Sei sulla pagina 1di 11

Kartu Menuju Sehat (KMS) Bagi Balita

Disusun oleh:

Benita Rosalie (102014168)

Kelompok E4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
No. Telp (021) - 5694 2061
benita.2014fk168@civitas.ukrida.ac.id

Abstract

Toddlers and pre-schoolers are children who are in the age group under five years. Their age
group is one of the most crucial age group for a child. Why? Because the process of their growth
and development occurs very rapidly. In addition, their age group is a window of opportunity to
create healthy and intelligent children. Departing from these facts, it can be stated that the
condition of toddlers and pre-schoolers in Indonesia needs to be concerned. The prevalence of
children under five years with malnutrition is still high. It can be anticipated with certain actions
and participation of every related parties. The government, particularly the Department of
Health as one of the parties concerned because of its duties within the scope of health problems,
needs to figure a solution to the nutrition problem of toddlers and pre-schoolers in Indonesia. So
far, one of the forms of action to anticipate the high prevalence of children with malnutrition is
to use a KMS (Kartu Menuju Sehat) card. With the KMS card, monitoring the process of child
growth and development can be done easily and inexpensively. Moreover, if a risk of children
growth disorders is suspected, it can be resolved immediately.
Keywords : Child, Toddlers, Pre-schoolers, Nutrition, KMS

Abstrak

Anak balita adalah anak yang berada pada kelompok usia di bawah lima tahun. Kelompok usia
balita merupakan salah satu kelompok usia yang paling krusial bagi seorang anak. Mengapa
demikian? Karena, pada kelompok usia balita inilah proses tumbuh kembang anak terjadi dengan
sangat pesat. Selain itu, dikatakan pula bahwa masa balita merupakan jendela kesempatan untuk
menciptakan anak yang sehat dan cerdas. Berangkat dari fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa
kondisi anak balita di Indonesia sangat memprihatinkan. Prevalensi anak balita dengan gizi
buruk dan kurang masih tinggi. Hal tersebut dapat diantisipasi dengan tindakan tertentu dan
peran serta dari setiap pihak yang terkait. Pemerintah, khususnya Dinas Kesehatan sebagai salah

1
satu pihak yang terkait karena tugasnya berada dalam lingkup masalah kesehatan, perlu
memikirkan solusi mengenai masalah gizi anak balita di Indonesia. Sejauh ini, salah satu bentuk
tindakan antisipasi terhadap prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang yang tinggi adalah
dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat atau KMS bagi balita. Dengan KMS, kegiatan
pemantauan terhadap proses tumbuh kembang anak dapat dilakukan dengan mudah dan murah.
Lebih daripada itu, apabila diduga ada risiko gangguan pertumbuhan pada anak, dapat segera
diatasi sehingga masalah tersebut tidak berlanjut.
Kata kunci : Anak, Balita, Gizi, KMS

Pendahuluan

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas 1 tahun atau lebih populer dengan
pengertian usia anak di bawah lima tahun. Pada masa balita, proses tumbuh kembang anak secara
fisik merupakan suatu hal yang penting. Karena pertumbuhan anak pada usia tersebut sangatlah
pesat. Masa ini tidak terulang sehingga disebut window of opportunity untuk menciptakan anak
yang sehat dan cerdas.1 Alat yang sederhana dan murah yang dapat digunakan untuk memantau
kesehatan dan pertumbuhan serta perkembangan anak dalam kelompok usia balita adalah dengan
menggunakan Kartu Menuju Sehat (KMS). Kartu Menuju Sehat (KMS) bagi balita merupakan
kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks antropometri berat
badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. Kartu ini dapat diperoleh di
puskesmas, posyandu, dan dari dokter spesialis anak. KMS biasanya diberikan pada saat bayi
lahir.2-4 Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013 secara nasional
diperkirakan prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang sebesar 19,6%. Jika dibandingkan
dengan hasil Riskesdas pada tahun 2007, prevalensinya yaitu 18,4%, terlihat terjadi peningkatan.
Bila dikonversi ke dalam jumlah absolutnya, maka jumlah balita dengan gizi buruk dan kurang
pada tahun 2013 adalah 4.646.933 anak dari total 23.708.844 anak.5 Banyaknya kasus gizi buruk
yang terjadi di Indonesia menuntut berbagai pihak untuk melakukan tindakan antisipasi, salah
satunya perlu dilakukan oleh Dinas Kesehatan, selain orang tua yang berperan pokok dalam
mengawasi tumbuh kembang anak. Bentuk tindakan antisipasi terhadap kasus gizi buruk yang
dilakukan oleh Dinas Kesehatan adalah dengan mengeluarkan KMS. Orang tua berusaha
mengawasi tumbuh kembang anak balita mereka dengan panduan berdasarkan KMS tersebut.
Dengan adanya KMS, diharapkan gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat
diketahui lebih dini, sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan secara cepat dan tepat

2
sebelum masalahnya kian memarah.6 Melalui penyuluhan ini diharapkan audiens dapat lebih
memahami cara penggunaan dan manfaat KMS bagi tumbuh kembang anak usia balita sehingga
penggunaannya lebih dimaksimalkan dan tujuan yang esensial dari adanya KMS itu sendiri,
yaitu menekan jumlah balita dengan gizi buruk dan kurang, tercapai.

Kartu Menuju Sehat

Seperti yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, Kartu Menuju Sehat atau KMS
merupakan kartu yang memuat kurva pertumbuhan normal anak berdasarkan indeks
antropometri berat badan menurut umur yang dibedakan berdasarkan jenis kelamin. KMS di
Indonesia telah digunakan sebagai sarana utama untuk memantau proses pertumbuhan anak dan
sebagai media penyuluhan gizi dan kesehatan sejak tahun 1970-an. Pemantauan pertumbuhan
adalah serangkaian kegiatan yang terdiri dari: (1) penilaian pertumbuhan anak secara teratur
(menimbang berat badan setiap bulan, mengisi KMS, menentukan status pertumbuhan
berdasarkan hasil penimbangan); dan (2) menindaklanjuti setiap kasus gangguan pertumbuhan,
melalui konseling, pemberian makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi, dan rujukan. 4
KMS telah mengalami tiga kali perubahan seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi.
Pertama kali KMS dikembangkan pada tahun 1974 dengan rujukan Harvard. Pada tahun 1990
dilakukan revisi dengan menggunakan rujukan WHO-NCHS. Pada tahun 2008, KMS bagi balita
direvisi berdasarkan Standar Antropometri WHO 2005.6
Kartu Menuju Sehat terdiri atas 5 bagian utama, yaitu :3,4,6
Kurva penimbangan dan pengukuran berat badan (2 bagian);
Catatan pemberian vitamin A dan imunisasi;
Informasi tentang ASI, penanganan diare, dan perkembangan anak sehat;
Identitas balita.3,4,6

Fungsi dan Kegunaan KMS

Kartu Menuju Sehat memiliki tiga fungsi utama yaitu :3,4,6

1. KMS berfungsi sebagai alat untuk memantau pertumbuhan anak.


Grafik pertumbuhan normal anak tercantum pada KMS sehingga dapat digunakan untuk
menentukan apakah pertumbuhan seorang anak normal atau mengalami gangguan. Bila

3
grafik berat badan anak mengikuti grafik pertumbuhan yang tercantum pada KMS, artinya
anak tersebut tumbuh normal. Sebaliknya, bila grafik berat badan anak tidak sesuai dengan
grafik pada KMS, kemungkinan anak tersebut berisiko mengalami gangguan
pertumbuhan.3,4,6
2. KMS berfungsi sebagai catatan pelayanan kesehatan anak.
Pada KMS dicatat riwayat pelayanan kesehatan dasar anak terutama yang berkaitan dengan
berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, pemberian ASI pada bayi usia 0-6 bulan, dan
imunisasi.3,4,6
3. KMS juga berfungsi sebagai alat edukasi.
Pesan-pesan dasar perawatan seorang anak seperti pemberian makanan dan penanggulangan
apabila anak mengalami diare, tercantum pada KMS.3,4,6

Disamping memiliki fungsi, KMS juga memberikan manfaat bagi banyak pihak. Kegunaan atau
manfaat dari Kartu Menuju Sehat antara lain :3,4,6

a) Bagi orang tua balita


Dengan menggunakan KMS, orang tua dapat mengetahui status pertumbuhan anaknya.
Dianjurkan agar setiap bulan orang tua membawa balitanya ke Posyandu atau Puskesmas
untuk ditimbang. Apabila ada indikasi gangguan pertumbuhan atau kelebihan gizi, orang tua
balita dapat melakukan tindakan yang dapat memperbaiki pertumbuhan atau gizi dari
anaknya, seperti dengan memberikan makanan dan/atau suplementasi gizi tambahan atau
membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk berobat. Dengan KMS, orang tua
balita juga dapat mengetahui apakah anaknya telah mendapat imunisasi secara lengkap dan
tepat waktu. Selain itu, melalui penggunaan KMS, orang tua balita dapat memantau apakah
anaknya telah mendapatkan kapsul vitamin A sesuai dengan dosis yang dianjurkan.3,4,6
b) Bagi kader
KMS digunakan untuk mencatat berat badan anak, pemberian kapsul vitamin A, dan menilai
hasil penimbangan. Bila berat badan anak tidak naik 1 kali, kader dapat memberikan
penyuluhan tentang asuhan dan pemberian makanan pada anak. Bila tidak naik 2 kali atau
berat badan anak berada di bawah garis merah, kader perlu merujuk anak tersebut ke tenaga
kesehatan terdekat untuk memperoleh pemeriksaan lebih lanjut. KMS juga digunakan oleh
kader untuk memberikan apresiasi, berupa pujian, kepada ibu bila berat badan anaknya naik
serta mengingatkan ibu untuk kembali menimbang berat badan anaknya di Puskesmas atau
Posyandu pada bulan berikutnya.3,4,6
c) Bagi tenaga/petugas kesehatan

4
Tenaga atau petugas kesehatan dapat menggunakan KMS untuk mengetahui jenis pelayanan
kesehatan yang telah diterima oleh anak, seperti imunisasi dan kapsul vitamin A. Bila anak
belum menerima pelayanan tertentu maka petugas harus memberikan imunisasi dan/atau
kapsul vitamin A sesuai dengan jadwalnya.
Petugas kesehatan juga dapat menggerakkan tokoh
masyarakat dalam kegiatan pemantauan proses
pertumbuhan anak. KMS juga digunakan oleh
petugas kesehatan sebagai alat edukasi, sesuai
dengan fungsi utama dari KMS, kepada para orang
tua tentang pertumbuhan anak, manfaat imunisasi
dan pemberian kapsul vitamin A, cara pemberian
makanan, pentingnya ASI eksklusif, dan pengasuhan
anak. Petugas dapat menekankan perlunya
anak balita ditimbang setiap bulan untuk memantau
proses pertumbuhannya.3,4,6

Langkah-langkah Pengisian KMS

Langkah-langkah pengisian KMS adalah sebagai berikut :4,7

4,77 1. Memilih KMS sesuai jenis kelamin anak.


KMS Anak Laki-laki untuk anak laki-laki dan KMS Anak Perempuan untuk anak
perempuan.

Gambar 1. KMS Anak Laki-laki


Sumber : www.google.com

5
Gambar 2. KMS Anak Perempuan
Sumber : www.google.com
2. Mengisi identitas anak dan orang tua yang
terdapat pada halaman muka dari KMS.

Gambar 3. Identitas Anak pada KMS


Sumber : www.google.com
3. Mengisi bulan lahir dan bulan penimbangan anak.
a. Tulis bulan lahir anak pada kolom umur 0
bulan;
b. Tulis semua kolom bulan penimbangan
berikutnya secara berurutan;
c. Apabila anak tidak diketahui tanggal
kelahirannya, tanyakan perkiraan umur
anak tersebut;
d. Tulis bulan saat penimbangan pada kolom sesuai umurnya;
e. Tulis semua kolom bulan penimbangan berikutnya secara berurutan.

6
Gambar 4. Kolom Penulisan Bulan Lahir dan Bulan Penimbangan pada KMS
Sumber : www.google.com
4. Meletakkan titik berat badan dan membuat garis pertumbuhan anak.
a. Letakkan (plot) titik berat badan hasil penimbangan pada titik temu garis tegak
(umur) dan garis datar (berat badan). Tulis berat badan di bawah kolom bulan
penimbangan.
b. Hubungkan titik berat badan bulan ini dengan bulan lalu dalam bentuk garis lurus.

Gambar 5. Plotting pada Grafik KMS


Sumber : www.google.com
5. Mencatat setiap kejadian yang dialami oleh anak.
Catat setiap kejadian dan/atau kesakitan yang dialami oleh anak pada titik temu garis
tegak dan garis datar. Contohnya, pada penimbangan di bulan Maret nafsu makan anak
menurun bahkan anak cenderung tidak mau makan. Penimbangan selanjutnya pada bulan
Juni, anak sedang demam.
6. Menentukan status pertumbuhan anak.
Status pertumbuhan anak dapat diketahui
dengan 2 cara, yaitu dengan menilai garis
pertumbuhannya atau dengan menghitung
kenaikan berat badan anak dibandingkan
dengan Kenaikan Berat Badan Minimum (KBM). Kesimpulan dari penentuan status
pertumbuhan adalah seperti tertera sebagai berikut :
Naik (N)
Grafik berat badan mengikuti garis pertumbuhan atau kenaikan berat badan anak
sama dengan KBM atau lebih.
Tidak naik (T)
Grafik berat badan mendatar atau menurun memotong garis pertumbuhan
dibawahnya atau kenaikan berat badan kurang dari KBM.

7
Gambar 6. Status Pertumbuhan Anak
Sumber : http://manjilala.info
7. Mengisi catatan pemberian imunisasi bayi.
Tanggal imunisasi diisi oleh petugas kesehatan setiap kali setelah imunisasi diberikan.
8. Mengisi catatan pemberian kapsul vitamin A.
Tanggal diisi oleh kader sesuai dengan tanggal dan bulan pemberian kapsul vitamin A
yang dilakukan oleh kader.
9. Isi kolom pemberian ASI eksklusif.
Beri tanda () bila pada bulan tersebut bayi masih diberi ASI saja, tanpa makanan dan
minuman lain. Bila diberi makanan lain selain ASI, bulan tersebut dan bulan berikutnya
diisi dengan tanda (-).

Gambar 7. Kolom
Pemberian ASI
Eksklusif pada KMS
Sumber :
http://www.hukor.depkes.go.id/
10. Menindaklanjuti hasil penimbangan anak.

8
Tindak lanjut berdasarkan hasil penilaian pertumbuhan balita adalah sebagai berikut :
a. Berat badan anak naik (N) :
berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke Posyandu;
berikan umpan balik dengan menjelaskan arti grafik pertumbuhan anak pada
KMS secara sederhana;
berikan anjuran kepada ibu untuk mempertahankan kondisi anaknya;
berikan nasihat mengenai pemberian makanan kepada anaknya; dan
anjurkan untuk datang pada penimbangan bulan berikutnya.
b. Berat badan anak tidak naik 1 kali
berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke Posyandu;
berikan umpan balik dengan menjelaskan arti grafik pertumbuhan anak pada
KMS secara sederhana;
tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan tertentu (batuk, diare,
panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak;
berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan anak tidak
naik tanpa menyalahkan ibunya;
berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makanan anak sesuai
golongan umurnya;
anjurkan untuk datang pada penimbangan bulan berikutnya.
c. Berat badan anak tidak naik 2 kali atau berada di bawah garis merah (BGM)
berikan pujian kepada ibu yang telah membawa balitanya ke Posyandu;
anjurkan untuk datang pada penimbangan bulan berikutnya;
berikan umpan balik dengan menjelaskan arti grafik pertumbuhan anak pada
KMS secara sederhana;
tanyakan dan catat keadaan anak bila ada keluhan tertentu (batuk, diare,
panas, rewel, dll) dan kebiasaan makan anak;
berikan penjelasan tentang kemungkinan penyebab berat badan anak tidak
naik tanpa menyalahkan ibunya;
berikan nasihat kepada ibu tentang anjuran pemberian makanan anak sesuai
golongan umurnya;
merujuk anak ke Puskesmas/Pustu/Poskesdes.

Simpulan

Tingginya prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang di Indonesia, menuntut berbagai pihak
untuk mencari solusi terhadap masalah tersebut. Salah satunya dilakukan oleh pihak pemerintah,
melalui Dinas Kesehatan, membuat program Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai bentuk

9
tindakan antisipasi terhadap kasus gizi pada anak, terutama anak pada kelompok usia balita.
Dengan memahami lebih lanjut mengenai fungsi, kegunaan, dan langkah pengisian dari KMS
bagi balita, diharapkan masyarakat dapat lebih berperan serta dalam mengoptimalkan
penggunaan KMS sehingga prevalensi balita dengan gizi buruk dan kurang di Indonesia dapat
ditekan sehingga menurun jumlahnya.

Daftar Pustaka

1. Muaris H. Sarapan sehat untuk anak balita. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama; 2006.
p.4

2. Sandjaja A. Kamus gizi. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara; 2009. p.114-5

3. Admin. Kartu menuju sehat (kms). http://anakspesial-edu.com/blog/kartu-menuju-sehat-


kms. 2011. Diakses tanggal 25 November 2014.

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan menteri kesehatan Republik


Indonesia tentang penggunaan kartu menuju sehat (kms) bagi balita.
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/Pedoman-Penggunaan-KMS_SK-
Menkes.pdf. 2010. Diakses tanggal 25 November 2014.

5. Budijanto D. 4,6 juta balita gizi buruk-kurang di Indonesia pertanda ketahanan pangan
lampu kuningkah?. http://kesehatan.kompasiana.com/ibu-dan-anak/2014/9/22/46-juta-
balita-gizi-buruk-kurang-di-indonesia-pertanda-ketahanan-pangan-lampu-kuningkah-
675755.html. 2014. Diakses tanggal 25 November 2014.

6. Sari NP. Kartu menuju sehat. http://www.bubidan.com/320/kartu_menuju_sehat. 2010.


Diakses tanggal 25 November 2014.

7. Sedyaningsih ER. Penggunaan kartu menuju sehat (kms) bagi balita.


http://www.hukor.depkes.go.id/up_prod_permenkes/PMK%20No.%20155%20ttg

10
%20Penggunaan%20Kartu%20Menuju%20Sehat%20(KMS)%20Bagi%20Balita.pdf.
2010. Diakses tanggal 26 November 2014.

11

Potrebbero piacerti anche