Sei sulla pagina 1di 7

Jurnal Biota Vol. 2 No.

1 Edisi Januari 2016 | 99

AKTIVITAS ANTIFUNGI EKSTRAK DAUN KEMANGI (Ocimum


americanum L.) TERHADAP FUNGI Fusarium oxysporum Schlecht.
Zainal Berlian1, Fitratul Aini1, Weni Lestari2
1
Dosen Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Pelembang
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No 1 A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia
2
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Pelembang
Jl. Prof. K. H. Zainal Abidin Fikri No 1 A KM 3.5, Palembang 30126, Indonesia

E-mail: wenilestari510@ymail.com
Telp: +62856-6982-5489

ABSTRACT

Fusarium oxysporum Schlecht. a parasitic fungus that cause leaf wilt disease in plants. Meanwhile, basil
(Ocimum americanum L.) is a plant that contains of the active compound in the form of phenols which have
antifungal activity. This study aimed to test whether the extract of leaves of basil have antifungal activity
againts Fusarium oxysporum Schlecht. and determine the optimum concentration to inhibit the growth of the
fungus Fusarium oxysporum Schlecht. Antifungal test is done by using paper disc diffusion method. The study
design used was a completely randomized design with 4 treatments and 6 replications. The treatment is K0 (0%
w/v), K1 (5% w/v), K2 (10% w/v), and K3 (15% w/v). The results showed that the leaf extract of basil have
antifungal activity against Fusarium oxysporum Schlecht. Inhibition zone on K0, K1, K2, and K3 are each 0,0
mm, 1,49 mm, 2,46 mm, and 2,01 mm. The optimum concentration of antifungal activity of extract of basil,
namely the K2 concentration (10% w/v). Based on analysis of variance (ANOVA), the concentration of basil
leaf extract provides significant differences (p > 0,05) on fungus Fusarium oxysporum Schlecht., where Fcount >
Ftable is 4,5 > 3,1.

Key word : Antifungal; Fusarium oxysporum Schlecht.; Inhibition zone; Ocimum americanum L

PENDAHULUAN manfaat bagi kehidupan manusia, sehingga kita


Kemangi (Ocimum americanum L.) adalah patut bersyukur dan mempelajari khasiat dari
tanaman tahunan yang tumbuh liar yang dapat setiap tanaman, sebagaimana di dalam firman
ditemukan di tepi jalan dan di tepi kebun. Tanaman Allah Swt. dalam surat An-Nahl (16) : 11 yang
ini tumbuh baik pada tanah terbuka, maupun agak artinya: Dia menumbuhkan bagi kamu dengan
teduh dan tidak tahan terhadap kekeringan. Tumbuh air hujan itu tanam-tanaman; zaitun, kurma,
kurang lebih 300 m di atas permukaan laut (Heyne, anggur dan segala macam buah-buahan.
1987 dalam Atikah, 2013). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-
Kemangi merupakan salah satu tanaman obat benar ada tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
tradisional yang dimanfaatkan di Indonesia (Umar, yang memikirkan.
2011). Sebagai tanaman obat tradisional berdasarkan Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap
penelitian terdahulu kandungan kimia kemangi tanaman diciptakan Allah dengan segala zat yang
berupa minyak atsiri berperan sebagai antifungi. terkandung didalamnya. Pada setiap tanaman
Kandungan minyak atsiri di dalam daun kemangi tersebut terdapat tanda-tanda kebesaran Allah. Kita
yang diduga sebagai antifungi adalah methyl sebagai khalifah di bumi yang telah dibekali akal
chavicol dan linalool (Kardian dan Perle, 2012 oleh Allah mempunyai kewajiban untuk
dalam Sabrina dkk., 2014). Kandungan senyawa memikirkan dan mengkaji serta meneliti apa yang
lain dalam daun kemangi yang berperan sebagai telah Allah berikan kepada kita.
antifungi berupa flavonoid, saponin (Dharmagadda Namun perkembangan tanaman tidak
et al, 2005 dalam Sabrina dkk., 2014), dan fenol terlepas dari serangan hama dan penyakit. Hama
(Kharde, dkk., 2010). dan penyakit tanaman merupakan faktor
Mengenai manfaat senyawa aktif yang pembatas dalam program peningkatan mutu dan
terdapat pada tanaman dan dapat memberikan produksi pangan (Herlina, 2009). Budidaya
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 100

komoditas pertanian tidak lepas dari serangan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
patogen, antara lain jamur Fusarium oxysporum mengatasi peranan merugikan yang disebabkan
yang menyebabkan penyakit layu daun (Herlina, oleh jamur Fusarium oxysporum Schlecht. dengan
2009). Jamur Fusarium secara alami dapat menggunakan bahan alam secara alami.
menginfeksi tumbuhan sehingga menyebabkan Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
penyakit pada tumbuhan. Gejala yang khas akibat aktivitas antifungi ekstrak daun kemangi (Ocimum
infeksi jamur Fusarium yang ditandai dengan daun americanum L.) terhadap pertumbuhan fungi
menguning, terjadinya layu sepihak atau Fusarium oxysporum Schlecht. Selain itu, untuk
keseluruhan, batang bawah berubah menjadi warna mengetahui konsentrasi ekstrak daun kemangi
cokelat, kehitaman ataupun kekuningan (Ngittu, (Ocimum americanum L.) yang paling tepat dan
dkk., 2014). baik diberikan untuk menghambat pertumbuhan
Jamur ini banyak menyerang tanaman fungi Fusarium oxysporum Schlecht.
kentang, pisang, tomat, ubi jalar, strawberry dan
bawang daun (Machmud, 2002 dalam Kadja, METODOLOGI PENELITIAN
2013). Akhir-akhir ini, penyakit ini juga telah Alat yang digunakan dalam penelitian adalah
menjadi penyakit endemi di daerah sentra produksi bak aluminium, gunting, oven, blander, saringan,
bawang putih di Tawangmangu. Lebih dari 92% erlenmeyer, batang pengaduk, spatula, gelas ukur,
lahan penanaman bawang putih di daerah tersebut neraca Ohauss, gelas arloji, beaker gelas, autoklaf,
telah terjangkit Fusarium oxysporum sp. f.cepae cawan petri, aluminium foil, corong penyaring,
(Hadiwiyono et al., 2009 dalam Choiruddin, jangka sorong, jarum ose, bunsen, korek api, solasi,
2010). Selain itu, berdasarkan laporan Direktorat kertas kopi, pinset, tabung reaksi, pipa kapiler, rak
Perlindungan Hortikultura, Kementerian Pertanian tabung reaksi, kapas, soklet, hot plate, colony
tahun 2011 menyebutkan bahwa salah satu counter, termometer, kamera, kalkulator, tisu, kertas
cendawan patogen dominan yang menyerang cakram (paper dish), kertas timble, kapas, plastik,
tanaman bawang merah di Indonesia ialah dan alat tulis.
Fusarium oxysporum Schlecht. yang menjadi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
penyebab penyakit busuk pangkal umbi dengan adalah ekstrak daun kemangi (Ocimum
luas tambah serangan (LTS) sebesar 618 ha americanum L.) dengan konsentrasi 0% (b/v), 5%
(Fadhilah, dkk., 2014). (b/v), 10% (b/v), dan 15% (b/v), aquades, PDA,
Serangan jamur ini mengakibatkan NaCl fisiologis 0,9%, alkohol 96%, vaselin,
penurunan produksi komoditas pertanian dan metanol, dan fungi Fusarium oxysporum Schlecht.
mengakibatkan kerugian bagi petani. Pengendalian
yang biasa dilakukan oleh petani untuk Metode Penelitian
mengendalikan layu fusarium yaitu membongkar Penelitian ini menggunakan metode
dan membakar tanaman yang sakit dan eksperimen melalui pola Rancangan Acak
penggunaan pestisida sintesis (fungisida) Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan (t) dan
(Nugraheni, 2010). Pengendalian patogen di dalam enam ulangan (r). Menurut Hanafiah, (2012)
tanah secara kimia terbukti tidak efektif. patokan jumlah ulangan dianggap telah cukup baik
Penggunaan fungisida yang berlebihan dapat bila memenuhi persamaan berikut:
menyebabkan efek samping, terutama pada (t-1) (r-1)
gangguan kesehatan manusia, pencemaran 15
lingkungan, dan berkembangnya jamur patogen Peneliti melakukan kombinasi konsentrasi
yang resisten terhadap fungisida (Prapagdee, et al., ekstrak kemangi sebesar 0% (b/v), 5% (b/v), 10%
2008 dalam Sari, dkk., 2012). Selain itu bahan (b/v) dan 15% (b/v) (Kharde, dkk., 2010). Untuk
kimia sintetik akan membunuh organisme bukan perlakuan kontrol peneliti menggunakan aquades.
sasaran yang berguna (Untung, 1996 dalam Sari,
dkk., 2012). Pengendalian dengan agen hayati Cara Kerja
dapat menghindari efek samping yang tidak Persiapan Sampel
diinginkan dari penggunaan fungisida sintetik Sampel yang digunakan adalah daun
(Sigee, 1993 dalam Sari, dkk., 2012). kemangi (Ocimum americanum L.). Daun kemangi
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibersihkan dari sisa-sisa tanah dengan
dilakukan upaya untuk menemukan agen hayati menggunakan air mengalir. Daun kemudian
dari alam yang bisa digunakan sebagai agen dipotong kecil-kecil untuk memudahkan
pengendali penyakit tanaman yang ramah pengeringan. Pengeringan dilakukan dalam oven
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 101

pada suhu 60oC selama 3-4 hari. Sampel yang diambil dari biakan murni dengan menggunakan
sudah kering kemudian diserbuk dengan mesin jarum ose kemudian dimasukkan ke dalam tabung
penyerbuk (blander) dan ditimbang dengan neraca reaksi yang telah berisi 1 ml NaCl fisiologis 0,9%
Ohauss sebanyak 50 g (Sutrisna dkk., 2009). (Hakim, 2009).
Pembuatan Ekstrak Daun Kemangi Penentuan Aktivitas Antifungi
Pembuatan ekstrak daun kemangi Penentuan aktivitas antifungi dilakukan
menggunakan metode sokletasi. Serbuk daun dengan metode tuang (pour plate method) dengan
kemangi sebanyak 50 g diekstraksi dengan 500 ml menggunakan kertas cakram. Media agar 20 ml
metanol (Salni dkk.,2011). Serbuk sampel dituangkan ke dalam cawan petri. Satu ml
dibungkus dalam selongsong kertas saring dan inokulum fungi uji dituang ke dalam cawan petri.
dimasukkan ke dalam bagian rumah siput. Pelarut Secara perlahan cawan petri digoyang dengan
metanol dimasukkan ke dalam labu alas bulat. gerakan memutar tanpa diangkat dari permukaan
Ekstraksi dilakukan selama 10 jam hingga pelarut meja, sehingga bahan fungi uji tercampur rata
yang terdapat didalam labu tidak berwarna dalam medium agar. Medium agar didiamkan
(Mamonto dkk., 2014). Pemekatan ekstrak sampai memadat (Irianto, 2012).
dilakukan dengan menggunakan penangas air Penanaman Kertas Cakram
(Rais, 2014). Proses pemekatan diatur pada suhu Kertas cakram dibuat dari kertas saring
sebesar 64,7 C (Perry, 1984 dalam Hikmah dan Whatman dan membuat bulat dengan alat
Zuliyana, 2010). pelubang kertas sehingga didapatkan kertas
Sterilisasi cakram dengan diameter 6 mm (Sunarmi, 2010).
Seluruh alat yang akan digunakan dicuci Kertas cakram 6 mm dicelupkan ke dalam larutan
bersih dan dikeringkan. Sterilisasi dilakukan pada uji selama 10 menit, kemudian diangin-anginkan
autoklaf pada suhu 121oC selama 30 menit. sampai tidak ada larutan yang menetes (Hakim,
Tabung reaksi, gelas ukur, dan erlenmeyer ditutup 2009 dalam Hermawati (2014). Kertas cakram
mulutnya dengan kapas. Cawan petri dibungkus diletakkan diatas permukaan medium agar, jarak
dengan kertas. Seluruh media pembenihan kertas cakram antara satu dengan yang lainnya
disterilkan. Pinset dan jarum ose disterilkan sebesar 3 cm dan dari tepi media sebesar 2 cm
dengan cara memijarkan pada api bunsen (Pratiwi, (Waluyo, 2007 dalam Alfiah, 2015). Cawan
2010 dalam Atikah, 2013). petri ditutup kemudian diinkubasi selama 5 hari
Pembuatan Medium PDA pada suhu ruang (Setyaningsih, dkk., 2012).
Sebanyak 11,7 g serbuk Potato Dextrose Aktivitas antifungi diamati berdasarkan diameter
Agar (PDA) dilarutkan dengan 300 ml air dalam daerah hambat yang ditunjukkan dengan daerah
gelas beaker menggunakan hotplate dan magnetic bening yang dibentuk disekeliling kertas cakram.
stirer hingga diperoleh larutan yang jernih. Media Diameter daerah hambat diukur menggunakan
ini kemudian disterilisasi dalam autoklaf pada jangka sorong.
suhu 121C tekanan 1 atm selama 15 menit Pengukuran Zona Hambat
(Krisyanella, dkk., 2012). Pengukuran diameter zona hambat dilakukan
Peremajaan Biakan Murni sebanyak 3 kali pada sisi horizontal, vertikal, dan
Fungi uji diremajakan dengan diagonal lalu dijumlahkan dan dirata-rata (Hartono,
menggoreskan fungi menggunakan jarum ose pada dkk., 2012). Hasil diameter zona hambat diperoleh
media agar miring (Rathi, Bhaskar & Patel, 2010 dengan cara mengurangi diameter zona bening yang
dalam Atikah, 2013). Kemudian diinkubasi terbentuk di sekitar kertas cakram dengan diameter
pada suhu ruang selama 5 hari (Setyaningsih, dkk., kertas cakram yang mengandung ekstrak
2012). (Ambarwati, 2007 dalam Ningrum dkk., 2013).
Pembuatan NaCl Fisiologis 0,9 %
Larutan NaCl Fisiologis 0,9 % dibuat dengan HASIL DAN PEMBAHASAN
cara menimbang NaCl sebanyak 2,25 g kemudian Aktivitas antifungi ekstrak daun kemangi
dilarutkan dalam 250 ml aquades (Ayu, 2012). (Ocimum americanum L.) terhadap fungi
Pembuatan Suspensi Fungi Uji Fusarium oxysporum Schlecht. dengan variasi
Pembuatan suspensi fungi dilakukan dengan konsentrasi disajikan pada tabel 1 di bawah ini.
menggunakan NaCl fisiologis 0,9%. Koloni jamur
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 102

Tabel 1. Diameter Zona Hambat Ekstrak Daun Kemangi terhadap Fungi Fusarium oxysporum Schlecht.
(dalam mm)
Perlakuan (t) Ulangan (r) Jumlah (TA) Rerata Keterangan
1 2 3 4 5 6
K0 (0 b/v) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 -
K1 (5% b/v) 0,0 1,16 0,0 1,6 1,8 4,4 8,96 1,49 lemah
K2 (10% b/v) 0,5 3,34 2,4 2,32 1,2 5 14,76 2,46 lemah
K3 (15% b/v) 2,43 3,7 1,46 1,2 1,15 2,14 12,08 2,01 lemah
Jumlah (TU) 2,93 8,2 3,86 5,12 4,15 11,54 35,8 5,96 -
Berdasarkan hasil penelitian (Tabel 6) penggunaan aquades pada perlakuan kontrol tidak
diketahui bahwa ekstrak daun kemangi (Ocimum menghasilkan zona bening. Aquades digunakan
americanum L.) memiliki aktivitas sebagai antifungi sebagai kontrol negatif untuk mengetahui apakah
terhadap Fusarium oxysporum Schlecht. Hal ini pelarut yang digunakan memiliki kemampuan untuk
dapat dilihat dengan terbentuknya zona hambat menghambat pertumbuhan fungi.
disekitar kertas cakram (Gambar 1). Sedangkan pada

Gambar 1. Hasil Aktivitas Antifungi Ekstrak Daun Kemangi terhadap Fusarium oxysporum
Schlecht. a. Fusarium oxysporum Schlecht. b. Kertas cakram c. Zona hambat
(Sumber: Dok. Pribadi, 2015)

Zona hambat yang dihasilkan dari pertumbuhan fungi Fusarium oxysporum Schlecht.
konsentrasi K0 (0% b/v), K1 (5% b/v), K2 (10% dalam media dpengaruhi oleh beberapa faktor.
b/v), dan K3 (15% b/v) berturut-turut adalah 0 mm, Beberapa faktor pertumbuhan tersebut adalah
1,49 mm, 2,46 mm, dan 2,01 mm. Konsentrasi konsentrasi zat antimikroba, jumlah
optimum ekstrak daun kemangi untuk mikroorganisme, adanya bahan organik, suhu,
menghambat pertumbuhan fungi Fusarium derajat keasaman (pH) dan spesies
oxysporum Schlecht. adalah K2 (10% b/v) yaitu mikroorganisme (Pelczar dan Chan, 2009). Selain
sebesar 2,46 mm. Berdasarkan hasil yang itu menurut Ferdiaz (1985) dalam Budiarti
diperoleh diketahui bahwa ekstrak daun kemangi (2007) dalam Hermawati (2014), menyatakan
memiliki kemampuan daya hambat yang lemah bahwa pertumbuhan fungi dipengaruhi oleh
terhadap fungi Fusarium oxysporum Schlecht. beberapa faktor lingkungan antara lain suhu, waktu
Kemampuan daya respon hambatan pertumbuhan kontak, sifat-sifat kimia dan fisik media
fungi menurut Puthera et al., (2007) dalam pertumbuhan seperti pH, kadar air, nutrisi, serta
Alfiah, dkk., (2015) adalah < 10 mm lemah, 10-15 jumlah komponen didalamnya.
mm sedang, 16-20 mm kuat, dan >20 mm sangat Berdasarkan hasil yang diperoleh (Tabel 1),
kuat. kemudian dilakukan analisis sidik ragam dengan
Zona hambat yang terbentuk pada masing- pola RAL dengan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan.
masing perlakuan memiliki diameter yang Adapun hasil analisis tersebut adalah sebagai
berbeda-beda (Tabel 6). Terbentuknya diameter berikut:
yang berbeda pada hasil pengamatan dikarenakan
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 103

Tabel 2. Analisis Sidik Ragam (Ansira) RAL


SK DB JK KT F hitung F tabel 5 %
Perlakuan 3 20,609 6,870 4,5* 3,1
Galat 20 30,551 1,528
Total 23 51,160
KK = 82%
Keterangan :
* = Berbeda nyata

Berdasarkan hasil analisis data diketahui dengan menggunakan fungi Fusarium oxysporum
bahwa Fhitung > Ftabel, hal ini menyatakan bahwa Schlecht. Berdasarkan nilai Fhitung > Ftabel yaitu 4,5 >
ekstrak daun kemangi memberikan pengaruh yang 3,1 dinyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak.
nyata terhadap mengetahui perbedaan pengaruh dari Selanjutnya untuk uji Beda Jarak Nyata Duncan
masing-masing perlakuan dilakukan uji lanjut (BJND) pada taraf 5% seperti pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Beda Jarak Nyata Duncan (BJND) Aktivitas Ekstrak Daun Kemangi terhadap Fusarium
oxysporum Schlecht.
Beda riel pada jarak P=
Perlakuan (t) Rata-rata BJND 0,05
2 3 4
K0 0,0 - a
K1 1,49 1,49 - a
K3 2,01 0,52 2,01 - b
K2 2,46 0,45 0,97 2,46 b
P 0,05 (p, 20) 2,95 3,10 3,18
BJND 0,05 (p, 20) = 1,48 1,55 1,59
Keterangan: angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama berarti berbeda tidak nyata pada taraf uji 5%

Terbentuknya zona bening diakibatkan oleh fosfat keluar dari sel hingga menyebabkan kematian
adanya senyawa aktif yang dihasilkan oleh ekstrak sel jamur (Suryana, 2004 dalam Wahyuni, dkk.,
daun kemangi yang berperan sebagai antifungi. 2014).
Menurut Siswandono dan Soekardjo (2000) Berdasarkan aktivitas tersebut maka
dalam Putri (2013) antifungi adalah senyawa terbentuk zona hambat disekitar kertas cakram
yang digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi pada hasil penelitian. Zona hambat adalah daerah
yang disebabkan oleh fungi. yang tidak ditumbuhi oleh jamur disekitar kertas
Berdasarkan penelitian terdahulu dilaporkan cakram (Sunarmi, 2010 dalam Hermawati dkk.,
bahwa senyawa aktif daun kemangi yang memiliki 2010).
aktivitas antifungi adalah fenol (Kharde, dkk., 2010).
Sebagai antifungi fenol dapat merusak membran sel KESIMPULAN
sehingga terjadi perubahan permeabilitas sel yang 1. Ekstrak daun kemangi (Ocimum americanum
dapat mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan sel L.) mempunyai aktivitas antifungi yang lemah
atau matinya sel jamur (Fardiaz, 1992 dalam terhadap fungi Fusarium oxysporum Schlecht.
Dewi, 2009). Senyawa fenol juga dapat dengan adanya kandungan senyawa aktif berupa
mendenaturasi protein sel dan mengerutkan dinding fenol yang dapat merusak membran sel,
sel sehingga dapat melisiskan dinding sel jamur mendenaturasi protein sel, mengerutkan dinding
(Cowan, 1999 dalam Kumalasari, 2011). Selain sel, dan menganggu jalur metabolik pada fungi
itu senyawa fenol dapat berdifusi pada membran sel berdasarkan uji ANOVA pada taraf 5%, dimana
jamur dan mengganggu jalur metabolik seperti Fhitung > Ftabel yaitu 4.5 > 3.1.
sintesis ergosterol, glukan, kitin, protein, dan 2. Aktivitas antifungi ekstrak daun kemangi
glukosamin di jamur (Omidpanah, dkk., 2015). (Ocimum americanum L.) yang paling tepat dan
Senyawa fenol akan berikatan dengan ergosterol baik diberikan untuk menghambat pertumbuhan
yang merupakan penyusun membran sel jamur fungi Fusarium oxysporum Schlecht. adalah
sehingga menyebabkan terbentuknya suatu pori pada pada konsentrasi 10% (b/v) yaitu sebesar 2,46
membran sel. Terbentuknya pori tersebut mm.
menyebabkan komponen sel jamur seperti asam
amino, asam karboksilat, fosfat anorganik dan ester
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 104

DAFTAR PUSTAKA Aspergillus terreus Secara In Vitro. Jurnal


[1] Al-Quranul Karim. 2010. Al- Quran dan Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 6. No. 1.
Terjemahannya. Bandung: CV. Diponegoro. Hal. 40.
[2] Alfiah, R. R., Khotimah, S. dan Turnip, M. [13] Hikmah, M. N. dan Zuliyana. 2010.
2015. Efektivitas Ekstrak Metanol Daun Pembuatan Metil Ester (Biodiesel) dar Minyak
Sembung Rambat (Mikania micrantha Dedak dan Metanol dengan Proses Esterifikasi
Kunth) Terhadap Pertumbuhan Jamur dan Transesterifikasi. Semarang: Universitas
Candida albicans. Jurnal Protobiont. Vol. 4. Diponegoro. Skripsi.
No. 1. Hal 53. [14] Irianto, K. 2012. Mikrobiologi Menguak Dunia
[3] Atikah, N. 2013. Uji Aktivitas Antimikroba Mikroorganisme. Jilid 1. Bandung: Yrama
Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum Widya.
americanum L.) terhadap Staphylococcus [15] Kadja, D. H. 2013. Pengendalian Hayati
aureus dan Candida ablicans. Jakarta: UIN Fusarium sp. dengan Menggunakan
Syarif Hidayatullah. Skripsi. Rhizobacteria. Nusa Tenggara Timur: Fakultas
[4] Ayu, P. E. K. 2012. Pengaruh Infusa Buah Pertanian UNDANA. Artikel.
Asam Jawa (Tamarindus indica L.) terhadap [16] Kharde, M. N., Wabale, A. S., Adhav, R. M.,
Efek Ulserogenik Asetosal pada Mencit. Jadhav, B. D., Wabale, A. M., dan Pandey,
Surakarta: Universitas Muhammadiyah. M. 2010. Effect of Plant Extracts on the
Naskah Publikasi. Fungal Pathogen Causing Leaf Blight of
[5] Choiruddin, M. R. 2010. Virulensi dan Tomato in in
Keanekaragaman Genetika Fusarium [17] Ekstrak Berbagai Jenis Lamun Terhadap
oxysporum F. Sp. Cepae Penyebab Busuk Fungi Candida albicans. Makassar:
Pangkal pada Bawang Putih. Surakarta: Universitas Hasanuddin. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret. Skripsi. [18] Krisyanella, Dachriyanus, dan Marlina.
[6] Dewi, R. C. 2009. Uji Aktivitas Antijamur 2012. Karakterisasi Simplisia dan Ekstrak
Ekstrak Buah Pare Belut (Trichosanthes serta Isolasi Senyawa Aktif Antibakteri dari
anguina L.). Surakarta: Universitas Sebelas Daun Karamunting (Rhodomyrtus tomentosa
Maret. Skripsi. (W.Ait) Hassk). Padang: Universitas
[7] Fadhilah, S., Wiyono, S., dan Surahman M. Andalas. Artikel.
2014. Pengembangan Teknik Deteksi [19] Kumalasari, E. dan Sulistyani, N. 2011.
Fusarium Patogen pada Umbi Benih Bawang Aktivitas Antifungi Ekstrak Etanol Batang
Merah (Allium ascalonicum) di Laboratorium. Binahong (Anredera cordifolia (Tenore)
J. Hort. Vol. 24. No. 2. Hal. 171. Steen.) terhadap Candida albicans serta
[8] Hakim, A. R. 2009. Uji Potensi Antifungi Skrining Fitokimia. Jurnal Ilmiah
Ekstrak Etanol Rimpang Kecombrong Kefarmasian. Vol. 1. No. 2. Hal. 59-60.
(Nicolaia speciosa Horan) terhadap [20] Mamonto, S. I., Runtuwene, M. R. J. dan
Trichophyton mentagrophytes dan Wehantouw, F. 2014. Aktivitas Antioksidan
Trichophyton rubrum. Jakarta: UIN Syarif Ekstrak Kulit Biji Buah Pinang Yaki (Areca
Hidayatullah. Skripsi. Vestiaria Giseke) yang di Ekstraksi secara
[9] Hanafiah, K. A. 2012. Rancangan Percobaan Soklet. Jurnal Ilmiah Farmasi Pharmacon.
Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Vol. 3. No. 3. Hal. 265. ISSN. 2302-2493.
Pesada. [21] Ngittu, Y.,S., Mantiri, F. R., Tallei, T. E.,
[10] Hartono, Muthiadin, C. dan Bakri, Z. 2012. dan Kandou, F. E. F. 2014. Identifikasi
Daya Hambat Simbiotik Ekstrak Inulin Genus Jamur Fusarium yang Menginfeksi
Bawang Merah (Allium cepa L.) dengan Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) di
Bakteri Lactobacillus acidophilus terhadap Danau Tondano. Pharmacon. Vol. 3. No. 3.
Pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Jurnal Hal. 156. ISSN 2302-2493.
Bionature. Jilid. 3. No. 1. Hal. 34. [22] Ningrum, H. P., Yeni, L. F., dan Ariyati, E.
[11] Herlina, L. 2009. Potensi Trichoderma 2013. Uji Daya Antibakteri Sawo Manila
harzianum sebagai Biofungisida pada terhadap E. coli dan Implementasinya dalam
Tanaman Tomat. Biosaintifika. Vol.1. Hal. 62. Pembelajaran peranan Bakteri. Untan.
[12] Hermawati, I. R., Sudarno, dan Handijatno, D. Artikel.
2014. Uji Potensi Antifungi Perasan Daun [23] Nugraheni, E. S. 2010. Karakterisasi Biologi
Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Isolat-Isolat Fusarium sp. pada Cabai Merah
Jurnal Biota Vol. 2 No. 1 Edisi Januari 2016 | 105

(Capsicum annuum L.) Asal Boyolali. [31] Setyaningsih, I., Desniar, dan Purnamasari, E.
Universitas Sebelas Maret. Skripsi. 2012. Antimikroba dari Chaetoceros gracilis
[24] Omidpanah, S., Sadeghi, H., Sarcheshmeh, M. yang dikultivasi dengan Penyinaran Berbeda.
M., dan Manayi, A. 2015. Evaluation of Jurnal Akuatika. Vol. III. No. 2. Hal. 183.
Antifungal Activity of Aqueous Extract of ISSN 0853-2523.
Some Medicinal Plants Againts Aspergillus [32] Sunarmi, N. 2010. Isolasi dan Identifikasi
flavus, Pistachio Aflatoxin Producing Fungus Jamur Endofit dari Akar Tanaman Kentang
in Vitro. Iran: Islamic Azad University. sebagai Antijamur (Fusarium sp. Phytoptora
Original Article. infestans) dan Antibakteri (Ralstonia
[25] Pelczar, M. J. dan Chan, E. C. S. 2009. solanacaerum). Malang: Universitas Islam
Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Jakarta: UI Negeri Maulana Malik Ibrahim. Skripsi.
Press. [33] Sutrisna, E. M., Wahyuni, A. S., Setyowati, S.,
[26] Putri, A. U. 2013. Uji Potensi Antifungi dan Triwinarsih, I. 2009. Potensi Efek
Vitro. ASIAN J. EXP. BIOL. SCI. SPL. Hal. Antipiretik Daun Kemangi (Ocimum sanctum
122. ISSN 0975-5845. L.) dan Daun Dewa (Gynura pseudochina (L)
[27] Rais, I. R. 2014. Ekstraksi Andrografolid dari D. C.). Pharmacon. Vol. 10. No. 2. Hal. 65.
Sndrographis paniculata (Burm.f.) Nees [34] Umar, A.N.L. 2011. Perbandingan Ekstrak
menggunakan Ekstraktor Soxhlet. Daun Kemangi (Ocimum basilicum L.) dengan
Pharmaciana. Vol. 4. No. 1. Hal. 86. Ketokonazol 2% dalam Menghambat
[28] Sabrina, T. I., Sudarno, dan Suprapto, H. 2014. Pertumbuhan Candida sp. pada Kandidiasis
Uji Aktivitas Antifungi Perasan Daun Vulvovaginalis. Semarang: Universitas
Kemangi (Ocimum sanctum Linn.) Terhadap Diponegoro. Skripsi.
Aspergillus terreus secara In Vitro. Jurnal [35] Wahyuni, S., Mukarlina, dan Yanti, A. H.
Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Vol. 6. No. 2. 2014. Aktivitas Antifungi Ekstrak Metanol
Hal. 176. Daun Buas-Buas (Premna serratifolia)
[29] Salni, Marisa, H. dan Mukti, R. W. 2011. terhadap Jamur Diplodia sp. pada Jeruk Siam
Isolasi Senyawa Antibakteri dari Daun Jengkol (Citrus nobilis var. microcarpa). Jurnal
(Pithecolobium lobatum Benth.) dan Protobiont. Vol. 3. No. 2. Hal. 274-279.
Penentuan Nilai KHM-nya. Jurnal Penelitian
Sains. Vol. 14. No. 1. Hal. 39.
[30] Sari, N. M., Kawuri, R., dan Khalimi, K. 2012.
Streptomyces sp. Sebagai Biofungisida
Patogen Fusarium oxysporum (Schlecht.) f. sp.
licopersici (Sacc.) et Hans. Penyebab
Penyakit Layu pada Tanaman Tomat (Solanum
lycopersicum L.). Agrotrop. Vol. 2. No. 2. Hal.
162. ISSN 2088-155X.

Potrebbero piacerti anche