Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Teknobiologi
Jurnal Teknobiologi, IV(1) 2013: 47 53
SAT ISSN : 2087 5428
Abstract Palm shell charcoal is a waste of liquid smoke, which is activated using water vapor
that can serve as heavy metal adsorbent. Waste that pollutes the waters covering a
variety of pollutants, either in the form of organic and inorganic waste. This research
was conducted to study the effect of stirring speed and temperature on the power
adsorption Cu and Cu adsorption kinetics study. The study begins with the
manufacture of activated charcoal by pyrolysis at temperatures of 350C with a time
of 2 hours long. Then activated charcoal activated by heating using a tube furnace at
a temperature of 800C for 60 minutes. Adsorption process is conducted in this study
in batch by varying the adsorption temperature (27C, 35C, and 45C) and varying
the stirring speed (200, 300, 400, and 500 rpm) with a size of -40 +60 mesh carbon.
Results adsorption measured using atomic absorption spectrofotometer (AAS).
Adsorption kinetics of Cu2+ followed the first order. Greatest absorption rate constant
values obtained at stirring speed 500 rpm and a temperature of 35C is 0,0296 (min)-
1
.
Keywords: activated charcoal, adsorption kinetics, metal Cu, palm shells, pyrolysis
4,99 % dan daya serap iodin 982,44 mg/g. Wijayanti sawit yang cukup besar, maka perlu dimanfaatkan agar
(2009) menggunakan arang aktif dari ampas tebu sebagai dapat mengurangi pencemaraan (BPS, 2000).
adsorben dalam pemurnian minyak goreng bekas. Hasil Penggunaan arang aktif dari cangkang sawit untuk
pemurnian menunjukkan bahwa arang aktif yang penjerap Cu2+ belum diteliti, maka perlu dilakukan
digunakan dapat menurunkan kadar asam lemak bebas penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui
2+
dalam minyak goreng bekas. Adsorpsi logam Cu juga kemampuan daya jerap arang aktif cangkang sawit untuk
dapat dilakukan dengan menggunakan lignin dari limbah menjerap logam berat tembaga.
serbuk kayu gergaji seperti yang dilakukan Lelyfajri
(2010). Hasil penelitian menunjukkan bahwa daya serap
optimum lignin dari limbah serbuk kayu gergaji adalah 2. Bahan dan Metode
pada waktu kontak 30 menit, pH larutan 6 dan
2.1. Bahan
konsentrasi adsorbat ion tembaga 20 mg/L dengan
efisiensi penyerapan 99,3 %. Bahan utama yang digunakan pada penelitian ini adalah
Selain arang aktif, penjerapan logam berat juga dapat arang cangkang kelapa sawit sisa pembuatan asap cair
dilakukan dengan menggunakan tanah berlumpang seperti yang dibuat sendiri dari bahan limbah cangkang sawit
yang dilakukan Haryanto (2009). Haryanto (2004) dalam reaktor pirolisis. Limbah cangkang sawit diperoleh
memvariasikan jenis tanah yang digunakan untuk dari perkebunan kelapa sawit yang ada di Pekanbaru.
menyerap logam Cu2+ pada air limbah. Jenis tanah yang Bahan utama lainnya adalah ion logam berat Cu2+ dalam
digunakan yaitu, tanah berlempung, tanah lempung larutan CuSO4 yang diperoleh dari laboratorium kimia
berpasir, dan tanah pasir. Ketiga jenis tanah tersebut tempat penelitian ini dilaksanakan.
yang berasal dari cangkang kelapa sawit dapat dijadikan reaktor pirolisis dapat dilihat pada Gambar 1.
48
Teknobiologi Vol. IV No.1 : 47 53
ISSN: 2087 - 5428
MEDIUM
4
OFF MEDIUM OFF
HIGH HIGH
7 ON OFF
Arang yang telah diaktifasi diayak dengan ukuran -40 dengan waktu 2 jam (Andriyasih, 2008). Setelah proses
+ 60 mesh. Selanjutnya dilakukan proses adsorpsi dengan selesai, arang hasil pirolisis dikeluarkan. Semua arang
menggunakan rangkaian alat seperti Gambar 3 yang dari proses karbonisasi dikumpulkan, kemudian ukuran
terdiri dari water batch, secker, erlenmeyer, gelas kimia, arang diperkecil dengan cara ditumbuk menggunakan
gelas ukur, labu takar, pipet tetes, kertas saring dan pH lumbung kayu dan mold, kemudian arang diayak
meter. Konsentrasi larutan sampel dianalisa dengan menggunakan mesh 40 dan mesh 60. Arang hasil ayakan
menggunakan Atomic Adsorption Spectrofotometer yang digunakan untuk penelitian adalah arang dengan
Aktifasi Arang
49
Drastinawati Pengaruh Kecepatan Pengadukan
Kompor gas dihidupkan sebelum suhu yang diinginkan Jerap Karbon Aktif
tercapai, hingga ketika suhu yang diinginkan tercapai Proses adsorpsi ini dilakukan dengan variasi kecepatan
boiler menghasilkan uap air. Waktu aktifasi dihitung saat pengadukkan 200 rpm, 300 rpm, 400 rpm, dan 500 rpm.
suhu tercapai atau pada saat boiler pertama kali Kondisi awal adsorben adalah ukuran partikel 40 mesh
menghasilkan uap air. Setelah selesai aktifasi, arang (180 mikrometer), konsentrasi adsorbat pada 75 ppm
dikeluarkan dari tube dan ditimbang massanya. dengan suhu 27 oC, 35 oC, dan 45 oC. Penentuan orde dan
Pada proses ini untuk mendapatkan kecepatan adsopsi konstanta laju reaksi dilakukan dengan menggunakan
2+
Cu dilakukan percobaan secara batch. Larutan persamaan (1). Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada
2+
CuSO4.5H2O dengan konsentrasi Cu 75 ppm dan karbon aktif dengan kecepatan pengadukan yang berbeda
volume larutan 500 ml dimasukkan ke dalam erlenmeyer, dapat dilihat pada Gambar 4, 5, dan 6.
kemudian dimasukkan arang aktif seberat 2 gram dan
kecepatan pengadukan dilakukan pada 200 rpm dan suhu
2,5
y = 0,0088x + 0,2179
35 oC. Proses pengadukan dilakukan selama 120 menit, R = 0,8995
dan tiap 20 menit diambil sampel sebanyak 10 ml 2
y = 0,0102x + 0,2955
R = 0,8772
kemudian disaring lalu dianalisa dengan menggunakan
1,5 y = 0,0165x + 0,3783
LN(Ca0/Ca)
pada penelitian ini diasumsikan pada orde 1 (Smith, Gambar 4. Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada karbon
1981). aktif dengan suhu 27 oC
R = 0,9715
2,5
CA = Konsentrasi y = 0,0296x + 0,3689
2 R = 0,9621
CA0 = Konsentrasi awal
1,5
t = waktu (menit) y = 0,0236x + 0,2938
1 R = 0,9655
k = konstanta 0,5
200 rpm
0
0 20 40 60 80 100 120
300 rpm
waktu (s)
50
Teknobiologi Vol. IV No.1 : 47 53
ISSN: 2087 - 5428
3,5 y = 0,0128x + 0,392 Tabel 3. Hasil nilai k adsorpsi karbon aktif terhadap
R = 0,8507
3 Cu2+ pada suhu 45 oC
y = 0,0143x + 0,4766 No. Kecepatan pengadukkan k (menit)-1
2,5
R = 0,825
(rpm)
2 y = 0,0215x + 0,6974 1 200 0,0128
R = 0,8328
1,5 2 300 0,0143
LN(Ca0/Ca)
dengan slope (k). Dari nilai k (konstanta kecepatan 3.2. Pengaruh Suhu terhadap Laju Jerap Karbon Aktif
adsorpsi) ini diperoleh informasi besarnya laju adsorpsi
Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada karbon aktif pada
logam Cu pada karbon aktif dari cangkang sawit.
suhu yang berbeda dapat dilihat pada Gambar 7, 8, 9, dan
Berdasarkan hasil plot diatas maka nilai k yang
10.
diperoleh dapat dilihat pada Tabel 1, 2, dan 3.
2,5
Tabel 1. Hasil nilai k adsorpsi karbon aktif terhadap y = 0,0088x + 0,2179
R = 0,8995
Cu2+ pada suhu 27 oC 2
y = 0,0143x + 0,2169
LN(Ca0/Ca)
51
Drastinawati Pengaruh Kecepatan Pengadukan
1,5
y = 0,0143x + 0,4766 Tabel 4. Hasil nilai k adsorpsi karbon aktif terhadap
1 R = 0,825
0,5
Cu2+ pada pengadukkan 200 rpm
27 C
0
No. Suhu (oC) k (menit)-1
35 C
0 20 40 60 80 100 120
45 C 1 27 0,0088
waktu (s) 2 35 0,0143
3 45 0,0128
Gambar 8. Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada karbon
aktif dengan pengadukkan 300 rpm
2 R = 0,9655
1 27 0,0102
1,5 y = 0,0167x + 0,5438 2 35 0,0191
R = 0,8223
1 3 45 0,0143
0,5
27 C
0
0 20 40 60 80 100 120 35 C
45 C
waktu (s) Tabel 6. Hasil nilai k adsorpsi karbon aktif terhadap
Cu2+ pada pengadukkan 400 rpm
Gambar 9. Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada karbon
No. Suhu (oC) k (menit)-1
aktif dengan pengadukkan 400 rpm
1 27 0,014
2 35 0,0236
3 45 0,0167
4,5 y = 0,0165x + 0,3783
4 R = 0,9089
3,5 y = 0,0296x + 0,3689
Tabel 7. Hasil nilai k adsorpsi karbon aktif terhadap
LN(Ca0/Ca)
3 R = 0,9621
2,5 Cu2+ pada pengadukkan 500 rpm
y = 0,0215x + 0,6974
2 R = 0,8328
1,5 No. Suhu (oC) k (menit)-1
1
27 C 1 27 0,0165
0,5
0 35 C 2 35 0,0296
0 20 40 60 80 100 120 45 C 3 45 0,0215
waktu (s)
Dari data tersebut dapat dilihat bahwa nilai kontanta
Gambar 10. Kinetika penyerapan logam Cu2+ pada
kecepatan reaksi meningkat sampai suhu optimum, dan
karbon aktif dengan pengadukkan 500
kemudian mengalami penurunan. Nilai konstanta
rpm
kecepatan reaksi terbesar diperoleh pada suhu 35C.
52
Teknobiologi Vol. IV No.1 : 47 53
ISSN: 2087 - 5428
53