Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
TRANSFORMATOR TENAGA
DAFTAR ISI
TRANSFORMATOR TENAGA
1. PENDAHULUAN
Gambar
ambar 1.1. Arus bolak balik mengelillingi inti besi
Arus yang mengalir pada belitan primer akan menginduksi inti besi transformator
sehingga didalam inti besi akan mengalir flux magnet dan flux magnet ini akan
menginduksi belitan sekunder sehingga pada ujung belitan sekunder akan terdapat
beda potensial (Gambar 1.2) .
1.3.3 Bushing
Bushing merupakan sarana penghubung antara belitan dengan jaringan luar. Bushing
terdiri dari sebuah konduktor yang diselubungi oleh isolator. Isolator tersebut berfungsi
sebagai penyekat antara konduktor bushing dengan body main tank transformator.
Secara garis besar bushing dapat dibagi menjadi empat bagian utama yaitu isolasi,
konduktor, klem koneksi, dan asesoris. Isolasi pada bushing terdiri dari dua jenis yaitu
oil impregnated paper dan resin impregnated paper. Pada tipe oil impregnated paper
isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan minyak isolasi sedangkan pada tipe
resin impregnated paper isolasi yang digunakan adalah kertas isolasi dan resin.
Gambar 1.7. kertas isolasi pada bushing (oil impregnated paper bushing)
Terdapat jenis-jenis
jenis konduktor pada bushing yaitu hollow conductor dimana terdapat
besi pengikat atau penegang ditengah lubang konduktor utama, konduktor pejal dan
flexible lead.
Klem koneksi merupakan sarana pengikat antara stud bushing dengan konduktor
penghantar diluar bushing.
Asesoris bushing terdiri dari indikasi minyak, seal atau gasket dan tap pengujian. Seal
atau gasket pada bushing terletak dibagian bawah mounting flange.
flange.
Gambar 1.9. Gasket / seal antara flange bushing dengan body trafo
1.3.4 Pendingin
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi
yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada transformator. Oleh
karena itu pendinginan yang efektif sangat diperlukan.
Seiring dengan naik turunnya volume minyak di konservator akibat pemuaian dan
penyusutan minyak, volume udara didalam konservator pun akan bertambah dan
berkurang. Penambahan atau pembuangan udara didalam konservator akan
berhubungan dengan udara luar. Agar minyak isolasi transformator tidak
terkontaminasi oleh kelembaban dan oksigen dari luar, maka udara yang akan masuk
kedalam konservator akan difilter melalui silicagel.
Untuk menghindari agar minyak trafo tidak berhubungan langsung dengan udara luar,
maka saat ini konservator dirancang dengan menggunakan brether bag/rubber bag,
yaitu sejenis balon karet yang dipasang didalam tangki konservator.
Tabel 1.2
2 Batasan nilai parameter minyak isolasi yang baru dimasukan kedalam peralatan
sebelum dilakukan proses energize
Proses perubahan ratio belitan ini dapat dilakukan pada saat trafo sedang berbeban
(On load tap changer) atau saat trafo tidak berbeban (Off load tap changer).
Dikarenakan aktifitas tap changer lebih dinamis dibanding dengan belitan utama dan
inti besi, maka kompartemen antara belitan utama dengan tap changer dipisah.
Selector switch merupakan rangkaian mekanis yang terdiri dari terminal terminal untuk
menentukan posisi tap atau ratio belitan primer.
Tahanan transisi merupakan tahanan sementara yang akan dilewati arus primer pada
saat perubahan tap.
Keterangan :
1. Kompartemen Diverter Switch
2. Selektor Switch
Media pendingin atau pemadam proses switching pada diverter switch yang dikenal
sampai saat ini terdiri dari dua jenis, yaitu media minyak dan media vaccum. Jenis
pemadaman dengan media minyak akan menghasilkan energi arcing yang membuat
minyak terurai menjadi gas C2H2 dan karbon sehingga perlu dilakukan penggantian
minyak pada periode tertentu. Sedangkan dengan metoda pemadam vaccum proses
pemadaman arcing pada waktu switching akan dilokalisir dan tidak merusak minyak.
a. b.
1. Liquid
berarti resistornya menggunakan larutan air murni yang ditampung didalam bejana
dan ditambahkan garam (NaCl) untuk mendapatkan nilai resistansi yang diinginkan
2. Solid
Sedangkan NGR jenis padat terbuat dari Stainless Steel, FeCrAl, Cast Iron, Copper
Nickel atau Nichrome yang diatur sesuai nilai tahanannya.
Rele Jansen
Sama halnya seperti rele Bucholz yang memanfaatkan tekanan minyak dan gas yang
terbentuk sebagai indikasi adanya ketidaknormalan / gangguan, hanya saja rele ini
digunakan untuk memproteksi kompartemen OLTC. Rele ini juga dipasang pada pipa
saluran yang menghubungkan kompartemen OLTC dengan konservator.
Suden Pressure
Rele sudden pressure ini didesain sebagai titik terlemah saat tekanan didalam trafo
muncul akibat gangguan. Dengan menyediakan titik terlemah maka tekanan akan
tersalurkan melalui sudden pressure dan tidak akan merusak bagian lainnya pada
maintank.
Rele Thermal
Suhu pada transformator yang sedang beroperasi akan dipengaruhi oleh kualitas
tegangan jaringan, losses pada trafo itu sendiri dan suhu lingkungan. Suhu operasi
yang tinggi akan mengakibatkan rusaknya isolasi kertas pada transformator.
Untuk mengetahui suhu operasi dan indikasi ketidaknormalan suhu operasi pada
transformator digunakan rele thermal. Rele thermal ini terdiri dari sensor suhu berupa
thermocouple, pipa kapiler dan meter penunjukan.
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 15
PT PLN (Persero)
TRANSFORMATOR TENAGA
FMECA (Failure mode and effect critical analysis) merupakan metoda untuk
mengetahui resiko kegagalan sebuah subsistem pada sebuah sistem peralatan.
Dengan mengkombinasikan data gangguan dengan FMEA maka akan diketahui
peluang-peluang kegagalan pada setiap sub sistem dalam FMEA. Hal ini dapat
dijadikan acuan dalam menerapkan metoda pemeliharaan yang optimal dengan tingkat
kegagalan yang bervariasi.
2. PEDOMAN PEMELIHARAAN
Pendingin
Pernafasan
Sistem kontrol dan proteksi
OLTC
Struktur mekanik
Meter suhu / temperature
Sistem monitoring thermal
Belitan
NGR Neutral grounding Resistor
Fire Protection
Suhu yang tidak normal pada trafo dapat diartikan sebagai adanya ketidaknormalan
pada bagian atau lokasi tersebut. Metoda pemantauan suhu trafo secara menyeluruh
untuk melihat ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo dilakukan dengan
menggunakan thermovisi / thermal image camera.
Lokasi-lokasi pada trafo yang dipantau dengan thermovisi / thermal image camera
adalah sebagai berikut :
1. Maintank
2. Tangki OLTC
3. Radiator
4. Bushing
5. Klem-klem pada setiap bagian yang ada
6. Tangki konservator
7. NGR
Pengukuran thermovisi pada maintank dan OLTC trafo dilakukan pada tiga posisi yaitu
bawah, tengah dan atas untuk mengetahui gradasi panas pada trafo yang mewakili
normal tidaknya proses operasi dari trafo.
Pengukuran pada bushing trafo adalah dengan melihat titik yang paling panas dalam
sebuah bushing dan membandingkan karakteristik suhu terhadap fasa lainnya.
Untuk pengukuran konservator dan NGR dilihat tiga titik secara vertikal untuk
mengetahui karakteristik suhu peralatan
FLIR Systems
46.0 C
Ar1
40
Ar2
30
Ar3
Ar4 25.1
FLIR Systems
55.0 C
Ar1
50
Ar2
40
30
Ar3
23.4
FLIR Systems
59.6 C
Ar1
Ar2 Ar4 50
Ar5 Ar7
40
Ar3 Ar8
Ar6
Ar9 30
23.5
FLIR Systems
64.0 C
Ar1
Ar2 60
Ar5
Ar3
40
Ar6 20
Ar4
17.2
FLIR Systems
50.9 C
50
Ar1
40
Ar2
30
Ar3
24.2
Salah satu metoda untuk mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo adalah
dengan mengetahui dampak dari ketidaknormalan trafo itu sendiri. Untuk mengetahui
dampak ketidaknormalan pada trafo digunakan metoda DGA (Dissolved gas analysis).
Pada saat terjadi ketidaknormalan pada trafo, minyak isolasi sebagai rantai
hidrocarbon akan terurai akibat besarnya energi ketidaknormalan dan akan
membentuk gas-gas hidrokarbon yang larut dalam minyak isolasi itu sendiri. Pada
dasarnya DGA adalah proses untuk menghitung kadar/nilai dari gas-gas hidrokarbon
yang terbentuk akibat ketidaknormalan. Dari komposisi kadar/nilai gas-gas itulah dapat
diprediksi dampak-dampak ketidaknormalan apa yang ada di dalam trafo, apakah
overheat, arcing atau corona.
Gas gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA adalah H2 (hidrogen), CH4
(Methane), N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon monoksida), CO2
(Carbondioksida), C2H4 (Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene).
Secara garis besar gas gas yang larut didalam minyak isolasi trafo akan
diekstraksi/dipisahkan dari minyak isolasi itu sendiri terlebih dahulu sehingga nantinya
gas tersebut dapat diuraikan dan diketahui kadarnya.
Setelah terpisah antara gas dengan minyak, gas tersebut akan diuraikan kembali
berdasarkan jenis gas nya dengan menggunakan metoda chromatography.
Gas gas yang telah terurai akan dideteksi oleh detektor berupa sinyal. Sinyal ini lah
yang nantinya digunakan untuk mengetahui jumlah kadar gas dengan
memperhitungkan luas sinyal tiap tiap gas. Pengujian ini mengacu pada standar ASTM
D 3613
Gambar 2.9. Sinyal dari gas gas yang dideteksi oleh detektor
Pada saat minyak isolasi mengalami oksidasi, maka minyak akan menghasilkan asam.
Asam ini apabila bercampur dengan air dan suhu yang tinggi akan mengakibatkan
proses hydrolisis pada isolasi kertas. Proses hydrolisis ini akan menurunkan kualitas
kertas isolasi.
Gambar 2.11. Proses penurunan kualitas kertas isolasi trafo akibat oksidasi di minyak isolasi
Untuk mengetahui ada tidaknya kontaminan atau terjadi tidaknya oksidasi didalam
minyak dilakukanlah pengujian oil quality test (karakteristik).
Pengujian oil quality test melingkupi beberapa pengujian yang metodanya mengacu
pada standar IEC 60422. Adapun jenis pengujiannya berupa :
Metoda yang dipakai adalah metoda Karl Fischer. Metoda ini menggunakan satu buah
elektroda dan satu buah generator. Generator berfungsi menghasilkan senyawa Iodin
yang berfungsi sebagai titer / penetral kadar air sedangkan Elektroda berfungsi
sebagai media untuk mengetahui ada tidaknya kadar air di dalam minyak. Perhitungan
berapa besar kadar air di dalam minyak dilihat dari berapa banyak Iodin yang di bentuk
pada reaksi tersebut.
Adapun satuan dari hasil pengujian ini adalah ppm (part per million) yang didapat dari
perbandingan antara banyaknya kadar air dalam mg terhadap 1 kg minyak. Pengujian
ini mengacu pada standar IEC 60814
Banyaknya kadar air didalam minyak akan dipengaruhi oleh suhu operasi trafo. Karena
sistem isolasi didalam trafo terdiri dari dua buah isolasi, yaitu minyak dan kertas
dimana difusi air antara kedua isolasi tersebut dipengaruhi oleh suhu operasi trafo.
Untuk mendapatkan nilai referensi sehingga nantinya hasil pengujian dapat
dibandingkan terhadap batasan pada standar IEC 60422 perlu dilakukan koreksi hasil
pengujian kadar air terhadap suhu 20 oC yaitu dengan mengalikan dengan faktor
koreksi.
f = 2,24e 0,04ts
Ket :
f= faktor koreksi
ts = Suhu minyak pada waktu diambil (sampling)
Contoh :
Kadar air hasil pengukuran = 10 mg/kg
Suhu sampling (ts) = 40 oC
Correction factor = 0,45
Kadar air terkoreksi = 10 x 0,45 = 4,5 mg/kg
Pada dasarnya minyak yang akan diuji dicampur dengan larutan alkohol dengan
komposisi tertentu lalu campuran tersebut (bersifat asam) di titrasi (ditambahkan
larutan) dengan larutan KOH (bersifat basa). Perhitungan berapa besar asam yang
terkandung didalam minyak didasarkan dari berapa banyak KOH yang dilarutkan.
Pengujian ini mengacu pada standar IEC 62021 1
Karena nilai IFT sejalan dengan proses penuaan pada minyak isolasi trafo, maka nilai
IFT dapat dijadikan konfirmasi setelah ditemukan nilai kadar asam yang tidak normal.
Pengujian sediment
Banyak material yang dapat mengkontaminasi minyak trafo, seperti karbon dan
endapan Lumpur (sludge). Pengujian sediment ini bertujuan mengukur seberapa
banyak (%) zat pengotor terhadap minyak isolasi trafo. Pengujian ini pada dasarnya
membandingkan berat endapan yang tersaring dengan berat minyak yang diuji.
Pengujian ini mengacu kepada standar IEC 60422 Annex C
Metal in Oil
Pengujian metal in oil digunakan sebagai pelengkap dari pengujian DGA. Saat DGA
mengindikasikan kemunculan kemungkinan gangguan, pengujian metal in oil akan
membantu menentukan jenis gangguan dan lokasinya.
Gangguan dengan energy yang tinggi tidak hanya menurunkan kualitas isolasi trafo
(minyak, kertas, kayu dll) tapi juga menghasilkan partikel partikel metal yang tersebar
di minyak. Partikel ini akan didistribusikan kesemua bagian trafo dikarenakan proses
sirkulasi. Beberapa komponen trafo manghasilkan partikel metal yang khusus. Partikel
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 31
PT PLN (Persero)
TRANSFORMATOR TENAGA
metal ini dapat ditemukan sebagai unsur tunggal atau sebagai senyawa. Jenis metal
dapat membantu dalam menentukan komponen mana yang mengalami gangguan.
Metal yang mungkin ditemukan didalam minyak trafo adalah aluminium, tembaga, besi,
karbon, perak, timah dan seng. Contohnya tembaga dapat ditemukan pada belitan dan
juga perunggu atau kuningan. Carbon dapat ditemukan pada sambungan join,
konektor dan komponen lainnya. Besi berlokasi pada belitan dan tangki trafo,
sebagaimana aluminium dapat ditemukan pada belitan, corona shield, dan bushing
keramik. Lugs, baut, konektor dan komponen semacamnya terbuat dari timah,
tembaga dan seng.
Analisa metal in oil dapat dilakukan dengan metoda yang berbeda. Atomic absorption
spectroscopy(AA) dan inductive coupled plasma spectrometry(ICP) merupakan dua
buah metoda lainnya yang digunakan untuk mengukur kadar metal di minyak.
Biasanya partikel metal yang terkandung di sample minyak akan dibakar pada suhu
tinggi untuk menghasilkan atom metal yang bersifat bebas. Kemunculan dari atom
atom ini pada metoda AA dan ICP dapat di ukur banyaknya dengan mengukur
penyerapan atau pengemisian dari frekuensi tersendiri pada spektrum radiasi oleh
atom metal bebas terhadap standar. Pengujian ini mengacu kepada IEC 60247
Dari informasi besarnya kandungan gugus furan yang dalam hal ini hanya 2Fal (2-
Furfural) yang terdeteksi, dapat diketahui estimasi atau perkiraan kondisi DP yang
dialami isolasi kertas dan estimasi sisa umur daripada kertas isolasi tersebut
(Estimated percentage of remaining life %Eprl).
DP =
[Log (2 Fal
10 ppb ]
* 0,88) 4,51
0,0035
Bila nilai 2-Fal yang diketahui dari hasil pengujian furan diolah berdasarkan
perhitungan diatas, maka akan didapat estimasi DP & %Eprl.
Corrosive sulfur adalah senyawa sulfur yang bersifat tidak stabil terhadap suhu yang
berada di minyak isolasi yang dapat menyebabkan korosi pada komponen tertentu dari
trafo seperti tembaga dan perak.
Senyawa sulfur yang terkandung di dalam minyak isolasi saat bersentuhan dengan
Tembaga (Cu) maka akan bereaksi dengan tembanga (Cu) dari belitan trafo tersebut.
Tidak memerlukan panas dalam reaksi tersebut, namun dengan adanya peningkatan
suhu maka reaksi akan lebih cepat. Reaksi ini akan menghasilkan Copper Sulfide
yang akan terbentuk dipermukaan tembaga dan meresap kedalam lapisan isolasi
kertas yang membungkus belitan trafo. Karena sifat dari copper sulfide adalah
konduktor maka semakin banyak senyawa tersebut terbentuk maka akan semakin
banyak juga penurunan kekuatan isolasi dari kertas tersebut.
Metoda pengujian corrosive sulfur mengacu kepada standar ASTM D 1275 / 1275 b.
Tingkatan korosif suatu minyak ditunjukan dengan perubahan warna pada media uji
berupa tembaga (Cu).
Pemuaian dan proses mengkerut ini tidaklah seragam, dampak pemuaian dan proses
mengkerut ini bervariasi pada sepanjang lapisan. Inti belitan transformator terbuat dari
banyak lapisan baja khusus. Dibuat sedemikian rupa untuk mengurangi losses dan
mengurangi dampak dari efek panas. Jika pemuaian dan proses mengkerut yang
digambarkan diatas terjadi secara tidak menentu pada sepanjang permukaan dan
setiap lapisan berperilaku tidak beraturan satu sama lain, maka dapat dibayangkan
seperti apa pergerakan konstruksinya saat terjadi pemuaian. Tentu saja tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang, setidaknya hal ini berdampak pada munculnya vibrasi
dan noise.
Adapun alat yang dipakai untuk mengukur tingkat noise yang muncul adalah Sound
level meter/Noise detector.
Arus total yang yang muncul saat memberikan tegangan dc steady state terdiri dari:
1. Charging current karena sifat kapasitansi dari isolasi yang diukur. Arus ini turun dari
nilai maksimum ke nol sangat cepat.
2. Absorption current karena molecular charge shifting pada isolasi. Arus transien ini
menghilang sampai nol lebih lambat
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 35
PT PLN (Persero)
TRANSFORMATOR TENAGA
3. leakage current merupakan arus konduksi nyata pada isolasi. Leakage current
bervariasi tergantung tegangan uji. Juga termasuk arus bocor dikarenakan
kebocoran pada permukaan akibat kontaminasi.
Jika isolasi bebas dari defect, maka isolasi tersebut akan bersifat kapasitif sempurna
seperti halnya sebuah isolator yang berada diantara dua elektroda pada sebuah
kapasitor.
Pada kapasitor sempurna, tegangan dan arus fasa bergeser 90o dan arus yang
melewati isolasi merupakan kapasitif. Jika ada kontaminasi pada isolasi contohnya
moisture, maka nilai tahanan dari isolasi berkurang dan berdampak kepada tingginya
arus resistif yang melewati isolasi tersebut. Isolasi tersebut tidak lagi merupakan
kapasitor sempurna. Tegangan dan arus tidak lagi bergeser 90o tapi akan bergeser
kurang dari 90o. Besarnya selisih pergeseran dari 90o merepresentasikan tingkat
kontaminasi pada isolasi.
Dibawah merupakan gambar rangakaian ekivalen dari sebuah isolasi dan diagram
phasor arus kapasitansi dan arus resistif dari sebuah isolasi. Dengan mengukur nilai IR
/ IC dapat diperkirakan kualitas dari isolasi. Pada isolasi yang sempurna, sudut akan
mendekati nol. Menigkatnya sudut mengindikasikan meningkatnya arus resistif yang
melewati isolasi yang berarti kontaminasi. Semakin besar sudut semakin buruk kondisi
isolasi
Ir R
Ic
Primer Ground
Sekunder Ground
Tertier Ground
Primer Sekunder
Sekunder Tertier
Primer Tertier
Input A
Input B
oltc conservator
HV
radiator
Gambar 2.29. Diagram pengujian tangen delta hot collar pada bushing
Pada peralatan uji SFRA dari pabrikan Doble, alat tersebut mengaplikasikan tegangan
input V in (source dan reference) diinjeksikan pada bushing fasa (H1) sedangkan
tegangan output V out merupakan titik ukur (measurement) pada bushing netral (H0).
Pada gambar 10. Titik ukur normal (H1-H0) ditandai dengan alur grafik berwarna hijau
sedangkan titik ukur sebaliknya (H0-H1) ditandai dengan alur grafik berwarna biru.
Gambar 1 menunjukkan contoh dimana SFRA dapat mendiagnosa sebuah short turn
dalam sebuah transformator step up generator. Dalam hasil uji SFRA, setiap fasa di
plot sebagai respons dalam satuan dB terhadap frekuensi dalam satuan Hz. Dalam
kasus ini, respons salah satu fasa sangat berbeda terhadap dua fasa yang lain yang
mengindikasikan terjadi short turn.
Peralatan yang secara umum digunakan untuk melakukan pengujian ratio ini adalah
sebuah supply tegangan AC 3 fasa 380 V
Metoda pengujiannya adalah dengan memberikan tegangan variabel pada sisi
sekunder dan melihat tegangan yang muncul pada sisi primer. Dengan
membandingkan tegangan sumber dengan tegangan yang muncul maka dapat
diketahui ratio perbandingannya.
Alat uji yang digunakan untuk melakukan pengukuran tahanan dc adalah micro
ohmmeter atau jembatan wheatstone. Micro ohmmeter adalah alat untuk mengukur
nilai resistif dari sebuah tahanan dengan orde (micro ohm) sampai dengan orde
(ohm)
Alat lainnya yang digunakan adalah jembatan wheatstone yang umumnya dipakai pada
trafo-trafo berdaya rendah. Pada alat ini terdiri dari sebuah galvanometer, 2 buah
tahanan yang nilainya tetap (R1 & R2) dan sebuah tahanan yang nilainya variable
dengan lokasi bersebrangan dengan tahanan belitan yang akan diuji (Rx).
Dengan memposisikan nilai dari tahanan variable sampai nilai pada galvanometer
menunjukan nilai nol (arus seimbang, dimana nilai Rx sama dengan nilai tahanan
variable), dapat diketahui berapa nilai pasti dari tahanan belitan yang diukur.
T S
T S
T S
T S
2.3.6 HV test
Pengujian HV test dilakukan dengan tujuan untuk meyakinkan bahwa ketahanan
isolasi trafo sanggup menahan tegangan.
tegangan Isolasi yang dimaksud adalah isolasi antara
bagian aktif (belitan) terhadap ground, koneksi-koneksi
koneksi koneksi terhadap ground dan antara
belitan satu dengan yang lainnya.
Gambar 2.38.
2.38 Prinsip dan rangkaian pengujian Applied voltage test
Induce voltage test berarti objek uji akan mendapatkan tegangan uji melalui proses
induksi.
Besarnya tegangan uji dan lamanya proses pengujian telah diatur pada standar IEC
60076-3
Gambar 2.40.
2.40. Besar dan durasi waktu pelaksanaan induce test
Dimana:
A = B = E 5 menit
C = 120 * fr / fp (sec) 15 detik
U1 = 1.1Um / 3
Ustart < 1/3*U2
ACSD :
D 5 Menit
ACLD:
D = 60 menit untuk Um > 300 kV
D = 30 menit untuk Um < 300 kV
U2 = 1.5Um / 3 (phase to earth)
Up = 1.7Um / 3 (phase to earth)
Sebuah sistem alat uji HV test terdiri dari beberapa bagian yang terintegrasi.
b. Dynamic resistance
OLTC merupakan satu satunya bagian trafo yang bergerak secara mekanik. Pada
umumnya OLTC dibagi menjadi dua bagian utama yaitu diverter switch
swit dan selector
switch. Fungsi daripada diverter switch adalah sebagai kontak bantu pada saat
perubahan selektor switch. Karena terjadi pergerakan mekanik pada OLTC terutama
pada kontak diverter switch maupun selector switch, maka pada suatu saat tertentu
kontak kontak tersebut akan mengalami aus, sedangkan komponen lainnya yang
terkait dengan kontak akan mengalami kelelahan bahan/fatique. Apabila keausan
kontak terjadi maka luas permukaan kontak untuk mengalirkan arus tidak terpenuhi
sehingga akan terjadi panas dan dapat juga terjadi arcing pada saat perpindahan
kontak. Untuk mengetahui ketidaknormalan kerja pada OLTC khususnya yang
berkaitan dengan kontak diverter maupun selektor switch maka dilakukan pengukuran
dynamic resistance.
Akibat dari kerja mekanik antara kontak gerak dan kontak diam pada diverter, kontak
dapat mengalami keausan. Untuk menjaga kinerja kontak tetap baik pabrikan telah
menentukan batasan dari ketebalan kontak tersebut.
Pada terminal blok, lakukan cek kontinuity dengan AVO meter pada terminal
ukur untuk memastikan posisi dari terminal common dan kontak NO.
Sebelumnya, pastikan katup penggerak pada posisi normal.
Ukur tahanan isolasi kontak (NO) dengan cara menghubungkan probe alat uji
tahanan isolasi (tegangan uji 500 V) ke kontak NO dan Common pada terminal
ukur relai jansen.
Mengukur tahanan isolasi terminal ukur untuk Phasa-Phasa dan Phasa-
Ground.
Mengukur tahanan isolasi pengawatan.
Hasil ujinya harus mempunyai nilai sebesar R > 2 Mohm
Alat yang digunakan adalah sebuah wadah / kotak yang terdiri dari sebuah heater yang
suhunya telah diatur dengan menggunakan microprocessor sehingga dapat di tentukan
sesuai kebutuhan.
Dimana:
A = Sensor suhu minyak
B = Sensor suhu Standar (thermometer)
C = Elemen Pemanas
D = Kipas sirkulasi
E = Kipas sirkulasi
Listrik untuk kehidupan yang lebih baik 53
PT PLN (Persero)
TRANSFORMATOR TENAGA
Untuk mengetahui baik tidaknya kondisi belitan motor dilakukan pengukuran tahanan
DC dari belitan tersebut dengan menggunakan Ohm meter. Untuk memastikan bahwa
sambungan dari sumber tegangan ke belitan tidak terputus dilakukan pengukuran
tegangan pada terminal motor.
Gambar
ambar 2.50. Pengukuran kecepatan putaran motor
Pada prinsipnya NGR akan diberikan beda tegangan pada kedua kutubnya dan
dengan memanfaatkan pengukuran
pe gukuran arus yang mengalir pada NGR dapat diketahui
nilai tahanannya.
Gambar
ambar 2.51. Voltage slide regulator dan kabel
G
Gambar 2.53. Amperemeter (Tang Ampere)
Prinsip dasar sebuah sistem fire protection adalah dengan menguras dan memutar
minyak trafo dengan menggunakan aliran gas nitrogen (N2) yang bersifat tidak
terbakar.
Secara garis besar sistem fire protection terdiri dari beberapa bagian yaitu shutter,
detektor, control box, dan kabinet. Shutter berfungsi untuk menghentikan aliran
a minyak
dari konservator trafo dan dipasang pada pipa penghubung antara konservator dengan
tangki trafo.
Proses pembukaan valve valve pada sistem fire protection saat melakukan
pengamanan trafo dari kemungkinan kebakaran dilakukan secara mekanis dan
elektris.
Gambar
ambar 2.58. Rangkaian umum sistem fire protection
1. Pada saat terjadi kebakaran didalam tangki trafo maka lapisan minyak yang
mencapai titik nyala adalah lapisan yang paling atas.
2. seketika itu pula sistem pemadam kebakaran bekerja, mentripkan PMT dan dan
membuka katup drain untuk membuang sebagian minyak. Pada saat ini aliran
minyak pada konservator akan mengalir lebih deras sehingga mengaktifkan
shutter dan menghentikan aliran dari konservator tersebut.
(a) (b)
G
Gambar 2.59. (a) bagian-bagian fire protection
(b) langkah pertama dari proses pengamanan oleh fire protection
3. pada saat itu juga gas nitrogen dialirkan melalui Nozle didasar tangki trafo dengan
gerakan memutar mengaduk seluruh isi minyak trafo. gerakan ini dimaksudkan
agar suhu seluruh minyak trafo turun dibawah titik nyalanya. Pada akhirnya seluruh
permukaan minyak trafo tertutup oleh gas nitrogen yang masih mengalir
Gambar 2.60. langkah selanjutnya dari proses pengamanan oleh fire protection (masuknya N2)
Hal yang harus dilakukan dalam rangka memastikan kesiapan kerja fire protection ini
adalah dengan:
1. Mengukur tekanan N2
Pemeliharaan pada rele bucholz dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui ada
tidaknya kebocoran dan kenormalan dari fungsi pada rele tersebut. Parameter
pengukuran dan pengujian fungsi rele bucholz adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. Tombol uji mekanik
2. Valve untuk uji pneumatik
Pada umumnya rele thermal terpasang menjadi satu dengan thermometer suhu yang
dilengkapi dengan kontak kontak untuk fungsi alarm dan fungsi trip. Karena perannya
yang sangat penting, maka pemeliharaan terhadap thermometer dan rele thermal
harus dilakukan secara periodik.
Pengujian function test rele rele thermis hanya dapat dilakukan dengan cara simulasi
kontak dengan cara menghubung singkat kontak yang ada pada rele thermis untuk
indikasi alarm dan trip ( PMT sisi primer dan sekunder ), jika tidak trip maka harus
diperbaiki terlebih dahulu sebelum dioperasikan.
2.5 Treatment
Treatment merupakan tindakan korektif yang dilakukan berdasrkan hasil in service
inspection, in service measurement, shutdown measurement dan shutdown function
check.
2.5.2 Reklamasi
Hampir sama dengan proses purification / filter, proses reklamasi dilengkapi dengan
melewatkan minyak pada fuller earth yang berfungsi untuk menyerap asam dan
produk-produk oksidasi pada minyak. Reklamasi dilakukan apabila berdasarkan hasil
kualitas minyak diketahui bahwa pengujian kadar asam berada pada kondisi buruk.
2.5.4 Cleaning
Merupakan pekerjaan untuk membersihkan bagian peralatan / komponen yang kotor.
Kotornya permukaan peralatan listrik khususnya pada instalasi tegangan tinggi dapat
mengakibatkan terjadinya flash over pada saat operasi atau mengganggu konektivitas
pada saat pengukuran. Adapun alat kerja yang dipakai adalah majun, lap, aceton,
deterjen, sekapen hijau, vacuum cleaner, minyak isolasi trafo.
2.5.5 Tightening
Vibrasi yang muncul pada transformator dapat mengakibatkan kendornya baut-baut
pengikat. Pemeriksaan secara periodik perlu dilakukan terhadap baut-baut pengikat.
Peralatan kerja yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan ini adalah kunci-kunci.
Pelaksanaan tightening atau pengencangan harus dilakukan dengan menggunakan
kunci momen dengan nilai yang sesuai dengan spesifikasi peralatan
2.5.7 Greasing
Akibat proses gesekan dan suhu, grease-grease yang berada pada peralatan dapat
kehilangan fungsinya. Untuk mengembalikan fungsinya dilakukan penggantian grease /
greasing. Penggantian grease harus sesuai dengan spesifikasi grease yang
direkomendasikan pabrikan. Adapaun jenis jenis grease berdasarkan jenisnya adalah
sebagai berikut :
Ceramic / glass cleaner grease grease yang digunakan untuk
membersihkan isolator yang berbahan dasar keramik atau kaca.
Roller bearing grease (Spray type) grease yang digunakan pada kipas
trafo dan sambungan tuas penggerak OLTC
Kondisi *) Jika kipas pendingin OFF dihidupkan manual tidak berfungsi lakukan perbaikan
Getaran motor kipas /unbalance tidak normal lakukan perbaikan
Group/No Kipas yang tidak normal Input nilai -
Kondisi *) Jika motor sirkulasi OFF dihidupkan manual tidak berfungsi lakukan perbaikan
Getaran motor sirkulasi/unbalance tidak lakukan perbaikan
Kondisi radiator dan pipa rembes periksa seal
bocor periksa sumber bocor
Kondisi radiator kotor lakukan pembersihan
Pendingin korosi lakukan pengecatan
Kondisi seal pipa kapiler sensor temperatur rusak lakukan perbaikan
Kondisi seal kabel sensor temperatur rusak lakukan perbaikan
Tegangan Suplai motor kipas Input nilai -
Kontaktor Fan kotor lakukan pembersihan
panas Lakukan penggantian
Group Kipas yang kontaktornya kotor/panas Input nilai -
Terminal input/ output kontaktor fan hangus Lakukan penggantian
Tegangan Suplai motor sirkulasi Input nilai -
3.2.1 Thermovisi
Tabel 3.2 Evaluasi dan rekomendasi thermovisi
1 Maintank
Pola Gradien suhu Maintank Normal -
Tidak Normal Uji DGA
Review desain
2 OLTC
Pola Gradien suhu tanki Normal -
Tidak Normal Uji DGA
3 Radiator
Pola Gradien suhu Radiator Normal -
Tidak Normal Check valve radiator dan kebersihan
4 Bushing
o o
Perbandingan suhu antar fasa 1 C3 C Dimungkinakan ada ketidaknormalan,
perlu investigasi lanjut
o o
4 C 15 C Mengindikasikan adanya defesiensi,
perlu dijadwalkan perbaikan.
o
>16 C Ketidaknormalan Mayor, perlu dilakukan
perbaikan segera
o
Suhu Maksimum kepala > 90 C Lakukan investigasi penyebab
bushing
Klem
Data Tambahan yang diperlukan untuk evaluasi hasil thermovisi adalah : Beban saat
pengukuran dan Beban tertinggi yang pernah dicapai (dalam Ampere). Selanjutnya
dihitung selisih () antara suhu konduktor dan klem dengan mengunakan rumus
berikut :
No T Rekomendasi
3. o o
25 -40 Perlu direncanakan perbaikan
4. o o
40 -70 Perlu dilakukan perbaikan segera
5. o
>70 Kondisi darurat
3.2.2 DGA
Analisa hasil pengujian DGA mengacu pada standar IEEE C57 104 1991 dan IEC
60599. Diagram alir analisa hasil pengujian DGA dengan menggunakan standar IEEE
C57 104 1991 adalah seperti pada
.
Hasil pengujian DGA dibandingkan dengan nilai batasan standar untuk mengetahui
apakah trafo berada pada kondisi normal atau ada indikasi kondisi 2, 3 atau 4. Nilai
batasan standar adalah sebagai berikut
Apabila nilai salah satu gas ada yang memasuki kondisi 2, maka lakukan pengujian
ulang untuk mengetahui peningkatan pembentukan gas. Berdasarkan hasil pengujian
dapat dilakukan investigasi kemungkinan terjadi kelainan dengan metoda key gas, ratio
(Roger dan Doernenburg) dan duval.
Key Gases
100 100
85
Relative Proportion (%)
Relative Proportion (%)
80 80
63
60 60
40 40
16 19
20 20 13
2 1 1
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
100 92 100
Relative Proportion (%)
Relative Proportion (%)
80 80
60
60 60
40 40 30
20 20
5 2 2
0
0 0
CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2 CO H2 CH4 C2H6 C2H4 C2H2
Gas Gas
Rasio Doernenburg
Rasio Roger
Tabel 3.6 Ratio Roger
Categori Peralatan
Kategori O Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem 400 kV dan diatasnya.
Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 170 kV dan dibawah 400 kV. Juga trafo
Kategori A tenaga dengan tegangan manapun dimana keberlangsungan pasokan sangat vital dan peralatan yang
mirip untuk aplikasi khusus yang beroperasi di kondisi yang be
Kategori B Trafo tenaga/ reaktor dengan tegangan nominal sistem diatas 72,5 kV sampai 170 kV.
Trafo tenaga/ reaktor untuk aplikasi MV/LV e.g tegangan sistem nominal sampai 72,5 kV dan trafo
Kategori C
traction
Kategori D Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas 170 kV
Kategori E Trafo instrument atau proteksi dengan tegangan nominal diatas sampai termasuk 170 kV
Kategori F Tangki diverter dari OLTC, termasuk type combined tank selector/diverter
PMT dengan type oil filled dengan tegangan sistem nominal diatas sampai termasuk 72,5 kV
Kategori G Switches type oil filled, a.c metal enclosed switchgear dan control gear dengan tegangan sistem nominal
dibawah 16 kV
O, A, D > 60 50 - 60 < 50
G < 30
O, A, D <5 5 - 10 > 10
Bagus : Lanjutkan pengambilan sample
secara normal. Peringatan : Bila suhu minyak saat pengambilan
o
B, E <5 5 - 15 > 15 Cukup : Pengambilan lebih sering. Cek sample berada pada atau diatas 20 C, nilai
parameter uji lain seperti tegangan dalam mg/kg dari hasil pengukuran harus
Kadar air (mg H2O/kgoil at 20 o
o tembus, kadar partikel dan mungkin selalu dikoreksi ke 20 C sebelum dibandingkan
C) (Koreksi
C < 10 10 - 25 > 25 DDF/ resistivity dan kadar asam. ke nilai batasan yang telah dikoreksi.
terhadap nilai equivalen pada
Buruk : Periksa kemungkinan sumber Bila suhu minyak saat pengambilan sample
20oC) o
air, rekondisi atau alternatif lain jika lebih rendah dari 20 C atau dimana jumlah
F As per appropriate transformer lebih ekonomis karena penguian isolasi kertas tidak signifikant, mengacu ke
lainnya menunjukan penuaan yang Annex A.
sangat, ganti minyaknya.
G Bukan tes rutin
3.2.4 Furan
Berdasarkan kadar 2Furfural yang didapat dari hasil pengujian dapat diperkirakan
seberapa besar tingkat penurunan kualitas yang dialami isolasi kertas didalam
transformator dan berapa lama sisa umur isolasi kertas tersebut.
1 1a 1b Non Corrosive -
2 2a 2e Non Corrosive -
3 3a 3b Suspected Corrosive Tambahkan passivator
4 4a 4c Corrosive Tambahkan passivator
Metoda analisa terhadap hasil pengujian partial discharge adalah dengan melihat
waktu dan pola munculnya sinyal PD terhadap sinyal tegangan sumber. Secara garis
besar dapat dibedakan menjadi 3 gejala kelainan yang dapat dibedakan berdasarkan
waktu dan pola munculnya sinyal PD yaitu Treeing, void dan Corona.
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
(inch per second)
1 0,25 0,5 Minor -
2 0,51 0,75 Tengah Investigasi lanjutan
Periksa kebocoran, DGA dan
3 0,76 1 Serius
level noise
DGA, periksa keberadaan hot
4 >1 Kritis
spot
CE
R=
kVA
Keterangan :
R = tahanan isolasi (M)
C = 1,5 untuk oil filled transformer pada suhu 20o C
30,0 untuk untanked oil-impregnated transformers
E = Rating tegangan (V) antar fasa pada koneksi delta, fasa
netral pada koneksi star
kVA = rating kapasitas belitan yang diuji.
Tabel 3.13. Evaluasi dan rekomendasi metoda index polarisasi pada pengujian tahanan isolasi
3.3.3 SFRA
Analisa hasil pengujian dilakukan dengan menggunakan metode CCF (Cross
Correlation Factor) dengan batasan hasil pengujian seperti pada Table 1 dengan
konfigurasi pengujian H1-H0; X1-X0; Y1-Y2
standart IEEE C57.125.1991 ) Jika hasil pengujian ratio test lebih dari 0,5 % maka
disarankan untuk melakukan pengujian pegujian lainnya .
3.3.5 Rdc
Analisa hasil pengujian Rdc harus diperhatikan terlebih dahulu dengan temperatur
pada saat pengujian dimana pengujian yang dilakukan harus dikonversi ke
temperature 85 oC ( Pengujian factory test ) dengan formula ( standart
IEEEC57.125.1991 ) pengujian belitan yang terbuat dari Cu ( tembaga ).
234,5 + Tt
Rt = Rtest.
234,5 + Tw
Dimana :
Rt = R saat suhu belitan di oC
Rtest = R saat uji
Tt = Suhu pengujian (oC)
Tw = Suhu belitan
Dan untuk belitan yang terbuat dari AL ( Alluminium ) maka dipakai angka 225,
pengujian yang dilakukan bisa semua tap atau jika pengujian dilaksanakan bersama
dengan pengujian continuity atau dinamic resistance cukup hanya pada tap 1 (satu).
Jika hasil pengujian tidah sesuai dengan hasil perhitungan formula maka disarankan
untuk melakukan pengujian-pengujian lainnya.
Dikatakan normal apabila setelah dibandingkan dengan fasa lainnya atau nilai
pengujian pabrik terdapat deviasi < 5%
3.3.6 HV Test
Tabel 3.16. Evaluasi dan rekomendasi pengujian HV test
Rekomendasi bila kondisi
No Item pemeriksaan Kondisi Normal
normal tidak terpenuhi
1 Kondisi isolasi Tidak Collapse
Nilai PD saat U2
2 < 300 pC
selama 5 menit
Lakukan Investigasi
3 Pola PD Tidak ada peningkatan
Nilai PD saat 1,1Um /
4 < 100 pC
3
3.3.7 OLTC
Tabel 3.17. Evaluasi dan rekomendasi pengujian OLTC
Rekomendasi bila kondisi
No Item pemeriksaan Kondisi Normal
normal tidak terpenuhi
Tidak terjasi discintinuity arus Lakukan pengujian
1 Pengujian kontinuitas
saat perubahan tap dynamic resistance
Pengujian Dynamic Pola grafik tahanan terhadap
2 lakukan inspeksi visual
resistance waktu pada tiap tap sama.
Pengukuran tahanan
3 Sesuai dengan nameplate Ganti
transisi
Pengukuran luas Sesuai dengan manual
4 Ganti
permukaan kontak peralatan
Tabel 3.18. Evaluasi dan rekomendasi pengujian sumber DC pada rele bucholz
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Volt DC
1 110 Sesuai spek alat -
2 110 Tidak sesuai Lakukan perbaikan
Tabel 3.19. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada rele bucholz
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
M
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 3.20. Evaluasi dan rekomendasi pengujian sumber DC pada rele jansen
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Volt DC
1 110 Sesuai spek alat -
2 110 Tidak sesuai Lakukan perbaikan
Tabel 3.21. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada rele jansen
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
M
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 3.22. Evaluasi dan rekomendasi pengujian sumber DC pada rele sudden pressure
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Volt DC
1 110 Sesuai spek alat -
2 110 Tidak sesuai Lakukan perbaikan
Tabel 3.23. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada rele sudden pressure
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
M
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 3.27. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada motor
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
M
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
3.3.13 NGR
Tabel 3.28. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan isolasi pada NGR
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
M
1 >2 Bagus -
2 <2 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 3.29. Evaluasi dan rekomendasi pengujian tahanan pentanahan pada NGR
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
1 <1 Bagus -
2 >1 Tidak normal Lakukan perbaikan
Tabel 3.30. Evaluasi dan rekomendasi pengukuran nilai tahanan pada NGR
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
1 10 Bagus -
Lakukan pembersihan / perbaikan /
2 > 10 Tidak normal
penggantian
Tabel 3.32. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele bucholz
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Tabel 3.33. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele jansen
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
Tabel 3.34. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele sudden pressure
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
Trip dan
1 indikasi Bagus -
muncul
Tidak Trip dan
2 atau indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak muncul
Tabel 3.35. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi rele thermis
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
Trip dan indikasi
1 Bagus -
muncul
Tidak Trip dan
2 atau indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak muncul
Tabel 3.36. Evaluasi dan rekomendasi hasil uji fungsi oil level
Hasil Uji
No Keterangan Rekomendasi
%
Trip dan indikasi
1 Bagus -
muncul
Tidak Trip dan
2 atau indikasi Tidak normal Lakukan perbaikan
tidak muncul
3.5 Treatment
Tabel 3.37. Item-item shutdown treatment
In Service Inspection
Subsistem Item Pekerjaan Periode Alat Uji
Kebocoran minyak bushing
harian Visual
mingguan Visual
Level Minyak
Bushing
mingguan Visual
mingguan Visual
Kondisi radiator
bulanan Visual
Pendingin
Kondisi seal pipa kapiler sensor temperatur bulanan Visual
Kondisi seal kabel sensor temperatur bulanan Visual
Tegangan Suplai motor kipas mingguan Visual
Kontaktor Fan
mingguan Visual
Group Kipas yang kontaktornya kotor/panas mingguan Visual
Terminal input/ output kontaktor fan mingguan Visual
Tegangan Suplai motor sirkulasi mingguan Visual
Kebocoran minyak di konservator dan pipa-pipa
harian Visual
Status MCB DC
harian Visual
bulanan Visual
bulanan Visual
bulanan Visual
Heater
mingguan Visual
Lubang kabel kontrol
mingguan Visual
Bau
mingguan Visual
Terminasi Wiring (thermogun)
mingguan Visual
Pipa-pipa dan filter
harian Visual
bulanan Visual
bulanan Visual
OLTC
Kondisi dalam panel
bulanan Visual
Grounding panel
bulanan Visual
Bau
mingguan Visual
Body trafo
bulanan Visual
Grounding
Grounding
NGR
bulanan Visual
In Service Measurement
NO Item Pekerjaan Periode Alat Uji
1 Thermovisi / Thermal image scanning
Maintank
500 kV : 2
Tangki OLTC
mingguan
Radiator
. Kamera Thermovisi
Bushing
< 500 kV :
Klem - Klem
3 bulanan
Tangki Konservator
NGR
2 DGA - Dissolved Gas Analysis Tahunan DGA
Kualitas minyak isolasi
Kadar air - Water content Kadar air
Tegangan tembus - Breakdown Voltage Tegangan tembus
Kadar asam - Acidity Kadar asam
Interfacial Tension - IFT IFT
3 Warna - Color Tahunan Warna
Sedimen Sedimen
Titik nyala api - Flash Point Flash point
Tangen delta
Tangen Delta Minyak minyak
Metal in Oil Metal in oil
Bila diketahui
adanya
degradasi
4 Furan
kertas isolasi
berdasarkan
Furan DGA
5 Corrosive Sulfur Corrosive Sulfur
Bila diketahui
adanya PD
6 PD
berdasarkan
Partial Discharge DGA
Bila
berdasarkan
7 Vibrasi
rekomendasi IL
Vibrasi & Noise 1
Shutdown Measurement
NO Item Pekerjaan Periode Alat Uji
Testing / Measurement
1 Tahanan Isolasi 2 Tahunan Tahanan isolasi
2 Tangen Delta 2 Tahunan Tangen delta
3 SFRA - Sweep Frequency Response Analyzer 2 Tahunan SFRA
AVO meter, power
4 2 Tahunan
Ratio supply
MicroOhmmeter,
5 Pasca gangguan Jembatan
Tahanan belitan - Tahanan DC weithstone
6 Rekomisioning HV test
HV Test
Pengujian OLTC
Kontinuitas AVO Meter
7 Dynamic Resistance 2 Tahunan Dynamic R
Pengukuran tahanan transisi Ohm meter
Pengukuran luas permukaan & ketebalan kontak Jangka sorong
8 Pengujian Rele Bucholz 2 Tahunan Tahanan isolasi
9 Pengujian Rele Jansen 2 Tahunan Tahanan isolasi
10 Pengujian Rele Sudden Pressure 2 Tahunan Tahanan isolasi
11 Kalibrasi Indikator Suhu 2 Tahunan Kalibrator suhu
12 Motor Kipas Pendingin 2 Tahunan Tahanan isolasi
Regulator slide,
13 2 Tahunan power supply, AVO
Tahanan NGR meter
14 Fire Protection 2 Tahunan Tahanan isolasi
Shutdown Treatment
Subsistem Item Pekerjaan Periode Alat Uji
DAFTAR ISTILAH
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM BUSHING)
SUB SUB FUNCTIONAL FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE
No FUNCTION
SYSTEM FAILURE LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 LEVEL 4 LEVEL 5 LEVEL 6
Surja Petir
Tegangan lebih (>
BIL)
FUNCTIONAL FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE FAILURE MODE LEVEL FAILURE MODE FAILURE MODE
No SUB SYSTEM FUNCTION
FAILURE LEVEL 1 LEVEL 2 LEVEL 3 4 LEVEL 5 LEVEL 6
rangkaian
kecepatan motor
soft start motor rusak elektronik (tyristor)
Pompa sirkulasi sirkulasi tidak sesuai
minyak berfungsi rusak
Menjaga suhu suhu belitan minyak tidak tidak sempurna short circuit pada Pelumasan kurang/
Bearing rusak
belitan kurang dari mencapai 95oC mampu belitan motor pompa pemeliharaan
2 Cooling
95oC pada beban sebelum atau pada mendinginkan
valve radiator tersumbat/
maksimum. beban maksimum belitan misoperation
Penyumbatan aliran tdk dibuka
sirkulasi minyak minyak sirip-sirip radiator bagian sedimentasi minyak
tidak lancar dalam tersumbat tinggi
Kebocoran/rembes
pada pipa
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM OIL PRESERVATION & EXPANSION)
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM PROTEKSI)
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM DIELEKTRIK)
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM OLTC)
Kerusakan Motor rusak Short circuit pada belitan motor Bearing macet Aging
mekanik Grease kering
penggerak Roda gigi penggerak rusak Frekwensi kerja tinggi
Grease kering Pemeliharaan kurang baik
Selektor switch Bad contact Frekwensi kerja tinggi
rusak Aging
AVR Rusak Aging
LAMPIRAN
FMEA TRANSFORMATOR TENAGA (SUBSISTEM STRUKTUR MEKANIK, RANGKAIAN ELEKTROMAGNETIK DAN PEMBAWA ARUS)
FUNCTIONAL
SUB SYSTEM SUB SUB SYSTEM FUNCTION FAILURE MODE LEVEL 1 FAILURE MODE LEVEL 2 FAILURE MODE LEVEL 3 FAILURE MODE LEVEL 4
FAILURE
Penyangga struktur inti besi dan winding serta Tidak bisa menyangga Goncangan / gaya mekanik Arus hubung singkat gangguan external/internal
pengunci/pengikat struktur dengan baik
serta mencegah transportasi
minyak dari pengaruh korosi pada body
Mechanical Structure luar
- Rugi rugi dengan beban pada 75oC maximal 255 kW Gempa bumi
Overload
Tidak mampu
Inti magnet mengalirkan fluksi sesuai agieng
standar
short circuit turn to turn/layer to
Local core overheating Isolasi kertas rusak/cacat gassing/kontaminasi
layer/antar winding
(O2,acid,moisture)
Ageing
Belitan Sebagai media jalannya arus listrik sesuai rating Hubung singkat antar belitan
Isolasi kertas rusak/cacat
(inter-turn short circuit) gassing/kontaminasi
(O2,acid,moisture)
temperatur operasi tinggi
Arus Lebih Hubung Singkat di sisi Sekunder
Overload
Tegangan Lebih Petir / SOV
Gaya Mekanik berlebih pada
Spacer Penyekat antar belitan Short Circuit Deformasi Belitan Deformasi Spacer Through Fault Current
belitan
Korosi Moisture in Oil
Sambungan konduktor Over Heating
Konektor Menghubungkan kumparan trafo dengan bushing dan OLTC Loosing Bolt
kendur / putus
Through Fault Current
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
2 SISTEM PENDINGIN
2.2.1 Kondisi *) Jika OFF dihidupkan manual Berfungsi Tidak berfungsi Tidak terpasang
o
2.4.1 Minyak C
o
2.4.2 Belitan Primer C
o
2.4.3 Belitan Sekunder C
3 OLTC
3.1 Pipa-pipa dan filter Normal Rembes Bocor
4 SISTEM PERNAFASAN
5 STRUKTUR MEKANIK
5.1 Kebocoran minyak di main tank Normal Rembes Bocor
CATATAN :
Approval Pelaksana
() ()
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION MINGGUAN
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
KOMPONEN YANG
NO KONDISI PERALATAN
DIPERIKSA
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.1.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.1.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.1.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.2.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.2.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.2.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.3.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.3.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Trafo GIS
Tidak Ada
1.3.1 Level Minyak Silicon Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Trafo konvensional
Tidak Ada
1.5.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.5.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.5.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.5.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.5.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.6.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.6.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.6.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.6.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.6.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.7.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.7.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Level Minyak Silicon (untuk Tidak Ada
1.7.4 Normal Maksimum Minimum Rusak
trafo GIS) terpasang catatan
Tidak bisa
1.7.5 Kondisi Rel 20 kV Bersih Kotor Korosi Kendor
dimonitor
Bau
1.7.6 Terminasi kabel 20 kV Normal Kendor
terbakar
Tidak Ada
1.9.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.9.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
Tidak Ada
1.10.2 Level Minyak Normal Maksimum Minimum Rusak
terpasang catatan
Tidak
1.10.3 Noise pada arcing horn Normal
normal
2 SISTEM PENDINGIN
2.1 KIPAS PENDINGIN
Ada
2.1.1 Tegangan Suplai motor G1 G2 G3 G4
catatan
3 OLTC
3.1 SILICA GEL
Ada
3.1.1 Warna Jumlah yang berubah < 50 % Jumlah yang berubah > 50 %
catatan
3.2 PANEL
Tidak Tidak
3.2.1 Heater Berfungsi
terpasang berfungsi
Glen kabel
3.2.2 Lubang kabel kontrol Rapat Tidak rapat
tidak ada
Gosong/
3.2.3 Bau Tidak bau Bangkai
Terbakar
Terminasi Wiring Normal Korosi Panas
3.2.4 (Pengukuran panas dengan
thermogun)
4 SISTEM PERNAFASAN
Tidak Ada
4.1 Level minyak konservator Normal Maksimum Minimum
terbaca catatan
Ada
4.3 Warna silica gel Jumlah yang berubah < 50 % Jumlah yang berubah > 50 %
catatan
5 STRUKTUR MEKANIK
2 4 6 8
Penunjukan Temperatur
8.7 %
ambient
CATATAN :
.
.
.
.
Approval Pelaksana
() ()
LAMPIRAN
FORMULIR IN SERVICE INSPECTION BULANAN
REGION :
UPT :
GI/GIS :
NAMA BAY
:
TANGGAL
JAM
:
PELAKSANA :
KOMPONEN YANG
NO KONDISI PERALATAN
DIPERIKSA
1 BUSHING
1.1 BUSHING PRIMER FASA R
Tidak Salah
1.1.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.2.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.3.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.4.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.5.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.6.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.7.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
Tidak Salah
1.8.1 Kondisi Arcing horn Normal Lepas
Terpasang pasang
2 SISTEM PENDINGIN
2.1 Kondisi radiator Bersih Kotor Korosi
3 OLTC
3.4 Panel
Tidak Tidak
3.4.3 Lampu door switch Berfungsi Redup Hilang
terpasang berfungsi
Tidak bisa
3.4.4 Kondisi pintu panel Normal Korosi Kendor Hilang
dikunci
4 SISTEM PERNAFASAN
Ujung pipa di dalam tabung Tidak Tidak
4.1 Terendam
silica gel maintank Terendam terpasang
5 STRUKTUR MEKANIK
5.1 Body trafo Normal Berlumut Korosi
Tidak Tidak
6.1.3 Lampu door switch Berfungsi Redup Hilang
terpasang berfungsi
Tidak bisa
6.1.4 Kondisi pintu panel Normal Korosi Kendor Hilang
dikunci
7 NGR
Level elektrolit (untuk jenis Tidak
7.1 Normal
elektrolit) normal
8 PENGAMAN KEBAKARAN
Tidak
8.1 Alarm kebakaran Normal
normal
CATATAN :
.
.
.
Approval Pelaksana
() ()