Sei sulla pagina 1di 8

PENGARUH CUSTOMER EXPERIENCE TERHADAP REPURCHASE INTENTION

(NIAT MEMBELI ULANG)


(Survei pada Konsumen KFC Di Lingkungan Warga RW 3 Desa Kandangrejo,
Kedungpring, Lamongan)

Ayu Sari Prastyaningsih


Imam Suyadi
Edy Yulianto
Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya
Malang
ayusari.prastya@gmail.com

Abstract
This study aims to describe and analyze the effect of customer experience consisting of variables sensory
experience, emotional experience, and social experience on repurchase intention or the intention of buying
influence over either jointly or individually. Type of research is explanatory research with quantitative
approach. Data collection by questionnaires given to 65 respondents fromconsumer of KFC branch
Lamongan environment in RW 3, Desa Kandangrejo, Kedungpring, Lamongan. The data analysis technique
used is multiple linear regression. The results of the study explained that the sensory experience, emotional
experience, and social experience positive and significant impact jointly on repurchase intention. The
results also showed a positive and significant effect independently of variable sensory experience, emotional
experience, and social experience on repurchase intention. Variable emotional experience is the dominant
variable affecting repurchase intention.

Keywords: Customer Experience, Sensory Experience, Emotional Experience, Social Experience, and
repurchase intention

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh dari customer experience yang terdiri
dari variabel-variabel sensory experience, emotional experience,dan social experience terhadap repurchase
intention atau niat membeli ulang baik pengaruh secara bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri.Jenis
penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian penjelasan dengan pendekatan
kuantitatif.Pengumpulan data dengan kuesioner yang diberikan kepada 65 orangresponden dari konsumen
KFC Lamongan di lingkungan warga RW 3, Desa Kandangrejo, Kedungpring, Lamongan.Teknik analisis
data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menjelaskan bahwa sensory experience,
emotional experience,dansocial experience berpengaruh positif dan signifikan secara bersama-sama
terhadap repurchase intention.Hasil penelitian juga menunjukan adanya pengaruh positif dan signifikan
secara sendiri-sendiri dari variabel sensory experience, emotional experience,dansocial experience terhadap
repurchase intention. Variabel emotional experience merupakan variabel dominan mempengaruhi
repurchase intention.

Kata Kunci: Customer Experience, Sensory Experience, Emotional Experience, Social Experience, dan
Niat Membeli Ulang

PENDAHULUAN tradisional yang lebih berfokus pada produk tidak


Pine II & Gilmore (1999) dalam You (2010) lagi menarik perhatian konsumen.Menurut Peter
menyatakan: Economic development is entering dan Olson (1999:8) Perilaku konsumen
into a new stage experience arena, which menitikberatkan keterlibatan interaksi antara
surpasses the traditional sales methods focusing on pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di
product sales and service offering. Pernyataan sekitar. Supaya perilaku konsumen dapat
tersebut menegaskan bahwa dengan memasuki terpengaruh secara positif, apa yang dipikirkan
masa experience arena berarti sistem penjualan konsumen, apa yang dirasakan konsumen dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 1
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kondisi lingkungan terjadinya interaksi harus TINJAUAN PUSTAKA
dipikirkan oleh pemasar. Pengaruh perilaku Customer Experience
konsumen yang positif memberikan keuntungan Smilansky (2009:1) menyatakan bahwa
kepadaperusahaan, yakni bertambahnya minat People talk about experiences every day because
konsumen untuk melakukan pembelian ulang dan life is ultimately an amalgamation of daily
merekomendasikan kepada orang lain. experiences. Experiences are real. They are true
Kartajaya (2006:95)menyatakan bahwa saat life. Konsumen berpendapat bahwa hidup itu
ini banyak pelanggan yang karena semakin adalah gabungan dari pengalaman, sehingga setiap
canggih, pelanggan menjadi tidak hanya butuh kegiatan yang dilakukan oleh konsumen termasuk
sebuah servis atau produk berkualitas tinggi, mengkonsumsi produk atau jasa merupakan
melainkan juga suatu experience yang positif, yang pengalaman, apabila pengalaman tersebut
secara emosional sangat menyentuh dan mengesankan maka konsumen tidak segan untuk
memorable. Pengalaman memberikan memori mengkonsumsi barang atau jasa tersebut untuk
atau kenangan tersendiri bagi konsumen. kesekian kalinya.Vzina, (1999) dalam Caru dan
Kenangan yang positif akan memberikan Cova (2002) menyatakan bahwa Experience as a
keuntungan bagi perusahaan, selain itu konsumen central element of the life of todays consumer, a
akan menceritakan pengalaman tersebut kepada consumer who is looking for sense: for the post-
orang lain sehingga menarik untuk ikut modern consumer, consumption is not a mere act
mengkonsumsi produk atau jasa tersebut.Customer of devouring, destroying, or using things. It is also
experience (pengalaman konsumen) menurut not the end of the (central) economic cycle, but an
Verhoef (2009) yang dikutip oleh Nasermoadeli, act of production of experiences and selves or
Choon dan Maghnati,(2012) merupakan respon selfimages.Pengalaman merupakan elemen utama
kognitif, afektif, emosional, sosial dan physikal dari kehidupan konsumen, bagi konsumen post
konsumen. Schmitt (2004:60) menjelaskan bahwa modern mengkonsumsi tidak hanya melahap atau
tercakup lima unsur untuk membentuk pengalaman menggunakan produk atau jasa, melainkan perlu
konsumen, yakni, sense, feel, think, act,dan relate. adanya pengalaman yang berkesan dalam
Berdasarkan literatur yang ada, terdapat mengkonsumsi.Customer experience atau
penggabungan unsur yang membentuk customer pengalaman pelanggan merupakan kebutuhan
experience.Berdasarkan literatur yang ada maka penting yang perlu diberikan oleh
yang dapat menengahi hubungan antara dimensi perusahaan.Meyer dan Schwager (2007)
customer experience dengan repurchase intention menyatakan bahwa The secret to a good
terdiri dari sensory experience, emotional experience isnt the multiplicity of features on
experience, dan social experience. offer. Konsumen akan mendapatkan pengalaman
Repurchase intention dipengaruhi oleh yang baik apabila tidak hanya mendapatkan fitur
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang yang banyak dari sebuah produk atau jasa.
ditawarkan oleh perusahaan mengenai produk Meyer dan Schwager (2007) mengatakan A
maupun jasa yang dimiliki. Sensory experience, successful brand shapes customers experiences by
emotional experience, dan social experience yang embedding the fundamental value proposition in
merupakan dimensi customer experience offerings every feature. Suatu brand produk
merupakan stimulus atau rangsangan yang dapat ataupun jasa akan sukses menghadirkan
mempengaruhi konsumen untuk melakukan pengalaman yang memorable bagi konsumen
pembelian ulang.Pengalaman konsumen dalam dengan menanamkan nilai disetiap fitur produk
mengkonsumsi produk maupun jasa akan menjadi atau jasa.. Smilansky (2009:57) berpendapat
memori bagi konsumen. Memori yang tidak bahwa, ada tiga kunci untuk keberhasilan
terlupakan yang dirasakan konsumen seharusnya pendekatan multi-sensori, yakni membuat
memori dari positif experience, karena akan pengalaman otentik, terhubung secara positif dan
memberikan manfaat baik bagi emosi konsumen bermakna secara pribadi. Pengalaman otentik dan
namun juga bermanfaat bagi perusahaan karena positif serta bermakna akan mempengaruhi
akan berpeluang mendapatkan konsumen yang perilaku konsumen dalam kehidupannya.
berniat melakukan pembelian ulang maupun Pengalaman konsumen tersebut harus menyentuh
konsumen baru yang berniat melakukan pembelian sisi sensorik, emosional serta sosial konsumen.
kepada perusahaan.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 2


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
1. Sensory experience interaksi yang membangkitkan emosi, baik
Sense experience dalam konteks emosi yang meningkatkan prestige maupun
customerexperiential adalah menciptakan emosi yang memperlihatkan identitas dan
pengalaman sensory terhadap suatu objek ekspresi manusia Emosi lebih kuat
melalui kelima panca indra. Gentile, Spiller, dan dibandingkan dengan suasana hati dan
Noci, (2007) mengungkapkan bahwa tujuan merupakan pernyataan affective dari stimulus
dari sense experienceadalah untuk memberikan yang spesifik. Misalnya marah, iri hati dan
kesan keindahan, kesenangan, kecantikan, dan cinta. Emotional experience menentukan
kepuasan melalui stimulus sensory.Sensory perasaan konsumen terhadap hasil konsumsi
experience atau pengalaman sensorik suatu produk atau jasa..Roos (1999) dalam
memberikan pengalaman kepada konsumen Nasermoadeliet al.,(2012) menyatakan bahwa
yang mempengaruhi panca indera customers who are experiencing negative
konsumen.panca indera tersebut yakni: emotional responses tend to have strong brand
a. Penglihatan, switching behavior. Emosi negatif konsumen
b. Penciuman, akan menjadikan konsumen merasa tidak puas
c. Perasa, sehingga berpeluang besar untuk melakukan
d. Pendengaran, dan perpindahan merek.Oleh karena itu, emotional
e. Peraba atau sentuhan. (Schmitt, 2004: 99) experience harus memberikan konsumen emosi
Sensory experience dirasakan oleh positif seperti senang, bangga, terkesan,
konsumen secara langsung mempengaruhi bersemangat dan bersantai.
penglihatan, pendengaran, perasa, penciuman 3. Social experience
dan sentuhan.Memberikan kesan yang positif Schmitt (2003) yang dikutip oleh
terhadap diri konsumen merupakan kunci Nasermoadeli et al., (2012) berasumsi bahwa
keberhasilan sensory experience. Schmitt every social experience can create impacts
(2004:102) menyatakan bahwa corporate or toward individual in the socializing procedure
brand expressionn manifest themselves through through family, schooling, peer groups, and
certain identity element.Seluruh elemen yang mass media. Each of these social impacts has
dihadirkan agar memberikan sensory experience the power to influence our thoughts, feelings
bertujuan untuk menjadikan konsumen and activities. Pengalaman sosial akan
merasakan pengalaman tersendiri ketika merubah perilaku dalam bersosial dari
melakukan pembelian produk atau jasa serta konsumen. Kartajaya (2006:230) menyatakan
mengenali identitas atau ciri khas sebuah bahwa manusia adalah bagian dari kelompok
perusahaan. sosial tertentu, karena itu buatlah supaya
2. Emotional experience mereka bangga dan bisa merasa diterima di
Similarly, Bagozzi et al., (1999) yang komunitasnya.Pada dasarnya manusia
dikutip oleh Hong (2010) mendefinisikan merupakan ciptaan Tuhan yang bersifat
emosi, yakni A mental state of readiness that sosialis.Oleh karena itu, dengan adanya
arises from cognitive appraisals of events or pengalaman sosial yang positif dapat
thoughts; has a phenomenological tone; is meningkatkan kemampuan seseorang dalam
accompanied by physiological processes; is bersosialis.
often expressed physically; and may result in
specific actions to affirm or cope with the Keputusan Pembelian
emotion, depending on its nature and the person Menurut Kotler (2008:235)proses keputusan
having it. Emosi timbul dari penilaian kognitif pembelian terjadi melalui lima tahap. Tahapan
atau dari pemikiran seseorang, melalui proses yang pertama adalah pengenalan masalah oleh
psikologi seseorang sehingga sering konsumen akan suatu kebutuhannya. Tahapan
diekspresikan secara fisik dan terkadang disertai kedua adalah pencarian informasi yang dilakukan
dengan tindakan. Emosi dapat dijadikan sebagai konsumen untuk mengetahui produk atau jasa yang
acuan penilaian seseorang atas suatu kejadian dapat memenuhi keinginannya.Tahapan ketiga
atau hal yang berinteraksi secara langsung adalah evaluasi alternatif dari merk yang dapat
dengan seseorang terebut. memenuhi kebutuhan konsumen. Tahapan keempat
Menurut Kartajaya (2004:166), adalah keputusan pembelian terhadap salah satu
pengalaman emosional timbul karena adanya produk dari hasil evaluasi alternatif yang
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 3
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menjadikan konsumen berniat dan melakukan
pembelian, tahapan terakhir adalah perilaku setelah Hubungan antara Customer Experiencedengan
pembelian, yakni setelah mengkonsumsi produk Repurchase Intention
konsumen akan merasa puas atau tidak, jika Pengalaman konsumsi dapat didefinisikan
puasberpeluang besar untuk menjadikan konsumen sebagai kesadaran dan perasaan yang dialami
melakukan pembelian ulang di lain waktu. konsumen selama pemakaian produk atau jasa
Engelet al., (1994:141), memberikan (Mowen & Minor, 2002:84). Pengalaman
pendapat berbeda.Tahap dalam melakukan mengkonsumsi barang atau jasa tersebut menjadi
keputusan pembelian konsumen melewati tahap memori bagi konsumen, puas atau tidak puas akan
awalnya adalah kesadaran kebutuhan, selanjutnya selalu diingat oleh konsumen.Bellman, Loshe dan
pencarian informasi, kemudian evaluasi alternative Johnson (1999) dalam Nasermoadeli et al., (2012)
menjelang pembelian, selanjutnya melakukan juga menyebutkan bahwa repurchase intention is
pembelian, konsumsi dan terakhir hasil yang influenced by the levels of consumer
berupa kepuasan atau ketidakpuasan.Pada akhirnya experience.Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
kedua teori tersebut menyatakan bahwa konsumen diketahui bahwa niat membeli dipengaruhi oleh
yang mengalami kepuasan atau terpenuhinya tingkatan pengalaman konsumen.Semakin baik
harapan dari konsumen tersebut maka peluang pengalaman yang didapatkan oleh konsumen
untuk melakukan pembelian ulang semakin tinggi. semakin besar peluang minat untuk melakukan
pembelian lagi.Pengalaman konsumen yang baik
Repurchase Intention dan dirasakan oleh konsumen adalah pengalaman
Niat membeli ulang terjadi setelah konsumen yang dirangsang secara multisensory.
melakukan pembelian, dapat dikarenakan pernah
mengkonsumsi sehingga berniat lagi untuk Hipotesis
membeli ulang produk atau jasa yang sama. Dalam penelitian ini akan diajukan hipotesis
Hellier, Philip, Geursen, Carr, and Rickard (2003) untuk kemudian dibuktikan
memberikan definisi repurchase intentionis the kebenarannya.Hipotesis merupakan kesimpulan
individual's judgement about buying again a penelitian yang belum sempurna, sehingga perlu
designated service from the same company, taking disempurnakan dengan membuktikan kebenaran
into account his or her current situation and likely hipotesis itu melalui penelitian (Bungin:
circumstance.Oleh karena itu, repurchase 2011:85).
interntion (niat beli ulang)dapat disimpulkan
bahwa repurchase intention merupakan hasrat atau
keinginan yang timbul dalam diri konsumen untuk Sensory
membeli produk atau jasa yang disukainya dan experience
sebelumnya pernah membelinya berdasarkan hasil
evaluasi atas kesesuaian kinerja produk atau jasa Repurchase
Emotional
dengan harapan konsumen. intention
experience
Terdapat beberapa faktor yang dapat (Y)
(X2)
mempengaruhi konsumen dalam niat pembelian,
baik faktor internal dan eksternal. Faktor internal Social
dari dalam diri konsumen yakni kepercayaan dan experience
sikap konsumen terhadap produk atau jasa, (X3)

sedangkan faktor pengganggu dari eksternal adalah


sikap orang lain serta situasi tempat pembelian Gambar 1. Model Hipotesis
(Kotler, 2008:242).Konsumen akan lebih berniat
membeli ulang suatu produk atau jasa apabila nilai Berdasarkan gambar tersebut, maka dapat
yang ditawarkan suatu produk atau jasa dirumuskan hipotesis dalam penelitian yakni:
mempunyai nilai yang sangat baik. Nilai tersebut H1 : Terdapat pengaruh sensory experience(X1),
benar-benar memberikan kesan positif dan emotional experience (X2) dan social
menarik.Konsumen seringkali berniat melakukan experience (X3) secara bersama-sama
pembelian karena didasari oleh keinginan yang terhadap repurchase intention(Y).
disertai emosi sehingga menjadikan niat pembelian H2 : Terdapat pengaruh sensory experience(X1),
semakin tinggi. emotional experience (X2) dan social
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 4
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
experience(X3) secara sendiri-sendiri teknik analisis regresi linier berganda dengan
terhadap repurchase intention (Y). bantuan aplikasi SPSS 21.0

METODE PENELITIAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah meted Berdasrkan hasil pengisian kuesioner
survey dengan jenis explanatoryatau penelitian diperoleh data responden yang berjenis kelamin
penjelasan dan pendekatan kuantitatif.Jenis dan laki-laki berjumlah 26 orang, sedangkan responden
pendekatan tersebut dimaksudkan untuk dapat yang berjenis kelamin perempuan berjumlah 39
menjelaskan hubungan dan pengaruh variabel orang, usi rata-rat 17 sampai 30 tahun dengan
bebas terhadap variabel terikat, baik secara pendidikan terbanyak SMA. Tabel berikut
bersama-sama maupun secara sendiri-sendiri merupakan hasil analisis regresi dari kuesioner
seperti pada hipotesis penelitian. mengenai variabel penelitian yakni sensory
Variabel yang digunakan dalam penelitian yakni experience(X1), emotional experience (X2) dan
sensory experience (X1), emotional experience social experience (X3)terhadap repurchase
(X2), social experience (X3) danrepurchase intention(Y).
intention (Y). Variabel sensory experience diukur
melalui:1) membangkitkan sensasi, 2) menjadi Tabel.1 Hasil Analisis regresi Linier Berganda
daya tarik 3)menjadi perhatian, 4)meningkatkan Unstandarized
minat, 5) menjadi hal berharga. Variabel emotional Coefficients Partial
Model t Sig.
B Std. Correlations
experience diukur melalui: 1) merasa senang, 2)
Error
dapat bersantai, 3) menjadi bersemangat, 4)merasa Constant 0,926 1,898 0,488 0,627
bangga, 5) merasa terkesan. Variabel social X1 0,178 0,042 4,224 0,000 0,370
experience diukur melalui: 1) diakui kelas X2 0,256 0,042 6,076 0,000 0,532
sosialnya, 2) dapat meningkatkan kelas sosial, 3) X3 0,272 0,080 3,381 0,001 0,296
memposisikan kelas sosial. Sedangkan variabel Variabel Dependen :Y
terikat repurchase intention atau niat membeli R : 0,730
ulang diukur dengan 1) berencana membeli lagi, 2) R2 : 0,532
merekomendasikan kepada orang lain, 3) mengajak Adjusted R 2
: 0,509
keluarga dan teman membeli. F hitung : 23,140
Skala pengukuran yang digunakan adalah Signifikansi F hitung : 0,000
diferensial semantik, Nazir (2005:344) menyatakan N : 65
bahwa skala diferensial semantik dapat digunakan Sumber: Data primer diolah, 2014
untuk melihat bagaimana pandangan seorang
terhadap konsep atau obyek yang sama atau Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui
berbeda.Skala semantik yang digunakan bahwa nilai adjusted R square(koefisien korelasi
memilikitujuh peringkat yang dapat mencakup berganda yang telah disesuaikan)adalah 0,509 nilai
tigasifat yaitu : evaluasi, potensi dan kegiatan atau Fhitung = 23,140 dan P=0,000. Keputusan terhadap
aktifitas. penarikan hipotesis yang diterima adalah dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah warga melihat tingkat signifikansi Fhitung, apabila nilai
RW 3 Desa Kandangrejo, Kedungpring, Lamongan signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak
yang memiliki kriteria sebagai berikut: atau Ha diterima, sebaliknya jika nilai signifikansi
a. Berusia 17-65 tahun Fhitunglebih besar dari 0,05 maka H0 diterima atau
b. Pernah melakukan pembelian di KFC Ha ditolak. Berdasarkan data tersebut nilai
Lamongan minimal satu kali signifikansi Fhitung lebih kecil dari 0,05, maka H0
Berdasarkan kriteria tersebut maka hasil penelitian ditolak atau Ha diterimayang menyatakan bahwa
terdahulu dalam menentukan jumlah populasi dalam penelitian ini terdapat pengaruh secara
didapatkan jumlah populasi penelitian ini bersama-sama antara variabel sensory experience
189orang.Pengambilan sampel dilakukan dengan (X1), emotional experience (X2), social experience
menggunakan rumus Yamane sehingga didapatkan (X3), terhadap repurchase intention (Y).
65 orang responden.Teknik yang digunakan dalam Meyer dan Schwager (2007) menyatakan
memilih sampel yakni simple random sampling. bahwa Customer experience is the internal and
Selanjutnya data yang diperoleh diolah dengan subjective response customers have to any direct
or indirect contact with a company. Direct contact
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 5
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
generally occurs in the course of repurchase, use, Berdasarkan tabel nomor 1 dikethaui bahwa
and service and is usually initiated by the koefisien regresi X2 adalah 0,256, thitung X2 adalah
customer. Indirect contact most often involves 6,076 dan probabilitas 0,000. Berdasarkan data
unplanned encounters with representations of a tersebut maka pengaruh yang dimiliki variabel
companys products, services, or brands and takes emotional experience (X2) secara individu
the form of word-of-mouth recommendations or terhadap repurchase intention (Y) adalah positif
criticisms, advertising, news reports, reviews, and karena nilai koefisien regresi variabel X2 adalah
so forth.Customer experience memberikan positif dan signifikan karena nilai probabilitas
pengaruh secara langsung maupun tidak langsung lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian
bagi perusahaan yang menerapkannya. Pengaruh menyatakan bahwa H0 ditolak atau Ha diterima.
langsung terjadi pada proses pembelian yang Fournier, (1998) and Arnould and Cost
dilakukan konsumen, sehingga semakin baik (1993) yang dikutip oleh Nasermoadeli (2012)
customer experience yang diterapkan oleh menyatakan bahwa the consumersemotional
perusahaan tentu akan memberikan dampak baik connection with a company is more highly
dalam proses pemilihan, pembelian dan associated with their repurchase intention in the
penggunaan suatu produk. Penelitian yang near future.Hal tersebut menyatakan bahwa
dilakukan oleh Nasermoadeli, et al., (2012) juga kondisi emosi konsumen memberikan pengaruh
menyatakan bahwa customer experienceyang terhadap konsumen dalam proses pembelian.Hasil
terdiri dari sensory experience, emotional penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
experience, dan social experience memberikan dilakukan Nasermoadeliet al., (2012) yang
pengaruh secara bersama-sama terhadap niat menyatakan bahwa emotional experience
membeli ulang konsumen. mempengaruhi niat membeli ulang secara positif
Berdasarkan tabel no.1 dapat diketahui dan signifikan.
bahwa koefisien regresi X1 adalah 0,178, thitung X1 Berdasarkan tabel nomor 1 diketahui bahwa
adalah 4,224 dan probabilitas 0,000. Berdasarkan koefisien regresi X3 adalah 0,272, thitung X3 adalah
data tersebut maka pengaruh yang dimiliki variabel 3,381 dan probabilitas 0,001. Berdasarkan data
sensory experience(X1) secara individu terhadap tersebut maka pengaruh yang dimiliki variabel
repurchase intention(Y) adalah positif karena nilai social experience secara individu terhadap
koefisien regresi variabel X1 adalah positif dan repurchase intention adalah positif karena nilai
signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dari koefisien regresi variabel X3 adalah positif dan
0,05. Dengan demikian menyatakan bahwa H0 signifikan karena nilai probabilitas lebih kecil dari
ditolak atau Ha diterima. Hasil penelitian 0,05. Dengan demikian menyatakan bahwa H0
mendukung pernyataan Rodrigues, Hultn, dan ditolak atau Ha diterima.
Brito (2011) yang menyatakan bahwa Sensorial Social identitymenjadi daya tarik keinginan yang
strategies as a strategic brand approach for firms, paling dalam bagi pelanggan untuk pembentukan
should benefit from involving the individuals self-improvement, status socio-economic, dan
human senses, thus impacting on consumer image (Wardani, 2011).Social identity merupakan
behavior in repurchase and consumption dampak dari social experience. Schmitt (2004:176)
processes. Sensorial atau panca indera konsumen menyatakan bahwa social identity is defined as
ketika dirangsang akan mempengaruhi perilaku the part of the individuals self-concept, which is
pembelian konsumen, dengan demikian affected by the knowledge of membership in a
rangsangan yang baik akan mempengaruhi niat social group. Ketika konsumen dengan
konsumen untuk membeli hingga mengkonsumsi melakukan pembelian akan produk atau jasa
produk atau jasa. Hal tersebut sejalan dengan hasil tertentu menjadikan konsumen memiliki status
penelitian ini yang menjelaskan bahwa variabel sosial yang tinggi maka akan semakin menarik
sensory experience berpengaruh terhadap niat konsumen untuk berniat membeli ulang. Hasil
membeli ulang konsumen, akan tetapi hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang
penelitian ini tidak sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Nasermoadeli et al., (2012) yang
dilakukan oleh Nasermoadeli et al., (2012) yang menyatakan bahwa social experience berpengaruh
menyatakan bahwa sensory experience positif dan signifikan tehadap niat membeli
tidakberpengaruh signifikan terhadap niat membeli
ulang konsumen.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 6


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
KESIMPULAN DAN SARAN The Contemplative Time. Journal CMS3
Kesimpulan Paris
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara Engel, James F., Blackwell, Roger D., Miniard,
bersama-sama variabel customer experience Paul W. 1994. Perilaku Konsumen Edisi
yang terdiri dari sensory experience, emotional Keenam jilid 2.Jakarta:Bina Rupa Aksara
experience, dan social experience terhadap
repurchase intention. Gentile, Chiara., Spiller, Nicola., dan Noci,
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan secara Giuliano. 2007. How to Sustain
sendiri-sendiri variabel-varaibel sensory theCustomer Experience:An Overview
experience, emotional experience, dan social ofExperience Componentsthat Co-create
experience terhadap repurchase intention. ValueWith the Customer.European
Berdasarkan uji secara sendiri-sendiri juga Management Journal Vol. 25, No. 5, 395
dapat diketahui variabel yang dominan 410
mempengaruhi repurchase intention yakni Hellier, Phillip K., Geursen, Gus M., Carr, Rodney
variabel emotional experience A. and Rickard, John A. 2003, Customer
Repurchase Intention: A General Structural
Saran Equation Model, European journal of
Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi marketing, vol. 37, o. 11, pp. 1762-1800
saran terhadap perusahaan maupun pihak lain.
Adapun saran yang diberikan yakni: Hong, Sun. 2010. An Empirical Study of
1. Seluruh variabel bebas dalam penelitian yakni Customers Emotion and Satisfaction in
sensory experience, emotional experience dan China.The Journal of American Academy of
social experience memberikan pengaruh Business, Cambridge Vol. 15Num. 2 200-
terhadap niat membeli ulang. Oleh karena itu, 205
perlu dipertahankan dan ditingkatkan oleh pihak Kartajaya, Hermawan. 2006. Hermawan Kartajaya
KFC agar konsumen selalu tertarik untuk on Service. Bandung: Penerbit Mizan
berniat melakukan pembelian di KFC.
2. Emotional experience merupakan variabel yang _________________. 2006. Hermawan Kartajaya
dominan mempengaruhi niat pembelian di KFC, on Marketing.Jakarta: Gramedia
sehingga variabel emotional experience yang Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2008.
terdiri dari emosi-emosi positif perlu Manajemen Pemasaran..Diterjemahkan
dipertahankan. Pihak perusahaan agar selalu oleh Benyamin MolanEdisi Keduabelas.
menjadikan konsumen dalam keadaan mood Jakarta: PT Indeks
baik atau emosi positif, seperti senang, bangga,
Meyer, C., & Schwager, A. (2007).Understanding
bersantai, terkesan dan bersemangat.
customer experience.Harvard Business
3. Mengingat variabel bebas dalam penelitian in
Review, 2, 117-126.
merupakan hal yang sangat penting dalam
mempengaruhi niat membeli ulang diharapkan Mowen, John C. & Michael Minor. 2002. Perilaku
hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan Konsumen Jilid 1..Diterjemahkan oleh Lina
bagi peneliti selanjutnya untuk mengembangkan SalimEdisi kelima. Jakarta: Erlangga
penelitian ini dengan mempertimbangkan Nasermoadeli, Amir., Choon-Ling, Kwek.,
variabel-variabel lain yang merupakan variabel Maghnati, Farshad. 2012. Evaluating the
di luar variabel yang sudah masuk dalam Impacts of Customer Experience on
penelitian ini. Purchase Intention. International Journal of
Business and Management vol.8, No.6
DAFTAR PUSTAKA 2013. 128 138
Bungin, Burhan. 2011. Metode penelitian
kuantitatif. Jakarta: Prenada Media Group Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson. 1999. Consumer
Behaviour: Perilaku Konsume dan Strategi
Caru, Antonella & Cova, Bernard. 2002. A Critical Pemasaran jilid 1. Jakarta: Erlangga
Approach To Experiential Consumption:
Fighting Against The Disappearance Of Rodrigues, Clarinda., Hultn, Bertil., Brito, Carlos.
2011. Sensorial brand strategies for value

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 7


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
co-creation. Journal Innovative Marketing,
Volume 7, 40-47
Schmitt, Bernd H. 2004. Experiential Marketing :
How To Get Customers To Sense, Feel,
Think, Act And Relate To Your Company
And Brand. New York: Free Press
Smilansky, Shaz. 2009. Experiential Marketing : A
Practical Guide To Interactive Brand
Experiences. London and Philadelphia:
Kogan Page
Wardani, Atina Arlia. 2011. Analisis Pengaruh
Experiential Marketing Terhadap
Keputusan Pembelian.( Studi pada Derajat
Celcius ). Skripsi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro
You-Ming, Chou. 2010. Study on the impacts of
experiential marketing and customers
satisfaction based on relationship quality.
The Internatonal Journal of Organizational
Innovaton, Vol 3 Num 1. 189 209

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 16 No. 1 November 2014| 8


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Potrebbero piacerti anche