yang memprihatinkan.
C. Masa Orde Baru
Pada masa orde baru, pemerintah berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan
UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang
menyimpang dari pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan
Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa.
Orde baru berhasil mempertahankan Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara
sekaligus berhasil mengatasi paham komunis di Indonesia. Akan tetapi implementasi dan
aplikasinya sangat mengecewakan. Beberapa tahun kemudian kebijakan-kebijakan yang
dikeluarkan ternyata tidak sesuai dengan jiwa Pancasila. Pancasila ditafsirkan sesuai
kepentingan kekuasaan pemerintah dan tertutup bagi tafsiran lain.
Pancasila justru dijadikan sebagai indoktrinasi. Presiden Soeharto menggunakan
Pancasia sebagai alat untuk melanggengkan kekuasaannya. Ada beberapa metode yang
digunakan dalam indoktrinasi Pancasila, yaitu pertama, melalui ajaran P4 yang dilakukan
di sekolah-sekolah melalui pembekalan atau seminar. Kedua, asa tunggal, yaitu presiden
Soeharto membolehkan rakyat untuk membentuk organisasi-organisasi dengan syarat
harus berasaskan Pancasila. Ketiga, stabilisasi yaitu presiden Soeharto melarang adanya
kritikan-kritikan yang dapat menjatuhkan pemerintah. Karena presiden Soeharto
beranggapan bahwa kritikan terhadap pemerintah menyebabkan ketidakstabilan di dalam
negara. Dan untuk menstabilkannya presiden Soeharto menggunakan kekuatan militer
sehingga tak ada yang berani untuk mengkritik pemerintah.
Dalam pemerintahannya presiden Soeharto melakukan beberapa penyelewengan
dalam penerapan Pancasila, yaitu diterapkannya demokrasi sentralistik, demokrasi yang
berpusat pada pemerintah . selain itu presiden juga memegang kendali terhadap lembaga
legislative, eksekutif dan yudikatif sehingga peraturan yang di buat harus sesuai dengan
persetujuannya. Presiden juga melemahkan aspek-aspek demokrasi terutama pers karena
dinilai dapat membahayakan kekuasaannya. Maka, presiden Soeharto membentuk
Departemen Penerangan atau lembaga sensor secara besar-besaran agar setiap berita yang
dimuat di media tidak menjatuhan pemerintahan. Penyelewengan yang lain adalah
pelanggengan korupsi, kolusi, dan nepotisme sehingga pada masa ini banyak pejabat
negara yang melakukan korupsi. Tak hanya itu, pada masa ini negara Indonesia juga
mengalami krisis moneter yang di sebabkan oleh keuangan negara yang tidak stabil dan
banyaknya hutang kepada pihak negara asing. Demokratisasi akhirnya tidak berjalan, dan
pelanggaran HAM terjadi dimana-mana yang dilakukan oleh aparat pemerintah atau
negara.
D. Era Reformasi
Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang
substansinya belum mampu diwujudkan secara riil. Reformasi belum berlangsung dengan
baik karena Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak
masyarakat yang hafal butir-butir Pancasila tetapi belum memahami makna
sesungguhnya.
Pada masa reformasi, Pancasila sebagai re-interprestasi.Yaitu Pancasila harus selalu
di interprestasikan kembali sesuai dengan perkembangan zaman, berarti dalam
menginterprestasikannya harus relevan dan kontekstual dan harus sinkron atau sesuai
dengan kenyataan pada zaman saat itu.
Berbagai perubahan dilakukan untuk memperbaiki sendi-sendi kehidupan
berbangsa dan bernegara di bawah payung ideologi Pancasila. Namun, faktanya masih
banyak masalah sosial-ekonomi yang belum terjawab. Eksistensi dan peranan Pancasila
dalam reformasi pun dipertanyakan. Pancasila di masa reformasi tidak jauh berbeda
dengan Pancasila di masa orde lama dan orde baru. Karena saat ini debat tentang masih
relevan atau tidaknya Pancasila dijadikan ideologi masih kerap terjadi. Pancasila seakan
tidak memiliki kekuatan mempengaruhi dan menuntun masyarakat. Pancasila tidak lagi
populer seperti pada masa lalu.Pancasila banyak diselewengkan dianggap sebagai bagian
dari pengalaman buruk di masa lalu dan bahkan ikut disalahkan dan menjadi sebab
kehancuran.
Pancasila pada masa reformasi tidaklah jauh berbeda dengan Pancasila pada masa
orde baru dan orde lama, yaitu tetap ada tantangan yang harus di hadapi. Tantangan itu
adalah KKN yang merupakan masalah yang sangat besar dan sulit untuk di tuntaskan.
Pada masa ini korupsi benar-benar merajalela. Para pejabat negara yang melakukan
korupsi sudah tidak malu lagi. Mereka justru merasa bangga, ditunjukkan saat pejabat itu
keluar dari gedung KPK dengan melambaikan tangan serta tersenyum seperti artis yang
baru terkenal. Selain KKN, globalisasi menjadi racun bagi bangsa Indonesia Karen
semakin lama ideologI Pancasila tergerus oleh ideologI liberal dan kapitalis. Apalagi
tantangan pada masa ini bersifat terbuka, lebih bebas, dan nyata.

Potrebbero piacerti anche