Sei sulla pagina 1di 6

Media Gizi Pangan, Vol.

IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 - 6 BULAN


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBU
KABUPATEN DONGGALA

1
Putu Candriasih
1
JurusanKeperawatan, Politeknik Kesehatan, Palu

ABSTRACT
Background : The Nutritional problem in infants less than food as well as Mother's Milk
(ASI) was replaced with milk bottles in a manner and amount that does not meet the
requirement. Infant growth and development are largely determined by the amount of milk
obtained by including energy and other nutrients contained in breast milk are many mothers
who are reluctant or unwilling to breastfeed their babies, especially in the first and second
day after birth with a variety of reasons, among others, the existence of myths that mislead
the community that the milk comes out the first time should be discarded because it is dirty.
Objective : To identify factors associated with exclusive breastfeeding in infants at
Puskesmas Tambu.
Methods: This observational analytic design with Cross Research. Sectional. The population
was mothers who had infants aged 6-11 months and the number of samples in this research
is 49 respondent which taken with tehnikl purposive sampling.
Results : The univariate analysis showed a good knowledge of exclusive breast feeding 25
people (51.0%), which have a low education 39 (79.6%), and that does not work 46 people
(93.9%) that have a good attitude 25 people (51.0%). Results of bivariate analysis of
maternal knowledge of exclusive breastfeeding and obtained a value of P 0.715 (P> 0.05) no
statistically significant relationship between pengatahuan with exclusive breastfeeding, the
analysis of exclusive breastfeeding education with P value of 0.715 was obtained (P> 0,
2005) showed that statistically there was no correlation between education with exclusive
breastfeeding. Between jobs with exclusive breastfeeding from the results obtained by
analyzing the P value was 0.386 (P> 0.05) indicates that there is no relationship between
employment with exclusive breastfeeding. While the value of P between attitude and
exclusive breastfeeding is 0.700 (P> 0.05) indicates that there is no relationship between
attitude and exclusive breastfeeding.
Conclusion : There is no correlation between knowledge, education, occupation and attitude
with exclusive breastfeeding. Suggestions need to study with variables and other more
complex populations associated with exclusive breastfeeding.
Key words : Knowledge, exclusive breastfeeding

LATAR BELAKANG
penting dalam pemeliharaan anak dan persiapan
Dalam pembangunan bangsa, generasi penerus dimasa depan. Akhir-akhir ini
peningkatan kualitas manusia harus dimulai sering dibicarakan tentang peningkatan
sedini mungkin yaitu sejak masih bayi. Salah penggunaan ASI. Dukungan politis dari
satu faktor yang memegang peranan penting pemerintah terhadap peningkatan penggunaan
dalam peningkatan kualitas manusia adalah ASI termasuk ASI Eksklusif telah memadai, hal
pemberian Air Susu Ibu (ASI). Pemberian ASI ini terbukti dengan telah dicanangkannya
semaksimal mungkin merupakan kegiatan

76
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air tersebut sedikit menurut ukuran kita, tetapi
Susu Ibu (Alkatiri, 1996). volume kolostrum yang ada didalam payudara
Banyak ibu-ibu yang enggan atau tidak mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia
mau menyusui bayinya terutama pada hari 1-2 hari (Utami R, 2002).
pertama dan kedua setelah melahirkan dengan Berdasarkan data yang ada di wilayah
berbagai macam alasan antara lain, adanya kerja Puskesmas Tambu tahun 2008 jumlah bayi
mitos-mitos yang menyesatkan dimasyarakat 267, yang diberikan ASI eksklusif hanya 36
bahwa ASI yang keluar pertama kali harus (13,48 %). Demikian juga di desa Tambu tahun
dibuang karena kotor (Danuatmaja Bonny, 2009 jumlah bayi 96, yang memberi ASI
2003). Selain itu, promosi susu formula yang eksklusif mungkin hanya 10. data bulan Juni
begitu gencar dimasyarakat membuat para ibu- sampai dengan November 2009 jumlah bayi 96
ibu lebih memilih susu botol dari pada orang yang memberikan ASI eksklusif hanya 8
memberikan kolostrum pada bayinya dalam hari orang (8,33 %). Jadi banyak ibu-ibu yang sudah
pertama dan kedua setelah melahirkan. Bahkan memberikan makanan pada bayinya sebelum
tidak jarang kita mendengar seorang ibu yang umur 6 bulan.
mengatakan ASI saya belum keluar.
Sebenarnya ASI yang keluar pada hari pertama

METODE PENELITIAN
dilakukan dengan metode wawancara
Jenis penelitian ini adalah penelitian menggunakan koesioner terstruktur.
observasional dengan rancangan penelitian Analisis data : 1) analisis univariat yaitu
crossl sectional study menggunakan sampel menggambarkan ditribusi frekuensi dari
sebanyak 49 orang yang dipilih secara pengetahuan, pendidikan, pekerjaan dan sikap
puorposive sampling dari ibu-ibu yang responden terhadap pemberian ASI eksklusif, 2)
mempunyai bayi berusia > 6 bulan di wilayah analisis bivariat yaitu untuk melihat hubungan
kerja Puskesmas Tambu. antara masingmasing variabel independent
Data yang dikumpukan yaitu data (pengetahuan, pendidikan, pekerjaan, sikap)
pemberian ASI eksklusif, pengetahuan, dengan variabel dependen (ASI eksklusif),
pendidikan, pekerjaan, maupun sikap yang menggunakan uji Chi Square(alternatif) dengan
kemaknaan 0,05.

HASIL PENELITIAN

Pemberian ASI Eksklusif Pengetahuan


Pengetahuan dikategorikan menjadi 2
Tabel 1. yaitu pengetahuan baik dan tidak baik. Hasil
Distribusi Pengetahuan Responden tentang analisis univariat pada tabel 2 menunjukkan
Pemberian ASI Eksklusif bahwa ibu-ibu yang mempunyai pengetahuan
baik pada pemberian ASI eksklusif 25 orang
(51,0%) dan kurang baik 24 orang (49,0%).
Pemberian ASI n %
Pendidikan
Eksklusif 8 6.3 Pendidikan dikategorikan menjadi 2
Tidak Eksklusif 41 83.7 yaitu pendidikan tinggi dan pendidikan rendah
Total 49 100 berdasarkan nilai median dari jawaban
koesioner responden. Hasil analisis univariat
Tabel 1 menunjukkan bahwa sebagian pada tabel 3 menunjukan bahwa dari 49
besar responden tidak memberikan ASI secara responden ada 39 orang (79,6%) pendidikan
Eksklusif pada bayinya. rendah.

Pekerjaan
Pekerjaan dikategorikan menjadi 2 yaitu
bekerja dan tidak bekerja berdasarkan nilai

77
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

median dari jawaban koesioner responden. Hasil


analisis univariat pada tabel 4 menunjukan Hubungan pengetahuan dengan pemberian ASI
bahwa dari 49 responden ada 46 orang (93,9%) eksklusif
yang tidak bekerja (hanya sebagai IRT).
Hasil analisis bivariat dari hubungan
Sikap pengetahuan dengan pemberian ASI eksklusif
Sikap dikategorikan menjadi 2 yaitu baik diperoleh nilai 0,715 (p > 0,05) hal ini
dan tidak baik berdasarkan nilai median dari menunjukkan bahwa secara statistik tidak ada
jawaban koesioner responden. Hasil analisis hubungan antara pendidikan dengan pemberian
univariat pada tabel 5 menunjukan bahwa dari ASI eksklusif. Karena sebagian besar ibu-ibu
49 responden yang mempunyai sikap baik dan yang pengetahuannya baik 22 (81,5 %) tapi
sikap kurang baik pada pemberian ASI eksklusif tidak memberikan ASI eksklusif (tabel 2).
proporsinya hampir sama yaitu 51,0% dan
49,0%.

Tabel 2
Hubungan pengetahuan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Total


P Value
Pengetahuan Tidak Eksklusif Eksklusif
n % CI 95 %
n % n %
Baik 22 81,5 5 18,5 27 51
Kurang Baik 19 86,4 3 13,6 22 49 0,715
Total 41 83,7 8 16,3 49 100

Hubungan pendidikan dengan pemberian ASI ibu yang pendidikan tinggi lebih banyak tidak
eksklusif memberikan ASI eksklusif daripada memberikan
ASI eksklusif. Sehingga hasil analisis diperoleh
Berdasarkan tabel 3 terlihat bahwa ibu nilai P adalah 0,386 (P > 0,05) berarti secara
yang pendidikan rendah dan tidak memberikan statistik tidak ada hubungan antara pendidikan
ASI eksklusif proporsinya terbesar 32 (86,5 %) dengan pemberian ASI eksklusif.
daripada memberikan ASI eksklusif. Sedangkan

Tabel 3
Hubungan Pendidikan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Total


P Value
Pendidikan Tidak Eksklusif Eksklusif
n % CI 95 %
n % n %
Rendah 32 86,5 5 13,5 37 79
Tinggi 9 75,0 3 25,0 12 20 0,386
Total 41 83,7 8 16,3 49 100

Hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI memberikan ASI eksklusif. Sehingga hasil
eksklusif analisis bivariat diperoleh nilai P adalah 0,120 (P
Pada tabel 7 terlihat bahwa ibu yang > 0,05) berarti secara statistik tidak ada
tidak bekerja dan tidak memberikan ASI hubungan antara pekerjaan dengan pemberian
eksklusif proporsinya lebih besar daripada ibu ASI eksklusif.
yang bekerja dan memberikan ASI eksklusif.
Hanya sedikit saja ibu yang bekerja dan

78
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

Tabel 4
Hubungan Pekerjaan dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Total


P Value
Pekerjaan Tidak Eksklusif Eksklusif
n % CI 95 %
n % n %
Tidak Bekerja 39 86,7 6 13,3 45 94
Bekerja 2 50,0 2 50,0 4 6 0,120
Total 41 83,7 8 16,3 49 100

Hubungan sikap dengan ASI eksklusif memberikan ASI eksklusif. Sehingga hasil
analisis bivariat diperoleh nilai P yaitu 0,700 (P >
Berdasarkan tabel 8 terlihat bahwa 0,05) ini berarti secara statistik tidak ada
banyak ibu-ibu yang mempunyai sikap baik hubungan antara sikap dengan pemberian ASI
tetapi tidak memberikan ASI eksklusif. Hanya eksklusif (Ho diterima). Untuk lebih jelasnya
sedikit saja ibu-ibu yang sikapnya baik dan lihat tabel 8.

Tabel 5
Hubungan Sikap dengan Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI Total


P Value
Sikap Tidak Eksklusif Eksklusif
n % CI 95 %
n % n %
Baik 25 86,2 4 13,8 29 51
Kurang Baik 16 80,0 4 20,0 20 49 0,700
Total 41 83,7 8 16,3 49 100

PEMBAHASAN

Pengetahuan Menurut peneliti bahwa dalam penelitian ini


Hasil analisis univariat menunjukkan, faktor pengetahuan tidak berhubungan dengan
bahwa pengetahuan ibu pada pemberian ASI pemberian ASI eksklusif karena ada faktor lain
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan lebih banyak yang lebih berpengaruh seperti faktor produksi
yang mempunyai pengetahuan baik. Sedangkan ASInya sendiri mungkin karena pengaruh
hasil analisis bivariat menunjukkan, bahwa psikologi pada ibu-ibu yang baru pertama kali
secara statistik tidak ada hubungan yang melahirkan, dan juga karena faktor lingkungan
bermakna antara pengetahuan dengan misalnya ada tetangga yang anaknya pintar
pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan karena diberi susu atau makanan tambahan
karena banyak ibu-ibu yang pengetahuannya tertentu sehingga ikut-ikutan.
baik tetapi tidak memberikan bayinya ASI Hal ini sesuai dengan teori yang
eksklusif. Dari hasil wawancara lebih lanjut saat mengatakan ada beberapa faktor yang
pengumpulan data, banyak ibu-ibu yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
mengatakan ASInya tidak lancar sehingga bayi perubahan sosial budaya, pendidikan ibu, faktor
tidak puas/cukup mendapat ASI, sehingga psikologi, merasa ketinggalan zaman bila
dengan alasan tersebut ibunya sudah menyusui bayinya, meningkatnya promosi susu
memberikan makanan tambahan selain ASI kaleng sebagai pengganti ASI (Depkes RI,
sebelum berumur 6 bulan. Selain itu juga karena 2002).
faktor lingkungan karena melihat anaknya Keluarga yang mempunyai pengetahuan
tetangga atau kerabatnya yang tidak baik karena mengetahui manfaat dari pemberian
memberikan ASI eksklusif juga. ASI, ibu sudah melahirkan lebih dari satu kali
sehingga ada pengalaman dalam memberikan

79
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

ASI kepada bayinya, dengan seringnya juga ke tidak ada hubungan yang bermakna antara
Puskesmas saat imunisasi bayi sebelumnya. pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif. Hal
Hal ini sejalan pula dengan pendapat ini menunjukan bahwa pemberian ASI eksklusif
beberapa teori yang di kemukakan bahwa tidak di pengaruhi oleh pekerjaan, karena hasil
pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan penelitian ini diperoleh banyak ibu-ibu yang tidak
ini terjadi setelah orang melakukan bekerja tetapi tidak memberikan ASI eksklusif
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. pada bayinya.
Pengetahuan adalah apa yang telah diketahui Menurut asumsi peneliti bahwa
dan mampu diingat oleh seseorang setelah ia pemberian ASI eksklusif tidak di pengaruhi oleh
mengalami, menyaksikan dan mengerti atau pekerjaan, mungkin ada faktor lain yang
yang di dapat semenjak lahir sampai menjadi berpengaruh lebih kuat dalam pemberianASI
dewasa baik yang di dapat melalui pendidikan eksklusif.
formal mau pun non formal (Notoatmodjo, 2003).
Sikap
Pendidikan Hasil analisis univariat menunjukkan,
Hasil analisis univariat menunjukkan, bahwa ibu yang mempunyai sikap baik pada
bahwa pendidikan ibu pada pemberian ASI pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0-6
eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan lebih banyak bulan lebih banyak dibanding dengan yang tidak
yang mempunyai pendidikan rendah daripada baik. Sedangkan hasil analisis bivariat
pedidikan tinggi. Sedangkan hasil analisis menunjukkan, bahwa secara statistik tidak ada
bivariat menunjukkan, bahwa secara statistik hubungan yang bermakna antara sikap dengan
tidak ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI eksklusif. Hal ini disebabkan
pendidikan dengan pemberian ASI eksklusif. karena masih ada kepercayaan dari ibu dan
Karena orang yang mempunyai : pendidikan keluarga bahwa pemberian makanan tambahan
tinggi tidak semua juga memberikan ASI selain ASI dapat diberikan sedini mungkin
eksklusif. Padahal sebenarnya semakin tinggi sehingga bayi cepat besar tanpa mengetahui
pendidikan seseorang semakin tinggi pula efek dari pemberian makanan selain ASI pada
kesadaran akan pentingnya memberikan ASI bayi usia dibawah 6 bulan.
eksklusif pada bayinya (Notoatmodjo, 2003). Hal ini sesuai dengan teori yang
Hal ini tidak sesuai dengan teori, yang menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga
mengatakan bahwa pendidikan secara umum komponen yaitu kepercayaan atau ide dan
adalah segala upaya yang direncanakan untuk konsep terhadap suatu objek, evaluasi terhadap
mempengaruhi orang lain baik individu, suatu objek dan kecenderungan untuk bertindak
kelompok atau masyarakat sehingga mereka ketiga komponen ini akan membentuk suatu
melakukan apa yang diharapkan. sikap (Linkage S, 2009).
Keluarga yang mempunyai pendidikan Hal ini juga sesuai dengan teori yang
rendah disebabkan oleh karena faktor ekonomi, dikemukakan oleh Azwar S, (1995), yang
kesempatan untuk sekolah ke pendidikan tinggi mengatakan bahwa sikap adalah suatu bentuk
yang tidak ada disebabkan karena ibu menikah evaluasi atau reaksi perasaan sikap merupakan
muda, sedangkan yang mempunyai pendidikan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap
tinggi karena ekonomi keluarga yang sudah suatu objek dengan caracara tertentu. Dapat
mapan, keluarga menyadari pentingnya sekolah. dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksud
merupakan kecenderungan potensial untuk
Pekerjaan bereaksi dengan cara tertentu apabila individu
Hasil analisis univariat menunjukkan, dihadapkan pada suatu stimulus yang
bahwa banyak ibu-ibu yang tidak bekerja dan menghendaki adanya respon. Secara
tidak juga memberikan ASI eksklusif pada sederhana, sikap adalah respon terhadap
bayinyi. Ibu yang tidak bekerja sebenarnya ibu stimulus sosial yang telah terkondisikan.
hanya mengurus anaknya, suami melarang istri Begitu pula pendapat Alport (1994)
mencari nafkah diluar rumah, sebagian keluarga dalam Notoatmodjo (2003), yang mengatakan
ada yang berpendapat bahwa seorang istri tidak bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau
boleh bekerja diluar rumah.Dari hasil analisis kesediaan untuk bertindak. Sikap secara nyata
bivariat menunjukkan, bahwa secara statistik menunjukkan konotasi adanya kesesuaian
reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam

80
Media Gizi Pangan, Vol. IX, Edisi 1, Januari Juni 2010 ASI Eksklusif

kehidupan sehari-hari yang merupakan reaksi orang lain untuk mengerjakan atau
bersifat emosional terhadap stimulus sosial, dan mendiskusikan suatu masalah dan bertangung
merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. jawab.
Sikap yang baik dipengaruhi oleh Hal ini sesuai dengan pendapat teori
pengetahuan. Suatu sikap yang baik diawali yang mengemukakan bahwa sikap adalah
dengan keluarga mau menerima, maksudnya pandangan atau perasaan yang disertai dengan
bersedia dan perhatian terhadap penyuluhan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan
yang diberikan, kemudian menanggapi sikap dari objek.
maksudnya mengerjakan dan menyelesaikan
tugas yag diberikan adalah suatu indikasi sikap,
kemudian menghargai maksudnya mengajak

KESIMPULAN

1. Tidak ada hubungan antara pengetahuan 3. Tidak ada hubungan antara pekerjaan
dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi
usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas
Tambu. Tambu.
2. Tidak ada hubungan antara pendidikan 4. Tidak ada hubungan antara sikap dengan
dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi pemberian ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6
usia 0-6 bulan di wilayah kerja Puskesmas bulan di wilayah kerja Puskesmas Tambu.
Tambu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Alkatiri. Kajian Immunoglobin di dalam ASI. 4. Notoatmodjo. Ilmu Kesehatan Masyarakat.


Airlangga University Press; Jakarta;1996 PT Rineke Cipta; Jakarta;2003
2. Utami R. Mengenal ASI Eksklusif Seri I, 5. Linkages. Pemberian ASI Eksklusif Satu-
Jakarta;2002 satunya Sumber Cairan Yang Dibutuhkan
3. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Bayi Usia Dini. www. Linkagesproject.org
Jakarta; 2002 (10-1-2009)

81

Potrebbero piacerti anche