Sei sulla pagina 1di 9

THE RELATION BETWEEN EXCLUSIVE BREASTFEEDING AND

DENTAL CARIES SEVERITY LEVEL IN 4-6 YEARS OLD CHILDREN

(Study in Adisiwi Kindergarten, Pertiwi Kindergarten, and Wijaya Atmaja


Kindergarten, Kasihan, Bantul)

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN TINGKAT


KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK USIA 4-6 TAHUN

(Studi di TK Adisiwi, TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja Kasihan Bantul)

Pipiet Okti Kusumastiwi1, Mohammad Adhi Krisnanta2


Dosen PSPDG FKIK UMY1, Mahasiswa PSPDG FKIK UMY2

ABSTRACT
Background of Study: Caries in the deciduous teeth is still a considerable
problem in preschool age. World Health Organization (WHO) in 2003 stated that
the incidence of dental caries in children is 60-90%. Caries in exclusive
breastfeeding children caused by the child was breastfed during sleep, saliva
production during sleep was reduced so that protection in the teeth decreased.
Aim of Research: The aim of this research is to find out the relation between
exclusive breastfeeding and dental caries severity level in 4-6 years old children.
Research Methodology: This type of research is an analytic observational
research with cross sectional design. The sample was taken with total sampling
technique to 72 kindergartners. Caries severity level measured with Caries
Severity Index (CSI) examination. The data analysis was using Mann Whitney
test.
Research Result: The research result shows that the 41 kindergartners consumed
exclusive breastfeeding, while the 31 kindergartners are not consumed exclusive
breastfeeding.
The mean caries severity level in kindergartners with exclusive breastfeeding is
2,1. The mean caries severity level in kindergartners who are not with exclusive
breastfeeding is 2,09. The result shows that (P > 0,05) so there are no relation
between exclusive breastfeeding with dental caries severity levelin 4-6 years old
children.
Conclusion: There is no relation between exclusive breastfeeding with dental
caries severity level in 4-6 years old children in Kasihan, Bantul.

Keywords: dental caries severity level, exclusive breastfeeding


INTISARI
Latar Belakang: Karies pada gigi susu masih merupakan masalah yang cukup
besar pada usia prasekolah. World Health Organization (WHO) pada tahun 2003
menyatakan bahwa angka kejadian karies pada anak adalah 60-90%. Karies yang
terjadi pada anak yang diberikan ASI eksklusif dilaporkan karena anak dibiarkan
menyusui saat tidur, produksi air liur saat tidur berkurang sehingga proteksi pada
gigi menurun.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6
tahun.
Metodologi Penelitian: Jenis dari penelitian ini adalah penelitian observational
analitik dengan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel penelitian
dilakukan dengan teknik total sampling yang terdiri dari 72 anak TK. Cara
pengukuran tingkat keparahan karies diukur dengan pemeriksaan Caries Severity
Index (CSI). Analisis data menggunakan uji Mann Whitney.
Hasil Penelitian: Menunjukkan bahwa 41 anak mengonsumsi ASI eksklusif
sedangkan 31 anak tidak ASI eksklusif. Rata-rata ingkat keparahan karies pada
anak yang mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,1. Rata-rata tingkat keparahan
karies pada anak yang tidak mengonsumsi ASI eksklusif adalah 2,09. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa (P > 0,05) sehingga tidak terdapat hubungan
antara pemberian ASI eksklusif dengan tingkat keparahan karies gigi anak pada
usia 4-6 tahun.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan
tingkat keparahan karies gigi pada anak usia 4-6 tahun di Kasihan.

Kata Kunci: tingkat keparahan karies gigi, pemberian ASI eksklusif

PENDAHULUAN 52,7%1. Hasil Riset Kesehatan Dasar

Kesehatan gigi tampaknya masih (Riskesdas) pada tahun 2013 menunjukkan

menjadi masalah kesehatan yang perlu bahwa prevalensi masalah gigi dan mulut

diperhatikan terutama di negara negara penduduk Indonesia adalah 25,9%.

berkembang termasuk Indonesia. Karies di Riskesdas (2013) menyebutkan bahwa

Indonesia masih menjadi masalah bagi anak- prevalensi nasional indeks DMF-T adalah

anak. Penelitian di lima wilayah DKI Jakarta 4,6. Indeks DMF-T untuk kota Yogyakarta

diketahui prevalensi karies anak prasekolah


sebesar 5,9 dengan D=1,3, M=4,5 dan Kandungan ASI salah satunya adalah

F=0,132. lemak, kandungan lemak dalam ASI

Karies pada gigi susu masih merupakan eksklusif antara 3,5-4,5%. Walaupun banyak

masalah yang cukup besar pada usia tetapi lemak dari ASI eksklusif ini mudah

prasekolah. World Health Organization dicerna oleh bayi karena trigliserida dalam

(WHO) pada tahun 2003 menyatakan bahwa lemak diubah dahulu menjadi asam lemak

angka kejadian karies pada anak adalah 60- dan gliserol oleh enzim lipase yang terdapat

90%3. Karies merupakan suatu penyakit dalam ASI eksklusif. Lemak pada ASI

jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan eksklusif juga terkandung kandungan lain

sementum. Hal ini dapat disebabkan oleh yang bermanfat yaitu karbohidrat, protein,

empat faktor yaitu host, waktu, substrat, dan garam mineral, dan vitamin. Manfaat lain

saliva. Keempat faktor tersebut bekerja maka dari ASI selain sebagai nutrien adalah

akan terjadi demineralisasi jaringan keras sebagai zat protektif tubuh terhadap penyakit

gigi yang diikuti oleh kerusakan bahan dan berefek psikologis yang menguntungkan
6
organikya4. Tinjauan epidemiologi .

menunjukkan bahwa menyusui lebih dari METODE

satu tahun dan dilakukan pada malam hari 1. Desain penelitian ini adalah

erat terkait dengan peningkatan prevalensi observasional analitik. Setiap subjek

karies. Penelitian menunjukkan juga ASI hanya dikenai satu kali pengukuran tanpa

lebih kariogenik dibanding susu sapi tetapi dilakukan tindak lanjut atau pengulangan

tidak terlalu signifikan perbedaan skor karies pengukuran. Rancangan pada penelitian

nya. Menyusui dengan durasi yang lama ini adalah cross sectional.

pada anak usia 2-5 tahun pada daerah miskin 2. Populasi dalam penelitian ini adalah

di Amerika Serikat meningkatkan prevalensi anak TK yang sekolah di TK Adisiwi,

karies5. TK Pertiwi, TK Wijaya Atmaja, Kasihan


Bantul. Sampel penelitian dipilih dari d. Menganalisis data yang didapat dari

semua siswa dan siswi yang bersekolah kuesioner dan hasil dari pemeriksaan

di ketiga TK tersebut yang sesuai dengan intraoral gigi.

kriteria inklusi dan eksklusi dan 4. Pengukuran Karies Gigi

menggunakan metode total sampling Tingkat keparahan karies gigi diukur

3. Tahap-tahap prapenelitian : menggunakan indeks CSI (Caries Severity

a. Pembuatan kuesioner yang berisi Index) karena CSI tidak membedakan antara

pertanyaan-pertanyaan untuk mendapatkan gigi yang berlubang karena karies, gigi yang

informasi mengenai konsumsi ASI eksklusif. sudah ditumpat karena karies, ataupun gigi

b. Mengurus perizinan di TK yang yang sudah dicabut karena karies sehingga

akan digunakan sebagai lokasi penelitian. lebih tepat digunakan untuk daerah dengan

2. Tahap-tahap penelitian : masyarakat dengan kesadaran merawat gigi

a. Memberikan lembar informed kurang. Penilaian dengan indeks CSI

consent serta kuesioner kepada orang tua menggunakan kriteria sebagai berikut :

anak melalui pihak sekolah beberapa hari


Rumus CSI :

sebelum dilakukan pemeriksaan gigi pada


a. Skor 0 = gigi utuh ( S )
anak TK.
b. Skor 1 = sonde menyangkut,
b. Mengumpulkan lembar informed
pada fisura tapi tapi tidak ada perlunakan
consent dan kuesioner pada hari
email (C1)
pemeriksaan gigi.
c. Skor 2 = sonde menyangkut, ada
c. Melakukan pemeriksaan gigi pada
perlunakan lebih dalam pada dentin ( C2 )
anak yang telah mengembalikan lembar
d. Skor 3 = karies lebih luas
informed consent, kuesioner dan setuju
melibatkan pulpa (C3)
menjadi responden penelitian.
e. Skor 4 = ada kerusakan mahkota,

gigi tinggal akar ( C4 )


5. Analisis data untuk mengetahui hubungan keparahan karies gigi anak pada usia 4-6

pemberian ASI eksklusif dengan tingkat tahun menggunakan uji Mann Whitney

HASIL PENELITIAN

Tabel 1. Distribusi Sampel Berdasarkan konsumsi ASI eksklusif dan Jenis Kelamin

No. Pola Pemberian Jenis Kelamin Jumlah


ASI Laki-laki Perempuan
n % n % n %
1. ASI eksklusif 26 36,2 15 20,7 41 56,9
2. Tidak ASI eksklusif 20 27,8 11 15,3 31 43,1
Jumlah 46 64 27 36 72 100
Tabel 2.Distribusi Sampel Berdasarkan Berdasarkan tabel diatas jumlah

No. Pola Pemberian ASI Umur Jumlah

4,0-4,12 5,0-6,0

n % n % n %

1. ASI eksklusif 9 12,5 30 41,67 39 54,17

2. Tidak ASI eksklusif 4 5,5 29 40,33 33 45,83

Jumlah 13 18 59 82 72 100

Umur sampel penelitian berjumlah 72 anak.

Keterangan tabel 1 : Mayoritas anak yang minum ASI eksklusif

Berdasarkan tabel diatas jumlah sampel Berdasarkan umur adalah pada rentang 5-6

penelitian berjumlah 72 anak. Mayoritas tahun dengan jumlah 59 anak.

anak

yang minum ASI eksklusif berdasarkan jenis Tabel 3. Data Hasil Uji Normalitas Shapiro

kelamin adalah laki-laki dengan jumlah 46. Wilk

Keterangan tabel 2 : ASI Eksklusif/ Tidak df Signifikan


(p)
Ya 41 .040
Tidak 31 .510 Rekomendasi pemberian ASI
Tabel diatas menunjukkan pada eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan
kolom Shapiro-Wilk nilai probabilitas data pada bukti ilmiah manfaat ASI eksklusif bagi
yang didapatkan p = 0,040 dan p= 0,510. daya tahan tubuh, pertumbuhan dan
Nilai probabilitas data dapat dikatakan perkembangan bayi. Air Susu Ibu memberi
normal jika nilai p > 0,05 sehingga data seluruh nutrisi yang diperlukan bayi selama
dinyatakan terdistribusi tidak normal. Mann 6 bulan pertama dan pemberian ASI
Whitney Test dilakukan untuk menentukan eksklusif mengurangi angka kematian bayi7.
adakah hubungan Antara 2 kelompok tidak Muhammad Saleh (2004) melakukan
berpasangan yang datanya tidak terdistribusi penelitian tentang Deteksi Faktor Utama
dengan normal. Penyebab Karies Berdasarkan cariogram
Tabel 3. Hasil Uji Mann Whitney Test Pada Anak Sekolah Dasar Di Kota Dan
Test Statistics(a) Desa. Hasilnya urutan faktor penyebab karies
skor CSI
Mann-Whitney U 626,000 dari hasil penelitian berdasarkan gambaran
Wilcoxon W 1122,000
cariogram anak SD kota dan anak SD desa
Z -,108
Asymp. Sig. (2-tailed) ,914 adalah faktor pola makan, bakteri dan faktor

keadaan lain yang berpengaruh. Faktor


Pengambilan keputusan data di atas
utama penyebab karies gigi untuk anak SD
adalah dengan melihat nilai probabilitas (p),
kota dan anak SD desa adalah faktor pola
yaitu pada asymp. sig., dimana pada uji
makan. Tingkat keparahan karies gigi anak
Mann Whiney Test menunjukkan
SD kota berbeda dengan anak SD desa
significancy 0,914 (P > 0,05) sehingga dapat
(p<0,05)8.
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan
Gula sering dikaitkan tentang
bermakna antara kelompok ASI esklusif dan
kejadian karies pada anak karena gula
tidak ASI eksklusif.
bersifat kariogenik bagi anak-anak. Faktor
PEMBAHASAN
penyebab karies juga tergantung dari host itu yang lebih banyak pula sehingga

sendiri seperti kondisi pH dan saliva pada mempertinggi risiko terkena karies gigi.

anak-anak. Faktor predisposisi karies adalah Pada anak yang minum susu botol dalam

genetik, penggunaan obat, kejadian penyakit waktu relatif lama dan minum ASI

sistemik yang mempengaruhi sistem menjelang tidur umumnya sangat berisiko

kekebalan tubuh. Makanan yang karies. Umumnya gigi yang terkena

berhubungan dengan gula mempunyai kerusakan adalah gigi pada rahang atas

potensi resiko sebesar 37,6%. Penelitian bagian depan. Saat tidur, gigi-gigi rahang

menunjukkan bahwa pH akan turun setelah bawah akan tertutup oleh lidah sehingga

terpapar makanan atau minuman yang genangan air susu akan lebih menyerang gigi

mengandung gula tinggi9. atas12.

Penelitian menunjukkan bahwa

terdapat korelasi yang kuat antara kebiasaan KESIMPULAN

memberi makan manis, lengket dan minum Berdasarkan penelitian yang telah

susu dengan kejadian karies gigi pada anak dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa

usia 4-6 tahun10. tidak terdapat hubungan antara pemberian

Pemberian ASI pada anak-anak ASI eksklusif dengan tingkat keparahan

sangat dianjurkan tetapi juga dengan cara karies gigi anak pada usia 4-6 tahun di

pemberian yang benar. American Academy Kasihan, Bantul.

of Pediatric Dentistry (1996) mengatakan SARAN

sering memberikan ASI di malam hari dalam Berdasarkan penelitian yang telah

jangka waktu yang lama juga mengakibatkan dilakukan terdapat beberapa saran:

kerusakan gigi yang luas11. 1. Penelitian lebih lanjut mengenai

Pemberian ASI di malam hari dengan hubungan pemberian ASI eksklusif

jangka waktu lama akan menghasilkan asam dengan tingkat keparahan karies gigi
pada anak usia 4-6 tahun, dengan lebih Sumawinata, penerjemah). Jakarta: EGC

banyak variabel yang dikendalikan, Jakarta.

contohnya adalah pola makan.


5. Kawashita, Y., Kitamura, M., Saito, T.
2. Untuk masyarakat disarankan agar
(2011) Early childhood caries.
memberikan ASI eksklusif kepada
International Journal of Dentistry, (7) 1.
anaknya dengan cara lama pemberian
6. Suradi, R dan Kristina, H. (2004).
yang benar.
Manajemen laktasi, Cetakan ke-2,

Perkumpulan Perinatologi Indonesia,

Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
7. Firdaus, A., Iswati, R, S. (2013).
1. Yulita, I., Elly, D dan Victrix Astarte, A.
Hubungan pemberian ASI eksklusif
(2013). Air susu ibu dan karies gigi
dengan kejadian karies gigi pada anak
sulung. Jurnal Health Quality 4 (1), Hal.
usia 2-4 tahun di kelompok bermain desa
69 76
Gading Watu Gresik. Embrio Jurnal
2. Departemen Kesehatan RI. (2013). Riset
Kebidanan (3)
kesehatan dasar (RISKESDAS), Badan

Penelitian Dan Pengembangan 8. Saleh, M. (2004). Deteksi faktor utama

Kesehatan, Jakarta. penyebab karies berdasarkan cariogram

3. Kompas, 22 Juni 2009. Kebiasaan pada anak sekolah dasar di kota dan desa

minum susu botol picu karies gigi (kajian di SD Pujokusuman III dan SD

(http://kompas.com/. diakses tanggal 1 Lagaran Sanden Yogyakarta). Tesis.

Maret 2015. Program Pasca Sarjana UGM.

4. Kidd, E.A.M. dan Bechal, S.J. (1991). Yogyakarta.

Dasar-dasar karies penyakit dan 9. Loveren, C.V., Buijs, J. F., Cate, J. M. T.

penanggulangannya (2nd ed.) (N. (2000). The effect of triclosan toothpaste


on enamel demineralization in a bacterial

demineralization model. Journal of

Antimicrobial Chemotherapy (45). 153-

158

10. Widayati, N. (2014). Faktor yang

berhubungan dengan karies gigi pada

anak usia 4-6 tahun. Jurnal berkala

epidemiologi. 2 (2), Hal 196-205.

11. Donna, L. (2009). Buku ajar

keperawatan pediatrik. vol.1 edisi 6.

Jakarta: EGC

12. Melanie, S. (2011). A-Z Kesehatan gigi

panduan lengkap kesehatan gigi

keluarga. Solo: Tiga Serangkai Pustaka

Mandiri.

Potrebbero piacerti anche