Sei sulla pagina 1di 5

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Khiasma Tunggal 2 Strand (1 dan 4)
a. Parental
A B
A B
a b
a b

b. Crossing Over
A b
A B
a b
a B

c. Rekombinan
A b
A B
a b
a B
R= Ab AB = Repulsion Phase
ab aB
4.1.2 Khiasmata Ganda 4 strand (2 dan 3), (2 dan 3)
a. Parental
A B
A B
a b
a b

b. Crossing Over
A B
A B
a b
a b

c. Rekombinan
A B
A B
a b
a b

R= AB AB = Coupling Phase
ab ab

4.1.3 Khiasmata Ganda 4 Strand (2 dan 3), (1 dan 4)


a. Parental
A B
A B
a b
a b

b. Crossing Over
A b
A b
a B
a B

c. Rekombinan
A b
A b
a B
a B

R= Ab Ab = Repulsion Phase
aB aB

4.1.4 Khiasmata Ganda 3 Strand (2 dan 3), (1 dan 2)


a. Parental
A B
A B
a b
a b

b. Crossing Over
A b
A B
a B
a b

c. Rekombinan
A b
A B
a B
a b
R= Ab AB = Repulsion Phase
aB ab

4.1.5 Triple Khiasmata 4 strand (1 dan 3), (2 dan 4), (2 dan 3)


a. Parental
A B
A B
a b
a b

b. Crossing Over
A b
A B
a b
a B

c. Rekombinan
A b
A B
a b
a B

R= Ab AB = Repulsion Phase
ab aB

4.2 Pembahasan
Berdasarkan dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa
pada khiasma tunggal dua strand (1 dan 4) adalah repulsion phase. Pada
khiasmata ganda empat strand (2 dan 3), (2 dan 3) adalah coupling phase. Pada
khiasmata ganda empat strand (2 dan 3), (1 dan 4) adalah repulsion phase. Pada
khiasmata ganda tiga strand (2 dan 3), (1 dan 2) adalah repulsion phase. Triple
khiasmata empat strand (1 dan 3), (2 dan 4), (2 dan 3) adalah repulsion phase.
Menurut Suryo (1998), terjadinya pindah silang antara segmen-segmen
dari kromosom tertentu kebanyakan merupakan fenomena secara kebetulan saja,
tetapi distribusinya tidak acak-acakan. Berdasarkan hukum kemungkinan
(probabilitas), maka terjadinya dua pindah silang secara simultan sama dengan
hasil perkalian dari besarnya kemungkinan untuk tiap pindah silang yang
berlangsung secara terpisah di dua tempat itu.
Menurut Srivatava dan Barh (2008), pindah silang memiliki beberapa
urgensi. Karena pertukaran segmen dari pindah silang menghasilkan rekombinasi
karakter. Studi tentang pindah silang membuktikan bahwa gen-gen disusun dalam
kromosom. Pindah silang juga membantu untuk mengetahui sifat dasar.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Kesimpulan pada praktikum Peniruan Pindah Silang ini adalah :
a. Pindah silang adalah proses penukaran segmen dari kromatid-kromatid bukan
saudara (nonsister chromatid) dari sepasang kromosom homolog. Peristiwa
pindah silang umum terjadi pada setiap gametogenesis (peristiwa pembentukan
gamet) pada kebanyakan makhluk hidup, seperti tumbuhan, hewan dan
manusia. Pindah silang terjadi ketika meiosis I (akhir profase I atau permulaan
metaphase I), yaitu ketika kromosom telah mengganda menjadi dua kromatid.
b. Beberapa faktor yang mempengaruhi pindah silang ternyata dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti:
Temperatur. Temperatur yang melebihi atau kurang dari temperatur biasa
dapat memperbesar kemungkinan terjadinya pindah silang.
Usia. Semakin tua suatu individu, semakin kurang kemungkinan terjadinya
pindah silang.
Zat kimia tertentu dapat memperbesar kemungkinan pindah silang.
Jarak antara gen-gen yang terangkai. Makin jauh letak satu gen dengan gen
lainnya, makin besar kemungkinan terjadinya pindah silang.
Jenis kelamin. Pada umumnya pindah silang dijumpai pada makhluk betina
maupun jantan. Namun demikian ada pengecualian yaitu pada ulat sutera
(Bombix mori) yang betina tidak pernah terjadi pindah silang, demikian pula
pada lalat Drosophilla yang jantan. Yang terakhir ini dibuktikan oleh T. H.
Morgan dan C. B. Bridges.

5.2. Saran
Adapun saran pada praktikum ini adalah :
a. Sebaiknya warna sampel yang digunakan lebih bervariasi.
b. Sebaiknya praktikan lebih memahami proses pindah silang yang terjadi
pada kromosom.
c. Sebaiknya praktikan lebih mengerti tentang peristiwa pindah silang.

Potrebbero piacerti anche