Sei sulla pagina 1di 22

Struktur dan Mekanisme Sistem Pencernaan

Puput Sari Lestari (10-2013-059)


Rosaria Oktafiani Darmawan (10-2014-033)

Dhanny Jovindho (10-2014-059)


Linez Marze Sapulette (10-2014-103)
Cresentia Irene Iskandar (10-2014-161)
Lum Gah Meng (10-2014-252)
Risty Riski Oktaviana (10-2014-275)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Abstract

Digestion is a process of food decomposition of complex structures converted into smaller units
that can be absorbed by enzymes produced in the digestive system. Gastroinstestinal digestive system or
systems (ranging from mouth to anus) is an organ in the human system which serves to receive food,
digest it into nutrients and energy, absorb nutrients into the bloodstream as well as get rid of the food can
not be digested or the process is the remainder of the body. Digestion include motility, secretion,
absorption and digestion. Hormones and enzymes produced during the digestion process that serves to
help the digestive process to be circulated throughout the body and protects the lining - lining the
digestive organs comprising the innermost layer of the mucosa (mucous membrane), submucosa, tunica
muscularis externa, adventitia (serous). If no food is taken into the body to digest then each individual

1
will become weak and no energy and organs - the digestive organs will be impaired as its walls eroded by
high levels of mucosal enzymes digestive organs are kept secreted.
Keywords: esophagus, stomach, salivary glands, digestive mechanism.

Abstrak

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek di ubah
menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi di dalam sistem
pencernaan. Sistim pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalahsistem
organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan
energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Pencernaan meliputi motilitas , sekresi ,
penyerapan dan pencernaan. Hormon dan ensim di produksi selama proses pencernaan yang berfungsi
untuk membantu proses pencernaan hingga diedarkan ke seluruh tubuh dan melindungi lapisan lapisan
organ pencernaan yang terdiri dari lapisan paling dalam mukosa (membran mukosa), submukosa, tunika
muskularis eksterna, adventitia (serosa). Jika tidak ada makanan yang masuk kedalam tubuh untuk di
cerna maka setiap individu akan menjadi lemas dan tidak berenergi dan organ organ pencernaan akan
mengalami gangguan seperti terkikis nya dinding mukosa oleh tingginya kadar enzim organ pencernaan
yang terus disekresikan.
Kata kunci :Esofagus, lambung, kelenjar saliva, mekanisme pencernaan.

Pendahuluan

Pencernaan merupakan suatu proses penguraian makanan dari struktur yang komplek
diubah menjadi satuan-satuan lebih kecil yang dapat diserap oleh enzim-enzim yang diproduksi
di dalam sistem pencernaan. Organ-organ utama yang berperan dalam sistem pencernaan antara
lain mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Sementara organ
tambahan dalam sistem pencernaan meliputi hati, pankreas. Semua organ tersebut menghasilkan
enzim-enzim yang berguna untuk menguraikan makanan dari molekul kompleks menjadi
sederhana yang dapat digunakan oleh setiap sel untuk aktivitas tubuh manusia. Makanan
merupakan faktor yang menentukan kesehatan individu.Makanan yang kurang bergizi dan waktu
makan yang tidak teratur dapat menyebabkan kesehatan tergganggu.Agar kitadapat memilih
makanan sesuai dengan kebutuhan tubuh, maka perlu pengetahuan tentang fungsimakanan,cara
pengolahannya , penyajian dan waktu mengetahui waktu makan yang tepat.

2
Struktur Organ Terkait
Makroskopis
A. Mulut

Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi
oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan
lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman
dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.1,2
Di dalam mulut dijumpai geligi, palatum, lidah dan kelenjar saliva.
Gigi

Geligi ada 2 macam :


- Gigi sulung
Tumbuh pada anak usia 6 8 bulan dan lengkap pada usia 20 24 bulan, jumlahnya
sekitar 20 buah (8 incicivus, 4 caninus, dan 8 premolar).1,2
- Gigi tetap / permanen
Tumbuh pd usia 6 18 tahun, berjumlah 32 buah (8 incicivus, 4 caninus,
8 premolar, 12 molar).1,2

Fungsi gigi: incisivus untuk memotong makanan, caninus untuk memutuskan makanan
yang keras, dan molar untuk mengunyah makanan.1,2
Palatum
Palatum ada 2, palatum durum (keras) dan palatum molle (lunak). Ditengah palatum
molle menggantung sebuah prosesus berbentuk kerucut yang disebut uvula.1,2
Lidah
Merupakan organ yang sangat lentur, berfungsi apabila berbicara. Terdapat Sulcus
terminalis yang merupakan alur V di antara corpus dan radix linguae serta foramen
caecum yang merupakan suatu lekuk kecil, bekas embrional pada ujung sulcus
terminalis.1,2
Lidah dibagi atas 2 bagian;

3
o Bagian oral (apex dan corpus) selaput lendir yang mengandung banyak tonjolan
yaitu papilla linguales (filiformis, fungiformis, foliat-kelenjar getah beninae,
vallatae). 1,2
o Bagian pharyngeal mengandung banyak kelenjar-kelenjar getah bening (tonsilla
lingualis) yang bersama-sama tonsilla palatina dan tonsilla pharyngea membentuk
cincin Waldeyer. 1,2

Kelenjar saliva
o Kelenjar parotis

Terbesar diantara kedua kelenjar lainnya, terletak didepan bawah telinga kanan
dan kiri, duktus perotideus menembus M.Buccinator dan bermuara di pipi sebelah
dalam, berhadapan dengan molar kedua atas.1,2
o Kelenjar Submandibularis

Terletak di bawah kedua sisi tulang rahang, duktus submandibularis melintas di


sebelah dalam nervus lingualis dan bermuara di lubang yang terdapat pada satu papil
kecil disamping frenulum linguae. Muara ini mudah dilihat bahkan sering terlihat liur
yang keluar.1,2
o Kelenjar Sublingualis

Merupakan kelenjar yang terkecil diantara kelenjar yang lain. letaknya dibawah
lidah, tepatnya di kanan dan kiri frenulum linguae.1,2

Fungsi kelenjar saliva adalah mengeluarkan saliva, dimana berfungsi untuk membantu dalam
proses pencernaan.1,2

4
Gambar1. Kelenjar Saliva.6

B. Esofagus

Esofagus adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan
mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui esofagus dengan
menggunakan proses peristaltik. Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang
belakang.Persarafan simpatis esofagus berasal dari cabang-cabang N. vagus dan N.
recurrens.Sedangkan parasimpatis di bawah hilus pulmonis, nn.Vagi membentuk plexus pada
dinding esofagus, yang kiri ke sisi anterior dan yang kanan ke posterior.1,2

C. Lambung

Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk sepertihuruf J. Lambung
mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan (curvatura major
dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior). Lambung terdiri dari
limabagian yaitu cardia, fundus, corpus, pars pylorica dan pylorus. Cardia merupakan daerah
tempat masuknya esophagus ke dalam lambung.Fundus gastricus yang berbentuk kubah
merupakan bagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium cardiacum. Pada fundus ini
biasanya berkumpul gas yang sering tampak pada foto sinar X.1,2

5
Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut yang tajam, disebut
incisura cardiaca. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih
vertical (sedikit ke arah depan kanan) antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi
pars pylorica.1,2
Curvatura minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari incisura cardiaca
terus ke fundus dan pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvatura minor di batas
antara corpus dengan pars pylorica terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars
pylorica terdiri dari antrum pyloricum yang lebar di sebelah proximalis dan canalis pyloricus
yang lebih sempit di sebelah distalis yang berakhir pada pylorus.1,2
Pada batas antara kedua bagian ini kadang-kadang terdapat suatu sulcus dangkal.Pylorus
merupakan daerah terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam
keadaan kontraksi tonik.Sphincter pylori mempunyai otot circularis tebal (musculus sphincter
pylori) yang mengatur/mengontrol aliran isi lambung ke duodenum.
Perdarahan gaster, arteri berasal dari cabang truncuscoeliacus.Arteria gastrica sinistra
berasal dari truncus coeliacus.Arteria gastricadextra bersal dari arteria hepatica
communis.Arteria gastricae breves bersal dari arteria lienalis.Arteria gastroomentalis sinistra
berasal dari arteria splenica.Arteria gastroomentalis dextra berasal dari arteria
gastroduodenalis.
Vena mengalirkan dari kedalam sirkulasi portal.Vena gastrica sinistra dan dextra
bermuara langsung ke vena portae hepatis.Vena gastrica breves dan vena gastroomentalis
sinistra bermuara kedalam vena lienalis.Vena gastroomentalis dextra bermuara ke dalam
vena mesenterica superior. Persarafan termasuk serabut-serabut simpatis yang berasal dari
plexus coeliacus dan serabut-serabut parasimpatis dari nervus vagus dextra dan sinistra1,2

6
Gambar 2. Struktur Anatomi Lambung.7

Struktur Mikroskopis
Rongga Mulut
Rongga mulut dilapisi epitel berlapis gepeng, berlapis tanduk (keratin), atau tanpa lapisan
tanduk bergantung pada daerahnya. Lapisan keratin melindungi mukosa mulut terhadap
kerusakan selama mengunyah dan hanya terdapat di gigi dan palatum durum. Lamina
proprianya memiliki sejumlah papila dan langsung melekat pada jaringan tulang. Epitel
berlapis gepeng tanpa laipsan tanduk menutupi palatum molle, bibir, dan dasar mulut.
Lamina proprianya memiliki papila, mirip derimis kulit, dan menyetu dengan submukosa
yang mengandung kelenjar liur kecil yang difus. Pada bibir, daerah peralihan epitel mulut
yang tidak berlapis tanduk menjadi epitel kulit.
Atap rongga mulut terdiri atas palatum durum dan platum mole, yang dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng sejenis.Pada palatum durum membran mukosa melekat pada jaringan
tulang.Bagian pusat palatum mole adalah otot rangka dengan banyak kelenjar mukosa dalam
submukosa.
Uvula palatina adalah sebuah tonjolan berbentuk kerucut kecil yang menjulur ke bawah
dari bagian tengah batas bawah palatum mole.Bagian pusatnya adalah otot dan jaringan ikat
areolar yang ditutupi oleh mukosa mulut biasa.3

7
Gigi

Pada orang dewasa normal terdapat 32 gigi tetap (permanen), tersebar dalam 2 lengkung
simetris bilateral dalam tulang maksila dan mandibula, dengan 8 gigi pada pada setiap
kuadrannya: 2 insisivus, 1 kaninus, 2 premolar dan 3 molar. Gigi tetap didahului oleh 20 gigi
susu (desidua). Ke 12 gigi molar tetap tidak memiliki pendahulu gigi desiduanya.
Setiap gigi terdiri atas bagian yang menonjol di atas gingiva (gusi), bagian mahkota
(korona), satu atau lebih radiks di bawah gingiva yang menahan gigi dalam soket tulang yang
disebut alveolus.3-4 Korona ditutupi oleh email yang sangat keras, sedangkan radiks oleh
sementum. Kedua pelapis ini bertemu pada bagian leher (serviks gigi). Bagian dalam gigi
mengandung materi lain yang disebut dentin, yang mengelilingi rongga berisi jaringan yang
dikenal sebagai rongga pulpa. Rongga pulpa meluas ke apeks radiks (saluran radiks), tempat
sebuah muara (foramen apikal) memungkinkan masuk dan keluarnya pembuluh darah,
pembuluh limfe dan saraf dari rongga pulpa. Ligamen (membran periodontal) adalah struktur
fibrosa berkolagen yang tertanam dalam sementum yang berfungsi menahan gigi dengan erat
pada soket tulangnya (alveolus).3

Faring
Faring merupakan rongga peralihan antara rongga mulut, sistem pernapasan dan sistem
pencernaan, membentuk hubungan antara bagian nasal dan faring. Faring dilapisi oleh epitel
berlapis gepeng jenis mukosa, kecuali pada daerah bagian respirasi yang tidak mengalami
gesekan.Daerah terakhir ini dilapisi oleh epitel bertingkat silindris bersilia bersel
goblet.Faring mengandung tonsila, mukosa faring memiliki banyak kelenjar mukosa kacil
dalam lapisan jaringan ikat padat. Muskular konstriktor dan longitudinalis faring terletak di
luar lapisan ini.3

Oesophagus

Pada lamina proprianya didapati sel mucus sebagai proteksi dari makanan yang berbenda
tajam, bagian atasnya tersusun dari otot lurik, tengahnya campuran otot polos dan lurik,
sedangkan bawahnya otot polos yang tidak dapat dikendalikan.3

8
Gaster
Seluruh permukaan dari gaster terdapat foveola gastrica, epitel mukosanya selapis torak tanpa sel
goblet.

Terdapat 3 daerah kelenjar yaitu:


1. Cardia dan pylorus sekresikan mucus, jumlahnya namun hanya sedikit. Kelenjar
pylorus relative pendek, simpleks dan tubulosa bercabang. Mucus dari kelenjar-
kelenjar melindungi lambung dari autodigestion.
2. Fundus, dimulai dari dasar foveola gastrica ke seluruh lamina propria hingga
tunika muskularis mukosa. Kelenjar fundus ini hampir memenuhi seluruh Lamina
propria.3

Fungsi Organ Terkait4


A. Mulut

Rongga oral (mulut) adalah pintu masuk ke saluran cerna.Lubang masuk di bentuk oleh
bibir yang mengandung otat dan membantu mengambil, menuntun, dan menanpung makanan
di mulut. Bibir juga memiliki fungsi nonpencernaan; bibir penting untuk berbicara (
artikulasi banyak bunyi bergantung pada pembentukan bibir tertentu ). Bibir memiliki
kemampuan merasakan sensasi taktil (sentuh) yang tinggi.Langit langit (palatum) yang
membentuk atap lengkung rongga mulut, memisahkan mulut dari saluran hidung keberadaan
struktur ini juga memungkinkan bernapas mengunyah atau menghisap berlangsung secara
bersamaan.Di belakang tenggorokan menggantung pada palatum suatu tonjolan, uvula, yang
berperan penting dalam menutup saluran hidung sewaktu menelan.Lidah, yang membentuk
dasar rongga mulut, terdiri dari otot rangka yang dikontrol secara volunteer.Gerakan lidah
penting dalam menuntun makanan dalam mulut sewaktu mengunyah dan menelan serta
berperan penting dalam berbicara.Selain itu kuncup kecap terletak dilidah.Faring adalah
rongga di belakang tenggorokan.Bagian ini berfungsi sebagai saluran bersama untuk sistem
pencernaan (dengan berfungsi sebagai penghubung antara mulut dan esophagus, untuk
makanan) dan sistem pernapasan (dengan memberi akses anatara saluran hidung dan trakea,
untuk udara).Susunan ini mengharuskan adanya mekanisme untuk menuntun makanan dan

9
udara menuju saluran yang benar setelah melewatifaring.Di dinding samping faring terdapat
tonsil, jaringan limfoid yang merupakan bagian dari sistem pertahanan tubuh.
Gigi tertanam kuat dan menonjol dari tulang rahang.Bagian gigi yang terlihat dilapisi
oleh email, struktur paling keras di tubuh. Email terbentuk sebelum gigi tumbuh, oleh sel-sel
khusus yang lenyap sewaktu gigi muncul. Email tidak dapat di bentuk kembali setelah gigi
tumbuh maka setiap defek (karies dentis atau lubang) yang terbentuk diemail harus
ditambal oleh bahan buatan atau permukaan atau terus tererosi ke dalam pulpa hidup
dibawahnya. Gigi atas dan bawah biasanya pas satu sama lain ketika rahang menutup. Oklusi
ini memungkinkan makanan digiling dan dihancurkan di antara permukaan gigi. Ketika gigi
tidak berkontak dengan pas satu sama lain maka gerakan memotong dan menggiling menjafi
tidak sempurna.Maloklusi semacam ini terjadi karena kelainan posisi gigi dan sering di
sebabkan oleh gigi-gigi yang berdasarkan dan terlalu besar untuk ruang rahang yang ada atau
karena satu rahang bergeser terhadap rahang yang lain. Selain mengunyah menjadi tidak
efektif, maloklusi dapat menyebabkan permukaan gigi aus serta difungsi dan nyeri sendi
temporomandibular, tempat tulang-tulang rahang bersendi satu sama lain, maloklusi sering
dapat di koreksi dengan pemasangan kawat gigi, yang menghasilkan tekanan lembut
berkepanjangan terhadap gigi untuk memindahkan gigi secara bertahap ke posisi yang
diinginkan.
Gigi dapat menghasilkan gaya yang jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk
menyantap makanan biasa. Sebagai contoh, garaham pada pria dewasa dapat menghasilkan
gaya penghancur hingga 200 pon, yang cukup untuk menghancurkan sebuah kacang keras,
tetapi kekuatan sebesar ini biasa digunakan. Pada kenyataannya, derajat oklusi lebih penting
daripada kekuatan menggigit dalam menentukan efisiensi mengunyah. Fungsi mengunyah
adalah (1) untuk menggiling dan memecahkan makanan menjadi potongan-potongan yang
lebih kecil sehingga makanan mudah di telan dan untuk meningkatkan luas permukaan
makanan yang akan terkena enzim, (2) untuk mencampur makanan denganliur, dan (3) untuk
merangsang kuncup kecap, yang terakhir tidak saja merasakan rasa nikmat kecap yang
subjektif tetapi juga, melalui mekanisme feedforward, secara reflex meningkatkan sekresi
liur, lambung, pancreas, dan empedu untuk persiapan untuk kedatangan makanan. Tindakan
mengunyah dapat volunter, tetapi sebagian besar mengunyah selama makan adalah reflex

10
ritmik yang dihasilkan oleh pengaktifan otot rangka rahang, bibir, pipi, dan lidah sebagai
respons terhadap tekanan makanan pada jaringan mulut.
Kelenjar saliva

Liur (saliva), sekresi yang berkaitan dengan mulut, terutama dihasilkan oleh tiga pasang
kelenjar liur utama yang terletak di luar rongga mulut dan mengeluarkan liur melalui duktus
pendek ke dalam mulut. Liur mengandung 99,5% H2Odan 0,5% elitrolit dan protein.
Kosentrasi NaCl (garam) liur hanya sepertujuh dari konsentrasinya di plasma, yang penting
dalam mempersepsikan rasa asin. Demikian juga, diskriminasi rasa manis di tingkatkan oleh
tidak adanya glukosa di liur. Protein liur yang terpenting adalah amylase, mucus, dan
lisozim. Protein-protein ini berperan dalam fungsi saliva sebagai berikut:
1. Liur melalui pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase liur, suatu enzim
yang menguraikan polisakarida menjadi maltosa, suatu disakarida yang terdiri dari dua
molekul glukosa
2. Liur mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel makanan sehingga
partikel-partikel tersebut menyentu, serta menghasilkan pelumasan oleh adanya mukus
yang kental dan licin.
3. Liur memiliki sifat antibakteri melalui efek rangkap pertama, dengan lisozim, suatu
enzim yang melisiskan atau menghancurkan bakteri tertentu dengan merusak dinding sel
dan kedua, dengan membilas bahan yang mungkin berfungsi sebagai sumber makanan
untuk bakteri
4. Liur berfungsi sebagai bahan pelarut yang merangsang kuncup kecap. Hanya molekul
dalam larutanyang dapat bereaks dengan reseptor kuncup kecap. Anda dapat
membuktikannya sendiri: keringkan lidah anda dan kemudian teteskan gula di atasnya
anda tidak merasakan manis sampai lidah anda dibasahkan.
5. Liur membantu berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan lidah. Kita sulit
berbicara jika mulut kita kering.
6. Liur berperan penting dalam hygiene mulut dengan membantu menjaga mulut dan gigi
bersih. Aliran liur yang konstan membantu membilas residu makanan, partikel asing, dan
sel epitel tua yang terlepas dari mukosa mulut. Konstribusi liur dalam hal ini dapat di
rasakan pada setiap orang yang pernah mengalami bau mulut ketika saliva tertekan
sementara, misalnya ketika demam atau mengalami kecemasan berkepanjangan.

11
7. Liur kaya akan dapar bikarbonat, yang menetralkan asam dalam makanan serta asam
yang dihasilkan oleh bakteri di mulut sehingga karies dentis dapat dicegah.

Meskipun memiliki banyak fungsi di atas, liur tidak esensial untuk pencernaan dan
penyerapan makanan, karena enzim-enzim yang di produksi oleh pancreas dan usus halus
dapat menuntaskan pencernaan makanan meskipun tidak terdapat liur dan sekresi
lambung.Catatan klinis.Masalah utama yang berkaitan dengan berkurangnya sekresi liur,
suatu kondisi yang dinamai xerostomia, adalah kesulitan mengunyah dan menelan, kesulitan
bicara kecuali yang bersangkutan sering menyeruput air ketika berbicara, dan peningkatan
mencolok karies dentis kecuali jika diambil tindakan pencegahan khusus.
Secara rerata sekitar 1 samapai 2 liter liur dikeluarkan setiap hari, berkisar dari laju basal
spontan terus menerus sebesar 0,5 ml/mnt hingga laju aliran maksimal sekitar 5 ml/mnt
sebagai respons terhadap rangsangan kuat misalnya menghisap jeruk. Sekresi basal liur yang
terus-menerus tanpa rangsangan yang jelas ditimbulkan oleh stimulasi konstan tingkat rendah
oleh ujung-ujung saraf parasimpatis yang berakhir di kelenjar liur.Sekresi basal ini penting
untuk menjaga mulut dan tenggorokan selalu basah.Selain sekresi terus menerus tingkat
rendah ini, sekresi liur dapat ditingkatkan oleh dua jenis refleks liur. Refleks liur sederhana
dan terkondisi:
Refleks Liur Sederhana
Terjadi ketika kemoreseptor dan reseptor tekan di dalam rongga mulut berespons
terhadap keberadaan makanan. Pada pengaktifan, reseptor-reseptor ini menghasilkan
implus serat-serat saraf aferen yang membawa informasi ke pusat liur, yang terletak
di medulla batang otak, seperti semua pusat otak yang mengontrol aktivitas
pencernaan, pusat liur, selanjutnya mengirim implus melalui saraf otonom ekstrinsik
ke kelenjar liur untuk meningkatkan sekresi liur
Refleks Liur Terkondisi
Salvias terjadi tanpa stimulasi oral.Hanya berpikir, melihat, mencium, atau
mendengar pembuatan makanan yang lezat yang memicu salviasi melalui refleks
ini.Kita semua pernah mengalami liur menetes ketika mengantisipasi sesuatu yang
lezat untuk dimakan.Sinyal yang berasal dari luar mulut dan secara mental dikaitkan
dengan kenikmatan makan bekerja melalui korteks serebri untuk merangsang pusat
liur di medulla.

12
Sekresi Liur

Pusat liur mengontrol derajat pengeluaran liur melalui saraf otonom yang menyarafi
kelenjar liur. Tidak seperti system saraf otonom di tempat lain tubuh, respons simpatis dan
parasimpatis di kelenjar liur tidak antagonistik. Baik simulasi simpatis maupun parasimpatis
meningkatkan sekresi liur tetapi jumlah, karakteristik dan mekanismenya berbeda.Stimulasi
parasimpatis, yang memiliki efek dominan dalam sekresi liur, menghasilkan liur yang
segera keluar, encer, jumlahnya banyak dan kaya enzim.Stimulasi simpatis, sebaliknya
menghasilkan liur dengan volume terbatas, kental, dan kaya mukus.Karena stimulasi
simpatis menghasilkan lebih sedikit liur maka mulut terasa lebih kering dari pada biasanya
selama keadaan-keadaan di mana system simpatis dominan, misalnya situasi penuh stres
karena itu, orang sering merasa mulutnya kering karena rasa cemas ketika berpidato.
Sekresi liur adalah salah satu-satunya sekresi pencernaan yang selurunya berada di bawah
control saraf. Semua sekresi pencernaan lainnya diatur oleh refleks sistem saraf dan
hormone.

B. Oesophagus

Motilitas yang berkaitan dengan faring dan esofagus adalah menelan.Sebagian besar dari
kita berpikir bahwa menelan adalah tindakan terbatas memindahkan makanan keluar mulut
melalui esofagus.Namun , menelan sebenarnya adalah keseluruhan proses memindahkan
makanan dari mulut melalui esofagus hingga ke lambung. Menelan dibagi menjadi tahap
orofaring dan esophagus,

Tahap orofaring

Berlangsung sekitar 1 detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalu faring untuk
masuk di esofagus.Ketika masuk ke faring, lobus makanan harus diarahkan kedalam
esophagus dan dicegah untuk masuk ke lubang-lubang lain yang berhubungan dengan faring.
Dengan kata lain, makanan harus dijaga agar tidak masuk kembali kemulut, masuk ke
saluran hidung, atau masuk ketrakea. Semua ini diatur oleh aktivitas-aktivitas terkoordinasi
Posisi lidah yang menekan langit-langit keras menjaga agara makanan tidak masuk kempali
ke mulut sewaktu menelan.

13
Uvula terangkat dan menekan bagian belakang tenggorokan, menutup saluran hidung dari
faring sehingga makanan tidak masuk ke hidung
Makanan di cegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan eratn pita
suara di pintu masuk laring atau glottis. Bagian pertama trakea adalah laring, atau voice box,
yang dilintangi pita suara, seawaktu menelan pita suara melakuakan tugas yang tidak
berkaitan dengan berbicara. Kontraksi otot-otot laring mendekatkan kedua pita suara satu
sama lain sehingga pintu masuk glottis tertutup. Polus juga menutup satu lipatan kecil
jaringan tulang rawan, epiglottis (epi artinya di atas), ke belakang menutupi glottis sebagai
proteksi tambahan agar makanan tidak masuk ke saluran napas.
Yang bersangkutan tidak melakukan upaya respirasi ketika saluaran napas secara temporer
tertutup sewaktu menelan, karena pusat menelan secara singkat menghambat pusat
pernapasan didekatnya.
Dengan laring dan trakea menutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke
dalam esofagus.

Esofagus adalah saluran berotot yang relatif lurus yang terbetang antara faring dan
lambung, esofagus di jaga di kedua ujungnya oleh sfingter. Sfingter adalah otot yang
berbentuk cincin yang ketika tertutup mencegah lewatnya sesuatu melalui saluran yang
dijaganya .sfingter esofagus atas adalah sfingter faringoesofagus dan yang bawah adalah
sfingter gastroseofagus.
Sfingter faringoesofagus menjaga pintu masuk ke esofagus selalu tertutup untuk
mencegah masuknya udara dalam jumlah besar ke dalam esofagus dan lambung pada saat
bernapas. Jika tidak maka saluran cerna akan menerima banyak gas yang dapat menimbulkan
sendawa. Sewaktu menelan sfingter ini akan terbuka dan memungkinkan lobus masuk ke
dalam esofagus setelah bolus masuk kedalam esofagus sfingter tertup dan seluran napas
terbuka kembali. Tahap orofaring selesai sekitar 1 detik.

Tahap esophagus

pusat menelan memicu gelombang peristaltik primer yang menyapu dari pangkal ke ujung
esofagus, mendorong bolus di depannya menulusuri esofagus untuk masuk ke lambung,
gelombang peristaltic memerlukan waktu sekitar 5-9 detik untuk mencapai ujung bawah
esofagus.Perambatan gelombang dikontrol oleh pusat menelan, dengan persarafan melalui

14
saraf vagus. Jika bolus yang tertelan besar atau lengket,misalnya potongan roti lapis selai
kacang tidak dapat didorong mencapai lambung oleh gelombang peristaltic primer, maka
bolus yang tertahan terus akan meregangkan esofagus merangsang reseptor tekanan di
dindingnya akibatnya terjadi pengaktifan gelombang peristaltik kedua yang lebih kuat yang
diperantarai pleksus intrinsic di tempat peragangan, gelombang peristaltik kedua ini tidak
melibatkan pusat menelan dan orang yang bersangkutan tidak menyadari kejadiannya.
Peregangan esofagus juga secara reflex meningkatkan sekresi liur. Bolus yang terperangkap
akhirnya terlepas dan bergerak maju melalui kombinasi pelumasan oleh liur tambahan yang
tertelan.
Selain waktu menelan, sfingter gastroesofagus tetap berkontraksi untuk mempertahankan
sawar antar lambung dan esofagus, mengurangi kemungkinan refluks isi lambung yang asam
kedalam esofagus, jika isi lambung akhirnya mengalir balik meskipun ada sfingter maka
keasaman isi lambung mengiritasi esofagus dan menyebabkan rasa tak nyaman pada
esofagus yang dikenal sebagai heartburn. Sewaktu gelombang peristaltis menyapu menuruni
esofagus, sfingter gastroesofagus melemas secara reflex sehingga bolus dapat masuk ke
dalam lambung, setelah bolus masuk ke lambung, proses menelan tuntas dan
sfingtergastroesofagus kembali berkontraksi.
Sekresi esofagus seluruhnya terdiri dari mucus, mucus disekresikan di sepanjang salauran
cerna oleh kelenjar penghasil mucus di mukosa.Dengan menghasilkan pelumasan, mucus
esogfagus mengurangi kemungkinan kerusakan oleh tepi-tepi tajam makanan yang baru
masuk, selain itu mucus melindungi dinding esofagus dari asam dan enzim jika terjadi
refluks lambung.
Keseluruhan waktu transit di faring dan esofagus hanya sekitar 6-10detik.

C. Lambung

Lambung adalah rongga sepertikantung berbentuk J yang terletak antara esofagus dan usus
halus.Organ ini dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan pembedaan anatomic, histologi, dan
fungsional.Fundus adalah bagian dari lambung yang terletak di atas lubang esofagus.Bagian
tengah atau utama lambung.Adalah korpus.Lapisan otot polos di fundus dan korpus relative
lebih tipis, tetapi bagian bawah lambung, antrum.Memiliki otot yang jauh lebih
tebal.Perbedaan ketebalan otot ini memiliki peran pentingdalam motilitas lambung di kedua

15
regio tersebut, juga terdapat perbedaan kelenjar di mukosa regio-regio ini.Bagian terminal
lambung adalah sfingter pylorus, yang bekerja sebagai sawar antara lambung dan bagian atas
usus halus, duodenum.

Lambung melakukan tiga fungsi utama:


Fungsi terpenting lambung adalah menyimpan makanan yang masuk sampai makanan dapat di
salurkan ke usus halus dengan kecepatan yang sesuai untuk pencernaan dan penyerapan yang
optimal. Karena usus halus merupakan tempat utama pencernaan dan penyerapan, maka lambung
perlu menyimpan makanan dan menyalurkannya secara mencicil ke duodenum dengan kecepatan
yang tidak melebihi kapasitas usus halus.
Lambung mengeluarkan asam hidroklorida (HCL) dan enzim yang memulai pencernaan protein.
Melalui gerakan mencampur lambung makanan yang tertelan dihaluskan dan dicampur dengan
sekresi lambung untuk menghasilkan campuran cairan kental yang disebut kimus. Isi lambung
harus di ubah menjadi kimus sebelum di alirkan ke duodenum.

Motalitas Lambung
A. Pengisian
Ketika kosong lambung memiliki volume sekitar 50ml, tetapi volume lambung dapat bertambah
hingga sekitar 1 liter (1000ml) saat makan. Lambung dapat menampung 20 kali lipat tersebut
dengan tidak banyak mengalami perubahan tegangan di dindingnya dan peningkatan
intralambung, relaksasi reflex lambung sewktu menerima makanan disebut relaksasi reseptif
dimana relaksasi ini meningkatkan kemampuan lambung menampung tambahan volume makanan
dengan hanya menyebabkan sedikit peningkatan tekanan lambung. Namun jika makanan yang di
konsumsi lebih dari 1liter maka lambung mengalami peregangan berlebihan dan tekanan
intralambung meningkat sehingga yang bersangkutan merasa tidak nyaman. Reflex reseptif
dipicu oleh tindakan makan dan di perantarai saraf vagus.
B. Penyimpanan
Gelombang peristaltik menyebar melalui fundus dan korpus ke antrum dan sfingter
pylorus.Karena lapisan otot di fundus dan korpus tipis maka kontraksi dibagian ini lemah.Ketika
mencapai antrum gelombang kontraksi menjadi lebih kuat karena otot disini lebih tebal. Karena
di fundus dan korpus gerakan mencampurnya melemah maka makanan yg di salurkan dari
esofagus disimpan di bagian korpus yang relative tenang tanpa mengalami pencampuran, daerah
fundus biasanya tidak menyimpan makanan tetapi hanya mengandung kantunggas, makanan
secara bertahap disalurkan dari korpus ke antrum, tempat berlangsungnya pencampuran.

16
C. Pencampuran
Kontraksi peristaltic antrum yang kuat mencampur makanan dengan sekresi lambung untuk
menghasilkan kimus.Setiap gelombang peristaltic antrum mendorang kimus maju menuju sfingter
pylorus. Kontraksi tonik sfingter pylorus normalnya menyebabkan sfingter ini nyaris tertutup,
lubang yang terbentuk cukup besar untuk dilalui oleh air dan cairan lain tetapi terlalu kecil untuk
kimus yang kental kecuali jika kimus di dorong oleh gerakan peristaltic antrum yang kuat, bahkan
dari 30ml kimus yang dapat di tamping oleh antrum biasanya hanya beberapa mililiter yang
dapat terdorong ke duodenum. Massa kimus antrum yang sedang terdorong maju tetapi tidak
dapat masuk ke duodenum tertahan mendadak di sfingter yang tertutup dan memntul balik ke
dalam antrum, hanya untuk didorong kembali ke sfingter dan memantul balik oleh gelombang
peristaltic baru.Gerakan maju mundur ini mencamur kimus secara merata di antrum.
D. Pengosongan
Selain mencampur isi lambung, kontraksi peristaltic antrum adalah gaya pendorong untuk
mengosongkan isi lambung. Jumlah kimus yang lolos ke duodenum pada setiap gelombang
kontraksi sebelum sfingter pilorus tertutup erat terutama bergantung pada kekuatan peristaltis
.intensitas peristaltis antrum dapat sangat bervariasi di bawah pengaruh sinyal dari lambung dan
duodenum (gambar 3)

Gambar 3.Faktor yang Mempengaruhi Motalitas4

17
Sekresi Lambung
Mukosa lambung mempunyai dua tipe kelenjar tubular yang penting, yaitu
kelenjar Oksintik (disebut juga kelenjar gastrik) dan kelenjar pilorik.Kelenjar oksintik
menyekresi asam hidroklorida, pepsinogen, faktor intrinsik, dan mukus.Kelenjar pilorik
terutama menyekresi mukus untuk melindungi mukosa pilorus dari asam lambung. Kelenjar
pilorik juga menyekresi hormon gastrin.
Sel-sel parietal secara aktif mengeluarkan HCl ke dalam lumen kantung lambung.
Pepsinogen merupakan enzim inaktif yang disintesa oleh aparatus golgi dan retikulum
endoplasma kemudian disimpan di sitoplasma dalam vesikel sekretorik yang dikenal dengan
granula zimogen. Pepsinogen mengalami penguraian oleh HCl menjadi enzim bentuk aktif
yaitu pepsin.Pepsin berfungsi untuk mengaktifkan kembali pepsinogen (proses otokatalitik)
dan sintesa protein dengan memecah ikatan asam amino menjadi peptida.Sekresi mukus
berfungsi sebagai sawar protektif dari cedera terhadap mukosa lambung karena sifat
lubrikalis dan alkalisnya dengan menetralisasi HCl yang terdapat di dekat mukosa
lambung.Hormon gastrin disekresikan oleh sel-sel gastrin (sel-sel G) yang terletak di daerah
kelenjar pilorus lambung, gastrin merangsang peningkatan sekresi getah lambung yang
bersifat asam, dan mendorong pertumbuhan mukosa lambung dan usus halus, sehingga
keduanya dapat mempertahankan kemampuan sekresi mereka.

Enzim Pencernan5
Mulut
Liur (Saliva) yang disekresikan oleh kelenjar liur terdiri atas 99,5% air dengan pH
sekitar 6,8. Liur mengandung glikoprotein, musin, yang bekerja sebagai pelumas pada
waktu mengunyah dan menelan makanan.Gerakan mengunyah berfungsi memecah
makanan sehingga terjadi peningkatan kelarutan dan perluasan daerah permukaan bagi
kerja enzim. Liur juga merupakan sarana untuk mensekresikan obat-obat tertentu (teanol
dan morfin), ion-ion organik (K+, Ca2+, HCO3-, SCN- (tiosinat), iodium, dan ekskresi
imunoglobulin (IgA)).9
Amilase liur mampu membuat pati dan glikogen dihidrosis menjadi amltosa dan
oligosakarida.Amilase liur akan segera terinaktivasi pada pH lebih rendah daripada 4,
sehingga kerja pencernaan dalam mulut akan terhenti ketikalingkungan lambung yang

18
asam menembus partikel makanan. Enzim lipase lingual disekresikan oleh permukaan
dorsal lidah (kelenjar Ebner).
Lambung
Getah lambung merupakan cairan jernih bewarna kuning pucat yang mengandung
HCl 0,2-0,5% dengan pH 1. Getah lambung terdiri atas 97-99% air dan sisanya musin
(lendir) serta garam anorganik, enzim pencernaan (pepsin dan renin), dan lipase.

Pepsin
Fungsi utama untuk hidrolisis molekul protein menjadi peptide
Disekresikan dalam bentuk inaktif. Jika diperlukan maka akan berubah bentuk dari
pepsinogen menjadi pepsin.
Renin
Fungsi utama mengubah kaseinogen menjadi kasein
Hanya terdapat pada lambung bayi untuk mengolah susu

Lipase
Fungsi utama hidrolisis tri-asilgliserol menjadi asam lemak dan gliserol.

Bibir yang menyusun rima oris terdiri atas labium superior dan inferior yang digerakan oleh
Mm. orbicularis oris dan diperdarahi oleh A. labialis yang bercabng dari A. facialis. Secara
mikroskopis susunan labium oris yaitu:8
Area Kutanea
Merupakan struktur kulit tipis yaitu epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk.
Area Intermedia (merah bibir)
Tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk, yang tampak jernih karena
mengandung butir-butir eleidin dan banyak terdapat kapiler darah sehingga menyebabkan
bibir berwarna merah.
Area Oral Mukosa
Terdiri atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Pada tunika sub mukosanya terdapat
glandula labialis yang bersifat seromukus.

19
Gambar 4 : Labium Oris.

Struktur mikroskopis esofagus terdiri dari empat lapisan yaitu, lapisan mukosa epitel
berlapis gepeng. Pada lamina proprianya terdapat kelenjar mucus tubulosa kompleks yang
merupakan perlusan kelenjar kardia. Kelenjar ini menghasilkan mucus yang melindungi epitel
dari bolus. Kemudian pada lapisan submukosa terdapat kelenjar oesophageal dan plexus
submukosa (meisnerr). Pada tunika muskularis eksterna terdapat otot polos dan otot lurik.
Dimana 1/3 proximal merupakan otot lurik, 1/3 tengah merupakan campuran otot lurik dan
polos, 1/3 distal terdiri atas polos.8

Gambar 5 : Oesophagus (Mikroskopis)

Seluruh lambung dilapisi oleh serosa yang terdiri atas jaringan ikat longgar subserosa yang
tipis dan diliputi oleh sel gepeng selapis yang tampak basah dan licin dibagian luarnya. Serosa
ini menyediahkan lapisan yang bebas gesekan selama gerakan mengocok oleh lambung.8

20
Gambar 6: Gaster (Mikroskopis)

Kesimpulan
Hipotesis diterima. Mahasiswa 20 tahun merasa lapar karena adanya refleks didapat atau
terkondisi seperti mahasiswa melihat dan mencium aroma makanan. sehingga menggaktifkan
parasimpatis, untuk mensekresikan saliva. Mahasiswa tersebut mengeluarkan air liur pada saat
mencium makanan disaat dia sedang merasakan lapar, dimana ada peningkatan refleks liur
terkondisi yang berasal dari sinyal diluar mulut melalui korteks serebri untuk merangsang pusat
liur yang berda pada medulla.

Daftar Pustaka

1. Snell RS . Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Edisi 6. Jakarta: EGC;


2006.p.148-52.
2. Moore KL , Anatomi Klinis Dasar. In : Agur AMR. Sistem Digestivus. Jakarta: EGC;
2002.p.83-7.
3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi Dasar Teks dan Atlas. In: Frans Dany, editor. Saluran
Cerna. Jakarta: EGC; 2007.p.278-307.
4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 2. Jakarta: Penerbit buku kedokteran ECG; 2001.h.
641-57

21
5. Murray RK, Granner DK. Biokimia harper danpencernaan absorpsi. Jakarta:
EGC;2003.p.632-44.
6. https://www.google.co.id/search?q=gambar+anatomi+kelenjar+saliva&espv=2&tbm=isc
h&tbo=u&source=univ&sa
7. https://www.google.co.id/search?q=struktur+anatomi+lambung&espv=2&tbm=isch&tbo
=u&source=univ&sa
8. Gartner LP, Hiatt JL. Buku ajar histologi berwarna. Singapore: Saunders Elsevier;
2012.h.355-98.

22

Potrebbero piacerti anche